Hal
Page 1 of 18
4.4 Peraturan Sub-Kontraktor 10
4.5 Inspeksi dan Patrol 10
4.6 Safety Meetings 11
4.7 HSE Promosi 11
4.8 Laporan dan Analisa 11
Page 2 of 18
1. KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN MANAJEMEN
1.1 Komitmen Perusahaan
PT. Global Mandiri Primatic untuk :
a. Menyediakan lingkungan kerja yang aman bagi karyawan, rekanan, pelanggan dan
pengunjung. Dengan memperhatikan Aspek Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, dan berusaha mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK), Penyakit
Akibat Kerja (PAK) dan pencemaran terhadap lingkungan kerja maupun lingkungan
sekitarnya.
b. Menjamin bahwa setiap kegiatan operasional tidak mengakibatkan risiko cidera,
Penyakit Akibat Kerja (PAK), kerugian, atau berdampak negatif bagi karyawan,
lingkungan kerja dan masyarakat sekitar.
c. Mematuhi semua peraturan yang berlaku baik untuk aspek keselamatan dan
kesehatan kerja maupun lingkungan dan menempatkan SMK3 (Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja) pada posisi sejajar, beriringan, dan setara dengan
Sistem Manajemen lainnya.
d. Melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja SMK3 secara berkesinambungan.
e. Memastikan Bahwa Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Global
Mandiri Primatec telah dikomunikasikan, dimengerti, dan dipatuhi oleh seluruh karyawan
dan pihak terkait lainnya.
b. MISI
Merealisasikan kebutuhan pelanggan dengan memberdayakan sumber-sumber kompeten
dengan standard hgukum dan peraturan yang berlaku.
c. Tata Nilai
1) Customer Focus
Memenuhi kebutuhan pelanggan dengan memberikan ragam jasa yang
inovatif, memenuhi standar dan berkualitas.
2) Competence
Page 3 of 18
Memiliki kualitas pekerjaan dan sumber daya manusia yang andal sehingga
memenuhi standar profesionalisme dan persaingan.
3) Integrity
Menjunjung tinggi kejujuran, etika bisnis dan pemenuhan komitmen
pada Costomer.
4) Team Work
Mengedepankan kerjasama tim, loyalitas, dan kolaborasi dengan pihak ketiga
untuk menghasilkan efektifitas organisasi dan sinergi usaha yang lebih baik.
b. Mematuhi perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan K3, serta
mengintegrasikannya ke dalam semua aspek kegiatan operasional PT.Global Mandiri Primatec.
c. Melakukan identifikasi bahaya sesuai dengan sifat dan skala risiko - risiko K3 yang ada di
PT.Global Mandiri Primatec.
g. Memelihara program Lindung Lingkungan terhadap kegiatan di semua lokasi area kerja
PT.Global Mandiri Primatec.
h. Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran kebijakan ini kepada semua personil secara
berkala.
Page 4 of 18
i. Mengelola dan menangani semua material, baik yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya,
termasuk mengendalikan potensi bahaya yang terdapat di lingkungan kerja PT.Global Mandiri
Primatec.
k. Meninjau aspek Manajemen K3 PT. Global Mandiri Primatec secara periodik agar selalu relevan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.2 Kebijakan K3 Transportasi
Page 5 of 18
2) HSE Plan ini dibuat sebagai acuan bagi penerapan prosedur & standard K3LH selama
melaksanakan tugas.
3) Sebagai alat penuntun pekerja dalam melaksanakan pekerjaan dengan benar, aman dan
selamat. Prosedur yang di dokumentasikan menjadi ilmu pengetahuan yang dapat di warisi
kepada generasi yang akan datang.
b. Sasaran
Sasaran yang harus dicapai dalam proyek Transportasi darat (Provisions of land
transportation servicer) adalah
1) Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH), hygiene dan
sanitasi Perusahaan dapat terlaksana dengan baik.
2) Perilaku tenaga kerja dapat terkontrol.
3) Zero accident and zero lost time injury.
4) Zero occupational disease
5) Zero pollution.
Pencapaian tujuan dan sasaran harus dipantau secara periodik setiap satu tahun oleh
Sekretaris P2K3 dan dilaporkan dalam rapat tinjauan manajemen K3 untuk dievaluasi dan dikaji
ulang.
Struktur Organisasi Proyek Pemasangan Pipa Hydrant Jembatan Suramadu, Surabaya dan Madura
Page 6 of 18
3.2 Tugas dan Tanggung Jawab
Penerapan HSE merupakan tanggung jawab seluruh karyawan, rincian tanggung jawab
masing-masing tingkatan/level adalah sebagai berikut :
3.2.1. Manager Proyek
a. Memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada
pengusaha atau pengurus mengenai masalah K3.
b. Menyusun prosedur, instruksi kerja serta dokumen lain yang berhubungan
dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
c. Menyediakan serta memonitor keberadaan sarana dan prasana yang diperlukan
bila terjadi kecelakaan.
d. Mengkoordinir pelaksanaan pemberian pertolongan pertama jika terjadi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta inventarisasi jumlah korbannya.
