PENDAHULUAN
Bab 1. Pendahuluan ini dijabarkan tentang (1) Latar Belakang, (2) Rumusan
Masalah, (3) Tujuan Penelitian dan (4) Manfaat Penelitian. Penjelasan yaitu sebagai
berikut.
Salah satu ciri peningkatan mutu pendidikan itu sendiri adalah dengan
dimilikinya kemampuan berpikir kritis. Terlebih di era globalisasi yang menuntut
semua pihak untuk dapat berpikir kritis, karena dengan mudahnya mendapatkan
informasi dari berbagai sumber. Tidak hanya itu, manusia juga dituntut memiliki
kemampuan memperoleh, mengolah, dan menindaklanjuti informasi yang didapatkan
untuk dimanfaatkan di dalam kehidupan. Semua hal inilah yang menuntut kita untuk
berpikir kritis, kreatif, logis, dan sistematis.
Berdasarkan pernyataan tersebut, matematika menjadi salah satu bagian dari ilmu
pendidikan yang dapat melatih siswa untuk berpikir kritis.
Matematika merupakan ilmu dasar untuk ilmu pengetahuan yang lain. Dalam
kehidupan sehari-hari matematika tidak hanya digunakan sebagai transaksi
perdagangan namun juga diterapkan pada aktivitas yang melibatkan angka lainnya.
Pembelajaran matematika sudah diberikan sejak dini kepada siswa mulai dari jenjang
taman kanak-kanak, sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Diberikannya
pembelajaran matematika sejak usia dasar diharapkan dapat membentuk pola pikir
siswa untuk menghadapi perubahan keadaan terutama dalam masalah matematika.
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di sekolah
terutama SD, dalam proses pembelajaran matematika sangat diperlukan sarana
penunjang salah satunya adalah sumber belajar. Buku merupakan sarana penunjang
utama siswa dalam belajar. Jika tidak menggunakan buku teks sebagai penunjang
proses belajar maka pembelajaran menjadi kurang terarah, efesien, dan efektif. Tidak
hanya siswa, gurupun memerlukan buku teks dalam melaksanakan proses belajar
mengajar. Karena pada kenyataannya, bagi siswa buku teks sebagai informasi yang
utama dan mayoritas ilmu pengetahuan yang guru berikan berasal dari buku teks.
Buku teks diharapkan dapat digunakan guru dan siswa sebagai pegangan dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, sangatlah penting pertimbangan
dalam memilih buku teks yang digunakan sebagai pegangan siswa dan guru sekolah
dasar. Buku teks yang dipertimbangkan tidak hanya dari segi isi, namun juga harus
memperhatikan faktor-faktor pengembangan kognitif anak yang salah satunya
kesesuian dengan tingkat perkembangan struktur kognitif siswa SD. Britton (dalam
Sunardi, 2001:132) berpendapat bahwa penyajian buku teks matematika akan efektif
jika sesuai dengan pemrosesan dan kemampuan kognitif pembacanya. Oleh
karenanya, guru perlu meneliti dan menganalisis isi buku berupa materi atau soal
sebelum digunakan dalam pembelajaran matematika. Analisis isi buku merupakan
langkah awal filterisasi buku yang akan diajarkan bagi siswa, terlebih guru akan
mengajarakan materi dan memberikan soal yang ada di dalamnya.
Soal terkadang dianggap masalah bagi sebagian siswa yang tidak mengetahui
cara penyelesaiannya. Pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah
secara langsung untuk menemukan suatu solusi atau jalan keluar untuk suatu masalah
yang spesifik (Solso et al, 2008:434). Melalui informasi yang ada, nantinya akan
diperoleh suatu penyelesaian yang memuaskan. Semakin banyak informasi atau data
yang diperlukan, maka akan semakin baik respon dari siswa. Dari pengerjaan soal
dapat diketahui tingkat perkembangan siswa melalui respon siswa terhadap soal-soal
atau tugas-tugas yang diberikan. Biggs dan Collis menanamkan respon nyata siswa
ini sebagai Taksonomi SOLO.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui level soal
dalam buku teks matematika Erlangga Straight Point Series (ESPS) kelas V
berdasarkan taksonomi SOLO. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Milati menyatakan bahwa hasil persentase dari keseluruhan soal cerita yang dianalisis
mendapatkan hasil 2,34%; 47,65%; 50,01%; 0% berturut-turut pada level
Uninstruktural (U), Multistruktural (M), Relasional (R), Abstrak diperluas (E) yang
dipergunakan untuk mengetahui level soal cerita pada buku penunjang Sekolah
Menengah Kejuruan. Taksonomi ini dipilih karena memiliki kelebihan sebagaimana
dikemukakan oleh Sunardi (1996:3) diantaranya sebagai berikut.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk
melaksanakan penelitian dengan judul “Analisis Level Pertanyaan Berdasarkan
Taksonomi SOLO Pada Soal Matematika Dalam Buku Erlangga Straight Point
Series Kelas V SD”.
1) Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman atau wawasan sebagai bekal didunia
pendidikan nantinya;
2) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan memilih soal yang
aplikatif dan sesuai dengan perkembangan kognitif siswa;
3) Bagi peneliti lain, sebagai masukan untuk mengembangkan penelitian dalam
melakukan penelitian yang sejenis maupun penelitian yang lebih lanjut.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Bab 2 yaitu tinjauan pustaka yang berisi tentang (1) Matematika Sekolah Dasar,
(2) Buku Teks Matematika , (3) Soal-soal Matematika, (4) Taksonomi SOLO, (5)
Analisis Soal Berdasarkan Taksonomi SOLO.
Dalam penelitian ini buku teks yang dimaksud adalah buku matematika
penunjang SD kelas V terbitan Erlangga. Penerbit Erlangga merupakan sebuah
perusahaan penerbit buku pelajaran terbaik dalam skala nasional yang berdiri pada
tahun 1952. Adapun nama buku penunjang ini adalah Erlangga Straight Point Series
atau lebih dikenal dengan sebutan buku ESPS. Buku ESPS ini merupakan buku yang
disusun berdasarkan Kurikulum 2006 dengan model penilaian yang berorientasi pada
Kurikulum 2013.
Biggs dan Collis (dalam Sugiarti, 1997:184) mengatakan bahwa ada fenomena
identifikasi sebagai penetu tingkat respon siswa, yaitu mode fungsi, (Mode of
Fungctioning) dan rangkaian tingkat yang mendeskripsikan pertumbuhan dalam
setiap mode atau disebut siklus belajar (learning cycles). Mode fungsi dari taksonomi
SOLO mirip dengan tingkat perkembangan dari Piaget. Mode fungsi ini terdiri dari
beberapa tahap, yaitu:
Pada saat memberikan soal guru harus memperhatikan kesesuaian antara level
siswa dengan tingkat kognitif siswa. Untuk itu perlu diperhatikan secara khusus agar
mendapat hasil tes yang maksimal. Oleh sebab itu, baik soal atau pertanyaan yang
guru buat atau yang terdapat dalam buku teks sebaiknya dianalisis terlebih dahulu.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkatan soal agar sesuai dengan tingkat kognitif
siswa. Joni (1984:40) mengatakan bahwa analisis merupakan suatu langkah
keharusan meskipun dalam kenyataanya, lebih-lebih dalam pengajaran sehari-haru,
umumnya masih kurang sangat kuang diperhatikan.
Analisis level pertanyaan pada soal matematika dalam penelitian ini adalah
suatu prosedur yang digunakan untuk mengklasifikasikan level pertanyaan pada soal-
soal yang terdapat pada buku sekolah elektronik penunjang sekolah dasar. Dengan
adanya klasifikasi hasil belajar yang teramati beserta ciri-ciri yang diberikan, maka
dapat diketahui respon siswa yang tampak dalam menyelesaikan soal matematika.
Biggs dan Collis (dalam Sunardi, 1996:12) menyatakan bahwa respon siswa
terhadap pertanyaan menggunakan tipe-tipe data dengan simbol-simbol yang
digunakan sebagai berikut.
x : menyatakan informasi atau data yang tidak relevan dengan pertanyaan atau soal.
• : menyatakan informasi atau data yang relevan dan termuat pada pernyataan atau
soal, hal ini esensial untuk mendapatkan penyelesaian yang benar.
o :menyatakan informasi atau data dan prinsip atau rumus yang relevan dengan
pertanyaan atau soal tetapi tidak diberikan pada pernyataan atau soal.
Pada penelitian ini, kritera yang digunakan untuk menetukan level soal apakah
termasuk uninstruktural, multistruktural, relasional, dan abstrak diperluas akan
dijabarkan sebagai berikut Sunardi (1996:13-16).
Keterangan:
LEVEL INDIKATOR
Pertanyaan 1. Menggunakan sebuah informasi yang jelas dan tersedia
Uninstruktural
pada soal;
2. Jawaban langsung didapat dari soal;
3. Transfer model penyelesaian sederhana. Pertanyaan
Multistruktural
Peryataan 1. Menggunakan dua informasi atau lebih yang terpisah dan
Multistruktural terdapat pada soal
2. Informasi dapat segera digunakan untuk mendapatkan
solusi/penyelesaian;
3. Memrlukan rumus secara implisit;
4. Transfer model penyelesaian lebih kompleks.
Pertanyaan Relasional 1. Menggunakan pemahaman terpadu dari dua informasi
atau lebih yang tersedia pada soal;
2. Informasi belum bisa segera digunakan untuk
mendapatkan solusi/penyelesaian;
3. Tersedia data untuk menetukan secara informasi;
4. Ekstra informasi digunakan untuk memperoleh
penyelesaian akhir.
LEVEL Pertanyaan 1) Menggunakan dua informasi atau lebih yang tersedia pada
Abstrak dierluas soal;
LEVEL INDIKATOR 2) Menggunakan prinsip umum yang abstrak dari luar soal
untuk mendapatkan informasi baru; 3) Membangun hipotesis yang diturunkan atau
disarankan oleh informasi pada soal.
Bab 3. Metode Penelitian yaitu diuraikan (1) Jenis Penelitian, (2) Definisi
Operasional, (3) Prosedur Penelitian, (4) Metode Pengumpulan Data, (5) Instrumen
Penelitian, (6) Analisis Data, (7) Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data.
Dalam penelitian ini akan disajikan data berupa tabel untuk mendeskripsikan
atau menganalisis level pertanyaan pada soal yang terdapat pada buku teks
matematika penunjang kelas V berdasarkan Taksonomi SOLO.
3.2 Definisi Operasional
Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan (Nasir, 1998:211). Salah satu metode pengumpulan
data adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Arikunto (2006:231).
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan
check list sebab data yang diperoleh dari dokumen yang sudah ada yaitu buku teks
matematika kelas V SD.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga
dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain
(Bogdan dalam Sugiyono, 2013:244). Dalam penelitian ini digunakan analisis data
deskriptif. Data yang diperoleh dalam penelitian deskriptif ini diklasifikasikan
menjadi data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa angka yang
merupakan hasil perhitungan presentase dari masing-masing level soal. Data
kualitatif dijabarkan dengan kalimat yang merupakan analisa dari hasil persentase.
Untuk menghitung persentase level pertanyaan pada soal berdasarkan Taksonomi
SOLO digunakan rumus sebagai berikut:
Depdiknas. 2016. Permendiknas Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Buku. [serial on line].
http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/12/IsiPermendikn
as-2-thn200 8. pdf. [2 Januari 2018]
Nurcholis, A. 2003. Analisis Level Soal Matematika Pada Buku Paket SMU Kelas 1
Berdasarkan Taksonomi SOLO. Tidak diterbitkan. Skripsi. Jember:
Universitas Jember.
Rahayu, D. P. 2012. Kemampuan Kognitif Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Jelbuk
Dalam Menyelsaikan Soal Pecahan Berdasarkan Taksonomi SOLO. Skripsi.
Universitas Jember.
MATRIK PENELITIAN