Abad 19
Filosopi
Sikap individu memiliki
Kekuaatan &martabat
Tumbuh, kembang, mandiri
Merelasikan diri
Pontensi untuk berubah
Kesatuan yg utuh : Bio-psiko-sosial-spritual.
Model :
Suatu cara u/ mengorganisasikan pengetahuan yang komplit
Membantu prateksi, memberi dasar-dasar:
o Pengkajian
o Intelegensi
o Evaluasi
Psikoanalisa Suportif
interpersonal Komunikasi
Sosial Perilaku
Eksistensial Medik
Model Stress adaptasi
Asuhan keperawatan Psikiatrik
Pertama kali dikembangkan “ Gail Stuart”
Tahun 1983 + tahun 1995
Mengidentifikasi sehat sakit sebagai hasi; beberapa karakteristik individu yang
berinteraksi dengan faktor lingkungan
Mengintegrasikan komponen biologis, psikologi dan sosial
Tahapan pengobatan
Peningkatkan kesehatan
Pemeliharaan
Akut
Krisis
Komponen
Faktor predisisposisi\ Mekanisme koping
stressor presipitasi Rentang respon koping
Penilaian terhadap strss\ ok pengobatan
sumber koping
Peran profesional
Secara kompleks mencakup :
o Kompetensi klinik
o Advokasi klien
o Tanggung jawab klien
o Tanggung jawab fiskal
o Kolaborasi profesional
o Akontabilitas sosial
o Kewajiban etik legal
Intervensi keperawatan mencakup
o Pencegahan primer
C konsep komunita mendekati penyakit
o Sekunder
o tersier
12 sept 2001
Keperawatan Jiwa
Psikiatri
Ilmu kep jiwa
Cabang ilmu kedokrteran
Mempelajari segala hal yg berhubungan dgn gangguan jiwa
Pengenalan
Pengobatan
Rehabilitatif
Pencegahan
Peningkatan kesehatan jiwa
Psikologi
Ilmu Jiwa
Ilmu yg mempelajari prilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungan sehingga
dapat
Memahami
Memprediksi
evaluasi prilaku
Mengambil kebijakan guna mengatasi masalah individu/kelompok
Untuk dapat hidup sejahtera di masyarakat
Sejarah
Tengkorak
Aliran Psikiatri
Sigmund Freund : Psikologik, gangguan jiwa banyak dipengaruhi oleh gangguan
psikologik : libido
Adolf Meyer : Teori manusia terjadi akibat faktor fisik (biologik) cont : Badan ada
gangguan akan terjadi gangguan jiwa
Behaviorisme : teori cont ‘john Lock ’ bahwa prilaku manusia dipengaruhi oleh faktor
lingkungan
Holistik : Karen Horney “ bahwa variasi gangguan jiwa tidak dapat diterangkan hanya
dari saru faktor, karena banyak mengandung faktor bio – psikologi- sosial tapi ketiga-
tiganya
Stress
Stress disebabkan oleh stressor
Stress psikologik Gangguan pada perasaan pada individu
Stress
Batasan
Stress Reaksi penyesuaian diri yg terlalu keras sehingga mengguncangkan
keseimbangan badan, jiwa, dan lingkungan
Tidak mungkin didunia tanfpa adanya stress
Stressor perlu untuk memacu ket
P
R
E
T
A
S
I
Stress Psikologik
Prilaku manusia stress
Stressor
gangguan keseimbangan jiwa
ketegangan/ kecemasan
Mekanisme penyesuaian diri
4 konflik
? ? C
C
Pengelakan ganda C
C
C
Daya Tahan Stress
Stressor (besar)
Spesifik
Cara penyesuaian diri
Psikologik
Manusia Hambatan Tujuan
Stress
Manusia
Penyesuaian diri
(gangguan jiwa & Kes)
Kepribadian ?
Kapan & bagaimana > baik/ Jelek
F. Psikologik / Psikogenik.
a. Deprivasi dini
Deprivasi maternal
Stress / masa trauma, pada perkembangan emosi (masa gawat)
b. Pola kelaurga yang patogenik
Sikap orangtua perkembangan kepribadian anak
Overproteksi egoistis, (maya) menuntut, menarik, perhatian,
tanggung jawab (-)
Penolakan melawan orangtua, memberi /terima kasih sayang (-)
Masa remaja krisis identitas
Fakktor sosial budaya / sosiagenik
Future shock
Culture shock
Moderenisasi
Ketidakadilan sosial
Daerah subur tandus
Daerah yang subur
Faktor somatik
1. Faktor psikologik
2. Faktor sosiogenik
Sosial patologik
Kesadaran:
Proses berpikir
Meliputi
persepsi
19 sept 2001
Hubungan terapeutik ?
Hubungan ?
Elemen kontak
Nama individu Tempat pertemuan
Peran perawat- klien Waktu
Tanggung jawab P-K Situasiterminasi
Harapan P-K Kerahasiaan
Tujuan hungan
3. Kajian
Eksploitasi stressor yang tepat
Meningkatnya diri klien
Mengembangkan mekanisme koping yg konstruktif
Perubahan prilaku
4. Terminasi
Ciptakan realitas perpisahan
Prosispasi & pencapain tujuan
Eksploitassi perasaan
Konsep proses keperawatan
Sikap perawat dan komunikasi
Hadir secara utuh baik fisik & psikologi pada waktu berkomunikasi dengan klien
Dimensi respon
Keiklasan
Mengahrgai
Meningkatkan empati
Meningkatkan konkrit
Dimensi tindakan
Komprontasi
Kesiagaan
Keterbukaan perawat
Emosional kartasis
Berpain peran
Lingkungan
Tempat interaksi
Situasi tempat interaksi
Posisi mahasiswa(perawat) &klien
Tujuan
Tujuan yg akan dicapai dalam interaksi selama 20 -30 menit
Tujuan berpusat pada klien
Alasan teoritis
Sintesa & terapan teori proses interpersonal
Teori komunikasi
Teori interpersonal
Teori adaptassiteori keperawatan
Contoh :
F00 dimensia Alzeheremer (pikun)
F01 dimensia vaskuler
F02 dimensia karna parkinson, HIV, dll
F04 amnesia organik
F05 delirium typoid fever &malaria
F06 Gangguan faham organik
Ganguan kognitif organik
Ganguan manix organik (gembira)
Gangguan depresif organik
Ganguan cemas organik (anxietas)
Ganguan askpisf organik (kurang kemauan)
Gangguan katatonik organik motorik terganggu
Gangguan halusinasi organik
F07 Gangguan kepribadian organik cont
F 10 sampai F20
F 20 sampai F 30
F30 sampai 40
Gangguan afektif (ganguan suasana), bisa psikotik dan bisa non psikotik
Penyebab : bi;a diketahui secara pasti
3.0 episodinamik gembira berlebihan (terpingkal-pingkal)
3.1 tipoler gembira dan sedih yang berulang-ulang (1 :1)
3.2 episodie dipresif sedih
3.3 depresif berulang
3.4 gangguan efektif menetap
cont : siklosia, disklonia
gangguan somatotron
45.1 gangguan somatisasi
4.5.2 gangguan hipokunder
45.3 gangguan fungsi otonom sistem tubuh (pencemaran &pelepasan)
45.4 gangguan nyeri
F 50 sampai F 60
F 60 sampai F 70
F 80 sampai F 90
Gangguan perkembangan
Penyebab : gangguan psikologis
Contoh:
F8.0 gangguan perkembangan bicara & berbahasa
81 gangguan perkembangan belajar
84 gangguan perkembangan perpasif con :
84.0 Autesme masa anak
84.2 sindroma RVTT
84.4 hiperaktif
84.5 sindroma asferger
gangguan psikologis
98.0 hgangguan aneurisme (mpengompolan)
1 gangguan enkopresis (berakkan)
2 gangguan makan
3 gangguan PIKA
4 gangguan stereoifik
5 gangguan gagap (statering/statering)
6 gangguan cepat dan tersendat /clatering
gangguan
95 .0 tik sementara
1 tik motorik vokal tunggal
2 tik motorik vokal multiple
gangguan prilaku
F91
91.0 gangguan tingkah laku domestik
1 gangguan tingkah laku single
2 gangguan tingakh laku berkelompok
3 gangguan tingkah lau pembangkangan
90 gangguan kinetik
94 gangguan fungsi sosial
94.0 mutisme elektif (tidak mau berbicara)
94 1 kelelahan reaktif
2 gangguan campiran
3 gangguan tingkah laku depresif
26 september 2001
keperawatan Jiwa
proses keperawatan : jiwa
Nkaa
Handerson
Memberikan pernyataan belum proses keperawatan sama dengan tahap metode
ilmiah
Orlando
Memperlihatkan proses keperawatan sebagai interaktif
Fase proses keperawatan
Tingkat laku klien
Reaksi pada perawat
Kegiatan keperawatan
Bloch. D
Mengajurkan 3 tahap proses : keperawatan yg sama dengan medel 4 tahap.
1. Mengeumpulkan data
2. Definisi masalah
3. Merencanakan intervensi
4. Implementasi intervensi
5. evaluasi
Peplau
Keperawatan adalah hubungan interpersonal :
Orientasi
Eksploitasi
Pemecahan masalah/resolusi
Mall
Mendefinisikan proses keperawatan dengan 3 tahapan
Observasi
Bantuian/pertolongan
Validasi
Johnson
Proses kep meliputi : pengkajian, keputusan, implementasi
1. Perawat
Pendidikan keperawatan yg konsisten & sistematis
Kepuasaan kerja – Renpra
Bukti tindakan asuhan yg legal
Mengandung tanggung jawab & tanggung jawab sebagai perawat
2. Klien
Meningkatkan kualitas asuhan pada klien
Menjamin ketidak sinambungan asuhan keperawatan
Meningkatkan partisipasi klien dengan memberikan asuhan keperawatan.
Proses keperawatan
Pengertian
Metode yg rasional, sistematis dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan.
Tujuan
Mengidentifikasi kebutuhan asuhan keperawatan baik aktual maupaun
pontensial.
Menetapkan perencanaan untuk memenuhi kebutuhan yang teridentifikasi
Melaksanakan intervensi keperawatan untuk memenuhi kebuutuhan klien
Diagnosa
Validasi validasi
Validasi Validasi
Implementasi Planning
Validasi
Proses keperawatan
Evaluasi
Bertujuan
Menilai hasil akhir seluruh tindakan keperawatan yg telah dilakukan dengan
membandingkan dgn standar pd kriteria evaluasi sejauh mana tujuan telah dicapai
Pengkajian
Biopsikososial componen of the stress adaptition model of psychiatric Nursintg care
Predisposing faktor
Biological psychological sosial cultural
Presipitation stressor
Nanture orgin timing number
apraised of stressor
Coping mechanisme
Contruktive Obstruktife
continue coping Responses
Nursing diagnosis
A Stress adaptation model of psychiatric Nursing care (Stuard & Sunden, 1991)
Psy sc
Faktor predisposisi
Stressor presipitasi
Atraisal of stressor
Theoretical Coping resoursces
Coping mechanisme
Nursing
Psychopatologi
Neurobiologi continue of coping responses
Development
Adaptive Nursing diagnosis
Learning
Sosialcultural
Cognitive Threatment Health Maintence Acut Crisis
Behavior Stage Promoti e
Interpersonal on
Groups Threatment Optimal Recovery Remi Stabili
Family goal level of si on zation
Nellow weelnee
Pharmacology s
Legal ethic Is Quntilit Fungsional Risk
assesment y of live status Symt factor
well om
Gangguan yang biasanya mulai nampak dalam masa, anak dan remaja.
Harus ditinjau dari :
Tahap perkembangan
Derajat
Frekuensi
Gangguan yang biasanya nilai timbul pada anak dan remaja, ada 3 kelompok besar :
Retardasi Mental
Gangguan perkembangan psikologis
Gangguan : perilaku & emosional dengan onset biasanya pada anak & remaja.
I. Retardasi mental
1. Adalah suatu sindroma / kumpulan gejala yang ditandai dengan :
2. Fungsi intelaktual umum dibawah rata-rata yang cukup bermakna (IQ 70 )
3. Yang mengakibatkan adalah berhubungan engan kekurangan / hendaya dalam
perilaku adaptif.
4. Timbul sebelum usia 18 tahun
RM dibagi :
RM ringan IQ = 50 -70
RM sedang IQ = 35 – 49
RM berat IQ = 20 – 34
RM sangat berat IQ = 20
Etiologi
Faktor biologik
Kelainan kromosom, kelamin metabolik, gangguan post natal /
gangguan perinatal
Faktor psikososial
Deprivasi psikososial, misalnya :
Kurangnya stimulasi sosial, bahasa dan intelektual
Kehidupan keluarga yang tidak harmonis
Sering berganti pengasuh dan tidak adekuat
Diagnosa :
Dx ditegakkan setelah anak masuk sekolah
Gejala klinik :
Tergantung tingkat RM, gejala umum :
IQ 70
Adanya hendaya perilaku adaptive
Timbul sebelum usia 18 tahun
Gejala-gejala penyerta : iritabilitas, agresivitas, gerakkan –gerakkan
stereotifik, gangguan neurologik terutama pada RM berat.
Pemeriksaan :
Anamnesa : riwayat kehamilan, kelahiran, keturunan,latar belakang sosial
kultur
Pemeriksaan psikiatrik, fisik dan neurologik
DD/:
Kelainan sensoris terutama bisu – tuli
Cerebral palsy
Gangguan perkembangan spesifik
Gangguan perkembangan perpasif
Penyakit-penyakit kronis
Kesulitan belajar IQ > 70
Penyulit :
Adanya ketidakmampuan berfdungsi secara mandiri membutuhkan
pengawaan dan bantuan keuangan terus.
Penanganan :
Terdiri dari
Pencegahan primer : usaha –usaha untuk menghilangkan / mengurangi kondisi
yang dapat menimbulkan gangguan yang berhubungan dengan RM, eks :
pendidikan kesehatan masyarakat, perbaikkan sos-ek.
Konseling genetik
Tindakan kedokteran (pengawasan prenatal, post natal yang baik)
ADHD
(Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
gangguan pemusatan perhatian – hiperaktivitas
Masalah :
Keluarga
Masyarakat
Proses belajar
Angka kejadian :
USA : 3 -5 dari anak SD – prapubertas
Inggris : 1 % lebih rendah dari USA
: = 3 : 1 – 5, 8 : 1
saudara kandung ADHD :
o Resiko tinggi ADHD
o Gangguann tingkah laku
o Gangguan cemas /depresi
o Prestasi akademik jelek
Penyebab ADHD
Tidak diketahui dengan pasti
Dicurigai
Bahan beracun
Prematuritas
Hal-hal lain secara mekanis berpengaruh pada susunan syaraf pusat janin
Penyebab makanan, zat pewarna, gula (belum ada bukti)
Faktor genetik
Kerusakan otak – infeksi waktu janin
Kondisi zat : kimia otak.
Proses kematangan otak
Faktor psikososial
Gambaran klinis
Gejala pokok / inti :
a. Kurang kemampuan untuk memusatkan perhatian
b. Hiperaktivitas
c. Impulsivitas
1. Kurangnya kemampuan
a. Sering tidak dapat memusatkan perhatian pada suatu hal secara detail / rinci, sering,
membuat kesalahan karena ceroboh
b. Sulit mempertahankan perhatiannya pada tugas –tugas atau aktifitasnya bermain
c. Segera tidak mendengarkan sewaktu diajak bicara
d. Sering tidak mengikuti perintah / cendrung menentang dan tidak memahami
perintah
e. Sering tidak dapat mengorganisasi / mengatur tugas-tugas /a aktivitasnya
f. Sering menolak, tidak menyenangi untuk terikat pada tugas –tugas yang menuntut
ketahan mental
g. Sering kehilangan barang
h. Perhatiannya mudah beralih
i. Pelupa
2. Hiperaktivitas
a. Kaki dan tangannya tidak dapat tenang
b. Berteriak-teriak ditempat duduknya sering meninggalkan temapat duduknya
sewaktu dikelas
c. Berlari kesana-kemari
d. Sulit melakukan aktivitas / bermain dngan tenang
e. Ada saja yang dilakukan
f. Seringkali bicara keras-keras
3. Impulsivitas
a. Sering menjawab sebelum pertanyaan selesai diutarakan
b. Sulit untuk dapat menunggu giliran
c. Sering mengintrerupsi / menyela orang lain
Terapi
a. Farmako terapi (obat-obatan)
b. Psiko terai
c. Terapi perilaku
d. Bimbingan belajar
Pada umumnya dengan memperbaiki fungsi keluarga, fungsi sosial penderita, megurangi
agresivitas diharapkan akan dapat menyembuhkan ADHD dengan optimal.
Prognosa :
a. Gejala berlenjutan sampai remaja / dewasa
b. Memperbaiki pada masa pubertas
c. Hiperaktivitas (-) tapi GPP & impulsivitas tetap ada.
Prevalensi :
0,02 – 0,05 0/00 anak usia < 12 tahun bila RM + autisme dimasukkan 0,2 0/00
(3/4 kasus autisme menderita RM)
PSIKIATRI SOSIAL
I. Pengertian
Psikiatri sosial = pikiatri masyarakat yaitu ilmu yang mempelajari kesehatan jiwa
dalam kaitannya dengan hubungan antar manusia.
Psikiatri mastarakat merupakan aplikasi psikiatri sosial sebab sasaranya adalah
masyarakat.
Psikiatri masyarakat ilmu kesehatan masyarakat, karena orientasi sama pada
masyarkat dimana sudut pandangnya adalah pencegahan.
V. Kegiatan
1. Memonitor masyarakat binaan mengenai :
Individu – individu yang rawan menderita
Individu – individu yang sedang menderita
Faktor-faktor yang memperkuat daya tahan terhadap gangguan jiwa
Faktor-faktor yang mempermudah timbulnnya gangguan jiwa
2. Menentukan prioritas pelaksanaan program
3. Melaksanakan program dan evaluasai berasama masyarakaat secara terpadu
4. Malakukan penelitian-penelitian yang berguna untuk mengurangi / mencegah
timbulnya gangguan jiwa.
VII. Preventive
A. Pencegahan primer
Usaha mengurangi kasus baru gangguan jiwa dimasyarakat
denganmengurangi hal-hal yang dapat menimbulkannya.
Usaha ini didasari konsep :
o Banyak gangguan jiwa terjadi merupakan akibat dari penyesuaian diri
yang salah (penyesuaian diri Vs faktor-faktor yang berpengaruh)
o Kekurangan pembekalan juga menyebabkan gangguan jiwa karena
krisis yang dialami intervensi krisis
Kondisi krisis :
Jatuh sakit berat
Hilang orang yang dicintai
Kehilangan jabatan
Kecelakaan, dll
Krisis fisik
Psikis
lingkungan
B. pencegahan sekunder
usaha diagnosa dini terapi segera sehingga lamanya sakit dipersingkat
C. pencegahan tersier / rehabilitasi
usaha memperkecil cacat akibat penyakit jiwa.
Usaha ini dilaksanakan sejak pertama didiagnosa ditegakkan dan ada
hubungan dengan segala aspek perawatan klien di RS, Rawat jalan, dan
dimasyarakat.
Gejala keseluruhan
S : Sigap
I : interest
G : Guilty
E : Energy
C : Concentration
A : Apektif / Apetite
F : Pcykomotor
S : Syside
Kekuaatan
Sindroma Klinis
Depresi
o Rasa sepi & sendiri o ganguan tidur
o Tidak berdaya o gangguan makan
o Harga diri o gangguan fikir
o gangguan klinis o gangguan bunuh diri
Depresi terselubung
Gejala somatik
nyeri
lelah
kerap
40 % kedokter umum
b. pseudodementia
keluhan gangguan daya ingat, konsentrasi, selektif
keterampilan sosialisasi.
c. Gangguan distemik
Keluahan sedih ) 2 thn
Rasa kehilangan : harga diri
Semangat
Gairah hidup BD
Bunuh diri – puncak kesedihan
Mudah curiga
Sukar tidur ( mulai / tebangun )
d. Gejala afektif berat
o Psikosa gangguan tidur bangun dini hari
o Puncak kesedihan : tidak berdeup
o Bunuh diri : awal = akhir kesedihan.
Dimensia / Pikun
Penyebab : D : Drug (obat-obatan tertentu)
E : Emotional Disorder / gangguan emosi
Terutama sudah
M : Metalolisme / endokrin
E : Eye/ Ear Dyspungsi gangguan lihat/ engar
N : nutritional – gangguan gizi kurang Vit B1 – Banyak Alkohol
T : Tumor / trauma
I : Infektional
A : Arteroscelorotic (setelah stroke
Demensia
Fungsi intelektual : hendaya sosial/BAK
Multi infark : tergantung luas – lokalisasi
Pick : perubahanu/ etik, moral
Alzheimer
Presenil (48 thn, senil >65 thn.
Pelan, progresif : agnosia
Aproksia
afasia
Slow but sure
Cara diagnosa
1. Daya ingat : mini mental scale
2. Daya pikir : abstrak
3. Menilai / mengandalkan impuls
4. Fungsi luhur lain
Sirkum stansialitas apraxia
Stereotipi agnosia
5. Pemb kepribadian apasia
6. Penyerta
Daya ingat
3-5 mendiamkan tanpa lagi
benda
digital
penjumlahan & pengurangan
abstraksi : pribahasa
komprehensif
tgl 3 okt 2001
Delirium @ S.O.O
1. Fluktuasi kesadaran menurun :
Apatis
Somnolen
Supourt
Koma
Meningkat : alert : sensitive
Interval Amnesia
2. Gangguan berpikir : kosentrasi bingung
3. Persepsi : halusinasi visual.
4. Psychomotor : mengikuti gangguan pikir & halusinasi
Penyakit Parkinson
- - Depresi (+)
Pengobatan holistik
Prinsip : perhatikan fisiknya
Pertahankan intelektual interest”
Hobi lama, kesibukan baru
Pak yang brguna RT
(pak kosong (-) Psikis
teman baru spy sepi (-)
26 sept 2001
sikap dan prilaku
kepribadian :
matang no problem
tidak matang dan suka mengeluh :
keluhan meningkat
mengisolasi diri
merasa diabaikan kondisi fisik
menyesali dan
rewel
Keluarga : Istri
Sidang dalam fase apa ?
Menopouse gejala “ sangkar kosong”
Menjelang purnabakti juga kebiasaan yang sudah ada.
Anak-anak
Sedang dalam proses dan tahap perekembangan
Sosialiasme mereka ?
Gangguan tidur
Sebenarnya lansia butuh waktu tidur sama lamanya dengan ind semasa lebih muda.
Keluhan tidak bisa tidur – gangguan tidur
O.K : sering kekamar mandi
Relatif mengganggu tidur siang/ sore hari/ meninggal mengurangi kegiatan tidur waktu
malam.
wandering
cemas, contosio
dimensia
Tx. Beri tanda pengenal aktivitas harian meningkat.
Fundowning
Gelisah/ teriak-teriak waktu magrib confusion
Dipanti semua akat
Tx. / gone beri aktivitas u/ lewat
Lampu : jangan remang-remang
DEPRESI
Efidemiologi : :
Resiko depresi meningkat 5 % , insiden > dimensia
Gejala klinis : sulit dibedakan depresi pada orang lansia.
Daya ingat menurun konsentrasi turun
Tidur turun
Nafsu makan turun.
Gejala depresi pada usia muda # lansia
Agitasi agresif
Somatik
Macam-macam dimensia :
Ringan
Sedang
Berat
Pendahuluan
Penyalahgunaan zat psikoaktif / narkoba / hafza masalah (-)
Narkotika : 3 golongan
Gol I : hanya untuk tujuan mengembangkan . heroin ilmu , tidak
untuk / tx /potensi - kokain ketergantungan sangat tinggi.
Gol II : Untuk tujuan TX /s. Morfin akhir dari pengembangan ilmu
(-) Petidin periferinsi ketergantungan tinggi.
Gol III : Untuk tujuan Tx./pengembangan ilmu Cont : codein , ilmu
potensi ketergantungan ringan.
UU RI 5 / 1997 : psikotrofika
Zat / obat, alamiah/sintesis narkotik (-) khasiat psikoaktif (+) dengan pengaruh
subjektif pada SSP perubaan khas mental – perilaku.
Data epidemiologi
National Institusi of Drug Abuse
(NIDA)
Tingkatan pemakaian
1. Coba-coba, pingin tahu.
2. Sosial : rekreasi, santai dan senang-senang
3. Situasional ; menghilangkan stress
4. Penyalahgunaan :
Patologi
Ganguan fungsi sosial pekerjaan
5. Ketergantungan
Ingin tahu mendapat / memakai
Merugikan diri sendiri & lingkungan
Timbul efek toleransi
Timbul gejala putus zat
(withdrawal syndroma)
lingkungan Individu
“teori sosiologi $ tiori biologi
$ teori psikologi
zat adiktif
kemudian mendapatkannya
tanda-tanda umum penyalahgunaan zat/ obat :
Ditemukan
Sendok, aqua. Insulin, korek api, grenggeng, darah, obat, bbubuk. Bungkus kerts, alkohol,
bong dll.
Narkotika :
Heroin, kokain, morfin, codein.
Ciri :
Eufaria
Perubahan prilaku
Mengantuk
Melayang
Analgesis
Mual & muntah
Obstifasi
Depresirespirasi
Penekanan Reflek batuk
Penekanan kerja jantung
Gangguan yang biasanya mulai nampak dalam masa anak dan remaja.
Harus ditinjau dari segi:
- tahap perkembangan
- derajat
- frekuensi
Ada 3 kelompok:
1. Retardasi mental
2. Gangguan perkembangan psikologi
3. Gangguan spesifik
RETARDASI MENTAL
Dibagi atas:
1. RM Ringan : IQ = 50-70
2. RM sedang : IQ = 35-49
3. RM Berat : IQ = 20-34
4. RM Sangat berat : IQ = < 20
Etiologi:
1. Faktor biologik:
- Kelainan kromosom, kelainan metabolik, gg. post/perinatal.
- 25% RM
- Tkt Sedang-Berat (IQ <50)
2. Faktor psikososial:
- Deprivasi psikososial, misalnya:
o Kurangnya stimulus sosial, bahasa dan intelektual
o Keluarga tidak harmonis
o Sering berganti pengasuh dan tidak adekuat
- 75% RM
- Tkt Ringan (IQ 50-70)
Diagnosa:
Dx. biasanya dapat ditegakkan setelah anak masuk sekolah.
Gjl klinis, tgt tkt RM, scr umum:
- IQ <70
- Hendaya dlm perilaku adaptif
- Timbul sebelum usia 18 tahun
- Gjl penyerta: iritabilitas, agresifitas, gerakan stereotipik, gjl neurologik, tu pada
RM berat.
Pemeriksaan:
Anamnese : riwayat kehamilan, kelahiran, keturunan, latarbelakang sosio-kultural
Pemeriksaan : psikiatrik, fisik dan neurologik.
DD:
- Kelainan sensoris tu bisu-tuli
- Serebral palsi
- Gg perkembangan spesifik
- Gg perkembangan pervasif
- Penyakit kronis
- Kesulitan belajar → IQ >70
Penyulit:
Adanya ketidakmampuan fungsi hidup mandiri → membutuhkan pengawasan dan bantuan
keuangan scr terus menerus.
Penanganan:
1. Pencegahan primer: usaha menghilangkan/mengurangi kondisi yg dapat
menimbulkan gg yg berhub. Dgn RM → HE masy, perbaikan sosek.
2. Konseling genetik & teknologi kedokteran
Secara klinis:
- Banyak ditemui → belum banyak dipahami
- Gjl mulai sejak usia <7 tahun → terdiagnosa setelah bbrp tahun kemudian
Angka kejadian:
- USA : 3-5% anak SD-Pubertas
- Inggris : 1% lebih drpd USA
- Perbandingan ♂ : ♀ = 3-5 : 1 → 8 : 1
- Saudara kandung ADHD:
Risti ADHD
Gg tingkahlaku
Gg cemas depresi
Prestasi akademik jelek.
Etiologi:
- tiadak diketahui secara pasti
- diduga:
bahan toksik
prematuritas
hal lain yg berpengaruh scr mekanis pada SSP janin
penyedap makanan, zat pewarna, gula (belum ada bukti)
faktor genetik
kerusakan otak
kondisi zat/kimia otak
proses kematangan otak
faktor psikosoial
Gambaran klinis:
Gjl pokok/inti:
1. kurang kemampuan memusatkan perhatian
2. hiperaktivitas
3. impulsivitas
ad.2 Hiperaktivitas
a. Kaki dan tangannya tidak dapat tenang
b. Berteriak-teriak di tempat duduknya
c. Sering meninggalkan tempat duduknya sewaktu di kelas
d. Berlari kesana kemari
e. Sulit melakukan aktivitas bermain dengan tenang
f. Ada saja yang dilakukan
g. Seringkali bicara keras-keras.
ad.3 Impulsivitas
a. Sering menjawab sebelum pertanyaan selesai diutarakan
b. Sulit untuk dapat menunggu giliran
c. Sering mengiterupsi/menyela orang lain.
Pembagian:
1. Tipe GPP (Gangguan Pemusatan Perhatian)
2. Tipe Hiperaktivitas dan Impulsivitas
3. Tipe Campuran (1 & 2)
Terapi:
- Farmakoterapi
- Psikoterapi
- Terapi perilaku
- Bimbingan belajar
Pdunya dgnmemperbaiki fungsi keluarga, fungsi sosial penderita, mengurangi agresivitas
diharapkan dapat menyembuhkan ADHDdengan optimal.
Prognosa:
1. Gejala berkelanjutan sampai remaja/dewasa
2. Membaik pada masa pubertas
3. Hiperaktivitas hilang tetapi GPP dan Impulsivitas tetap ada
Prevalensi:
0,02-0,05‰ anak usia <12 tahun bila RM + Autisme dimasukkan → 3/4 kasus Autisme
menderita RM.
Akacom® ‘01
ASKEP PADA KLIEN
GANGGUAN BERHUBUNGAN
N.K. Alit¸SKp.
Fokus Pembahasan:
1. Karakteristik hub interpersonal yg sehat
2. Review tahap perkembangan
Manusia:
Mahluk sosial → hub interpersonal yang sehat:
- terlibat dlm suatu hub intim
- tetap dapat mempertahankan identitas dirinya
Kakarakteristik Intimacy
Rogers:
- komunikasi terbuka
- menerima org lain sbg org yg memp. nilai sendiri
- adanya perasaan empati
↑
Individu matang:
- prioritaskan kebutuhan
- pertahankan tkt hubungan
- merasa puas berhub dgn org lain
↓
“Tumbang”
Perkembangan Berhubungan:
2. Masa Kanak
Mengembangkan diri sebagai individu
Konflik terlalu dikontrol
Individu yg independent:
- Kasih sayang yg tulus
- Aturan yg konsisten
- Komunikasi terbuka
Adaptif Maladaptif
Solitude Loneliness Manipulation
Autonomy Withdrawl Impulsive
Mutuality Dependens Narcism
Interdependency
(Stuart & Sunden, 1995)
PROSES KEPERAWATAN
Pengkajian:
1. Faktor Predisposisi
2. Faktor Presipitasi
3. Mekanisme Koping
4. Perilaku Klien
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor perkembangan
Tugas perkembangan yang tidak dilalui dengan baik
tugas perkembangan yang tidak dilalui dengan baik
b. Faktor komunikasi dalam keluarga
Sikap bermusuhan, selalu mengkritik
< kehangatan
Ekspresi emosi yang tinggi
Double blind → 2 pesan yang bertentangan
c. Faktor sosial budaya
Isolasi sosial → norma → cacat/penyakit
d. Faktor biologis
Genetik → anggota kel skizofrenia
Gg struktur otak.
2. Faktor Presipitasi
a. Stressor sosbud
Kejadian/perubahan dlm kehidupan (sosbud) memici kesulitan
berhubungan → cara berperilaku, dll.
b. Stressor biokimia
Skizofrenia → Dopamin↑ pd mesokortikal, mesolimbik dan traktus saraf
↓ MAD (Mono Amin Oksidase dlm darah
Faktor endokrin:
FSH/LH↓, prolaktin↓ → Skizofrenia
↑/↓ Adrenokortikal → tingkahlaku psikotik
c. Stressor biologis
Skizofrenia sering terjadi akibat interaksi antar individu,
lingkungan dan fk biologis
d. Stressor psikologis
Kecemasan tinggi → ↓ kemampuan berhubungan
3. Mekanisme Koping
Mekanisme pertahanan diri → mekanisme penyelesaian masalah oleh individu:
Curiga, halusinasi, waham
Depency
Menarik diri
Proyeksi
Regresi
Represi
Isolasi
Reaksi formasi
Dll
4. Perilaku Klien
Curiga, halusinasi, waham
Depency Skizofrenia
Menarik diri
Ciri-ciri autisme:
Asyik dengan diri sendiri
Tidak peduli org lain
Tidak memperhatikan org lain
Diagnosa Keperawatan:
1. Isolasi sosial: menarik diri b/d harga diri rendah.
2. Perubahan persepsi sensori: halusinasi b/d menarik diri.
3. Sindrom defisit perawatan diri b/d intoleransi aktivitas.
Perencanaan:
Tujuan:
Menumbuhkan perasaan yang menyenangkan dalam hubungan interpersonal.
Mempertahankan perubahan yang telah dicapai dalam hubungan yang telah dibina.
(dsb., disesuaikan dengan masalah klien)
Intervensi:
Membina hubungan salaing percaya
Komunikasi verbal dan non verbal → open ended question
Melibatkan org lain dengan klien
Pemenuhan kebutuhan biologis
Pemberian obat (kolaborasi)
Intervensi keluarga.
Evaluasi:
1. Fokus pada perawat:
Self evaluation
Supervisi o/ perawat lain yg lebih berpengalaman.
2. Fokus pada klien:
Perubahan perilaku
Komunikasi verval dan non verbal
Mampu mengambil keputusan
Harga diri dan kepercayaan diri ↑
Dapat menggunakan sumber koping yang adekuat.
Akacom® ‘01
GANGGUAN ORIENTASI REALITAS
Guntur, APP
Psikosa:
- Kehilangan sence of reality.
GOR:
- Gg pd fs otak
Rangsang eksternal
↓
Panca indera
↓
Transmitter (dopamin, serotonin)
Berperan dlam proses berpikir
↓
Otak
Terjadi pertimbangan:
Judgement
Comprehension
Memory
Penalaran
Penerapan (persepsi)
↓
Respon neurobiologik:
Proses berpikir
Afek/emosi
Persepsi Dx Medik/Keperawatan
Psikomotor
Kemauan
Skizofrenik : sering muncul karena masalah psikososial.
Pada keadaan psikotik/skizofren, terdapat pe↑ dopamin/serotonin di piramidal (kortex)
dan sistem limbik.
Anamnese kep. jiwa: anamnese terbuka, sehingga klien menjelaskan masalahnya
panjang lebar.
Pada PPDGJ III Skizofrenia didiagnosa setelah terdapat gejala selama 1 bulan,
sebelumnya (PPDGJ II) = 6 bulan.
Proses berpikir:
Non realistik : sebab-akibat, cara bicara tidak sesuai realita
Autistik : hidup di alam pikiran sendiri, dimanifestasikan dengan menarik diri,
bicara sendiri, mengis, tertawa → biasanya karena waham/halusinasi.
Kini autisme banyak diderita anak-anak → IQ↓, kejang, < kasih sayang.
Afek:
Nada perasaan, senang/tidak senang disertai komponen tingkah laku → yang tahu hanya
diri sendiri.
Emosi:
Manifestasi dari afek, bersifat sementara (sebentar), banyak dipengaruhi komponen
fisiologis.
Exp.: tertawa, menangis
Persepsi:
Halusinasi : ada penerapan tanpa rangsangan
Ilusi : penerapan yang keliru
Psikomotor:
Suatu keadaan yang dipengaruhi oleh proses berpikir.
Tipe: gaduh gelisah, pe↑/↓ psikomotor.
Pe↓ psikomotor ditandai:
Fleksibilitas serea → mempertahankan posisi yang dibuat orang lain
Katalepsi → mempertahankan posisi bila hendak diubah orang lain (biasanya pada
skozofrenia stupor)
Pada Sk. Stupor terdapat bradikardia, sering salah alamat ke bedah/dalam karena
menyerupai koma.
Penilaian kesadaran:
1. Kuatitatif → GCS
2. Kualitatif → penilaian scr relasi ybs dengan lingkungan (limitasi dan orientasi thd
lingkungan)
Psikosa:
1. Organik (GMO, GMS)
Gg mental organik, jika penyebabnya intraserebral (meningitis, tumor otak)
Gg mental simptomatik, jika penyebabnya ekstraserebral (diabet, malaria)
2. An Organik
Psikosa reaktif (maks 2 minggu), jika lebih dari 2 minggu, mengarah pada:
Psikosa paranoid
Psikosa afektif salah satunya
Skizofrenia (gjl terdapat selama 1 bulan)
Skizofrenia residual : ada gejala sisa yang kembali kambuh setelah keluar RS
Skizofrenia eksaserbasi: sudah pernah sembuh total (tanpa gejala sisa) kemudian terserang
lagi di kemudian hari.
Akacom® ‘01
PENGOBATAN PSIKIATRI
31 0ktober 2001
Dr B. handoko
Sejarah:
1. Magic religius
2. Psiko-analitik
3. Psikobiologi/psikiatri biologik
→ gg jiwa = gg biologik/neurotrasmitter
4. Terapi approach
→ secara holistik
Holistik:
Somato-Psiko-Sosial → Somato-Psiko-Sosial-Spiritual
Terapi harus menyangkut semua aspek tersebut.
Magis psikoanalitik psikobiologi Holistik approch.
Somatoterapi:
1. Obat-obatan
→ Farmakoterapi, dalam psikiatri disebut Medikasi Psikotropik, Psiko-
farmakoterapi
2. Pembedahan
3. Fisioterapi
Pada psikiatri somatoterapi
Farmakoterapi
Pembedahan lokotomi
Teke
a. Benzedisepin:
Chlordiazepoede
Diazepam, Valium, Sasolid
o Medazepam
o Lorzepam antium Ranquait,merteprum.
Prosepam
Klobazam : presium 10 mg
Klorozepam : tranxeum 5, 10 mg
Bromozepam : Lexotan 1,5 atau 3,5
Arobazian : X anex, prixitas.
b. Non Benzedisepin:
Buspiron : agopi
Extracova : laikan
Midoblisin Dehidroklorida
Indikasi tranqulizer:
1. kecemasan berbagai macam sebab :
2. ketegangan, agitasi
3. ketegangan otot lurik
4. potensiasi hipotikum/
5. analgetikum
6. morbotikam
Efek Samping B7 :
Ngantuk
Gg memori,
Gg kognitif
Mempunyai waktu Reflek memanjang
Libido ↓
Ketergantungan
Efek Klinis:
Anti depresan
Obat yang mempunyai efek terutama menghilangkan deptresi
Anti cemas
Anti enorosis
Anti ejakulasi pra dini
Anti obsesive konfulsi
2. SSRI.
Serfralin : 70 left, 50 mg
Raroxetin : seroxal , 20 mg
Pluvoxamine : prozae, antipress
To press 20 mg
rime
……..
Operasi ireversibel
leukotomi konfulsif obsesif
terapi ; elektro konfulsif : TEK
Indikai TEK :
Depresi pada umumnya
Fase depresi dari psikosa masuk depresif
Reaksi depresif psikotik
Reaksi depresif psikotik
Melanelopa
Mania pad psikosa manik-depresip
Skizoprenia : gaduh-gelisah katatonik, stuport, katatonik
Depresia skizoprenia gangguan tidak respnsif dengan armakoterapi
Kontraindikasi :
Dekmpensasi kordis
Neurisme aourta
Penyakit tulang dengan bahaya fraktur
Tumor otak
Kehamilan
Komplikasi
Uxasio
Robekan otot
Apnea
Sakit kepala
Amnesia
Kebingungan sesudah konvulsi
Demensia
TEK
Persiapan & cara melakukan TEK
Periksa badan
Puasa
Kosongan kandung seni & rektum
Gigi palsu dll
Berbaring terlentang
Bagian ayang akn ditempel elektroda dibersihkan diantara rahang atas dan
bawah : bahan lunak.
Dagu pasien ditahan
Bahu tidak perlu ditahan
Elektroda ditekan dengan kekuatan sedang.
Psiko memotivasi :
Kalau masuk dalam tubuh
Skizoprenia paranoid
ELS :
Piute ;
Penisklin,jamur takikardi , halusinasi.
Pembagian:
1. Heterosiklik: Amitriptilin 25 mg, Imipromine, Tianeptine
2. SSRI: Sertallin, Paroxetin, Fluroxamine (Proxac,Antipres), Fluoxetin (Cipram 20 mg)
3. Rima
4. Hochobimid: Aurorix 150 mg
Efek Samping:
1. Gg hantaran listrik jantung → EKG
2. TIO ↑
3. Mulut kering
4. Obstipasi
5. Retriowime → hati-hati pada pasien tua ♂ → BPH
6. Tremor
Operasi:
tindakan terakhir
irreversibel
Dlm psikiatri: Lobotomi → Gg neurologis (lumpuh)
Indikasi:
1. Depresi pada umumnya.
Fase depresi dari psikosa mania depresif
Reaksi depresi psikotik
Melankholia
2. Mania pada psikosa mania depresif
3. Skizofrenia
gaduh gelisah katatonik
stupor katatonik
Depresi/skizofrenia yg tidak responsif thd farmakoterapi.
Kontraindikasi:
1. Dekompensasi Kordis
2. Aneurisma aorta
3. Penyakit tulang dengan bahaya fraktur
4. Tumor otak
5. Kehamilan
Komplikasi:
1. Luxasio 5. Sakit kepala
2. Robekan otot 6. Amnesia
3. Fraktur 7. Kebingungan post konvulsi
4. Apnea 8. Demensia
Akacom® ‘01
Clorafamin blok adrenergik gangguan adrenergik
Aminophilin
Psikobiologi
Holistik :
Somatio (badan)
Psiko
Sosial
Holistik :
Somato
Psiko
Sosial
Spritual
Farmako fisikiatri
Bagian dari ilmu yang mmepelajari serayt dab obat psikotropik
AGRESIF
AMARAH, AGRESIF, PERMUSUHAN
Agresif
KONSTRUKTIF PATOLOGIK
Kecemasaan hebat
Panik
Sifat agresif, mengancam
kemarahan
perasaan jengkel yang muncul sebagi respon terhadap kecemasaan yang dirasakan
sebagai ancaman (stuart & sunden, 1987.)
1. Asertif
Berada diantara perilaku ageresif & submisif/pasif
Secara bebas mengemukan kenyakinanannya & memberi reaksi yang jujur
kebaikan & kepentingan diri dan orang lain.
Melibatkan respon verbal & nonverbal & kedudukannya mesti cocok satu
dengan yang lainnya
Perilaku yang termasuk berani untuk memulai pembicaran sehingga dapat
membawa seseorang percaya diri + self esteem
2. Agresif
Memanifulasai, mendominasi merendahkan, mempermalukan oranglain
guna menonjolkan diri dan memperoleh kekuatan
Seseorang yang agresif biasanya tidak peka terhadap kebutuhan orang lain
Komunikasi terutama diarahkan untuk memperlihatkan keistimewaan
dirinya
3. Submasif/pasif
Pendiam & merupakan pengikut yang setia
Pada beberap keadaan tanpil ragu+++ tidak nyakin akan dirinya sendiri,
cendrung ,menyembunyaikan pendapat meras segar tidak melukai orang lain &
diri sendiri.
I. Isi bicara
Agresif
Menuntut, meyalahgunakan, menyatakan pendapat dengan suatu yang benar,
memberi petrintah pada saat yang tidak tepat
Membuat keputusan untuk orang lain yang sebenarnya pranglain dapat
melakukan
Mencoba, meamksakan kehendak pada orang lain.
Asertif
Jujur, terbuka, langsung pada sasaran, menyatakan tidak untuk sesuatu yang
diinginkan
Memberi : pujian & kritik secara pantas & konstruktif
Menolak umpan balik yang tidak tepat
Submisif/pasif
Mengawali pembicaraan dengan sering kata”maaf….”saya kwhawatir….
Isi pembicaraan tidak langsung pada sasaranmenempatkan diri sendiri pada
posisi yang lebih rendah, mengeluh dibelakang meratapkan apa yang
diinginkannya, setuju dengan orang lain guna menjaga kedamaian mau agr
disukai
Setuju terhadap yang tidak diinginkannya tanpa mendadak negosiasi.
II. Kontak langsung
Agresif
Tatapan tajam, melihat kebawah dari ketinggian
Asertif
Tatapan mata langsung, relex, tatapan mata berada pada level yang sama ,
juga memungkinkan.
Submisif/pasif
Menghindari kontak mata, melihat keatas dari posisi yang lebih rendah.
Pengkajian
Pemeriksaan fisik
Laboratorium
Status mental
Riwayat medis / psikiatri
Riwayat medikasi – dimana, kapan, dan apa
Riwayat keluarga : genogram ?
Riwayat medikasi
Pernah berobat kemana?
Obat apa yang diberikan?
Waktu minum obat/dosis
Efek
ESO (efek samping obat)
Mulai kapan mainum obat
Pernahkan minum obat lain.
Koordinasi Tx modalitas
Holistik
Bio-psiko-sosial
Pembedahan
Psikofarmako : anti psikotik
ECT : (elektro convulsif terapi)
Fisioterapi
Psikoterapi
Sosialterapi
Pelayanan pada pasien.
Pelayanan pada px
tehnik penyimpanan
tehnik pemberian
Neuroleptika
Pneumothiazine
R. Alipnotic
R. Piperazine obat hepatorik (flufarzine, tripropanazin untuk pengobatan waham.)
Butyrophenone
Dyphenil Butyl piperdine
Benzamide
Dibenzodiazephine
Benzisoxasole
Cat” hipertensi ortostatik : tensi
Posisi trendenburg
Obat nor adrenalin.
Tryphendydramin
Trihoryphenidol (Artane)
Gangguan
Arkan
Diindonesia pertama kali dilakukan pada tahun 1938 pada pasien psikosa.
Pemikiran :
1. Pada satu orang tidak pernah terjadi 2 kasus.
2. Penekanan pada neurotransmiter dan diberikan pada kasus :
Depresi
Skizoprenia katatonik support
Kontraindikasi
Adanya massadalam otak, sebab akan mengakibatkan herniasi pada otak, fraktur,
hamil (relatif)
Persiapan :
Ruangan tersendiri
Konvulsator
Suction
Kapas Alkohol / kapas garam
Pemeriksaan klinik
Tonik : 5 -12 detik
Klonik : 40 -30 detik
Relaksasi : dislokasi direfosisi
Amnesia
Lama : double R
Tanya dulu
Penundaan pada saat sedang berlansungnya ECT akan menyebabkan
nyeri yang hebat.seperti dipukul.
21 nofember 2001
alit
Family Intervension
(Terapi modalitas keperawatan Jiwa)
Disfungsi keluarga
Emosi
Fisik
Sosial
Pohon masalah
AMUK