Anda di halaman 1dari 11

Manfaat Suplemen

Suplemen merupakan nutrisi tambahan yang dipakai untuk melengkapi kebutuhan


nutrisi tubuh. Pemenuhan nutrisi tubuh yang benar dapat membawa banyak manfaat
tersendiri bagi tubuh. Menurut Vitahealt(2006), berikut merupakan beberapa contoh manfaat
umum dari suplemen:

1. Mencegah terjadinya penurunan kualitas nutrisi bagi tubuh

2. Mencegah penurunan kualitas gaya hidup

3. Memenuhi kebutuhan tubuh akan komponen utama nutrisi yang meliputi karbohidrat,
lemak, asam lemak esensial, protein, asam amino, air, vitamin, mineral, enzim, antioksidan,
karotenoid, flavonoid, alkaloid, dan fitoestrogen

4. Menghindarkan kekurangan gizi akibat pola makan tidak teratur dan tida sehat

5. Membantu mengembalikan vitalitas tubuh.

Selain memiliki manfaat secara umum, suplemen juga memiliki manfaat yang
spesifik/khusus untuk membantu meringankan beberapa kondisi kesehatan tertentu. Berikut
beberapa contoh manfaat spesifik dari suplemen.

1. Minyak ikan untuk mengurangi risiko kardiovaskular karena mengandung asam


lemak omega-3 seperti asam eicosapentaenoic (EPA) dan docosahexaenoic acid
(DHA).
2. Chicken essence  berpotensi meredakan kelelahan fisik dan meningkatkan kinerja
olahraga, menurut penelitian.
3. Suplemen berupa produk kedelai untuk membantu mengobati hiperkolesterolemia.
4. Probiotik untuk bermacam-macam kondisi gangguan pencernaan, seperti sindrom
iritasi usus besar, infeksi diare, dan kolitis ulseratif.
5. Jahe untuk meredakan mual dan muntah pada awal semester kehamilan,
pascakemoterapi, dan kondisi mabuk.

Konsumsi suplemen ditujukan untuk melengkapi nutrisi dalam tubuh. Suplemen bukan
ditujukan sebagai pengganti obat-obatan ataupun pengganti makanan sepenuhnya. Menurut
ahli diet yang terdaftar di University of Virginia Medical Center, Katherine Basbaum(2021),
dalam beberapa kasus, jika mengonsumsi asupan vitamin lebih dari yang dibutuhkan tubuh,
maka tubuh justru akan membuang kelebihannya. Kasus yang lebih serius, mengonsumsi
suplemen lebih dari yang dianggap aman, justru dapat menyebabkan efek samping yang
berbahaya, misalnya terlalu banyak asupan vitamin A, dapat menimbulkan efek beracun dan
menyebabkan kerusakan hati.

Jenis Suplemen

Suplemen dapat dikelompokkan ke dalam berbagai jenis. Menurut halodoc, suplemen


bisa dikelompokkan berdasarkan kandungan mineral dan vitamin. Suplemen berdasarkan
kandungan mineral dan vitamin ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Suplemen Multivitamin, artinya suplemen mengandung tiga atau lebih vitamin


dan mineral. Contohnya: vitamin C, vitamin B kompleks (B1, B2, B3, B5, B6,
dan B12), vitamin A, vitamin E, vitamin D3, vitamin K1, kalium iodida,
tembaga, seng, besi, betakaroten, kalsium, magnesium, kromium, dan mangan.
b. Suplemen Non-Multivitamin, artinya suplemen mengandung non-vitamin dan
non-mineral. Contohnya: minyak ikan, probiotik atau prebiotik, ginkgo biloba,
pil teh hijau, ginseng, echinacea, suplemen bawang putih, glukosamin, protein
shake, dan lainnya.

Menurut Vitahealt(2006), suplemen bisa dikelompokkan berdasarkan kandungan


pembuatnya. Suplemen berdasarkan kandungan pembuatnya bisa dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Suplemen Multivitamin
 Vitamin(vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B5,
vitamin B6, vitamin B8, asam folat, vitamin B12, kolin, inositol, vitamin
C, vitamin D, vitamin K).
 Mineral(kalsium, magnesium, fosfor, zat besi,mangan, kalium, natrium,
selenium, seng, tembaga, boron, sulfur, iodium, molybdenum, kromium,
vanadium).
 Asam Lemak Essensial(omega3, omega6, omega9, EPA, DHA, ALA,
GLA).
 Asam Amino(arginin, lisin, metionin, feninlalanin, treonin, triptopan,
valin, leusin, isoleusin, histidin, taurin, L-karnitin, sistein, GABA, asam L-
glutamat, glutation, lesitin, glisin, glutamin).
 Enzim(asam hidroklorida, antasida, protease, amilase, lipase, oksbile,
laktase, sukrase, maltase, aspergilus, bromelin, papain, probiotik,
prebiotik, FOS, pektin, fiber).
b. Suplemen Herbal
 Antioksidan(Coenzim Q10, Melatonin, Glutatione, SOD, Katalase,
Flavonoid, Silimarin, Luthein, Antosianidin, Proantosianidin, Quersetin,
Pignogenol, Hesperidin, Katecin, Tanin, Kapsaisin, Limonen, Quinone,
Karotenoid).
 Herba Sistem Imun imun (Echinacea, aloe vera, Atragalus, golden seal,
Garlic, Ginseng, licorise), untuk tonikum (Rosemary dan ginger), untuk
anti kanker (Green tea, OPC, Maitake), untuk anti aging (mengkudu, pine
bark, velvet anler), untuk menjaga kesehatan hati (milk thistle dan
dandelion), untuk anti radang dan reumatik (Black cohos, cayene,
curcuma, devil claw, fever few, wildyam), untuk sirkulasi darah (Ginkgo
biloba, hawthron berry, bilberry), untuk mengatasi problema wanita (EPO,
Black current, Flaxid oils, Dong kuai, Red clover, Alfalfa, Borage), Untuk
saluran kemih (Saw palmeto, Netle, Pygeun, cranberry), untuk depresi (ST
Jhons wort), Untuk insomnia (Valerian, Camomile, kava-kava), untuk
pencernaan (psyllium sead husk, oat brand, Spirulina, wheat brand, kelp),
untuk vitalitas (Royal jelly, bee polen, Glucosamine, Colostrum, shark
cartilage).

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia(BPOM RI),


suplemen bisa dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaannya.Pengelompokkan
suplemen berdasarkan bentuk sediaannya terbagi menjadi 7 jenis, yaitu:

a. Tablet, contohnya enervon-c dan imboost.


b. Pil, contohnya now foods vitamin a.
c. Kapsul, contohnya Blackmores vitamin D 1000.
d. Cairan oral, contohnya You-C 1000.
e. Serbuk, contohnya Liprolac.
f. Granul, contohnya L-Bio granul.
g. Gummy, contohnya Vidoran Gummy Multivitamin.

3.5 Pengetahuan Mahasiswa ITB Mengenai Suplemen

Pengetahuan tentang suplemen perlu diketahui semua orang termasuk mahasiswa/i ITB.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapabesar pengetahuan mahasiswa/i ITB tentang
perlunya suplemen dalam kehidupan sehari-hari. Pengambilan data pada penelitin ini dilakukan
melalui survey kepada mahasiswa/i ITB. Terdapat 44 orang mahasiswa/i yang ikut serta dalam
pengambilan data pada penelitian ini. Berikut merupakan hasil survey yang telah peneliti lakukan.

3.5.1 Pernyataan tentang Suplemen

ya tidak

Grafik pernyataan tetang suplemen

Berdasarkan garfik di atas, terlihat bahwa 100% responden pernah mendengar tentang
suplemen. Jadi, bisa disimpulkan bahwa semua responden pernah mendengar tentang suplemen.

3.5.2 Pengetahuan tentang Merk Suplemen

Grafik pengetahuan tentang Merk Suplemen


Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa merk suplemen yang paling banyak diketahui oleh
responden adalah Enervon C, dengan persentase 93,2% atau 41 orang responden. Sedangkan, merk
suplemen yang paling sedikit diketahui adalah Puritans Multi Vitamin, dengan persentase 4,5% atau
2 orang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa telah banyak mahasiswa/i yang mengetahui berbagai merk
suplemen.

3.5.3 Pengetahuan tentang Bentuk Sediaan Suplemen

Grafik pengetahuan tentang bentuk sediaan suplemen

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa bentuk sediaan suplemen yang paling banyak
diketahui oleh responden adalah tablet, dengan persentase 97,7% atau 43 orang. Sedangakan,
bentuk sediaan suplemen yang paling sedikit diketahui oleh responden adalah granul dan Becomzet.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa telah banyak yang mengetahui berbagai jenis bentuk sediaan
suplemen.

3.5.4 Pernyataan Pernah atau Tidaknya Mengonsumsi Suplemen

Grafik pernyataan pernah atau tidaknya mengonsumsi suplemen


Berdasarkan grafik di atas, terliht bahwa responden yang memilih jawaban “Ya” ada 93,2%.
Sedangkan yang memilih jawaban “Tidak” hanya 6,8%. Jadi, bisa disimpulkan bahwa hampir seluruh
reponden pernah mengonsumsi suplemen.

3.5.5 Pernyataan tentang Konsumsi Suplemen oleh Anggota Keluarga

Grafik pernyataan konsumsi suplemen oleh anggota keluarga

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa sebanyak 40,9% responden mengatakan bahwa
mereka sekeluarga tidak mengonsumsi suplemen secara rutin. Sedangkan 34,1% responden
mengatakan bahwa mereka sekeluarga mengonsumsi suplemen secara rutin dan kebanyakan dari
sisanya mengatakan hanya sebagian anggota keluarga yang mengonsumsi suplemen secara rutin.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa lebih sedikit dari setengah respoden yang keluarganya rutin
mengonsumsi suplemen.

3.5.6 Pengetahuan tentang Manfaat Suplemen

Grafik pengetahuan tentang manfaat suplemen

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa manfaat suplemen yang paling banyak diketahui
oleh responden adalah untuk menjaga imunitas tubuh agar terhindar dari penyakit, dengan
persentase 93,2% atau 41 orang. Sedangkan manfaat suplemen yang paling sedikit diketahui oleh
responden adalah unntuk meningkatkan penyerapan energi dan sebagai asuppan tambahan nutrisi
mikro, dengan persentase 2,3% atau 1 orang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa cukup banyak manfaat
suplemen yang diketahui oleh mahasiswa/i ITB.

3.5.7 Pernyataan tentang dosis dalam pengonsumsian suplemen

Grafik pernyataan tentang dosis dalam pengonsumsian suplemen

Berdasarkan grafik diatas, terlihat bahwa 63,6% responden mengatakan bahwa dosis
pengonsumsian suplemen adalah 1x1hari. Sedangkan sisanya ada yang mengatakan 3x1hari,
2x1hari, tergatung konsentrasi, tergantung jenis, dan saat diperlukan saja dengan persentasi yang
masih jauh dibawah 63,6%. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kebanyakan dari responden mengatakan
bahwa dosis pengonsumsian yang tepat adalah 1x1hari.

3.5.8 Pengaruh Konsumsi Suplemen terhadap Peningkatan KebugaranTubuh

Grafik pengaruh konsumsi suplemen terhadap peningktan kebugaran pada tubuh

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa 75% responden mengatakan bahwa terdapat
pengaruh suplemen terhadap peningkatan kebugaran pada tubuh mereka. Sedangkan 25%
responden mengatakan bahwa tidak terdapat pengaruh suplemen terhadap peningkatan kebugaran
pada tubuh mereka. Jadi, bisa disimpulkan bahwa suplemen cukup berpengaruh terhadap
kebugaran pada tubuh.

3.5.9 Pendapat tentang Besarnya Manfaat Suplemen yang Dirasakan

Grafik pendapat mahasiswa tentang besarnya manfaat suplemen yang dirasakan

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa hanya 11,4% dari 44 orag mahasiswa yang
mengatakan bahwa manfaat suplemen selalu dirasakan. Sedangkan, 45,5% dari 44 orang mahasiswa
atau mendekati setengahnya mengatakan bahwa manfaat suplemen sering dirasakan, tetapi sering
pula tidak dirasakan. Jadi, bisa disimpulkan bahwa manfaat suplemen sudah cukup dirasakan
walaupun tidak selalu.

3.5.10 Pernyataan Konsumsi Suplemen Sebelum Pandemi

Grafik pernyataan konsumsi suplemen sebelum pandemi

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa konsumsi suplemen sebelum pandemi hanya rutin
dilakukan oleh 13,6% responden dari 44 orang responden, sedangkan 27,3% responden lainnya
mengatakan tidak pernah mengonsumsi, lalu sisanya yaitu sebesar 59,1% mengatakan dikonsumsi
jika diperlukan saja. Jadi, bisa disimpulkan bahwa belum banyak orang yang rutin mengonsumsi
suplemen sebelum pandemi.

3.5.11 Pernyataan Intensitas Konsumsi Suplemen Sebelum Pandemi

Grafik pernyataan intensitas konsumsi suplemen sebelum pandemi

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa masing-masing sebanyak 29,5%responden


mengatakan bahwa mereka jarang sekali dan jarang dalam konsumsi suplemen sebelum pandemic.
Sedangkan sebanyak masing-masing 6,8% mengatakan bahwa mereka sering dan sangat sering
dalam konsumsi suplemen sebelum pandemic. Jadi, bisa disimpulkan bahwa intensitas konsumsi
suplemen sebelum masa pandemi masih terbilang rendah.

3.5.12 Pernyataan Konsumsi Suplemen di Masa Pandemi

Grafik konsumsi suplemen di masa pandemi

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa hanya 9,1% responden yang mengatakan tidak
pernah mengonsumsi suplemen di masa pandemi. Sedangkan sebanyak 36,4% mengatakan rutin
dan 52,3% mengatakan mengonsumsi jika diperlukan saja. Jadi, dapat disimpulkan bahwa konsumsi
suplemen di masa pandemi mengalami peningkatan dibandingkan dengan konsumsi suplemen
sebelum pandemi.

3.5.13 Pernyataan Intensitas Konsumsi Suplemen di Masa Pandemi

Grafik intensitas konsumsi suplemen di masa pandemi

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa masing-masing sebanyak 20,5 persen mengatakan
bahwa mereka jarang, sering, dan sering sekali dalam mengonsumsi suplemen di amsa pandemi.
Sebanyak 11,4% responden mengatakan jarang sekali, sedangakn sisanya mengatakn kadang-
kadang. Jadi, bisa disimpulkan bahwa terjadi peningkatan intensitas konsumsi suplemen yang cukup
besar di masa pandemi dibandingkan dengan sebelum pandemi.

3.5.14 Pendapat Tentang Dampak Positif Konsumsi Suplemen di Masa Pandemi Terhadap Imunitas
Tubuh.

Grafik pendapat tentang dampak positif konsumsi suplemen di masa pandemi terhadap imunitas
tubuh.
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa 45,5% responden mengatakan konsumsi suplemen
berdampak positif, 31,8% mengatakan konsumsi suplemen sangat berdampak positif. Sedangakn
masing-masing 0% responden mengatakn konsumsi suplemen sangat tidak berdampak positif dan
tidak berdampak positif. Jadi, bisa disimpulkan bahwa tidak ada responden yang mengatakan bahwa
konsumsi suplemen di masa pandemi tidak berdampak positif terhadap imunitas tubuh.

Anda mungkin juga menyukai