3.2.2. HSE Officer
a. Mengawasi dan mengingatkan pekerja yang seharusnya memakai alat
pelindung pada saat bekerja.
b. Melakukan inventarisasi dan mencatat seluruh APD serta melaporkannya
kepada Manajemen jika terdapat kekurangan atau sudah tidak layak pakai.
c. Melaporkan secara periodic kegiatan pengawasan, pemantauan dan
pengukuran kinerja HSE.
3.2.3 HSE Supervisor
a. Melakukan pemantauan terhadap pegawai yang mengalami kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
b. Membantu Tim Satuan tugas Penanggulangan Keadaan Darurat bilamana
terjadi kecelakaan darurat.
c. Mensosialisasikan kepada seluruh pekerja mengenai keselamatan kerja dan
perlengkapan penanggulangan keadaan darurat.
3.2.4. Pekerja/ Karyawan
a. Mematuhi semua kebijakan K3, prosedur dan instruksi kerja yang aman
dalam melakukan kegiatan.
b. Selalu melakukan kegiatan dengan cara yang aman bagi diri sendiri dan
orang lain yang dapat terpengaruh oleh aktifitas tersebut.
c. Melaporkan kepada atasan jika menemukan bahaya atau masalah yang
berkaitan dengan K3.
d. Bekerjasama dalam hal penyelidikan terhadap kecelakaan, jika diperlukan.
Page 7 of 18
e. Tidak menyalahgunakan segala fasilitas peralatan ataupun komponen-
komponennya yang seharusnya hanya digunakan untuk keselamatan dan
kesehatan kerja.
f. Membantu penanggulangan kebakaran dan memelihara fasilitas penunjang
kesejahteraan pekerja.
g. Memahami dan mentaati semua peraturan mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja serta aturan-aturan kerja lainnya yang ada.
Page 8 of 18
PT. Global Mandiri Primatec menetapkan, menerapkan, memelihara dan
meningkatkan dokumentasi Sistem Manajemen Keselamatan, dan Kesehatan Kerja
(SMK3) yang berisi tentang kebijakan, tujuan, program, prosedur dan instruksi di bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan mengacu pada persyaratan Permenaker
Nomor. PER05/MEN/1996 dan OHSAS 18001 : 2007.
Untuk memastikan adanya pendekatan secara sistematis, ditetapkan struktur
sistem dokumentasi sebagai berikut :
a. Kebijakan, Tujuan dan Sasaran K3.
b. Pedoman Kebijakan Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang berisi lingkup dan unsur-
unsur utama SMK3 serta rujukannya ke dokumen terkait.
c. Prosedur
d. Instruksi kerja, formulir, rekaman, peraturan, standard dan dokumen lainnya.
Dokumentasi tersebut dikendalikan, didistribusikan dan dipelihara sesuai dengan
prosedur Pengendalian Dokumen. Dokumen ini juga dikomunikasikan kepada personel
terkait untuk dipahami dan diterapkan.
Page 9 of 18
c. Bahan/materi induksi harus tersedia dalam jumlah yang sesuai dengan jumlah
peserta dan jenis induksi.
d. Alat bantu untuk mempermudah dan memperjelas penyampaian materi induksi harus
disesuaikan dengan jenis dan kondisi yang ada dilokasi.
e. Setiap peserta induksi harus mengisi daftar hadir dan daftar periksa.
f. Daftar periksa yang telah ditandatangani peserta dan penyaji induksi diarsipkan oleh
bagian K3.
g. Jenis induksi keselamatan dan kesehatan kerja adalah induksi umum, induksi local,
induksi tamu, dan induksi ulang.
4.3 Toolbox Meeting dan HSE Talk
Setiap ada pekerjaan/lokasi/produk/jasa yang mengandung resiko, akan diadakan
pengarahan tentang K3LH yang lebih teknis kepada seluruh personil (staff, dan pekerja)
alam bentuk :
a. HSE Talk, yaitu pengarahan secara bersama-sama mengenai Keselamatan dan
kesehatan kerja yang ada di perusahaan.
b. Tool Box Meeting, yaitu pengarahan secara berkelompok menurut area kerja atau
disiplin pekerjaan yang dilakukan sebelum pekerjaan dimulai. (kurang lebih selama 10-15
menit).
HSE Talk dan Tool Box meeting selain memberi pengarahan juga dilakukan untuk
memberikan kesempatan bagi pekerja untuk melakukan dialog/konsultasi perihal K3LH
kepada HSE Profesional.
4.4 Peraturan untuk Sub-Kontraktor
Secara umum, calon subkontraktor sebelum mengajukan penawaran atau dalam
tahap aanwijzing sudah di jelaskan tentang persyaratan/ketentuan Sistem K3LH jika
nantinya terpilih sebagai sub-kontraktor.
Secara khusus, sub-kontraktor terpilih wajib meminta persetujuan dari
team warehouse terhadap Rencana Pelaksanaan Sub-kontraktor dan dalam melaksanakan
pekerjaan di proyek wajib mengikuti peraturan yang ditentukan di warehouse.
4.5 Inspeksi dan Patrol
Inspeksi dilakukan HSE Profesional dan HSE supervisior. Tujuan dari inspeksi
untuk menjaga konsistensi penerapan standar K3LH di lingkungan kerja. Patrol dilakukan
team HSE, meliputi seluruh area kerja, dan terhadap area dimana ada pekerjaan yang telah
diidentifikasikan mempunyai potensi kecelakaan dan pencemaran harus diberikan perhatian
yang lebih. Team HSE akan langsung memberikan perintah lisan ditempat untuk
menghentikan pekerjaan bila mana ditemukan keadaan yang berbahaya.
Page 10 of 18
4.6 Safety Meetings
Sedikit berbeda dengan safety tool box Meeting, dan safety talk yang dilakukan
bersama dengan group kecil yang sesuai dengan jenis pekerjaan. Sedangkan safety
meeting ini dilakukan secara global dan antar group sehingga memerlukan materi yang
lebih luas dan mencakup keseluruhan kegiatan group. Beberapa materi yang telah
digunakan sebagai bahan safety meting di PT. Global Mandiri Primatec adalah :
a. Pemeliharaan, penggunaan dan perawatan APD (Alat Pelindung Diri).
b. NAB (Nilai Ambang Batas) terkait pekerjaan, getaran, kebisingan, gas beracun, dan
suhu ruangan.
c. P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).
d. DAMKAR (Teknik Pemadam Kebakaran).
e. Ergonomik, dll.
Page 11 of 18
Audit dilakukan oleh personel terlatih dan independen dari kegiatan yang diaudit,
dan pelaksanaannya dilakukan dalam interval waktu yang tidak lebih dari dua belas bulan.
Hasil audit ditujukan dan ditindaklanjuti oleh manajemen penanggung jawab areal yang
diaudit.
Pelaksanaa kegiatan audit ini diatur secara rinci dalam prosedur Audit Internal yang
memuat;
a. Tanggung jawab dan persyaratan untuk perencanaan dan pelaksanaan audit, pelaporan
hasil dan penyimpanan rekaman terkait;
b. Penentuan criteria, lingkup, frekuensi dan metode audit.
Semua rekaman proses audit internal dipelihara sesuai Prosedur Kearsipan. Rekaman
merupakan bukti obyektif atas status penerapan HSE dan dapat dijadikan masukan untuk
tinjauan manajemen.
5.2 Prosedur
PT. Global Mandiri Primatec menetapkan bahwa setiap kegiatan operasional
berlandaskan pada keselamatana dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup, dalam
mendukung pelaksanaan tersebut maka PT. Global Mandiri Primatec memerlukan adanya
prosedur yang mencakup proses penyelidikan insiden dalam bahwa semua insiden diselidiki
dengan baik agar tindakan perbaikan yang tepat dapat dilaksanakan sehingga tidak terulang
kembali.
a. Prosedur ini dilaksanakan di seluruh wilayah kerja PT Global Mandiri Primatec.
b. Proses penyelidikan insiden mengacu pada persyaratan yang tercakup dalam SOP ini.
c. Sosialisasi persyaratan SOP ini kepada semua karyawan.
d. Semua Supervisor Lini Depan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa:
e. Laporan insiden telah ditindak lanjuti agar bisa melakukan penyelidikan bila perlu.
f. Semua karyawan mengetahui dan mengerti semua ketentuan SOP ini.
g. Setiap insiden dilaporkan ke atasan masing-masing sesuai ketentuan SOP ini.
h. Setiap karyawan bertanggung jawab untuk melaksanakan ketentuan SOP ini setiap saat
dan harus melaporkan semua insiden yang mereka saksikan sebelum akhir shift kejadian
5.3 Investigasi
Investigasi adalah usaha untuk memastikan bahwa tindakan perbaikan dan
pencegahan telah dilaksanakan dan diselesaikan agar bisa mencegah terulang
kembali. Sedangkan Tim Penyelidik yaitu tim yang ditunjuk oleh Project Manager yang
Page 12 of 18
bertugas untuk melakukan penyelidikan insiden dan memberikan saran percegahan tindakan
perbaikan yang tepat. Prosedur dalam investigasi antara lain adalah
a. Untuk semua insiden yang melibatkan cidera serius pada karyawan (cidera hari hilang)
yang bisa diklaim dari BPJS Tenaga Kerja , (secepatnya setelah formulir diisi, tapi pasti
dalam 48 jam)
b. Departmen HSE harus menilai semua formulir laporan penyelidikan insiden untuk
menentukan kualitas dari pengisian. Presentasi penilaian ini harus dicantumkan dalam buku
catatan insiden.
c. Departmen HSE harus melaporkan kecelakaan dengan batas waktu 1 X 24 jam untuk
Laporan Sementara (NOTIFIKASI) dan 3 X 24 jam untuk Draft Investigasi atau bila
memungkinkan hasil dari investigasi yang sudah dilaksanakan.
d. Harus terdapat suatu sistem tindak lanjut dari manajemen lini dalam 30 hari dan dari
Departemen HSE dalam waktu 45 hari setelah insiden terjadi untuk memastikan apakah
semua tindakan perbaikan telah dilaksanakan.
e. Tindakan perbaikan yang belum tuntas harus dilaporkan dalam rapat Komite
Keselamatan bulanan.
Page 13 of 18
Pemantauan dilakukan oleh personel yang kompeten, dengan peralatan yang telah
dikalibrasi serta metode pemantauan/ pengujian yang sesuai standar. Kegiatan dapat
dilakukan sendiri secara internal ataupun dengan menggunakan jasa pihak eksternal.
Hasil kegiatan didokumentasikan untuk selanjutnya dianalisa guna menentukan
kinerja K3 PT. Global Mandiri Primatec serta untuk menentukan tindakan perbaikan atau
pencegahan yang diperlukan. Secara rinci kegiatan ini dituangkan dalam prosedur:
Prosedur inspeksi K3
Prosedur Pemantauan Lingkungan Kerja
Prosedur Bongkar Muat
Prosedur Pemeriksaan Kesehatan.
Page 14 of 18
- Memberikan informasi kepada karyawan tentang petugas-petugas K3.
Page 15 of 18
Seluruh karyawan diberi informasi mengenai instruksi keadaan darurat dan petugas
terkait penanganan darurat diberi pelatihan sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Adapun
daftar nomer telepon yang bisa dihubungi jika terdapat keadaan darurat adalah sbb:
1. Kepolisian/ Polres : (031) 3095266 (Polres Bangkalan) & (031) 3765505 (Polsek
Simokerto)
2. Dinas Pemadam Kebakaran : (031) 3712208 (Dinas Pemadam Kebakran UPTD Surabaya II)
3. Rumah Sakit Umum : (031) 3717141
Penyusunan program ini difokuskan pada pencegahan kecelakaan dan pencemaran yang
dapat mengakibatkan kecelakaan personel dan cidera, kehilangan kesempatan berproduksi,
kerusakan peralatan dan kerusakan/ gangguan terhadap lingkungan sekitar dan juga diarahkan
untuk dapat memastikan bahwa seluruh personel mampu menghadapi keadaan darurat.
Kemajuan program K3 ini dipantau secara periodic setiap enam bulan guna dapat
ditingkatkan secara berkesinambungan sesuai dengan risiko-risiko yang telah teridentifikasi dan
mengacu kepada rekaman-rekaman K3 sebelumnya serta pencapaian sasaran-sasaran K3 yang
lalu.
Page 16 of 18
e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pemantauan kesehatan lingkungan kerja
sehingga dapat diketahui seluruh kondisi kesehatan lingkungan kerja di area operasi.
7.2. Pemantauan Kinerja
Pemantauan dilakukan oleh personel yang kompeten, dengan peralatan yang telah
dikalibrasi serta metode pemantauan/ pengujian yang sesuai standar. Kegiatan dapat dilakukan
sendiri secara internal ataupun dengan menggunakan jasa pihak eksternal.
8. KAJI ULANG
Tinjauan ulang K3 secara berkala dilakukan untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan
yang berkesinambungan dalam pencapaian kebijakan dan tujuan K3 termasuk mengkaji
kesempatan untuk perbaikan dan keperluan melakukan perubahan pada SMK3, seperti kebijakan,
tujuan, sasaran dan program K3.
Tinjauan manajemen dilakukan minimal 1 tahun sekali atau bila ada pergantian pimpinan
puncak (jika perlu) dan hasilnya dicatat dan dipelihara. Secara umum tinjauan manajemen
membahas:
Page 17 of 18
Kinerja K3
Status tindakan perbaikan dan pencegahan
Tindak lanjut tinjauan manajemen sebelumnya
Situasi yang berubah, termasuk perkembangan pada peraturan
Rekomendasi perbaikan.
Kegiatan ini secara rinci diatur dalam Prosedur Tinjauan Manajemen.
9. REFERENSI
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
OHSAS 18001 : 2007 – Occuptional Health and Safety Management System – Specification.
Page 18 of 18