Anda di halaman 1dari 9

BAB IV ANALISIS

4.1. Analisis Messo


1. Size (ukuran)
a. Besaran Wilayah
Dikutip dari teori Clarence Perry, besaran wilayah ditujukan untuk jarak
efektif bagi Pejalan Kaki dari Hunian ke pusat lingkungan dengan waktu tempuh ±
5-10 menit dan jarak ideal yang sering digunakan sebagai jangkauan Pejalan Kaki
sekitar ± 400 meter. Dari Kutipan Teori tersebut dan Data yang ada pada kawasan
jalan reformasi, dengan panjang Kawasan Jalan Reformasi ± 952 meter dan Luas
wilayah ± 23 Ha, makan jangkauan untuk pejalan kaki yang berada di kawasn ini
adalah ± 476 meter dan luas wiliyahnya ± 11 Ha dengan pusat pertemuan berada
tepat di tengan kawasan jalan Reformasi

Gambar 4. 1. Peta Analisis Besaran Wilayah


Sumber : Analisis Penulis

b. Besaran Populasi
Dari data besaran populasi yang sudah di dapat, penulis melakukan
proyeksi jumlah penduduk dan sarana prasarana yang menjadi kebutuhan dari
delinasi perancangan. Proyeksi di lakukan dengan cara berasumsi terhadap

38
kavling (17x20m) yang ada di delinasi perancangan dan dapat di lihat pada tabel
berikut :

Tabel 4. 1. Asumsi Jumlah Jiwa Delinasi Perancangan


Fungsi Kavling Unit Kavling Jiwa Luas Akhir m2 Luas Ha

Hunian 396 1980 134640 13,464


Kost 5 100 1700 0,17
Guest House 1 120 340 0,034
Total Jiwa 402 2200 136680 13,668
Sumber : Perhitungan Penulis

Gambar 4. 2. Asumsi Kavling Delinasi Perancangan


Sumber : Asumsi Penulis

c. Jenis / Tipe Hunian


Pola Kawasan Jalan reformasi adalah Heterogan dikarnakan banyak
bangunan yang memiliki bentuk dan ukuran yang berfariasi mulai dari 1 – 4 lantai
terpada Kawasan Jalan Reformasi dengan dominan untuk 2-4 lantai berada di
bangunan komersial dan 1-2 lantai di hunian. Bangunan yang berada sisi kanan
dan kiri Jalan Reformasi atau Banguanan Komersial berbahan Beton dan memiliki
dekorasi kayu atau bergaya post-modern yang menjadi mayoritas dan ciri has

39
kawasan Jalan Reformasi. Sedangkan untuk lahan Permukiman ataupun Hunian
memiliki Bangunan dengan berbahan Beton serta bergaya Modern ataupun Post
Modern. Akan tetapi Sebagran Hunian atau bangunan padak kawasan dibagi
menjadi 2 pusat dan terpisah.

Gambar 4. 3. Peta Sebaran Bangunan


Sumber : Analisis Penulis

2. Boundaries (batas)
a. Batas Fisik
Jalan Reformasi pada kawasan ini menjadi pembatas dari 2 wilayah yaitu
kelurahan Bansir darat dan bansir laut dan juga jalan perdana menjadi batas dari
kelurahan parit takoya dan juga jalan sepakat 2, selain batas tersebut pada jalan
yang ada belum terdapat kanstin ataupun pembatas jalan untuk memperjelas
batas dari Jalan Kawasan tersebut.

40
Gambar 4. 4. Peta Analisis Batas Fisik
Sumber : Analisis Penulis

41
3. Internal Street System (sistem jalan internal)
a. Kelas Jalan
Dengan Data yang telah di ambil, mulai dari jalan Perdana, Reformasi dan
Jalan Sepakat 2 miliki Badan Jalan atau Lebar minimal sesuai dengan ketentuan
untuk di klasifikasikan sebagai Jalan Lokal Sekunder dengan lebar ± 7 hingga 8
meter. Untuk Jalan Reformasi atau jalan utama dari kawasan itu sendiri memiliki
panjnag ± 952m, walaupun jalan utama sesuai dengan aturan sebagai lokal
sekunder, terkadang terjadi beberapa kali macet di saat event tertentu ataupun di
waktu-waktu tertentu. Dengan demikian penulis berinisiatif untuk memberikan
alternatif jalan melalui gang yang terhubung dengan jalan utama ataupun
menaikan kelas jalan dari gang ada agar bisa di lewati oleh kendaraan mobil dan
motor.

Gambar 4. 5.Analisis Sistem Jalan Internal


Sumber : Analisis Penulis

b. Pedestrian Ways
Dengan tidak adanya pedestrian ways pada kawasan warga ataupun
pengunjung yang berlalulalang di kawasan ini minim interaksi satu sama lain selain
adanya keperluan tertentu. Apa bila terdapat akases pejalan kaki yang aman
nyaman bagi pengguna maka timbul kesempatan interaksi antar warga dikarnakan

42
akases dari satu titik ke titik lainya bisa tercapai dengan baik, nyaman, dan aman
selama berjalan kaki.

4. Open Space (ruang terbuka)


Ruang terbuka Publik yang berada di kawasn ini adalah Bundaran Jalan
Reformasi yang berada di area tengah kawasan tersebut, sedangkan untuk ruang
terbuka lainnya berupa semak belukar dan pepohonan. Lahan tersebut bisa di
gunakan sebagai lahan serapan dan juga dapat digunakan sebagai alokasi untuk
bangunan atau pun pembangunan akan kebutuhan sarana prasarana serta renca
pembangunan jalan baru yang ada.

Gambar 4. 6. Peta Analisis Ruang Terbuka


Sumber : Analisis Penulis

5. Institution Sites (area-area institusi)


Pada kondisi ekssiting hanya terdapat sebuah Musholah untuk mencakup
kegiatan ibadah pada Delinasi Perancangan. Maka dari itu dilakukanlah proyeksi
kebutuhan sarana prasara dengan standar RW (2500 jiwa) terhadap jumlah
penduduk yag berada di dalama delinasi perancangan untuk mengetahui sarana
prasana yang di butuh kan. Kebutuhan akan Sarana Prasarana tersebut dapat di
lihat dengan rincian sebagai berikut :

43
Tabel 4. 2. Kebutuhan Sarana Prasarana Delinasi Perancangan
Jumlah Kebutuhan Jumlah Luas Luas
Penduduk Sarana Penduduk Lantai Lahan
No. Jenis Sarana Asumsi Prasarana Min. Min. Min.

Jiwa Unit Jiwa m2 m2


Sarana Pemerintahan Dan Pelayanan Umum
1 Balai Warga 2200 0 2500 150 300
2 Pos Hansip 2200 0 2500 6 12
3 Gardu Listrik 2200 0 2500 20 30
4 Telpon Umum 2200 0 2500 0 30
5 Parkir Umum 2200 0 2500 0 100
Sarana Pendidikan
1 Taman Kanak-kanak 2200 1 1250 216 500
2 Sekolah Dasar 2200 1 1600 633 2000
3 Taman Bacaan 2200 0 2500 72 150
Sarana Kesehatan
1 Posyandu 2200 1 1250 36 60
Balai Pengobatan
2 2200 0 2500 150 300
Warga
Sarana Peribadatan
1 Mushollah 2200 8 250 45 100
2 Mesjid 2200 0 2500 300 600
Sarana Perdagangan
1 Toko / Warung 2200 8 250 50 100
Sarana Ruang Terbuka Hijau
Taman Permukiman
1 2200 8 250 0 250
Hunian
2 Taman Lingkungan 2200 0 2500 0 1250
Penyediaan Jariangan Parkir
1 Parkir Area Hunian 2200 8 250 0 100
Sumber : Perhitungan Penulis

Pada tabel diatas dapat diketahui berapa luas lahan yang di butuhkan per-
unit serta kebutuhan sarana prasarana apa saja untuk delinasi perancangan.

6. Local Shop (pertokoan setempat)


Pada kawasan Jalan Reformnasi pada peta RTRW Kota Pontianak dengan
judul “Peta Rencana Pola Ruang”, kawasan Reformasi Untan memlikik peruntukan
lahan untuk area Permukiman dan pendidikan yang mendominasi pada sisi kanan
dan kiri jalan Reformasi tersebut. Akan tetapi pada kondisi eksisting yang ada,
kawasan ini memiliki peruntukan lahan berupa Perdagangan dan jasa pada kedua
sisi jalan tersebut, sedangkan peruntukan lahan untuk permukiman terletak pada
layer ke dua sisi jalan reformasi dan tersebar di beberapa gang ataupun komplek
yang ada.

44
Kawasan ini terkenal dengan area Café sebagai daya tarik bagi kawasan
Jalan Reformasi itu, dengan banyaknya pengunjung yang datang ke kawasan
tersebut, tidak menutup kemungkinan terjadinya overload pada bagian parkir yang
ada pada bagian depan banguanan tempat komersial yang ada dan
mengakibatkan kemacetan dikarnakan persebaran area Café atau pertokoan yang
ada di Kawsan ini bedara di tepi kanan dan kiri Jalan Reformasi itu sendiri.
Dengan demikian penulis memiliki alternatif berupa penyediaan lahan area
parkir umum sesuai dengan SNI dan ketentuan yang ada ataupun membangun
gedung parkir umum pada area komersial, agar kenyamanan dan keamanan bagi
pengendara bermotor ataupun pengguna pedestrian ways dapat tercapai.

45
Gambar 4. 7. Analisis Pertokoan lokal
Sumber : Analisis Penulis

46

Anda mungkin juga menyukai