Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan
semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi
menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan
sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda
(terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi
pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke
sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.
Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi beberapa Jenis, diantaranya adalah :
Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah
arus AC ke arus DC.
Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil
tegangan.
Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan
Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya
Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali
Simbol Dioda
Gambar dibawah ini menunjukan bahwa Dioda merupakan komponen Elektronika aktif yang
terdiri dari 2 tipe bahan yaitu bahan tipe-p dan tipe-n :
Untuk dapat memperjelas prinsip kerja Dioda dalam menghantarkan dan menghambat aliran arus
listrik, dibawah ini adalah rangkaian dasar contoh pemasangan dan penggunaan Dioda dalam
sebuah rangkaian Elektronika.
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter
Untuk mengetahui apakah sebuah Dioda dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya,
maka diperlukan pengukuran terhadap Dioda tersebut dengan menggunakan Multimeter (AVO
Meter).
1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
5. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
6. Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda
gelang).
7. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
8. Jarum harus tidak bergerak.
**Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak.
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital
Pada umumnya Multimeter Digital menyediakan pengukuran untuk Fungsi Dioda, Jika tidak ada,
maka kita juga dapat mengukur Dioda dengan Fungsi Ohm pada Multimeter Digital.
Hal yang perlu diperhatikan disini adalah Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan
Multimeter Analog dan Multimeter Digital adalah terbalik. Perhatikan Posisi Probe Merah (+)
dan Probe Hitamnya (-).
Cara-cara pengukuran tersebut diatas juga dapat digunakan untuk menentukan Terminal mana
yang Katoda dan mana yang Terminal Anoda jika tanda gelang yang tercetak di Dioda tidak
dapat dilihat lagi atau terhapus (hilang).
Pengertian Kapasitor
Kapasotor adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan
elektron-elektron selama waktu yang tertentu atau komponen elektronika yang digunakan untuk
menyimpan muatan listrik.
Q = CV
Dengan asumsi :
Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat
metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik.
Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut :
Cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian adalah dengan mengalirkan elektron
menuju kapasitor. Pada saat kapasitor sudah di penuhi dengan elektron, tegangan akan
mengalami perubahan. Selanjutnya, elektron akan keluar dari sebuah kapasitor dan mengalir
menuju rangkaian yang membutuhkannya. Dengan begitu, kapasitor akan membangkitkan
reaktif suatu rangkaian.Namun tidak kita pungkiri, meski suatu komponen kapasitor memiliki
bentuk dan ukuran yang berbeda, tetapi fungsi kapasitor tetap sangat di perlukan dalam suatu
komponen elektronika atau bahkan rangkaian elektronika.Adapun kedua keping atau piringan
pada kapasitor dipisahkan oleh suatu insolator, pada dasarnya tidak ada elektron yang dapat
menyeberang celah di antara kedua keping. Pada saat baterai belum terhubung, kedua keping
akan bersifat netral (belum temuati). Saat baterai terhubung, titik dimana kawat pada ujung
kutub negatif dihubungkan akan menolak elektron,sedangkan titik dimana kutub positif
terhubungkan menarik elektron. Elektron-elektron tersebut akan tersebar ke seluruh keping
kapasitor. Sesaat, elektron mengalir ke dalam keping sebelah kanan dan elektron mengalir
keluar dari keping sebelah kiri; pada kondisi ini arus mengalir melalui kapasitor walaupun
sebenamya tidak ada elektron yang mengalir melalui celah kedua keping tersebut.Setelah bagian
luar dari keping termuati, berangsur-angsur akan menolak muatan baru dari baterai.
Karenanya arus pada keping tersebut akan menurun besarnya terhadap waktu sampai kedua
keping tersebut berada pada tegangan yang dimiliki baterai. Keping sebelah kanan akan
memiliki kelebihan elektron yang terukur dengan muatan -Q dan pada keping sebelah kiri
termuati sebesar +Q.
Jika dua buah plat atau lebih yang berhadapan dan dibatasi oleh isolasi, kemudian plat tersebut
dialiri listrik maka akan terbentuk kondensator (isolasi yang menjadi batas kedua plat tersebut
dinamakan dielektrikum).
Pada suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor liar. Sifat yang demikian itu disebutkan
kapasitansi parasitic.
Besaran Kapasitansi
Kapasitas dari sebuah kapasitor adalah perbandingan antara banyaknya muatan listrik dengan
tegangan kapasitor. C = Q / V Jika dihitung dengan rumus C= 0,0885 D/d. Maka kapasitasnya
dalam satuan piko farad D = luas bidang plat yang saling berhadapan dan saling
mempengaruhi dalam satuan cm2. d = jarak antara plat dalam satuan cm. Bila tegangan antara
plat 1 volt dan besarnya muatan listrik pada plat 1 coulomb, maka kemampuan menyimpan
listriknya disebut 1 farad. Dalam kenyataannya kapasitor dibuat dengan satuan dibawah 1
farad. Kebanyakan kapasitor elektrolit dibuat mulai dari 1 mikrofarad sampai beberapa
milifarad.
C Total = C1 + C2 + C3
Pada Rumus Kapasitor diatas dapat disimpulkan bahwa, pada rangkaian Kapasitor paralel tidak
terjadi sama sekali pembagian untuk tegangan atau muatan listrik, semua tegangan akan
memiliki jumlah yang sama pada setiap titik yang ada di rangkaian kapasitor paralel tersebut
alasannya karena pada titik yang sama kapasitor paralel tersebut dihubungkan, sehingga tidak
memiliki perubahan yang berarti.
Pada rumus untuk kapasitor dengan rangkaian seri diatas dapat disimpulkan bahwa, pada setiap
pengukuran kapasitor seri ini terjadi pembagian tegangan dari sumber tegangan kepada setiap
titik, yang pada akhirnya jika digabungkan dengan cara di jumlahkan tegangan-tegangannya dari
setiap titik maka akan terlihat sama seperti jumlah tegangan dari sumber tegangan.
Pada Rumus Kapasitor dengan rangkaian seri dan paralel diatas dapat disimpulkan bahwa,
rangkaian jenis ini dapat dihitung dengan cara mengkombinasikan dari beberapa persamaan yang
terlihat dari kedua rumus kapasitor tersebut, yaitu seri dan paralel. Sehingga kita dapat
mengetahui jumlah keseluruhan dari gabungan antara 2 jenis kapasitor ini.
Rangkaian Kapasitor
Rangakian Kapasitor dibagi menjadi dua yaitu rangakain seri dan rangkaian paralel. Cara
penghitungannya hampir sama dengan rangakian seri dan paralel pada resistor. Berikut ini
persamaan dari rangkaian kapasitor.
Rangkaian Seri
Rangkaian seri pada kapasitor merupakan rangkaian kapasitor dengan menghubungkan kutub
TIDAK sejenis antara kapasitor, seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut ini :
1Ctot=1C1+1C2+1C3
Qtot=Q1=Q2=Q3
Vtot=V1+V2+V3
Susunan seri pada kapasitor yaitu kapasitor disusun dalam satu garis hubung yang tidak
bercabang. Jika sebuah kapasitor disusun secara seri maka dapat ditentukan kapasitor pengganti
total dari seluruh kapasitor yang ada dalam rangkaian seri tersebut. Pada susunan seri ini berlaku
aturan:
Muatan pada setiap kapasitor adalah, yakni sama dengan jumlah muatan pada kapasitor
pengganti.
Beda potensial (V) pada ujung-ujung kapasitor pengganti sama dengan beda potensial
yang ada di masing-masing kapsitor
untuk n buah kapasitor yang kapasitasnya sama dapat menggunakan rumus cepat
Cs = C/n
Yang perlu di ingat karena kapasitas pengganti dari susunan seri beberapa kapasitor selalu
lebih kecil dari kapasitas masing-masing, jadi kapasitor yang disusun seri dapat dimanfaatkan
guna memperkecil kapasitas sebuah kapasitor.
Rangkaian Paraler
Rangkaian paralel merupakan rangkaian kapasitor dengan menghubungkan kutub SEJENIS
antara kapasitor, seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut ini:
Kapasitas pengganti pada rangkaian paralel adalah :
Ctot=C1+C2+C3
Qtot=Q1+Q2+Q3
Vtot=V1=V2=V3
Muatan kapasitor pengganti sama dengan jumlah masing-masing kapasitor (sama seperti
tegangan pada rangkaian seri)
Beda potensial masing-masing kapasitor bernilai sama semua dengan beda potensial
sumber asal (sama seperti muatan pada rangkaian seri)
Kapasitas Kapasitor Pengganti pada rangkaian pararel sama dengan jumlah seluruh
kapasitas kapasitor dalam rangkaian tersebut.
Karena kapasitas pengganti dari semua rangkaian pararel selalu lebih besar dari masing-masing
kapasitor dalam rankaian, jadi susunan pararel bisa digunkan untuk memperbesar kapasitas
kapasitor
Susunan ini adalah gabungan dari susunan seri dan pararel. Rumus yang berlaku sama
dengan rumus yang berlaku pada kedua jenis rangkaian sebelumnya. Di sini sobat harus lihai-
lihai mengidentifikasi dari suatu rangkain gabungan mana yang seri dan mana yang pararel.
Berikut contoh sederhana rangkaian gabungan
Energi Kapasitor
Muatan listrik menimbulkan potensial listrik dan untuk memindahkannya diperlukan
usaha. Untuk memberi muatan pada suatu kapasitor diperlukan usaha listrik, dan usaha listrik ini
disimpan di dalam kapasitor sebagai energi. Pemberian muatan dimulai dari nol sampai dengan
Q coulomb. Persamaan Energi pada kapasitor dapat ditulis :
W=12CV2=12QV=12Q2C
keterangan :
W = energi kapasitor
Q = Muatan Listrik ( C )
V = Potensial listrik
Jenis Kapasitor
Sesuai dengan Macamnya, kapasitor dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
Kapasitor tetap
Kapasitor tetap adalaha kapasitor yang nilai kapasitansinya tidak dapat dirubah dan
nilainya sudah ditetapkan oleh pabrik pembuatanya. Bentuk dan ukuran kapsitor tetap
bermacam-macamdan berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung dari bahan
pembuatnya.Kapasitor tetap juga dibedakan menjadi 2 yaitu:
Kapasitor polar
1) Kapasitor elektrolit
Kapasitor ini merupakan jenis kapasitor polar atau memilik 2 buah kutub pada kaki –
kakinya. Kaki yang panjang merupakan kutub positif dan kaki yang pendek atau kaki yang
memiliki tanda khusus adalah kaki negatif. Pemasangan kapasitor elektrolit dalam rangkaian
elektronika tidak boleh terbalik, khususnya untuk rangkaian arus DC namun untuk arus AC tidak
jadi masalah.
Kapasitor ini tidak boleh terkena panas yang berlebih pada saat proses penyolderan
karena bahan elektrolit yang terdapat di dalam kapasitor dapat mendidih dan menyebabkan
kapasitor menjadi rusak. berikut gambar kapasitor elektrolit. Kapasitor ini tersedia dengan
kapasitas yang cukup besar, paling kecil memiliki kapasitas 0,1 mikroFarrad dan paling besar
yang umum terdapat di pasaran adalah 47000 mikroFarrad. Namun penulis pernah menjumpai
kapasitor ini dalam ukuran 1 Farrad dengan harga yang cukup membuat kantong menjadi kering.
Tegangan kerja kapasitor ini sangat beragam namun biasanya dituliskan pada bodi kapasitor.
Tegangan kerjanya berkisar dari 6,7 V hingga 200 Volt.
2) Kapasitor tantalum
1) Kapasitor keramik
Dinamakan kapasitor keramik, karena kapasitor ini bahan dielektrikumnya terbuat dari
keramik. Kapasitor keramik memiliki bentuk dan ukuran yang bermacam-macam. Kapasitor ini
cukup stabil sehingga sering dipakai dalan rangkaian elektronika. Nilai kapasitansi kapasitor ini
biasanya dituliskan dalam kode warna, namun ada juga yang dituliskan langsung pada badannya
menggunakan angka.
2) Kapasitor polyester
Peranan plastik ternyata tidak terbatas hanya dibuat sebagai kantong atau peralatan rumah
tangga, tetapi juga ikut berperan di dalam pembuatan komponen elektronika yaitu kapasitor.
Kapasitor plastik sangat populer dalam penggunaannyadan dalam bidang elektronika dikenal
dengan nama kapasitor polyester. Pada umumnya kapasitor ini dibuat dengan bentuk yang kecil
dan pipih. Kapasitor ini tidak memiliki polaritas sehingga dalam pemasangannya tidak akan sulit.
Pencantuman kapasitansinya biasanya dalam kode warna.
3) Kapasitor mika
Kapasitor mika adalah komponen yang lahir sejak generasi pertama dan masih banyak
digunakan sampai sekarang karena keandalannya tinggi disamping memiliki sifat yang stabil dan
toleransinya rendah. Sesuai dengan namanya kapasitor ini dielektrikumnya terbuat dari bahan
mika. Pemakaian dari kapasitor jenis ini adalah pada rangkaian yang berhubungan dengan
frekuensi tinggi. Besarnya kapasitansi dari kapasitor ini adalah 50 sampai 10.000 μF
4) Kapasitor film
5) Kapasitor kertas
Dikatakan kapasitor kertas karena bahan dielektrikumnya terbuat dari bahan kertas.
Kapasitor jenis ini sudah lahir sejak generasi pertama dimana pada waktu itu masih
menggunakan tabung hampa. Kapasitor jenis ini sekarang ini sudah jarang dan hampir tidak
digunkan lagi. Dalam pemasangan kapasitor ini tidak akan menjadi masalah karena tidak
dilengkapi dengan polaritas.besarnya kapasitansi dari kapasitor jenis ini adalah 100 pF sampai
6800 pF.
Kapasitor Trimer
Kapasitor trimer merupaka kapasitor variabel yang telah dikembangkan dari kapasitor
variabel sebelumnya yakni memiliki ukuran yang kecil, sehingga karena memiliki ukuran yang
kecil kapasitor ini sangan cocok dipasang dalam rangkaian-rangkaian modern sekarang
ini.Kapasitor trimer dilengkapi dengan preset yaitu alat yang digunakan untuk mengatur besaran
kapasitansi. Pengaturannya dapat dilakukan dengan menggunakan obeng. Kapasitor variabel
jenis ini menggunakan bahan dielektrikum yaitu mika atau plastik. Besaran kapasitansi dari
kapasitor jenis ini dalah 5 sampai 30 μF
Perkembngan teknologi di bidang elektronika yang sakarang ini semakin pesat sehingga
sekarang ini banyak bermunculan komponen-komponen yang semakin kecil namun memiliki
fungsi yang lebih baik lagi dari sebelumnya.Begitu juga dengan komponen kapasitor, sekarang
ini telah dikembangkan jenis kapasitor yang bersifat aktif, artinya komponen kapasitor tersebut
akan aktif mengalirkan muatan apabila kena cahaya, baik cahaya matahari maupun sumber
cahaya lainnya.komponen ini banyak dipergunakan sebagai sensor pada rangkaian lampu taman
atau rangkaian alarm atau berfungsi sebagai saklar otomatis.
Fungsi Kapasitor
Tantalum Capacitor
Merupakan jenis electrolytic capacitor yang elektrodenya terbuat dari
material tantalum. Komponen ini memiliki polaritas, cara membedakannya dengan mencari
tanda + yang ada pada tubuh kapasitor, tanda ini menyatakan bahwa pin di bawahnya memiliki
polaritas positif. Diharapkan berhati–hati di dalam pemasangan komponen karena tidak boleh
terbalik. Karakteristik temperatur dan frekuensi lebih bagus daripada electrolytic
capacitor yang terbuat dari bahan alumunium.
Ceramic Capacitor
Electrolytic Capacitor
Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat Aluminium ini biasanya digulung
radial. Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh kapasitor yang kapasitansnya besar.Biasanya
jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power supply, low pass filter, dan rangkaian
pewaktu.Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya tegangan
kerja dari kapasitor dihitung dengan cara mengalikan tegangan catu daya dengan 2. Misalnya
kapasitor akan diberikan catu daya dengan tegangan 5 volt, berarti kapasitor yang dipilih harus
memiliki tegangan kerja minimum 2 x 5 =10 volt.
Polypropylene Capacitor
Kapasitor disamping memiliki nilai toleransi yang lebih tinggi daripada polyester film
capacitor. Pada umumnya nilai kapasitansi dari komponen ini tidak akan berubah apabila
dirancang di suatu sistem bila frekuensi yang melaluinya lebih kecil atau sama dengan
100kHz.Pada gambar diatas ditunjukkan kapasitor polypropylene dengan toleransi ±1%. Tipe
kapasitor jenis ini juga masih dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi yang besar
namun kecil dan ringan, misalnya untuk applikasi mobil elektrik.
Kapasitor Mika
Jenis ini menggunakan mika sebagai bahan dielektriknya. Kapasitor mika mempunyai tingkat kestabilan
yang tinggi, karena koefisien temperaturnya rendah. Karena frekuensi karakteristiknya sangat bagus,
biasanya kapasitor ini digunakan untuk rangkaian resonans, filter untuk frekuensi tinggi dan
rangkaian yang menggunakan tegangan tinggi misalnya: radio pemancar yang menggunakan
tabung transistor. Kapasitor mika tidak mempunyai nilai kapasitansi yang tinggi, dan harganya juga
relatif tinggi.
Jenis kapasitor ini bahan dielektriknya sama dengan kapasitor elektrolit. Namun bedanya
adalah ukuran kapasitornya lebih besar dibandingkan kapasitorelektrolit yang telah dijelaskan di atas.
Biasanya mempunyai satuan F. Kapasitor ini mempunyai batas tegangan yang besar.Karena
mempunyai batas tegangan dan bentuk yang lebih besar dari kapasitor yang lain maka kapasitor
ini disebut juga super capasitor Gambar bentuk fisiknya dapat dilihat di atas, pada Gambar
2.13 tersebut kapasitornya memiliki ukuran 0,47F. Kapasitor ini biasanya digunakan untuk
rangkaian power supply.
Trimmer Capacitor
Kapasitor jenis disamping menggunakan keramik atau plastik sebagai bahan dielektriknya.
Nilai dari kapasitor dapat diubah–ubah dengan cara memutar sekrup yang berada diatasnya.
Didalam pemutaran diharapkan menggunakan obeng yang khusus, agar tidak menimbulkan efek
kapasitans antara obeng dengan tangan.
Tuning Capacitor
Kapasitor ini dinegara Jepang disebut sebagai “Varicons”, biasanya banyak sekali
digunakan sebagai pemilih gelombang pada radio. Jenis dielektriknya meng- gunakan udara.
Nilai kapasitansinya dapat diubah dengan cara memutar gagang yang terdapat pada badan
kapasitor kekanan atau kekiri.
Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam Rangkaian
Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada dasarnya Resistor
adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang
berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika.
Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan
biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM
(Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga
merupakan seorang Fisikawan Jerman.
Untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika, Resistor bekerja
berdasarkan Hukum Ohm. Untuk lebih jelas mengenai Hukum Ohm, silakan baca : Pengertian,
rumus dan bunyi Hukum Ohm.
Jenis-jenis Resistor
Pada umumnya Resistor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah Fixed
Resistor, Variable Resistor, Thermistor dan LDR.
A. Fixed Resistor
Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap. Nilai
Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode
Angka. Anda dapat membaca artikel : Cara Menghitung Nilai Resistor berdasarkan Kode
Angka dan Kode Warna.
Bentuk dan Simbol Fixed Resistor :
Yang tergolong dalam Kategori Fixed Resistor berdasarkan Komposisi bahan pembuatnya
diantaranya adalah :
Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari komposisi karbon halus yang
dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar mendapatkan nilai
resistansi yang diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai
resistansi atau nilai hambatannya.
Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk Resistor jenis Carbon Composistion
Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.
Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan Subtrat
isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung pada proporsi karbon dan
isolator. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya. Keuntungan
Carbon Film Resistor ini adalah dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah
dan juga rendahnya kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dnegan Carbon Composition
Resistor.
Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran biasanya berkisar diantara 1Ω
sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu,
Carbon Film Resistor dapat bekerja di suhu yang berkisar dari -55°C hingga 155°C.
Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis ke
Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh panjang,
lebar dan ketebalan spiral logam.
Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini merupakan yang terbaik diantara jenis-jenis
Resistor yang ada (Carbon Composition Resistor dan Carbon Film Resistor).
B. Variable Resistor
Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan diatur
sesuai dengan keinginan. Pada umumnya Variable Resistor terbagi menjadi Potensiometer,
Rheostat dan Trimpot.
Resistor :
Potensiometer
Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-
ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada Potensiometer.
Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer dalam bentuk kode
angka.
Rheostat
Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada Tegangan dan
Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi
dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.
Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer) adalah
jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih
kecil dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti
Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.
Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh suhu
(Temperature). Thermistor merupakan Singkatan dari “Thermal Resistor”. Terdapat dua jenis
Thermistor yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC
(Positive Temperature Coefficient).
LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai Resistansinya
dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya. Untuk lebih jelas mengenai LDR, Silakan
baca : Pengertian LDR dan Cara Mengukurnya.
Bentuk dan Simbol
LDR :
Fungsi-fungsi Resistor