Penyebab
2. Reaksi alergi
3. Kanker
5. Olahraga
6. Serangan jantung
7. Infeksi
8. Anemia
9. Pengangkatan limpa
10. Anemia hemolitik, salah satu jenis anemia dimana tubuh menghancurkan sel-sel darah merah
lebih cepat daripada saat menghasilkannya, biasanya karena gangguan darah tertentu atau
penyakit autoimun
11. Peradangan seperti akibat dari rheumatoid arthritis, penyakit celiac, gangguan jaringan ikat
atau penyakit inflamasi usus
14. Trauma
15. Penggunaan obat-obatan tertentu seperti epinephrine (Adrenalin Chloride, EpiPen), tretinoin
(Vesanoid) dan vincristine.
Gejala
1. Sakit kepala
2. Pening
3. Nyeri dada
4. Lemah
5. Pingsan-pingsan
Pengobatan
Sumber : http://health.detik.com/readpenyakit/983/trombositosis
Trombositosis
Sebagai informasi, trombositosis adalah suatu kondisi dimana jumlah trombosit dalam yang
didapatkan dari hasil pemeriksaan laboratorium lebih dari nilai normal. Pada individu yang sehat,
nilai normal dari trombosit dalam darah adalah berkisar 150.000 – 45.000 permm3. Jika
didapatkan jumlah trombosit dalam darah di atas nilai 450.000 per mm3 maka kondisi tersebut
disebut dengan trombositosis. Secara umum terjadinya trombositosis ini disebabkan oleh adanya
gangguan dari proses pembentukan di dalam sumsum tulang atau sering disebut dengan
gangguan mieloproliferatif (kondisi ini sering disebut juga sebagai esensial trombositosis),
sedangkan yang kedua adalah trombositosis yang disebabkan oleh proses reaksi terhadap kondisi
tertentu (misalnya: peradangan, infeksi, neoplasma atau kanker, akibat penggunaan obat seperti:
vincristine, hormon pertumbuhan, asam retinoid, dsb.).
Trombisitosis ini biasanya tidak menimbulkan gejala, dan kondisi ini sering dijumpai pada saat
pemeriksaan laboratorium darah. Namun jika jumlah trombosit sangat tinggi misalnya lebih dari
1.500.000 per mm3, maka kondisi ini akan meningkatkan risiko terjadinya trombosis ataupun
bekuan darah. Yang jika bekuan darah ini ikut sirkulasi darah maka akan meningkatkan risiko
terjadinya sumbatan pembuluh darah. Dari beberapa literatur juga disebutkan trombositosis dapat
juga meningkatkan risiko perdarahan.
Penanganan dari trombositosis ini tergantung dari penyebab trombositosis, jika diketahui
trombositosisnya bersifat esensial (disebakan oleh gangguan mieloproliferasi sumsum tulang),
maka bisa hanya dimonitor, ataupun diberikan sitoreduksi dan aspirin, ataupun dapat juga
dilakukan tromboferesis. Sedangkan jika trombositosis ini merupakan trombositosis sekunder
(diketahui dasar penyebabnya) maka pengobatan terhadap penyebab (misalnya: mengobati
infeksinya, kankernya, maupun proses peradangannya dsb), sangat dianjurkan. Diharapkan
dengan mengobati penyebab maka dengan sendirinya akan terjadi perbaikan jumlah trombosit
dalam darah.