Anda di halaman 1dari 81

INTEGRATED CASE

PT ISA
INTI SEMPURNA ALAMI

KELOMPOK 15 :
PARASTIKA AYUNINGTYAS 130319187 / 48
ANNISA AMALIA PUTRI 130319197 / 52
ALBERT WIDJAJA 130319118 /34

AUDIT MANAJEMEN - KP C
LEMBAR ORISINALITAS

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas ini merupakan karya
kami sendiri. Kami berani menjamin bahwa tidak ada bagian di dalam tugas ini yang
merupakan plagiat dari karya orang lain. Atas pernyataan ini, kami siap menanggung risiko
ataupun sanksi yang akan dijatuhkan kepada kelompok apabila di kemudian hari ditemukan
adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam laporan tugas yang telah kami susun ini.

No. NRP Nama Lengkap Tanda Tangan

1. 130319187 Parastika Ayuningtyas

2. 130319118 Albert Widjaja

3. 130319197 Annisa Amalia Putri

Surabaya, 21 Maret 2022

Ketua Kelompok,

Parastika Ayuningtyas

(NRP: 130319187)

i
DAFTAR ISI

LEMBAR ORISINALITAS ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... ii

BAB I..................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1

1.2 GAMBARAN UMUM BADAN USAHA ..................................................................... 1

1.3 PROSES BISNIS ............................................................................................................ 1

1.4 STRUKTUR ORGANISASI ......................................................................................... 5

BAB II ................................................................................................................................................. 10

AUDIT PLAN ................................................................................................................................... 10

2.1 TUJUAN AUDIT .......................................................................................................... 10

2.2 AUDIT SCOPE ............................................................................................................. 10

2.3 TIM AUDIT .................................................................................................................. 11

2.4 JADWAL AUDIT DAN BIAYA AUDIT ................................................................... 12

BAB III ............................................................................................................................................... 14

PRELIMINARY SURVEY REPORT ........................................................................................ 14

3.1 CONTROL ASSESSMENT ........................................................................................ 14

3.2 RISK ASSESSMENT................................................................................................... 22

3.3 CRITICAL PROBLEM AREA .................................................................................. 31

BAB IV ............................................................................................................................................... 32

AUDIT PROGRAM ........................................................................................................................ 32

BAB V ................................................................................................................................................. 38

WORKING PAPER ........................................................................................................................ 38

ii
BAB VI ............................................................................................................................................... 55

AUDIT FINDING ............................................................................................................................ 55

BAB VII .............................................................................................................................................. 64

AUDIT REPORT ............................................................................................................................. 64

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Produk rokok sebagai salah satu produk dalam industri FMCG atau Fast Moving
Consumer Goods memiliki kewajiban untuk mencantumkan kode produksi dan kode
kadaluarsa di setiap kemasan. Tentu hal ini dilakukan agar konsumen dapat melihat apakah
produk tersebut masih layak dikonsumsi atau tidak. Freshness produk menjadi salah satu
tolak ukur kualitas dan kepercayaan konsumen terhadap suatu produk. Rata-rata usia rokok
yaitu tiga sampai empat bulan. Pada kesempatan kali ini, kelompok kami akan membahas
mengenai salah satu perusahaan distributor produk rokok yang merupakan anak
perusahaan dari salah satu produsen ternama di Indonesia. Perusahaan distributor ini
adalah PT. Inti Sempurna Alami atau yang biasa disebut PT. ISA.

1.2 GAMBARAN UMUM BADAN USAHA


PT. Inti Sempurna Alami atau yang biasa disebut PT. ISA berdiri pada tahun 2009
dan merupakan perusahaan distributor produk rokok serta anak perusahaan dari salah satu
produsen rokok ternama di Indonesia. PT. ISA hanya menjual produk rokok dari principal-
nya saja. PT. ISA memiliki kantor cabang di puluhan titik di Indonesia dan sedang
berkembang untuk dapat membuka kantor operasional di seluruh Indonesia. PT. ISA
merupakan perusahaan yang dikelola oleh manajemen profesional dan diperlakukan sistem
pemberian piutang dagang dan pinjaman dana operasional oleh principal-nya. Sejak
praktiknya dimulai dari tahun 2009, PT. ISA masih mengalami kondisi minus dalam posisi
keuangannya.

1.3 PROSES BISNIS


❖ Siklus Pendapatan
Pada siklus pendapatan pada PT ISA menunjukkan bahwa terdapat diagram proses
penjualan bagi whole seller, seperti berikut:

1
Gambar 1

Proses Penjualan Whole Seller pada PT ISA


Keterangan:
● Secara umum pada setiap transaksi penjualannya, perusahan membuat semua
dokumennya secara one to one.
● Penagihan dilakukan dengan adanya kerjasama antara Sales dan Admin. Dalam hal
ini, Sales invoice rangkap pertama perlu diberikan kepada Sales dan saat Sales
kembali harus memberikan uang/BG serta tanda terima.
● Pelanggan akan diklasifikasikan menjadi 5 grup yang berbeda-beda.
● Sub Agen yang melakukan pembelian rokok pada PT ISA, wajib meletakkan
jaminan berupa bank garansi yang mana bekerjasama dengan pihak bank sebagai
perantara.
● Jika terjadi retur, maka akan diakui sebagai kredit memo yang memotong nominal
pada Sales Invoice.
● Termin pembayaran penjualan yang ditetapkan oleh PT ISA kepada pelanggannya
yaitu 7 hari.
Terdapat beberapa peraturan penjualan yang juga diterapkan, yaitu:
● Ketika terdapat pelanggan yang akan mengajukan menjadi Sub Agen, maka
manajemen area akan menilai mengenai kriterianya terlebih dahulu.
● Ketika pelanggan masih memiliki piutang pada PT ISA, maka akan tidak
diperbolehkan melakukan pemesanan lagi, dan apabila pelanggan ingin melakukan
pemesanan kembali, maka harus melunasi piutangnya terlebih dahulu.
2
Selain itu terkait dengan penjualan retail, untuk dapat melakukan pengambilan
dan pengembalian rokok di gudang yang perlu disetujui oleh supervisor maka salesman
perlu menggunakan bon pengambilan dan pengembalian rokok. Kemudian, di lapangan
salesman akan melakukan pembuatan nota penjualan retail secara manual kepada tiap
pelanggannya yang terdiri dari dua rangkup yaitu putih sama dengan pelanggan dan
kuning sama dengan salesman. Pengambilan nota penjualan retail tersebut nantinya
akan di register oleh admin dan menjadi tanggung jawab salesman ketika telah
diserahkan. Dalam memantau kondisi perusahaan di lapangan, salesman retail juga
melakukan pencatatan call sheet yang berisikan parameter KPI dan akan digunakan
sebagai bahan data perusahaan. Ketika salesman kembali ke kantor, maka mereka akan
melakukan penyelesaian atas pengembalian sisa rokok ke gudang dan akan membuat
nota penjualan yang merupakan hasil rekap dari penjualan 1 hari dan menyelesaikan
keuangan di kasir. Sedangkan, terkait dengan proses direct selling perusahaan juga
menggunakan prosedur yang sama seperti retail, namun tidak perlu membuat nota untuk
setiap konsumen yang membeli rokok dan menggunakan harga konsumen.

❖ Siklus Pemasaran
Materi promosi dari perusahaan yang diberikan sebagai bentuk dukungan untuk
pelanggan tidak dipungut biaya sekali. Namun ketika terdapat event, salesman akan
dibantu oleh sales promotion girl (outsource), dimana nantinya akan melakukan
penjualan berupa merchandise. Dalam hal ini proses dilakukan dengan bon
pengambilan dan pengembalian materi promosi terlebih dahulu sesuai persetujuan
supervisor, dan ketika event telah selesai salesman akan melakukan penyelesaian di
gudang dan membuat nota penjualan materi promosi serta melakukan penyelesaian
keuangan di admin marketing. Supervisor admin marketing juga akan selalu memantau
atas bon pengambilan dan pengembalian materi promosi beserta nota penjualan materi
promosi.
Budgeting terkait dengan materi promosi ataupun berbagai program yang
dijalankan di tahun berjalan sudah ditentukan secara fix pada akhir tahun sebelumnya
dan akan dilakukan oleh area marketing manager pada masing-masing area dengan
persetujuan direksi. Pemesanan maupun pembelian materi promosi dapat dilakukan
secara langsung oleh principal, pusat maupun regional. Hal ini yaitu untuk efisiensi
cost yang akan dibutuhkan nantinya terkait dengan besarnya kebutuhan atau letak

3
vendor, sehingga perusahaan dapat memperoleh harga terbaik dan materi promosi telah
tersedia sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

❖ Siklus Distribusi Barang


Logistik produk rokok, dikirim langsung dari gudang principal ke gudang
masing-masing area. Dalam hal ini, tim logistik pusat pada PT ISA yang mengatur surat
pesanan atas penjadwalan pengiriman yang telah direncanakan langsung oleh principal.
Sedangkan logistik materi promosi, akan mengirim langsung dari gudang principal ke
gudang masing-masing area dan untuk pesanan pusat akan dikirim dari pusat, serta
pesanan regional akan dikirim langsung oleh vendor ke gudang area masing-masing.
PT ISA terhadap aktivitas pendistribusian produk rokok juga memiliki armada dan
tenaga sendiri, sehingga tidak ada pengiriman barang yang perlu jasa pihak ketiga.
Terhadap berbagai mutasi persediaan yang ada di dalam gudang mulai dari
persediaan barang dagang siap jual, persediaan barang dagang yang sudah mencapai
batas kadaluarsa, dan persediaan barang dagang yang merupakan materi untuk kegiatan
promosi selalu dicatat oleh divisi gudang. Maka dari itu, gudang dibagi menjadi dua
kategori dan dipisahkan atas tempat maupun fungsinya yaitu seperti gudang rokok dan
gudang materi promosi. Penambahan dan pengurangan persediaan dapat melalui
beberapa transaksi, berikut merupakan jenis transaksi yang berhubungan dengan mutasi
persediaan yang terdapat pada gudang PT ISA:

Tabel 1

Pengurangan dan Penambahan Stok pada Gudang Rokok

GUDANG ROKOK

PENGURANGAN / AKTIVITAS
PENAMBAHAN

PENGURANGAN Penjualan kepada pelanggan


STOK
Transfer persediaan ke area lain

Mengembalikan retur ke principal

4
PENAMBAHAN Pembelian dari principal
STOK
Menerima transfer persediaan dari area lain

Menerima retur dari pelanggan

Tabel 2

Pengurangan dan Penambahan Stok pada Gudang Materi Promosi

GUDANG MATERI PROMOSI

PENGURANGAN AKTIVITAS
/ PENAMBAHAN

PENGURANGAN Pemberian kepada pelanggan


STOK
Penjualan merchandise

Transfer persediaan ke area lain

Pemusnahan materi promosi

PENAMBAHAN Transfer dari gudang principal


STOK
Transfer dari gudang pusat

Pembelian dari vendor

Menerima transfer persediaan dari area lain

Menerima pengembalian materi promosi bekas dari


pelanggan yang habis masa kontraknya

1.4 STRUKTUR ORGANISASI


Struktur organisasi PT ISA seperti yang ditunjukkan pada gambar 2. Dalam
kegiatan operasionalnya di Indonesia, PT ISA membaginya dalam 3 wilayah yaitu
Wilayah Operasi (WO) Jawa, Sumatera, dan Indonesia Timur. Dari masing-masing

5
wilayah tersebut dipimpin oleh General Manager Operasional dan terbagi dalam beberapa
regional yang mayoritas dalam batasan provinsi. Selain itu, masing-masing kantor regional
tersebut dipimpin oleh Regional Manager dan terbagi lagi dalam beberapa kantor
operasional area/kota yang dipimpin oleh Area Manager.

Gambar 2

Struktur organisasi PT ISA

PT ISA mengelompokkan pasar ke dalam beberapa kategori dalam menjalankan


strategi operasional distribusinya. Dalam hal ini juga akan berkaitan dengan strategi
pricing dan pemasarannya. Strategi pengelompokkan pasar terbagi dalam beberapa
channel, diantaranya yaitu:
a. Sub Agen
Channel distribusi yang menjual grosir kepada pengecer (retailer), Sub Agen sendiri
dikategorikan menjadi 5 kelas berdasarkan besaran omset rokok yang mereka jual.
b. Retail
1) Retail Modern
Channel distribusi retail modern yaitu seperti: terdapat cash register untuk proses
pembayarannya; menggunakan rak yang tertata; label/pendataan product dan harga
fix (tidak ada tawar menawar); cara belanja yang sifatnya melayani sendiri
(swalayan); menyusun produk secara teratur/sistematik/kategori; terdapat keranjang
belanja. Dalam channel retail modern, customer merupakan key account yang area
operasi mereka mayoritas berskala nasional.

6
2) Horecatainment
Channel distribusi retail yang memiliki ciri khusus, yaitu bisnis utamanya terpusat
pada hospitality (pelayanan) seperti hotel, restoran, cafe, dan tempat entertainment
lainnya.
3) Retail Tradisional
Channel distribusi yang memiliki peran penting dalam mendistribusikan rokok
sebagai pengecer untuk consumer. Retail tradisional terbagi menjadi 2 berdasarkan
ukuran penjualannya, yaitu grosir kecil dan retailer. Pada channel ini, jumlah
salesman menjadi yang paling banyak karena outlet yang harus di-cover kurang
lebih sebanyak 15.000 di seluruh Indonesia.
c. End Consumer
Konsumen rokok, dimana hal ini PT ISA hanya dapat melakukan penjualan kepada
konsumen secara langsung (direct selling) ketika sedang terdapat event atau program
tertentu saja. Apabila tidak ada kegiatan event atau program, manajemen dilarang untuk
menjual produk secara langsung kepada consumer.

Job description
● Direktur Operasional
○ Menentukan target penjualan secara keseluruhan berdasarkan data penjualan
historis.
○ Mengawasi aktivitas operasional penjualan dan pemasaran.
○ Melakukan otorisasi atas perjanjian (MoU) penjualan dengan pelanggan sub agen
dan retail.
● General Manager Operasional
○ Menentukan target penjualan untuk masing-masing regional berdasarkan target
dari Direktur Operasional.
○ Memantau dan melakukan evaluasi terhadap kinerja masing-masing regional.
○ Menentukan strategi penjualan dan pemasaran untuk masing-masing regional.
● Regional Sub Agen Manager
○ Memantau dan melakukan evaluasi kinerja penjualan ke sub agen masing-masing
area.
○ Bertanggung jawab atas kinerja penjualan ke sub agen di tingkat regional.
○ Menentukan target penjualan ke sub agen untuk masing-masing area.
● Regional Retail Manager
7
○ Menentukan target penjualan retail untuk masing-masing area.
○ Bertanggung jawab atas kinerja penjualan retail di tingkat regional.
○ Memantau dan melakukan evaluasi kinerja penjualan retail masing-masing area.
● Regional Marketing Manager
○ Memantau dan melakukan evaluasi pelaksanaan program pemasaran masing-
masing area.
○ Menentukan target pemasaran untuk masing-masing area.
○ Merancang program pemasaran berdasarkan strategi dan target yang telah
ditetapkan.
● Area Sub Agen Manager
○ Menentukan target penjualan untuk masing-masing Supervisor.
○ Bertanggungjawab atas kinerja penjualan ke sub agen area.
○ Mengkoordinir, memantau, dan mengevaluasi kinerja Supervisor, Eksekutor, dan
Tim Support.
● Area Retail Manager
○ Mengkoordinir, memantau dan mengevaluasi kinerja Supervisor, Eksekutor, dan
Tim Support.
○ Bertanggungjawab atas kinerja penjualan retail area.
○ Menentukan target penjualan untuk masing-masing Supervisor.
○ Berkoordinasi dengan manajemen pelanggan retail terkait distribusi barang.
● Area Marketing Manager
○ Bertanggungjawab atas kinerja pemasaran area.
○ Memantau dan melakukan evaluasi pelaksanaan program pemasaran masing-
masing tim.
○ Berkoordinasi dengan vendor terkait pengadaan materi promosi.
○ Mengkoordinasikan Supervisor, Eksekutor, dan Tim Support untuk menjalankan
program pemasaran.
● Area Modern Trade Manager
○ Mengkoordinasikan Supervisor, Eksekutor, dan Tim Support untuk menjalankan
program pemasaran pada Retail Modern.
○ Mengkoordinasikan pelaksanaan program pemasaran dengan manajemen
pelanggan Retail Modern.
○ Memantau dan melakukan evaluasi pelaksanaan program pemasaran Retail
Modern masing-masing tim.
8
○ Bertanggungjawab atas pelaksanaan program pemasaran pada Retail Modern.
● Salesman
○ Melayani pesanan dari pelanggan sesuai dengan prosedur administrasi yang
berlaku.
○ Memperbarui Call Sheet setiap hari.
○ Memaintain hubungan dengan pelanggan setiap hari melalui kunjungan.
● Eksekutor
○ Melaporkan hasil pelaksanaan program pemasaran yang telah dijalankan kepada
Supervisor.
○ Menjalankan program pemasaran yang telah ditetapkan.
● Tim Support dan Admin
○ Membantu mempersiapkan barang yang akan dikirim dan materi promosi yang
akan didistribusikan.
○ Menginput seluruh data call sheet, penjualan, dan pelaksanaan program pemasaran
pada database.

9
BAB II

AUDIT PLAN

2.1 TUJUAN AUDIT


Tujuan audit manajemen pada PT ISA berfokus terhadap dua aktivitas, yaitu aktivitas
penjualan dan pemasaran yang meliputi:
a. Aktivitas Penjualan
● Memastikan semua data transaksi yang tercatat dalam call sheet sudah sesuai dengan
transaksi aktual yang terjadi.
● Memastikan PT ISA menetapkan jumlah maksimum dari total pembelian setiap
pelanggan yang menitipkan barangnya di gudang.
● Menemukan penyebab terjadinya kredit limit dan jaminan bank garansi yang
nilainya sudah tidak proporsional, yang dapat menimbulkan risiko piutang menjadi
tidak pasti.
● Memastikan PT ISA telah melakukan pengawasan terhadap kadaluarsa setiap
produk untuk meminimalkan tingkat retur.
b. Aktivitas Pemasaran
● Memastikan tidak adanya penyalahgunaan materi promosi yang dilakukan di luar
aktivitas perusahaan.
● Memastikan program promosi yang telah dilakukan PT ISA sudah efektif atau
belum.

2.2 AUDIT SCOPE


Batasan ruang lingkup audit manajemen yang akan dilakukan pada PT ISA adalah sebagai
berikut:
a. Memastikan ketepatan antara aktivitas atau program yang dilaksanakan dengan
kebijakan, tujuan, dan nilai-nilai perusahaan.
b. Memberikan penilaian atas efektivitas dan keekonomisan dalam penggunaan sumber
daya.
c. Melakukan pengamatan kebijakan keuangan dan pengawasan terhadap aktivitas
distribusi, produksi, penjualan, pemasaran, serta bagian fungsional lain dalam
perusahaan.

10
2.3 TIM AUDIT
Tim audit yang terlibat dalam proses audit manajemen pada PT ISA terdiri dari 3 orang
auditor dengan susunan jabatan dan peran sebagai berikut:

No. Nama dan Jabatan dalam Peran


Tim

1. Parastika Ayuningtyas Melakukan analisis dan penilaian risiko,


(Partner) melakukan pelaksanaan teknik audit, melakukan
meeting dengan klien, menandatangani laporan
audit dan management letter, dan melakukan
penagihan fee audit.

2. Albert Widjaja Melakukan analisis dan penilaian risiko,


(Manajer) melakukan review konsep laporan auditor
independen bersama dengan partner dan
supervisor, membahas laporan auditor
independen dengan klien, memonitor
penyelesaian laporan auditor independen.

3. Annisa Amalia Putri Melakukan analisis dan penilaian risiko,


(Supervisor) mempersiapkan kontrak kerjasama audit,
merencanakan dan menyusun program audit,
membuat laporan kepada manajer mengenai
hasil pekerjaan audit dan masalah yang
ditemukan.

11
2.4 JADWAL AUDIT DAN BIAYA AUDIT
a) Jadwal Audit

AKTIVITAS AUDIT MINGGU

1-3 4-6 7-9 10-12

Preliminary Survey
Mereview working papers dan audit finding yang
terdahulu, mempelajari bagan organisasi auditee
yang akan diperiksa dan mempelajari audit
subject.

Perencanaan Audit
Proses penetapan tujuan dan ruang lingkup audit,
mereview atas file audit, melakukan seleksi pada
tim audit, melakukan komunikasi pendahuluan
dengan auditee dan pihak lain yang
berkepentingan, mempersiapkan program audit
pendahuluan, merencanakan laporan audit,
melakukan persetujuan atau program audit dari
kepala bagian audit internal.

Kunjungan ke Lapangan
Melakukan observasi, menguji kepatuhan klien
terkait dengan pencatatan dan pelaporan keuangan
yang sesuai dengan PSAK, serta mengumpulkan
data yang diperlukan, seperti melakukan
wawancara dengan pihak manajemen, internal
auditor, dan audit committee dari auditee.

Pelaksanaan Teknik Audit

Meeting dengan Klien


Melakukan rapat dengan pihak manajemen,
internal auditor, dan audit committee dari auditee

12
untuk membahas mengenai ruang lingkup audit
(audit scope), lama waktu pelaksanaan audit, dan
permasalahan lain terkait pelaksanaan audit.

Penyusunan Laporan Audit


Menyusun laporan audit yang berisi rincian
temuan-temuan audit yang bersifat material dan
tidak material selama proses audit dilaksanakan,
serta memberikan komentar dan rekomendasi
perbaikan.

b) Biaya Audit

Posisi Tarif/Minggu Lama Biaya yang


Pekerjaan Dikenakan

Partner Rp 5.000.000 3 Minggu Rp 15.000.000

Manager Rp 3.000.000 4 Minggu Rp 12.000.000

Supervisor Rp 2.000.000 5 Minggu Rp 10.000.000

TOTAL Rp 37.000.000

13
BAB III

PRELIMINARY SURVEY REPORT

3.1 CONTROL ASSESSMENT

No Component Sub Element Explanation Adequacy of Internal


of Internal of Control
Control Component
of Internal
Control

1. Control Demonstrates PT ISA menanamkan Memadai, karena dengan


Environment commitment filosofi penjualan PT ISA yang menanamkan
competence ataupun pemasaran filosofi “ dominate the
“dominate the market” market” ini dapat
pada karyawannya dan dibuktikan dengan adanya
juga memiliki prinsip kurang lebih 15.000 outlet
“pay for performance” di seluruh Indonesia.
untuk memotivasi Selain itu, prinsip “pay for
kinerja karyawan performance” ini dapat
menjadikan karyawan pada
PT ISA memiliki
karakteristik kerja yang
agresif, dimana karyawan
selalu dapat memenuhi
target untuk memperoleh
reward yang mereka
inginkan dengan
melakukan berbagai cara
apapun. Akan tetapi, hal
tersebut menjadi kurang
memadai untuk
pencegahan terjadinya
fraud pada perusahaan

14
karena tindakan karyawan
dapat menimbulkan
adanya tindakan fraud
yang mungkin terjadi.

Exercise PT ISA belum Kurang memadai, karena


oversight menunjukkan secara dengan adanya
responsibility spesifik atas adanya pemantauan yang ketat,
independensi dari berkelanjutan melalui
manajemen. Akan laporan, maupun rapat
tetapi, perusahaan telah rutin manajemen yang
menunjukkan bahwa dilakukan oleh PT ISA
adanya pembagian job terhadap setiap aktivitas
description pada tiap penjualan dan
divisinya, serta adanya pemasarannya juga masih
pemantauan pada tiap terdapat tindakan-tindakan
penjualan atau yang dilakukan oleh
pemasaran. beberapa divisi yang dapat
menyebabkan fraud
terjadi, serta hal tersebut
tentunya juga dapat
memberikan dampak yang
cukup signifikan terhadap
keuangan perusahaan.

Establishes PT ISA telah memiliki Cukup memadai, karena


structure, struktur organisasi yang struktur organisasi yang
authority, and telah disusun dengan disusun oleh PT ISA telah
responsibility sebaik mungkin dalam cukup untuk mencapai
melakukan kegiatan tujuannya. Akan tetapi,
operasionalnya dan job sebagaimana yang
description untuk tiap seharusnya pada struktur
divisinya. organisasi terdapat
supervisor namun masih

15
tidak terdapat tugas atau
job description supervisor
yang dijelaskan.

Demonstrates Salah satu tolak ukur Memadai, karena dengan


commitment yang diterapkan pada menerapkan tolak ukur
to competence PT ISA yaitu freshness pada produk atau freshness
produk atau dengan ini membuktikan bahwa
adanya pemantauan PT ISA telah
apakah produk masih melaksanakan komitmen
layak untuk terhadap integritas dan
dipakai/dipergunakan/d nilai-nilai etika yang dapat
ikonsumsi. Hal ini membuat pelanggan
senantiasa dijaga oleh menyukai produknya
perusahaan karena sehingga mereka
dapat menjadi tolak sering melakukan
ukur kualitas dan peningkatan pembelian
kepercayaan konsumen produk untuk menghindari
terhadap produknya adanya kenaikan harga.
yang berkualitas.

Enforces Dalam pengawasan Memadai, karena ketika


accountability kinerja pada PT ISA adanya
atas penjualan dan pertanggungjawaban yang
pemasaran dilakukan diberikan kepada tiap
oleh tiap individu yang divisi oleh tingkat atas
berwenang, seperti memberikan adanya
salesman, eksekutor, kepedulian pada kinerja
serta tim support dan tiap individu yang ada
admin akan dibawahnya.
melaporkannya setiap
hari pada supervisor.
Supervisor juga akan
melaporkan performa

16
penjualan dan
pemasaran pada
masing-masing manajer
setiap seminggu sekali.
Manager akan
melaporkan kinerjanya
pada General Manager
setiap 2 minggu sekali
dan general manager
akan melaporkan
kinerjanya kepada
direktur operasional
setiap sebulan sekali.

2. Risk Specifies Asumsi bahwa tujuan Tidak memadai, karena


Assessment suitable organisasi yaitu PT ISA dengan PT ISA yang
objectives yang telah memiliki memiliki banyak kantor
kantor cabang di cabang menjadikan
puluhan titik di perusahaan kurang bisa
Indonesia dan sedang memperhatikan pada area-
berkembang terus agar area yang lain sehingga
dapat membuka kantor adanya produk yang dijual
operasional di seluruh rugi atau tidak laku karena
bagian Indonesia, sudah kadaluarsa.
sehingga produknya
dapat didistribusikan
dengan baik dan merata.

Identifies and PT ISA dalam menilai Tidak memadai, karena


analyzes risk risiko pada meskipun PT ISA telah
perusahaannya yaitu memetakan risiko, masih
dengan memetakan ditemukan banyak sekali
risiko yang dapat keluhan mengenai
dikendalikan dan risiko penjualan, program

17
yang tidak dapat marketing, dan persediaan
dikendalikan. yang dapat memberikan
dampak cukup signifikan
pada kegiatan operasional
perusahaan.

Assesses fraud Potensi kecurangan Tidak memadai, karena:


risk dalam menilai risiko ● Ketika tidak adanya
pada PT ISA, yaitu: pembuatan nota maka
● Dalam proses direct dapat memungkinkan
selling tidak adanya salesman melakukan
pembuatan nota tindakan kecurangan
untuk setiap pencatatan atas
konsumen yang penjualannya ;
membeli rokok; ● Selain itu, eksekutor
● Salesman yang dapat disini seharusnya juga
memiliki peluang telah mengetahui bahwa
untuk melakukan materi promosi tersebut
penjualan kepada memang diberikan
end customer; secara gratis, akan tetapi
● Eksekutor dapat karena kurangnya
menyalahgunakan pemantauan maka dapat
materi promosi menyebabkan adanya
untuk kepentingan kecurangan yang
pribadi atau dijual dilakukan oleh
kepada pelanggan eksekutor.
(yang seharusnya
diberi secara gratis).

Identifies and Job description pada PT Kurang memadai, karena


analyzes ISA atas beberapa divisi masih terdapat banyak
significant menjelaskan bahwa sekali program skema
change adanya pemantauan dan penjualan yang tidak
pengevalusian yang diterima oleh pelanggan di

18
dilakukan pada masing- channel retail yang
masing area, baik yang seringkali ditemukan oleh
terkait dengan kinerja supervisor saat kunjungan
penjualan maupun di lapangan. Hal ini yaitu
program pemasaran. terkait dengan pelanggan
Dalam ini yang tidak akan menerima
memungkinkan bahwa bonus produk rokok atau
atas pemantauan dan materi promosi saat
pengevaluasian tersebut membeli brand produk
akan memiliki pengaruh yang sedang
yang cukup signifikan diprogramkan.
terhadap sistem
pengendalian internal
perusahaan.

3. Control Select and Setiap transaksi pada Kurang memadai, karena


Activities develops PT ISA diotorisasi oleh masih ditemukan adanya
control supervisor, serta adanya program skema penjualan
activities penandatanganan yang tidak tepat sasaran
perjanjian pada setiap yang menyebabkan strategi
pelanggan baru oleh pemasaran menjadi kurang
Regional Manager efektif. Selain itu, dinilai
kurang memadai jika
perusahaan tidak memiliki
ketentuan atau kebijakan
khusus, seperti terkait
pelanggan yang
menitipkan barang di
gudang PT ISA yang dapat
memberikan kerugian pada
perusahaan.

Selects and Pada PT ISA belum Kurang memadai, karena


develops menerapkan kontrol PT ISA belum

19
general terhadap teknologi menunjukkan adanya
controls over informasinya. kontrol terhadap teknologi
technology informasi yang digunakan
oleh perusahaan.

Deploys Terdapat job Memadai, karena dengan


through description dan adanya job description dan
policies and prosedur kerja yang prosedur kerja dapat
procedures disampaikan pada mengoptimalkan tanggung
setiap karyawan sebagai jawab setiap karyawan
dasar melakukan setiap agar tujuan perusahaan
pekerjaan dapat tercapai.

4. Information Uses relevant Regional Manager dan Kurang memadai, karena


and information General Manager rapat yang dilakukan setiap
Communicati melakukan rapat setiap 2 minggu sekali untuk
on 2 minggu sekali untuk menyesuaikan strategi
menyesuaikan strategi secara langsung di tengah
dari setiap tim bulan jika diperkirakan
salesman, eksekutor performa tidak mencapai
dan tim support, serta target. Namun, dilihat
admin. dalam laporan keuangan
dari tahun 2009, PT ISA
selalu mengalami kondisi
minus (kerugian),
walaupun sudah dilakukan
rapat secara rutin.

Communicate Setiap divisi pada PT Memadai, karena setiap


s internally ISA melakukan briefing Supervisor selalu
dan rapat rutin untuk melakukan briefing kepada
menyesuaikan strategi masing-masing tim setiap
dan mengevaluasi hari sebelum tim salesman,
kinerja. eksekutor dan tim support,

20
serta admin mulai bekerja.
Komunikasi yang
dilakukan berupa rapat
setiap awal minggu antara
Regional Manager, Area
Manager, dan Supervisor.
Sedangkan Regional
Manager dan General
Manager melakukan rapat
secara rutin setiap 2
minggu sekali. Selain itu,
General Manager dan
Direktur Operasional
melakukan rapat evaluasi
kinerja setiap satu bulan
sekali.

Communicate Direktur Operasional Kurang memadai, karena


s externally melakukan otorisasi sampai sekarang masih
atas perjanjian (MoU) sering ditemukan jumlah
penjualan dengan kredit limit dan jaminan
pelanggan sub agen dan bank garansi yang nilainya
retail. sudah tidak proporsional.
Kemungkinan hal ini
dikarenakan kurang detail
penjelasan MoU yang
dijelaskan oleh PT ISA,
sehingga dapat
memberikan peluang bagi
pihak eksternal untuk
memanfaatkan celah
tersebut.

5. Monitoring Conducts PT ISA memiliki Kurang memadai,

21
ongoing departemen audit Departemen audit internal
and/or internal dalam menjalankan
separate program audit
evaluations menggunakan metode
sampling, karena terlalu
besarnya skala bisnis
perusahaan, serta adanya
keterbatasan sumber daya
manusia dalam tim audit
internal PT ISA, sehingga
proses audit hanya dapat
dilakukan setahun sekali.

Evaluates and PT ISA melakukan Memadai, karena setiap


communicates pengawasan dan divisi pada PT ISA
deficiencies evaluasi kinerja secara memiliki tanggung jawab
rutin terhadap penjualan melakukan pelaporan
dan pemasaran di setiap berkala kepada
area. manajemen.

3.2 RISK ASSESSMENT

No. Risk Control L I S R Risk Mitigation Plan


Applied

1. Kapasitas gudang Melakukan 2 2 4 9 PT. ISA perlu untuk


area tidak memadai perjanjian membuat peraturan
untuk menampung (MoU) dengan mengenai penitipan
barang pelanggan. pelanggan sub barang, seperti
agen dan retail. membatasi jumlah
barang dan masa

22
waktu penitipan
barang yang dapat
dititipkan pelanggan
melalui MoU.

2. Jumlah kredit limit Belum ada 3 5 15 3 PT ISA perlu untuk


yang nilainya tidak kebijakan menetapkan kebijakan
proporsional, tertentu untuk mengenai pemberian
disebabkan oleh menetapkan jumlah kredit limit
perusahaan yang jumlah kredit dan pelunasan
meningkatkan limit limit pada piutang, agar dapat
seasonal. pelanggan. mengurangi jumlah
kredit limit yang
nilainya tidak
proporsional.

3. Prinsip kerja “pay Supervisor 4 2 8 7 Pihak manajemen PT


for performance” telah ISA perlu untuk
membuat salesman melakukan membangun budaya
berupaya untuk briefing setiap integritas yang tinggi
memperoleh hari dan pada perusahaan, serta
penilaian KPI yang melakukan rutin melakukan
baik dengan cara kunjungan ke evaluasi terhadap
yang tidak benar. lapangan untuk kinerja salesman agar
melakukan dapat meminimalisir
sampling audit. terjadinya kecurangan
(fraud).

4. Terjadi overstock Adanya 5 5 25 1 ● PT ISA pada divisi


di area tertentu dan transaksi jual gudang perlu
tingginya tingkat rugi lintas area melakukan
retur. maupun pengecekan atau
regional. Hal pengevaluasian
ini dilakukan secara rutin pada

23
dengan semua area atas
menjual produk-produknya
produk pada dan melakukan
harga pasar pencatatan atas
yang lebih produk mana saja
rendah yang sudah terjual
daripada harga atau belum. Hal ini
WBP. bertujuan untuk
mengetahui produk
mana saja yang
perlu ditambahkan
stocknya atau tidak
untuk mencegah
adanya overstock.
● PT ISA juga dapat
melakukan
research pasar
terlebih dahulu
pada area-area
yang menjual
produknya, hal ini
untuk melihat
seberapa besar
keminatan atau
kebutuhan
pelanggan terhadap
produk, dan agar
tidak lagi
menyebabkan
adanya overstock.

5. Terdapat beberapa General 2 1 2 10 Perlu adanya update


grosir kecil di Manager data yang dilakukan

24
beberapa titik yang Operasional secara rutin oleh
sudah sesuai memantau dan perusahaan agar tidak
dengan kriteria Sub melakukan ada yang terlewat
Agen kelas 4 dan 5, evaluasi hingga tidak
tetapi belum langsung terdeteksi.
terdeteksi oleh terhadap
perusahaan. kinerja masing-
masing
regional.

6. Terdapat program Belum ada 5 2 10 5 PT. ISA perlu


skema penjualan upaya dalam membuat perubahan
yang tidak diterima perubahan atau atau update pada
oleh pelanggan di update skema skema penjualan
channel retail penjualan oleh untuk meningkatkan
pihak jumlah pelanggan di
perusahaan. channel retail.

7. Terdapat brand- Manajemen 3 5 15 3 PT. ISA sudah baik


brand PT ISA yang melakukan dengan melakukan
belum mencapai rotasi brand rotasi brand, namun
tahap maturity. tersebut ke lebih baik jika
lokasi yang perusahaan
berpotensi melakukan lebih
besar menjual banyak promosi
brand tersebut. kepada brand-brand
yang belum mencapai
tahap maturity
tersebut.

8. Stok kadaluarsa Salesman rutin 3 4 12 4 PT. ISA perlu


yang ada di outlet melakukan membuat kebijakan
tidak dapat di update untuk barang yang
kontrol. terhadap call kadaluarsa atau

25
sheet dan mendekati tanggal
melaporkan kadaluarsa tidak dapat
nya ke dilakukan retur.
Supervisor Perusahaan perlu
untuk mengecek dan
mengecek stok memastikan barang
di outlet. yang diretur tidak
cacat.

9. Tingkat length of Belum ada 3 3 9 6 PT. ISA harus bisa


stay (product LoS) upaya mendisiplinkan pihak
pada gudang materi perbaikan dari manajemen dan
promosi sangat pihak eksekutor program
tinggi. manajemen agar tingkat LoS tidak
dan eksekutor tinggi, namun
untuk perusahaan juga dapat
melakukan melakukan pergantian
eksekusi personal pada pihak
program manajemen untuk
dengan baik. meningkatkan kinerja
perusahaan di bidang
eksekusi program.

10. Banyaknya jenis Belum ada 4 4 16 2 PT. ISA perlu


materi promosi upaya meningkatkan
(2000 kode item) perusahaan “keamanan” di bidang
dan tingkat untuk materi promosi agar
transaksi. meningkatkan perusahaan tidak
“keamanan” di kesulitan untuk
bidang promosi memastikan
penggunaan materi
produk sesuai dengan
tujuan penggunaan.

Keterangan: L = Likelihood; I = Impact; S = Score; R = Rank

26
Likelihood Description
(Skala 1-5)

Rare (1) Kurang dari 0.1% (Terjadi sekali atau lebih dari sekali dalam 15
tahun)

Unlikely (2) 0.1% - 10.0% (Terjadi sekali atau lebih dari sekali dalam 10 tahun)

Possible (3) 10.1% - 20.0% (Terjadi sekali atau lebih dari sekali dalam 7 tahun)

Likely (4) 20.1% - 50.0% (Terjadi sekali atau lebih dari sekali dalam 5 tahun)

Almost Certain (5) >50.0% (Terjadi sekali atau lebih dari sekali dalam 2 tahun)

Impact (Skala 1-5) Description

Insignificant (1) Kerugian financial <1% laba operasional (30%) atau terhambatnya
kegiatan operasional kurang dari 1 jam (70%)

Minor (2) 1% <= kerugian financial < 5% laba operasional (40%) atau
terhambatnya kegiatan operasional antara 1-24 jam (60%)

Moderate (3) 5% <= kerugian financial < 10% laba operasional (50%) atau
terhambatnya kegiatan operasional antara 25-48 jam (50%)

Major (4) 10% <= kerugian financial < 15% laba operasional (60%)atau
terhambatnya kegiatan operasional 49 - 72 jam (40%)

Extreme (5) Kerugian financial >= 15% (70%) atau terhambatnya kegiatan
operasional lebih dari 72 jam (30%)

1. Risk 1: Kapasitas gudang area tidak memadai untuk menampung


Risiko ini dapat terjadi karena PT ISA sering melakukan kenaikan harga
(setahun sekitar 5-6 kali) yang diinfokan seminggu sebelum tanggal efektif kenaikan
harga, yang mengakibatkan jumlah pembelian mengalami peningkatan yang signifikan,
dan membuat pelanggan menitipkan barang mereka di gudang perusahaan. Hal ini

27
menyebabkan kapasitas gudang PT ISA tidak mencukupi untuk menampung barang
titipan pelanggan. Risiko ini mendapatkan skala likelihood 2 dan impact 2, karena jika
gudang sudah penuh oleh barang-barang pelanggan, maka barang baru yang datang
tidak bisa mendapatkan penyimpanan yang layak. Hal ini tentu akan mempengaruhi
kualitas barang dan berpengaruh terhadap kegiatan operasional perusahaan. Semakin
banyak barang yang disimpan di gudang, maka semakin besar biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan. PT ISA dapat mengatasi risiko ini dengan memberikan diskon
pada barang yang menumpuk di gudang, sehingga dapat mengurangi penumpukan stok
barang.

2. Risk 2: Jumlah kredit limit yang nilainya tidak proporsional, disebabkan oleh
perusahaan yang meningkatkan limit seasonal
Risiko ini mendapatkan skala likelihood 2 dan impact 5. Apabila PT ISA tidak
memiliki ketentuan yang jelas mengenai kredit limit, maka risiko ini dapat
mempengaruhi piutang pelanggan yang menyebabkan risiko piutang menjadi tidak
pasti, dimana hal ini juga akan berdampak terhadap laba PT ISA.

3. Risk 3: Prinsip kerja “pay for performance” membuat salesman berupaya untuk
memperoleh penilaian KPI yang baik dengan cara yang tidak benar
Risiko ini mendapatkan skala likelihood 4 dan impact 2. Penerapan prinsip kerja
“pay for performance” memberikan peluang bagi salesman untuk memanipulasi data
penjualan. Contohnya adalah adanya nota fiktif terhadap transaksi penjualan beberapa
brand, dikarenakan salesman menunjukkan data distribusi di rute tertentu yang terjual
di 10 outlet, tetapi kenyataannya di lapangan hanya terjual di 1 outlet. Prinsip kerja ini
menuntut salesman untuk memiliki penilaian KPI yang baik, karena perusahaan
menerapkan sistem reward bagi yang memenuhi target dan punishment bagi yang tidak
memenuhi target. Sehingga, kemungkinan besar salesman akan melakukan berbagai
cara untuk memenuhi target hingga memanipulasi data penjualannya.

4. Risk 4: Terjadi overstock di area tertentu dan tingginya tingkat retur


Risiko ini dapat memberikan dampak yang sangat besar bagi perusahaan, karena
dengan adanya overstock ini menjadikan adanya transaksi jual rugi lintas area maupun
regional yang dilakukan oleh pasar. Selain itu, overstock juga memberikan dampak
pada tingginya retur, karena adanya produk yang tidak laku sehingga perlu dijual rugi.
28
Maka dari itu, pada risiko ini skala likelihood dan impact-nya yaitu 5, karena diketahui
bahwa masalah ini sering terjadi dan sangat memungkinkan untuk terjadi juga pada
berbagai area lainnya. Dalam hal ini juga dapat memberikan dampak pada pendapatan
perusahaan seperti mengalami kerugian, karena ketika overstock mengharuskan
perusahaan untuk jual rugi atau bahkan produk terbuang karena telah melewati batas
kadaluarsanya.

5. Risk 5: Terdapat beberapa grosir kecil di beberapa titik yang sudah sesuai dengan
kriteria Sub Agen kelas 4 dan 5, tetapi belum terdeteksi oleh perusahaan
Pada risiko ini skala likelihood-nya yaitu 2 dan impact 1. Hal ini dikarenakan
risiko yang terjadi tidak akan memberikan pengaruh atau dampak yang cukup besar
pada perusahaan, dimana hanya terjadi pada beberapa area grosir kecil saja dan
permasalahannya yaitu perusahaan belum bisa mendeteksi atas hal tersebut. Perusahaan
dapat menangani permasalahan ini dengan melakukan update data secara rutin,
sehingga dapat memastikan bahwa semua data terkait dapat terdeteksi dengan mudah.

6. Risk 6: Terdapat program skema penjualan yang tidak diterima oleh pelanggan
di channel retail
Risiko ini skala likelihood-nya yaitu 5 dan impact sebesar 2. Skala likelihood
sebesar 5 yaitu karena hal ini seringkali terjadi dan ditemukan oleh supervisor ketika
melakukan kunjungan di lapangan. Selain itu, penyalahgunaan program skema
penjualan pada channel retail ini juga sangat memungkinkan terjadi pada area lain
mengingat banyaknya jumlah retail. Impact 2, karena meski hal ini berpengaruh pada
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan program promosi, namun
tidak akan terlalu memberikan dampak yang cukup besar pada keuangan perusahaan.

7. Risk 7: Terdapat brand-brand PT ISA yang belum mencapai tahap maturity


Risiko ini memiliki skala likelihood sebesar 3 dan impact sebesar 5. Kami
memberi skala likelihood sebesar 3 karena hanya brand-brand tertentu saja dan sedikit
jumlahnya, sehingga kami memberi nilai 3. Untuk skala impact kami memberi 5 karena
walaupun hanya sedikit brand yang belum mencapai tahap maturity, tapi hal ini dapat
memberi dampak yang cukup signifikan terhadap keuangan maupun popularitas PT.
ISA.

29
8. Risk 8: Stok kadaluarsa yang ada di outlet tidak dapat di kontrol
Risiko ini kami beri skala likelihood 3 dan impact 4, karena hal ini terjadi akibat
pelanggan atau retailer yang menimbun stok rokok mereka sampai melewati tanggal
kadaluarsa. Hal ini dapat berpengaruh buruk bagi perusahaan apabila barang yang
kadaluarsa tersebut dijual ke konsumen yang dapat memberi citra buruk bagi produk
dan perusahaan.

9. Risk 9: Tingkat length of stay (product LoS) pada gudang materi promosi sangat
tinggi.
Kami memberi risiko ini skala likelihood 3 dan impact 3 juga, karena tingkat
LoS yang cukup tinggi dapat mempengaruhi keuangan perusahaan pada bidang
eksekusi program, karena dengan pihak manajemen dan eksekutor yang tidak disiplin
dalam menjalankan tugasnya, maka biaya yang harus dikeluarkan menjadi lebih banyak
untuk mencapai target di bidang eksekusi program.

10. Risk 10: Banyaknya jenis materi promosi (2000 kode item) dan tingkat transaksi.
Risiko ini mendapatkan skala likelihood 4 dan impact 3, karena perusahaan
belum menerapkan upaya untuk meningkatkan “keamanan” di bidang promosi. Hal ini
tentu akan mempersulit perusahaan dalam memastikan apakah kegiatan promosi yang
dilakukan sudah efektif atau belum. Selain itu, banyaknya materi promosi sebesar 2000
kode item, memberikan peluang bagi karyawan untuk memanfaatkan materi promosi
dan menggunakannya di luar aktivitas perusahaan. Sehingga, kemungkinan
penyalahgunaan materi promosi ini dapat berdampak terhadap kerugian perusahaan,
karena perusahaan sudah mengeluarkan biaya yang besar untuk promosi, namun
kenyataannya materi promosi tersebut tidak semuanya tersampaikan ke sasaran
pelanggan yang dituju.

Risk Matrix

Likelihood Impact

Insignificant Minor Moderate Major Extreme

Rare

30
Unlikely Risk 5 Risk 1

Possible Risk 9 Risk 8 Risk 2, 7

Likely Risk 3 Risk 10

Almost Risk 6 Risk 4


Certain

3.3 CRITICAL PROBLEM AREA


Berdasarkan hasil dari risk assessment, area kritis yang akan diaudit adalah area
warna jingga dan merah. Risiko yang berada pada area warna jingga meliputi risiko 2, 6,
7, 8, dan 10, yaitu risiko adanya jumlah kredit limit yang nilainya tidak proporsional,
disebabkan oleh perusahaan yang meningkatkan limit seasonal, program skema penjualan
yang tidak diterima oleh pelanggan di channel retail, brand-brand PT ISA yang belum
mencapai tahap maturity, stok kadaluarsa yang ada di outlet tidak dapat di kontrol, dan
banyaknya jenis materi promosi (2000 kode item) dan tingkat transaksi. Sedangkan, risiko
yang berada pada area warna merah yaitu risiko 4. Risiko 4 terjadi karena adanya overstock
pada area tertentu dan tingginya tingkat retur. Risiko ini menjadi salah satu risiko kritis
karena tingkat kejadiannya yang sangat sering dan dapat memberikan dampak yang cukup
signifikan pada perusahaan. Oleh karena itu, auditor perlu melakukan audit pada risiko 2,
4, 6, 7, 8, dan 10 sehingga perusahaan dapat mampu menemukan bagaimana antisipasi
atau penanganan yang tepat agar permasalahan tidak akan terus terulang kembali.
Selain itu, critical problem area hasil dari risk assessment dikelompokkan menjadi
6 kelompok. Pertama, kelompok aktivitas penampungan barang pada gudang area yang
terdiri dari risiko 1, 4, dan 8. Kedua, kelompok aktivitas pemasaran yang terdiri dari risiko
9 dan 10. Ketiga, kelompok aktivitas pemberian kredit limit pelanggan, yaitu risiko 2.
Keempat, kelompok aktivitas kinerja salesman, yaitu risiko 3. Kelima, kelompok aktivitas
program penjualan yang terdiri dari risiko 6 dan 7, serta kelompok aktivitas penjualan pada
Sub Agen yaitu risiko 5.

31
BAB IV

AUDIT PROGRAM

Audit Program for Sales Department

Audit Segment: Persediaan, Kredit Limit, Penjualan Objective of Operation: Memastikan setiap produk yang terjual sudah
Audit Budget: 3 minggu memenuhi kualitas untuk mengurangi tingkat retur.

Notes: Huruf-huruf dalam tanda kurung menunjukkan tingkat risiko mulai dari risiko tinggi (A) hingga rendah (G)

Risks Controls Test W/P Comments


Ref

1. Terjadi overstock di area Menjual produk pada harga - Periksa apakah PT ISA 004 -
tertentu yang berdampak pasar yang lebih rendah telah melakukan research
pada tingginya tingkat daripada harga WBP. pasar pada area-area
retur, dimana produk yang tertentu untuk mencari tahu
dijual sudah kadaluarsa. kebutuhan pelanggan.
Hal ini akan mengurangi - Lakukan pengecekan pada
kepercayaan pelanggan divisi gudang untuk
terhadap perusahaan. (A) mengecek apakah telah
dilakukan pencatatan atas

32
semua pemasukan dan
pengeluaran barang.

2. Tidak ada kebijakan Belum ada kebijakan tertentu - Periksa apakah PT ISA 002 Fokus pada pelanggan yang
mengenai pemberian untuk menetapkan jumlah telah menetapkan dan sebelumnya pernah melanggar batas
kredit limit pada kredit limit pada pelanggan. menjalankan kebijakan maksimal kredit limit yang ditetapkan
pelanggan yang dapat mengenai kredit limit dan PT ISA untuk memeriksa setelah
menyebabkan kerugian pelunasan piutang pada dilakukan pelunasan, kedua pelanggan
pada perusahaan. (B) pelanggan. tersebut tidak melanggar batas
- Lakukan pengecekan maksimal kredit limit lagi.
kembali untuk melihat
apakah masih ditemukan
jumlah kredit limit yang
nilainya masih tidak
proporsional.

3. Stok kadaluarsa yang ada Salesman rutin melakukan Periksa apakah perusahaan 008 Fokus pada barang-barang yang
di outlet tidak dapat di update terhadap call sheet dan telah membuat dan menerapkan diretur oleh pelanggan. Pastikan
kontrol. (C) melaporkannya ke Supervisor kebijakan untuk barang yang barang yang diretur sudah memenuhi
untuk mengecek stok di kadaluarsa atau mendekati kriteria.
outlet. tanggal kadaluarsa tidak dapat
dilakukan retur.

33
4. Adanya ketidaksesuaian Melakukan briefing setiap Lakukan observasi langsung ke 003 -
data yang diisikan oleh hari dan melakukan lapangan dan melakukan
salesman di call sheet kunjungan ke lapangan untuk evaluasi terhadap kinerja
dengan transaksi aktual melakukan sampling audit. salesman.
yang terjadi. Hal ini dapat
berisiko terhadap
kesalahan pada analisa
dan pengambilan
keputusan yang dapat
merugikan PT ISA. (E)

5. Kapasitas gudang area Melakukan perjanjian (MoU) Periksa apakah PT ISA telah 001 Fokus pada pelanggan yang
yang tidak memadai untuk dengan pelanggan sub agen menetapkan dan menjalankan sebelumnya juga telah menitipkan
menampung barang titipan dan retail. ketentuan atau prosedur yang barang pada gudang, untuk
pelanggan, karena adanya dibuat dalam perjanjian (MoU), memastikan bahwa tidak adanya
peningkatan jumlah seperti batasan jumlah barang tumpukan barang titipan yang terjadi.
pembelian disaat terjadi dan masa waktu penitipan Saat melakukan pemeriksaan, amati
kenaikan harga. Hal ini barang yang dapat dititipkan kembali hasil perhitungan fisik
akan menghambat pelanggan, serta melakukan persediaan fisik (stock opname) yang
perputaran inventory dan observasi secara langsung ke dilakukan dan cek final inventory list.
menambah biaya PT ISA. gudang area.

34
(G)

6. Adanya beberapa grosir General Manager Operasional Periksa apakah pada PT ISA 005 -
kecil di beberapa titik memantau dan melakukan terdapat sistem yang telah
yang sudah sesuai dengan evaluasi langsung terhadap terupdate serta melakukan
kriteria Sub Agen kelas 4 kinerja masing-masing pengecekan langsung pada
dan 5, tetapi belum regional. masing-masing channel Sub
terdeteksi oleh Agen tersebut.
perusahaan. (G)

Audit Program for Marketing Department

Audit Segment: Pemasaran Produk dan Materi Promosi Objective of Operation: Memberikan informasi mengenai pemasaran produk
Audit Budget: 3 minggu agar tidak terjadi adanya penyalahgunaan.

Notes: Huruf-huruf dalam tanda kurung menunjukkan tingkat risiko mulai dari risiko tinggi (A) hingga rendah (G)

Risks Controls Test W/P Comments


Ref

1. Adanya brand-brand PT Manajemen melakukan Periksa pihak manajemen 007 -

35
ISA yang belum mencapai pengawasan dan rotasi brand apakah telah benar-benar
tahap maturity. Hal ini ke lokasi yang berpotensi melakukan rotasi pada tiap
karena brand pada besar menjual brand tersebut. brand di setiap area yang
beberapa area tidak laku menjual brand tersebut.
terjual dan karena segmen
yang tidak sesuai sehingga
dapat menyebabkan
adanya dead stock. (B)

2. Banyaknya jenis materi Belum ada upaya perusahaan Periksa apakah perusahaan 010 -
promosi (2000 kode item) untuk meningkatkan telah melakukan pengelolaan
dan tingkat transaksi. (C) “keamanan” di bidang materi promosi dengan baik dan
promosi meningkatkan “keamanan” di
bidang materi promosi agar
perusahaan tidak kesulitan
untuk memastikan penggunaan
materi produk sesuai dengan
tujuan penggunaan.

3. Adanya program skema Belum ada upaya dalam Periksa apakah perusahaan 006 Fokus pada program skema penjualan
penjualan yang tidak perubahan atau update skema telah melakukan update data dan materi promosi pelanggan pada
diterima oleh pelanggan di penjualan oleh pihak secara rutin untuk mengetahui channel retail yang kemungkinan

36
channel retail yang sering perusahaan. apakah adanya peningkatan diperjualbelikan untuk keuntungan
ditemukan oleh supervisor atau penurunan pelanggan pada pribadi.
saat melakukan kunjungan channel retail.
di lapangan. Adanya
penyalahgunaan program
skema ini juga dapat
berdampak pada area lain.
(D)

4. Tingkat length of stay Belum ada upaya perbaikan Periksa apakah PT. ISA telah 009 -
(product LoS) pada dari pihak manajemen dan melakukan evaluasi eksekutor
gudang materi promosi eksekutor untuk melakukan program untuk mengurangi
sangat tinggi. (E) eksekusi program dengan tingkat LoS yang tinggi.
baik.

37
BAB V

WORKING PAPER

Ref. Index No: 001 Title: Working Paper for


Audit program in
Inventory

Date Prepared: 05/09/2022 Data Review: 25/09/2022

CPA : Aktivitas penampungan barang pada gudang area

Auditee Involved: Kepala Gudang


Tim Support dan Admin

Source of Information:
- Hasil Observasi
- Laporan keluar dan masuk barang
- Daftar persediaan
- Laporan posisi keuangan

Audit Procedure:
1. Melakukan observasi dan wawancara terhadap aktivitas di gudang.
2. Meminta daftar persediaan kepada kepala gudang.
3. Melakukan pemeriksaan terhadap barang-barang yang ada di gudang untuk melihat
apakah ada barang yang rusak atau cacat, serta mengecek tanggal kadaluarsanya.
4. Mengecek dan memastikan perhitungan dari daftar persediaan sudah sesuai dengan
laporan.
5. Mencocokkan daftar persediaan di laporan posisi keuangan dengan buku besar.
6. Memastikan kebijakan atau prosedur terkait pengambilan dan penitipan barang telah
dijalankan dengan benar.
7. Mengkomunikasikan hasil temuan kepada manajemen perusahaan.

Notes:
Tidak adanya kebijakan yang jelas terkait batas maksimal barang yang dapat dititipkan di
gudang, sehingga menyebabkan kapasitas gudang tidak memadai. Ditemukan pada tanggal

38
8 Februari, PT ISA mengumumkan akan menaikkan harga barang selama tiga hari, yaitu
tanggal 14-16 Februari 2022. Namun, ditemukan banyak pelanggan yang menitipkan
barangnya dalam jumlah besar dan memenuhi kapasitas gudang, sehingga banyak barang
yang ditumpuk dalam waktu yang cukup lama. Hal ini berisiko terhadap rusaknya barang
yang dapat menurunkan kualitas produk.

Prepared by: Review by: Auditee:

PA (inisial) AW (inisial) (Kepala Gudang) (Tim Support & Admin)

Ref. Index No: 002 Title: Working Paper for


Audit Program in
Credit Limit

Date Prepared: 05/09/2022 Data Review: 25/09/2022

CPA : Aktivitas pemberian kredit limit pelanggan

Auditee Involved: Direktur Operasional


General Manager Operasional
Regional Sub Agen Manajer
Regional Retail Manager
Area Sub Agen Manager
Area Retail Manager

Source of Information:
- Kebijakan perusahaan terkait batas pemberian kredit limit.
- Perjanjian (MoU) dengan pelanggan agen dan retail terkait batas kredit.
- Jurnal khusus
- Buku besar pembantu piutang
- Laporan keuangan

39
- Dokumen sales invoice
- Dokumen cash receipts

Audit Procedure:
1. Melakukan wawancara dengan pihak manajemen PT ISA.
2. Meminta data dan dokumen terkait piutang penjual, serta daftar pelanggan dan kredit
limit pelanggan.
3. Memastikan PT ISA telah menetapkan kredit limit pelanggan, serta memastikan
semua karyawan telah menyampaikan informasi kepada pelanggan sesuai dengan
kebijakan yang telah ditentukan perusahaan terkait dengan kredit limit pelanggan.
4. melakukan pengecekan kembali untuk melihat apakah masih ditemukan jumlah
kredit limit yang nilainya masih tidak proporsional.
5. Memastikan sales invoice dan sales receipt sudah dicatat sesuai dengan saat
terjadinya transaksi.
6. Mengkomunikasikan hasil temuan kepada manajemen perusahaan.

Notes:
- Ditemukan 2 pelanggan yang melanggar batas maksimum kredit limit.
- Ditemukan beberapa channel Sub Agen yang jumlah kredit limit dan jaminan bank
garansi nilainya sudah tidak proporsional. Hal ini dikarenakan adanya
upgrade/downgrade kelas, serta persetujuan peningkatan limit seasonal oleh General
Manager Operasional yang mengakibatkan risiko piutang menjadi tidak pasti.

Prepared by: Review by: Auditee:

AP (inisial) AW (inisial) (Direktur Operasional)

(General Manager Operasional)

40
(Regional Sub Agen Manajer)

(Regional Retail Manager)

(Area Sub Agen Manager)

(Area Retail Manager)

Ref. Index No: 003 Title: Working Paper for


Audit Program in
Salesman

Date Prepared: 05/09/2022 Data Review: 25/09/2022

CPA : Aktivitas kinerja salesman

Auditee Involved: General Manager Operasional


Regional Sub Agen Manager
Regional Retail Manager
Area Sub Agen Manager
Area Retail Manager
Salesman

41
Tim Support dan Admin

Source of Information:
- Standard Operating Procedure (SOP) - Salesman
- Daftar karyawan - Salesman
- Call sheet
- Laporan penjualan
- Buku besar
- Dokumen invoice
- Dokumen cash receipt

Audit Procedure:
1. Meminta data dan dokumen terkait laporan penjualan, buku besar, call sheet,
dokumen invoice, dokumen cash receipt, call sheet.
2. Mempelajari Standard Operating Procedure (SOP) yang berhubungan dengan
salesman, dan memastikan perusahaan telah menyampaikan kebijakan atau SOP
tersebut dengan baik dan jelas ke seluruh karyawan, serta apakah ada kebijakan
terkait reward dan punishment.
3. Meminta daftar karyawan salesman untuk memastikan salesman telah menjalankan
tugas sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
4. Melakukan observasi dan memeriksa data di call sheet dengan transaksi aktual yang
terjadi.
5. Melakukan wawancara dengan salesman jika ditemukan adanya indikasi tindakan
kecurangan.
6. Mengkomunikasikan hasil temuan kepada manajemen perusahaan.

Notes:
Ditemukan adanya nota fiktif terhadap transaksi penjualan brand tertentu dikarenakan
salesman berupaya untuk memperoleh penilaian KPI yang baik sehingga data yang
ditampilkan tidak sesuai dengan transaksi aktual yang terjadi.

Prepared by: Review by: Auditee:

42
PA (inisial) AW (inisial) (General Manager Operasional)

(Regional Sub Agen Manager)

(Regional Retail Manager)

(Area Sub Agen Manager)

(Area Retail Manager)

(Tim Support dan Admin)

(Salesman)

Ref. Index No: 004 Title: Working Paper of


Audit Program in
Overstock

Date Prepared: 05/09/2022 Data Review: 25/09/2022

CPA : Aktivitas penampungan barang pada gudang area

43
Auditee Involved: Kepala Gudang
Regional Sub Agen Manager
Regional Retail Manager
Area Sub Agen Manager
Area Retail Manager

Source of Information:
- Laporan penjualan
- Laporan retur penjualan
- Laporan keluar dan masuk barang
- Daftar persediaan

Audit Procedure:
1. Melakukan wawancara dan observasi terhadap aktivitas gudang dan penjualan.
2. Meminta data dan dokumen yang dibutuhkan terkait penjualan, retur penjualan, dan
daftar persediaan.
3. Meminta daftar barang terutama yang mengalami dead stock pada setiap cabang
operasional perusahaan.
4. Memeriksa apakah PT ISA telah melakukan research pasar pada area-area tertentu
untuk mencari tahu kebutuhan pelanggan.
5. Melakukan pemeriksaan terhadap keluar masuknya barang, serta memeriksa barang-
barang yang ada di gudang untuk melihat apakah ada barang yang rusak atau cacat,
serta mengecek tanggal kadaluarsanya.
6. Mengkomunikasikan hasil temuan kepada manajemen perusahaan.

Notes:
- Terjadi overstock pada area tertentu, sehingga terjadi transaksi jual rugi lintas area
maupun regional yang dilakukan oleh pasar (terutama channel Sub Agen), sehingga
terjadi beberapa retur barang dari pelanggan karena barang yang dijual sudah
kadaluarsa.
- Ditemukan 20 barang rusak atau cacat karena barang tertimbun akibat dari overstock.

Prepared by: Review by: Auditee:

44
PA (inisial) AP (inisial) (Regional Retail Manager)

(Regional Sub Agen Manager)

(Area Sub Agen Manager)

(Area Retail Manager)

(Kepala Gudang)

Ref. Index No: 005 Title: Working Paper for


Audit program in
Channel Sub Agen

Date Prepared: 05/09/2022 Data Review: 25/09/2022

CPA : Aktivitas penjualan pada Sub Agen

Auditee Involved: Direktur Operasional


General Manager Operasional
Regional Sub Agen Manager
Area Sub Agen Manager

Source of Information:
- Laporan Penjualan
- Perjanjian (MoU) penjualan antara pelanggan sub agen dan retail dengan

45
perusahaan

Audit Procedure:
1. Memeriksa dan menganalisis perjanjian (MoU) penjualan pada perusahaan dengan
customer.
2. Memastikan bahwa perjanjian (MoU) telah benar-benar disetujui oleh Direktur
operasional.
3. Memberikan konfirmasi atas perjanjian (MoU) yang telah disetujui kepada Direktur
Operasional.
4. Melakukan pemeriksaan terhadap setiap laporan penjualan Channel Sub Agen
dengan dibandingkan oleh laporan penjualannya periode sebelumnya.
5. Memberikan konfirmasi atas pemeriksaan pada laporan penjualan yang telah
dilakukan kepada Sub Agen.
6. Menyampaikan hasil temuan audit pada pihak manajemen perusahaan.

Notes:
Kurangnya pemeriksaan rutin, sehingga menyebabkan adanya beberapa grosir kecil di
beberapa titik seharusnya telah sesuai dengan kriteria Sub Agen kelas 4 maupun 5, tetapi
masih belum dapat dideteksi oleh perusahaan.

Prepared by: Review by: Auditee:

AP (inisial) AW (inisial) (Direktur Operasional)

(General Manager Operasional)

(Regional Sub Agen Manager)

46
(Area Sub Agen Manager)

Ref. Index No: 006 Title: Working Paper for


Audit Program in
Channel Retail

Date Prepared: 05/09/2022 Data Review: 25/09/2022

CPA : Aktivitas program penjualan

Auditee Involved: General Manager Operasional


Regional Retail Manager
Area Retail Manager

Source of Information:
- Skema Penjualan
- Perjanjian (MoU) penjualan

Audit Procedure:
1. Mengumpulkan informasi atas skema penjualan perusahaan.
2. Meminta catatan atas skema dan target penjualan pada Regional Retail Manager.
3. Melakukan evaluasi atas skema dan target penjualan perusahaan (jika benar-benar
diperlukan)
4. Memastikan bahwa skema dan target penjualan sesuai dengan permintaan pelanggan.
5. Memberikan konfirmasi kepada Area Retail Manager
6. Menyampaikan temuan audit kepada pihak manajemen jika tidak adanya kesesuaian
atas permintaan pelanggan.

Notes:
Adanya program skema penjualan yang tidak diterima oleh pelanggan di channel retail
karena kurangnya evaluasi atas kesesuaian permintaan pelanggan.

Prepared by: Review by: Auditee:

47
AP (inisial) AW (inisial) (General Manager Operasional)

(Regional Retail Manager)

(Area Retail Manager)

Ref. Index No: 007 Title: Working Paper for


Audit Program in
Maturity Brand

Date Prepared: 05/09/2022 Data Review: 25/09/2022

CPA : Aktivitas program penjualan

Auditee Involved: Tim Support dan Admin


Eksekutor
Kepala Gudang

Source of Information:
- Laporan Persediaan Barang
- Daftar Produk yang dijual
- Laporan keluar masuknya persediaan

Audit Procedure:
1. Mencari tahu dan mengumpulkan berbagai informasi mengenai produk apa saja yang
dijual oleh perusahaan.
2. Meminta atas pencatatan keluar masuknya persediaan dan laporan atas persediaan
barang yang tersedia dari Kepala Gudang

48
3. Meminta dan melakukan pemeriksaan atas pencatatan laporan persediaan barang
yang telah mengalami dead stock dengan total persediaan saat ini.
4. Melakukan pemeriksaan dengan kunjungan lapangan dengan pihak gudang untuk
memastikan dengan benar atas persediaannya.
5. Menghitung dan mencatat atas perolehan data persediaan setelah melakukan
kunjungan lapangan
6. Menyampaikan hasil temuan audit kepada pihak manajemen
7. Menyusun laporan akhir audit atas persediaan perusahaan dan menyampaikannya
pada pihak manajemen perusahaan.

Notes: -

Prepared by: Review by: Auditee:

AP (inisial) AW (inisial) (Tim Support dan Admin)

(Kepala Gudang)

(Eksekutor)

Ref. Index No: 008 Title: Working Paper for


Audit Program in
Channel Expired
Stock

Date Prepared: 05/09/2022 Data Review: 25/09/2022

CPA : Aktivitas penampungan barang pada gudang area

Auditee Involved: Kepala Gudang


Direktur Operasional
General Manager Operasional

49
Regional Sub Agen Manager
Area Sub Agen Manager
Admin Stok

Source of Information:
- Laporan Penjualan Sub agen
- Daftar persediaan
- Laporan keluar masuknya persediaan

Audit Procedure:
1. Melakukan observasi terhadap stok di sub agen.
2. Meminta laporan penjualan sub agen dan laporan keluar masuknya persediaan.
3. Memeriksa apakah perusahaan telah membuat dan menerapkan kebijakan untuk
barang yang kadaluarsa atau mendekati tanggal kadaluarsa tidak dapat dilakukan
retur.
4. Memastikan barang yang diretur pelanggan tidak kadaluarsa atau cacat.
5. Menyampaikan hasil temuan audit kepada pihak sub agen dan manajemen
perusahaan.

Notes:
Ditemukan beberapa pelanggan yang melakukan retur barang yang usianya lebih dari 1
tahun. Barang (rokok) yang diretur adalah barang yang sudah kadaluarsa.

Prepared by: Review by: Auditee:

PA (inisial) AP (inisial) (Kepala Gudang)

(Direktur Operasional)

50
(General Manager Operasional)

(Regional Sub Agen Manager)

(Area Sub Agen Manager)

(Admin Stok)

Ref. Index No: 009 Title: Working Paper for


Audit Program in
length of stay
(product LoS)

Date Prepared: 05/09/2022 Data Review: 25/09/2022

CPA : Aktivitas pemasaran

Auditee Involved: Kepala Gudang


Tim Support dan Admin
General Manager Operasional
Pelaksana Program

Source of Information:
- Hasil observasi pihak auditor
- Laporan penjualan

Audit Procedure:

51
1. Melakukan observasi tingkat LoS di gudang.
2. Mengevaluasi eksekutor atau pelaksana program.
3. Memeriksa pengelolaan terhadap materi promosi untuk menghindari tingkat LoS
yang tinggi.
4. Memberikan konfirmasi atas pemeriksaan materi promosi kepada kepala dan admin
gudang.
5. Menyampaikan hasil temuan audit kepada pihak manajemen perusahaan.

Notes: -

Prepared by: Review by: Auditee:

AP (inisial) AW (inisial) (Tim Support dan Admin)

(Kepala Gudang)

(General Manager Operasional)

(Pelaksana Program)

Ref. Index No: 010 Title: Working Paper for


Audit Program in
Channel Material
Promotion

Date Prepared: 05/09/2022 Data Review: 25/09/2022

CPA : Aktivitas pemasaran

Auditee Involved: Kepala Gudang

52
Admin Gudang
General Manager Operasional
Program Manager

Source of Information:
- Hasil wawancara dan observasi
- Laporan materi promosi
- Laporan pelaksanaan pemasaran
- Laporan budget pemasaran

Audit Procedure:
1. Melakukan wawancara dan observasi terhadap materi promosi.
2. Meminta data dan dokumen yang dibutuhkan terkait program pemasaran.
3. Melakukan pengelompokan materi promosi untuk mempermudah auditor dalam
melakukan pemeriksaan.
4. Memeriksa kebijakan dan keamanan pada materi promosi perusahaan.
5. Memeriksa budget atau pengeluaran terkait materi promosi sudah sesuai atau belum.
6. Memberikan konfirmasi atas pemeriksaan materi promosi kepada kepala gudang.
7. Menyampaikan hasil temuan audit pada pihak manajemen perusahaan.

Notes: -

Prepared by: Review by: Auditee:

PA (inisial) AW (inisial) (Kepala Gudang)

(Admin Gudang)

53
(General Manager Operasional)

(Program Manager)

54
BAB VI

AUDIT FINDING

Critical Problem Area : Aktivitas penampungan barang pada gudang area

Condition : ● Peningkatan pembelian yang signifikan oleh pelanggan


terjadi karena adanya pengumuman kenaikan harga
sekitar 5-6 kali dalam setahun yang diumumkan oleh
PT ISA seminggu sebelum tanggal efektif kenaikan
harga. Namun hal ini memicu pelanggan untuk
membeli barang dalam jumlah banyak dan menitipkan
barangnya di gudang PT ISA, sehingga kapasitas
gudang tidak memadai untuk menampung. Hal ini
terjadi pada tanggal 8 Februari saat PT ISA
mengumumkan akan menaikkan harga barang dari
tanggal 14-16 Februari 2022. Seharusnya, gudang
perusahaan hanya dapat menampung barang titipan
pelanggan sebanyak 35% dari kapasitas gudang. Akan
tetapi, setelah perusahaan mengumumkan informasi
adanya kenaikan harga, kapasitas gudang menjadi
penuh dengan titipan pelanggan sebanyak 75%.
● Terjadinya overstock pada area tertentu yang
mengharuskan PT ISA menjual rugi atas produknya
(rokok) dengan harga yang lebih rendah dari
seharusnya dan terjadi pada lintas area hingga regional.
Namun, hal ini mengakibatkan tingginya tingkat retur
oleh pelanggan, karena beberapa barang yang dijual
rugi oleh PT ISA sudah kadaluarsa. Sehingga,
pelanggan melakukan retur barangnya ke perusahaan
dan mengakibatkan penumpukan stok pada gudang.
● Adanya retur barang yang usianya lebih dari 1 tahun.
Hal tersebut terjadi karena produk rokok merupakan
produk yang tergolong mudah dijual di pasar dan

55
mudah dilakukan retur oleh supplier. Sehingga,
terkadang pelanggan sengaja menyimpan stok lebih.
Hal ini ditemukan pada tanggal 26 Februari 2022,
dimana salah satu pelanggan melakukan retur produk
Signature 12 yang sudah kadaluarsa.

Criteria : ● Seharusnya dari total kapasitas gudang PT ISA, hanya


35% yang dapat digunakan untuk menyimpan barang
titipan pelanggan.
● Seharusnya kapasitas barang disesuaikan dengan
kapasitas gudang. Selain itu, PT ISA harus membatasi
barang yang diretur oleh pelanggan.
● Seharusnya barang yang sudah kadaluarsa tidak boleh
dijual dan pelanggan juga tidak boleh melakukan retur
barang tersebut.

Cause : ● Kapasitas gudang area yang tidak memadai untuk


menampung terjadi karena tidak adanya kebijakan dan
pengaturan yang tepat terkait penitipan barang oleh
pelanggan, serta tidak adanya kebijakan terkait syarat
melakukan retur. Sehingga pelanggan dapat dengan
seenaknya melakukan retur dengan kondisi barang
yang kemungkinan sudah tidak baik lagi.
● Tidak adanya kontrol yang dilakukan oleh pihak
gudang, dimana seharusnya pihak gudang rutin
melakukan pengecekan terhadap persediaan yang ada
di gudang untuk memastikan tanggal kadaluarsa dan
kualitas produk sebelum dijual.

Effect : Dampak dari tidak adanya kebijakan terkait penitipan barang


oleh pelanggan menyebabkan kapasitas gudang PT ISA tidak
memadai. Seharusnya gudang hanya bisa menampung barang
titipan pelanggan sebesar 35%. Namun, karena adanya
pengumuman kenaikan harga menyebabkan kapasitas

56
penitipan menjadi 75%. Hal ini menyebabkan biaya perawatan
dan penyimpanan perusahaan semakin besar. Selain itu,
kapasitas penyimpanan barang (rokok) PT ISA juga berkurang,
karena gudang sudah terpenuhi oleh barang-barang titipan dan
retur dari pelanggan.

Recommendation : ● PT ISA perlu menyusun kebijakan terkait syarat-syarat


penitipan barang dan retur barang, serta menentukan
kapasitas maksimal barang yang bisa dititipkan oleh
pelanggan.
● Divisi gudang PT ISA juga perlu melakukan
pemeriksaan dan evaluasi terhadap stok barang di
gudang. Selain itu, divisi sales juga perlu
memperhatikan jumlah barang yang dijual rugi ke
pasar, sehingga tidak ada lagi barang yang tidak laku
terjual, dan terdapat retur dari pelanggan karena usia
produk yang kadaluarsa.
● Divisi gudang PT ISA juga perlu melakukan
pengawasan dan rutin melakukan kontrol terhadap
barang yang masuk dan keluar dari gudang, untuk
memastikan barang yang akan dijual dalam kondisi dan
kualitas yang baik.

Critical Problem Area : Aktivitas Pemasaran

Condition : ● Tingginya tingkat Length of Stay (LoS) pada gudang


materi promosi karena adanya miss pada budgeting dan
adanya ketidakdisiplinan manajemen serta salesman
sebagai eksekutor dalam melakukan eksekusi program
dengan baik.
● Banyaknya jenis materi promosi yaitu sekitar 2000 kode
item yang memungkinkan perusahaan dapat mengalami

57
kesulitan dalam memastikan apakah saat menggunakan
materi promosi tersebut telah sesuai dengan tujuan
penggunaan ataukah tidak, dan apakah tidak adanya
penyalahgunaan penjualan materi promosi di luar aktivitas
perusahaan.

Criteria : ● Seharusnya budgeting yang dilakukan oleh pihak


manajemen terhadap materi promosi disusun berdasarkan
setiap periode yang berjalan agar pencatatannya juga
terdistribusi dengan baik dan sesuai.
● Seharusnya eksekutor memberikan hasil laporan dari
pelaksanaan program materi promosi dengan area
marketing manager dan/atau supervisor yang memastikan
bahwa penggunaan materi promosi tersebut telah benar-
benar sesuai tujuan, yaitu dengan melakukan kunjungan
lapangan.

Cause : ● Tidak adanya skema eksekusi program yang


didistribusikan dengan baik oleh pihak manajemen dan
salesman sehingga menyebabkan tingkat LoS pada gudang
materi promosi tinggi.
● Adanya kode item yang diberikan berbeda karena terlalu
banyaknya jenis. Selain itu, Area marketing manager
dan/atau supervisor kurang melakukan adanya kunjungan
lapangan yang terkait dengan pengawasan kegiatan
pemasaran yang dilaksanakan.

Effect : ● Kerugian yang dialami oleh pelanggan atas pembeliannya


dan dapat menurunkan tingkat kepercayaan pelanggan
kepada perusahaan yang juga dapat menurunkan reputasi
perusahaan.
● Kesulitan dalam memastikan apakah penggunaan materi
promosi telah digunakan sesuai tujuan. Selain itu, juga
memungkinkan adanya tindakan fraud karena

58
penyalahgunaan materi promosi.

Recommendation : ● Pihak manajemen PT ISA dapat mendistribusikan skema


materi promosi dengan lebih baik dan jelas kepada
salesman agar materi promosi yang telah disusun dapat
diterapkan dengan baik dan efektif.
● Area marketing manager dan/atau supervisor melakukan
pengawasan dan kunjungan lapangan secara rutin dalam
memastikan bahwa eksekutor telah benar-benar
melaksanakan program materi promosi sesuai dengan yang
seharusnya dan memastikan bahwa adanya perbedaan pada
masing-masing jenis materi promosi, sehingga dapat
memberikan kode item lebih spesifik.

Critical Problem Area : Aktivitas pemberian kredit limit pelanggan

Condition : Jumlah kredit limit yang nilainya tidak proporsional,


disebabkan oleh perusahaan yang meningkatkan limit
seasonal.

Criteria : Seharusnya pihak admin yang mengatur kredit limit pelanggan


memberi laporan secara berkala baik seminggu sekali maupun
2 minggu sekali untuk menghindari kredit limit yang tidak
proporsional.

Cause : Belum adanya kebijakan mengenai pemberian jumlah kredit


limit dan pelunasan piutang menyebabkan jumlah kredit limit
nilainya tidak proporsional.

Effect : - Pelanggan dapat melanggar batas kredit limit yang


dimiliki. Hal ini dapat mempengaruhi laba PT ISA.
- Ditemukan beberapa channel Sub Agen yang jumlah
kredit limit dan jaminan bank garansi nilainya sudah
tidak proporsional. Hal ini dikarenakan adanya

59
upgrade/downgrade kelas, serta persetujuan
peningkatan limit seasonal oleh General Manager
Operasional yang mengakibatkan risiko piutang
menjadi tidak pasti.

Recommendation : PT ISA perlu menetapkan kebijakan mengenai pemberian


jumlah kredit limit dan pelunasan piutang, agar dapat
mengurangi jumlah kredit limit yang nilainya tidak
proporsional.

Critical Problem Area : Aktivitas kinerja salesman

Condition : Prinsip kerja “pay for performance” membuat salesman


berupaya untuk memperoleh penilaian KPI yang baik dengan
cara yang tidak benar.

Criteria : Seharusnya salesman lebih diperhatikan lagi oleh pihak


supervisor dalam menjalankan tugasnya dan akan lebih baik
jika dipantau dan dinilai secara langsung di lapangan oleh
supervisor.

Cause : Tidak adanya pemantauan aktivitas salesman secara langsung


oleh supervisor maupun pihak manajemen.

Effect : Terjadi persaingan ketat yang dilakukan oleh salesman secara


kotor dan merugikan pihak lain.

Recommendation : Pihak manajemen PT ISA perlu untuk membangun budaya


integritas yang tinggi pada perusahaan, serta rutin melakukan
evaluasi terhadap kinerja salesman agar dapat meminimalisir
terjadinya kecurangan (fraud).

Critical Problem Area : Aktivitas program penjualan

Condition : ● Ketika supervisor melakukan kunjungan lapangan, terdapat

60
banyak program skema penjualan yang tidak diterima oleh
pelanggan di channel retail, sehingga pelanggan tidak
mendapatkan bonus produk maupun materi promosi saat
melakukan pembelian produk brand yang diprogramkan
tersebut.
● Pada beberapa area terhadap brand yang belum mencapai
tahap maturity, sehingga mengakibatkan adanya deadstock
karena brand tidak laku terjual.

Criteria : ● Seharusnya pelanggan tetap mendapatkan bonus ataupun


materi promosi dari pembelian produk brand yang
diprogramkan
● Seharusnya perusahaan dapat lebih memeriksa dan
melakukan pengecekan terhadap tiap brand produk, agar
tidak terjadi adanya deadstock karena brand tidak terjual.

Cause : ● Tidak adanya informasi jelas dan rinci maupun sedikitnya


informasi yang disampaikan oleh Regional Retail Manager
mengenai program skema penjualan
● Tidak adanya pengawasan serta pengecekan secara rutin
oleh area marketing manager terhadap kualitas produk.

Effect : ● Adanya miss-communication antara channel retail dengan


pihak gudang yang dapat menyebabkan terjadinya overstock
pada gudang, karena terdapat produk rokok yang seharusnya
telah berkurang untuk diberikan sebagai bentuk bonus
namun nyatanya tidak diberikan.
● Dapat menimbulkan adanya kerugian yang dialami karena
kurangnya pengecekan tersebut menjadikan perusahaan
perlu biaya lebih lagi untuk melakukan distribusi ulang pada
produk brand.
● Selain itu, ketika terlalu banyaknya produk pada gudang
juga dapat terjadi overstock dan menjadikan gudang penuh
karena adanya produk-produk yang terlalu lama ditimbun

61
hingga melewati batas kadaluarsanya.

Recommendation : ● Regional retail manager perlu memiliki inovasi yang


berbeda dari sebelumnya dengan memberikan informasi
terkait program skema penjualan melalui platform media
sosial perusahaan, agar informasi yang diberikan dapat lebih
rinci juga.
● PT ISA perlu melakukan research pasar atas keinginan
pelanggannya, agar benar-benar dapat mengetahui
bagaimanakah keinginan pasar yang diinginkan oleh
pelanggan itu.
● PT ISA perlu melakukan pengawasan dengan kunjungan
lapangan dan memeriksa secara rutin terhadap brand
produknya yang akan dijual pada tiap area serta meminta
laporan penjualan pada tiap area tersebut agar dapat benar-
benar mengetahui apakah produk telah benar-benar terjual
atau belum.

Critical Problem Area : Aktivitas penjualan pada Sub Agen

Condition : Terdapat beberapa grosir kecil di beberapa titik yang sudah


sesuai dengan kriteria Sub Agen kelas 4 dan 5, tetapi belum
terdeteksi oleh perusahaan.

Criteria : Seharusnya pihak salesman lebih teliti dalam mengeksplor


toko grosir kecil sesuai dengan daerah yang diberikan
kepadanya.

Cause : Kurangnya pemantauan secara langsung kepada salesman di


lapangan sehingga beberapa toko grosir luput dan tidak
terdeteksi.

Effect : Efek dari luputnya grosir kecil tentu dapat membuat


perusahaan lambat berkembang dan memperluas cabangnya.

62
Recommendation : Perlu adanya update data yang dilakukan secara rutin oleh PT
ISA agar tidak ada data penjualan yang terlewat hingga tidak
terdeteksi.

63
BAB VII

AUDIT REPORT
EXECUTIVE SUMMARY

1. Audit Scope
a) Tujuan Audit
Kami fokus pada aktivitas penjualan dan aktivitas pemasaran, yaitu kami menetapkan
program audit yang terkait dengan aktivitas keduanya.
Aktivitas Penjualan :
● Memastikan semua data transaksi yang tercatat dalam call sheet sudah sesuai
dengan transaksi aktual yang terjadi.
● Memastikan PT ISA menetapkan jumlah maksimum dari total pembelian setiap
pelanggan yang menitipkan barangnya di gudang.
● Menemukan penyebab terjadinya kredit limit dan jaminan bank garansi yang
nilainya sudah tidak proporsional, yang dapat menimbulkan risiko piutang menjadi
tidak pasti.
● Memastikan PT ISA telah melakukan pengawasan terhadap kadaluarsa setiap
produk untuk meminimalkan tingkat retur.

Aktivitas Pemasaran :
● Memastikan tidak adanya penyalahgunaan materi promosi yang dilakukan di luar
aktivitas perusahaan.
● Memastikan program promosi yang telah dilakukan PT ISA sudah efektif atau
belum.

b) Audit Scope
Batasan ruang lingkup audit manajemen yang akan dilakukan pada PT ISA adalah
sebagai berikut:
• Memastikan ketepatan antara aktivitas atau program yang dilaksanakan dengan
kebijakan, tujuan, dan nilai-nilai perusahaan.
• Memberikan penilaian atas efektivitas dan keekonomisan dalam penggunaan
sumber daya.

64
• Melakukan pengamatan kebijakan keuangan dan pengawasan terhadap aktivitas
distribusi, produksi, penjualan, pemasaran, serta bagian fungsional lain dalam
perusahaan.

c) Tim Audit dan Pihak yang terlibat


Dalam rangka menjelaskan tujuan serta pendekatan audit maka tim audit kami terdiri
dari partner, manajer, serta supervisor.

d) Jadwal Audit
1. Preliminary Survey (1-3 minggu)
2. Perencanaan Audit (1-3 minggu)
3. Kunjungan Lapangan (4-6 minggu)
4. Pelaksanaan Teknik Audit (10-13 minggu)
5. Meeting dengan klien (1-3 minggu)
6. Membuat Laporan Audit (7-9 minggu)

2. Source of Information
Pada proses pemeriksaan audit yang dilakukan oleh tim auditor, sumber informasi
yang didapatkan yaitu dokumen yang berasal dari tiap divisi yang memegang kendali atas
berbagai dokumen atau laporan terkait. Sumber informasi yang didapatkan diantaranya
seperti dari hasil observasi, laporan keluar dan masuk barang, daftar persediaan, laporan
posisi keuangan, kebijakan perusahaan terkait batas pemberian kredit limit, perjanjian
(MoU) dengan pelanggan agen dan retail terkait batas kredit, jurnal khusus, buku besar
pembantu piutang, dokumen sales invoice, dokumen cash receipts, SOP - salesman, daftar
karyawan - salesman, call sheet, laporan penjualan, buku besar, dokumen invoice, laporan
retur penjualan, daftar persediaan, perjanjian (MoU) antara pelanggan sub agen dan retail
dengan perusahaan, skema penjualan, perjanjian (MoU) penjualan, laporan persediaan
barang, daftar produk yang dijual, laporan penjualan sub agen, laporan keluar masuknya
persediaan, hasil wawancara dan observasi, laporan materi promosi, laporan pelaksanaan
pemasaran, dan laporan budget pemasaran. Dari sumber informasi atas dokumen-dokumen
tersebut akan digunakan sebagai bukti keakuratan untuk auditor selama melakukan audit
hingga pernyataan hasil audit.

65
3. Summary of Audit Programs
Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh tim auditor menemukan bahwa terdapat 10
risiko yang telah ditemukan, yang diantaranya yaitu terdiri dari 6 risiko mengenai aktivitas
penjualan dan 4 risiko mengenai aktivitas pemasaran pada perusahaan. Pada audit program
aktivitas penjualan dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa setiap produk yang
terjual apakah telah benar-benar memenuhi kualitas untuk mengurangi tingkat retur yang
terjadi. Selain itu, pada audit program aktivitas pemasaran yaitu untuk memberikan
informasi mengenai pemasaran produk agar tidak terjadi adanya penyalahgunaan.

4. Summary of Findings & Recommendation


Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh tim auditor. Terdapat 6
risiko pada critical problem area yang perlu segera dilakukan perbaikan. Keenam risiko
tersebut terjadi karena adanya pendorong yang mengakibatkan kondisi tersebut
menyimpang dari kriteria yang ada dan menimbulkan kerugian bagi PT ISA. Berikut ini
adalah ringkasan dari critical problem area beserta rekomendasi yang diberikan oleh tim
auditor:
1) Terjadi overstock di area tertentu yang berdampak pada tingginya tingkat retur,
dimana produk yang dijual sudah kadaluarsa. Rekomendasi yang diberikan oleh tim
auditor adalah divisi gudang PT ISA perlu melakukan pemeriksaan dan evaluasi
terhadap stok barang di gudang. Selain itu, divisi sales juga perlu memperhatikan
jumlah barang yang dijual rugi ke pasar, sehingga tidak ada lagi barang yang tidak
laku terjual, dan terdapat retur dari pelanggan karena usia produk yang kadaluarsa.
2) Tidak ada kebijakan mengenai pemberian kredit limit pada pelanggan. Rekomendasi
yang diberikan oleh tim auditor adalah PT ISA perlu menetapkan kebijakan mengenai
pemberian jumlah kredit limit dan pelunasan piutang, agar dapat mengurangi jumlah
kredit limit yang nilainya tidak proporsional.
3) Adanya brand-brand PT ISA yang belum mencapai tahap maturity. Rekomendasi
yang diberikan oleh tim auditor adalah perusahaan perlu melakukan pengawasan
dengan kunjungan lapangan dan memeriksa secara rutin terhadap brand produknya
yang akan dijual pada tiap area serta meminta laporan penjualan pada tiap area
tersebut agar dapat benar-benar mengetahui apakah produk telah benar-benar terjual
atau belum.
4) Stok kadaluarsa yang ada di outlet tidak dapat di kontrol. Rekomendasi yang diberikan
oleh tim auditor adalah divisi gudang PT ISA perlu melakukan pengawasan dan rutin
66
melakukan kontrol terhadap barang yang masuk dan keluar dari gudang, untuk
memastikan barang yang akan dijual dalam kondisi dan kualitas yang baik.
5) Banyaknya jenis materi promosi (2000 kode item) dan tingkat transaksi. Rekomendasi
yang diberikan oleh tim auditor, yaitu pada bagian area marketing manager dan/atau
supervisor PT ISA perlu melakukan pengawasan dan kunjungan lapangan secara rutin
dalam memastikan bahwa eksekutor telah benar-benar melaksanakan program materi
promosi sesuai dengan yang seharusnya dan memastikan bahwa adanya perbedaan
pada masing-masing jenis materi promosi, sehingga dapat memberikan kode item
lebih spesifik.
6) Adanya program skema penjualan yang tidak diterima oleh pelanggan di channel
retail yang sering ditemukan oleh supervisor saat melakukan kunjungan di lapangan.
Rekomendasi yang diberikan oleh tim auditor adalah regional retail manager perlu
memiliki inovasi yang berbeda dari sebelumnya dengan memberikan informasi terkait
program skema penjualan melalui platform media sosial perusahaan, agar informasi
yang diberikan dapat lebih rinci juga. Selain itu, perusahaan juga perlu melakukan
research pasar atas keinginan pelanggannya, agar benar-benar dapat mengetahui
bagaimanakah keinginan pasar yang diinginkan oleh pelanggan itu.

5. Conclusions
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, beberapa kegiatan pada PT
ISA sudah memiliki pengendalian di setiap aktivitasnya. Namun, dapat dilihat bahwa
masih ditemukan beberapa risiko pengendalian yang masih belum terkontrol. Kurangnya
pengawasan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan lemahnya pengendalian internal
perusahaan, sehingga kegiatan operasional perusahaan menjadi tidak efisien dan
menyebabkan kerugian yang cukup signifikan. Oleh karena itu, PT ISA perlu melakukan
evaluasi strategi dan beberapa perbaikan terhadap pengendalian kegiatan operasional
perusahaan. Perusahaan harus memastikan bahwa seluruh kegiatan perusahaan sudah
sesuai dengan visi, misi, dan tujuan perusahaan. Selain itu, PT ISA juga perlu
meningkatkan sistem pengawasan internal dan memperkuat kebijakan dan prosedur untuk
meminimalisir tindakan kecurangan.

67
6. Appreciations
Kami selaku tim auditor mengucapkan terimakasih kepada pihak manajemen dan
anggota PT ISA yang sudah terlibat dalam proses audit dari awal hingga akhir serta
memberikan informasi yang dapat membantu tim kami dalam melaksanakan proses audit
ini sehingga proses berjalan dengan baik dan menghasilkan hasil audit yang dapat
membantu kami memperbaiki kekurangan dari sistem internal PT ISA.

Surabaya, 24 April 2022


Tanda tangan

Albert Widjaja
Auditor Manager

68
DETAILED AUDIT FINDINGS
A. Temuan 1

Critical Problem Area : Aktivitas penampungan barang pada Gudang Area

Condition : ● Peningkatan pembelian yang signifikan oleh pelanggan


terjadi karena adanya pengumuman kenaikan harga
sekitar 5-6 kali dalam setahun yang diumumkan oleh
PT ISA seminggu sebelum tanggal efektif kenaikan
harga. Namun hal ini memicu pelanggan untuk
membeli barang dalam jumlah banyak dan menitipkan
barangnya di gudang PT ISA, sehingga kapasitas
gudang tidak memadai untuk menampung. Hal ini
terjadi pada tanggal 8 Februari saat PT ISA
mengumumkan akan menaikkan harga barang dari
tanggal 14-16 Februari 2022. Seharusnya, gudang
perusahaan hanya dapat menampung barang titipan
pelanggan sebanyak 35% dari kapasitas gudang. Akan
tetapi, setelah perusahaan mengumumkan informasi
adanya kenaikan harga, kapasitas gudang menjadi
penuh dengan titipan pelanggan sebanyak 75%.
● Terjadinya overstock pada area tertentu yang
mengharuskan PT ISA menjual rugi atas produknya
(rokok) dengan harga yang lebih rendah dari
seharusnya dan terjadi pada lintas area hingga regional.
Namun, hal ini mengakibatkan tingginya tingkat retur
oleh pelanggan, karena beberapa barang yang dijual
rugi oleh PT ISA sudah kadaluarsa. Sehingga,
pelanggan melakukan retur barangnya ke perusahaan
dan mengakibatkan penumpukan stok pada gudang.
● Adanya retur barang yang usianya lebih dari 1 tahun.
Hal tersebut terjadi karena produk rokok merupakan
produk yang tergolong mudah dijual di pasar dan
mudah dilakukan retur oleh supplier. Sehingga,

69
terkadang pelanggan sengaja menyimpan stok lebih.
Hal ini ditemukan pada tanggal 26 Februari 2022,
dimana salah satu pelanggan melakukan retur produk
Signature 12 yang sudah kadaluarsa.

Criteria : ● Seharusnya dari total kapasitas gudang PT ISA, hanya


35% yang dapat digunakan untuk menyimpan barang
titipan pelanggan.
● Seharusnya kapasitas barang disesuaikan dengan
kapasitas gudang. Selain itu, PT ISA harus membatasi
barang yang diretur oleh pelanggan.
● Seharusnya barang yang sudah kadaluarsa tidak boleh
dijual dan pelanggan juga tidak boleh melakukan retur
barang tersebut.

Cause : ● Kapasitas gudang area yang tidak memadai untuk


menampung terjadi karena tidak adanya kebijakan dan
pengaturan yang tepat terkait penitipan barang oleh
pelanggan, serta tidak adanya kebijakan terkait syarat
melakukan retur. Sehingga pelanggan dapat dengan
seenaknya melakukan retur dengan kondisi barang
yang kemungkinan sudah tidak baik lagi.
● Tidak adanya kontrol yang dilakukan oleh pihak
gudang, dimana seharusnya pihak gudang rutin
melakukan pengecekan terhadap persediaan yang ada
di gudang untuk memastikan tanggal kadaluarsa dan
kualitas produk sebelum dijual.

Effect : Dampak dari tidak adanya kebijakan terkait penitipan barang


oleh pelanggan menyebabkan kapasitas gudang PT ISA tidak
memadai. Seharusnya gudang hanya bisa menampung barang
titipan pelanggan sebesar 35%. Namun, karena adanya
pengumuman kenaikan harga menyebabkan kapasitas
penitipan menjadi 75%. Hal ini menyebabkan biaya perawatan

70
dan penyimpanan perusahaan semakin besar. Selain itu,
kapasitas penyimpanan barang (rokok) PT ISA juga berkurang,
karena gudang sudah terpenuhi oleh barang-barang titipan dan
retur dari pelanggan.

Recommendation : ● Sebaiknya, PT ISA perlu menyusun kebijakan terkait


syarat-syarat penitipan barang dan retur barang, serta
menentukan kapasitas maksimal barang yang bisa
dititipkan oleh pelanggan.
● Divisi gudang PT ISA juga perlu melakukan
pemeriksaan dan evaluasi terhadap stok barang di
gudang. Selain itu, divisi sales juga perlu
memperhatikan jumlah barang yang dijual rugi ke
pasar, sehingga tidak ada lagi barang yang tidak laku
terjual, dan terdapat retur dari pelanggan karena usia
produk yang kadaluarsa.
● Divisi gudang PT ISA juga perlu melakukan
pengawasan dan rutin melakukan kontrol terhadap
barang yang masuk dan keluar dari gudang, untuk
memastikan barang yang akan dijual dalam kondisi dan
kualitas yang baik.

Due Date : PT ISA harus melakukan rekomendasi yang diberikan oleh tim
auditor maksimal 1 minggu setelah auditor memberikan
laporan audit.

B. Temuan 2

Critical Problem Area : Aktivitas pemasaran

Condition : ● Tingginya tingkat Length of Stay (LoS) pada gudang


materi promosi karena adanya miss pada budgeting dan
adanya ketidakdisiplinan manajemen serta salesman

71
sebagai eksekutor dalam melakukan eksekusi program
dengan baik.
● Banyaknya jenis materi promosi yaitu sekitar 2000 kode
item yang memungkinkan perusahaan dapat mengalami
kesulitan dalam memastikan apakah saat menggunakan
materi promosi tersebut telah sesuai dengan tujuan
penggunaan ataukah tidak, dan apakah tidak adanya
penyalahgunaan penjualan materi promosi di luar aktivitas
perusahaan.

Criteria : ● Seharusnya budgeting yang dilakukan oleh pihak


manajemen terhadap materi promosi disusun berdasarkan
setiap periode yang berjalan agar pencatatannya juga
terdistribusi dengan baik dan sesuai.
● Seharusnya eksekutor memberikan hasil laporan dari
pelaksanaan program materi promosi dengan area
marketing manager dan/atau supervisor yang memastikan
bahwa penggunaan materi promosi tersebut telah benar-
benar sesuai tujuan, yaitu dengan melakukan kunjungan
lapangan.

Cause : ● Tidak adanya skema eksekusi program yang


didistribusikan dengan baik oleh pihak manajemen dan
salesman sehingga menyebabkan tingkat LoS pada gudang
materi promosi tinggi.
● Adanya kode item yang diberikan berbeda karena terlalu
banyaknya jenis. Selain itu, Area marketing manager
dan/atau supervisor kurang melakukan adanya kunjungan
lapangan yang terkait dengan pengawasan kegiatan
pemasaran yang dilaksanakan.

Effect : ● Kerugian yang dialami oleh pelanggan atas pembeliannya


dan dapat menurunkan tingkat kepercayaan pelanggan
kepada perusahaan yang juga dapat menurunkan reputasi

72
perusahaan.
● Kesulitan dalam memastikan apakah penggunaan materi
promosi telah digunakan sesuai tujuan. Selain itu, juga
memungkinkan adanya tindakan fraud karena
penyalahgunaan materi promosi.

Recommendation : ● Pihak manajemen sebaiknya dapat mendistribusikan


skema materi promosi dengan lebih baik dan jelas kepada
salesman agar materi promosi yang telah disusun dapat
diterapkan dengan baik dan efektif.
● Sebaiknya area marketing manager dan/atau supervisor
melakukan pengawasan dan kunjungan lapangan secara
rutin dalam memastikan bahwa eksekutor telah benar-
benar melaksanakan program materi promosi sesuai
dengan yang seharusnya dan memastikan bahwa adanya
perbedaan pada masing-masing jenis materi promosi,
sehingga dapat memberikan kode item lebih spesifik.

Due Date : PT ISA harus melakukan rekomendasi yang diberikan oleh


tim auditor maksimal 2 minggu setelah auditor memberikan
laporan audit.

C. Temuan 3

Critical Problem Area : Aktivitas pemberian kredit limit pelanggan

Condition : Jumlah kredit limit yang nilainya tidak proporsional,


disebabkan oleh perusahaan yang meningkatkan limit
seasonal.

Criteria : Seharusnya pihak admin yang mengatur kredit limit pelanggan


memberi laporan secara berkala baik seminggu sekali maupun
2 minggu sekali untuk menghindari kredit limit yang tidak
proporsional.

73
Cause : Belum adanya kebijakan mengenai pemberian jumlah kredit
limit dan pelunasan piutang menyebabkan jumlah kredit limit
nilainya tidak proporsional.

Effect : - Pelanggan dapat melanggar batas kredit limit yang


dimiliki. Hal ini dapat mempengaruhi laba PT ISA.
- Ditemukan beberapa channel Sub Agen yang jumlah
kredit limit dan jaminan bank garansi nilainya sudah
tidak proporsional. Hal ini dikarenakan adanya
upgrade/downgrade kelas, serta persetujuan
peningkatan limit seasonal oleh General Manager
Operasional yang mengakibatkan risiko piutang
menjadi tidak pasti.

Recommendation : Seharusnya PT ISA menetapkan kebijakan mengenai


pemberian jumlah kredit limit dan pelunasan piutang, agar
dapat mengurangi jumlah kredit limit yang nilainya tidak
proporsional.

Due Date : PT ISA harus melakukan rekomendasi yang diberikan oleh


tim auditor maksimal 1 minggu setelah auditor memberikan
laporan audit.

D. Temuan 4

Critical Problem Area : Aktivitas kinerja salesman

Condition : Prinsip kerja “pay for performance” membuat salesman


berupaya untuk memperoleh penilaian KPI yang baik dengan
cara yang tidak benar.

Criteria : Seharusnya salesman lebih diperhatikan lagi oleh pihak


supervisor dalam menjalankan tugasnya dan akan lebih baik
jika dipantau dan dinilai secara langsung di lapangan oleh

74
supervisor.

Cause : Tidak adanya pemantauan aktivitas salesman secara langsung


oleh supervisor maupun pihak manajemen.

Effect : Terjadi persaingan ketat yang dilakukan oleh salesman secara


kotor dan merugikan pihak lain.

Recommendation : Pihak manajemen PT ISA perlu untuk membangun budaya


integritas yang tinggi pada perusahaan, serta rutin melakukan
evaluasi terhadap kinerja salesman agar dapat meminimalisir
terjadinya kecurangan (fraud).

Due Date : PT ISA harus melakukan rekomendasi yang diberikan oleh


tim auditor maksimal 2 minggu setelah auditor memberikan
laporan audit.

E. Temuan 5

Critical Problem Area : Aktivitas program penjualan

Condition : ● Ketika supervisor melakukan kunjungan lapangan, terdapat


banyak program skema penjualan yang tidak diterima oleh
pelanggan di channel retail, sehingga pelanggan tidak
mendapatkan bonus produk maupun materi promosi saat
melakukan pembelian produk brand yang diprogramkan
tersebut.
● Pada beberapa area terhadap brand yang belum mencapai
tahap maturity, sehingga mengakibatkan adanya deadstock
karena brand tidak laku terjual.

Criteria : ● Seharusnya pelanggan tetap mendapatkan bonus ataupun


materi promosi dari pembelian produk brand yang
diprogramkan
● Seharusnya perusahaan dapat lebih memeriksa dan

75
melakukan pengecekan terhadap tiap brand produk, agar
tidak terjadi adanya deadstock karena brand tidak terjual.

Cause : ● Tidak adanya informasi jelas dan rinci maupun sedikitnya


informasi yang disampaikan oleh Regional Retail Manager
mengenai program skema penjualan
● Tidak adanya pengawasan serta pengecekan secara rutin
oleh area marketing manager terhadap kualitas produk.

Effect : ● Adanya miss-communication antara channel retail dengan


pihak gudang yang dapat menyebabkan terjadinya overstock
pada gudang, karena terdapat produk rokok yang seharusnya
telah berkurang untuk diberikan sebagai bentuk bonus
namun nyatanya tidak diberikan.
● Dapat menimbulkan adanya kerugian yang dialami karena
kurangnya pengecekan tersebut menjadikan perusahaan
perlu biaya lebih lagi untuk melakukan distribusi ulang pada
produk brand.
● Selain itu, ketika terlalu banyaknya produk pada gudang
juga dapat terjadi overstock dan menjadikan gudang penuh
karena adanya produk-produk yang terlalu lama ditimbun
hingga melewati batas kadaluarsanya.

Recommendation : ● Sebaiknya regional retail manager memiliki inovasi yang


berbeda dari sebelumnya dengan memberikan informasi
terkait program skema penjualan melalui platform media
sosial perusahaan, agar informasi yang diberikan dapat lebih
rinci juga.
● Sebaiknya perusahaan melakukan research pasar atas
keinginan pelanggannya, agar benar-benar dapat
mengetahui bagaimanakah keinginan pasar yang diinginkan
oleh pelanggan itu.
● Sebaiknya, perusahaan juga perlu melakukan pengawasan
dengan kunjungan lapangan dan memeriksa secara rutin

76
terhadap brand produknya yang akan dijual pada tiap area
serta meminta laporan penjualan pada tiap area tersebut agar
dapat benar-benar mengetahui apakah produk telah benar-
benar terjual atau belum.

Due Date : PT ISA harus melakukan rekomendasi yang diberikan oleh


tim auditor maksimal 2 minggu setelah auditor memberikan
laporan audit.

F. Temuan 6

Critical Problem Area : Aktivitas penjualan pada sub agen

Condition : Terdapat beberapa grosir kecil di beberapa titik yang sudah


sesuai dengan kriteria Sub Agen kelas 4 dan 5, tetapi belum
terdeteksi oleh perusahaan.

Criteria : Seharusnya pihak salesman lebih teliti dalam mengeksplor


toko grosir kecil sesuai dengan daerah yang diberikan
kepadanya.

Cause : Kurangnya pemantauan secara langsung kepada salesman di


lapangan sehingga beberapa toko grosir luput dan tidak
terdeteksi.

Effect : Efek dari luputnya grosir kecil tentu dapat membuat


perusahaan lambat berkembang dan memperluas cabangnya.

Recommendation : Perlu adanya update data yang dilakukan secara rutin oleh
perusahaan agar tidak ada data penjualan yang terlewat hingga
tidak terdeteksi.

Due Date : PT ISA harus melakukan rekomendasi yang diberikan oleh


tim auditor maksimal 2 minggu setelah auditor memberikan
laporan audit.

77

Anda mungkin juga menyukai