Anda di halaman 1dari 13

PANITIA AD HOC ORGANISASI PROFESI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS IMIGRASI

KODE ETIK DAN KODE


PERILAKU PROFESI
PERKUMPULAN ANALIS IMIGRASI INDONESIA
(PERANIM)

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI


Direktorat Jenderal Imigrasi
Jakarta
2019
KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PROFESI
PERKUMPULAN ANALIS IMIGRASI INDONESIA (PERANIM)

PEMBUKAAN
Sudah merupakan suatu keharusan bahwa pada hakikatnya sebuah
organisasi profesi memiliki Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi yang
membebankan kewajiban dan sekaligus memberikan perlindungan hukum
kepada setiap anggotanya dalam menjalankan profesinya.
Analis Imigrasi sebagai profesi terhormat yang dalam menjalankan
profesinya berada dibawah perlindungan hukum, undang-undang, Kode Etik
dan Kode Perilaku Profesi, memiliki kebebasan yang didasarkan kepada
kehormatan dan kepribadian Analis yang berpegang teguh kepada norma
yang ditetapkan sebagai nilai-nilai pokok yakni meliputi nilai Serius, Kreatif,
Ilmiah, Loyal, dan Lugas.
Bahwa profesi Analis Imigrasi adalah selaku peneliti yang sejajar
dengan peneliti dari Kementerian/Lembaga lainnya, oleh karena itu satu
sama lainnya harus saling menghargai antara teman sejawat dan juga antara
para peneliti lainnya. Oleh karena itu juga, setiap Analis Imigrasi harus
menjaga citra dan martabat kehormatan profesi, serta setia dan menjunjung
tinggi Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi, yang pelaksanaannya diawasi oleh
Dewan Penasehat, Pengurus Pusat, Majelis Kode Etik Profesi Analis Imigrasi,
dan Instansi Pembina Kepegawaian sebagai suatu lembaga yang
eksistensinya telah dan harus diakui setiap Analis Imigrasi, yang pada saat
mengucapkan Sumpah Profesi-nya tersirat pengakuan dan kepatuhannya
terhadap Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi yang berlaku.
Dengan demikian Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi adalah sebagai
hukum tertinggi dalam menjalankan profesi, yang menjamin dan melindungi
namun membebankan kewajiban kepada setiap Analis Imigrasi untuk jujur
dan bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya baik kepada
Organisasi-nya, Institusi Imigrasi Indonesia, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, masyarakat luas, dan terutama kepada dirinya sendiri.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Analis Imigrasi adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh untuk melakukan
kegiatan analisis.
2. Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi yang selanjutnya disebut Kode Etik
Profesi adalah pedoman sikap, perilaku, dan perbuatan yang merupakan
tata cara atau aturan yang menjadi standard kegiatan anggota serta
menggambarkan nilai-nilai professional Analis Imigrasi untuk
memberikan pengabdian kepada masyarakat.
3. Majelis Kode Etik Profesi Analis Imigrasi yang selanjutnya disingkat
MKEPAK adalah tim adhoc yang dibentuk oleh Pengurus Pusat yang
bertugas untuk membimbing, mengawasi, dan menilai pelaksanaan etik
Analisis Imigrasi apakah sudah sejalan dengan cita-cita luhur profesi
Analisis Imigrasi dan menyelesaikan pelanggaran kode etik dan kode
perilaku profesi yang dilakukan oleh Analis Imigrasi.
4. Pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi yang selanjutnya
disebut Pelanggaran, adalah segala bentuk ucapan, tulisan atau
perbuatan Analis Imigrasi yang bertentangan dengan Kode Etik dan Kode
Perilaku Profesi.
5. Instansi Teknis adalah Direktorat Jenderal Imigrasi.
6. Anggota adalah Anggota Tetap dan Anggota Kehormatan Perkumpulan
Analis Imigrasi Indonesia.
7. Pegawai adalah Pimpinan Tinggi, Pejabat Administrasi, Pejabat Pengawas,
dan Pejabat Fungsional .

Pasal 2
Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi bertujuan untuk:
a. Meningkatkan disiplin Analis Imigrasi;
b. Menjamin terpeliharanya tata tertib;
c. Menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan iklim yang kondusif;
d. Menciptakan dan memelihara kondisi kerja serta perilaku Analis Imigrasi
dari perbuatan yang tidak profesional; dan
e. Meningkatkan citra dan kinerja Analis Imigrasi.

BAB II
NILAI-NILAI DAN PRINSIP DASAR ORGANISASI

Pasal 3
Setiap Anggota wajib menjunjung tinggi nilai-nilai Serius, Kreatif, Ilmiah,
Loyal, dan Lugas, dalam menjalankan tugas, fungsi dan kegiatan sehari-hari
baik di dalam maupun di luar organisasi.

Pasal 4
Nilai Serius, Kreatif, Ilmiah, Loyal, dan Lugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 yang selanjutnya disingkat SKILL, meliputi:
a. Serius berarti mempunyai sikap sungguh-sunguh dan fokus dalam
melakukan segala bentuk kegiatan Analisis Imigrasi pada semua jenjang
Analis Imigrasi;
b. Kreatif berarti mandiri, mampu mencari, menemukan, dan memecahkan
permasalahan Imigrasi yang timbul pada unit kerja masing-masing yang
selanjutnya dapat dikembangkan sebagai bahan analisis, kajian, dan
rekomendasi bagi pimpinan maupun Instansi Teknis.
c. Ilmiah berarti segala bentuk analisis, kajian, dan rekomendasi yang
dihasilkan atau diberikan oleh Analis Imigrasi harus memiliki sifat
keilmuan dan ditulis secara ilmiah.
d. Loyal berarti seorang Analis Imigrasi harus memiliki integritas dan
menjunjung tinggi sifat dan sikap loyal kepada organisasi,
mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi
maupun perorangan atau golongan tertentu.
e. Lugas berarti seorang Analis Imigrasi harus bersikap apa adanya, tidak
dibuat-buat, tidak berbelit-belit dalam melakukan kegiatan analisis
Imigrasi serta transparan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
BAB III
PRINSIP DASAR

Pasal 5
(1) Prinsip dasar Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi tercermin dalam Fungsi
Imigrasi dan Panca Bhakti Imigrasi.
(2) Prinsip dasar Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan sumber nilai dan inspirasi dalam melaksanakan
tugas dan berperilaku sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
(3) Prinsip dasar Kode Etik Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi:
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Memberikan pelayanan, penegakan hukum dan keamanan di bidang
Imigrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
c. Ikut serta secara aktif menegakkan pilar kehidupan berbangsa dan
bernegara yang lebih demokratis dan berkeadilan sesuai konstitusi
dan nilai kemanusiaan;
d. Menjaga dan memelihara kehormatan serta kedaulatan bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
e. Mengutamakan kepentingan negara dan bangsa di atas kepentingan
pribadi dan/atau golongan; dan
f. Menjaga citra serta memelihara kehormatan diri dan institusi secara
konsisten.

BAB IV
RUANG LINGKUP KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PROFESI

Pasal 6
Ruang lingkup Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi meliputi:
a. Etika Analis Imigrasi;
b. Hubungan dengan instansi teknis;
c. Hubungan dengan pegawai;
d. Hubungan dengan sesama Analis Imigrasi;
e. Hubungan dengan masyarakat;
f. Pelaksanaan Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi dan Sanksi.

BAB V
ETIKA ANALIS IMIGRASI

Pasal 7
(1) Setiap Analis Imigrasi dalam melaksanakan tugas kedinasan dan
kehidupan sehari-hari wajib bersikap dan berpedoman pada etika dalam
beragama, bernegara, berorganisasi, bermasyarakat, dan terhadap diri
sendiri serta kepada sesama Analis Imigrasi sebagaimana diatur dalam
Peraturan Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi ini.
(2) Setiap Analis Imigrasi wajib mematuhi, mentaati, dan melaksanakan
etika sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 8
Untuk melaksanakan Etika Analis Imigrasi maka Anggota wajib :
a. Bertindak jujur, amanah, bermartabat, dan menjaga kehormatan;
b. Menjauhi tindakan amoral dan asusila yang bertentangan dengan nilai-
nilai agama dan budaya;
c. Dalam bekerja selalu menjaga kemandirian, tidak berpihak, penuh rasa
tanggungjawab, serta menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
d. Tidak melakukan perbuatan korupsi, kolusi dan nepotisme;
e. Bebas dan independen dari kepentingan politik partisan (non partisan);
f. Mengutamakan pengabdian kepada masyarakat, organisasi, instansi
Teknis, bangsa dan negara;
g. Meningkatkan dan memperluas khasanah ilmu pengetahuan yang telah
dimiliki yang tidak terbatas pada ilmu pengetahuan mengenai Imigrasi.

BAB VI
HUBUNGAN DENGAN INSTANSI TEKNIS
Pasal 9
Dalam menjaga hubungan dengan Instansi Teknis, seorang Analis Imigrasi
wajib:
a. Menegakkan nilai-nilai serius, kreatif, ilmiah, loyal, dan lugas;
b. Membangun jaringan kerja sama yang baik dalam pelaksanaan tugas-
tugas fungsional secara harmonis;
c. Menghindari hal-hal yang bersifat manipulasi dalam pelaksanaan tugas-
tugas fungsional.

BAB VII
HUBUNGAN DENGAN PEGAWAI

Pasal 10
Dalam menjaga hubungan dengan Pegawai, seorang Analis Imigrasi wajib:
a. Menjaga hubungan profesional, rasional, obyektif, kesetaraan, saling
menghargai dan saling menghormati;
b. Bekerja sama dalam membangun dan mengembangkan peraturan serta
kebijakan Imigrasi yang bersifat dinamis, berkualitas dan bermanfaat;
c. Bekerja sama antarsesama pegawai secara harmonis dan sinergis;
d. Menjauhi tindakan saling menyalahkan dan menjatuhkan kredibilitas
Pegawai.

BAB VIII
HUBUNGAN DENGAN SESAMA ANALIS IMIGRASI

Pasal 11
Dalam menjaga hubungan terhadap sesama Analis Imigrasi, seorang Analis
Imigrasi wajib:
a. Memperlakukan sesama Analis Imigrasi sebagai rekan kerja yang
memiliki hak dan kewajiban yang bersesuaian; dan
b. Tidak melakukan persekongkolan dengan atasan langsung maupun tidak
langsung, teman sejawat, atau orang lain di dalam maupun di luar unit
kerjanya atau Instansi Teknis, dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan dan kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain yang
secara langsung atau tidak langsung yang dapat merugikan bangsa dan
negara.

BAB IX
HUBUNGAN DENGAN MASYARAKAT

Pasal 12
Dalam menjaga hubungan dengan masyarakat, seorang Analis Imigrasi
wajib:
a. Bersikap jujur, terbuka dan responsif terhadap kritik, saran, keluhan,
laporan/pengaduan serta pendapat baik yang berasal dari dalam
lingkungan Instansi Teknis maupun dari masyarakat luas; dan
b. Memperlakukan anggota masyarakat untuk mendapatkan hak yang
sama di bidang Imigrasi sesuai dengan prinsip hak asasi manusia.

BAB X
PELAKSANAAN KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PROFESI

Pasal 13
(1) Pelaksanaan Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi dilakukan oleh Majelis
Kode Etik Profesi Analis Imigrasi.
(2) Pelaksanaan Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi harus disertai dengan
kegiatan monitoring dan evaluasi secara periodik yang dilakukan oleh
Pengurus Pusat dan Pengurus Daerah.
(3) Pelaksanaan Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi wajib mencerminkan
tujuan penegakkan etika profesi Analis Imigrasi.

Pasal 14
Untuk menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi,
MKEPAK bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Imigrasi melalui
Ketua Umum PERANIM.
BAB XI
MAJELIS KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PROFESI
Bagian Kesatu
Pembentukan dan Keanggotaan

Pasal 15
(1) Untuk menegakkan Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi, dibentuk
MKEPAK.
(2) MKEPAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Jenderal Imigrasi atas rekomendasi Ketua Umum
PERANIM.
(3) Susunan keanggotaan MKEPAK terdiri atas:
a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota;
b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota; dan
c. 5 (lima) orang anggota.

Bagian Kedua
Sekretariat

Pasal 16
(1) Dalam melaksanakan tugasnya MKEPAK dibantu oleh suatu Sekretariat
MKEPAK.
(2) Sekretariat MKEPAK berkedudukan di Direktorat Jenderal Imigrasi dan
diketuai oleh Sekretaris Umum.

Bagian Ketiga
Tugas MKEPAK

Pasal 17
MKEPAK bertugas memeriksa dan memberikan rekomendasi jenis
penjatuhan sanksi Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil kepada Instansi
Teknis terhadap Analis Imigrasi yang diduga melanggar Kode Etik dan Kode
Perilaku Profesi setelah mempertimbangkan keterangan yang bersangkutan,
saksi dan alat bukti lainnya dalam sidang MKEPAK;

Bagian Keempat
Pendanaan

Pasal 18
Pendanaan yang diperlukan untuk kegiatan Sekretariat MKEPAK dibebankan
pada Keuangan Organisasi PERANIM.

BAB XII
PEMERIKSAAN DAN SIDANG
MAJELIS KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PROFESI

Pasal 19
Setiap laporan dan/atau pengaduan mengenai sikap, perilaku, dan
perbuatan Anggota dapat diterima, ditampung dan dibahas secara
komprehensif oleh MKEPAK.

Pasal 20
(1) MKEPAK memeriksa setiap laporan dan/atau pengaduan terhadap
Anggota yang diduga melanggar kode etik.
(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
Sidang MKEPAK dengan mempertimbangkan keterangan Anggota yang
bersangkutan, saksi, dan alat bukti lainnya.
(3) Sidang MKEPAK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihadiri paling
sedikit 5 (lima) orang anggota MKEPAK.

Pasal 21
(1) MKEPAK mengambil keputusan berdasarkan musyawarah mufakat.
(2) Dalam hal musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
tidak tercapai, keputusan diambil dengan suara terbanyak.
(3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diambil
setelah Anggota yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri.
(4) Keputusan MKEPAK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat final.

Pasal 22
Jabatan, jenjang dan pangkat anggota MKEPAK sekurang-kurangnya setara
dengan Anggota yang diperiksa karena diduga melanggar Kode Etik Profesi.

Pasal 23

MKEPAK dalam mengambil keputusan bersifat bebas dan tidak dapat


dipengaruhi oleh pihak manapun.

Pasal 24
(1) MKEPAK wajib memberikan tanggapan, pendapat, alasan, dan
argumentasi dalam sidang MKEPAK.
(2) Sekretariat MKEPAK mencatat dan mengarsipkan tanggapan, pendapat,
alasan, argumentasi dan Keputusan MKEPAK.
(3) Tanggapan, pendapat, alasan, dan argumentasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bersifat rahasia.

Pasal 25
(1) Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi wajib menyampaikan
keputusan hasil sidang Majelis kepada:
a. Analis Imigrasi yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik; dan
Kode Perilaku Profesi.
b. Pejabat yang berwenang sebagai bahan dalam memberikan sanksi
moral dan/atau sanksi lainnya kepada Analis Imigrasi yang diduga
melanggar Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi.
(2) Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
terdiri atas:
a. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
b. Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
c. Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
d. Direktur Jenderal Imigrasi; dan/atau
e. Kepala Satuan Kerja.

BAB XIII
SANKSI

Pasal 26
(1) Sanksi yang dikenakan terhadap Anggota yang melakukan pelanggaran
Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi berupa:
a. Teguran secara lisan;
b. Peringatan secara tertulis;
c. Pemberhentian dari kepengurusan PERANIM; dan
d. Pemberhentian dari keanggotaan PERANIM.
(2) Selain sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), MKEPAK dapat
memberikan rekomendasi kepada Instansi Teknis mengenai penjatuhan
hukuman disiplin terhadap Anggota yang melakukan pelanggaran Kode
Etik dan Kode Perilaku Profesi.
(3) Penjatuhan sanksi sebagaimana terurai di atas terhadap Anggota yang
melanggar Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi, disesuaikan dengan
derajat kuantitas dan kualitas pelanggaran yang dilakukan.
(4) Pelaksanaan penjatuhan sanksi dilakukan oleh MKEPAK melalui proses
pertimbangan yang matang.

BAB XIV
REHABILITASI

Pasal 27
(1) Anggota yang dilaporkan atau diadukan melanggar Kode Etik dan Kode
Perilaku Profesi, namun oleh sidang MKEPAK diputuskan tidak terbukti
melakukan pelanggaran dapat direhabilitasi namanya.
(2) Rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan MKEPAK.
BAB XV
PENUTUP

Pasal 28
(1) Untuk melaksanaan Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi ini perlu
disusun pedoman pelaksanaan;
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman pelaksanaan Kode Etik dan
Kode Perilaku Profesi diatur dalam Peraturan Organisasi PERANIM dan
disahkan oleh Pengurus Pusat.
(3) Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi ini berlaku pada saat ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 15 April 2019

Menyetujui,
Direktur Jenderal Imigrasi, Ketua,

Ronny F. Sompie Lilik Bambang. L


NIP. 19610917 201508 1 001 NIP. 19590102 198403 1 001

Anda mungkin juga menyukai