Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAL MATERNATAL NEONATAL

PATOFISIOLOGI KEHAMILAN EKTOPIK

DOSEN PENGAMPU : ROSMARIA, M.Keb

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:

1. 2. Hartika
3. Fatimah
4. Dwi
5. Ririn SUkesi
6. Febriyanti
7. Anggia Dwi Cahyani
8. Azizatul Arifah

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

Tahun 2023
PATOFISIOLOGI KET

Menurut jurnal yang diterbitkan oleh Ganesha Medicina Journal, Vol 1 No 1 Maret 2021
tentang Kehamilan Ektopik yang ditulis Kadek Resa Widiasari dan Ni Made Sri Dewi Lestari
bahwa Kehamilan ektopik merupakan suatu kehamilan yang terjadi di luar endometrium kavum
uteri. Tujuan pembuatan artikel ini untuk mengetahui definisi, faktor risiko, tanda dan gejala,
cara mendiagnosis, dan tatalaksana dari kehamilan ektopik sehingga dapat menghindari
komplikasi yang mungkin terjadi. Berbagai faktor risiko kehamilan ektopik yaitu pernah
mengalami kehamilan ektopik sebelumnya, operasi panggul sebelumnya, penggunaan alat
kontrasepsi, riwayat penyakit radang panggul, dan merokok pada saat pembuahan. Kehamilan
ektopik ini dapat diklasifikasikan berdasarkan tempatnya menempel dan paling sering terjadi di
tuba fallopi khususnya bagian ampula dan diikuti oleh isthmus. Biasanya penderita tidak
mengalami gejala yang khas, mirip seperti ibu hamil muda normal, tetapi terdapat trias gejala
klinis kehamilan ektopik yaitu amenorea, nyeri abdomen, dan perdarahan pervaginam. Untuk
mendiagnosis kehamilan ektopik diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang yang tepat. Tatalaksana yang dapat diberikan yaitu terapi medis dengan methotrexate,
terapi expectant, dan terapi pembedahan yang terdiri atas laparoskopi, laparotomi, salpingotomi,
dan salpingektomi yang dilakukan sesuai dengan indikasinya masingmasing dan yang paling
sering dilakukan adalah laparotomi. Kehamilan ektopik tidak dapat dicegah tetapi komplikasi
serius dapat dihindari dengan diagnosis dan perawatan dini serta faktor risikonya dapat
dikurangi.
Patofisiologi Salah satu fungsi saluran telur yaitu untuk membesarkan hasil konsepsi
(zigot) sebelum turun dalam rahim, tetapi oleh beberapa sebab terjadi gangguan dari perjalanan
hasil konsepsi dan tersangkut serta tumbuh dalam tuba. Saluran telur bukan tempat ideal untuk
tumbuh kembang hasil konsepsi. Disamping itu penghancuran pembuluh darah oleh proses
proteolitik jonjot koreon menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Gangguan perjalanan hasil
konsepsi sebagian besar karena infeksi yang menyebabkan perlekatan saluran telur. Pembuluh
darah pecah karena tidak mempunyai kemampuan berkontraksi maka perdarahan tidak dapat
dihentikan dan tertimbun dalam ruang abdomen. Perdarahan tersebut menyebabkan perdarahan
tuba yang dapat mengalir terus ke rongga peritoneum dan akhirnya terjadi ruptur, nyeri pelvis
yang hebat dan akan menjalar ke bahu. 9 Ruptur bisa terjadi pada dinding tuba yaitu darah
mengalir antara 2 lapisan dari mesosalping dan kemudian ke ligamentum latum. Perubahan
uterus dapat ditemukan juga pada endometrium. Pada suatu tempat tertentu pada endometrium
terlihat bahwa sel-sel kelenjar membesar dan hiperskromatik, sitoplasma menunjukkan
vaskularisasi dan batas antara sel-sel kurang jelas. Perubahan ini disebabkan oleh stimulasi
dengan hormon yang berlebihan yang ditemukan dalam endometrium yang berubah menjadi
desidua. Setelah janin mati desidua mengalami degenerasi dan dikeluarkan sepotong demi
sepotong. Pelepasan desidua ini disertai dengan perdarahan dan kejadian ini menerangkan gejala
perdarahan pervaginam pada kehamilan ektopik terganggu (Dewi, 2016: 47-48).
PATHWAYS KEHAMILAN EKTOPIK

Pembuahan Telur di
Ovarium

Perjalanan ke uterus, telur


mengalami hambatan

Bernidasi di tuba

Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik
terganggu

Abortus Rupture pada implantasi


di tuba dan uterus

Resiko Berduka

Perdarahan abnormal Kekurangan volume


cairan

Cemas

Nyeri abdomen Perubahan perfusi


jaringan

Kurang Pengetahuan Nyeri AKut


DAFTAR PUSTAKA

Widiasari, Kadek Resa.2021. Kehamilan Ektopik. Ganesha Medicina Journal, Vol 1. Universitas
Pendidikan Ganesha

Dewi, N.A.T., 2016. Patologi dan Patofisiologi Kebidanan. Nuha Medika. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai