Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PUJIAN
DAN
PENYEMBAHAN
Nama : SOFIAN TEOJUI BUULOLO
Program Study : Sekolah Alkitab
Mata Kuliah : Praise and Worship
Judul Buku : The Power of Intimate Worship
Penulis : DIONISIUS L. PONOMBAN

PENDAHULUAN

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberkati dan senantiasa
menyertai sepanjang perjalanan program studi sekolah alkitab di STT Tiberias Indonesia.
Dan saat ini diberikan tugas untuk membahas terkait sebuah buku yang memberkati
kehidupan saya tentang pujian dan penyembahan yaitu buku dengan judul The Power of
Intimate Worship yang ditulis oleh Dionisius L. Ponomban.
Saya merasa sangat diberikati lewat buku ini karena buku ini lebih merujuk kepada
apa arti menyembah, alasan untuk menyembah dan bagaimana cara kita menyembah
Tuhan dengan intim.
Karena saya yakin dan percaya lewat pujian dan penyembahan kita dapat
memuliakan dan meninggikan Nama Tuhan. Saat penyembahan dan pujian dinaikkan, maka
Tuhan bertakhta atas penyembahan dan pujian Umat-Nya (Mazmur 22:3). Saat Tuhan
bertakhta maka kemenangan pasti terjadi bagi setiap umat Tuhan.

BAB II
Isi, Definisi dan Pandangan

1. Keintiman dengan Tuhan dalam Pujian dan Penyembahan


Tujuan Tuhan menciptakan manusia adalah supaya manusia hidup di hadapan-Nya,
menyenangkan hati-Nya, menyembah dan memuliakan Dia, serta mengikuti rancangan-Nya
dan berjalan Bersama dengan Dia.
Maka sudah seharusnya intim dengan Tuhan yaitu menyembah Tuhan adalah
sesuatu yang menjadi prioritas utama dalam kehidupan kita. Tanpa keintiman dengan
Tuhan, hal itu sama saja dengan seperti rumah tanpa fondasi. Dalam hidupnya Daud
mengungkapkan bagaimana hubungan intim dengan Tuhan telah menjadi sesuatu yang
sangat penting dan serius di dalam hidupnya, hal itu dapat kita lihat dalam kitab Mazmur.
Menyembah Tuhan adalah dasar dan kebutuhan terbesar hidup kita, seperti yang
dikatakan Daud, bahwa rasa tenang dimiliki dan dirasakan bukanlah karena kekuasaan atau
kekayaan yang dia miliki sebagai seorang raja tetapi semata-mata hanya karena dia hidup
dekat dengan Tuhan (Mzm 62:2).
Menyembah Tuhan bukanlah sekedar acara atau ritual agama semata tetapi sebagai
sebuah gaya hidup, karena sejak awal penciptaan sampai apda akhirnya, Tuhan sudah
menetapkan dan merancang hidup kita untuk menjadi seorang Penyembah.
Hidup di hadirat-Nya, menyembah Allah akan membawa kita pada sebuah
kehidupan yang maksimal, kepuasan serta damai yang melampaiu akal dan yang terpenting
hati Tuhan disenangkan dan dipuaskan.
Penyembahan yang benar dan menyenangkan hati Tuhan keluar dari pribadi si
penyembah, bukan dari penampilan penyembahannya, sebab Tuhan mencari Penyembah
bukan Penyembahan.
Menjadi penyembah yang benar dan berhasil bertumbuh sampai pada keserupaan
dengan Kristus, membutuhkan disiplin yang benar dari dalam diri kita sendiri untuk secara
konsisten menyediakan waktu dalam penyembahan yang intim atau hubungan yang
mendalam dengan Tuhan.
Seperti itulah hubungan kita dengan Tuhan. Tidak mungkin kita dapat mengenal
Yesus dari dekat tanpa kita hidup Bersama dan menyediakan waktu bagi-Nya di dalam doa
dan Firman-Nya.
Doa dan penyembahan bukan waktu untuk mengumbar semua keinginan kita dan
minta Tuhan mengerti lalu mengikuti apa yang kita mau, menyembah adalah saat untuk
mengetahui apa yang Tuhan mau dan kita mengikuti keinginan-Nya.
Seorang penyembah yang benar adalah orang yang selalu ingin mengetahui isi hati-
Nya bukan hanya mencari tangan-Nya. Kita menjadi orang yang selalu rindu ingin
mengetahui apa kehendak dan rencana-Nya, kita rindu memuaskan hati Tuhan lewat
ketaatan kita sebagai wujud sebuah sikap penyembahan yang benar.
Maka yang perlu kita lakukan adalah kita perlu memiliki Roh yang luar biasa (Spirit of
Excellent), menaikkan kualitas atau standar kita lebih tinggi; itulah jalan keluar yang Tuhan
berikan kepada kita dan hal itu hanya terjadi Ketika kita ada dalam Hubungan yang paling
intim dengan Tuhan seperti yang dimiliki banyak tokoh di Alkitab.

2. Bagian Buku yang Menarik


Adanya kiat-kiat tentang bagaimana memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan lewat
penyembahan yaitu :
- Menyediakan waktu untuk Tuhan
- Mencari Wajah-Nya
- Menjadikan Kristus sebagai pusat kehidupan
Dan di samping itu juga diingatkan bahwa tetap focus kepada Hati-Nya Tuhan bukan berkat-
Nya.

3. Hal yang tidak setuju


Narasi “menyembah adalah saat untuk mengetahui apa yang Tuhan mau dan kita mengikuti
keinginan-Nya” adalah menurut saya kurang tepat. Karena menurut saya saat kita
menyembah adalah saat dimana Tuhan mendengar “Persembahan kita” sehingga Hati
Tuhan disenangkan. Tetapi pada saat belajar Firman lewat khotbah, pengajaran dan
sebagainya adalah cara kita mengenal dan mengetahui isi hati Tuhan.
Tetapi saya yakin yang dimaksudkan penulis adalah baik, tetapi belum dijelaskan
secara lebih terperinci.

BAB III
KESIMPULAN
Pujian Penyembahan membawa umat manusia dapat memiliki hubungan yang intim
dengan Tuhan karena Hati Tuhan disenangkan lewat penyembahan kita. Sehingga memiliki
hati yang menyembah adalah penting, karena saat hati menyembah maka Tuhan Allah
bertakhta atas hati dan hidup kita secara penuh sehingga kita senantiasa mengalami
kemenangan yang sejati dalam Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai