Anda di halaman 1dari 23

fungsi Dioda dan Cara mengukurnya

  Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan
semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi
menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan
sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda
(terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi
pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke
sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.

Fungsi Dioda Dan Jenis-jenisnya

Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi beberapa Jenis, diantaranya adalah :

 Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah
arus AC ke arus DC.
 Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil
tegangan.
 Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan
 Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya
 Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali

 Pengertian Dioda Bridge dan Prinsip Kerjanya.

Simbol Dioda

Gambar dibawah ini menunjukan bahwa Dioda merupakan komponen Elektronika aktif yang
terdiri dari 2 tipe bahan yaitu bahan tipe-p dan tipe-n :

Prinsip Kerja Dioda

Untuk dapat memperjelas prinsip kerja Dioda dalam menghantarkan dan menghambat aliran arus
listrik, dibawah ini adalah rangkaian dasar contoh pemasangan dan penggunaan Dioda dalam
sebuah rangkaian Elektronika.
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter

Untuk mengetahui apakah sebuah Dioda dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya,
maka diperlukan pengukuran terhadap Dioda tersebut dengan menggunakan Multimeter (AVO
Meter).

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
5. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
6. Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda
gelang).
7. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
8. Jarum harus tidak bergerak.
**Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak.
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital

Pada umumnya Multimeter Digital menyediakan pengukuran untuk Fungsi Dioda, Jika tidak ada,
maka kita juga dapat mengukur Dioda dengan Fungsi Ohm pada Multimeter Digital.

Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan Multimeter Digital


(Fungsi Ohm / Ohmmeter)

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω)


2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.64MOhm)
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
8. Nilai Resistansinya adalah Infinity (tak terhingga) atau Open Circuit.
**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital
(Menggunakan Fungsi Dioda)

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi Dioda


2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.42 V)
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
8. Tidak terdapat nilai tegangan pada Display Multimeter.
**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.
Catatan Penting :

Hal yang perlu diperhatikan disini adalah Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan
Multimeter Analog dan Multimeter Digital adalah terbalik. Perhatikan Posisi Probe Merah (+)
dan Probe Hitamnya (-).

Cara-cara pengukuran tersebut diatas juga dapat digunakan untuk menentukan Terminal mana
yang Katoda dan mana yang Terminal Anoda jika tanda gelang yang tercetak di Dioda tidak
dapat dilihat lagi atau terhapus (hilang).
Pengertian Kapasitor
Kapasotor adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan
elektron-elektron selama waktu yang tertentu atau komponen elektronika yang digunakan untuk
menyimpan muatan listrik.

Dengan rumus dapat ditulis :

Q = CV

Dengan asumsi :

Q =  muatan elektron C (Coulomb)

C = nilai kapasitans dalam F (Farad)

V = tinggi tegangan dalam V (Volt)

Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat
metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik.
Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut :

C = (8.85 x 10^-12) (k A/t)

Cara kerja, Prinsip dan Besaran


Cara kerja kapasitor

Cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian adalah dengan mengalirkan elektron
menuju kapasitor. Pada saat kapasitor sudah di penuhi dengan elektron, tegangan akan
mengalami perubahan. Selanjutnya, elektron akan keluar dari sebuah kapasitor dan mengalir
menuju rangkaian yang membutuhkannya. Dengan begitu, kapasitor akan membangkitkan
reaktif suatu rangkaian.Namun tidak kita pungkiri, meski suatu komponen kapasitor memiliki
bentuk dan ukuran yang berbeda, tetapi fungsi kapasitor tetap sangat di perlukan dalam suatu
komponen elektronika atau bahkan rangkaian elektronika.Adapun kedua keping atau piringan
pada kapasitor dipisahkan oleh suatu insolator, pada dasarnya tidak ada elektron yang dapat
menyeberang celah di antara kedua keping. Pada saat baterai belum terhubung, kedua keping
akan bersifat netral (belum temuati). Saat baterai terhubung, titik dimana kawat pada ujung
kutub negatif dihubungkan akan menolak elektron,sedangkan titik dimana kutub positif
terhubungkan menarik elektron. Elektron-elektron tersebut akan tersebar ke seluruh keping
kapasitor. Sesaat, elektron mengalir ke dalam keping sebelah kanan dan elektron mengalir
keluar dari keping sebelah kiri; pada kondisi ini arus mengalir melalui kapasitor walaupun
sebenamya tidak ada elektron yang mengalir melalui celah kedua keping tersebut.Setelah bagian
luar dari keping termuati, berangsur-angsur akan menolak muatan baru dari baterai.
Karenanya arus pada keping tersebut akan menurun besarnya terhadap waktu sampai kedua
keping tersebut berada pada tegangan yang dimiliki baterai. Keping sebelah kanan akan
memiliki kelebihan elektron yang terukur dengan muatan -Q dan pada keping sebelah kiri
termuati sebesar +Q.

