Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TEKS EKSPLANASI

KURANGNYA LITERASI DI KALANGAN SISWA SMA

XI IPS 4
Kelompok 4:
Muhammad Syu'aib S (20)
Ahmad Dimas Maulidin (02)
Angga Saputra (05)
Roni (28)

SMA NEGERI 1 JUWANA


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
i
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2

1.3 Tujuan..................................................................................................................2

Permasalahan yang Melatarbelakangi Minat Membaca...................................3

Faktor yang Menyebabkan Rendahnya Minat Membaca.................................4

Upaya untuk Meningkatkan Minat Membaca....................................................6

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................7

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minat baca mempunyai pengaruh yang besar terhadap kebiasan membaca. Karena apabila
siswa membaca tanpa mempunyai minat baca yang tinggi maka siswa tersebut tidak akan
membaca dengan sepenuh hati. Apabila siswa tersebut membaca atas kemauan atau
kehendaknya sendiri maka siswa tersebut akan membaca dengan sepenuh hati. Apabila siswa
sudah terbiasa dengan membaca, kebiasaan tersebut akan dilakukan secara terus-menerus.
Selain itu, kegemaran membaca memberikan dampak yang positif untuk siswa tersebut. Karena
minat baca yang sangat tinggi menjadikan minat belajarnya pun juga tinggi. Siswa yang senang
membaca akan mempunyai pengetahuan yang luas dari buku yang dibacanya. Sangat
disayangkan, apabila siswa tidak suka membaca atau mempunyai minat membaca yang rendah
karena pengetahuan siswa akan sempit.

Seperti sekarang ini, minat baca siswa yang rendah membuat mutu pendidikan juga semakin
menurun. Karena minat baca siswa berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Rendahnya minat
baca menyebabkan merosotnya kualitas lulusan siswa, karena siswa tersebut malas membaca
atau mempunyai minat baca yang rendah sehingga siswa tersebut juga malas untuk belajar.
Padahal, dengan membaca siswa menjadi tahu apa yang sebelumnya belum diketahui. Dan
secara umum untuk meningkatkan pengertian, pemahaman dan pengetahuan tentang
pelajaran dalam menguasai informasi dan perkembangan teknologi adalah dengan kegiatan
membaca. Apabila siswa tersebut sudah malas untuk membaca maka hal tersebut juga
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa tersebut.

Wikpedia(2008) menyatakan, Rendahnya minat baca para siswa menyebabkan


perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah akan jarang dimanfaatkan secara optimal oleh siswa.
Demikian pula dengan perpustakaan umum yang ada disetiap kota atau kabupaten juga akan
jarang dikunjungi para siswa, karena siswa tersebut tidak mempunyai minat baca yang
tinggi.Apabila minat baca tinggi maka mutu pendidikan juga tinggi. Sehingga kualitas sumber
daya manusia juga meningkat.

Untuk itu, membaca sebaiknya ditumbuhkan pada diri siswa sejak dini karena semakin siswa
tersebut di latih membaca secara terus-menerus yang akan berdampak yang positif pada siswa
tersebut. Upaya untuk melakukan peningkatan minat baca pun juga telah dilakukan. Tinggal
bagaimana siswa tersebut menanggapi betapa pentingnya menumbuhkan minat baca pada
dirinya. Karena dengan membiasakan membaca bisa meningkatkan prestasi belajar yang
semula menurun tetapi dengan mempunyai minat baca yang tinggi menyebabkan siswa
tersebut belajar dari buku yang dia baca, maka membuat prestasi siswa tersebut menjadi
meningkat. Selain itu, juga membuka wawasan mereka semakin luas dan juga pengetahuan
siswa juga akan semakin bertambah pula dengan membaca.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas, Rumusan Masalah yang dapat diambil adalah

1. Apakah pengertian Membaca?

2. Bagaimana Hakikat Membaca itu sendiri?

3. Apa saja permasalahan yang melatar belakangi rendahnya minat membaca pada siswa?

4. Apakah faktor yang menyebabkan rendahnya minat membaca pada siswa?

5. Apa saja dampak yang ditimbulkan akibat rendahnya minat membaca pada siswa?

6.Bagaimana upaya untuk meningkatkan minat membaca pada siswa?

1.3 Tujuan

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, Tujuan penulisan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan rendahnya minat membaca pada siswa

2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat rendahnya minat membaca pada siswa

3. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dapat meningkatkan minat membaca pada siswa

Permasalahan yang Melatarbelakangi Minat Membaca pada Siswa

Pertama, sistem pembelajaran belum memuat anak-anak, siswa, dan mahasiswa harus
membaca buku (lebih banyak lebih baik), mencari informasi atau pengetahuan lebih dari apa
yang diajarkan, mengapresiasikan karya-karya ilmiah, filsafat, sastra, dan sebagainya. Kadang,
pemerintah kurang tepat dalam menentukan kurikulum yang harus dilaksanakan di Indonesia
ini. Dengan banyak waktu yang dihabiskan di sekolah untuk belajar, anak kadang berfikir bahwa
waktu yang dihabiskan untuk belajar dan membaca di sekolah saja sudah cukup dan mereka
cenderung tidak membaca materi guru di rumah. Mereka membaca atau mengulang materi
dari guru jika esoknya akan ada ulangan ataupun ada PR saja.

Kedua, banyaknya jenis hiburan, permainan (game) dan tayangan TV yang mengalihkan
perhatian pelajar dari buku. Selain itu, browsing di internet terkadang lebih asyik bagi para
pelajar ketimbang harus membaca buku pelajaran yang mereka pikir terlalu membosankan.
Pelajar rela menghabiskan waktu dengan HP, laptop, ataupun gadget mereka untuk membuka
internet seperti bermain facebook, twitter, youtube, ataupun media lain dari pada mencari hal-
hal yang bermanfaat untuk kehidupan mereka ataupun membaca buku.

Ketiga, banyaknya tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti taman rekreasi,
tempat karaoke, night club, mall, supermarket. Tempat-tempat seperti ini kadang digunakan
oleh para pelajar dewasa untuk bermain setelah pulang sekolah. Jika mereka bisa membagi
waktu antara bermain di luar dengan belajar, maka itu tidak akan masalah. Tetapi kadang para
pelajar ini lupa waktu jika sudah berada di tempat hiburan. Misalnya saja di mall, mereka akan
lebih banyak menghabiskan waktu untuk melihat baramh-barang yang dijual di mall walaupun
kadang mereka tidak bermaksud membelinya. Karena terlalu lama, mereka kadang lupa waktu
untuk belajar dan terus jalan-jalan walaupun sampai malam. Dan itu membuat para pelajar
untuk lupa akan waktu belajarnya, apalagi membaca.

Keempat, budaya baca memang belum pernah diwariskan nenek moyang kita. Kita hanya
terbiasa mendengar berbagai dongeng, kisah, adat-istiadat secara verbal dikemukakan orang
tua, nenek, dan tokoh masyarakat. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa orang
Indonesia lebih senang mendengar ataupu berbicara dari pada membaca.

Ini terbukti dari sebagian besar pelajar lebih suka mendengar berita ataupun menonton
sinetron di televisi, dan jika sedang berkumpul dengan teman sejawat, mereka akan lebih suka
untuk ngerumpi untuk membicarakan hal-hal yang menurut mereka asyik untuk dibicarakan,
seperti menggosip ataupun bercerita tentang isi hati mereka masing-masing.

Kelima, para ibu orang tua kita senantiasa disibukkan berbagai kegiatan, serta membantu
mencari tambahan nafkah untuk penghidupan keluarga. Kadang itu membuat para pelajar
merasa kehilangan kasih sayang dan mencari kegiatan lain untuk mencari cara menghilangkan
kejenuhan dan itu cenderung mengarah ke hal yang negative.
Keenam, sarana untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan,
masih merupakan barang aneh dan langka. Itu membuat para pelajar menjadi malas untuk
membaca karena mereka tidak bisa dengan mudah mencari bahan bacaan. Di internet juga
tidak semua informasi ada, selain itu terlalu lama berada di depan layar komputer ataupun
sejenisnya bisa membuat mata tidak sehat atau bahkan bisa membuat kita memakai kaca mata.

Ketujuh, mempunyai sifat malas yang merajalela dikalangan anak-anak maupun dewasa
untuk membaca dan belajar demi kemajuan diri masing-masing untuk menambah ilmu
pengetahuan. Ini merupakan masalah terbesar bagi rendahnya minat baca para pelajar karena
ini merupakan masalah dari dalam diri pelajar yang harus mereka lawan sendiri. Sifat malas
tersebut muncul secara tiba-tiba atau sudah menjadi kebiasaan seoraang pelajar malas untuk
membaca.

Faktor yang Menyebabkan Rendahnya Minat Membaca

1. Lemahnya Sarana dan Prasarana Pendidikan

Salah satu faktor yang menyebabkan kemampuan membaca siswa tergolong rendah
karena sarana dan prasarana pendidikan khususnya perpustakaan dengan buku-bukunya belum
mendapat prioritas dalam penyelenggaraannya. Sedangkan kegiatan membaca membutuhkan
adanya buku-buku yang cukup dan bermutu serta eksistensi perpustakaan dalam menunjang
proses pembelajaran.

Faktor lain yang menghambat kegiatan siswa untuk mau membaca adalah kurikulum yang
tidak secara tegas mencantumkan kegiatan membaca dalam suatu bahan kajian, serta para
tenaga kependidikan baik sebagai guru, dosen maupun para pustakawan yang tidak
memberikan motivasi pada anak-anak peserta didik bahwa membaca itu penting untuk
menambah ilmu pengetahuan, melatih berfikir kritis, menganalisis persoalan, dan sebagainya.

Kurangnya pengelolaan perpustakaan dan koleksi buku dihampir semua sekolah pada
semua jenis dan jenjang pendidikan, kondisi perpustakaannya masih belum memenuhi standar
sarana dan prasarana pendidikan. Perpustakaan sekolah belum sepenuhnya berfungsi. Jumlah
buku-buku perpustakaan jauh dari mencukupi kebutuhan tuntutan membaca sebagai basis
pendidikan, serta peralatan dan tenaga yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Padahal
perpustakaan sekolah merupakan sumber membaca dan sumber belajar sepanjang hayat yang
sangat vital dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Kemajuan Teknologi

Minat baca siswa yang rendah dewasa ini disebabkan oleh faktor, perkembangan teknologi
dan pusat-pusat informasi yang lebih menarik, perkembangan tempat-tempat hiburan
(entertainment), acara televisi. Sehingga status dan kedudukan perpustakaan, serta citra
perpustakaan dalam pandangan siswa sangat rendah. Hal ini secara lebih luas, dengan
menengok sendi-sendi budaya masyarakat yang pada dasarnya kurang mempunyai landasan
budaya baca, atau pewarisan secara intelektual. Masyarakat dalam memberitakan sesuatu
termasuk cerita-cerita terdahulu lebih mengandalkan budaya tutur daripada tulisan. Latar
budaya lisan itulah yang agaknya menjadi salah satu sebab lemahnya budaya baca masyarakat,
termasuk minat pada pustaka dan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi dan
ilmu pengetahuan.

3. Kurangnya Dukungan Keluarga dan Lingkungan

Rendahnya minat baca di kalangan anak dapat disebabkan oleh kondisi keluarga yang tidak
mendukung, terutama dari orang tua anak-anak yang tidak mencontohkan kegemaran
membaca kepada anak-anak mereka. Selain itu, kurangnya perhatian dan pengawasan orang
tua mereka terhadap kegiatan anak-anaknya. Hal ini dapat dikaitkan pula dengan konsep
pendidikan yang diterapkan dan dipahami orang tua.

Sementara terkait dengan fasilitas, minimnya ketersediaan bahan bacaan di rumah juga dapat
membuat anak kurang berminat pada kegiatan membaca karena tidak ada atau kurangnya
sumber bacaan yang tersedia di rumah. Selain dari sisi keluarga, terdapat juga pengaruh dari
lingkungan. Karena pengaruh ajakan yang begitu kuat dari lingkungan (teman), anak lebih
memilih bermain dengan teman-temannya dibanding membaca buku.

Dan terakhir, ketersediaan waktu yang kurang, membuat anak kurang berminat untuk
membaca. Seperti kondisi beberapa informan anak yang bersekolah dengan sistem full day
school, tentu sebagian besar waktu dalam sehari sudah banyak dihabiskan di sekolah.
Kesempatan memiliki waktu luang sangat terbatas. Apalagi jika masih ada kegiatan-kegiatan
rutin yang mereka jalani setelah pulang sekolah. Kalaupun masih ada sisa waktu, mereka lebih
memanfaatkan untuk bersantai dan melepas lelah.

Rendahnya minat baca siswa, tentu tidak hanya sebatas masalah kuantitas dan kualitas
buku saja, melainkan terkait juga pada banyak hal yang saling berhubungan. Misalnya, mental
anak dan lingkungan keluarga/masyarakat yang tidak mendukung. Orang kota mungkin
kesulitan membangkitkan minat baca siswa karena serbuan media informasi dan hiburan
elektronik. Sementara di pelosok desa, siswa lebih suka keluyuran ketimbang membaca. Sebab,
di sana lingkungan/tradisi membaca tidak tercipta. Orang lebih suka ngerumpi atau menonton
acara televisi daripada membaca.

Upaya untuk Meningkatkan Minat Membaca di Kalangan Siswa

Sistem Pendidikan Nasional dan Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional yang diatur
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 diharapkan dapat memberikan arah agar tujuan
pendidikan di tanah air semakin jelas dalam mengembangkan kemampuan potensi anak bangsa
agar terwujudnya SDM yang kompetitif dalam era globalisasi, sehingga bangsa Indonesia tidak
selalu ketinggalan dalam kecerdasan intelektual. Oleh sebab itu penyelenggaraan pendidikan
harus memenuhi beberapa prinsip antara lain :

 Sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat.
 Mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung.

Kedua prinsip di atas harus saling bergayut. Artinya dalam proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, harus diisi dengan kegiatan pengembangan
budaya membaca, menulis dan berhitung. Pengembangan kurikulum secara berdiversifikasi
khususnya dalam Bahan Kajian Bahasa Indonesia harus memuat kegiatan pengembangan
budaya membaca dan menulis dengan alokasi waktu yang cukup memberi kesempatan banyak
untuk membaca. Demikian pula dalam bahan kajian seni dan budaya, cakupan kegiatan menulis
harus jelas dan berimbang dengan kegiatan menggambar/melukis, menyanyi dan menari.
Kegiatan membaca dan menulis tidak saja menjadi prioritas dalam Bahan Kajian Bahasa
Indonesia dan Bahan Kajian Seni dan Budaya, tetapi hendaknya juga secara implisit harus
tercantum dalam Bahan-bahan Kajian lainnya.

Paradigma Tenaga Kependidikan Guru, dosen maupun para pustakawan sekolah sebagai
tenaga kependidikan, harus merubah mekanisme proses pembelajaran menuju “membaca”
sebagai suatu sistem belajar sepanjang hayat. Setiap guru, dosen dalam semua bahan kajian
harus dapat memainkan perannya sebagai motivator agar para peserta didik bergairah untuk
banyak membaca buku-buku penunjang kurikulum pada bahan kajian masing-masing. Misalnya
dengan memberi tugas-tugas rumah setiap kali selesai pertemuan dalam proses pembelajaran.
Dengan sistemreading drill secara kontinu maka membaca akan menjadi kebiasaan peserta
didik dalam belajar.

Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sumber belajar siswa baik dalam proses kegiatan
belajar mengajar secara formal maupun non formal untuk membantu sekolah dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan di sekolah tersebut. Hal penting yang harus dilakukan oleh pihak
sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa adalah dengan melengkapi koleksi
perpustakaan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sudah saatnya perpustakaan
sekolah tidak hanya berisi buku-buku paket, koleksi perpustakaan juga dapat berupa buku-buku
bacaan yang mampu menarik minat siswa untuk membaca.

Motivasi Guru dan Keluarga Pada dasarnya, pihak sekolah / guru bertanggungjawab ikut
menumbuhkan minat baca bagi siswa, karena dari sanalah sumber kreatifitas siswa akan
muncul. Sekolah harus mengajar anak-anak berpikir melalui budaya belajar yang menekankan
pada memahami materi. Selain itu, juga keluarga harus mendukung, terutama dari orang tua
anak-anak yang harus mencontohkan kegemaran membaca kepada anak-anak mereka. Selain
itu, orang tua juga harus memperhatian dan mengawasi terhadap kegiatan anak-anaknya.

Sementara terkait dengan fasilitas, ketersediaan bahan bacaan di rumah juga dipenuhi agar
membuat anak berminat pada kegiatan membaca karena sumber bacaan yang tersedia di
rumah.Beberapa upaya agar meningkatkan minat membaca lainnya adalah Memberikan
pemahaman akan pentingnya membaca Cara ini menekankan pada siswa bahwa membaca
memiliki banyak manfaat. Karena dari membaca pengetahuan semakin luas dan akan banyak
hal baru yang akan kita dapat . Ketersediaan buku-buku yang berkualitas di perpustakaan.
Buku-buku yang berkualitas dan mudah di telaah akan mendorong para siswa untuk gemar
membaca dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan.Adanya kesamaan Visi dan Misi dari
pemerintah dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat pada umumnya dan khusus
pelajarSelain sekolah sebagai institusi yang mengajarkan membaca, peran ibu dinilai amat
berpengaruh. Seorang ibu biasanya memiliki waktu jauh lebih banyak dibandingkan ayah. Anak
juga lebih dekat dengan ibu. Ibu punya kekuatan luar biasa untuk membentuk anak. Kalau ibu
menggunakan peranannya dalam konteks memberikan contoh yang baik bagi anaknya, seperti
membaca maka anak akan menjadi pembaca.
6

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/19838876/

https://sman1juwana.sch.id/

https://www.smadwiwarna.sch.id/cara-meningkatkan-minat-baca-siswa/
7

Anda mungkin juga menyukai