Anda di halaman 1dari 10

HAND OUT PERKULIAHAN

Mata kuliah : Sosial Budaya Dasar


Jurusan : Diploma III Kebidanan Poltekkes Bengkulu
Semester : I
Pertemuan : 2
Dosen : Elly wahyuni, SST, M.Pd

Pokok Bahasan:
1. Konsep Budaya
a. Fungsi sytem budaya
b. Wujud budaya dalam kesehatan

2. Cultural Awareness
a. Pengertian Curtural awareness
b. Tingkatan cultural awareness
c. Kesadaran budaya bangsa Indonesia
d. Pentingnya kesadaran budaya

3. Aspek-aspek budaya di masyarakat yang berkaitan dengan kehamilan TM


1, 2, 3 di Indonesia

Tujuan pembelajaran:
Setelah mengikuti Proses Belajar Mengajar diharapkan mahasiswa mampu:
Memahami Konsep budaya: Fungsi sytem budaya, Wujud budaya dalam kesehatan
dan Cultural Awareness serta Aspek-aspek budaya di masyarakat yang berkaitan
masa pra nikah
A. Konsep Budaya
1. Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta
yaitu buddhayah merupakan bentuk jamak dari buddhi; di artikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa
inggris yaitu culture dari bahasa latin cultura. Budaya dapat diartikan
sebagai hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk system agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

2. Fungsi Sistem Budaya


Fungsi sistem budaya adalah untuk menata dan juga
menetapkan tindakan serta tingkah laku masyarakat(manusia).
Proses pembelajaran sistem ini dilakukan dengan pembudayaan atau
pelembagaan yang bertujuan untuk dapat menyesuaikan diri (pikiran
dan sikap) denngan norma adat, dan peraturan yang hidup di
lingkungan kebudayaannya.
Proses pembelajaran dilakukan mulai dari kecil dari lingkungan
keluarga, lingkungan diluar rumah, dan lingkungan selanjutnya.
Dimulai dari meniru apapun (sesuatu yang baik) yang ada di
lingkungan tersebut kemudian tindakan tersebut akan menimbulkan
dorongan untuk dimasukkan kedalam kepribadian sehingga menjadi
pola dan norma yang mengatur tindakan yang dibudayakan. Tidak
semua orang mampu untuk beradaptasi dengan sistem budaya di
lingkungan sosial atau disebut juga deviants.
Budaya memiliki beberapa fungsi, antara lain:
a. Kebudayaan dapat meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat yang
memiliki budaya tersebut.
b. Kebudayaan dapat menimbulkan rasa toleransi serta rasa empati dari
masyarakat.
c. Masyarakat yang memiliki budaya tersebut, akan menghargai satu sama lain.
d. Kebudayaan dapat dijadikan sebagai sebuah sarana untuk dapat menjalin
sosialisasi.
e. Kebudayaan juga berfungsi sebagai media belajar.
f. Kebudayaan berfungsi sebagai penentu batas, artinya kebudayaan dapat
menciptakan perbedaan yang membuat setiap kelompok masyarakat unik
dan membedakannya dengan kelompok masyarakat lain.
g. Budaya berfungsi untuk memberikan rasa identitas pada anggota
kelompoknya.
h. Budaya berfungsi untuk memfasilitasi lahirnya komitmen pada suatu hal yang
lebih besar dari kepentingan individu anggota kelompok masyarakat tersebut.
i. Kebudayaan berfungsi untuk dapat meningkatkan kemantapan pada sistem
sosial di masyarakat.
Kebudayaan bertindak sebagai sebuah mekanisme sebagai pembuat
makna maupun kendali yang dapat menuntun dan membentuk sikap dan perilaku
individu

3. Wujud Budaya Dalam Kesehatan


Indonesia sebagai Negara agraris, sebagian besar penduduknya bermukim
di daerah pedesaan dengan tingkat pendidikan mayoritas sekolah dasar dan
belum memiliki budaya hidup sehat. Hidup sehat adalah hidup bersih dan disiplin
sedangkan kebersihan dan kedisiplinan itu sendiri belum menjadi budaya sehari-
hari.
Budaya memeriksakan secara dini kesehatan anggota keluarga belum
tampak. Hal ini terlihat dari banyaknya klien yang datang ke pelayanan kesehatan
untuk memeriksakan keadaan kesehatan sebagai tindakan kuratif belum didukung
sepenuhnya oleh upaya promotif dan preventif, misalnya gerakan 3M pada
pencegahan demam berdarah belum terdengar gaungnya jika belum mendekati
musim hujan atau sudah ada yang terkena demam berdarah.
B. Curtural Awanreness
1. Pengertian Curtural Awanreness
Kesadaran budaya (Cultural awareness) adalah kemampuan
seseorang untuk melihat ke luar dirinya sendiri dan menyadari akan nilai-nilai
budaya, kebiasaan budaya yang masuk. Selanjutnya, seseorang dapat
menilai apakah hal tersebut normal dan dapat diterima pada budayanya atau
mungkin tidak lazim atau tidak dapat diterima di budaya lain. Oleh karena itu
perlu untuk memahami budaya yang berbeda dari dirinya dan menyadari
kepercayaannya dan adat istiadatnya dan mampu untuk menghormatinya.
(Vacc et al, 2003).
Wunderle (2006) menyebutkan bahwa kesadaran budaya (cultural
awareness) sebagai suatu kemampuan mengakui dan memahami pengaruh
budaya terhadap nilai-nilai dan perilaku manusia. Implikasi dari kesadaran
budaya terhadap pemahaman kebutuhan untuk mempertimbangkan budaya,
faktor-faktor penting dalam menghadapi situasi tertentu. Pada tingkat yang
dasar, kesadaran budaya merupakan informasi, memberikan makna tentang
kemanusian untuk mengetahui tentang budaya. Prinsip dari tugas untuk
mendapatkan pemahaman tentang kesadaran budaya adalah mengumpulkan
informasi tentang budaya dan mentranformasikannya melalui penambahan
dalam memberikan makna secara progresif sebagai suatu pemahaman
terhadap budaya.
Pantry (dalam Sturges, 2005) mengidentifikasikan 4 kompetensi yang
dapat terhindari dari prejudis, miskonsepsi dan ketidakmampuan dalam
menghadapi kondisi masyarakat majemuk yaitu: Kemampuan berkomunikasi
(mendengarkan, menyimpulkan, berinteraksi), Kemampuan proses
(negosiasi, lobi, mediasi, fasilitasi), Kemampuan menjaga informasi
(penelitian, menulis, multimedia), Kemampuan memiliki kesadaran dalam
informasi, cara mengakses informasi, dan menggunakan informasi. Keempat
kompetensi tersebut memberikan peran penting dalam menghadapi
masyarakat yang multikultural dalam kesadaran budaya.
Fowers & Davidov (Thompkins et al, 2006) mengemukakan bahwa
proses untuk menjadi sadar terhadap nilai yang dimiliki, bias dan
keterbatasan meliputi eksplorasi diri pada budaya hingga seseorang belajar
bahwa perspektifnya terbatas, memihak, dan relatif pada latar belakang diri
sendiri.Terbentuknya kesadaran budaya pada individu merupakan suatu hal
yang terjadi begitu saja. Akan tetapi melalui berbagai hal dan melibatkan
beragam faktor diantaranya adalah persepsi dan emosi maka kesadaran
(awareness) akan terbentuk.
Berdasarkan hal di atas, pentingnya nilai-nilai yang menjadi faktor
penting dalam kehidupan manusia akan turut mempengaruhi kesadaran
budaya (terhadap nilai-nilai yang dianut) seseorang dan
memaknainya. Penting bagi kita untuk memiliki kesadaran budaya
(cultural awareness) agar dapat memiliki kemampuan untuk memahami
budaya dan faktor-faktor penting yang dapat mengembangkan nilai-nilai
budaya sehingga dapat terbentuk karakter bangsa.

2. Tingkatan Curtural Awanrenes


Wunderle (2006) mengemukakan lima tingkat kesadaran budaya yaitu:
a. Data dan information.
Data merupakan tingkat terendah dari tingkatan informasi secara
kognitif. Data terdiri dari signal-signal atau tanda-tanda yang tidak melalui
proses komukasi antara setiap kode-kode yang terdapat dalam sistim,
atau rasa yang berasal dari lingkungan yang mendeteksi tentang
manusia. Dalam tingkat ini penting untuk memiliki data dan informasi
tentang beragam perbedaan yang ada. Dengan adanya data dan
informasi maka hal tersebut dapat membantu kelancaran proses
komunikasi.
b. Culture consideration.
Setelah memiliki data dan informasi yang jelas tentang suatu
budaya maka kita akan dapat memperoleh pemahaman terhadap budaya
dan faktor apa saja yang menjadi nilai-nilai dari budaya tertentu. Hal ini
akan memberikan pertimbangann tentang konsep-konsep yang dimiliki
oleh suatubudaya secara umum dan dapat memaknai arti dari culture
code yang ada. Pertimbangan budaya ini akan membantu kita untuk
memperkuat proses komunikasi dan interaksi yang akan terjadi.

c. Cultural knowledge.
Informasi dan pertimbangan yang telah dimiliki memangtidak
mudah untuk dapat diterapkan dalam pemahaman suatu budaya. Namun,
pentingnya pengetahuan budaya merupakan faktor penting bagi
seseorang untuk menghadapi situasi yang akan dihadapinya.
Pengetahuan budaya tersebut tidak hanya pengetahuan tentang budaya
orang lain namun juga penting untukmengetahui budayanya sendiri. Oleh
karena itu, pengetahuan terhadap budaya dapat dilakukan melalui
pelatihan-pelatihan khusus. Tujuannya adalah untuk membuka
pemahaman terhadap sejarah suatu budaya. Ini termasuk pada isu-isu
utama budaya seperti kelompok, pemimpin, dinamika, keutaman budaya
dan keterampilan bahasa agar dapat memahami budaya tertertu.
d. Cultural Understanding.
Memiliki pengetahuan tentang budaya yang dianutnya dan juga
budaya orang lain melalui berbagai aktivitas dan pelatihan penting agar
dapat memahami dinamika yang terjadi dalam suatu budaya tertentu.
Oleh karena itu, penting untuk terus menggali pemahaman budaya
melalui pelatihan lanjutan. Adapun tujuannya adalah untuk lebih
mengarah pada kesadaran mendalam pada kekhususan budaya yang
memberikan pemahaman hingga pada proses berfikir, faktor-faktor yang
memotivasi, dan isu lain yang secara langsung mendukung proses
pengambilan suatu keputusan.
e. Cultural Competence.
Tingkat tertinggi dari kesadaran budaya adalah kompetensi
budaya. Kompetensi budaya berfungsi untuk dapat menentukan dan
mengambil suatu keputusan dan kecerdasan budaya. Kompetensi
budaya merupakan pemahaman terhadap kelenturan budaya (culture
adhesive). Dan hal ini penting karena dengan kecerdasan budaya yang
memfokuskan pemahaman pada perencanaan dan pengambilan
keputusan pada suatu situasi tertentu. Implikasi dari kompetensi budaya
adalah pemahaman secara intensif terhadap kelompok tertentu.

-
3. Kesadaran Budaya Bangsa Indonesia
Jika kita mendengar kata budaya, maka yang terpikir dibenak kita
adalah seni seperti tari-tarian daerah, dan adat istiadat. Padahal makna dari
budaya sangat luas. Korupsi yang merupakan suatu tindakan yang haram
dilakukan, namun sekarang menjadi budaya karena banyak orang yang
melakukan hingga seperti menjadi suatu hal yang biasa dilakukan. Tawuran
pelajar yang sering terjadi seperti sudah menjadi “ikon” yang melekat pada
pelajar. Seperti inilah kesadaran budaya masyarakat saat ini. Sesuatu hal
yang tidak patut menjadi biasa dan mengkristal didalam masyarakat sehingga
menjadi budaya.
Dari sudut pandang yang berbeda, yaitu budaya yang berkaitan
dengan seni dan adat. Adanya globalisasi membuat masyarakat berubah.
Budaya yang merupakan warisan leluhur dan merupakan suatu hal yang
patut kita jaga dan lestarikan lama kelamaan menjadi lenyap. Budaya barat
dengan mudahnya masuk kedalam kehidupan masyarakat melalui internet
dan mempengaruhi gaya hidup pemuda. Pandangan hidup yang moderat
yang menimbulkan munculnya pandangan bahwa kebudayaan yang ada tidak
lagi relevan dengan jaman yang modern ini.Ketika budaya milik negeri ini
sudah diklaim oleh negara lain, baru masyarakat ingat dan sadar bahwa
budaya yang dimiliki bangsa ini kaya dan tak ternilai harganya

4. Pentingnya Kesadaran Budaya


Kesadaran budaya merupakan sikap positif manusia dalam menyikapi
perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat. Kesadaran budaya
sangatlah dibutuhkan dalam mengelola perbedaan-perbedaan budaya yang
ada. Hal ini dikarenakan oleh seringnya perbedaan budaya yang
menimbulkan konflik-konflik di dalam masyarakat. Masyarakat terkadang lupa
bahwa pada dasarnya setiap masyarakat memiliki pola dan corak
kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Sehingga mereka cenderung
memperlakukan sama pada setiap bentuk kebudayaan. Padahal budaya itu
sendiri terbentuk sesuai dengan corak masyarakat yang bersangkutan. Sikap
semacam inilah yang sering sekali memicu kesalahpahaman yang berujung
konflik etnis.Dengan.kesadaran yang di terapkan oleh anggota masyarakat,
maka diharapkan integrasi sosial akan tetap terjaga
Kebudayaan mengisi dan menentukan jalannya kehidupan manusia,
walaupun hal tersebut jarang disadari oleh manusia sendiri. Hal tersebut
merupakan penjelasan singkat bahwa walaupun kebudayaan merupakan
atribut manusia, akan tetapi, tidak mungkin seseorang mengetahui dan
meyakini seluruh unsur kebudayaannya. Betapa sulitnya bagi individu untuk
menguasai seluruh unsur kebudayaan yang didukung oleh masyarakat
sehingga seolah-olah kebudayaan dapat dipelajari secara tepisah dari
manusia yang menjadi pendukungnya.
Maju mundur atau pasang surutnya kebudayaan (culture) sepanjang
sejarah kemanusiaan secara mendasar ditentukan oleh bagaimana
kebudayaan itu dijadikan sebagai kerangka acuan oleh sebuah masyarakat
pendukung kebudayaan tersebut. Akan tetapi melihat realita sekarang ini
dengan banyaknya kebudayaan asing yang masuk ke negeri ini, kebudayaan
lokal mulai tergeser oleh kebudayaan pendatang.

C. Aspek-Aspek Budaya di Masyarakat yang Berkaitan dengan keamilan


TM 1, 2, 3 di Indonesia

Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang sangat


penting untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika
persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan
janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante natal care) adalah
penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.
Faktanya masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal
yang biasa, almiah, dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksa
secara rutin ke bidan atau pun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang
menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkantidak
terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka.
Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan karena kasusnya sudah
terlambat sehingga mengakibatkan kematian. Hal ini disebabkan oleh
rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi. Masa kehamilan
dibagi ke dalam 3 trimester. Tiga fase ini yaitu Trimester I,II, dan III. Ada
beberapa aspek sosial budaya pada setiap persalinan kehamilan:
1. Beberapa kepercayaan yang ada misalnya di Jawa Tengah, ada
kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan
mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan
menyebabkan perdarahan yang banyak. Sementara di salah satu daerah
di jawa barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus
mengurangi makanannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah
dilahirkan.
2. Di masyarakat betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut,
udang dan kepitingkarena dapat menyebabkan ASI menjadi asin.
3. Di daerah subang, ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring
yang besar karena khawatir bayinya akan besar sehingga akan
mempersulit persalinan.
4. Di kalangan masyarakat pada suku bangsa nuaulu (Maluku) terdapat
suatu tradisi upacara kehamilan yang dianggap sebagai suatu peristiwa
biasa, khususnya masa kehamilan seorang perempuan pada bulan
pertama hingga bulan kedelapan. Namun pada usia saat kandungan telah
mencapai Sembilan bulan, barulah mereka akan mengadakan suatu
upacara.
Masyarakat nuaulu mempunyai anggapan bahwa pada saat usia
kandungan seorang perempuan telah mencapai sembilan bulan, maka
pada diri perempuan yang bersangkutan banyak diliputi oleh pengaruhroh-
roh jahat yang dapat menimbulkan berbagai bahaya gaib. Dan tidak hanya
dirinya sendiri juga anak yang dikandungannya, melainkan orang lain
disekitarnya, khususnya kaum laki-laki. Untuk menghindari pengaruh roh-
roh jahat tersebut, si perempuan hamil perlu diasingkann dengan
menempatkannya di posuno.
Dari sekian banyaknya pengaruh atau pantangan, yang harus
diperhatikan oleh ibu hamil yaitu harus banyak mengkonsumsi makanan
kaya akan serat, protein, banyak minum air putih dan mengurangi garam
atau makanan yang terlalu asin. Selain itu faktor lingkungan sosial dan
budaya ikut mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat
dan fasilitas kesehatan. Gaya hidup sehat yaitu sebaiknya tidak merokok
bahkan menghindari asap rokok, kapan dan dimanapun ia berada.
Perilaku makan juga harus di perhatikan, terutama yang berhubungan
dengan adat istiadat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmadi, Abu.2009. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta


2. Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
3. Soekanto,Soerjono. 1996. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja
Grafindo.
4. Marawadi dan Nur Hidayati.2000. Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial
Dasar Ilmu Budaya Dasar. Bandung: Pustaka Setia.
5. Tumanggor, Rusmin dkk.2010. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta:
Kencana
6. Sujarwa.2011. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Manusia dan Fenimena Sosial
Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
7. https://sosiologibudaya.wordpress.com/2012/03/01/budaya-dan-kesadaran-
budaya/
8. http://bk14082.blogspot.com/2015/07/kesadaran-budaya.html

Anda mungkin juga menyukai