Anda di halaman 1dari 8

DOMINASI BUDAYA ASING TERHADAP GENERASI MILENIAL

Dosen Pengampu :

Maharani Ikaningtyas, S.E., M.AB.

Disusun oleh kelompok 5 :

Fatimah Salsa Biela Sari 22042010149

Johannes Baptista Brian 22042010153

Elsa Evipania Br Sembiring 22042010159

Haura Rizqi Dzakiyyah Chandra 22042010160

Marcella Putri Widya Ningrum 22042010161

Wanda Noer Alichia 22042010165

Bene Dicta Ary Susanti 22042010167

Maulidya Khoirunnisa 22042010168

Havelyne Octaviana Damaling 22042010175

Putri Maharanie 22042010196

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

SURABAYA

2023
1. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya dan tradisi yang beragam,
telah lama terkenal sebagai tempat yang ramah dan terbuka terhadap pengaruh
budaya dari luar negeri. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, adopsi budaya asing
oleh generasi milenial di Indonesia telah meningkat pesat, terutama melalui media
sosial dan teknologi digital. Budaya asing ini membawa dampak yang signifikan pada
generasi milenial di Indonesia, baik secara positif maupun negatif. Oleh karena itu,
sangat penting untuk memahami dampak ini dengan lebih baik, serta bagaimana
generasi milenial dapat menghadapi dan mengeksplorasi pengaruh budaya asing
secara bijak, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional dan kebanggaan
nasional mereka.
Generasi milenial di Indonesia telah terpengaruh secara signifikan oleh budaya
asing melalui berbagai media seperti televisi, film, musik, dan media sosial. Meskipun
banyak dampak positif yang terlihat seperti peningkatan kesadaran tentang budaya
lain, adopsi teknologi baru, dan kemampuan berbahasa Inggris yang lebih baik, tetapi
juga terdapat dampak negatif seperti hilangnya nilai tradisional, penurunan rasa
nasionalisme, dan pengaruh buruk dari perilaku konsumtif.
Dampak positif pertama dari budaya asing adalah meningkatnya kesadaran
generasi milenial tentang budaya lain. Hal ini memungkinkan mereka untuk memahami
perbedaan budaya dan menghargai keberagaman budaya yang ada di dunia. Selain
itu, adopsi teknologi baru yang berasal dari luar negeri seperti platform digital yang
menawarkan informasi yang lebih luas dan cepat juga telah memberikan akses
informasi yang lebih baik.
Dampak kedua dari budaya asing adalah kemampuan berbahasa Inggris yang
lebih baik. Dalam era globalisasi, kemampuan berbahasa Inggris menjadi penting
untuk berkomunikasi dengan dunia luar, mempelajari informasi baru dan bekerja di
perusahaan multinasional.
Namun, terdapat dampak negatif yang cukup signifikan dari budaya asing pada
generasi milenial di Indonesia. Pertama, terdapat kekhawatiran bahwa nilai-nilai
tradisional dan budaya lokal akan hilang seiring dengan adopsi budaya asing. Hal ini
dapat menyebabkan penurunan rasa kebanggaan nasional dan kehilangan identitas
budaya yang unik.
Dampak negatif kedua adalah perilaku konsumtif. Generasi milenial cenderung
terpengaruh oleh gaya hidup konsumtif dan produk-produk yang ditawarkan oleh
budaya asing, terutama dalam bidang fashion dan teknologi. Hal ini dapat
mengakibatkan pengeluaran yang berlebihan dan penurunan nilai diri karena terlalu
fokus pada penampilan fisik atau produk tertentu.
Secara umum perilaku pemuda Indonesia berjalan beriringan, tidak selektif
terhadap nilai-nilai agama, adat istiadat dan tradisi yang dianutnya. Para remaja
bangga tidak mengikuti perkembangan zaman, sekalipun bertentangan dengan
nilai-nilai agama dan budayanya
Dan kini nilai-nilai budaya kita semakin tergerus seiring pengaruh budaya asing yang
masuk ke negara kita.
Jika efek di atas dibiarkan, apa yang terjadi pada generasi muda? Moral
generasi manusia rusak, aktivitas anarkis muncul di kalangan kelompok pemuda.
Hubungannya, nilai nasionalisme melemah, karena tidak ada rasa cinta terhadap
budaya bangsa dan tidak ada rasa kepedulian terhadap masyarakat. Padahal
generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Maka dari itu sebagai generasi
muda yang sadar terhadap pentingnya budaya kita perlu untuk tetap menjunjung tinggi
budaya Indonesia.

