Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 2 : TINJAUAN DESAIN UNIVERSAL

PADA BANGUNAN RUMAH TINGGAL KELUARGA RYU

Dosen Pembimbing :
Dr. Ars. Ir. Wijayanti, M.Eng.

Disusun Oleh :
Syahda Vania Whardhany
21020120140068

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
PENDAHULUAN

Latar belakang masalah penelitian ini pentingnya desain interior dapat


digunakan oleh semua orang tanpa melihat perbedaan kemampuan, ukuran,
bahasa, pengetahuan dengan efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah
untuk meninjau bagaimana penerapan prinsip universal desain di rumah tinggal
keluarga Ryu dengan studi kasus rumah tinggal No. 152 berlokasi di pojok kota
berkembang di Koto, Tokyo. Bangunan ini memiliki dua lantai, luas bangunan 36
meter persegi, dan lima anggota keluarga Ryu, yaitu ayah, ibu, dan tiga anak
tinggal di dalamnya. Figun, adalah putra bungsu dari keluarga Ryu yang
didiagnosa menderita kelainan otak sehingga dia perlu dibantu dan diawasi oleh
kedua orang tuanya. Rumah 45 tahun yang mereka tinggali termasuk tidak
memenuhi kebutuhan keluarga dan dan tidak praktis sehingga membuat keluarga
sulit untuk melakukan aktivitas. Pada lantai pertama, terdapat teras depan untuk
pintu masuk dan juga tempat kereta bayi Figun yang sulit dimasukkan karena ada
perbedaan ketinggian lantai, dapur, mesin cuci, dan wastafel yang sangat
berdekatan dalam satu ruang, ruang tamu beralih fungsi sebagai tempat makan
dan tidur, barang-barang yang membuat ruangan sempit. Menuju ke lantai 2,
terdapat anak tangga yang sangat curam dan agak miring, kamar mandi di ujung
Lorong dengan ketinggian lantai berbeda, ukuran bak dan kamar mandi yang
sempit, dan ruangan kosong yang dijadikan tempat meletakkan barang.

Desain Universal bertujuan untuk memudahkan hidup setiap orang


melalui penciptaan produk, lingkungan binaan dan komunikasi untuk dapat
digunakan sebanyak mungkin orang dan memberi nilai tambah bagi setiap orang
dari berbagai usia dan kemampuan. Istilah desain universal kerapkali digantikan
dengan istilah design for all, adaptable design, barrier-free design, inclusive
design, life-span design, ageless design. (Andanwerti, 2005) Prinsip-prinsip
desain universal yang dirumuskan oleh The Centre of Universal Design, North
Carolina State University ini kemudian dalam implementasinya dijelaskan
sebagai berikut:
1. Desainnya bermanfaat dan dapat digunakan untuk semua pengguna
dengan beragam kemampuan.
2. Desain mengakomodasi berbagai preferensi dan kemampuan individu
pengguna rumah tinggal.
3. Penggunaan desain mudah dimengerti, terlepas dari pengalaman
pengguna dan tingkat pengetahuan, keterampilan bahasa atau tingkat
konsentrasi saat ini.
4. Desain mengkomunikasikan informasi yang diperlukan secara efektif
kepada pengguna, terlepas dari kondisi sekitar atau kemampuan sensor
pengguna.
5. Desain meminimalkan bahaya dan konsekuensi negatif dari tindakan
yang tidak disengaja atau tidak disengaja.
6. Desain dapat digunakan secara efisien dan nyaman dan dengan
kelelahan minimum.
7. Ukuran dan ruang yang sesuai disediakan untuk pendekatan,
jangkauan, manipulasi, dan penggunaan terlepas dari ukuran tubuh,
postur, atau mobilitas pengguna.

Pengetian rumah tinggal adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat


tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga (Undang-Undang No.4 Tahun
1992). Dalam pengertian yang luas, rumah tinggal bukan hanya sebuah bangunan
(struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat
kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat (Frick
dan Muliani, 2006). Berdasarkan pengertian tersebut rumah tinggal dapat
diartikan sebagai tempat tinggal yang memiliki berbagai fungsi untuk tempat
hidup manusia yang layak. Rumah tinggal memenuhi kebutuhan penghuninya
untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan rumah tangga sehari-hari, antara lain :

(1) Kegiatan kerja yang ringan, misalnya memasak, menjahit, belajar, dan
menulis.
(2) Berkumpul bersama seluruh keluarga atau mengadakan pertemuan dengan
tamu.
(3) Kegiatan rutin untuk memenuhi kesehatan jasmani bagi kelangsungan hidup,
yakni antara lain : mandi, tidur, dan makan. Dapat digunakan sebagai tempat
istirahat yang tenang di waktu lelah atau sakit.
METODE

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis secara deskriptif


fakta-fakta yang ada dari studi kasus rumah tinggal keluarga Ryu. Data terdiri dari data
sekunder berupa data pendukung yang diperoleh dari sumber video.

Mahasiswa dalam upaya memahami atas fenomena yang diteliti dengan


menyajikan fakta-fakta yang diteliti berupa uraian dan analisis visual hasil sumber video.

Obyek penelitian ini adalah rumah tinggal yang dihuni oleh keluarga beranggota
5 dengan anak yang berkebutuhan khusus, Figun. Rumah tinggal tidak memenuhi
kebutuhan keluarga dan dan tidak praktis sehingga membuat keluarga sulit untuk
melakukan aktivitas. Rumah tinggal berlokasi di Koto, Tokyo.

TUJUAN

Perencanaan dan perancangan desain rumah tinggal beranggota 5 orang dengan


menggunakan Konsep Arsitektur Universal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
sarana rumah tinggal seluruh fasilitasnya dapat digunakan secara mudah oleh seluruh
pengguna terutama anak berkebutuhan khusus seperti Figun dan anggota keluarga sesuai
dengan prinsip – prinsip desain arsitektur universal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Gambaran Karakteristik Penghuni Rumah Tinggal merupakan sebuah keluarga


yang terdiri dari 2 generasi yaitu :
- Ayah, ibu (berusia 38 tahun dan 41 tahun)
- Anak laki-laki, anak perempuan, dan anak laki-laki bungsu, Figun (berusia 8
tahun, berusia 9 tahun, dan berusia 4 tahun)
b. Gambaran Aktivitas Penghuni Rumah Tinggal

Rumah tinggal yang menjadi obyek penelitian, seperti pada umumnya


memiliki berbagai jenis fungsi/aktivitas yaitu pengolahan makanan (memasak),
kegiatan membersihkan (mencuci), bekerja, mengerjakan tugas sekolah, bermain,
makan bersama, tidur dan istirahat, dan menyimpan barang-barang.

Tabel 1. Aktivitas Penghuni Rumah Tinggal


No Penguhuni Memasak Bekerja Mencuci Mengerjakan Bermain Makan Tidur / Menyimpan
Rumah Pakaian PR Sekolah Istirahat Barang
Tinggal
1 Ayah - V - - - V V V
2 Ibu V - V - - V V V
3 Anak A - - - V V V V V
4 Anak B - - - V V V V V
5 Figun - - - - V V V V

c. Gambaran Kondisi Fisik Rumah Tinggal


Rumah tinggal keluarga Ryu yang berumur 45 tahun tidak praktis dan
membuat keluarga kesulitan dalam beraktivitas. Bangunan rumah memiliki luas
36 meter persegi saja, cukup sempit untuk merawat 3 anak. Di lantai satu terdapat
teras depan sebagai arah untuk ke pintu masuk dan juga tempat untuk kereta bayi
Figun yang sulit untuk masuk karena ketinggian lantai yang berbeda, dapur, mesin
cuci, dan bak cuci sangat berdekatan satu sama lain di ruangan yang sama, ruang
tamu berubah fungsinya sebagai tempat makan dan tidur, benda – benda yang
mempersempit ruang. Ada tangga yang sangat curam dan sedikit miring ke lantai
2, kamar mandi di lantai yang berbeda di ujung koridor, bak dan kamar mandi
sempit, dan ruang kosong untuk meletakkan dan menyimpan barang-barang
anggota keluarga.

Gambar 1. Denah Rumah Tinggal Eksisting Gambar 2. Tinggi dan Lebar Pintu Yang Sempit
(Sumber : Video Youtube) (Sumber : Video Youtube)
Gambar 3. Dapur, Wastafel, dan Mesin Cuci Gambar 4. Ruang Tamu Beralih Fungsi
Berdekatan Penggunaan
(Sumber : Video Youtube) (Sumber : Video Youtube)

Gambar 5. Anak Tangga yang Curam dan Miring Gambar 6. Ketinggian Lantai Kamar Mandi
(Sumber : Video Youtube) (Sumber : Video Youtube)

Gambar 7. Kamar Kosong Lantai 2 Untuk


Penyimpanan Barang

(Sumber : Video Youtube)


d. Gambaran Permasalahan Kondisi Rumah Tinggal

Pada bangunan rumah tinggal terdapat 5 anggota keluarga yang


melakukan aktivitas yang berbeda-beda. Ayah yang bekerja sebagai desainer
grafis, membantu memandikan Figun, dan memasukkan kereta bayi, Ibu yang
memasak untuk keluarga di dapur dan mencuci baju, anak-anak yang bersekolah
mengerjakan tugas sekolah dan waktu untuk bermain, dan Figun yang
berkebutuhan khusus membutuhkan ruangan yang aman dan nyaman untuk
berkembang. Permasalahan pada bangunan rumah tinggal tersebut menghambat
beberapa aktivitas anggota keluarga Ryu karena ukuran dan fungsi ruang yang
tidak praktis sehingga tidak ada rasa keamanan dan kenyamanan. Terdapat
bebeberapa masalah pada rumah tinggal tersebut :

1. Teras depan rumah memiliki perbedaan ketinggian lantai yang signifikan


antara lantai rumah dan jalan luar rumah. Permasalahannya adalah ketika sang
ayah harus mengambil kereta bayi yang digunakkan Figun agar dia bisa
memasuki rumah.
2. Ketinggian dan lebar pintu rumah sehingga susah untuk memasukkan kereta
bayi Figun dan sang ayah yang memiliki tinggi badan lebih dari 190 cm harus
menunduk setiap masuk dan keluar rumah.
3. Ruangan yang berfungsi sebagai tempat untuk memasak dan mencuci pakaian.
Area dapur, wastafel, dan mesin cuci yang sangat berdekatan dalam satu
ruangan. Ibu memasak sarapan dan menaruh cucian piring di atas mesin cuci,
ayah dan anak-anak berdesakan menggosok gigi dan mencuci wajah di area
wastafel.
4. Barang-barang yang diletakkan pada ruangan sehingga terdapat peralihan
ruang tamu menjadi fungsi sebagai tempat makan dan tidur dan jumlah
barang-barang yang banyak menyebabkan ruangan menjadi sempit dan
menurunkan estetika ruangan.
5. Letak kamar mandi yang jauh berada di lantai dua dapat diakses melalui
tangga yang curam. Material kayu yang berwarna gelap menyebabkan untuk
susah dilihat. Tangga juga berbahaya karena ayah menggendong Figun ke
kamar mandi lantai atas,
6. Ukuran bak dan kamar mandi yang sangat kecil dan ketinggian kamar mandi
dengan lantai luar sehingga anggota keluarga harus berhati-hati agar kaki tidak
tersandung atau lainnya.
7. Pondasi rumah yang ternyata setelah dibongkar sangat berbahaya karena
struktur sudah rapuh dan material tidak layak digunakan untuk mendirikan
bangunan sehingga dapat menyebabkan kerobohan bangunan dan
membahayakan anggota keluarga.

Untuk menganalisis penerapan prinsip desain universal pada obyek penelitian,


mahasiswa menggunakan Prinsip Universal Desain yang disesuaikan hanya pada
lingkup dan batasan masalah pengguna rumah tinggal ini, dengan solusi universal
design sebagai berikut :
1. Desain eksterior rumah tinggal bergaya modern, tidak seperti menggunakan
bahan limbah.
2. Pintu masuk yang dibuat datar sehingga memudahkan kursi roda masuk rumah
dengan leluasa.
3. Kotak sepatu yang disiapkan di teras agar sepatu tidak menumpuk dan
menganggu jalur kursi roda.
4. Satu bagian dinding dibuat rak untuk meletakkan perabotan, tersedia juga
ruang untuk menyimpan kereta bayi Figun.
5. Dapur dan ruang makan bermandingan cahaya dan udara dengan
menggunakan void dan merombakan dinding.
6. Meja sepanjang 3-meter lengkap dengan laci agar anggota keluarga dapat
berdekatan dengan ibu yang memasak dan anak-anak bermain atau belajar di
sana.
7. Sistem dapur ditingkatkan secara drastis, mesin cuci piring otomatis untuk Ibu
di dapur.
8. Coretan anak-anak tsebelumnya di dinding dijadikan dekorasi kenangan
lukisan di ubin dinding dapur.
9. Mesin cuci dan wastafel diletakkan di lorong dijadikan tidak hanya sebagai
tempat lalu lintas tetapi juga digunakan secara maksimal.
10. Ruangan yang dituju secara langsung dari pintu masuk adalah kamar Figun
dan kedua orang tua (kursi roda bisa leluasa menuju kamar dengan mudah).
11. Penggunaan material lantai sofar agar ruangan mudah dibersihkan dan aman.
12. Dari kamar terdapat langsung masuk ke kamar mandi dan toilet.
13. Langit-langit kamar mandi memakai bahan yang tahan kelembapan dan bau
(panel diatom).
14. Lantai kamar mandi terbuat dari kayu cemara yang bisa menyerap panas.
15. Tersedia pegangan dan bangku untuk memudahkan penyandang cacat.
16. Tersedia jendela yang terhubung dengan dapur agar Ibu dapat mengawasi
Figun di toilet.
17. Kamar mandi dapat diakses tanpa harus masuk kamar tidur.
18. Ruangan di bawah tangga dialihfungsikan menjadi tempat ganti baju.
19. Kamar mandi diujung dijadikan toilet dan ruangan lantai dua dijadikan area
ruang belajar anak-anak (meja tersedia bangku berlaci) dan ruang kerja sang
ayah.
20. Di lantai dua terdapat lemari untuk tempat penyimpanan barang-barang dan
baju.
21. Bagian langit tangga dilepaskan dijadikan ruang kosong dimana di kedua sisi
terdapat 2 buah kamar tidur anak-anak milik mereka sendiri.
22. Agar tidak melupakan kebersamaan keluarga, disediakan jendela dinding agar
anak-anak bisa melihat aktivitas di bawah dan kedua kamar saling terhubung
dan mudah diakses.
23. Pada masing-masing kamar disediakan tangga untuk memanjat ke lonteng
yang dijadikan sebuah ruangan kosong menjadi tempat bermain anak-anak.
IMPLEMENTASI PRINSIP UNIVERSAL DESIGN

Penerapan Prinsip Universal Solusi Permasalahan Desain


Design
Penggunaan ramp pada ketinggian lantai yang berbeda
Equitable Use untuk kursi roda di entrance rumah tinggal sehingga
memudahkan masuknya kereta bayi Figun ke dalam rumah.

Size and Space for Approach Ukuran pintu khusus kereta bayi dan ayah dapat masuk
and Use rumah tanpa menunduk.

Equitable Use Kotak sepatu yang tersedia untuk setiap anggota keluarga
dan tamu sehingga sepatu yang menumpuk di depan pintu
biasanya tidak meganggu.
Size and Space for Approach Lokai kamar mandi dekat dengan kamar tidur Figun yang
and Use dapat dengan mudah diakses .
Kamar mandi Figun (terdapat tempat duduk fleksibel, pintu
Tolerance for Error, tidak ada tanggulan, lantai tidak licin dan material kayu
Flexibility in Use agar air tidak berceceran, bak mandi dan kloset dengan
handle atau pegangan).

Simple and Intuitive Use Furnitur yang sederhana dan fleksibel dan rak-rak untuk
penyimpanan barang-barang.

Tolerance for Error Pencahayaan yang terang sehingga semua objek terlihat
dengan jelas dan ruangan terlihat luas.
Flexibility in Use Penataan ruangan yang baik dan luas (aktivitas anggota
keluarga tidak saling bertabrakan karena pengguaan setiap
ruang telah terpisah).
Tolerance for Error Material bangunan yang tidak mahal dan baik untuk
Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai