Anda di halaman 1dari 16

MODUL AJAR POLA BARISAN DAN DERET

ARITMETIKA DAN GEOMETRI

Fase/Kelas/Semester : Fase E/10/1


Elemen : Bilangan
Perkiraan Alokasi waktu: 6 JP (6 x 45 menit)
Dimensi Profil Pelajar Pancasila :
Berpikir kritis
Kreatif
Mandiri

Tujuan Pembelajaran :
Menggunakan pola barisan dan deret aritmetika dan geometri untuk menyelesaikan masalah
kontekstual.

Rangkaian Mencapai Tujuan Pembelajaran :


Pada kegiatan pembelajaran , guru dapat memastikan apakah peserta didik dapat mengikuti
dan memahami pola barisan dan deret aritmetika dan geometri secara baik dan benar yang
ditunjukan dengan eviden atau bukti pencapaian hasil belajar sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi dan membedakan karakteristik dari pola bilangan, barisan aritmetika dan
geometri, deret aritmetika dan geometri, barisan dan deret lainnya.
2. Mengonstruksi rumus suku ke-n dan beda dari barisan aritmetika dan geometri
berdasarkan sifat /pola yang dimiliki;
3. Menentukan n suku pertama dan jumlah suku ke n dari barisan dan deret aritmetika dan
geometri;
4. Memodelkan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep barisan dan deret
aritmetika dan geometri.
5. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berhubungan dengan barisan, deret aritmetika
terkait bunga tunggal dan barisan, deret aritmetika terkait bunga majemuk.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pembelajaran Pertama

- Guru memotivasi dan memberikan stimulus untuk berpikir kritis dan mandiri terkait
materi pola bilangan dijenjang sebelumnya (misal: guru memberi asesmen diagnosis
mengenai pola barisan pada bilangan genap, ganjil dan barisan konfigurasi objek
atau menanyakan mengenai pola bilangan dalam yang ada di kehidupan sehari-hari).

Guru dapat melakukan apersepsi dengan asesmen awal :


 Lengkapi bentuk pola berikut ini :
Suku Pertama : 2 = 2 x 0 + 2
Suku Kedua : 4 = 2 x 1 + 2
Suku Ketiga : 6 = 2 x … + …
Suku Keempat : 8 = 2 x … + …
Suku Kelima : 10 = 2 x … + …
…..
Suku ke-10 : ………
 “2 4 8 16 32 apakah termasuk pola bilangan aritmetika atau geometri?,
berikan alasanmu?”
 “Bisakah kalian menghitung cepat dari pola berikut: 1+2+3+…+98+99+100”
 Jelaskanlah makna penulisan : 2𝑛” dan ∑ 𝑛 3𝑛”
𝑛
∑𝑘 %
 Dapatkan kalian memprediksikan nilai dari pola dibawah ini :

(sumber https://dumatika.id)

Guru dapat memberikan konfirmasinya dengan memasangkan ujung pola, misal


1+100 = 101, 2+99=101, 3+98=101 dst. Karena ada 50 pasang bilangan, masing-
masing dengan jumlah 101 maka jumlah seluruhnya adalah 50x101=5.050
- Peserta didik diberi gambaran sederhana mengenai pola bilangan dalam kehidupan
nyata (guru dapat memberikan contoh bilang fibonacci sebagai pemantik diskusi
pola bilangan). Untuk peserta didik dengan gaya belajar visual/audio gambar cukup
membantu memahami pelajaran, namun bagi peserta didik kinestetik akan lebih
membantu jika guru menggunakan bunga matahari yang riil terbuat dari materi
lainnya.

(sumber: https://geometryarchitecture.wordpress.com)

- Peserta didik dapat mengidentifikasi pola barisan dari barisan fibonacci atau barisan
lainnya. Jika sudah memahami pola bilangan, peserta didik dapat mengeksplorasi
dengan sepatu dan tas yang dipakai atau dimiliki siswa di kelas. Setelah itu diarahkan
melengkapi tabel.

Jumlah Siswa 1 siswa 2 siswa 3 siswa 4 siswa 5 siswa 6 siswa 7 siswa 8 siswa

Banyaknya …..
2 4 6 ….. ….. ….. …..
sepatu
Banyaknya tas ……
3 6 9 ….. …… ….. ……
dan sepatu

- Peserta didik diberikan kesempatan bertanya untuk mengklarifikasi hasil eksplorasi


pola bilangan aritmetika dan guru mengonfirmasi dengan notasi atau lambang dari
suku ke-1, suku ke-2, suku ke-3, dst.. dari kegiatan eksplorasi tersebut peserta didik
dapat membangun pemahaman bahwa pola bilangan dengan aturan tertentu akan
membentuk barisan bilangan.

- Peserta didik berpikir kritis dalam menyelidiki “Apakah beda atau selisih antara dua
suku yang berdekatan selalu sama?” dalam eksplorasi yang sudah diberikan.

- Guru memberikan penegasan bahwa suatu barisan dengan beda atau selisih antara
dua suku yang berurutan selalu tetap atau konstan disebut BARISAN ARITMETIKA
dengan menggunakan berbagai sumber media, buku paket atau lembar kerja siswa
yang diberikan dengan bantuan media Infocus/LCD untuk membantu penjelasan.
Barisan bilangan didefinisikan sebagai fungsi dengan daerah asal merupakan bilangan asli.
Notasi : 𝑓 ∶ 𝑁 → 𝑅
𝑛 → 𝑓(𝑛) = 𝑢𝑛
Fungsi tersebut dikenal sebagai barisan bilangan Riil {𝑢𝑛} dengan 𝑢𝑛 adalah suku ke-n

Definisi Barisan Aritmetika adalah barisan bilangan yang tiap suku berikutnya diperoleh dari suku
sebelumnya dengan menambahkan atau mengurang dengan sebuah bilangan tetap atau beda setiap dua
suku berurutan yaitu sama. Beda, dinotasikan “b” memenuhi pola sebagai berikut.
𝑏 = 𝑢2 − 𝑢1 = 𝑢$ − 𝑢2 = 𝑢% − 𝑢$ = ⋯ = 𝑢𝑛 − 𝑢𝑛&1
Sedangkan bentuk umum barisan aritmetika sebagai berikut.
𝑢1, 𝑢2, 𝑢$, 𝑢%, … , … , 𝑢𝑛&1, 𝑢𝑛
Dengan 𝑛 adalah bilangan asli sebagai nomor suku, 𝑢𝑛 adalah suku ke-n.

Setiap dua suku yang berurutan pada barisan aritmetika memiliki beda yang sama, maka diperoleh :
𝑢1 = 𝑎
𝑢2 = 𝑢1 + 1. 𝑏
𝑢$ = 𝑢2 + 𝑏 = 𝑢1 + 2. 𝑏
𝑢% = 𝑢$ + 𝑏 = 𝑢1 + 3. 𝑏

𝑢𝑛 = 𝑢𝑛&1 + 𝑏 = (𝑢1 + (𝑛 − 2). 𝑏) + 𝑏 = 𝑎 + (𝑛 − 1). 𝑏

Definisi Deret Aritmetika adalah barisan jumlah 𝑛 suku pertama barisan aritmetika, dengan bentuk umum deret aritmetika
𝑠1, 𝑠2, 𝑠$, 𝑠%, … , … , 𝑠𝑛&1, 𝑠𝑛
Dengan 𝑛 adalah bilangan asli sebagai nomor suku, 𝑠𝑛 adalah jumlah ke-n suku pertama.
Dimana 𝑠𝑛 = 𝑢1 + 𝑢2 + 𝑢$ + 𝑢% + ⋯ + 𝑢𝑛&1 + 𝑢𝑛
-
Peserta didik secara mandiri menyelidiki rumus menentukan suku ke-n dari barisan
aritmetika dan jumlah pertama n dari deret aritmetika (𝑆𝑛) dengan penjumlahan
bilangan bulat positif, negatif atau dengan konteks jumlah kursi pada
bioskop/gedung atau pipa yang disusun ke atas secara konstan penambahan
pipanya.
Misalkan pertanyaan yang diajukan (dapat disesuai dengan kondisi peserta didik) :
1. Dalam sebuah acara lomba lari maraton, seorang peserta lomba mencatatkan 5
menit untuk kilometer pertama, 5 menit 15 detik untuk kilometer kedua, 5 menit
30 detik untuk kilometer ketiga, dan seterusnya.
a) Hitunglah waktu tempuh untuk kilometer kesepuluh.
b) Pada kilometer ke berapakah ia menempuh waktu 10 menit ?

(sumber: https://www.canva.com/design)

2. Pada Gedung pertunjukan seni memuat barisan pertama 20 kursi, barisan kedua
26 kursi, dan terus bertambah 6 kursi. Tentukan jumlah kursi yang ada di dalam
Gedung pertunjukan tersebut , jika di dalam terdapat 10 baris.

(sumber: https://www.canva.com/design)

- Peserta didik dapat menanyakan hal yang masih belum dipahami pada konsep barisan
dan deret Aritmetika dan Guru memfasilitasi serta memberikan tanggapan dari buah
pikir siswa dalam menentukan barisan dan deret aritmetika.
-
Guru membimbing siswa membuat kesimpulan pembelajaran yang telah dipelajari.
Peserta didik melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan yang terdapat pada
LKS atau media pembelajaran lainnya.

Lembar Refleksi
Setelah melalui proses belajar hari ini, saatnya peserta didik melakukan refleksi
terhadap diri sendiri dengan menjawab pertanyaan yang dapat membantu peserta
didik untuk berefleksi:
a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah....

b. Selama pembelajaran saya menemukan hal yang membuat saya tertarik yaitu....

c. Dari proses belajar hari ini selanjutnya saya ingin mengetahui lebih dalam
tentang....

Tabel refleksi diri pemahaman materi


Pertanyaan Saya belum Saya mulai Saya telah
No
mengerti memahaminya mengerti
Apakah anda dapat membedakan
1. pola bilangan pola bilangan, barisan,
deret aritmetika dan barisan lainnya
Apakah anda dapat menentukan
2. suku ke-n dan beda dari barisan
aritmetika
Apakah anda dapat menentukan n
3. suku pertama dan jumlah suku ke n
dari barisan dan deret aritmetika
Apakah anda dapat menyelesaikan
masalah sehari-hari yang berkaitan
4.
dengan konsep barisan dan deret
aritmetika
Rencana Tindak Lanjut

No Rencana Tindak Lanjut Langkah-langkah Target


1 Guru memberikan beberapa  Guru memberikan informasi Waktu seminggu
latihan untuk evaluasi hari ini  Peserta didik menentukan
dan meminta peserta didik penyelesaian latihan
membuat laporan singkat pembelajaran hari ini
aktivitas pembelajaran siswa  Laporan peserta didik bisa
hari ini. dibuat dalam bentuk paper
atau kertas portofolio atau
tayangan power point atau
Canva atau infografis atau
bentuk lainnya (disesuaikan
dengan kondisi peserta didik)
 Dikerjakan individu

Pembelajaran Kedua
-
Guru memotivasi dan memberikan stimulus untuk berpikir kritis dan mandiri terkait
materi pola bilangan dan deret aritmetika sebelumnya.
- Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan misalkan: “Pada awal
bekerja, pak Jono mempunyai gaji Rp.4.000.000,00 per bulan. Karena setiap tahun
ada inflasi yang membuat gaji pak Jono naik Rp.150.000,00 per bulan. Berapa gaji
pak Jono setelah bekerja selama 5 tahun?” atau “jumlah 100 suku pertama deret
1+3+5+7+9+…..?” dan “Jika pak Iwan menabung di bank dengan modal awal sebesar
Rp.1.000.000 dengan bunga 10% setahun, maka setelah setahun bunga tabungan
pak Iwan berapa?”
- Guru memberikan penegasan bahwa setelah selang waktu yang ditetapkan berakhir
maka bunga suatu modal akan dihitung sehingga diperoleh nilai bunga pada periode
tersebut (nilai bunga tersebut diambil atau tidak diambil tidak mendapatkan bunga
pada perhitungan bunga periode berikutnya), hal ini disebut Bunga Tunggal dengan
menggunakan berbagai sumber media, buku paket atau lembar kerja siswa yang
diberikan dengan bantuan media Infocus/Projector atau yang lainnya untuk
membantu penjelasan.
Bunga Tunggal

Istilah bunga banyak digunakan dalam transaksi simpan pinjam sejumlah


uang atau modal. Bunga merupakan imbal jasa atas penggunaan sejumlah uang
atau modal yang dibayar bentuk persentase yaitu persentase dari modal pokok.
Perhitungan bunga umumnya dilakukan setelah selang waktu tertentu
yang disepakati. Suatu selang waktu yang disepakati untuk perhitungan bunga
disebut periode. Periode perhitungan bunga atas sejumlah modal yang disimpan
dalam bank tidaklah sama, ada yang periodenya satu hari disebut bunga harian,
ada yang satu bulan disebut bunga bulanan, ada yang satu tahun disebut bunga
tahunan dan lain-lain.
Setelah selang waktu yang ditetapkan berakhir, maka bunga dari suatu
modal akan dihitung sehingga diperoleh nilai bunga pada periode tersebut. Nilai
bunga tersebut diambil atau tidak diambil tidak mendapat bunga pada
perhitungan bunga periode berikutnya, hal ini disebut bunga tunggal.
(sumber : Simangunsong,Wilson. 2019. Matematika SMA. Jakarta : Gematama)

- Peserta didik kreatif dalam memodelkan masalah kontekstual menggunakan pola


barisan deret Aritmetika berkaitan bunga tunggal.
Misalkan diberikan sebuah studi kasus (dapat disesuai dengan kondisi peserta didik) :
1. Pak Adit menyimpan uang di Bank sebesar Rp.5.000.000,00 dengan bunga bank
mengikuti bunga tunggal sebesar 12% per tahun. Tentukan jumlah modal dengan
bunganya setelah:

Lama Menabung 1 bulan 2 bulan 3 bulan 1 tahun 2 tahun 3 tahun 5 tahun 10 tahun

Uang Pak Adit ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..

2. Bu Hera mempunyai hutang pada Pak Nowo dan Bu Ama. Dengan Pak Nowo
setelah 8 bulan besarnya menjadi Rp.2.280.000,00 perhitungan piutang
berdasarkan bunga tunggal sebesar 21%. Sedangkan Bu Ama setelah 9 bulan
besarannya sama dengan Rp.1.150.000,00 dengan bunga tunggal sebesar 20% per
tahun. Tentukan nilai tunai hutang pada masing-masing peminjam tersebut.
-
Peserta didik diberikan kesempatan bertanya untuk mengklarifikasi masalah tersebut.
-
Peserta didik berpikir kritis dalam menyelidiki “Bagaimanakah model dari
perhitungan bunga tunggal dengan menggunakan pola barisan Aritmetika”.
-
Peserta didik dapat menanyakan hal yang masih belum dipahami pada konsep bunga
tunggal dengan menggunakan pola barisan Aritmetika dan Guru memfasilitasi serta
memberikan tanggapan dari buah pikir siswa dalam menentukan bunga tunggal
dalam permasalahan kontekstual.
-
Guru membimbing siswa membuat kesimpulan pembelajaran yang telah dipelajari.
Peserta didik melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan yang terdapat pada
LKS atau media pembelajaran lainnya.

Lembar Refleksi

Setelah melalui proses belajar hari ini, saatnya peserta didik melakukan refleksi
terhadap diri sendiri dengan menjawab pertanyaan yang dapat membantu peserta
didik untuk berefleksi:
a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah....

b. Selama pembelajaran saya menemukan hal yang membuat saya tertarik yaitu....

c. Dari proses belajar hari ini selanjutnya saya ingin mengetahui lebih dalam
tentang....

Pembelajaran Ketiga

- Guru memotivasi dan memberikan stimulus untuk berpikir kritis dan mandiri terkait
materi pola bilangan dijenjang sebelumnya (misal: guru memberi asesmen diagnosis
mengenai pola barisan bilangan, barisan konfigurasi objek, dan sifat-sifat bilangan
berpangkat atau menanyakan mengenai pola bilangan dalam yang ada di kehidupan
sehari-hari).
-
Peserta didik diberi gambaran sederhana mengenai pola bilangan dalam kehidupan
nyata (guru dapat memberikan contoh pertumbuhan bakteri atau virus). Untuk
peserta didik dengan gaya belajar visual/audio gambar cukup membantu memahami
pelajaran, namun bagi peserta didik kinestetik akan lebih membantu jika guru
menggunakan ilustrasi yang riil terbuat dari materi lainnya.
(sumber: https://

- Peserta didik berpikir kritis dapat mengidentifikasi pola barisan dari barisan geometri
pertumbuhan bakteri. Jika setiap dua menit bakteri berkembang biak menjadi 2 kali
lipat dari jumlah bakteri sebelumnya. Pada saat permulaan terdapat 3 bakteri, maka
jumlah bakteri yang berkembang dapat diarahkan melengkapi tabel berikut.
Pertumbuhan
2 menit 4 menit 6 menit 10 menit 20 menit 30 menit 60 menit 2 jam
Bakteri
3 bakteri 6 bakteri ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..

- Peserta didik diberikan kesempatan bertanya untuk mengklarifikasi hasil


perhitungan bilangan geometri dan guru mengkonfirmasi dengan notasi atau
lambang dari suku ke-1, suku ke-2, suku ke-3, pada barisan geometri dst.. dari
kegiatan tersebut peserta didik dapat membangun pemahaman bahwa pola
bilangan dengan aturan tertentu akan membentuk barisan bilangan.

- Peserta didik berpikir kritis dalam menyelidiki “Apakah rasio antara dua suku yang
berdekatan selalu sama?” dalam eksplorasi yang sudah diberikan.

- Guru memberikan penegasan bahwa suatu barisan dengan rasio antara dua suku
yang berurutan selalu tetap atau konstan disebut BARISAN GEOMETRI. Rasio pada
barisan geometri dilambangkan dengan r. Penjelasan tersebut dapat menggunakan
berbagai sumber media, buku paket atau lembar kerja siswa yang diberikan dengan
bantuan media Infocus untuk membantu penjelasan.

- Peserta didik secara mandiri menyelidiki rumus menentukan suku ke-n dari barisan
geometri dan jumlah pertama n dari deret geometri (𝑆𝑛) serta deret geometri tak
hingga dengan penjumlahan bilangan bulat positif, negatif atau dengan konteks
pertumbuhan penduduk, peluruhan suatu benda atau konsep bola basket yang jatuh
dari ketinggian tertentu, atau bentuk lainnya.
Misalkan pertanyaan yang diajukan :
1. Penduduk suatu kota mengalami peningkatan sebesar 2% tiap tahun dari tahun
sebelumnya. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk di
kota tersebut 100.000 jiwa. Tentukan penduduk di kota tersebut pada tahun

(sumber: https://

2022 ?
2. Sebuah pabrik membeli mesin produksi pada tahun 2020 seharga
RP.100.000.000,00. Mesin tersebut mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya. Tentukan harga mesin pada tahun 2022 ?
3. Sebuah bola basket jatuh dari ketinggian 5m dan memantul kembali dengan &
3
kali dari ketinggian sebelumnya. Jika pemantulan berlangsung terus-menerus
hingga berhenti, maka panjang lintasan bola sama dengan…

5m

- Peserta didik dapat men(saunmybaekr:ahnttphs:a//lmyaathncygbmer1a9s9i7h.cobme)lum


dipahami pada konsep barisan dan deret Geometri dan Guru memfasilitasi serta
memberikan tanggapan dari buah pikir siswa dalam menentukan barisan dan deret
geometri.

- Guru membimbing siswa membuat kesimpulan pembelajaran yang telah dipelajari.


Peserta didik melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan yang terdapat pada
LKS atau media pembelajaran lainnya.
Pembelajaran Keempat
-
Guru memotivasi dan memberikan stimulus untuk berpikir kritis dan mandiri terkait
materi pola bilangan dan deret geometri sebelumnya.

Bunga Majemuk

Istilah bunga majemuk banyak digunakan dalam dunia keuangan atau


lebih banyak dibahas dibidang investasi. Perhitungan bunga ini mengacu pada
modal awal ditambah dengan akumulasi bunga pada periode sebelumnya. Salah
satu karakteristik utama dari bunga majemuk adalah memiliki nilai tidak tetap di
tiap periode.
Bunga majemuk prinsipnya diberikan berdasarkan modal awal dan
akumulasi dari bunga periode sebelumnya, sehingga besar bunga setiap
periodenya tidak sama. Jadi bisa disimpulkan Bunga majemuk adalah bunga
yang dihitung berdasarkan pokok awal, yang juga mencakup semua bunga
akumulasi dari deposito atau pinjaman periode sebelumnya.
Istilah gampangnya, ketika nabung di bank, dengan suku bunga
majemuk, maka penghitungan bunga yang akan terima adalah modal awal
tabunganmu, ditambah dengan akumulasi bunga yang kamu dapatkan juga di
setiap periodenya.
(sumber : Simangunsong,Wilson. 2019. Matematika SMA. Jakarta : Gematama)

- Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan misalkan: “Jika Pak Agus
memiliki modal sebesar Rp.10.000.000,00 dan bunga Rp200.000,00 per tahun, maka
berapa suku bunga yang Pak Agus dapatkan?”
-
Peserta didik kreatif dalam memodelkan masalah kontekstual menggunakan pola
barisan deret Geometri berkaitan bunga Majemuk.
Misalkan diberikan sebuah studi kasus :
1. Selama 5 tahun berturut-turut Bu Tessa menginvestasikan uangnya sebesar
Rp.1.000.000,00 setiap awal tahun dengan bunga majemuk sebesar 20% per
tahun. Tentukan jumlah uang Bu Tessa akhir tahun ke lima :
Lama Investasi 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun
Uang Bu Tessa ….. ….. ….. ….. …..

2. Sebuah modal sebesar Rp3.500.000,00 diperbungakan dengan bunga majemuk.


Setelah 7 tahun, modal tersebut menjadi Rp.4.100.000,00. Tentukan persen bunga
dalam setahun.
3. Bu Endang menabung sebesar Rp1.000.000,00 dengan suku bunga majemuk p%
per tahun.
a) Tentukan bunga pada akhir tahun pertama (dalam p)
*
𝑝
b) Tunjukkan bahwa modal akhir tahun kelima = 1.000.000 )1 + +
$
c) Jika pada akhir tahun kelima, nilai akhir tabungan menjadi Rp1.187.700,00,
tentukan nilai p.
d) Tulislah bentuk umum modal pada akhir tahun ke-n.

- Peserta didik diberikan kesempatan bertanya untuk mengklarifikasi masalah


tersebut. Kemudian Guru mengajak peserta didik berpikir kritis dalam menyelidiki
“Bagaimanakah model dari perhitungan bunga majemuk dengan menggunakan pola barisan
Geometri”.

- Guru memberikan penegasan bahwa setelah selang waktu yang ditetapkan berakhir
maka bunga suatu modal akan dihitung sehingga diperoleh nilai bunga pada periode
tersebut (nilai bunga tersebut jika tidak diambil akan mendapatkan bunga pada
perhitungan bunga periode berikutnya), hal ini disebut Bunga Majemuk dengan
menggunakan berbagai sumber media, buku paket atau lembar kerja siswa yang
diberikan dengan bantuan media Infocus untuk membantu penjelasan.

- Peserta didik dapat menanyakan hal yang masih belum dipahami pada konsep bunga
majemuk dengan menggunakan pola barisan Geometri dan Guru memfasilitasi serta
memberikan tanggapan dari buah pikir siswa dalam menentukan bunga majemuk
dalam permasalahan kontekstual.

- Guru membimbing siswa membuat kesimpulan pembelajaran yang telah dipelajari.


Peserta didik melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan yang terdapat pada
LKS atau media pembelajaran lainnya
PENILAIAN / ASESMEN PEMBELAJARAN :

Dalam kegiatan pembelajaran di atas, guru dapat melakukan penilaian individu yang dilakukan dalam latihan
Q&A: melalui tanya jawab guru bisa mengetahui apakah peserta didik memahami pelajaran atau belum (refle
Observasi: saat peserta didik mengerjakan tugas individu/berkelompok dalam proses pembelajaran, guru bisa
(Berikut alternatif yang bisa dijadikan rubik penilaian bagi guru menyesuaikan proses
pembelajarannya masing-masing)
Penilaian Sikap
No. Nama Individu/Kelompok Percaya diri Kreativitas Kolaborasi Menghargai Nilai

Keterangan: A (Sangat Baik); B (Baik); C (Cukup); D (Perlu perbaikan)

Rubrik Penilaian Keterampilan (Beri tanda √ untuk yang sesuai)


No Indikator Pedoman Penilaian
1 Inisiatif & peran dalam dinamika kelompok Sangat Baik
Baik
Cukup
Perlu perbaikan
2 Kemampuan meyakinkan kelompok lain Sangat Baik
Baik
Cukup
Perlu perbaikan
3 Kemampuan membuat paparan yang informatif dan Sangat Baik
Baik
menarik
Cukup
Perlu perbaikan
4 Komunikatif dan responsif dalam menyampaikan Sangat Baik
Baik
gagasan
Cukup
Perlu perbaikan
Rubrik Tujuan Pembelajaran : Menggunakan pola barisan dan deret aritmetika dan geometri
untuk menyelesaikan masalah kontekstual.
Bukti (Evidence) Tujuan Perlu Bimbingan Cukup Baik Sangat Baik
No
Pembelajaran ( 0 – 74) (75 – 82) (83 – 90 ) (91 – 100)
Mengidentifikasi dan Belum mampu Melakukan Melakukan Mampu
membedakan karakteristik mengidentifikasi dan identifikasi identifikasi mengarahkan
dari pola bilangan, barisan membedakan secara mandiri, secara mandiri teman yang lain
1 aritmetika dan geometri, karakteristik dari namun masih dengan tepat dalam melakukan
deret aritmetika dan pola bilangan, ditemukan identifikasi
geometri, barisan dan deret barisan aritmetika 1 atau 2 kali kesalahan
lainnya. dan geometri
Mengonstruksi rumus suku Belum mampu Melakukan Melakukan Mampu
ke-n dan beda dari barisan mengonstruksi konstruksi rumus konstruksi mengarahkan
aritmetika dan geometri rumus suku ke-n dan aritmetika dan rumus teman yang lain
2 berdasarkan sifat /pola beda dari barisan geometri secara aritmetika dan dalam melakukan
yang dimiliki; aritmetika dan mandiri, namun masih geometri secara konstruksi rumus
geometri ditemukan mandiri dengan aritmetika dan
1 atau 2 kali kesalahan tepat geometri
Menentukan n suku Belum mampu Melakukan Melakukan Mampu
pertama dan jumlah suku menentukan n suku penyelesaian soal penyelesaian mengarahkan
ke n dari barisan dan deret pertama dan jumlah aritmetika dan soal aritmetika teman yang lain
3 aritmetika dan geometri; suku ke n dari geometri dan geometri dalam melakukan
barisan dan deret secara mandiri, secara mandiri penyelesaian soal
aritmetika dan namun masih dengan tepat aritmetika dan
geometri; ditemukan geometri
1 atau 2 kali kesalahan
Memodelkan permasalahan Belum mampu Melakukan Melakukan Mampu
sehari-hari yang berkaitan memodelkan pemodelkan pemodelkan mengarahkan
dengan konsep barisan dan permasalahan sehari- permasalahan sehari- permasalahan teman yang lain
4 deret aritmetika dan hari yang berkaitan hari secara mandiri, sehari-hari dalam melakukan
geometri. dengan konsep namun masih secara mandiri pemodelkan
barisan dan deret ditemukan dengan tepat permasalahan
aritmetika dan 1 atau 2 kali kesalahan sehari-hari
geometri.
Menyelesaikan masalah Belum mampu Melakukan Melakukan Mampu
kontekstual yang menyelesaikan penyelesaikan penyelesaikan mengarahkan
berhubungan dengan permasalahan sehari- permasalahan secara permasalahan teman yang lain
5 barisan, deret aritmetika hari yang berkaitan mandiri, namun masih secara mandiri dalam melakukan
terkait bunga tunggal dan dengan konsep ditemukan dengan tepat penyelesaikan
barisan, deret aritmetika barisan dan deret 1 atau 2 kali kesalahan permasalahan
terkait bunga majemuk. aritmetika dan
geometri.

Anda mungkin juga menyukai