LAPORAN
Oleh:
VIRA AKBAR SEPTIYOKO
NIT 30119020
Oleh :
VIRA AKBAR SEPTIYOKO
NIT : 30118020
Laporan On The Job Training telah diterima dan disahkan sebagai salah satu
syarat penilaian On The Job training
Disetujui oleh :
Mengetahui,
Kasi Teknik dan Operasional Bandar
Udara
WINARYANTO, S.E.
Penata TK. I (III/d)
NIP. 19770427 199903 1 004
1
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan On The Job Training telah dilakukan penguji di depan Tim Penguji pada
tanggal 09 bulan Febuari 2022 dan dinyatakan memenuhi syarat sebagai salah satu
komponen penilaian On The Job Training
Tim Penguji :
Penguji I
Penguji II
Penguji III
Mengetahui,
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
Rahmat dan Karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman yang senantiasa diberikan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan On the Job Training (OJT) ini dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberi bantuan dan bimbingan dalam
menyelesaikan penyusunan Laporan On the Job Training (OJT) ini.
Dengan telah selesainya penyusunan Laporan On the Job Training (OJT)
ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :
1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa, kasih sayang, serta
dukungan kepada penulis.
2. Bapak M. Andra Adityawarman, ST, MT. selaku Direktur Politeknik
Penerbangan Surabaya.
3. Bapak Rifdian I.S, S.T, M.M, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Listrik
Bandar Udara di Politeknik Penerbangan Surabaya.
4. Bapak Fiqqih Faizah, ST, MT . selaku dosen pembimbing On The Job
Training.
5. Bapak Winaryanto, SE selaku Pimpoksi Listrik dan Mekanikal Bandar Udara
Mutiara Sis Al-Jufri Palu.
6. Bapak M Dhamar Tri Saputro . selaku supervisor teknik listrik dan mekanikal
selama On The Job Training di Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri Palu.
7. Bapak Andi Reza, Bapak Yoga dan Bapak Fajar sebagai Senior teknisi listrik
dan mekanikal Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri Palu.
8. Abang Jerry, Rio, Ilyas, Kiki dan Muttaqim sebagai teknisi listrik Bandar
Udara Mutiara Sis Al-Jufri Palu.
9. Rekan-rekan On the Job Training (OJT) dari POLTEKBANG JAYAPURA
dan rekan-rekan dari POLTEKBANG SURABAYA
3
Penulis menyadari keterbatasan kemampuan dan waktu dalam penyusunan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi sempurnanya penulisan ini. Akhir kata penulis berharap semoga
penulisan ini bermanfaat dan selanjutnya dapat dikembangkan.
Penulis
4
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. 1
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. 2
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... 7
DAFTAR TABEL ............................................................................................... 8
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ 9
BAB I ................................................................................................................ 10
PENDAHULUAN ............................................................................................. 10
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan OJT ................................................... 10
1.2 Maksud dan Manfaat Pelaksanaan OJT.......................................... 11
BAB II ............................................................................................................... 13
PROFIL LOKASI OJT ...................................................................................... 13
2.1 Gambaran Umum Lokasi OJT ....................................................... 13
2.1.1 Sejarah Bandar Udara Palu ................................................. 13
2.1.2 Perkembangan Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri Palu ..... 15
2.2 Data Umum ................................................................................... 15
2.2.1. Fasilitas Sisi Udara (Air Side) ............................................. 16
2.2.2. Fasilitas Sisi Darat ............................................................... 18
2.3 Struktur Organisasi UPBU Kelas 1 Mutiara Sis Al-Jufri Palu............ 19
BAB III.............................................................................................................. 21
3.1 RUNWAY EDGE LIGHT .................................................................. 21
3.2 CONSTANT CURRENT REGULATOR ( CCR ) ............................ 22
BAB IV ............................................................................................................. 24
PELAKSANAAN OJT ...................................................................................... 24
4.1 Lingkup Pelaksanaan OJT ............................................................. 24
4.1.1 ALS (Airfield Lighting System) ............................................ 24
4.1.2 CONSTANT CURRENT REGULATOR ( CCR ) ................ 32
4.1.3 Automatic Docking Guidance System (ADGS) ..................... 35
4.2 Jadwal Pelaksanaan OJT................................................................ 37
4.3 Permasalahan ................................................................................ 37
4.3.1 Latar belakang permasalahan ............................................. 37
4.3.2 Rumusan masalah .............................................................. 39
4.3.3. Tujuan Penyelesaian Masalah ............................................ 39
5
4.3.4. Analisis Masalah.................................................................. 40
4.3.5 Penyelesaian masalah ......................................................... 41
BAB IV ............................................................................................................. 44
PENUTUP ......................................................................................................... 44
4.1. Kesimpulan...................................................................................... 44
4.2 Saran ............................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 36
6
DAFTAR GAMBAR
7
DAFTAR TABEL
8
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
9
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era modern saat ini Negara Republik Indonesia sebagai negara
yang mempunyai wilayah yang cukup besar dan berkembang dituntut untuk
mengikuti perkembangan negara-negara berkembang lainnya di dunia agar
menjadi salah satu negara maju di dunia. Oleh karenanya Negara Indonesia
harus mempersiapkan segala aspek-aspek kesehjahteraan, pendidikan,
transportasi, infrastuktur dan lain-lain sebagai penunjang hal tersebut.
Untuk mempercepat kemajuan dan kesejahteraan bangsa maka haruslah
didukung dengan ketersediaan transportasi atau jasa transportasi yang layak.
Khususnya di Indonesia transportasi merupakan jantung kegiatan
masyarakat dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan yang
besar. Untuk menunjang hal tersebut Indonesia memiliki tiga jenis
transportasi yakni transportasi darat, laut, dan udara guna menghubungkan
antara daerah atau pulau di Indonesia
Dimana dari ketiga jenis transportasi tersebut, para pengguna jasa
transportasi lebih senang memilih jenis transportasi udara karena dinilai
lebih efisien dan tidak terlalu memakan banyak waktu dibandingkan dengan
jasa transportasi yang lain lebih lama dan melelahkan. Apalagi untuk para
pelaku bisnis yang akan pergi menyeberang pulau ataupun pergi keluar
negeri. Oleh karena itu tiap tahunnya pasti ada peningkatan dari
penumpang, kargo, maskapai penerbangan serta perkembangan bandar
udara yang signifikan dari jasa transportasi udara ini.
Dengan peningkatan jasa transportasi udara tersebut tiap tahunnya
maka tidak cukup dengan hanya mengandalkan teknologi yang canggih dan
memadai. Ada hal terpenting lagi yakni sumber daya manusia, sehingga
pemerintah Indonesia melakukan serangkaian program pendidikan untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan
wawasan didunia penerbangan. Salah satu lembaga pendidikan tersebut
10
ialah Politeknik Penerbangan Surabaya yang merupakan lembaga
pendidikan dibawah naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan. Dimana Politeknik Penerbangan Surabaya mengadakan
pelatihan-pelatihan serta keterampilan bagi para taruna-taruni yang dimulai
sejak semester satu hingga semester enam. Taruna-taruni diajarkan tentang
bagaimana bekerja dengan terampil, cepat serta aman, mampu melakukan
analisa teknis serta mampu mengambil suatu jalan keluar permasalahan. Di
dalam Politeknik Penerbangan Surabaya mempunyai jurusan yakni Teknik
Listrik Bandara, Teknik Navigasi Udara, Teknik Pesawat Udara, Lalu lintas
Udara, Teknik Bangunan dan Landasan, Komunikasi Penerbangan,
Manajemen Transportasi Udara yang merupakan jurusan pendidikan yang
membidangi keselamatan dan kenyamanan penerbangan.
Politeknik Penerbangan Surabaya memiliki sarana pembelajaran di
laboratorium listrik dan sarana praktek untuk mempermudah belajar. Untuk
menunjang program pendidikan yang ada di Politeknik Penerbangan
Surabaya maka terdapat kegiatan atau kurikulum yang wajib dilaksanakan
oleh taruna dan taruni yakni On The Job Training (OJT). Kurikulum yang
dimiliki Politeknik Penerbangan Surabaya ini bekerja sama dengan
beberapa bandar udara di seluruh Indonesia, salah satunya yaitu Bandar
Udara Mutiara Sis Al-Jufri Palu.
11
c. Taruna mampu menambah pengetahuan serta skill praktek yang tidak
di dapatkan di Politeknik Penerbangan Surabaya.
d. Taruna mampu melatih dan memupuk rasa tanggung jawab terhadap
pekerjaan selama On the Job Training.
e. Taruna mampu mengetahui secara langsung bagaimana keadaan
lingkungan kerja yang sebenarnya.
12
BAB II
PROFIL LOKASI OJT
13
Republik Indonesia pada tahun 1958-1963, kembali ke Pemerintah
Kabupaten Donggala pada 2 Januari 1963 dan diserahkan ke
Departemen Perhubungan pada 28 Oktober 1964. Bandara Mutiara
yang berada sekitar lima kilometer dari pusat Kota Palu juga telah
disinggahi pesawat dari Tolitoli, Buol, Poso, Luwuk, Ampana dan
Mamuju. Sementara untuk pesawat berbadan besar disinggahi dari
Makassar, Surabaya, Balikpapan dan Jakarta. Panjang landasan pacu
saat ini 2.250 meter x 45 meter.
14
2.1.2 Perkembangan Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri Palu
15
e. MAG VAR/ Annual Change : 0ᵒ E
f. Operating Hours : 23.00 - 16.00 UTC
06.00 - 00.00 WITA
g. Jenis Pesawat Maksimal Landing dan Take off :
Airbus A320
Boeing737-900ER
RUNWAY
Azimuth 15 – 33
Dimensi 2250 x 45 m
Luas 101.250 m2
Permuaan Asphalt Concrete
PCN 55 F/C/X/T
16
2. Taxiway
Tabel 2.2 Taxiway
TAXIWAY
NO Uraian Lebar Permukaan Strength
1 Taxiway A 90,5 x 23 m Asphalt PCN 50
Concrete F/X/C/T
17
Gambar 2. 3 Apron (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)
Berikut adalah fasilitas sisi darat Bandar Udara Mutiara Sis Al-
Jufri:
Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri Palu memiliki satu
terminal dengan spesifikasi sebagai berikut :
Data Terminal
Luas 15.196.72 m2
Kapasitas 4000 orang
Jumlah SCP SCP 1 : 1
SCP 2 : 2
Jumlah Baggage Area 3 unit
Jumlah X-Ray SCP 1 : 2 unit
SCP 2 : 2 unit
Jumlah Check in 20 unit
Jumlah Gate 7 Gate
Jumlah kursi terminal 2.193 buah kursi
18
2.3 Struktur Organisasi UPBU Kelas 1 Mutiara Sis Al-Jufri Palu
KANTOR UPBU
KELAS I MUTIARA
SIS AL – JUFRI
SATUAN SUBBAGIAN
PEMERIKSAAN KEUANGAN DAN
INTERN (SPI) TATA USAHA
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
19
Tabel 2.5 Data personil Teknik Listrik dan Mekanikal Bandara
Mutiara SIS A ljufri Palu
20
BAB III
TINJAUAN TEORI
Peralatan ini merupakan rambu penerangan landas pacu, terdiri dari lampu-
lampu yang dipasang pada jarak tertentu di tepi kiri dan kanan landas pacu
untuk memberi tuntunan kepada penerbang pada pendaratan, dan tinggal
landas pesawat terbang disiang hari pada saat cuaca buruk atau berkabut serta
pada saat malam hari.
– KRITERIA PENEMPATAN RUNWAY EDGE LIGHT
Runway edge light harus ditempatkan disepanjang landas pacu dan harus
berada didua baris paralel berjarak sama dari garis tengah (center line). Runway
edge light ditempatkan sepanjang tepi daerah tersebut dinyatakan untuk
digunakan sebagai landas pacu atau diiuar tepi daerah pada jarak tidak lebih
dari 3 (tiga) meter. Untuk lebar Runway lebih dari 60 meter.Jarak antara
deretan lampu harus ditentukan dengan mempertimbnagkan sifat dari operasi,
distribusi cahaya, karakteristik Runway edge light dan Alat Bantu Pendaratan
Visual yang lainnya. Untuk Instrument Runway jarak antar lampu tidak
lebih dari 60 meter dan pada Non Instrument Runway tidak lebih dari 100
meter. Runway edge light akan tetap menampilkan warna clear (putih), kecuali
:
a. dalam kasus Displaced Threshold, lampu antara awal landas pacu dan displaced
threshold harus berwarna merah ke arah approach, dan
b. bagian 600 meter dari lampu atau sepertiga dari panjang landas pacu dimana
take-off dimulai lampu harus berwarna kuning.
Runway edge light harus menunjukkan semua sudut dalam azimuth hingga
15° diatas horizontal dengan intensitas yang memadai untuk kondisi visibilitas
dan cahaya sekitar yang menggunakan landas pacu untuk take off atau landing.
Dalam kasus apapun, intensitas cahaya paling sedikit 50 cd atau intensitas
21
lampu dapat dikurangi dengan tidak kurang dari 25 cd agar tidak menyilaukan
mata pilot.
Runway edge light harus menunjukkan semua sudut dalam azimuth hingga
15° diatas horizontal dengan intensitas yang memadai untuk kondisi visibilitas
dan cahaya sekitar yang menggunakan landas pacu untuk take off atau landing.
Dalam kasus apapun, intensitas cahaya paling sedikit 50 cd atau intensitas
lampu dapat dikurangi dengan tidak kurang dari 25 cd agar tidak menyilaukan
mata pilot.
Runway Edge light digunakan untuk malam hari atau pada Precision Approach
digunakan untuk siang dan malam hari.
Runway Edge light di pasang tidak boleh lebih 3 m dari sisi landasan.
Runway Edge light dipasang sepanjang kiri dan kanan landasan dengan jarak
maksimum 60meter dari lampu yang satu ke lampu yang lain pada Instrument
Runway dan tidak lebih 100meter pada non instrument runway.
Warna cahaya lampu adalah putih kecuali:
Merah pada kasus Displaced Threshold mulai dari awal runway sampai akhir
Displaced Threshold pada arah approach.
Yellow pada 600 m atau 1/3 dari panjang runway menuju runway End.
Constant Current Regulator (CCR) adalah catu daya arus konstan yang
digunakan untuk mensuplai peralatan Airfield Lighting System (AFL).
22
Constant Current Regulator (CCR) ditempatkan pada suatu ruangan yang
khusus dibuat untuk penempatan Constant Current Regulator (CCR), jarak
antara satu Constant Current Regulator (CCR) terhadap Constant Current
Regulator (CCR) lainnya 1 meter dan jarak terhadap dinding minimal 1
meter. Constant Current Regulator (CCR) berfungsi sebagai alat catu daya
listrik peralatan airfield lighting suatu bandar udara agar memperoleh
intensitas cahaya yang merata karena jarak beban lighting yang relatif jauh.
Constant Current Regulator (CCR) menggunakan sistem kerja magnetik
amplifier yaitu pengaturan beban arus dengan menambah dan mengurangi
medan magnet pada lilitan trafo sekunder melalui regulator
23
BAB IV
PELAKSANAAN OJT
24
kepada penerbang mengenai arah menuju landas pacu pada saat terakhir akan
mendarat (final approach). Approach Lighting System merupakan konflgurasi
susunan lampu-lampu yang terpasang simetris dari ujung perpanjangan landas
pacu pada approach area sampai dengan ambang landas pacu (threshold).
25
Gambar 4.1 Selector Switch (Dokumentasi Pribadi, 2021)
26
cahaya sepanjang 270 meter dari threshold yang disebut Siderow. Serta
dipasang Runway Touch Down Zone Light pada area Runway Touch Down
Zone.
27
5. RUNWAY THRESHOLD/RUNWAY END LIGHT
Threshold/ Runway End Light harus disediakan pada suatu landas pacu
yang dilengkapi dengan Runway Edge Light.
– KRITERIA PENEMPATAN THRESHOLD/RUNWAY END LIGHT
Lampu bercahaya merah / hijau yang dipasang dipinggir akhir dari kedua
ujung suatu landas pacu, dapat digunakan sebagai ambang landas pacu atau
batas akhir dari landas pacu. Warna hijau berfungsi sebagai threshold light,
warna merah sebagai Runway End Light.