2. Contoh Permasalahan
Perkembangan zaman dan adanya dampak dari globalisasi yang terjadi saat
ini, menciptakan transparansi antar kebudayaan yang ada di dunia. Fenomena tersebut
menyebabkan sulitnya memfilter kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia. Yang
dimana dapat terlihat dari pemuda–pemudi Indonesia tengah menggandrungi
budaya-budaya yang berasal dari luar negeri seperti budaya dari Korea Selatan,
Jepang, Barat, dan dari negara lainnya. Hal ini menyebabkan para pemuda–pemudi
Indonesia cenderung lebih menyukai budaya yang berasal dari luar negeri daripada
negaranya sendiri, bahkan beberapa dari mereka saat ini kurang mengetahui akan
budaya yang berasal dari negara asalnya sendiri yaitu Indonesia.
Kebudayaan-kebudayaan yang digemari oleh pemuda-pemudi saat ini sebagai
berikut:
➢ Korea Selatan
Masuk dan berkembangnya kebudayaan Korea ke dalam Indonesia merupakan
salah satu dampak dari arus globalisasi yang masuk. Penyebaran budaya korea yang
disebut dengan Korean Wave atau Hallyu terjadi dengan sangat pesat. Korean Wave
mampu memperkenalkan budaya yang berasal dari Korea Selatan dengan sangat baik,
hingga mempengaruhi gaya hidup para pemuda dan pemudi Indonesia. Seperti dalam
cara berpakaian, selera musik, makanan, cara bersikap, produk kecantikan, dan lain
sebagainya. Masuknya Korea ke dalam Indonesia bermula dari drama serial korea
yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta. Masyarakat Indonesia sangat
menyambut baik dengan masuknya drama Korea ke Indonesia. Dampak yang
didapatkan dengan ditayangkannya drama Korea ini menyebabkan menurunnya
jumlah penonton pada film produksi Indonesia, dikarenakan masyarakat Indonesia
mulai beralih untuk melihat drama Korea karena alur yang lebih menarik dan
memuaskan para penonton dibandingkan dengan film Indonesia.
Masuknya budaya Korea ini memberikan dampak positif dan juga negatif.
Dampak positif yang didapatkan adalah dapat meningkatkan kecintaan masyarakat
dalam musik juga kreativitas, mendorong untuk melakukan kegiatan yang positif dan
dapat menambah wawasan dalam mempelajari budaya dan bahasa Korea. Karena
adanya rasa fanatik yang ditunjukkan oleh masyarakat Indonesia kepada korea, dapat
menimbulkan kerja sama yang baik antara Indonesia dengan korea serta menambah
devisa negara. Sedangkan dampak negatif yang didapatkan adalah terjadinya
pergeseran budaya, sikap masyarakat menjadi tidak acuh dengan kebudayaan bangsa
Indonesia,mengubah pola pikir yang dimiliki oleh masyarakat dan memberikan perilaku
buruk.
Berikut contoh penyimpangan yang terjadi akibat masuknya budaya Korea:
a. Pola pikir yang menyimpang

b. Memunculkan perilaku buruk


https://www.tiktok.com/@wartakotalive.com/video/7099447436896177409?q=fanwar%
20kpop%20&t=1678458226426
➢ Western atau barat
Budaya barat yang masuk akibat globalisasi ke Indonesia turut mengubah
perilaku dan kebudayaan Indonesia, khususnya bagi kalangan remaja Indonesia. Baik
itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di
Indonesia. Hal seperti ini dapat terjadi karena ketidakmampuan orang-orang di
Indonesia untuk beradaptasi dan memfilter dengan baik terhadap budaya barat.
Sehingga menjadi terpengaruh dan cenderung bergaya hidup kebarat-baratan yang
berdampak pada memudarnya budaya Indonesia sendiri.
Gaya hidup kebarat-baratan yang mendominasi budaya asli Indonesia seperti :
a. Menggunakan pakaian serba mini

:atau :
https://www.tiktok.com/@ciwieetiktokk01/video/7192261027696774426?q=seragam%2
0ngepres%20body&t=1678457904844

b. Clubbing & Mabuk-Mabukan

c. Pergaulan Bebas
Dengan dampak seperti
https://www.tiktok.com/@indramayuupdate/video/7189562112555896090?is_from_web
app=1&sender_device=pc&web_id=7162420658981406210
3. Solusi
Solusi agar anak muda tidak meninggalkan budayanya sendiri

1. Mengajarkan kepada generasi muda tentang budaya lokal Indonesia


sehingga bisa menyiapkan generasi muda yang sesuai tuntutan
masyarakat, bangsa, dan negara .
2. Menjadi masyarakat yang terus berusaha menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan. Dengan wawasan yang cukup, pengguna media sosial
mampu berpikir kritis. Sehingga mereka bisa menahan diri untuk tidak
mencaci dan menyebarkan ujaran kebencian kepada sesama. Sebab
sudah mengetahui fungsi utama media sosial untuk menghubungkan
silaturahmi secara lebih mudah.
3. Pentingnya pemahaman agama, agama merupakan fondasi pokok dan
utama dalam menjalani hidup di negara Indonesia. Cara menyaring
budaya asing yang tidak sesuai dengan norma yang efektif adalah
meningkatkan ketakwaan dalam beragama.
4. Mengenalkan dan mengamalkan budaya sendiri sejak dini dimulai dari
keluarga. Contohnya lagu tradisional atau tariannya.
5. Setiap instansi mewajibkan memakai pakaian adat dalam satu minggu
sekali agar tetap ingat dan tidak melupakan budaya berpakaian bangsa
indonesia.
6. Dengan memanfaatkan teknologi kita sebagai masyarakat indonesia
memperkenalkan budaya kepada negara lain sehingga banyak yang
mempelajarinya dan tidak akan ketinggalan.
7. Biasanya seseorang sering meng-scroll media sosial untuk hiburan
semata atau melihat destinasi di luar negeri lebih bagus dari dalam
negeri hal tersebut dapat memunculkan tanggapan negara lain lebih
baik daripada negara sendiri. Maka dari itu kita sebagai anak muda
harus mengenalkan destinasi-destinasi dalam negeri yang tak kalah
bagus kepada masyarakat.
8. Mempelajari budaya-budaya yang ada di Indonesia. Sebagai seorang
penerus generasi kita memiliki keinginan untuk membanggakan bangsa
kita dengan cara yang mampu kita lakukan. Salah satu contohnya
adalah dengan menekuni tarian tradisional daerah dan
memperkenalkannya ke negara asing dengan cara-cara yang unik
seperti street dance atau yang lain sebagainya.
9. Sebagai generasi muda harus menjadi bagian dalam upaya
melestarikan budaya Indonesia agar budaya di Indonesia terus eksis
terutama dikalangan generasi muda contohnya seperti membuat
promosi lewat sosial media.
10. Tidak ikut-ikutan atau fomo (fear of missing out) terhadap budaya yang
sedang trend saat ini seperti memakai baju crop top tidak
mencerminkan norma dan budaya indonesia yang mengedepankan
sopan santun.

4. EvaluasI
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah terjadi peningkatan
jumlah masuknya budaya asing. Ada yang berasal dari media sosial, media
massa, film, musik, dan gaya hidup.Di satu sisi, keberadaan budaya asing
dapat meningkatkan keragaman budaya Indonesia dengan mengisi
kesenjangan seni, olahraga, dan bidang lainnya. Di sisi lain, ada yang khawatir
masuknya budaya asing akan membahayakan eksistensi dan keutuhan budaya
nasional Indonesia yang menjadi identitas bangsa.
Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Generasi muda di Indonesia
dihadapkan pada berbagai macam budaya dari seluruh dunia, terutama dari
negara-negara Barat, sebagai akibat dari globalisasi dan kebangkitan media
digital.Agar masuknya budaya asing tidak membahayakan budaya Indonesia,
diperlukan adanya pengawasan dan monitoring terhadap arus tersebut serta
perlu dilakukan evaluasi secara berkala untuk melihat dampak yang telah
terjadi terhadap masyarakat.
Pada bagian sebelumnya kita telah membahas beberapa solusi untuk
menangani dominasi budaya asing yang berkembang di Indonesia. Tindakan
mengajarkan budaya Indonesia kepada generasi muda sudah terlaksana
dengan baik dan pengenalannya dimulai melalui lembaga pendidikan. Kita
dikenalkan tentang budaya Indonesia dan bagaimana negara Indonesia melalui
pendidikan contohnya mata pelajaran seni dan budaya, mata pelajaran
Pancasila, mata pelajaran bahasa daerah, dll.
Solusi yang dipaparkan untuk tetap mempertahankan budaya Indonesia
salah satunya adalah menggunakan batik di instansi yang ada di Indonesia. Hal
ini sebenarnya sebagian besar sudah terealisasi. Bahkan penggunaan batik
semakin modern dengan model-model dan motif yang menarik semakin
meningkatkan jumlah pengguna batik terutama di kalangan muda. Kita tahu
bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kental akan budaya. Namun
semakin berkembangnya zaman hal tersebut pun terkikis oleh budaya-budaya
asing yang masuk. Dari solusi yang telah kami paparkan dan melihat
bagaimana kenyataannya dalam masyarakat bahwa masih banyak generasi
muda yang tidak tertarik dalam mempelajari budaya contohnya belajar tentang
tarian adat atau suku yang masing-masing.
Menurut pendapat kami apabila generasi muda berada di lingkungan
yang semakin modern dan tidak dekat dengan budaya-budaya Indonesia maka
mereka beranggapan bahwa belajar tentang budaya Indonesia tidak terlalu
dibutuhkan. Oleh karena itu sebagai generasi muda yang peduli akan
keberlangsungan budaya yang ada di Indonesia kita harus memodifikasi agar
generasi muda tertarik dan mau mempelajari tentang budaya Indonesia cara
efektif yang telah dilakukan adalah membuat kompetisi menari tarian daerah
melalui video Tik tok agar masyarakat sadar bahwa mengenal budaya misalnya
tentang tarian suku yang ada di Indonesia sangat penting. Sehingga
penggunaan media sosial dan teknologi sebagai alat untuk mempromosikan
dan memperkenalkan budaya Indonesia yang lebih modern dan menarik bagi
anak muda.

5. Kesimpulan
Indonesia sebagai negara yang memiliki beragam kebudayaan, kini
mendapat pengaruh dengan masuknya budaya asing akibat adanya arus
globalisasi. Budaya asing ini membawa dampak yang signifikan terhadap
generasi muda di Indonesia, baik secara positif maupun negatif. Namun, yang
sering banyak dijumpai yaitu mengenai dampak negatif dari budaya asing yang
masuk di Indonesia. Salah satu dampak negatif dari masuknya budaya asing di
Indonesia adalah menyebarnya kebudayaan Korea Selatan yang disebut
dengan Korean Wave. Hal ini bisa dilihat dari cara berpakaian seseorang,
selera musik, makanan, produk kecantikan orang Indonesia yang mulai meniru
atau menyukai produk dari Negeri Gingseng tersebut.
Selain itu, budaya barat atau westernisasi juga ikut merubah
kebudayaan serta gaya hidup remaja di Indonesia. Gaya hidup kebarat-baratan
sendiri bisa dilihat dari cara berpakaian masyarakat Indonesia yang mulai
menggunakan pakaian terbuka, clubbing, dan pergaulan yang bebas. Maka dari
itu, setiap kebudayaan asing yang masuk perlu disaring terlebih dahulu agar
sesuai dengan norma masyarakat yang ada. Hal penting yang perlu dilakukan
adalah pengajaran kebudayaan kepada para siswa-siswi agar kebudayaan asli
kita semakin melekat dan tidak tergantikan oleh budaya asing, mengingat kaum
muda usia sekolah rentan terpapar oleh pengaruh luar. Serta menanamkan
kepada generasi muda di Indonesia mengenai kecintaan terhadap kebudayaan
maupun produk yang dimiliki oleh negaranya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai