Anda di halaman 1dari 22

Lampiran: 03

CATATAN LAPANGAN

Sasaran/ Informan : KH. Marzuki Mustamar ( Ketua NU Jawa Timur )


Tempat : Rumah KH. Marzuki Mustamar
Hari/ Tgl : 22 Januri 2021

a. Biografi Singkat
KH.Marzuki Mustamar lahir di Blitar pada 22 September 1966. Beliau lahir
dari keluarga yang taat beragama. Beliau adalah putra Kyai Mustamar dan Nyai Siti
Jainab. Pada tahun 1994, beliau mempersunting seorang hafidhah, santriwati dari
Pondok Pesantren Nurul Huda Mergosono, yakni: Hj.Saidah. Hj.Saidah ini juga
seorang putri Kyai dari Lamongan, Kyai Ahmad Nur.
Pengalamannya dalam dunia pendidikan, secara singkat sebagai berikut :TK
Muslimat Karangsono Kanigoro, Blitar tahun 1972, MI. Miftahul ‘Ulum, Tahun
1979, SMP Hasanuddin, Tahun 1982, MAN Tlogo, Tahun 1985, PP. Nurul Huda,
Mergosono, LIPIA Jakarta, Tahun 1988, S-1 IAIN Malang, Tahun 1990, S-2
UNISLA, Tahun 2004.
Pengalaman organisasi dan aktivitas : Ketua Tanfidhiyah PCNU Malang.
Anggota Komisi Fatwa MUI Malang. Sebagai penasehat FKUB Malang. Pengasuh
Pondok Pesantren Sabilurrasyad-Malang. Dosen Humaniora dan Budaya UIN
Maliki Malang.
b. Pendapat Tentang Islam Rahmatan lil’alamin
Islam yang rahmatan lil’alamin itu adalah bagaimana orang yang belum
Islam menjadi tertarik untuk masuk Islam, tanpa harus menyakiti mereka. Orang
Islam yang belum sholat, bagaimana agar mereka mau mengerjakan sholat dengan
sepenuhnya kesadaran, bukan karena takut intimidasi dan tekanan.
Perlakuan baik atau buruk yang dilakukan oleh umat Islam pada daerah
mayoritas, akan memberikan dampak pada saudara-saudara kita yang berada di
daerah minoritas.
Setiap kita akan dihisab atas orang-orang yang kita ajak dan yang tidak kita
ajak. Dalam hal ajak-ajak ini, jangan sampai kita ngelarani ati, karena itu termasuk
munkar batin.
c. Saran
KH. Marzuki tidak memberikan saran secara khusus dalam wawancara
dengan peneliti. Peneliti menangkap saran beliau pada ulasannya tentang Islam
rahmatan lil’alamin ini. Setidaknya ada satu hal penting yang menjadi saran beliau
kepada umat Islam, sebagai upaya menciptakan kehidupan yang rahmatan
lil’alamin, yakni : Jangan menyakiti atau mengintimidasi orang lain dalam
berdakwah. Dakwah yang ngelarakno ati, justru akan menimbulkan orang lain
antipasti terhadap Islam. Lakukan dakwah yang bisa merangkul semua pihak, bukan
malah memukul.
Lampiran: 04

CATATAN LAPANGAN

Sasaran/ Informan : Abuya KH. MUNIR


Tempat : Rumah Abuya KH. MUNIR (Blimbing)
Hari/ Tgl : 14 Oktober 2021

1. Biografi Singkat
Narasumber merahasiakan identitasnya, sehingga tidak diperoleh informasi
tentang biodata beliau. Hanya saja, penulis sedikit mendapatkan informasi bahwa
beliau pernah mondok di KH.M.Sa’id, PPAI Darussalam - Ketapang, Mbah Kyai
Baidloi Lasem, dan Gus Roif-Suwayuo.
2. Pendapat Tentang Islam Rahmatan Lil’alamin
Berbicara tentang rahmatan lil’alamin, harus paham akan firman Allah
SWT, “Wa maa arsalnaaka illa rohmatan lil’alamiina.” Ini adalah ayat tauhid.
Artinya, kalau orang itu mempunyai dasar tauhid yang benar, maka terhadap semua
makhluk, dia akan menebarkan kasih sayang.
Lil’alaamiina, adalah kullu maa siwallahi. Semua selain Allah. Jadi kepada
semua saja, bahkan kepasda syetan dan iblis, kita juga harus berkasih sayang kepada
mereka. Oleh karena itulah, Nabi Muhamad SAW, diutus kee muka bumi ini untuk
menyempurnakan akhlaq. Hal ini sebagaimana termaktub dalam hadits beliau, “
Innamaa bu’itstu li utammima makaarimal akhlaaqi.” Sesungguhnya aku diutus
untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia.
3. Pesan
Tidak ada pesan secara khusus. Hanya penulis menangkap sebuah pesan
beliau berdasarkan ulasannya tentang rohmatan lil’alamiin. Setidaknya ada 3 pesan
yang penulis tangkap dari ulasan beliau :
- Memahami firman Allah “Wamaa arsalnaaka illa rohmatan lil’alamiina.”
Untuk memahami ayat di atas dengan benar, maka harus mempunyai
pengetahuan ketauhidan dengan benar. Dengan keilmuan tauhid yang benar
inilah, maka bisa menerapkan laku rahmatan lil’alamin dalam kehidupan sehari-
hari.
- Mempunyai dasar tauhid dengan benar.
Dari kalimat mini, seakan beliau memberikan pesan agar umat Islam jangan
mengaji tauhid hanya sebatas teoritis saja. Apalagi kalau mengaji tauhid hanya
sebatas taqlid. Tapi harus sampai kepada ilmu yakin, ‘ainul yakin, dan haqqul
yakin,
- Menebarkan kasih sayang kepada semua makhluk.
Beliau seakan memberikan pesan, bahwa semua dijagat raya ini, adalah
makhluknya Allah SWT. Menghina dan mendholimi makhluknya Allah sama
halnya dengan menghina Sang Pencipta. Maka rahmatan lil’alamin adalah
mengasihi dan menyayangi semua makhluknya Allah tanpa terkecuali.
Lampiran: 05

CATATAN LAPANGAN

Sasaran/ Informan : Ustadz. Dr. Muhammad Subhan, M.Pd (PERGUNU)


Tempat : Perum IKIP tegalgondoasri 2J No.27 Malang.
Hari/ Tgl : 1 Maret 2021

1. Biografi Singkat
Dr. H. Subhan, S.Pd, M.Si, tinggal di Perum IKIP tegalgondoasri 2J No.27
Malang. Pada tahun 1995, menamatkan pendidikan S1 Pendidikan sejarah, pada
IKIP Malang. Selanjutnya meempuh pendidikan pascasarjana Sosiologi Pedesaan di
UMM, dan lulus pada 2005. Sedangkan gelar Doktor diraih setelah menamatkan
pendidikan S3 Program Studi TEP Universitas Negeri Malang , pada 2017.
Kegiatan sehari-hari, disamping sebagai pengajar di Pondok Pesantren
Miftahul Huda-Gading Kasri, juga sebagai kepala MTs Negeri 2 Malang. Adapun
kegiatan dakwahnya meliputi : Ketua organisasi pengajian Al Ikhlas perum IKIP
Malang, Ketua 1 takmir masjid An Namiroh perum IKIP Malang, Ketua
Tanfidziyah Anak Ranting NU Tegalgondo, dan Pengurus Pergunu Malang
( Wawancara , 1 Maret 2021 )
2. Pendapat Tentang Islam Rahmatan Lil’alamin
Istilah Islam rahmatan lilalamin berasal dari kata Islam itu sendiri dan
rahmatan lilalamin. Islam secara bahasa berarti damai, keamanan, kenyamanan dan
perlindungan. Agama Islam adalah wujud dari perdamaian . Hal ini sesuai dengan
hadits Nabi, "Seorang muslim adalah orang yang muslim lainnya merasa aman dari
kejahatan lisan dan tangannya" (HR. Al Bukhari ).
Sedangkan Rahmatan Lil Al-Alamin artinya: yang memberikan rasa kasih
sayang kepada seluruh alam atau makhluk Allah. Secara sederhana Islam Rahmat
lilalamin bisa dimaknai sebagai konsep abstrak yang mengembangkan pola
hubungan antar manusia yang majemuk, humanis, dialogis dan penuh toleransi
dengan penuh kasih sayang dan kelembutan, tidak mengedepankan kekerasan dan
merasa paling benar. Dengan kata lain Islam Rahmat Lil Al-Amin adalah Islam itu
menjadi Rahmat bagi alam semesta. Wallahu a’lamu bish-showwab.
3. Pesan
Tidak ada pesan secara tertulis dari Ustadz Subhan tentang rahmatan
lil’alamin. Tetapi secara implisit, penulis menangkap sebuah pesan dari uraiannya
tentang Islam rahmatan lil’alamin. Pesan yang penulis tangkap adalah :
- Kembangkan pola hubungan yang dialogis, humanis, dan toleransi dalam
pergaulan masyarakat yang majemuk.
- Kedepankan rasa kasih sayang dan kelembutan dalam berdakah, hindarkan sifat
merasa benar sendiri, arogansi, dan kekerasan.
- Jadilah rahmat bagi alam semesta.
Lampiran: 06

CATATAN LAPANGAN

Sasaran/ Informan : KH. Luthfi Bashori


Tempat : Rumah KH. Luthfi Bashori (Singosari)
Hari/ Tgl : Selasa 23 Februari 2021

1. Biografi Singkat
Gus Luthfi lahir pada 5 Juli 1965, dari keluarga besar PIQ (Pondok
Pesantren Ilmu Qur’an) Singosari. Beliau putra ulama’ besar Malang, sekaligus
pengaush PIQ, KH. Bashori Alwy. Sebelum menamatkan pendidikan MI (Sekolah
Tingkat Dasar) Gus Luthfi diambil anak angkat oleh Sayyid Muhammad Alwi-Al
Maliki, atau yang lebih dikenal dengan sebutan , Syekh Maliki (Makkah).
Selanjutnya beliau menetap di kediaman ulama’ kharismatik, guru para Kyai
Aswaja ini, selama beberapa tahun, dan kembali pulang ke kampung halaman,
ketika sudah menginjak usia 18 tahun.
2. Pendapat Tentang Islam Rahmatan Lil’alamin
Islam rahmatan lil’alamin, adalah suatu devinisi yang cocok untuk bangsa
Indonesia. Tetapi, konsep ini harus sesuai dengan syareat dan pemahaman ulama’
salaf aswaja. Istilah rahmatan lil’alamin ini diambil dari seuah ayat dalam al-
Qur’an, yang berbunyi, “ Wamaa arsalnaaka illa rahmatan lil’alamiina”. Aku tidak
mengutus engkau wahai Muhmmad, melainkan rahmat bagi alam semesta.
Berdasarkan ayat di atas, yang berjuluk rahmatan lil’alamiin itu, adalah Nabi
Muhammad Saw. Kita sebagai umat beliau, maka harus mengikutinya.
Yang menarik di sini adalah, Rasulullah Saw, juga disifati dalam Al-qur’an,
“ Asidda-u ‘alal kuffari ruhama-u bainahum.” Keras kepada orang-orang kafir, dan
berkasih sayang kepada mereka yang seiman. Anehnya, rahmatan lil’alamin,
ditafsiri salah oleh tokoh-tokoh jaman modern, dengan berangkulan dan
berkolaborasi dalam ritual ibadah dengan non muslim. Padahal Rasulullah Saw,
mengangat senjata saat berperang dengan orang-orang kafir.
Kalau mengikuti Rasululah Saw, ada saatnya dakwah dengan santun dan
lemah lembut, dan ada saatnya untuk bersikap kerass dan tegas, tergantung
situasinya. Rasulullah Saw, pernah berdialog dengan orang kafir, yakni kaum
Yahudi. Mereka saat itu berpuasa pada bulan Asyura. Rasulullah Saw. bertanya, “
Mengapa kalian berpuasa pada hari Asyura ?” Yahudi menjawab, “ Ini sebagai
bentuk penghormatan kami kepada Nabi Musa, yang oleh Allah diselamatkan dari
kejaran Fir’aun dan bala tentaranya. Selanjutnya Rasulullah Saw. memerintahkan
umatnya untuk berpuasa pada hari Asyura tersebut. Agar puasa umat Islam tidak
sama dengan puasa kaum Yahudi, ditambahi puasa pada hari Tasu’a, yaitu tanggal 9
Muharram.
Dialog antara Rasulullah Saw. dan Yahudi di atas, menunjukkan bahwa
Rasulullah Saw, mengajarkan kita umatnya, bisa berdialog dengan non muslim,
selama mereka baik kepada kita, tidak mengganggu umat Islam.
Di sisih lain, Rasulullah juga pernah mengusir Yahudi Bani Nadhir dari
Madinah, karena mereka mengingkari perjanjian dengan Rasulullah Saw.
Di sini menggambarkan bahwa Rasulullah Saw, bisa berdialogh, tidak
menutup diri dengan siapa saja, dan bisa bertindak keras, bahkan mengangkat
senjata kepada non muslim, dengan alasan tertentu.
Bergaul mesra dengan orang non muslim dan orang-orang kafir lainnya,
adalah kesalahan dalam menafsiri rahmatan lil’alamin. Kenapa salah ? Karena
dalam menafsiri sebuah ayat, hanya berdasar kepada rasio , tidak merujuk kepada
ulama’ salaf, ahli tafsir, baik dari kalangan para sahabat, tabi’in, atau
tabi’iinattabi’ina. Kalau para ulama’ salaf menggunakan rujukan tafsir jalalain
sebagai salah satu pedoman dalam keilmuan dan pengambilan suatu huku, tapi kalau
ualama’ sekarang, tidak menggunakan tafsir jalalain, melainkan “Tafsir Jalan
Lain.”
3. Pesan
Tidak ada pesan khusus dari beliau, tapi secara inplisit, penulis menangkap
pesan beliau kepada umat Islam dalam hal toleransi beragama, dan rahmatan
lil’alamin :
- Islam Rahmatan lil’alamin harus sesuai dengan syareat dan ajaran ulama’
ahlussunnah al jama’ah.
- Umat Islam harus mencontoh Rasulullah Saw, yakni asidda-u ‘alal kuffari
ruhama-u bainahum. Keras kepada kekafiran dan berkasih sayang kepada
sesame Muslim, jangan terbalik, membenci sesam muslim, tetapi malah
berangkulan mesrah dengan non muslim.
- Jangan mencampur adukkan urusan ibadah . Jangan sampai umat Islam
sholaatan, adzan atau kegiatan inadah lainnya di gereja.
- Dakwah jangan melulu lembut dan santun, ada kalanya harus keras dan tegas,
jika melihat sesuatu yang menyimpang dari akidah.
Lampiran: 07

CATATAN LAPANGAN

Sasaran/ Informan : Ustadz Tas’an


Tempat : Rumah Ustadz Tas’an
Hari/ Tgl : Selasa 23 Februari 2021

1. Biografi Singkat
Biografi beliau, penulis tidak bisa menggali lebih detail, karena saat
wawancara ini dilakukan, beliau sedang dalam proses penyembuhan setelah diisolasi
di RSI Malang, selama 21 hari, akibat positif terjangkit Covid-19. Beliau hanya
sedikit menjelaskan, bahwa pernah menuntut ilmu di Pondok Pesantren Wali
Barokah Kediri, sebuah pondok LDII tertua, yang didirikan atas prakarsa pendiri
LDII, KH. Nur Hasan Al-Ubaidah.
2. Pendapat Tentang Islam Rahmatan lil’alamin
Ketika diajak sedikit berbicara tentang Islam Rahmatan lil’alamin, beliau
sangat bersemangat untuk berbicara masalah ini, meskipun dalam kondisi yang
belum sembuh total. Menurut beliau, yang dimaksud dengan rahmatan lil’alamin
adalah, menebarkan kasih sayang kepada semua makhluk Allah, baik itu binatang,
tumbuhan, apalagi manusia. Jadi tidak dibenarkan, kita memaksakan kehendak
dengan melakukan kekerasan, apalagi pembaantaian kepada orang lain, gara-gara
tidak sesuai dengan akidah kita.
Dalam LDII, ada ajaran Budi Luhur. Budi luhur ini harus diterapkan kepada
siapa saja, baik kepada yang segolongan dengan kita, ataupun tidak. Inilah yangt
disukai oleh Allah. Barangsiapa yang berlaku welas asih kepada sesama, maka
Allah-pun akan welas kepada kita. Kita ahli ibadah, katakanlah mulai dari aqil-
baligh sampai wafat, tidak ada jaminan bahwa kita bisa langsung masuk surge. Kita
masuk surga itu karena rohmat-nya Allah semata.
Agar umat Islam bisa menerapkan laku hidup rahmatan lil’alamin, maka dia
harus mempunyai pemahaman agamanya dengan benar. Untuk memahami
agamanya dengan benar, dalam ajaran LDII harus digurukan secara manqul.
Keilmuan kegamaan murid, sanadnya harus bersambung dari gurunya ke gurunya,
ke gurunya, ke gurunya, demikian seterusnya sampai Rasulullah Muhammad Saw.
Dan yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, tidak lain hanyaalah Al-Qur’an dan Al-
Hadits. Maka dalam ilmu manqul ini, yang dipakai sebagai sumber belajar adalah
Al-Qur’an dan Hadits Nabi, yang terangkum dalam Kitab Hadits, Kutubussittah.
Dan agar supaya ada ikatan batin yang kuat antara murid dan guru, maka
murid haruslah berbaiat setia kepada guru, yang tak lain adalah Amir, yang ditelah
dibaiat sebagai Imam Jama’ah . Dan imam harus dita’ati karena, Islam tidak akan
ada, kecuali dengan jama’ah. Jama’ah tidak akan pernah ada, kecuali jika ada
amirnya. Dan amir tidak ada gunanya, kalau tidak dita’ati. Jadi, dengan
melaksanakan QHJ (Qur’an-Hadits-Jam’ah), maka buahnya adalah rahmatan
lil’alamin, merahmati seluruh alam. Inilah jalan keselamatan dunia dan akherat.
3. Pesan
Umat Islam harus menebarkan kasih sayang atau rahmatan lil’alamin
kepada siapa saja. Masing-masing kelompok dalam Islam punya pedoman yang
sama, yaitu
Lampiran: 08 Al-Qur’an dan Hadits, kerukunan harus dijaga, meskipun punya cara
pandang tersendiri dalam memahami Al-Qur’an dan Hadits.
CATATAN LAPANGAN

Sasaran/ Informan : Ustadz Abdullah Sholih Al-Hadromi


Tempat : Rumah KH. Marzuki Mustamar
Hari/ Tgl : 17 Januri 2021

1. Biografi Singkat
Ust. Abdullah Sholih Al-Hdlromi Dilahirkan di kota dingin nan sejuk
Malang Jawa Timur pada hari Jum’at 27 Dzul Qa’dah 1391 Hijriyyah bertepatan
dengan 14 Januari 1972 Masehi dari rahim Bunda tercinta, Ruqayyah binti Muhsin
Al-Munabari –Rahimahallah. Diberi nama Abdullah yang artinya Hamba Allah oleh
Ayahanda tercinta Sholeh (Saleh) bin Ali Al- Hadrami.
Pendidikan
Mengenyam pendidikan di TK dan MI At-Taroqqie Malang, MTs Negeri Malang
1, kemudian sempat di SMA satu semester tapi nggak kerasan, akhirnya masuk Pondok
Pesanteren Darul Lughoh Wad Dakwah Bangil Pasuruan (Al-Ustadz Hasan Baharun –
Rahimahullah) tapi cuma tiga bulan. Setelah itu pindah ke Pon Pes Darut Tauhid Malang
(Al-Ustadz Abdullah Awad Abdun –Rahimahullah) sampai selesai 4 tahun.
Para Asatidz/Guru
Para Asatidz (Guru) Ketika Di Malang, diantaranya;
Ayah beliau; Sholeh bin Ali Al-Hadrami –Hafidhahullah dan Ibu beliau; Ruqayyah
binti Muhsin Munabari -Rahimahallah , kedua orang tua beliau adalah guru pertama
yang mengajarkan Al-Qur’an, bahasa Arab dan mengenalkan kepada Allah,
RasulNya dan agama Islam.
Al-Ustadz Umar bin Ahmad Kodah –Rahimahullah
Al-Ustadz Umar bin Mubarak Bavana –Rahimahullah
Al-Ustadz Awad bin Abdullah Bavana –Rahimahullah
Al-Ustadz Ahmad bin Salim Alaydrus –Rahimahullah
Al-Ustadz Alwy bin Salim Alaydrus –Rahimahullah
Al-Ustadz Hasan bin Salim Alaydrus –Rahimahullah
Al-Ustadz Abdullah Awad Abdun –Rahimahullah
Al-Ustadz Munirul Anam –Hafidhahullah
Al-Ustadz Amrizal Arif -Hafidhahullah
Dan Para Asatidz lainnya yang tidak mungkin disebutkan semuanya
2. Pendapat Tentang Islam Rahmatan lil’alamin
Berbicara tentang rahmatan lil’alamin, harus kita pahami terlebih dahulu,
bahwa yang dimaksud dengan rahmatan lil’alamin dalam Al-Qur’an adalah
Nabiyuna Muhammad Saw. Indonesia mayoritas penganut paham Ahlussunnah Wal
Jama’ah. Hanya saja, makna Ahlussunnah Wal Jama’ah dipersempit. OLeh karena
itu harus dipahami secara lebih luas, apa dan bagaimana Ahlussunnah Wal Jama’ah
itu sendiri.
Ahlussunnah bukan milik golongan tertentu. Klaim sepihak dari golongan
tertentu, bahwa hanya kelompoknya yang Ahlussunnah, adalah sangat tidak benar.
Di Indonesia, khususnya di Malang, ada NU, Muhammadiyah, Persis, Jama’ah
Tabligh, Habaib, Salafi, semuanya adalah Ahlussunnah. Oleh karena itu, semuanya
harus rukun. Perbedaan diantara mereka adalah masalah furu’ dan cara dakwah.
Indonesia ini adalah negara yang punya atutran. Kita umat Islam tidak boleh
membuat aturan sendiri, yang justru akan menimbulkan kekacauan dalam berbangsa
dan bernegara. Inilah nilai rahmatan lil’alamin. Menyambung tali persaudaraan
dengan sesama muslim. Tetap berlaku baik dengan agama lain dengaan batasan-
batasan ternetu, serta mematuhi perundangan dan hukum yang berlaku di negara
Indonesia.
Dalam kehidupan bermasyarakat ini, mau tidak mau, ada hal-hal
keemungkaran yang kita hadapi. Lalu bagimana kita harus bersikap dalam
menghadapi kemungkaran tersebut ? Dalam hal ini Syekh Ibnul Qayyim Al-Jauzi,
memberikan pencerahan. Ada 4 hal yang perlu kita lakukan dalam menyikapi
kemungkaran tersebut “
1. Apabla kemungkaran itu akan hilang jika kita ingkari, maka kita wajib
mengingkari kemungkaran tersebut.
2. Apabila kemungkaran, jika kita ingkari akan me njadi sedikit, maka kita wajib
mengingkari kemungkaran tersebut.
3. Apabila kemungkaran tersebut, jika kita ingkari akan berpindah menjadi
kemungakaran lain yang kadarnya sama, maka di rembuk bersama.
4. Apabila kita mengingkari kemungkaran tersebut, ternyata malah menimbulkan
kerusakan yang lebih besar, maka haram kita mengingkarinya. Hal ini
berdasarkan sebuah konsep kaidah ushul fiqih, “Adl-dlororu yuzalu”.
Kemudlorotan dihilangkan. Dalam kaidah lain dikatakan,” Dar-ul mafasid
muqaddamun ‘ala jalbil masholih.” Menghindari kerusakan didahulukan
daripada mengambil kemaslahatan.
3. Pendapat Tentang Toleransi Umat Beragama
Persoalan dengan agama lain, sudah jelas, “ Lakum diinukum waliyadiini.”
Bagimu agamamu dan bagiku, agamaku. Biarlah orang lain melaksanakan
peribadatan sesuai dengan agama yang dianutnya, dan kita tidak bleh
mengganggunya.
Toleransi itu baik, dan dalam berhubungan dengan mereka, ada batasan-
batasan tertentu. Di sini harus kita bedakan, mana tolreansi manusia, dan mana
toleransi keyakinan. Dalam pergaaulan bermasyaraakat, bertetangga, kita harus
baik kepada mereka, seklipun beda agama dan keyakinan. Kemudian dalam hal
akidah, masing-masing kita punya keyakinan sendiri-sendiri, dan kita saling
menghormati satu sama lain.
4. Pesan
Agar mempunyai pemahaman Islam yang luas, tidak kaku, kita harus banyak
piknik dan membaca berbagai macam kitab-kitab Islam, dari berbagai versi,
sehingga akan menjadikan diri kita sebagai muslim yang teduh dan sejuk. Oleh
karena, dalam berguru, carilah guru yang berwawasan luas, agar dadanya sejuk dan
wawasannya luas. Di pondok-pondok harus dijarkan fiqih lintas Ormas, agar
masing-masing tahu dasarnya, sehingga dalam beribadah, kita tidak fanatik buta,
bebas dari hawa nafsu dan kepentingan.
Lampiran: 09

CATATAN LAPANGAN

Sasaran/ Informan : DR. KH. Sutaman


Tempat : Dinoyo Malang
Hari/ Tgl : 1 Maret 2021

1. Biografi Singkat
Dr. KH. Sutaman Irfany, MA, adalah seorag dosen pada S1, S2, da S3 UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang. Di samping bekerja pada instansi UIN Maliki
Malang, beliau merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Wafa, Dinoyo-
Lowokwaru-Malang. Beliau juga dipercaya oleh KH. Nizam Shofa, Mursyid
Tarekat Naqsyabandiyah Uluhiyyah, untuk membantu penyebaran dan dakwah
tarekat tersebut di wilayah Malang.
2. Tentang Islam Rahmatan lil’alamin
Laku Rahmatan lil Alamin berdasar pada sebuah ayat Al-Qur’an :
َ ‫﴾ َو َما َأ ْر‬
١٠٧ ﴿ َ‫س ْلنَا َك ِإاَّل َر ْح َمةً لِ ْل َعالَ ِمين‬
Surat Al-Anbiya’ ayat 107 ini mengandung pemaknaan, pemahaman
dan perilku yang menuntut pada kedalaman rasa ruhani, pada setiap ayat tertulis
(qouliyah) mempunyai, makna, murod, fahm, mathla’, hali, sirri dan ruhi.
Rahmah (Rahman) adalah salah satu sifat Allah yang bermakna Maha
kasih akan tetapi pada kontek ini dimunculkan untuk mensifati Rasulullah
Muhammad SAW dalam rangka mengemban tugas kerasulan di alam jagat raya
(mulk/ Syahadah/ dunnya) Rahmatan adalah sebuah akulturasi mausia antara sifat
Tuhan , maka nabi muhammad diutus untuk menebarkan kasih yang tidak pilih
kasih artinya harus mempu mensifati sifat Jamaliyah Allah berupa ar-Rahman,
termasuk mengkasihi agar bisa selamat dari iblisiyah, syaithonyah, sa’bu’iyah,
bahaimiyah, hayawaniyah dan basyariyah, sehingga mampu menaik ke insaniyah,
rahmaniyah, rabbaniyah dan ilahiyah.
Sedangkan Al-Alamiin adalah bentuk jamak (makna prular) dari Al-
Alam yang bermakna berbagai alam (tempat hunian) dalam kontek ini, alam terbadi
menjadi 4 yaitu: 1. Alam nasut (alam mulk / alam jasad), 2. Alam malakut (alam
mitsal), 3. Alam jabarut (alam ruh), 4. Alam lasut.
Nabi Muhammad yang ditugasi oleh Allah untuk mengasihi seluruh alam
dan isinya berarti bukan Muhammad yang terlahir di Makkah dan di makamkan di
Madinah secara fisik, jika hanya demikian maka nabi Muhammad hanya sebatas
mengasihi alam mulk/nasut/nyata, melainkan Muhammad yang sudah diciptkan
Allah sebelum menciptakan alam semuanya yaitu nur muhammadiy, nur
muhammadiy ini terkenal di hadapan malaikat dengan sebutan Ahmad dan nur
muhamadiy ini juga terkenal pada seluruh makhluk dengan sebutan As’ad serta nur
muhammdiy terkenal pada seluruh manusia dengan sebutan Muhammad.
Dalam dunia tasawuf jika masih membedakan antara makhluk Allah
berarti belum Rahmatan Lil Almiin.. Islam rahmatan lil alamiin menurut rasa dan
telaah Irfany tidak ada... karena semua agama yang dibawa oleh para nabi semua
Islam dan berimplikasi pada daerah dan kaum tertentu seperti dalam sejarah
peradapan Islam mulai nabi Adam sampai Nabi Isa... yang bisa rahmatan lil alamin
adalah al islam yaitu islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad karena merupakan
penyempurna dari Islam yang terdahulu maka Surat Al Imran: 19,
"Innaddina'Indallahil Islam" (Sesungguhnya agama yang diridhai Allah hanyalah
al Islam).
3. Pesan
Berdasarkan ulasa di atas, maka janganlah membeda-bedakan semua
makhluk Allah dalam berelas asih dan ber-kasih sayang. Inilah bukti rahmatan
lil’alamin itu sendiri. Kalau masih membeda-bedakan makhluk Allah, belum
disebut sebagai rahmatan lil’alamin.
Lampiran: 10

CATATAN LAPANGAN

Sasaran/ Informan : Mbah. KH. Munir, M.Pd


Tempat : Lok Andeng Dau
Hari/ Tgl : 17 Januri 2021

1. Biodata
Kyai Munir pernah mengenyam pendidikan di UIN Malang, dan berhasil
meraih gelar Magister Pendidikan. Beliau juga pernah mengenyam pendidikan non
formal di beberapa pesantren, diantaranya: PP. Mambaul Huda Gunting Kediri,
PP.Hidayatul Mubtadi’in-Lirboyo, PP. Al-Qoyyum –Pujon, dan PP. Miftahul Huda
–Gading Pesantren Malang.
Mendapat wasiat dari orang tua, untuk mendirikan pondok oesantren.
Maka didirikanlah pondok pesantren di daerah Lok Andeng-Dau, yakni PP. Al-Hadi.
Dalam laku suluk, sebuah perjalanan menuju irfan, KH.Munir
mengamalkan laku Thoriqat At-Tijaniyyah, sebuah thoriqat Mu’tabarah an-
Nahdliyyah, yang bersanad kepada Syekh At-Tijani-Maroko, dengan amalan
andalannya adalah “Sholawat Fatih”, disamping berbagai amalan dzikir lazimah
dan wadhifah.
2. Sudut Pandang Tentang Islam Rahmatan lil’alamin
Islam rahmatan lil’alamin adalah Islam yang membawa kedamaian. Baik
damai terhadap internal umat Islam, maupun kepada non muslim. Keberadaan umat
Islam yang orang lain merasa aman dan nyaman dengan kehadirannya, inilah ciri-
ciri rahmatan lil’alamin. Bukan berarti kita muslim lembek dan lemah di dholimi.
Jika muslim didholimi, maka kita akan berlaku keras kepada orang yang
mendholimi kita. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Imam Syafi’i ra,”
Barangsiapa yang dimarahi, dan dia tidak marah, maka dia adalah
khimar.Barangsiapa yang dilempar, dan dia tidak membalas melempar, maka dia
adalah syeta.” Maksudnya adalah, kapan waktunya berkasih sayang, dan kapan
waktunya harus marah.
Dakwah Islam dengan kekerasan juga diperlukan, hal itu untuk
menampakkan bahwa Islam itu tidak lemah . Inilah yang disebut dengan istilah
“idh-harul quwwah”. Menampakkan kekuatan.
Dakwah dengan menampakkan kekuatan adalah bagian dari amar ma’ruf
nahi munkar. Kita bagian dari NU yang tidak lepas dari kewaiban amar ma’ruf nahi
munkar ini. Nahi wajib dilakukan, tapi tidak boleh memaksakan. Memaksakan
kehendak tidak boleh, karena kita ada batasan, “lanaa a’maluna. Wa lakum
a’malukum.” Bagimu amalmu, dan bagiku, amalku. Kita menjaga mereka dan tidak
mengganggu, itu sudah bagian dari toleransi itu sendiri.
3. Batasan Toleransi
Batasan toleransi adalah, ketika kita tidak mengganggu mereka, dalam
arti tidak mencampuri urusan peribadatan mereka. Kita menghargai orang lain
menjalankan urusannya sendiri, ini adalah toleransi.
Toleransi beragama, inilah tujuan Rasul diutus ke muka bumi sebagai
limasholihil ‘ammah, untuk membawa kemaslahatan secara umum. Dengan
demikian toleransi itu adalah menempatkan diri. Seorang muslim, menempatkan diri
sebagai muslim, dan saudara non muslim aoada tempatnya masing-masing. Ana
silah-silahe. Ada aturan dan pranatan masing-masing, tidak boleh dicampur aduk.
Adapun rumusan toleransi beragama adalah, tawassut, tasamuh, I’tidal,
dan amar ma’ruf nahi munkar. Inilah ciri ajaran ahlussunnah yang diajarkan oleh
baginda Nabi Muhammad Saw.
Tawassuth adalah sikap tengah-tengah.. Tidak condong ke kiri atau
condong ke kanan. Hal ini disarikan dari firman Allah SWT, yang artinya : “ Dan
demikianlah kami jadikan kamu sekalian (umat Islam) umat pertengahan (adil dan
pilihan) agar kamu menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan)
manusia umumnya dan supaya Allah SWT menjadi saksi (ukuran penilaian) atas
(sikap dan perbuatan) kamu sekalian.” (QS al-Baqarah: 143).
I’tidal, artinya: tegak lurus. Hal ini disaripatikan dari firman Allah,
“Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu sekalian menjadi orang-orang
yang tegak membela (kebenaran) karena Allah menjadi saksi (pengukur kebenaran)
yang adil. Dan janganlah kebencian kamu pada suatu kaum menjadikan kamu
berlaku tidak adil. Berbuat adillah karena keadilan itu lebih mendekatkan pada
taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Maidah: 8)
Tasamuh, artinya: toleransi. Dengan mengembangkan sikap toleransi ini,
maka akan tercipta kebahagiaan dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat
yang heterogen.
Amar ma’ruf nahi munkar, artinya perintah kepada hal-hal yang baik,
dan mencegah hal-hal yang bersifat munkar.
4. Pesan
Islam di Malang sudah menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi itu sendiri.
Masid Jami’ Malang yang berdampingan dengan Gereja Immanuel, ini sudah
menggambarkan ajaran Islam rahmatan lil’alamin.
Dalam beragama, terutama Islam, pilih salah satu diantara dua gerbong
Islam yang menebarkan kedamaian dalam berdakwah, jauh dari ujaran kebencian,
yakni : NU atau Muhammadiyah.
Kun ‘aliman au muta’alliman au mustami’an au muhibban wa laa takun
khomisan. Jadilah orang yang berilmu atau orang yang menuntut ilmu atau orang
yang mencintai ilmu, jangan menjadi orang yang kelima. Jangan pernah merasa
takut untuk berbuat salah dalam kebenaran. Al-khotho-u minal ‘amal.
Lampiran: 11

CATATAN LAPANGAN

Sasaran/ Informan : KH. Muhammad Dhiyauddin Kuswandi, Ph.D,


Tempat : Rumah KH. KH. Muhammad Dhiyauddin
Hari/ Tgl : 27 Februari 2021

1. Biodata Singkat
KH.Muhammad Dhiyauddin Qushwandi, adalah salah seorang mursyid
Thariqah Syaththoriyyah-Akmaliyyah. Beliau tinggal di daerah Sengkaling-Malang.
Mendirikan perkumpulan Tasbih Nusantara, dan juga Padepokan Pamulangan
Luhur. Ketika masih kuliah di UIN Malang, beliau juga menimba ilmu di pesantren
Daruttauhid Malang. Pada masa-masa kuliah ini, beliau tabarrukan kepada beberapa
guru spiritual, diantaranya; Kyai Tawwab, Pengasuh PP.Al-Hayyu-Watudakon,
KH.Ahmad Shiddiq Bunomo-Lawang, dan beberapa kyai khos lainnya. (Wawancar,
Sabtu, 27 Februari 2021)
Beliau mendapatkan hibbah kemursyidan Thoriqat Syaththoriyyah-
Akmaliyah, dari beberapa jalur. Berikut sanad kemursyidan KH.Dhiyauddin
Qushwandi.
2. Sudut Pandang Tentang Islam Rahmatan Lil’alamin
Rahmatan lil’alamin itu akan diwujudkan oleh para salik, jika dirinya
telah berhasil menenggelamkan diri ke dalam Samudera Tauhid. Orang yang telah
tenggelam ke dalam Biharuttauhid, Samudera Tauhid, maka dia menjadi Aku
Universal. Untuk mendapatkan anugerah berupa Aku Universal, jika seorang salik
bisa terjaga dalam tidur inilah, dia akan tahu dirinya yang senyatanya. Yang adalah
'aku' dari setiap pribadi yang melampaui jasad, yang melampaui pikiran, yang
melampaui keakuan, yangg melampaui susah dan senang, bahkan yang melampaui
semua pelampauan. Bukan aku di dunia,tapi dunia dalam aku. Bukan aku di surga,
tapi surga dalam aku. Bukan setetes air dari lautan, tapi lautan dalam setetes air. Ia
laksana “Baito Ingkang Ngemot Jaladri”, perahu yg memuat lautan. Demikian kata
Syeh Siti Jenar.
Untuk mengenal 'diri' inilah, ilmu tashawuf di gelar, thariqah ditempuh,dan
hakekat di selami. Dan jika kau sudah 'tahu diri,'cep tan keno kinecap, tak
terkatakan ! “Orang berkata, tidak tahu . Orang tahu, tidak berkata.”
Rahmatan lil’alamin, adalah pelayanan kepada semesta. Pelayanan inilah
merupakan saripati agama. Dalam pelayanan ada cinta kasih. Cinta kepada Allah
dan kasih kepada sesama. Lalu inti dari cinta kasih, adalah ikhlas dan jujur. Lalu inti
dari keduanya, adalah tauhid. Dan inti dari tauhid, adalah , Hilang dalam
wujudullah, “Kumelem sejeroning segoro sariroso tunggal.”
Manifestasi rahmatan lil’alamin, adalah mereka yang berjiwa seperti
matahari, selalu menyinari bumi tanpa pamrih. Pesona cahaya sang mentari sangat
indah, baik saat terbit (sun rise ), saat bersinar ( sun shine ), maupun saat mau
tenggelam ( sun set ). Begitulah gambaran Sang Dwijaningrat, demikian indah
pesona hidupnya , saat kelahirannya, saat kehidupannya, dan saat kematiannya.
Memang kemuliaan manusia tidak dinilai dari apa yang ia miliki, tapi dari apa yang
ia berikan kepada kehidupan . Matahari penuh dengan api, tapi ia dipuji sepanjang
waktu, karena pancaran cahanya ke seluruh bumi. Inilah rahmatan lil’alamin.
3. Pesan
Isyarah pesan dari ponstingan beliau tentang ajaran rahmatan lil’alamin
adalah kenalilah diri sendiri, agar mengenal Tuhan Semesta Alam. Kalau sudah
mengenal Tuhan semesta alam, maka akan tenggelam dalam samudera tauhid.
Orang yang ghoriqun fii biharittauhid, tenggelam dalam samudera tauhid, maka
laku hidupnya adalah rohmat bagi semesta alam secara otomatis.
Lampiran: 12

CATATAN LAPANGAN

Sasaran/ Informan : KH. Abdullah Syam


Tempat : Sumberpucung
Hari/ Tgl : 21 Januri 2021

1. Sekilas Biografi
KH. Abdullah Syam, merupakan pengasuh pondok pesantren rakyat
yang beralamatkan di Sumberpucung, Malang. Beliau adalah alumni dari Pondok
Pesantren Nurul Huda, Mergosono, asihan KH. Masduki Mahfud. Pendidikan
formal, menyelesaikan SI jurusan psikologi, dan S2, Management Pendidikan.
Pengalaman organisasi , pernah sebagai pengururs PMII Jawa Timur.

2. Ulasan Tentang Islam Rahmatan Lil’alamin


Pandangannya tentang Islam Rahmatan lil’alamin adalah : suatu bentuk
ajaran Islam yang membumi, bisa menerima dan diterima di mana saja. Islam yang
dibawa oleh para wali dengan melakukan pendekatan yang bisa merangkul
masyarakat melalui budaya yang tidak bertentangan dengan syariat serta
membahayakan akidah.
Umat Islam sangat santun kepada siapa saja, asal akidah jangan diusik.
Kalau akidah sudah diusik, maka umat Islam akan cancut tali wondho. Rawe-rawe
rantas malang-malang putung. Semangat jihad-nya akan keluar. Kalau semanagt
jihad sudah keluar, maka umat Islam akan mengaum seperti singa. Hal ini sudah
terbukti dengan resolusi jihad yang digelorakan oleh Hadlratusysyekh KH. Hasyim
Asyari, pengasuh pondok pesantren Tebu Ireng Jombang. Di mana penjajah Jepang
telah berbuat semena-mena, adigang-adigung-adiguna, petentang-petenteng, dengan
merasa digjaya, meyiksa para ulama’ yang berseberangan dengan mereka seenak
udelnya sendiri. Maka dengan komando Sang Kyai ini, para santri yang buta dengan
ilmu perang, bergerak menuju Surabaya, dan berakhir dengan kamtian Sang Jenderal
Inggris, Sir Philips Mallaby. Peristiwa ini kemudian dikenang sebagai hari
Pahlawan, setiap tanggal 10 November.
Pada tahun 1965, kegarangan Arek-Arek Santri, juga muncul, memmbara
seperti bara api, mengamuk seperti Banteng Kedaton, gara-gara PKI, melakukan
pemberontakan dan membunuh para kyai. Para santri yang dibawah bendera NU,
dengan BANSER sebagai laskar perangnya, demi menjaga keutuhan NKRI dan
UUD 1945, dengan semangat “Qulilhaq walau kaana murran,” maka PKI dibasmi
sampai ke akar-akarnya. Inilah santri. Inilah Islam, akan bersikap santun dan lunak,
jika akidah dan kedaulatan negara tidak sampai diinjak-injak.
Ketika kondisi bernegara sedang aman seperti sekarang ini, maka kita
harus menebarkan kasih sayang kepada siapa saja, sebagai aplikasi dari ajaran
rahmatan lil’alamin. Kita hargai orang yang berbeda agama dan keyakinan. Umat
Islam tetap harus menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi kepada umat Hindu, Budha,
Kristen, Konghucu, dan semua agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia ini.
Disamping hal ini bisa menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat
yang heterogen, juga sebagai bentuk ngeman saudara-saudara muslim yang tinggal
di kampung yang mayoritas penduduknya penganut agama lain. Bayangkan, jika
umat Islam yang tinggal di kampung mayoritas, bertindak arogan kepada penganut
agama minoritas, maka mereka akan melakukan balas dendam kepada saudara-
saudara kita yang minoritas di kampung mereka. Oleh karenanya sikap kasih sayang
dan tenggang rasa harus ditebarkan dimana saja, ini juga demi keutuhan negara
tercinta republiki Indonesia.
3. Tentang Habib Rizieq
Dalam kaitannya dengan Habib Rizieq bin Husein Syihab, sebenarnya tidak ada
yang salah dengan beliau. Beliau hanya ingin benar-benar Islam tegak secara
kaffah di bumi nusantara ini. Beliau tidak anti Pancasila. Hanya saja, model
dakwahnya cenderung keras, dan dalam pemilihan kata saat berorasi, kurang tepat.
Ujaran kebencian dan sumpah serapah yang sering beliau lontarkan sebagai bentuk
ungkapan kemarahan atas kebijakan pemerintah yang menurut beliau sangat
melenceng. Ujaran kebencian dan sumpah serapah ini, tidak dibolehkan dalam
Islam. Terlebih sebagai warga negara Indonesia, sudah disadari oleh semua, bahwa
masyarakat Indonesia ini majemuk, berbagai aliran agama dan kepercayaan, serta
adat-ostiadat yang beragam hidup di bumi nusantara ini, maka seyogyanya harus
disadari oleh semua, bahwa tidak seharusnya kita memaksakan kehendak atau
keyakinan kita kepada orang lain yang tidak sepaham.
Satu lagi yang saya tidak setuju dengan beliau, adalah berpaham takfiri.
Mengkafirkan orang lain yang dinilainya sesat dalam sudut pandangnya, sekalipun
beliau bukan berpaham wahabi. Karena paham takfiri ini sangat berbahaya, yang
bisa menimbulkan potensi perang saudara sesame umat Islam. Umat Islam yang
minim pengetahuan agamanya akan membela kelompoknya dengan membabi buta.
Masing-masing akan merasa paling benar. Sama berteriak Allahu Akbar¸untuk
menumoahkan darah saudara seiman. Ini sangat berbahaya, bagai kelangsungan
umat beragama di Indonesia, khususnya internal umat Islam, yang berpotensi akan
bercerai-berai.
Beda dakwah Rasul dengan Habib Rizieq adalah, kalau Rasulullah Muhamad
Saw, dakwahnya adalah mengislamkan orang kafir, sedangkan beliau
mengkafirkan orang Islam.
4. Adzan di Gereja
Dengan dalih toleransi, lalu umat Islam menghadiri acara kebaktian atau misa
digereja, bahkan didaulat untuk mengumandangkan adzan di sana, saya tidak
setuju. Karena ini sudah memasuki wilayah yang sangat prinsip dalam beragama.
Kita ada batasan, “Lakum diinukum waliyadien.” Bagimu agamamu dan bagiku
agamaku. Hal-hal yang bersifat prinsip ini tidak boleh dicampur aduk.
Kalau menjaga gereja, ini konteksnya menjaga rumah besar kita yang bernama
NKRI, sebagai bentuk aplikasi Bhinneka Tunggal Ika, maka dalam hal ini saya
setuju. Gus Dur sendiri oernah menyampaiakn bahwa kekayaan Indonesia, 80%
dikuasai oleh non Islam. Pernyataan Gus Dur ini mengandung pesan, bahwa umat
Islam boleh dan seyogyanya menggandeng umat beragama lain, dalam
bermuamalah, dengan tidak mengotori nilai-nilai yang bersifat prinsip.
5. Batasan Toleransi
Batasan toleransi kita, cukup saling menghargai, menghormati dinatar
masyarakat yang berbeda keyakinan dan kepercayaan, tidak saling mengganggu.
Adapun yang bisa dilakukan dalam hal kerjasama, seperti mendirkan sekolah
rakyat, dimana anak bangsa heterogen, bisa menimba ilmu di sana dengan rasa
aman dan nyaman tanpa memandang perbedaan RAS, Suku , dan agama. Gerakan
sosial mengentaskan kemiskinan, mendirikan pos-pos kesehatan masyarakat, ini
yang bisa kita lakukan sebagai bentuk kasih sayang antar sesama. Dengan sikap
tolransi itu sendiri, sebenarnya juga sangat menguntungkan umat islam. Dari sini,
kita umat Islam bisa mengenalkan kepada non muslim, akan ajaran islam yang
rahmatan lil’alamin, welas asih kepada sesama tanpa pandang bulu.
6. Pendekatan Budaya
Tidak dapat dipungkiri, bahwa Indonesia ini negara yang sangat kaya dengan
budaya dan adat istiadat. Dakwah yang dilakukan oleh para wali, tidak memukul
budaya lokal masyarakat setempat, melainkan merangkul, memasukkan nilai-nilai
islami pada budaya tersebut. Maka dakwah yang dipelopori oleh para wali ini, bisa
kita contih dalam dakwah kekinian. Kita tidak perlu konfrontasi denga budaya
lokal dalam berdakwah. Kita bisa membaur dengan budaya-budaya tersebut, asal
tidak bertentangan dengan aqidah islamiyah.
7. Toleransi di Malang
Malang, kehidupan bertoleransi sangat baik. Setiap persoalan yang menyangkut
kehidupan bersama, dilakukan secara musyawarah. Dialog antar tokoh agama dan
pemerintah, hendaknya dilakukan untuk menghindari hal-hal yang bisa
menimbulkan kericauan yang berbau SARA.
8. Pesan
Umat Islam tetap harus berpegang teguh pada ajaran ahlussunnah wal jama’ah.
Inilah ajaran Islam yang dibawa oleh para wali songo, yang diteruskan oleh para
ulama’.
Agama dan budaya harus saling menyapa sebagai kearifan lokal, sepanjang tidak
menyalahi syareat Islam. inilah yang pernah disampaikan oleh Gus Dur dalam
salah satu ceramahnya.
Orang besar itu cirinya dua, menulis atau ditulis. Jika tidak, maka dia akan
hilang musnah, bersama kain kafan. Orang itu dikategorikan manusia, harus
memiliki prasasti atau prestasi
Lampiran: 13

CATATAN LAPANGAN

Sasaran/ Informan : Mbah Kyai Petruk


Tempat : Rumah Mbah Kyai Petruk
Hari/ Tgl : 27 Februari 2021

1. Sekilas Biografi
Mbah Kyai Petruk, nama aslinya adalah Sugeng Santoso. Mbah Kyai
Petruk pernah berguru di Malaysia, Blitar, dan Demak. Mendirikan padepokan
Budoyo Luhur pada tanggal 1 Januari 2018. Sebelum mendirikan padepokan, beliau
adalah seorang pengembara keilmuan, yang dalam istilahnya, “nyaponi jagat”.
Dalam pengembaraan nyaponi jagat ini, beliau berjalan kaki menurutkan kehendak
hati, ke berbagai kota di Indonesia dengan mengunjungi tempat-tempat keramat dan
petilasan serta makam para leluhur Nusantara.
2. Ulasan Tentang Islam Rahmatan Lil’alamin
Islam rahmatan lil alamin.,biasa disebut juga dalam suatu konsep dalam
agama Islam. Bila di ambil dari kata. Islam punya makna “taslima” ,bersera diri
“aslama” sejahterah, dan Islam, selamat..juga bisa.dalam pengertian “damai”
pengertian kenyamanan, keamanan, ataupun perlindungan.
Dan kalau kata rahmat mempunyai dua bagian pengertian,,
1..Rohmaniyah..arrohman.,..Maha Pengasih,..
2. Rohimiyah,..ar rohim.,...maha penyayang,
Jadi dua nama dan sifat yg sepatutnya harus di mengertihi dari setiap manusia yg
pada titik pelaksanaan dalam suatu pra kehidupan dan pri kehidupan manusia yang
harus diterapkan untuk kehidupan ini arti yang sebenarnya.
Dari dua kalimat kasih sayang yang harus jadi konsep hidup didalam
sesama manusia atau alam ini agar terjalin suatu keserasian dan keharmonisan dan
saling menjaga akan kelestarian alam semesta ini, yang mana pada akhirnya bila dua
sifat ini telah di pegang teguh oleh setiap manusia pastilah akan tercipta suatu
kedamaian kesejaterahan juga keselamatan bagi alam ini.
Kalau lil alamin yang berarti seluruh alam dalam kehidupan manusia dan
alam ini saling butuh membutuhkan. kesimpulan di dalam Islam itu sendiri banyak
suatu tuntunan dan aturan aturan yang mana terkandung daalm al-qur’an dan al
hadits. kesemuanya itu untuk memberikan pandangan dan pengkajian lebih luas dan
dalam.agar semua makhluk kusus manusia agar saling mengerti dan saling merawat
supaya tercipta akan kebaikan dan kelestarian alam semesta ini
3. Pesan
Berdasarkan uraian di atas, maka pesan yang tersirat adalah
Umat manusia harus menjaga keserasian, keharmonisan , dan keseimbangan alam
semesta.

Lampiran: 14

CATATAN LAPANGAN

Sasaran/ Informan : Gus Nur Wakhid, M.Pd


Tempat : Watudakon
Hari/ Tgl : 2 Maret 2021

1. Biografi
Gus Nur Wakhid, lahir di Malang pada I November 1972. Putra dari
pasangan Bapak Mujiono dan Ibu Muslichah ini, menamatkan pendidikan dasar di
SDN Sidorahayu 2 Wagir, pada 1986. Selanjutntya melanjutkan pendidikan di MTs.
Jenderal Sudirman Kemantren, dan tamat pada 1989. Setamat dari MTs,
melanjutkan pendidikan di PGAN Malang, dan tamat pada 1992. Pada tahun 1990,
sambil menimba ilmu di PGAN, juga menimba ilmu pendidikan non formal, Pondok
Pesantren Miftahul Huda-Gading, sampai tahun 1997. Selanjutnya kuliha di STIT
(Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah ) Raden Rahmat –Kepanjen, sambil nyantri di PPAI
Nurul Hikmah- Kebonagung. Sambil kuliah di STIT Raden Rahmat, juga kuliah di
Program Penyetaraan Guru Agama, D-2, yang diadakan Departemen Agama
Malang. Lulus D-2, melanjutkan kuliah di IKIP Budi Utomo-Malang, jurusan
Matematika. Baik kuliah di STIT maupun IKIP Budi Utomo, tidak sampai selesai,
dan melanjutkan kuliah jurusan PAI pada fakultas Tarbiyah UNISMA. Kuliah di sini
juga tidak sampai tamat. Pada tahun 2004, mengikuti perkuliahan kembali di
Unisma melalui jalur bea siswa untuk guru, pada fakultas PAI, dan berhasil meraih
gelar, S.Pd.I. Pada tahun 2014, melanjutkan kuliah program pasca sarjana di
UNISMA dengan jurusan PAI, lulus pada 2017.
Pengalaman Organisasi dan Kegiatan kemasyarakatan :
1. Sebagai ketua IPNU Wagir, tahun 1996-2000
2. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hayyu, sejak 2008 (Melanjutkan estafet
kepemimpinan pondok dari almarhum mertua, Kyai Tawwab)
3. Sebagai ASN Kemenag Malang, ditugaskan sebagai guru di MIN 2 Malang, dan
sebagai sekretaris literasi kemenag Malang.
2. Ulasan Tentang Pendidikan Islam Rahmatan Lil’alamiin
Istilah rahmatan lil’alamin ini, dalam bahasa Jawa dikenal dengan
istilah, “Memayu Hayuning Bawana.” Menebarkan rasa welas asih, kasih sayang
kepada semua makhluk di jagat raya ini, tanpa terkecuali. Kenapa demikian, karena
pada hakikatnya adalah, setiap makhluk di muka bumi ini, bahkan seluruh jagat
raya, berasaal dari satu bibit yang sama, bernama “Nur Muhammad”. Hal ini
sebagaimana yang disabdakan oleh baginda Nabi Muhammad Saw, “ Awwalu maa
kholaqo nuuru nabiyyika ya Jabir. Wa kholaqa minhu al-asya-a, wa anta min tilka
al-asya-a.” Artinya, “Mula-mula yang diciptakan adalah Nur Nabimu, wahai Jabir.
Dari Nur ini diciptakan segala sesuatu, dan kamu adalah bagian dari sesuatu itu.”
Bertolak dari hadits tersebut, maka setiap makhluk adalah satu jiwa.
Sehingga kalau ditanya, apakah rahmatan lil’alamin itu ? Maka menurut saya adalah
Salam Satu Jiwa. Salam Satu Jiwa inilah, saripati dari ajaran Islam Rahmatan
lil’alamin itu sendiri. Salam, adalah menebarkan kedamaian kepada semua makhluk.
Tidak menimbulkan kerusakan kepada alam. Menanamkan dan menebarkan cinta
kasih dan kasih sayang kepada siapa saja, tanpa pandang bulu, perbedaan RAS dan
agama. Dengan menebarkan kasih sayang dan cinta kasih kepada sesama makhluk,
hakikatnya adalah menebarkan kasih sayang kepada diri sendiri, karena setiap kita
adalah bagian dari semesta ini. Satu untuk semua, semua untuk satu. Adanya yang
satu pada yang banyak, adanyaa yang banyak pada yang satu.
Kalau kita masih pilih-pilih dalam berkasih sayang, baahkan saling
mengunggulkan kelompoknya masing-masing, berarti kita belum bisa menjalaankan
ajaran rohmaataan lil’alamin dengan sebenarnya. Untuk menuju ke sini, memang
tidaklah mudah. Kita harus paham dahulu Sangkan Paraning Dumadi. Yaitu, suatu
konsep pemahaman tentang asal-ussul kejadian setiap makhluk: Dari mana ?,
Sedang dimana?, dan Hendak kemana ? Ke-tiga pertanyaan ini, jawabannya
terangkum dalam satu kalimat dalam Al-Qur’an, Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Semua milik Allah dan kepada-Nya semua akan kembali. Karena semua akan
kembali kepada Allah, maka harus tahu password-nya. Password-nya adalah “Illa
maan atallaha bi qolbin saliimin.” Qolbun salim, Hati yang bersih, hati yang
selamat dari berbagai macam kotoran.
Untuk mendapatkan hati yang bersih, yang selamat dari berbagai macam
kotoran, manusia harus menjaga hubungan dua jalur. Jalur vertical,
hablumminallah, hubungan dengan Allah. Jalur secara horizontal, hablumminannas,
hubungan dengaan sesame manusia. Hubungan kepada Allah dengan memiliki
ketauhidan yang benar, serta menjalankan peribadatan kepada-Nya berdasarkan
syariat yang diajarkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Sedangkan dalam ranah
hablumminannas, hubungan dengan sesama manusia, di sinilah kita mengamalkan
konsep rahmatan lil’alamin itu sendiri, dengan tetap berpedoman kepada aturan
syariat. Ada sebuah tembang yang sangat indah, yang menggambarkan asal-usul
kejadian makhluk dan tugas manusia di muka bumi ini. Tembang ini dinamakan
tembang mijil, termasuk bagian dari tembang macapat.
Ahadiyat durung ana wiji
Kang dihin mung Allah
Dzat jumeneng kelawan pribadine
Awang-uwung alam sunyaruri
Nang ning unong uning
Nang nung ning nong ning Gung.
Sabanjure pirsanana yekti
Pambirating cahya
Nur Muhammad iku sebutane
Dadi wiji kabeh kang dumadi
Ora ana uni
punapa puniku
Ngawruhana tugas ira iki
Titah Kang Kuasa
Gawe marem jagat sekabehe
Sembah sujud aja nganthi lali
Lungguh kayu jati
Aja wira-wiri (Karangan Gus Nur Wahid)
Tembang berbahasa Jawa ini, menggambarkan asal-usul kejadian
manusia dan alam semesta yang dimulai dari Ahadiyat, yakni sebuah kondisi yang
belum ada apa-apa kecuali Allah. Selanjutnya Allah tajalli, dengan sifat Jamal-Nya,
yang disebut dengan Nur Muhammad, yang merupakan induk dari sekalian
makhluk. Setelah manusia tercipta, maka jangan sampai melupakan tugasnya di
muka bumi, yakni beribadah dan menebarkan kasih sayang kepada alam semesta.
Kondisi hati dan laku demikian inilah yang disebut sebagai lungguh kayu jati. Telah
jumeneng , madeg mandita ratu, pada kondisi hakikat, kenyataan yang sebenarnya,
bukan katanya. Maka yang telah duduk pada lungguh jati tersebut, maqom
kemuliaan lahir-batin, harus dipertahankan , jangan sampai wira-wiri, berubah-ubah,
terseret oleh arus kehidupan, sehingga jauh dari nilai-nilai ketauhidan dan sifat
rahmatan lil’alamin.
3. Adzan dan Sholawatan di Gereja
Adzan dan sholawatan di dalam gereja, adalah menempatkan sesuatu
yang tidak pada tempatnya. Segala sesutau itu akan baik dan indah, jika ditempatkan
sesuai dengan tempat yang semestinya. Celana dalam dipakai di kepala, atau sepatu
dikalungkan di leher, adalah sesuatu yang kurang pas. Demikian pula dengan adza
dan sholawatan, ini adalah amaliyah umat Islam, akan sangat indah jika dilakukan di
ndalam masjid, atau rumah dan tempat-tenpat kaum muslimin lainnya. Jika ini
dilakukan di dalam gereja, sangat tidak bagus. Demikian pula sebaliknya, jika
menyanyikan puji-pujian kepada Yesus, atau pembacaan Wedha di dalam masjid,
juga tidak tepat. Kalau hal itu dilakukan dengan dalih toleransi , maka itu adalah
toleransi yang kebablasan.
4. Tentang Habib Rizieq
Beliau adalah dzurriyat Rasulullah Saw. Kita menghormati beliau,
sebagai cucu dari baginda Nabi Muhammad Saw. Gaya dakwah, setiap orang punya
cara sendiri-sendiri. Beliau meluapkan unek-unek hatinya yang gerah dengan
kemungkaran yang ada. Refleksi hati beliau yang menghujat orang lain, hanya
beliau sendiri yang tahu, dan paham akan resikonya. Secara pribadi, saya tidak
sependapat dengan model dakwah yang menghujat, menghakimi, dan bahkan
mendoakan keburukan bagi orang lain. Setiap da’i punya gaya dan karakter sendiri
dalam berdakwah.
5. Pesan
Tebarkan Salam Satu Jiwa, kepada siapa saja, dengan tetap
berpedoman kepada syariat Rasulullah Muhammad Saw.
Lampiran: 15

CATATAN LAPANGAN

Sasaran/ Informan : Ki Ngateman


Tempat : Malang
Hari/ Tgl : 4 Maret 2021

a. Pendapat Pendidikan Islam Rohmagtan Lil’alamin Menurut Ki Ngateman


(Sesepuh Paguyuban Sanstro Jendro Cokro Ningrat)
Peneliti juga melakukan wawancara terhadap tokoh Islam Kejawen,
maksud dan tujuan adalah sebagai pembanding, untuk menemukan titik temu dan
perbedaannya konsep rohmana lil’alamin dengan ajaran kejawen yang dimaksud.
Ajaran dari Sastro Jendro Cokro Ningrat adalah Semedi Salebeting
Samudra. Orang yang telah bersemadi salebeting samudera, maka tidak akan
melihat apa-apa kecuali wajah samudera itu sendiri. Orang yang tercerahkan dalam
semadinya, maka akan timbul sikap welas asih kepada sesama. Mereka akan
menerapkan lelaku memayu hayuning bawana, berbudi bawa laksana.
Pak Gimin menjelaskan tentang makna cinta kasih sebanagi berikut:
“Cinta kasih kaleh sesaminipun gesang dipun wujudaken kelawan dedungo
dhateng ngarsanipun Gusti Kang Moho Kuoso.” Cinta kasih kepada sesame
diwujudkan dengan berdo’a kepada Gusti Yang Maha Kuasa.
Dari sini Pak Gimin seakan memberikan pesan, bahwa orang yang
mendoakan sesama, ini adalah bentuk dari aplikasi cinta kasih itu sendiri. Dengan
mendoakan orang lain, maka akan muncul jiwa simpati dan empati kepada orang
lain. Dirinya dengan orang lain adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan
sebagai makhluk social

Anda mungkin juga menyukai