Prinsip pembentukan kapasitor

Jika dua buah plat atau lebih yang berhadapan dan dibatasi oleh isolasi, kemudian plat tersebut
dialiri listrik maka akan terbentuk kondensator (isolasi yang menjadi batas kedua plat tersebut
dinamakan dielektrikum).

Bahan dielektrikum yang digunakan berbeda-beda sehingga penamaan kapasitor berdasarkan


bahan dielektrikum. Luas plat yang berhadapan bahan dielektrikum dan jarak kedua plat
mempengaruhi nilai kapasitansinya.

Pada suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor liar. Sifat yang demikian itu disebutkan
kapasitansi parasitic.

Penyebabnya adalah adanya komponen-komponen yang berdekatan pada jalur penghantar


listrik yang berdekatan dan gulungan-gulungan kawat yang berdekatan. Gambar diatas
menunjukan bahwa ada dua buah plat yang dibatasi udara. Jarak kedua plat dinyatakan sebagai
d dan tegangan listrik yang masuk.

Besaran Kapasitansi

Kapasitas dari sebuah kapasitor adalah perbandingan antara banyaknya muatan listrik dengan
tegangan kapasitor. C = Q / V Jika dihitung dengan rumus C= 0,0885 D/d. Maka kapasitasnya
dalam satuan piko farad D = luas bidang plat yang saling berhadapan dan saling
mempengaruhi dalam satuan cm2. d = jarak antara plat dalam satuan cm. Bila tegangan antara
plat 1 volt dan besarnya muatan listrik pada plat 1 coulomb, maka kemampuan menyimpan
listriknya disebut 1 farad. Dalam kenyataannya kapasitor dibuat dengan satuan dibawah 1
farad. Kebanyakan kapasitor elektrolit dibuat mulai dari 1 mikrofarad sampai beberapa
milifarad.

 Rumus untuk Kapasitor dengan Rangkaian Paralel

C Total = C1 + C2 + C3
Pada Rumus Kapasitor diatas dapat disimpulkan bahwa, pada rangkaian Kapasitor paralel tidak
terjadi sama sekali pembagian untuk tegangan atau muatan listrik, semua tegangan akan
memiliki jumlah yang sama pada setiap titik yang ada di rangkaian kapasitor paralel tersebut
alasannya karena pada titik yang sama kapasitor paralel tersebut dihubungkan, sehingga tidak
memiliki perubahan yang berarti.

 Rumus untuk Kapasitor dengan Rangkaian Seri

1/C Total = 1/C1 + 1/C2 + 1/C3

Pada rumus untuk kapasitor dengan rangkaian seri diatas dapat disimpulkan bahwa, pada setiap
pengukuran kapasitor seri ini terjadi pembagian tegangan dari sumber tegangan kepada setiap
titik, yang pada akhirnya jika digabungkan dengan cara di jumlahkan tegangan-tegangannya dari
setiap titik maka akan terlihat sama seperti jumlah tegangan dari sumber tegangan.

 Rangkaian Rumus Kapasitor Seri dan Paralel

C Total = (C1 + C2) // C3


1/CA = 1/C1 + 1/C2 (seri)

Pada Rumus Kapasitor dengan rangkaian seri dan paralel diatas dapat disimpulkan bahwa,
rangkaian jenis ini dapat dihitung dengan cara mengkombinasikan dari beberapa persamaan yang
terlihat dari kedua rumus kapasitor tersebut, yaitu seri dan paralel. Sehingga kita dapat
mengetahui jumlah keseluruhan dari gabungan antara 2 jenis kapasitor ini.

Rangkaian Kapasitor
Rangakian Kapasitor dibagi menjadi dua yaitu rangakain seri dan rangkaian paralel. Cara
penghitungannya hampir sama dengan rangakian seri dan paralel pada resistor. Berikut ini
persamaan dari rangkaian kapasitor.

Rangkaian Seri
Rangkaian seri pada kapasitor merupakan rangkaian kapasitor dengan menghubungkan kutub
TIDAK sejenis antara kapasitor, seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut ini :

Kapasitas pengganti pada rangkaian seri adalah:

1Ctot=1C1+1C2+1C3
Qtot=Q1=Q2=Q3
Vtot=V1+V2+V3
Susunan seri pada kapasitor yaitu kapasitor disusun dalam satu garis hubung yang tidak
bercabang. Jika sebuah kapasitor disusun secara seri maka dapat ditentukan kapasitor pengganti
total dari seluruh kapasitor yang ada dalam rangkaian seri tersebut. Pada susunan seri ini berlaku
aturan:

 Muatan pada setiap kapasitor adalah, yakni sama dengan jumlah muatan pada kapasitor
pengganti.

Qs = Q1 = Q2 = Q3 = Q4

 Beda potensial (V) pada ujung-ujung kapasitor pengganti sama dengan beda potensial
yang ada di masing-masing kapsitor

Vs = V1 + V2 + V3 + V4

 Kapasitas kapasitor pengganti dapat dicari dengan rumus

Cs = 1/C1 + 1/C2 + 1/C3 + 1/C4

 untuk n buah kapasitor yang kapasitasnya sama dapat menggunakan rumus cepat

Cs = C/n

Yang perlu di ingat karena kapasitas pengganti dari susunan seri beberapa kapasitor selalu
lebih kecil dari kapasitas masing-masing, jadi kapasitor yang disusun seri dapat dimanfaatkan
guna memperkecil kapasitas sebuah kapasitor.

Rangkaian Paraler
Rangkaian paralel merupakan rangkaian kapasitor dengan menghubungkan kutub SEJENIS
antara kapasitor, seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut ini:
Kapasitas pengganti pada rangkaian paralel adalah :

Ctot=C1+C2+C3
Qtot=Q1+Q2+Q3
Vtot=V1=V2=V3

 Muatan kapasitor pengganti sama dengan jumlah masing-masing kapasitor (sama seperti
tegangan pada rangkaian seri)

Qp= Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + dst…

 Beda potensial masing-masing kapasitor bernilai sama semua dengan beda potensial
sumber asal (sama seperti muatan pada rangkaian seri)

Vp = V1 + V2 + V3 + V4

 Kapasitas Kapasitor Pengganti pada rangkaian pararel sama dengan jumlah seluruh
kapasitas kapasitor dalam rangkaian tersebut.

Cp = C1 + C2 + C3 + C4

Karena kapasitas pengganti dari semua rangkaian pararel selalu lebih besar dari masing-masing
kapasitor dalam rankaian, jadi susunan pararel bisa digunkan untuk memperbesar kapasitas
kapasitor

Gabungan Seri dan Pararel

Susunan ini adalah gabungan dari susunan seri dan pararel. Rumus yang berlaku sama
dengan rumus yang berlaku pada kedua jenis rangkaian sebelumnya. Di sini sobat harus lihai-
lihai mengidentifikasi dari suatu rangkain gabungan mana yang seri dan mana yang pararel.
Berikut contoh sederhana rangkaian gabungan

Energi Kapasitor
Muatan listrik menimbulkan potensial listrik dan untuk memindahkannya diperlukan
usaha. Untuk memberi muatan pada suatu kapasitor diperlukan usaha listrik, dan usaha listrik ini
disimpan di dalam kapasitor sebagai energi. Pemberian muatan dimulai dari nol sampai dengan
Q coulomb. Persamaan Energi pada kapasitor dapat ditulis :

W=12CV2=12QV=12Q2C

keterangan :

W = energi kapasitor

Q = Muatan Listrik ( C )

V = Potensial listrik

Jenis Kapasitor
Sesuai dengan Macamnya, kapasitor dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

Kapasitor tetap
Kapasitor tetap adalaha kapasitor yang nilai kapasitansinya tidak dapat dirubah dan
nilainya sudah ditetapkan oleh pabrik pembuatanya. Bentuk dan ukuran kapsitor tetap
bermacam-macamdan berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung dari bahan
pembuatnya.Kapasitor tetap juga dibedakan menjadi 2 yaitu:

 Kapasitor polar
1)  Kapasitor elektrolit

Kapasitor ini merupakan jenis kapasitor polar atau memilik 2 buah kutub pada kaki –
kakinya. Kaki yang panjang merupakan kutub positif dan kaki yang pendek atau kaki yang
memiliki tanda khusus adalah kaki negatif. Pemasangan kapasitor elektrolit dalam rangkaian
elektronika tidak boleh terbalik, khususnya untuk rangkaian arus DC namun untuk arus AC tidak
jadi masalah.

Kapasitor ini tidak boleh terkena panas yang berlebih pada saat proses penyolderan
karena bahan elektrolit yang terdapat di dalam kapasitor dapat mendidih dan menyebabkan
kapasitor menjadi rusak. berikut gambar kapasitor elektrolit. Kapasitor ini tersedia dengan
kapasitas yang cukup besar, paling kecil memiliki kapasitas 0,1 mikroFarrad dan paling besar
yang umum terdapat di pasaran adalah 47000 mikroFarrad. Namun penulis pernah menjumpai
kapasitor ini dalam ukuran 1 Farrad dengan harga yang cukup membuat kantong menjadi kering.
Tegangan kerja kapasitor ini sangat beragam namun biasanya dituliskan pada bodi kapasitor.
Tegangan kerjanya berkisar dari 6,7 V hingga 200 Volt.

2) Kapasitor tantalum

Sesuai dengan perkembangan teknologi di bidang elektronika, para produsen komponen


elektronika selalu menciptakan penemuan-penemuan baru berupa komponen kapasitor yang
memiliki keandalan yang tinggi. Pada umumnya kapasitor ini dibuat dengan bentuk fisik yang
kecil dan warna merah atau hijau.karena memiliki keandalan yang tinggi sehingga kapasitor
tantalum memiliki harga yang cukup mahal.

Kapasitor non polar

1) Kapasitor keramik

Dinamakan kapasitor keramik, karena kapasitor ini bahan dielektrikumnya terbuat dari
keramik. Kapasitor keramik memiliki bentuk dan ukuran yang bermacam-macam. Kapasitor ini
cukup stabil sehingga sering dipakai dalan rangkaian elektronika. Nilai kapasitansi kapasitor ini
biasanya dituliskan dalam kode warna, namun ada juga yang dituliskan langsung pada badannya
menggunakan angka.

2) Kapasitor polyester

Peranan plastik ternyata tidak terbatas hanya dibuat sebagai kantong atau peralatan rumah
tangga, tetapi juga ikut berperan di dalam pembuatan komponen elektronika yaitu kapasitor.
Kapasitor plastik sangat populer dalam penggunaannyadan dalam bidang elektronika dikenal
dengan nama kapasitor polyester. Pada umumnya kapasitor ini dibuat dengan bentuk yang kecil
dan pipih. Kapasitor ini tidak memiliki polaritas sehingga dalam pemasangannya tidak akan sulit.
Pencantuman kapasitansinya biasanya dalam kode warna.

3) Kapasitor mika

Kapasitor mika adalah komponen yang lahir sejak generasi pertama dan masih banyak
digunakan sampai sekarang karena keandalannya tinggi disamping memiliki sifat yang stabil dan
toleransinya rendah. Sesuai dengan namanya kapasitor ini dielektrikumnya terbuat dari bahan
mika. Pemakaian dari kapasitor jenis ini adalah pada rangkaian yang berhubungan dengan
frekuensi tinggi. Besarnya kapasitansi dari kapasitor ini adalah 50 sampai 10.000 μF

4) Kapasitor film

Kapasitor film, dielektrikumnya terbuat dari film. Besarnya kapasitansinya dicantumkan


dengan kode warna berupa gelang dan cara pembacaannya hampir sama dengan pembacaan kode
warna resistor.

5) Kapasitor kertas

Dikatakan kapasitor kertas karena bahan dielektrikumnya terbuat dari bahan kertas.
Kapasitor jenis ini sudah lahir sejak generasi pertama dimana pada waktu itu masih
menggunakan tabung hampa. Kapasitor jenis ini sekarang ini sudah jarang dan hampir tidak
digunkan lagi. Dalam pemasangan kapasitor ini tidak akan menjadi masalah karena tidak
dilengkapi dengan polaritas.besarnya kapasitansi dari kapasitor jenis ini adalah 100 pF sampai
6800 pF.

Kapasitor tidak tetap (Variabel)


Kapasitor variabel merupakan kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan. Adapun jenis dari kapasitor variabel yaitu;
 Kapasitor variabel (Varco)
Kapasitor variabel merupakan jenis kapasitor yang lebih besar dibandingkan dengan
kapasitor tetap. Sesuai dengan bentuk fisiknya maka kapasitor variabel memiliki kapasitansi
yang besar. Kapasitor jenis ini dibuat pada generasi pertama. Kapasitor variabel banyak
dipergunkan pada rangkaian-rangkaian yang besar. Kapasitas dari kapasitor jenis ini biasanya
milai dari 1 μF sampai 500 μF.

Kapasitor Trimer

Kapasitor trimer merupaka kapasitor variabel yang telah dikembangkan dari kapasitor
variabel sebelumnya yakni memiliki ukuran yang kecil, sehingga karena memiliki ukuran yang
kecil kapasitor ini sangan cocok dipasang dalam rangkaian-rangkaian modern sekarang
ini.Kapasitor trimer dilengkapi dengan preset yaitu alat yang digunakan untuk mengatur besaran
kapasitansi. Pengaturannya dapat dilakukan dengan menggunakan obeng. Kapasitor variabel
jenis ini menggunakan bahan dielektrikum yaitu mika atau plastik. Besaran kapasitansi dari
kapasitor jenis ini dalah 5 sampai 30 μF

Kapasitor aktif atau CDS

Perkembngan teknologi di bidang elektronika yang sakarang ini semakin pesat sehingga
sekarang ini banyak bermunculan komponen-komponen yang semakin kecil namun memiliki
fungsi yang lebih baik lagi dari sebelumnya.Begitu juga dengan komponen kapasitor, sekarang
ini telah dikembangkan jenis kapasitor yang bersifat aktif, artinya komponen kapasitor tersebut
akan aktif mengalirkan muatan apabila kena cahaya, baik cahaya matahari maupun sumber
cahaya lainnya.komponen ini banyak dipergunakan sebagai sensor pada rangkaian lampu taman
atau rangkaian alarm atau berfungsi sebagai saklar otomatis.

Fungsi Kapasitor

 Untuk menyimpan arus dan tegangan listrik sementara waktu


 Sebagai penyaring atau filter dalam sebuah rangkaian elektronika seperti power supply
atau adaptor
 Untuk menghilangkan bouncing (percikan api) abila dipasang pada saklar
 Sebagai kopling antara rangkaian elektronika satu dengan rangkaian elektronika yang lain
 Untuk menghemat daya listrik apabila dipasang pada lampu neon
 Sebagai isolator atau penahan arus listrik untuk arus DC atau searah
 Sebagai konduktor atau menghantarkan arus listrik untuk arus AC atau bolak-balik
 Untuk meratakan gelombang tegangan DC pada rangkaian pengubah tegangan AC ke DC
(adaptor)
 Sebagai oscilator atau pembangkit gelombang AC (bolak-balik) Dan lain sebagainya

Contoh dan Tipe Kapasitor

Tantalum Capacitor
Merupakan  jenis  electrolytic  capacitor  yang  elektrodenya  terbuat dari 
material   tantalum.   Komponen  ini  memiliki  polaritas,  cara membedakannya dengan mencari
tanda + yang ada  pada  tubuh kapasitor,  tanda ini menyatakan bahwa pin di bawahnya memiliki
polaritas  positif.  Diharapkan  berhati–hati di dalam pemasangan komponen karena tidak boleh
terbalik. Karakteristik temperatur dan frekuensi lebih bagus daripada  electrolytic 
capacitor yang terbuat dari  bahan  alumunium.

Ceramic Capacitor

Kapasitor  menggunakan   bahan titanium acid barium untuk dielektrik- nya. Karena tidak dikonstruksi


seperti koil maka komponen ini  dapat  digunakan  pada  rangkaian  frekuensi  tinggi. Karakteristik
respons frekuensi sangat perlu diperhitungkan terutama jika kapasitor bekerja pada frekuensi
tinggi.Untuk perhitungan- perhitungan respons frekuensi dikenal juga satuan faktor qualitas Q (quality
factor) yang tak lain sama dengan11/DF.b Biasanya digunakan untuk melewatkan sinyal frekuensi
tinggi menuju ke ground. Kapasitor ini tidak baik digunakan untukrangkai ananalog, karena dapat
mengubah bentuksinyal. Jenisinitidakmempunyai polaritas dan hanya tersedia dengan nilai kapasitor
yang sangat kecil

Electrolytic Capacitor

Kelompok kapasitor electrolytic terdiri atas kapasitor-kapasitor yang bahan dielektriknya


adalah lapisan metal-oksida. Elektrode kapasitor ini terbuat alumunium yang menggunakan
membran oksidasi yang tipis. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor
polar dengan tanda + dan – di badannya. Dari karakteristik tersebut, pengguna harus berhati–hati
di dalam pemasangannya  pada  rangkaian,  jangan  sampai  terbalik.  Bila polaritasnya terbalik
maka akan menjadi rusak bahkan “MELEDAK”.

Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat Aluminium ini biasanya digulung
radial. Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh kapasitor yang kapasitansnya besar.Biasanya
jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power supply, low pass filter, dan rangkaian
pewaktu.Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya tegangan
kerja dari kapasitor dihitung dengan cara mengalikan tegangan catu daya dengan  2. Misalnya 
kapasitor akan diberikan catu daya dengan tegangan 5 volt, berarti kapasitor yang dipilih harus
memiliki tegangan kerja minimum 2 x 5 =10 volt.

Multilayer Ceramic Capacitor


Bahan material untuk kapasitor ini sama dengan  jenis  kapasitor keramik, bedanya
terdapat pada jumlah lapisan yang menyusun dielektriknya.  Pada jenis ini dielektriknya disusun
dengan banyak lapisan atau biasanya disebut dengan  layerdengan ketebalan 10 sampai dengan
20  µm dan pelat elektrodenya dibuat dari logam yang murni.Selain itu ukurannya kecil dan
memiliki karakteristik suhu yang lebih bagus daripada kapasitor keramik, biasanya jenis ini baik
digunakan untuk aplikasi atau melewatkan frekuensi tinggi menuju tanah.

Polyester Film Capacitor

Dielektrik pada kapasitor ini terbuat dengan polyester film. Mempunyai karakteristik 


suhu  yang  lebih  bagus dari pada semua jenis kapasitor di atas.  Dapat  digunakan  untuk 
frekuensi  tinggi.  Biasanya  jenis  ini digunakan untuk rangkaian yang menggunakan frekuensi
tinggi, dan rangkaian analog. Kapasitor ini biasanya disebut mylar dan mempunyai toleransi
sebesar ±5% sampai  ±10%.

Polypropylene Capacitor
Kapasitor disamping memiliki nilai toleransi yang lebih tinggi daripada polyester film
capacitor.  Pada  umumnya  nilai kapasitansi dari komponen ini tidak akan berubah apabila
dirancang di suatu sistem bila frekuensi yang melaluinya lebih kecil atau sama dengan
100kHz.Pada gambar diatas ditunjukkan kapasitor polypropylene dengan toleransi ±1%. Tipe
kapasitor jenis ini juga masih dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi yang besar
namun kecil dan ringan, misalnya untuk applikasi mobil elektrik.

Kapasitor Mika

Jenis ini menggunakan mika sebagai bahan dielektriknya. Kapasitor mika mempunyai tingkat kestabilan
yang tinggi, karena koefisien temperaturnya  rendah.  Karena  frekuensi  karakteristiknya sangat bagus,
biasanya kapasitor ini digunakan untuk rangkaian resonans, filter untuk frekuensi tinggi dan
rangkaian yang menggunakan tegangan tinggi misalnya: radio pemancar yang menggunakan
tabung transistor. Kapasitor mika tidak mempunyai nilai kapasitansi yang tinggi, dan harganya juga
relatif tinggi.

Polystyrene Film Capacitor


Dielektrik kapasitor ini adalah polystyrene film . Tipe ini tidak  bisa digunakan untuk
aplikasi yang menggunakan frekuensi tinggi, karena konstruksinya yang sama seperti kapasitor
elektrolit yaitu seperti koil. Kapasitor ini baik untuk aplikasi pewaktu dan filter yang 
menggunakan frekuensi beberapa ratus kHz.Komponen ini mempunyai 2 warna untuk
elektrodenya, yaitu:  merah  dan  abu–abu.  Untuk yang merah elektrodenya terbuat dari tembaga
sedangkan warna abu–abu terbuat dari kertas aluminium

Electric Double Capacitor (Super Capacitor)

Jenis  kapasitor  ini  bahan  dielektriknya  sama  dengan  kapasitor elektrolit. Namun bedanya
adalah ukuran kapasitornya lebih besar dibandingkan kapasitorelektrolit  yang  telah  dijelaskan  di  atas.
Biasanya  mempunyai  satuan  F.  Kapasitor ini mempunyai batas tegangan yang besar.Karena
mempunyai batas tegangan dan bentuk yang lebih besar dari kapasitor yang lain maka kapasitor
ini disebut juga super capasitor  Gambar  bentuk  fisiknya  dapat dilihat di  atas,  pada  Gambar
2.13  tersebut  kapasitornya  memiliki ukuran  0,47F. Kapasitor ini biasanya digunakan untuk
rangkaian power supply.

Trimmer Capacitor
Kapasitor  jenis  disamping  menggunakan  keramik  atau   plastik   sebagai bahan  dielektriknya.
Nilai dari kapasitor  dapat  diubah–ubah dengan cara memutar sekrup yang berada diatasnya.
Didalam pemutaran diharapkan menggunakan obeng yang khusus, agar tidak menimbulkan efek
kapasitans antara obeng dengan tangan.

Tuning Capacitor

Kapasitor ini dinegara Jepang disebut sebagai “Varicons”, biasanya banyak sekali
digunakan sebagai pemilih gelombang pada radio. Jenis dielektriknya meng- gunakan udara.
Nilai kapasitansinya dapat diubah  dengan  cara memutar gagang yang terdapat pada badan
kapasitor kekanan atau kekiri.

Pengertian Resistor dan Jenis-jenisnya

Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam Rangkaian
Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada dasarnya Resistor
adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang
berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika.
Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan
biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM
(Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga
merupakan seorang Fisikawan Jerman.

Untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika, Resistor bekerja
berdasarkan Hukum Ohm. Untuk lebih jelas mengenai Hukum Ohm, silakan baca : Pengertian,
rumus dan bunyi Hukum Ohm.
Jenis-jenis Resistor

Pada umumnya Resistor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah Fixed
Resistor, Variable Resistor, Thermistor dan LDR.

A. Fixed Resistor
Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap. Nilai
Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode
Angka. Anda dapat membaca artikel : Cara Menghitung Nilai Resistor berdasarkan Kode
Angka dan Kode Warna.
Bentuk dan Simbol Fixed Resistor :

Yang tergolong dalam Kategori Fixed Resistor berdasarkan Komposisi bahan pembuatnya
diantaranya adalah :

Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon)

Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari komposisi karbon halus yang
dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar mendapatkan nilai
resistansi yang diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai
resistansi atau nilai hambatannya.

Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk Resistor jenis Carbon Composistion
Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.

Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon)

Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan Subtrat
isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung pada proporsi karbon dan
isolator. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya. Keuntungan
Carbon Film Resistor ini adalah dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah
dan juga rendahnya kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dnegan Carbon Composition
Resistor.
Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran biasanya berkisar diantara 1Ω
sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu,
Carbon Film Resistor dapat bekerja di suhu yang berkisar dari -55°C hingga 155°C.

Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)

Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis ke
Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh panjang,
lebar  dan ketebalan spiral logam.

Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini merupakan yang terbaik diantara jenis-jenis
Resistor yang ada (Carbon Composition Resistor dan Carbon Film Resistor).

B. Variable Resistor

Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan diatur
sesuai dengan keinginan. Pada umumnya Variable Resistor terbagi menjadi Potensiometer,
Rheostat dan Trimpot.

Bentuk dan Simbol Variable

Resistor : 

Potensiometer

Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-
ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada Potensiometer.
Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer dalam bentuk kode
angka.
Rheostat

Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada Tegangan dan
Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi
dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.

Preset Resistor (Trimpot)

Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer) adalah
jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih
kecil dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti
Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.

C. Thermistor (Thermal Resistor)

Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh suhu
(Temperature). Thermistor merupakan Singkatan dari “Thermal Resistor”. Terdapat dua jenis
Thermistor yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC
(Positive Temperature Coefficient).

Bentuk dan Simbol Thermistor :

D. LDR (Light Dependent Resistor)

LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai Resistansinya
dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya. Untuk lebih jelas mengenai LDR, Silakan
baca : Pengertian LDR dan Cara Mengukurnya.
Bentuk dan Simbol

LDR : 

Fungsi-fungsi Resistor

Fungsi-fungsi Resistor di dalam Rangkaian Elektronika diantaranya adalah sebagai berikut :

 Sebagai Pembatas Arus listrik


 Sebagai Pengatur Arus listrik
 Sebagai Pembagi Tegangan listrik
 Sebagai Penurun Tegangan listrik

Anda mungkin juga menyukai