Anda di halaman 1dari 2

Secara umum seluruh perusahaan pasti ingin memaksimalkan keuntungan/profit, tetapi selain hal

tersebut masih banyak hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam suatu perusahaan. Menurut Anda,
apa saja hal-hal yang harus dipertimbangkan perusahaan selain keuntungan/profit? Jelaskan
jawaban Anda.

Jawaban :

TUJUAN PERUSAHAAN

Maksimisasi Laba (Profit) : Tujuan ini merupakan tujuan konvensional dan sudah umum diterapkan
dalam pembahasan ekonomika industri, khususnya terkait teori perusahaan. Laba didefinisikan
sebagai selisih antara total pendapatan dan total biaya. Terkait dengan tujuan ini, perusahaan
merupakan suatu unit ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh seorang pengusaha (individu rasional)
yang memiliki interest untuk memaksimalkan profit yang bisa diperoleh perusahaannya. Meskipun
tujuan maksimisasi laba masih relevan dalam menggambarkan fenomena yang terjadi dalam dunia
bisnis hingga saat ini, namun tujuan tersebut mendapatkan sejumlah kritik terkait dengan
validitasnya untuk diterapkan dalam pembentukan model ekonomi perusahaan (Barthwal, 2007).
Kritik tersebut diantaranya adalah (1) Dalam kondisi persaingan yang syarat dengan kompetisi
maupun kondisi perekonomian sosialis, tidak cukup ruang bagi perusahaan dalam memperoleh
profit. (2) Profit yang dihasilkan bersifat tidak pasti sehingga tidak bisa digunakan sebagai basis
maksimasi model ekonomi perusahaan. (3) Tujuan maksimasi profit akan sulit diterapkan pada
perusahaan yang manajemen dan pemiliknya terpisah atau perusahaan yang terdiri dari banyak
pemangku kepentingan dengan interest yang berbeda-beda.

Maksimisasi penjualan : secara sederhana dapat diartikan sebagai menjual produk sebanyak
mungkin. Meskipun demikian, sering kali ada kendala yang membatasi maksimisasi penjualan
tersebut. Konsep maksimisasi penjualan dipopulerkan oleh Baumol (1967). Baumol mengasumsikan
bahwa perusahaan memaksimumkan pendapatan dari penjualannya dengan kendala profit minimum
(atau bisa juga tanpa kendala profit). Baumol dalam Barthwal (2010) mengemukakan latar belakang
penerapan tujuan maksimisasi penjualan serta sejumlah hubungan keterkaitan dan fakta yang perlu
dipertimbangkan dalam rangka mendorong pencapaian tujuan maksimisasi penjualan. (1) Perubahan
kecil pada tingkat penjualan biasanya memerlukan perubahan besar pada teknologi dan metode
penjualan sehingga sering kali tidak mampu menghasilkan profit yang setimpal. (2) Tingkat
penggunaan produk perusahaan tertentu dipengaruhi secara positif oleh tingkat popularitas produk
tersebut. (3) Lembaga keuangan dan pasar keuangan tidak terlalu responsif (tidak tertarik) terhadap
perusahaan dengan tingkat penjualan yang menurun. (4) Perusahaan dengan tingkat penjualan yang
konstan atau menurun akan cenderung mengalami kesulitan untuk menemukan atau
mempertahankan agen penyalur. (5) Tingkat penjualan yang konstan atau menurun akan memicu
permasalahan internal dalam perusahaan. (6) Penurunan tingkat penjualan dapat mengurangi
kekuatan pasar dan mengakibat kerapuhan perusahaan dalam persaingan usaha. (7) Pemisahan
antara kepemilikan dan manajemen perusahaan akan membuat manajer cenderung lebih
berorientasi pada penjualan daripada profit. (8) Perusahaan cenderung keberatan untuk melepaskan
pasar atau produknya, bahkan ketika pasar atau produk tersebut tidak menguntungkan.

Maksimisasi Pertumbuhan : tujuan maksimisasi pertumbuhan mengandung pengertian bahwa


perusahaan berupaya untuk memaksimumkan tingkat pertumbuhan sejumlah aspek dari
aktivitasnya, seperti penjualan, laba, aset, atau nilai saham dengan eksistensi sejumlah kendala
tertentu, misalnya kendala profit minimum, laba ditahan maksimum, tingkat dividen minimum, dan
tingkat likuiditas maksimum. Pertumbuhan dapat mendorong keberlanjutan perusahaan. Dalam hal
ini, pertumbuhan dapat mendorong tercapainya skala ekonomis (economies of scale), peningkatan
efisiensi pertumbuhan, dan selanjutnya mendorong peningkatan profit. Meskipun demikian, tingkat
pertumbuhan yang terlalu tinggi juga dapat menurunkan profit. Misalnya, dalam kasus lembaga
keuangan, pertumbuhan kredit yang tidak disertai dengan peningkatan sumber daya dan teknologi
yang seimbang, mungkin akan menurunkan tingkat pengawasan terhadap kredit yang beredar,
meningkatkan tunggakan pinjaman, dan mengurangi profit. Dalam kasus lain, untuk mendorong
pertumbuhan, misalnya perusahaan harus membiayainya dari profit perusahaan dan mengurangi
besarnya laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Jika laba yang dibagikan terlalu besar, hal ini
akan mengurangi kepercayaan pemegang saham kepada perusahaan. Oleh karena itu, tingkat
pertumbuhan harus dibatasi dengan kendala tertentu, seperti profit yang optimal (profit minimum)
dan laba ditahan maksimum.

Maksimisasi Nilai Perusahaan : tujuan maksimisasi nilai perusahaan mensyaratkan agar


pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan ditujukan untuk memaksimumkan nilai
perusahaan. Tujuan ini mencerminkan keinginan pemilik modal untuk meningkatkan
kesejahteraannya. Barthwal (2010) menyatakan bahwa nilai perusahaan terkait dengan aliran profit
yang diterima atau diharapkan akan diterima oleh perusahaan. Sebagai contoh, harga pasar dari
saham perusahaan sangat ditentukan oleh tingkat laba perusahaan saat ini, maupun yang akan
diterima pada masa mendatang. Oleh karena itu, tujuan maksimisasi nilai perusahaan sulit untuk
dipisahkan dengan tujuan maksimisasi profit.

Motivasi Manajerial : Williamson dan sejumlah ekonom, seperti Berle and Means, Galbraith, Marris,
dan Monsen & Downs mengasumsikan adanya pemisahan antara pemilik dan manajemen
perusahaan (Barthwal, 2007). Dalam kondisi ini, manajer akan berupaya untuk memaksimumkan
utilitasnya dengan kendala profit minimum tertentu, pembayaran dividen minimum, dan tingkat
pertumbuhan tertentu. Dalam hal ini, utilitas manajer ditentukan oleh 4 hal sebagai berikut. (1) Gaji
dan kompensasi yang diterima manajer. (2) Jumlah dan kualitas pekerja yang menjadi tanggung
jawab manajer. (3) Fasilitas maupun berbagai bentuk benefit nonfinansial yang diterima manajer. (4)
Jumlah discretionary spending and investment yang berada dalam tanggung jawab manajer.

Tujuan Perusahaan Lainnya : Berbagai tujuan perusahaan di atas, cenderung mengarah pada proses
maksimisasi. Ada sejumlah tujuan yang tidak mengarah pada maksimisasi (Barthwal, 2007).
Contohnya adalah sebagai berikut : (1) Tujuan berbasis produksi. Tujuan produksi mencakup dua
elemen, yaitu target dan stabilitas produksi. Ketercapaian tujuan produksi ini akan mendorong
kestabilan lapangan kerja, kestabilan proses penjadwalan produksi, dan kestabilan pencapaian
efisiensi dan pertumbuhan. (2) Tujuan berbasis persediaan (inventory). Dalam tujuan ini, persediaan
yang optimum akan mendorong terciptanya kestabilan proses pemasaran dan daya tahan terhadap
fluktuasi pasar. (3) Tujuan penguasaan pangsa pasar. Tujuan ini mendorong manajemen untuk
mempertahankan dan memperluas pasar produk yang dimiliki perusahaan.

Keat dan Young (2003) juga mengemukakan sejumlah tujuan perusahaan lainnya dan
mengklasifikasikannya menjadi tujuan yang bersifat ekonomi dan tujuan yang bersifat nonekonomi.
Menurut Keat dan Young, tujuan yang tergolong bersifat ekonomi antara lain berupa penguasaan
pasar, kemajuan teknologi, dan kepuasan konsumen. Sementara itu, tujuan yang bersifat
nonekonomi antara lain kondisi ketenagakerjaan, kualitas produk, dan pelayanan terhadap
masyarakat.

REFERENSI : Modul UT Ekonomi Industri Modul 2 tentang Tujuan Perusahaan Halaman 2.16 s.d. 2.20

Anda mungkin juga menyukai