Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Keluarga
Jakarta, 2021
Penanggung Jawab:
drg. Kartini Rustandi, M.Kes
Tim penyusun :
dr. Wira Hartiti, M. Epid; dr. Yenni Yuliana; dr. Fida Dewi Ambarsari, MKK; dr. Ima Nuraina,
Nabila Salsabila, SKM, Ika Ratnawati, SKM, MKK; I Dewa Gde Gandi Widi Pramana, SKM;
Retno Juli Siswantari, SKM, MKM, dr. Putriayu Hartini, MKK
Kontributor :
Kementerian Kesehatan :
dr. Sylviana Andinisari, M.Sc, Merlida Sitinjak, SKM, Yosnelli, SKM, MKM; dr. Endang
Budi Hastuti, MKM, dr. Solihah Widyastuti, M.Epid, Sri Drisna Dewi, SKM.MPH; Irmawati,
SKM.M.Kes, dr. Herbet Sidabutar, Sp.KJ, Dyah Santika Laila Romadhoni, M.Psi
BKKBN :
Cikik Sikmiyati, S.IP, MM
Organisasi Profesi :
Dr.dr.R.Soerjo Hadijono SpOG Subsp.Obginsos (HOGSI); dr. Muhammad Dwi Priangga,
SpOG (POGI); dr. Ariningsih, MKK, SpOk (PERDOKI); dr. Titis Mariyamah,MKK,SpOk
(PERDOKI); Loveria Sekarrini (IAKMI); Novita Eliza (IBI); Dr.Heru Herdiawati.SST.SH.MH
(IBI); Siti Mutia Rahmawati (PERSAGI)
Daerah :
Fitri Mawarti, SKM, MKM (Dinkes Provinsi Babel); Sita Febrianti Roslan (Dinkes Provinsi
Jawa Barat); Mega Erika (Puskesmasn Kenanga, Kab. Bangka); Rusmini R (Sudinkes
Jakarta Utara); Lisnasari, AM.Keb (Dinkes Kab. Bangka); Itsnataini (Dinkes Provinsi
Babel); Sintoyibi Kennurfathani (Puskesmas Sukmajaya, Depok); Lia Oktavia (Puskesmas
Kecamatan Cilincing DKI Jakarta); dr. Zeba Evolusi S, MM (Dinkes Provinsi DKI Jakarta);
dr. Ridhafika Ulfa (Puskesmas Kecamatan Palmerah); Teti Erikawati, A.Md. Keb (Dinas
Kesehatan Kota Depok) drg. Anita Rachmawati (Puskesmas Sukmajaya Kota Depok).
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah,
petunjuk dan karuniaNya, sehingga Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin di
Puskesmas ini selesai disusun. Tersusunnya buku ini merupakan
upaya meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi calon
pengantin yang komprehensif dengan melibatkan lintas program
terkait.
BAB 4 PENUTUP.............................................................................57
LAMPIRAN.........................................................................................58
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan Kesehatan reproduksi di Indonesia masih
menghadapi banyak tantangan. Hal ini tercermin dari masih
tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 305 per 100.000 kelahiran
hidup (SUPAS 2015), Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 24 per 1000
kelahiran hidup (SDKI 2017), stunting balita yaitu 30,8% (Riskesdas
2018), dan angka kelahiran pada perempuan usia 15-19 tahun
(Age Specific Fertility Rate/ASFR) sebesar 36 per 1000 (SDKI 2017).
Permasalahan terkait AKI, AKB dan stunting, dilatarbelakangi oleh
banyak faktor yang menyebabkan rendahnya status kesehatan
reproduksi perempuan, seperti status gizi ibu yang buruk,
kehamilan tidak diinginkan, penyakit menular seksual dan penyakit
menular lainnya, penyakit tidak menular yang angkanya semakin
meningkat, serta rendahnya pengetahuan mengenai kesehatan
reproduksi.
pasangan dengan kehidupan reproduksi yang sehat dan mampu Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
melahirkan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, dan Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Masyarakat Buddha Kementerian Agama Nomor HK.03.01/ memberikan pelayanan kesehatan reproduksi bagi calon
Materi KIE untuk catin meliputi: 2. Pemeriksaan Kesehatan pada Calon Pengantin :
a. Filosofi pernikahan a. Anamnesis
b. Informasi Pranikah
1) Anamnesis Umum
c. Informasi tentang Kehamilan dan Kontrasepsi
Anamnesis adalah suatu kegiatan wawancara antara
d. Kondisi Kesehatan yang perlu diwaspadai oleh pasangan calon
tenaga kesehatan dan klien untuk memperoleh
pengantin
informasi tentang keluhan, penyakit yang diderita,
e. Kehidupan dangangguan seksual suami istri
riwayat penyakit, faktor risiko pada catin.
f. Menjaga Kesehatan jiwa dan harmonisasi pasangan suami istri
g. Kesetaraan peran suami istri dalam rumah tangga
h. Gerakan masyarakat hidup Sehat ANAMNESIS UMUM
Pemberian KIE dan konseling kesehatan reproduksi bagi calon Keluhan • Keluhan atau sesuatu yang dirasakan oleh
pengantin dapat menggunakan lembar balik kesehatan reproduksi Utama pasien yang mendorong pasien mencari layanan
kesehatan (tujuan memeriksakan diri).
bagi calon pengantin dan dapat dilakukan secara mandiri oleh
calon pengantin melalui aplikasi kescatin yang dapat di download Misalnya: terlambat haid dari biasanya.
• Menemukan adanya gejala penyerta dan • Riwayat alergi dan riwayat operasi.
mendeskripsikannya (lokasi, durasi, frekuensi,
tingkat keparahan, faktor-faktor yang • Riwayat pemeliharaan kesehatan, seperti
memperburuk dan mengurangi keluhan). imunisasi, screening test, dan pengaturan pola
hidup.
• Kebiasaan/lifestyle (merokok, konsumsi makanan
berlemak, olahraga rutin atau tidak, konsumsi • Riwayat trauma fisik, seperti jatuh, kecelakaan lalu
alkohol dan NAPZA, dsb). lintas, dan lain-lain.
• Mencari hubungan antara keluhan dengan faktor • Riwayat penyakit gondongan (khusus laki-laki).
atau suasana psikologis dan emosional pasien,
Riwayat • Riwayat mengenai ayah, ibu, saudara laki-laki,
termasuk pikiran dan perasaan pasien tentang
penyakit saudara perempuan pasien, dituliskan tentang
penyakitnya.
keluarga (RPK) umur dan keadaan kesehatan masing-masing
bila masih hidup, atau umur waktu meninggal
• Apakah keluhan sudah diobati, jika ya tanyakan
dan sebabnya, serta Riwayat adanya pernikahan
obat serta berapa dosis yang diminum, tanyakan
sedarah di keluarga. Gambarkan bagan keluarga
apakah ada riwayat alergi.
yang berhubungan dengan keadaan ini.
• Obat-obatan yang digunakan (obat pelangsing, pil
• Tuliskan Riwayat penyakit keluarga, misalnya
KB, obat penenang, obat maag, obat hipertensi,
hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes,
obat asma), riwayat alergi, riwayat merokok,
hepatitis, HIV dan lain sebagainya.
riwayat konsumsi alkohol.
• Apakah pernah didiagnosis thalassemia, hemofilia • Riwayat perilaku berisiko (seks pranikah, NAPZA
atau catin mendapatkan transfusi darah secara dan merokok).
rutin
• Riwayat terpapar panas di area organ reproduksi,
Riwayat • Keterangan terperinci dari semua penyakit yang
baik dari pekerjaan maupun perilakunya
penyakit pernah dialami dan sedapat mungkin dituliskan
(misalnya: koki, sering mandi sauna, dll) (khusus
dahulu (RPD) menurut urutan waktu.
untuk laki-laki).
Sexuality • Adanya perilaku seksual pranikah atau perilaku Nama: _________________ Tanggal : _________________
(Aktivitas seksual berisiko.
Alamat:_________________ Telepon/HP :_________________
seksual)
• Kemungkinan IMS/HIV.
Petunjuk: Bacalah petunjuk ini seluruhnya sebelum
• Kemungkinan Hepatitis mulai mengisi. Pertanyaan berikut berhubungan
• Kemungkinan kekerasan seksual. dengan masalah yang mungkin mengganggu Anda
selama 30 hari terakhir. Apabila Anda menganggap
JIKA CALON PENGANTIN BERUSIA REMAJA
pertanyaan itu berlaku bagi Anda dan Anda mengalami
Alasan • Kehendak pribadi, keluarga atau permasalahan
memutuskan lainnya. masalah yang disebutkan dalam 30 hari terakhir,
untuk menikah berilah tanda (x) pada kolom Ya. Sebaliknya, Apabila
(JIKA CALON PENGANTIN SUDAH PERNAH MENIKAH SEBELUMNYA) Anda menganggap pertanyaan itu tidak berlaku
Riwayat • Usia pertama kali menikah dan lama pernikahan bagi Anda dan Anda tidak mengalami masalah yang
pernikahan sebelumnya.
disebutkan dalam 30 hari terakhir, berilah tanda pada
sebelumnya
• Jumlah anak pada pernikahan sebelumnya, jarak kolom Tidak. Jika Anda tidak yakin tentang jawabannya,
anak.
berilah jawaban yang paling sesuai di antara Ya dan
• Status kesehatan pasangan sebelumnya, riwayat Tidak. Kami tegaskan bahwa, jawaban Anda bersifat
penyakit pasangan sebelumnya, adanya perilaku
rahasia, dan akan digunakan hanya untuk membantu
seksual berisiko.
pemecahan masalah Anda.
Riwayat • Riwayat kehamilan, persalinan, jumlah anak, bayi
obstetric yang dilahirkan, keguguran dan kontrasepsi.
Ya Tidak
1. Apakah Anda sering menderita sakit kepala?
2. Deteksi Dini Masalah Kesehatan Jiwa 2 Apakah Anda kehilangan nafsu makan?
Deteksi masalah kesehatan jiwa yang relatif murah, 3 Apakah tidur Anda tidak lelap?
mudah, dan efektif untuk catin dilakukan dengan 4 Apakah Anda mudah menjadi takut?
menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh 5 Apakah Anda merasa cemas, tegang dan kha-
WHO, yaitu Self Reporting Questionnaire (SRQ) 20. watir?
Dalam SRQ, ada 20 pertanyaan terkait gejala masalah 6 Apakah tangan Anda gemetar?
kesehatan jiwa yang harus dijawab mandiri oleh klien 7 Apakah Anda mengalami gangguan pencer-
naan?
dengan jawaban ya atau tidak.
16 Apakah Anda merasa tidak berharga? Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan
17 Apakah Anda mempunyai pikiran untuk men- pemeriksaan fisik:
gakhiri hidup Anda?
yy Mintalah persetujuan tindakan medis kepada catin,
18 Apakah Anda merasa lelah sepanjang waktu?
termasuk bila pasien yang meminta pemeriksaan
19 Apakah Anda merasa tidak enak di perut?
tersebut. Informed consent diperlukan untuk tindakan
20 Apakah Anda mudah lelah? medis yang invasif.
- Tanda vital harus diukur dan dan dicatat secara akurat. Kategori Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)
Normal <120 <80
- Pemeriksaan tanda vital dilakukan melalui pengukuran Pre- Hipertensi 120-139 80-89
suhu tubuh ketiak, tekanan darah (sistolik dan diastolik), Hipertensi Stage 1 140-159 90-99
denyut nadi per menit frekuensi nafas per menit, serta Hipertensi Stage 2 ≥160 ≥100
auskultasi jantung dan paru. Hipertensi sistole terisolasi ≥140 <90
Sumber : JNC VIII, 2014
- Hasil pemeriksaan tanda vital pada pasien dapat
membantu dalam membuat diagnosa dan perubahan
respon pasien 2. Denyut nadi/heart rate
- Catin yang mengalami masalah dengan tanda vital Pemeriksaan denyut nadi umumnya dilakukan pada
dapat mengindikasikan masalah infeksi, hipertensi, arteri radialis pada pergelangan tangan. Denyut nadi
penyakit paru (Asma, TB), jantung, yang jika tidak biasanya diukur dengan melakukan perabaan nadi
segera diobati berisiko mengganggu kesehatannya, dengan menggunakan 3 jari selama 1 menit.
karena malaise (lemah), sakit kepala, sesak napas, Klasifikasi Denyut Nadi/Heartrate
nafsu makan menurun.
Denyut nadi (per menit) Klasifikasi
<60 Bradikardi
60-100 Normal
1. Tekanan darah
>100 Takikardi
Tekanan darah memiliki dua komponen yaitu sistolik
dan diastolik. Tekanan darah diukur dengan alat Sumber: Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwatyat
pengukur tekanan darah yang disebut dengan Kesehatan Bates,2008
Suhu tubuh (°C) Kesan risiko keguguran, bayi lahir mati, serta cacat bawaan
<36,5 Hipotermia pada janin. Begitupun dengan catin perempuan
36,5 - 37,5 Normal yang obesitas sebaiknya menunda kehamilan hingga
37,5 – 37,9 Demam berat badannya dapat dikurangi untuk menghindari
≥38 Demam tinggi terjadinya risiko pada masa kehamilan dan persalinan.
Sumber: Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwatyat Kesehatan Bates,2008 Indeks massa tubuh (IMT) = berat badan (kg) : tinggi
badan (m)².
jantung/paru, tanda Anemia, Hepatitis, IMS, dan lain-lain. Muskuloskeletal Sesuai indikasi, periksa apakah ada deformitas/
kelainan bentuk, keterbatasan gerak, nyeri
tekan
Kepala Mata: Conjungtiva anemis +/- Integumentum ruam, benjolan, rasa sakit, gatal-gatal, kering,
Sclera ikterik +/-, perubahan warna, perubahan pada kuku atau
Kelopak mata oedema +/- rambut, perubahan warna kuku atau warna
tahi lalat, bekas luka sayatan di lengan
fungsi penglihatanvisus (normal/tidak normal),
(kacamata - / +) Anus (atas indikasi) Bila ada indikasi, luka, hemoroid
Telinga: cairan +/-, serumen +/-
Hidung: fungsi penciuman, septum deviasi +/-, Genitalia (atas Bila ada indikasi, Keputihan dan perdarahan
polip +/- indikasi) yang abnormal, luka/lecet, bengkak pada
pangkal paha, adanya vegetasi/kondiloma/
Mulut: bibir sianosis +/-, pucat +/-, kering +/-,
jengger ayam, gatal/rasa terbakar
keadaan gigi karies +/, pembengkakan gusi +/-,
bercak putih/jamur +/-
2. Gula darah
Dalam keadaan normal tingkat gula dapat berfluktuasi
sepanjang hari, kadar glukosa yang terendah di
pagi hari, dan kebanyakan cenderung naik selama
beberapa jam setelah makan, tergantung pada volume
karbohidrat yang dikonsumsi. Tubuh kita memiliki
mekanisme yang sangat baik untuk mengatur kadar
gula darah normal. Cadangan glukosa disimpan dalam
hati sebagai glikogen. Glikogen adalah gula dalam
bentuk yang lebih kompleks dan biasa ditemukan
di hati serta otot, yang fungsinya sebagai cadangan
makanan agar mudah dipecah ke dalam aliran darah 3. Tes HIV (Rapid test)
ketika terjadi penurunan kadar gula. Seseorang untuk mengetahui status HIV nya harus
Pemeriksaan skrining Diabetes Melitus dilakukan melalui pemeriksaan darah. Test HIV dilakukan dengan
dengan menggunakan rapid test darah kapiler. rapid tes (RDT) yang ada dilayanan puskesmas. Tes
Diagnosa ditegakkan berdasarkan pemeriksaan ini diperuntukan kepada setiap orang yang berisiko
glukosa secara enzimatik dengan bahan darah plasma terinfeksi virus yang melemahkan sistem kekebalan
vena. Pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan tubuh.Tes dilakukanbila ada indikasi medis dan adanya
dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah riwayat risiko sesuai anjuran petugas kesehatan.
kapiler dengan glukometer. Infeksi HIV tidak akan langsung memperlihatkan gejala
atau keluhan tertentu. Pasien datang dapat dengan
transfusi darah, pembuatan tato dan atau alat Pemeriksaan HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) adalah
medis/alat tajam yang tercemarHIV, dan pasangan test untuk mendeteksi adanya infeksi virus hepatitis
serodiskordan (salah satu pasangan positif HIV). B.Pemeriksaan HBsAg dilakukan dengan menggunakan
RDT HBsAg maupun dengan menggunakan metode
Sebelum melakukan tes HIV perlu dilakukan
lainnya seperti ELISA.
konselingsebelumnya.Terdapatdua macam pendekatan
untuk tes HIV yaitu Konseling dan tes HIV sukarela (KTS- Virus Hepatitis B merupakan salah salah satu dan yang
VCT = VoluntarCounseling and Testing) dan Tes HIV dan paling sering menjadi penyebab peradangan hati yang
konseling atas inisiatif petugas Kesehatan (TIPK – PITC bisa mengakibatkan sirosis, kanker hati dan kematian.
= Provider-Initiated Testing and Counseling) Virus Hepatitis B terutama menular melalui paparan
media darah dan cairan tubuh (sperma, vagina) yang
terkontaminasi virus Hepatitis B.
4. Tes IMS (Rapid Test)
Penularan virus Hepatitis B secara umum terjadi secara
IMS yang mendukung tercapainya triple eliminasi
vertikal (dari ibu yang positif menderita Hepatitis B
adalah sifilis. Sifilis ditularkan melalui beberapa cara
kepada bayinya) dan horizontal (dari individu yang
yaitu hubungan sex dengan pasangan yang sifilis, ibu
positif menderita Hepatiis B kepada individu lainnya).
sederhana dan rendah serat. Sedangkan perilaku Catin perempuan perlu mendapat imunisasi Tetanus
makan yang salah adalah tindakan memilih makanan untuk mencegah dan melindungi diri terhadap penyakit
berupa junk food, makanan dalam kemasan, dan Tetanus sehingga memiliki masa perlindungan >25 tahun
minuman ringan. terhadap penyakit Tetanus untuk ibu dan bayi. Setiap
Untuk menghindari terjadinya obesitas dimulai dari perempuan usia subur diharapkan sudah mencapai status
perubahan perilaku membiasakan makan dengan T5. Jika status imunisasi Tetanus belum lengkap, maka
gizi seimbang, meningkatkan kebiasaan konsumsi catin perempuan harus melengkapi status imunisasinya di
buah, sayur dan mengurangi konsumsi makanan dan Puskesmas atau fasyankes lainnya.
mendapatkan booster DPT-HB-Hib 1 kali, maka status *) Yang dimaksud dengan status T5 adalah status yang
imunisasi tetanus menjadi T3 (interval antara DPT-HB- didapatkan oleh seorang wanita usia subur setelah
Hib 3 dengan booster > 6 bulan). mendapatkan lima dosis imunisasi yang megandung
- Saat kelas 1 SD, pada pelaksanaan BIAS mendapat DT tetanus toxoid dengan interval waktu tertentu dan berguna
1 kali, maka status imunisasi tetanus anak tersebut sebagai kekebalan terhadap tetanus selama >25 tahun
menjadi T4. Dan ketika kelas 2 dan 5 SD masing-masing
Catatan:
mendapatkan Td 1 kali sehingga status imunisasi
tetanus anak tersebut menjadi T5. yy Pemberian imunisasi Tetanus tidak perlu diberikan, apabila
- Jika dari penapisan sasaran menyatakan tidak ingat pemberian imunisasi Tetanus sudah lengkap (status T5)
atau tidak bisa membuktikan pernah mendapatkan yang dibuktikan dengan buku Kesehatan Ibu dan Anak,
imunisasi tetanus maka dianggap status T0. Sebaiknya buku Rapor Kesehatanku, rekam medis, dan/atau kohort.
sasaran sesegera mungkin diberikan imunisasi tetanus yy Apabila hanya berdasarkan ingatan dan WUS terlihat ragu
untuk mendapatkan status T1 dan untuk imunisasi dengan jawabannya atau petugas meragukan jawaban
selanjutnya dapat diberikan sesuai interval minimal. tersebut maka dianggap tidak mendapatkan imunisasi
Untuk mengetahui masa perlindungan dapat dilihat pada sebelumnya
tabel :.
Disamping masalah di atas dapat juga ditemukan masalah - Hipertensi stage1 dapat diberikan diuretik (HCT
kesehatan lain berdasarkan pemeriksaan lanjutan atas 12.5-50mg/hari, atau pemberian penghambat ACE
indikasi sepertipenyakit tidak menular (hipertensi, diabetes (captopril3x12,5-50 mg/hari), atau nifedipin long
melitus, kanker payudara, kanker serviks dll); penyakit acting 30-60mg/hari) atau kombinasi.
menular (TBC, HIV, IMS, hepatitis, dll).
- Hipertensi stage2
Masalah kesehatan tersebut harus dilakukan pengobatan
Bila target terapi tidak tercapai
dan tatalaksana sesuai dengan pendekatan program.
setelah observasi selama 2
Dalam hal ini sangat diperlukan koordinasi dan kerjasama
minggu, dapat diberikan kombinasi 2 obat,
dengan penanggungjawab program terkait untuk
biasanyagolongan diuretik, tiazid dan penghambat
melakukan tindak lanjut termasuk pemantauan hingga
ACE ataupenyekat reseptor beta atau penghambat
penyakit sembuh atau terkontrol dan menjadi sasaran
kalsium.
program terkait.
- Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada
tidaknyakontraindikasi dari masing-masing
1. Catin dengan Hipertensi antihipertensi diatas.Sebaiknya pilih obat hipertensi
yang diminum sekali sehariatau maksimum 2 kali
Peningkatan tekanan darah dapat dikontrol dengan
sehari.Bila target tidak tercapai maka dilakukan
perubahan gaya hidup dan terapi farmakologis.
optimalisasidosis atau ditambahkan obat lain
Modifikasi gaya hidup untuk hipertensi : sampai target tekanandarah tercapai
3. Catin dengan TB
3. SDM
4. Pembiayaan
1. PENGETAHUAN KESEHATAN
REPRODUKSI c. Penerapan Kesetaraan Gender Dalam Pernikahan
a. Pengertian 1) Pernikahan yang ideal dapat terjadi ketika perempuan dan
Keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak laki-laki dapat saling menghormati dan menghargai satu sama
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan lain, misalnya:
dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. a) Dalam mengambil keputusan dalam rumah tangga
dilakukan secara bersama dan tidak memaksakan ego
masing-masing.
b. Pentingnya Kesehatan Reproduksi b) Suami-istri saling membantu dalam pekerjaan rumah
1) Catin dan PUS perlu mengetahui informasi kesehatan tangga, pengasuhan dan pendidikan anak.
reproduksi untuk menjalankan proses, fungsi, dan perilaku c) Kehamilan merupakan tanggung jawab bersama laki-laki
reproduksi yang sehat dan aman. dan perempuan.
2) Catin perempuan dan wanita usia subur (WUS) akan menjadi d) Laki-laki mendukung terlaksananya pemberian ASI
calon ibu yang harus mempersiapkan kehamilannyaagar dapat eksklusif.
melahirkan anak yang sehat dan berkualitas.
3) Laki-laki catin dan usia subur akan menjadi calon ayah yang
harus memiliki kesehatan yang baik dan berpartisipasi dalam
Kehamilan pada usia muda Kehamilan pada usia tua (> 35 d) Metode Operasi Pria (MOP)
(< 20 tahun) tahun)
- Organ reproduksi belum- - Dapat meningkatkan risiko hiper- 2) Non-Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non-MKJP)
berkembang sempurna tensi dalam kehamilan
- Keracunan kehamilan (pre - Diabetes a) Metode Amenore Laktasi (MAL)
eklamsi) - Pre eklamsi b) Kondom
- Keguguran - Bayi Berat Lahir Rendah
- Cacat bawaan
c) KB Suntik
- Perdarahan
- Risiko panggul sempit - Lahir sebelum waktunya d) KB Pil
sehingga menyulitkan saat - Keguguran
bersalin
- Bayi lahir sebelum waktunya
e. Pesan utama
- Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) Setiap kehamilan harus direncanakan dan dipersiapkan
- Cacat bawaan
- Masalah mental sosial (ibu dengan baik.
belum siap menerima ke-
hamilan)
1) Anemia
2) Malnutrisi (obesitas, KEK, dll)
3) Hipertensi dalam kehamilan
4. KESEHATAN JIWA
4) Kesehatan mulut (caries, penyakit periodontal,dll)
a. Pengertian
Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat
b. Penyakit-Penyakit Yang Perlu Diwaspadai Pada Catin
berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga
1) HIV AIDS individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat
2) Infeksi Menular Seksual (IMS) menghadapi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan
3) Hepatitis B mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
4) Diabetes Melitus
b. Ciri-Ciri Sehat Jiwa
5) TORCH
6) Malaria 1) Perasaan sehat dan bahagia
7) Penyakit genetik (thalassemia dan hemofilia) 2) Menyadari kemampuan diri
8) Depresi/ansietas 3) Merasa nyaman terhadap diri sendiri
4) Dapat menerima orang lain apa adanya
Selain kondisi-kondisi diatas, bagi PUS perlu juga mewaspadai
5) Merasa nyaman berinteraksi dengan orang lain
penyakit kanker payudara dan kanker leher rahim. Untuk
6) Mampu memenuhi kebutuhan hidup
mendeteksi kanker payudara dapat dilakukan pemeriksaan
7) Mampu menghadapi tantangan hidup
SADANIS dan mammografi, sedangkan untuk mendeteksi
8) Mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang
kanker leher rahim dapat dilakukan pemeriksaan IVA test atau
lain
papsmear.
c. Pesan utama
Catin dan PUS berhak mendapatkan pemeriksaan kesehatan
untuk menentukan status kesehatan agar dapat merencanakan Yang terhormat,
di ………………………………..….
1. Catin laki-laki
yy Nama :
yy Tanggal lahir : (Umur: tahun)
yy Alamat :
2. Catin perempuan
yy Nama :
yy Tanggal lahir : (Umur: tahun)
yy Alamat :
..........….…, …...…………20.…
(Petugas Pemeriksa)
-----------------------------------------
*)
KUA/Kantor Catatan Sipil/Lembaga Agama