Anda di halaman 1dari 3

Hari Remaja Internasional 2023 (12 Agustus)

Green Skills untuk Remaja: Menuju Dunia yang Berkelanjutan


Catatan Konsep

1. Latar Belakang dan Konteks


Pada tahun 1999, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengesahkan rekomendasi
Konferensi Menteri Pemuda Sedunia (Lisbon, 8-12 Agustus 1998) bahwa tanggal 12 Agustus
ditetapkan sebagai Hari Remaja Internasional (A/RES/54/120). Selama dua dekade terakhir
perayaan Hari Remaja Internasional, beberapa tema inovatif dan tepat waktu telah dieksplorasi,
termasuk kesehatan mental, solidaritas antargenerasi, ruang aman bagi pemuda, dan keterlibatan
masyarakat.

Saat ini, dunia sedang memulai transisi hijau. Pergeseran menuju dunia yang ramah lingkungan dan
ramah iklim sangat penting tidak hanya untuk menanggapi krisis iklim global tetapi juga untuk
mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Transisi yang berhasil menuju dunia yang lebih hijau akan bergantung pada pengembangan
keterampilan ramah lingkungan dalam populasi. Green skills adalah “pengetahuan, kemampuan,
nilai, dan sikap yang diperlukan untuk hidup, berkembang, dan mendukung masyarakat yang
berkelanjutan dan hemat sumber daya”. Ini termasuk pengetahuan dan keterampilan teknis
(technical skills) yang memungkinkan penggunaan teknologi dan proses hijau secara efektif dalam
pengaturan pekerjaan, serta keterampilan transversal (transversal skills) yang memanfaatkan
berbagai pengetahuan, nilai dan sikap untuk memfasilitasi keputusan lingkungan yang
berkelanjutan dalam pekerjaan dan kehidupan.

Karena sifat interdisipliner, inti dari keterampilan ramah lingkungan terkadang diungkapkan,
sebagian jika tidak seluruhnya, melalui istilah terkait lainnya seperti “keterampilan untuk masa
depan” dan “keterampilan untuk pekerjaan ramah lingkungan”. Meskipun keterampilan ramah
lingkungan relevan untuk orang-orang dari segala usia, keterampilan ini semakin penting bagi
orang muda, yang dapat berkontribusi pada transisi hijau untuk jangka waktu yang lebih lama.

2. Pentingnya Green Skills bagi Kaum Muda


Menjelang KTT SDG pada bulan September, menandai titik tengah implementasi Agenda 2030
untuk Pembangunan Berkelanjutan, penting untuk mengetahui bagaimana green transition
‘transisi hijau’ terkait langsung dengan pekerjaan ramah lingkungan bagi kaum muda. Menurut
International Labour Organization (ILO), transisi hijau akan menghasilkan 8,4 juta pekerjaan bagi
kaum muda pada tahun 2030. Pekerjaan ini disebut green jobs ‘pekerjaan hijau’, yaitu pekerjaan
yang berkontribusi untuk melestarikan atau memulihkan lingkungan baik dengan mendukung
proses yang ramah lingkungan atau melalui produksi produk dan jasa ramah lingkungan. Kaum
muda perlu diperlengkapi dengan baik dengan keterampilan ramah lingkungan agar mereka
berhasil menavigasi lingkungan yang berubah ini dan memanfaatkan peluang yang ada. Meskipun
semakin diakuinya relevansi keterampilan ramah lingkungan, bukti yang ada menunjukkan
kurangnya keterampilan semacam itu di kalangan kaum muda. Kesenjangan keterampilan
merupakan hambatan bagi kaum muda untuk berpartisipasi dalam dunia kerja yang bergeser
menuju green economy ‘ekonomi hijau’. Jika tren saat ini bertahan, pada tahun 2030 lebih dari 60
persen kaum muda mungkin kekurangan keterampilan yang dibutuhkan untuk berkembang dalam
ekonomi hijau.
Kebijakan untuk mempromosikan pengembangan green skills tetap menantang. Salah satu
penyebabnya adalah kurangnya koherensi tingkat nasional antara kebijakan yang berkaitan dengan
lingkungan dan yang berkaitan dengan keterampilan. Agar keterampilan ramah lingkungan dapat
membantu mendorong lapangan kerja bagi kaum muda dan pembangunan berkelanjutan, kedua
rangkaian kebijakan tersebut perlu diselaraskan dengan baik dan saling menguatkan. Tantangan
penting lainnya adalah bahwa investasi yang diperlukan dalam pengembangan keterampilan telah
diremehkan dalam konteks komitmen nasional untuk mengimplementasikan perjanjian iklim
internasional utama.

Dalam laporan “Our Common Agenda”, Sekretaris Jenderal menekankan peran penting pendidikan
dan pengembangan keterampilan untuk mendukung kapasitas masyarakat dalam menjalani
transisi masyarakat sepanjang hidup mereka. Transisi hijau membentuk pengalaman kaum muda
saat ini dalam pendidikan dan pekerjaan. Lebih dari itu, generasi muda yang dibekali green skills
akan lebih siap berperan sebagai katalisator yang dapat memimpin transisi menuju masa depan
yang lebih hijau.

3. Tujuan dan Peringatan International Youth Day 2023


Edisi Hari Remaja Internasional 2023 akan berfokus pada keterampilan ramah lingkungan untuk
pemuda, menyoroti inisiatif di tingkat global dan nasional, membahas peluang dan tantangan yang
relevan, dan menawarkan panduan kebijakan berwawasan ke depan.

Tujuan Hari Remaja Internasional tahun 2023 adalah:


 Untuk meningkatkan kesadaran green skills dan relevansinya untuk mencapai SDGs, sambil
menyoroti peran sentral kaum muda dalam green transition;
 Membekali pemangku kepentingan dengan pengetahuan dan informasi yang diperlukan untuk
memahami pentingnya green skills bagi kaum muda;
 Menampilkan kebijakan dan praktik yang dapat memupuk pengembangan green skills di
kalangan kaum muda; Dan
 Menyediakan platform inklusif bagi pemangku kepentingan untuk bertukar pandangan tentang
topik tersebut.

5 Hal yang Perlu Diketahui tentang Green Skills untuk Remaja


1. Green skills merupakan "Pengetahuan, kemampuan, nilai dan sikap yang diperlukan untuk hidup,
mengembangkan dan mendukung masyarakat yang berkelanjutan dan hemat sumber daya". Green
skills terdiri dari transversal skills dan technical skills.
2. Pemuda akan mengalami peristiwa iklim yang parah lebih lama:
- 7 dari 10 anak muda ingin aktif terlibat dalam green transition
- Dibandingkan dengan yang lahir pada tahun 1960, orang yang lahir di tahun 2020 akan lebih
banyak mengalami kejadian iklim ekstrim dalam hidup mereka.
3. Pemuda akan mengalami perubahan signifikan dalam kesempatan ekonomi:
- Perubahan iklim mengancam 40% dari semua pekerjaan yang sangat bergantung pada
lingkungan sehat.
- Pada tahun 2030, 8,4 juta pekerjaan akan diciptakan untuk kaum muda dengan green
transition.
- Pekerjaan hijau menyerap lebih banyak pekerjaan. Untuk setiap pekerjaan hijau, 1,4 lebih
banyak jenis pekerjaan diciptakan.
4. Permintaan keterampilan melebihi pasokan:
- 60% dari orang muda akan kekurangan keterampilan yang diperlukan untuk berkembang
dalam green economy di 2030.
- Menurut analisis LinkedIn, antara tahun 2022 dan 2023, bakat hijau bertambah sebesar rata-
rata12,3%, dan berbagi posting pekerjaan yang terkait dengan setidaknya satu green skills
meningkat hingga 22,4%.
5. Ada kesenjangan yang harus diatasi:
- Kesenjangan teknologi; 67% remaja tidak punya keterampilan digital karena kekurangan
sumber daya dasar.
- Jenis pekerjaan saat ini masih stereotip gender: dalam tahun 2015-2021, 66% pekerjaan hijau
dilakukan oleh laki-laki. Transisi hijau akan mendukung sektor dominan laki-laki: 19 juta
pekerjaan akan dibuat untuk pria versus 6 juta untuk wanita.
- Kurang dari setengah (45%) dari Nationally Determined Contributions (NDCs) yang
menyebutkan pengembangan green skills dalam pendidikan perubahan iklim.

Sumber https://social.desa.un.org/issues/youth/events/international-youth-day-
2023?_gl=1*tvnuxt*_ga*MTY4ODk1MDIwMi4xNjkwODU5NTY5*_ga_TK9BQL5X7Z*MTY5MDg1OTU
2OC4xLjEuMTY5MDg1OTYzNC4wLjAuMA.

Direktorat Bina Ketahanan Remaja


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
2023

Anda mungkin juga menyukai