Konfigurasi menurut lebar landas pacu, untuk :
Lebar 30 : 5 0 5 / 5 5 5 5 5
Lebar 45 : 7 0 7 / 5 7 7 7 5
Lebar 60 : 8 0 8 / 5 8 6 8 5
28
jika Runway digunakan dari kedua arah, patokan yang digunakan adalah arah
yang paling banyak digunakan untuk pendaratan; dan
4. Runway Center Line Light harus inset (terbenam) dan fixed yang memancarkan
warna putih dari threshold hingga ke titik 900 meter dari ujung landas
pacu (Runway end). Dari titik 900 meter hingga 300 meter dari ujung landas
pacu (Runway end), pola lampunya harus 1 (satu) lampu merah diikuti 1 (satu)
lampu putih. Untuk 300 meter terakhir sebelum ujung landas pacu (Runway
end), lampunya harus menunjukkan warna merah.
Berikut data lampu runway yang terpakai pada Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri
Palu:
1). Elevated
a) Type : BPE-2-150
b) Power : 150 W / 6,6 A
c) Jenis Lampu : Halogen Osram HLX 64361Z
d) Jumlah : 80 buah
29
2). Insert
a) Type : FED
b) Power : 200 W / 6,6 A
c) Jenis Lampu : Halogen Osram HLX 64361Z
d) Jumah : 4 buah
3).Taxiway Light
Terdapat lampu taxiway pada Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri Palu dengan data
berikut:
- Merk : ADB
- Type : VEE
- Jumlah : 48 buah
- Power : 45 W / 6,6 A
30
Gambar 4. 5Taxiway Light (Dokumentasi Pribadi, 2021)
31
Turning Area Light yang digunakan pada Bandara Mutiara Sis Al Jufrie :
1) Merk : ADB
2) Type : VEE
3) Jumlah : 14 buah
4) Power : 45 W / 6,6 A
5) Penempatan : R/W
Constant Current Regulator (CCR) adalah catu daya arus konstan yang
digunakan untuk mensuplai peralatan Airfield Lighting System (AFL).
– KRITERIA PENEMPATAN CONSTANT CURRENT REGULATOR
(CCR)
Constant Current Regulator ditempatkan pada suatu ruangan yang khusus
dibuat untuk penempatan CCR, jarak antara satu CCR terhadap CCR lainnya 1
meter dan jarak terhadap dinding minimal 1 meter.
32
Berikut CCR yang terdapat di Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufrie Palu :
a. CCR Runway Light Circuit 2
1) Type : ADB
2) Merk : ATG
3) Kapasitas :15 KW
33
Gambar 4.8 CCR runway light circuit 1
(Dokumentasi Pribadi, 2021)
34
d. CCR PAPI
1) Type : YOUYANG
2) Merk : YCR 3000
3) Kapasitas : 5 KW
Peralatan ini secara visual akan memandu pilot melalui layar LED dengan
menunjukkan arah dan jaraknya dari titik parkir yang dituju. Fungsi ini saat ini
dilakukan oleh seorang marshaller dengan hanya menunjukkan arahnya saja
tanpa memberikan informasi jarak.
Akan tetapi, bukan berarti fungsi marshaller akan ditiadakan. Melalui Local
control, petugas dapat memilih jenis dan type pesawat apa yang akan parkir
35
ditempat yang telah ditentukan dengan sangat akurat. Diketahui, teknologi
sensor yang saat ini digunakan ada dua, yaitu teknologi laser dan teknologi
kamera. Dengan sangat akurat, sensor mampu mendeteksi dan mengcapture
keberadaan pesawat selanjutnya akan dipandu menuju parkir area.
Di Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri Palu sudah terdapat ADGS dengan
spesifikasi sebagai berikut:
1) Merk : Thom
2) Type : Safe Dock
3) Jumlah : 3 Buah
36
4.2 Jadwal Pelaksanaan OJT
Pelaksanaan On the Job Training (OJT) bagu Taruna/i Program Diploma III
Teknik Listrik Bandar Udara Angkatan ke – XIV Politeknik Penerbangan
Surabaya secara intensif dimulai sejak tanggal 05 Oktober 2021 s.d 09 Febuari
2022 di Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufrie Palu.
4.3 Permasalahan
Pada suata bandar udara sangat penting memiliki sistem Penerangan Bandar
Udara atau biasa disebut Airfield Lighting System untuk membantu para pilot
pesawat untuk melakukan lepas landas, mendarat dan bergerak di permukaan
dengan baik terutama ketika waktu di malam hari atau cuaca buruk pada suatu
37
bandar udara. Untuk keperluan penerangan lampu landasan yang sangat luas,
dalam penyaluran daya ke lapangan terbang sangatlah sulit karena setiap titik
pada landasan harus diperlukan intensitas cahaya yang sama besar. Jika sistem
lighting airport menggunakan distribusi daya listrik ke lampu menggunakan
sistem instalasi konvensional seperti penerangan pada umumnya maka ada
beberapa titik akan mengalami intensitas cahaya yang berbeda yang sangat
besar karena kemungkinan ada drop tegangan pada saluran distribusi yang
memiliki loading beban yang sangat besar. Maka hal ini perlu dilakukan
dengan sistem distribusi di landasan bandar udara dengan menggunakan trafo
series yang bisa menyebabkan pada suatu sistem arus listrik menjadi sama
besar sehingga intensitas setiap titik menjadi sama besar yang dibantu juga
dengan alat constant current regulator (CCR) yang membantu pengaturan
distribusi arus. Dari data yang diperolah minimal 2.1 Ampere dan maksimal
arus yang dibutuhkan untuk intensitas yang besar adalan 6,6 Ampere dengan 5
step kenaikan arus. Intensitas dan besaran arus stabil.
ALS (Airfield Lightning System) merupakan alat bantu pendaratan visual
yang berfungsi membantu pesawat terbang selama tinggal landas, mendarat
dan melakukan taxi dalam bentuk bantuan lampu, warna dan tanda – tanda
yang digunakan sebagai petunjuk visual bagi pilot.
Rangkaian / instalasi alat bantu pendaratan visual pada umumnya dibuat
dalam rangkaian series dan intensitas cahaya dipertahankan tetap. Agar
pancaran intensitas cahaya dari alat bantu pendaratan visual tetap, diperlukan
supply arus yang tetap / konstan atau biasa disebut Constant Current Regulator
(CCR). Untuk keselamatan operasi penerbangan terhadap kemungkinan
hilangnya catu daya listrik seperti gangguan yang terjadi pada rangkaian sistem
alat bantu pendaratan visual, serta untuk menjaga kehandalan Airfield
Lightning System, maka rangkaian listriknya dibuat dalam beberapa macam
rangkaian (1 circuit, 2 circuit, 3 circuit) sesuai kebutuhan untuk tiap jenis
lampu.
38
4.3.2 Rumusan masalah
1. Apa penyebab terjadinya kenaiakan nilai ampere pada runway edge light?
2. Apa pengaruh pada runway edge light jika mendapatkan arus yang tinggi
39
4.3.4. Analisis Masalah
Setelah dianalisa penyebab terjadinya kenaikan arus pada runway edge light
adalah terjadinya penurunan hambatan isolasi pada kabel runway edge light
tersebut. Pada kabel runway edge light tersebut mengalami kebocoran arus
dikarenakan pada kabel tersebut terkelupas. Dan kabel yang terkelupas tersebut
mungkin menjadi penyebab terjadinya kebocoran arus yang mengakibatkan
kenaikan ampere pada tegangan lampu runwaynya.
40
Pada gambar tabel diatas merupakan tabel CCR Main Transformer Output
Voltages. Pada tabel tersebut CCR bandara menggunakan CCR sebesar 20
kVA untuk menyuplai tegangan pada runway edge light.
Setelah itu mungkin yang menjadi salah satu penyebabnya yang lain adalah
selector switch 5 step yang ada pada Tower sebagai alat untuk menyalakan
runway edge light dengan menggunakan remote selector tersebut yang sudah
mengalami dol pada selector switch tersebut. Yang mungkin saja pada selector
switch itu yang mengalami dol saat di putar langsung berputar sampai step 5
atau tegangan yang tinggi tanpa berputar sesuai step per step
41
Pertama mencari sumber kebocoran arus pada jalur runway edge light dari
tempat CCR sampai tempat kabel yang mengalami kerusakan/ terkelupas
Setelah itu dilakukan perbaikan pada kabel tersebut dengan disambung ulang
kabel runway edge light dengan sesuai SOP penyambungan kabel yang benar,
kemudian dilakukan pengukuran hambatan isolasi pada kabel untuk
mengetahui nilai hambatan isolasinya sesuai standar bandara atau tidak
Kemudian melakukan pengecekan trafo runway edge light yang dimana jika
terjadi kerusakan pada trafo dilakukan penggantian trafonya, dan dilakukan
pembersihan pada trafo menggunakan alcohol agar tidak mengalami berkarat
Kemudian melakukan calculation tapping pada CCR yang digunakan untuk
menurunkan pengeluaran tegangan dari CCR ke Runway Edge Light yang
semula 100% menjadi 50%, supaya meminimalisir lampu yang mudah terputus
dengan tegangan dari CCR yang berlebihan.
Setelah itu melakukan penggantian juga terhadap selector swtich pada tower
yang mengalami dol atau loss pada saat selector tersebut diputar
Cara Calculation Circuit Load pada CCR dengan rumus dibawah :
Overrate by 10% to allow for lamp failure 9497 x 1,1 = 10446,7 watt
V=P/I
V= 10446,7 / 6,6
V= 1583 volts
42
Gambar 4. 14 Wiring CCR circuit 1(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)
43
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pada dasarnya para Taruna telah mengikuti program Diklat awal yang
diselenggarakan oleh Politeknik Penerbangan Surabaya yaitu pembelajaran
tentang teori dan praktek. Pelaksanaan OJT ini adalah suatu program dari
Poltekbang Surabaya yang bertujuan untuk pengenalan dunia kerja yang
sesungguhnya kepada para Taruna sendiri. Dengan OJT ini para taruna paham
dan mengerti tentang suatu kinerja alat-alat yang dipakai di suatu Bandara
secara langsung.
Dan dengan pelaksanaan OJT ini dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut:
Teknisi di unit listrik dan mekanikal Bandar Udara Mutiara Sis Al-jufri Palu
bertanggungjwab atas semua alat-alat untuk pemberian supply listrik ke
terminal, visual aid, air, dan mekanikal.
Perawatan atau Maintenance peralatan dilakukan setiap hari dan dilakukan
secara berkala untuk menjaga kondisi peralatan.
Teknisi Listrik di Bandar Udara Mutiara Sis Al-jufri Palu dibantu oleh pegawai
Angkasa Pura Solusi mempermudah pekerjaan di lapangan baik untuk
perbaikan maupun perawatan.
Taruna dapat menghubungkan antara teori-teori yang didapat di pendidikan
dan dilapangan sehingga taruna menjadi lebih paham lagi.
Taruna dapat menyelsaikan masalah yang terjadi dilapangan, khususnya pada
bidang kelistrikan.
Kesimpulan dari permasalahan adalah kenaikan ampere yang terjadi pada
runway edge light maka dilakukan perbaikan sesuai SOP dan melakukan
calculation Tapping terhadap CCR untuk menurunkan tegangan yang
semula 100% menjadi 50% agar arus yang dihasilkan tidak berlebihan dan
tidak membuat lampu runway tidak mudah putus.
44
4.2 Saran
Perlu adanya sistem monitoring pada semua peralatan listrik yang ada. Agar
apabila terjadi kerusakan dapat teratasi dengan cepat.
CCR sebaiknya dilengkapi layar display digital untuk memonitoring arus dan
tegangan yang terpakai untuk mensuplai beban.
Perlu adanya alat monitoring yang dapat digunakan untuk memonitoring CCR
yang sebagai penyuplai tegangan ke runway edge light agar jika terjadi
kelebihan ampere dan kebocoran arus dapat dimonitoring dan langsung
diperbaiki
45
DAFTAR PUSTAKA
https://iaeeta.org/2019/04/02/mengenal-airfield-lighting-system/
https://iaeeta.org/2017/09/05/avdgs-teknologi-airport-modern/
36
LAMPIRAN
A. DAFTAR LAMPIRAN
B. DOKUMENTASI KEGIATAN
37
B.2 Penggantian Lampu Runway Edge Light ( Dokumentasi Pribadi, 2021)
38
B.4 Penggantian lampu runway (Dokumentasi Pribadi, 2021)
39
B.6 Maintanance lampu runway (Dokumentasi Pribadi, 2022)
40