Anda di halaman 1dari 11

RESUME

NAMA : Andi Rahmadiana


NIM : 70300122079
PRODI : Keperawatan C
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses pemberian layanan profesional, di mana data
dan informasi yang relevan dikumpulkan untuk memahami situasi atau masalah yang akan
ditangani.
Berikut ini adalah beberapa langkah yang umum dilakukan dalam pengkajian:
1. Mengumpulkan data tentang situasi atau masalah yang akan ditangani
Identifikasi dengan jelas tujuan pengkajian dan jenis informasi yang diperlukan.
Misalnya, apakah pengkajian bertujuan untuk menilai kesehatan fisik, kesejahteraan
mental, atau faktor sosial.
Berikut beberapa contoh tujuan pengkajian yang umum:
a) Penilaian Kesehatan Fisik
Pengkajian bertujuan untuk mengevaluasi kondisi fisik individu. Informasi yang
diperlukan meliputi riwayat kesehatan, gejala atau keluhan saat ini, riwayat penyakit,
riwayat pengobatan, riwayat alergi, pola tidur, pola makan, aktivitas fisik, dan
pemeriksaan fisik.

b) Penilaian Kesejahteraan Mental


Pengkajian ini fokus pada aspek kesejahteraan mental individu. Informasi yang
diperlukan meliputi gejala psikologis, riwayat gangguan mental, riwayat pengobatan
atau terapi sebelumnya, dukungan sosial, pola tidur, pola makan, tingkat stres, dan
evaluasi kemampuan kognitif.

c) Penilaian Sosial dan Lingkungan


Pengkajian ini berfokus pada faktor-faktor sosial, lingkungan, dan konteks individu.
Informasi yang diperlukan meliputi status keluarga, hubungan interpersonal,
dukungan sosial, kondisi tempat tinggal, akses terhadap layanan, tingkat pendidikan,
pekerjaan, dan faktor-faktor lingkungan yang berperan.
d) Penilaian Psikososial
Pengkajian ini menggabungkan aspek kesehatan fisik, kesejahteraan mental, dan
faktor sosial. Informasi yang diperlukan mencakup semua aspek tersebut dengan
penekanan pada hubungan antara faktor-faktor tersebut dan pengaruhnya terhadap
individu.
2. Melakukan wawancara dengan individu, keluarga, atau pihak terkait
Berinteraksi langsung dengan individu yang sedang dievaluasi dan melibatkan keluarga
atau orang terdekat dalam proses wawancara jika diperlukan. Wawancara ini bertujuan
untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat tentang latar belakang, riwayat,
pengalaman, dan persepsi mereka tentang situasi atau masalah yang ada.
Dalam melakukan wawancara, interaksi langsung dengan individu yang sedang
dievaluasi adalah langkah penting untuk mendapatkan informasi yang komprehensif dan
akurat. Berikut adalah beberapa poin tambahan yang dapat diperhatikan dalam proses
wawancara:
 Pendekatan yang empati
Tunjukkan sikap empati dan pengertian terhadap individu yang sedang dievaluasi.
Berikan lingkungan yang nyaman dan ramah agar individu merasa aman untuk
berbicara dan berbagi informasi yang penting.

 Pertanyaan terbuka
Gunakan pertanyaan terbuka yang memungkinkan individu untuk memberikan
penjelasan dan cerita yang lebih rinci. Pertanyaan terbuka mendorong individu untuk
berbicara lebih banyak daripada pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban "ya"
atau "tidak".

 Mendengarkan dengan aktif


Berikan perhatian penuh terhadap apa yang dikatakan oleh individu. Dengarkan
dengan seksama, jangan menginterupsi, dan berikan umpan balik yang
memperlihatkan bahwa Anda memahami dan menghargai apa yang mereka
sampaikan.

 Pertanyaan yang relevan


Ajukan pertanyaan yang spesifik dan relevan terkait dengan tujuan pengkajian.
Pertanyaan tersebut dapat berkaitan dengan riwayat kesehatan, peristiwa kehidupan
yang signifikan, hubungan sosial, dukungan yang ada, atau pengalaman psikologis
yang relevan.

 Melibatkan keluarga atau orang terdekat


Jika situasinya memungkinkan, libatkan keluarga atau orang terdekat individu dalam
wawancara. Mereka dapat memberikan informasi tambahan yang penting dan
perspektif yang berbeda terkait dengan situasi atau masalah yang sedang dievaluasi.
 Menggunakan teknik reflektif
Gunakan teknik reflektif untuk mengonfirmasi pemahaman Anda terhadap apa yang
telah dikatakan oleh individu. Misalnya, ulangi ringkasan dari apa yang telah mereka
sampaikan atau sampaikan rasa empati terhadap perasaan atau pengalaman yang
mereka bagikan.
3. Menganalisis data yang terkumpul
Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah menganalisis dan mengevaluasi
informasi yang telah diperoleh. Identifikasi pola, tren, dan faktor yang berperan dalam
situasi atau masalah yang sedang dievaluasi.
Setelah proses pengumpulan data selesai, langkah selanjutnya adalah menganalisis dan
mengevaluasi informasi yang telah diperoleh. Berikut adalah beberapa langkah yang
dapat diambil dalam proses analisis dan evaluasi:
 Identifikasi pola dan tren
Periksa data yang telah dikumpulkan untuk mencari pola atau tren yang muncul.
Perhatikan adanya kesamaan, perbedaan, atau pola yang berulang dalam data yang
relevan dengan situasi atau masalah yang dievaluasi.

 Identifikasi faktor yang berperan


Tinjau informasi yang telah dikumpulkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
berkontribusi pada situasi atau masalah yang sedang dievaluasi. Faktor ini bisa
meliputi faktor fisik, emosional, sosial, atau lingkungan yang mempengaruhi
individu atau kelompok yang dievaluasi.

 Analisis data secara mendalam


Teliti data yang terkumpul secara lebih rinci. Identifikasi informasi yang paling
relevan dan signifikan terkait dengan situasi atau masalah yang sedang dievaluasi.
Gunakan pendekatan analisis yang sesuai, seperti analisis statistik jika diperlukan.

 Komparasi dengan kerangka referensi


Bandingkan hasil data yang telah dikumpulkan dengan kerangka referensi atau
norma yang berlaku. Ini bisa meliputi perbandingan dengan standar medis,
pedoman kesehatan, teori psikologis, atau norma sosial yang relevan dengan situasi
atau masalah yang sedang dievaluasi.

 Melibatkan pemangku kepentingan


Libatkan individu yang dievaluasi atau keluarga/orang terdekat mereka dalam
proses analisis dan evaluasi. Diskusikan temuan awal dengan mereka dan peroleh
masukan serta perspektif mereka terkait dengan hasil pengkajian.
 Dokumentasikan temuan
Pastikan untuk mencatat dan mendokumentasikan temuan analisis dengan jelas.
Catat pola, tren, dan faktor yang telah diidentifikasi, serta kesimpulan yang dapat
diambil dari data yang telah dianalisis.
4. Menggunakan alat-alat pengkajian yang sesuai
Selain wawancara, penggunaan alat pengkajian tambahan seperti skala penilaian, tes, atau
observasi dapat membantu dalam memperoleh informasi yang lebih terperinci dan
objektif. Pastikan untuk menggunakan alat-alat ini dengan tepat dan sesuai dengan
kebutuhan pengkajian.
a) Pilih alat yang sesuai
Tentukan alat pengkajian yang paling sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
pengkajian. Misalnya, jika Anda ingin mengukur tingkat kecemasan, Anda dapat
menggunakan skala kecemasan yang telah teruji dan valid.
b) Pastikan validitas dan reliabilitas
Pastikan bahwa alat pengkajian yang digunakan memiliki validitas dan reliabilitas
yang telah teruji. Validitas mengacu pada sejauh mana alat tersebut mengukur apa
yang seharusnya diukur, sedangkan reliabilitas mengacu pada sejauh mana alat
tersebut memberikan hasil yang konsisten.
c) Petunjuk penggunaan yang jelas
Pahami dengan baik petunjuk penggunaan alat pengkajian yang dipilih. Pastikan
Anda mengikuti instruksi dengan tepat dalam penerapan alat tersebut.
d) Interpretasi yang cermat
Ketika menggunakan alat pengkajian, perhatikan interpretasi hasilnya secara cermat.
Pahami skor atau hasil yang diperoleh dan kaitkan dengan pertanyaan atau konstruk
yang diukur oleh alat tersebut.
e) Observasi yang terstruktur
Observasi dapat menjadi alat yang kuat untuk memperoleh informasi tentang
perilaku atau interaksi. Pastikan observasi dilakukan secara terstruktur dengan
menggunakan pedoman atau daftar periksa yang telah ditetapkan sebelumnya.
f) Komunikasikan dengan jelas
Jelaskan kepada individu yang sedang dievaluasi tentang tujuan dan proses
penggunaan alat pengkajian tambahan. Berikan pemahaman yang jelas tentang apa
yang diharapkan dari mereka dalam mengisi skala atau mengikuti tes.

B. Diagnosis
Dalam proses diagnosis, langkah-langkah berikut dapat diikuti untuk menetapkan diagnosis
berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan:
1. Evaluasi data pengkajian
Tinjau kembali data yang telah dikumpulkan selama pengkajian, termasuk informasi dari
wawancara, alat pengkajian tambahan, dan observasi. Analisis data ini akan membantu
Anda mengidentifikasi pola, tren, dan faktor yang relevan.
Tinjau kembali data yang telah dikumpulkan selama pengkajian adalah langkah penting
dalam proses diagnosis. Berikut adalah beberapa poin yang dapat membantu dalam
analisis data:
a) Organisasi data
Susun data yang telah dikumpulkan dalam format yang sistematis dan terstruktur.
Misalnya, jika Anda menggunakan formulir atau catatan pengkajian, pastikan
informasi diatur dengan jelas dan mudah dibaca.
b) Identifikasi pola dan tren
Tinjau data secara keseluruhan untuk mencari pola atau tren yang muncul. Perhatikan
adanya kesamaan, perbedaan, atau perubahan yang signifikan dalam data yang terkait
dengan situasi atau masalah yang sedang dievaluasi.
c) Fokus pada informasi yang relevan
Identifikasi informasi yang paling relevan dengan tujuan pengkajian. Tinjau ulang
wawancara, hasil tes, skala penilaian, atau observasi untuk mengekstrak informasi
yang paling penting terkait dengan masalah yang sedang dievaluasi.
d) Kategorisasi dan pengelompokan
Kategorisasikan data berdasarkan tema atau aspek yang saling terkait. Misalnya, jika
Anda mengumpulkan informasi tentang gejala psikologis, Anda dapat
mengelompokkan data tersebut berdasarkan jenis gejala atau kelompokkan dalam
kategori yang relevan.
e) Identifikasi faktor yang berperan
Identifikasi faktor-faktor yang berperan dalam situasi atau masalah yang sedang
dievaluasi. Ini dapat mencakup faktor-faktor fisik, emosional, sosial, atau lingkungan
yang mempengaruhi individu atau kelompok yang dievaluasi.

2. Menggunakan klasifikasi atau sistem diagnosa


Gunakan klasifikasi atau sistem diagnosa yang sesuai dengan bidang atau konteks yang
relevan. Misalnya, dalam bidang kesehatan mental, Anda dapat merujuk pada DSM-5
(Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Jiwa Edisi Kelima) untuk menetapkan
diagnosis psikiatri.
3. Menetapkan diagnosis primer
Identifikasi masalah utama yang muncul dari pengkajian dan tetapkan diagnosis primer
berdasarkan gejala, tanda, atau kriteria yang relevan. Diagnosis primer mencerminkan
masalah utama yang perlu ditangani dalam situasi atau masalah yang sedang dievaluasi.
Dalam mengidentifikasi masalah utama dan menetapkan diagnosis primer, langkah-
langkah berikut dapat diikuti:
 Tinjau data pengkajian
Periksa data pengkajian yang telah dikumpulkan secara cermat. Identifikasi gejala,
tanda, atau masalah yang muncul secara konsisten dan memiliki dampak signifikan
pada individu yang dievaluasi.

 Prioritaskan masalah utama


Fokus pada masalah yang memiliki dampak paling besar pada individu atau situasi
yang sedang dievaluasi. Pertimbangkan gejala atau tanda yang paling mengganggu,
merugikan, atau mempengaruhi fungsi sehari-hari individu tersebut.

 Identifikasi diagnosis primer


Rujuklah pada klasifikasi atau sistem diagnosa yang relevan untuk memilih
diagnosis primer yang sesuai dengan gejala atau tanda yang teridentifikasi.
Perhatikan kriteria diagnostik yang relevan dan pastikan gejala atau tanda yang
terpenuhi memenuhi kriteria untuk diagnosis tersebut.

 Pertimbangkan faktor lainnya


Selain gejala atau tanda, pertimbangkan juga faktor-faktor lain yang mungkin
mempengaruhi diagnosis primer. Misalnya, faktor-faktor lingkungan, riwayat
medis, riwayat keluarga, atau faktor psikososial yang relevan.
 Konsultasi dengan ahli
Jika diperlukan, konsultasikan dengan ahli atau referensi yang terkait untuk
memastikan bahwa diagnosis primer yang ditetapkan memenuhi standar dan
panduan yang berlaku dalam bidang yang relevan.

4. Identifikasi masalah yang terkait


Selain diagnosis primer, penting untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang terkait
atau komorbiditas yang mungkin ada pada individu yang dievaluasi. Masalah-masalah ini
dapat mempengaruhi individu secara keseluruhan dan perlu ditangani bersamaan dengan
diagnosis primer. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti:
a) Tinjau kembali data pengkajian
Periksa kembali data pengkajian untuk mencari tanda-tanda atau gejala masalah
tambahan yang mungkin muncul. Identifikasi masalah-masalah tersebut yang
terkait dengan situasi atau masalah yang sedang dievaluasi.
b) Pertimbangkan hubungan antara masalah
Perhatikan apakah terdapat hubungan antara masalah utama yang telah ditetapkan
dalam diagnosis primer dan masalah-masalah tambahan yang teridentifikasi.
Misalnya, apakah terdapat korelasi atau pengaruh saling mempengaruhi antara
masalah-masalah tersebut?
c) Rujuk pada panduan atau klasifikasi yang relevan
Gunakan panduan atau klasifikasi yang relevan dalam bidang yang sedang
dievaluasi untuk mengidentifikasi masalah-masalah terkait atau komorbiditas yang
mungkin ada. Panduan tersebut dapat memberikan petunjuk tentang hubungan
antara berbagai masalah yang sering terjadi bersamaan.
d) Konsultasikan dengan ahli
Jika diperlukan, konsultasikan dengan ahli yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman dalam bidang yang relevan. Mereka dapat membantu dalam
mengidentifikasi masalah-masalah terkait atau komorbiditas yang perlu ditangani
secara bersamaan dengan diagnosis primer.
e) Pertimbangkan pendekatan holistik
Dalam menangani individu, penting untuk mengadopsi pendekatan yang holistik,
mengakui bahwa masalah yang dialami tidak selalu terbatas pada satu diagnosis
primer. Dengan memahami dan mengatasi masalah-masalah terkait atau
komorbiditas, intervensi dan perencanaan yang lebih komprehensif dapat
diimplementasikan.
5. Menentukan faktor-faktor penyebab
Identifikasi faktor-faktor penyebab yang mendasari masalah yang ditetapkan dalam
diagnosis. Ini dapat meliputi faktor-faktor biologis, psikologis, sosial, atau lingkungan
yang berperan dalam timbulnya masalah tersebut. Memahami faktor penyebab ini dapat
membantu dalam merencanakan intervensi yang tepat.
Selain itu, Penting untuk mencatat bahwa diagnosis merupakan proses kompleks yang
memerlukan pemahaman yang mendalam tentang bidang atau konteks yang relevan.
Dalam beberapa kasus, diagnosis dapat melibatkan tim profesional yang terlatih, seperti
tenaga medis atau ahli psikologi, untuk memastikan keakuratan dan kesesuaian diagnosis
yang ditetapkan.
C. Perencanaan
Perencanaan adalah proses merumuskan tujuan dan sasaran yang spesifik, terukur, dapat dicapai,
relevan, dan berbatasan waktu. Langkah-langkah yang perlu diikuti dalam perencanaan meliputi:
1. Merumuskan tujuan dan sasaran
Tentukan tujuan dan sasaran yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan
berbatasan waktu. Tujuan harus terkait langsung dengan masalah utama yang telah
ditetapkan dalam diagnosis primer. Misalnya, tujuan dapat berupa perubahan perilaku,
perbaikan kesehatan fisik atau mental, peningkatan keterampilan, atau perbaikan
hubungan sosial.
2. Menentukan strategi dan intervensi
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, tentukan strategi dan intervensi yang tepat
untuk mencapai tujuan tersebut. Pertimbangkan pendekatan dan metode yang sesuai
dengan kebutuhan individu atau kelompok yang dievaluasi. Ini dapat mencakup
pendekatan terapi, intervensi farmakologi, pendidikan kesehatan, pelatihan keterampilan,
atau dukungan sosial.
3. Melibatkan individu atau keluarga
Libatkan individu atau keluarga yang terlibat dalam perencanaan. Ajak mereka untuk
berpartisipasi aktif dalam merumuskan tujuan, menentukan strategi, dan memilih
intervensi yang akan dilakukan. Ini akan memperkuat rasa kepemilikan dan keterlibatan
mereka dalam proses perencanaan dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan
intervensi.
4. Menentukan sumber daya yang dibutuhkan
Identifikasi sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan intervensi dengan efektif.
Ini dapat mencakup sumber daya manusia seperti tenaga medis atau tenaga kesehatan
lainnya, sumber daya finansial, peralatan atau fasilitas yang diperlukan, atau dukungan
masyarakat. Pastikan bahwa sumber daya ini tersedia dan dapat diakses selama
implementasi.
5. Membuat rencana tindak lanjut
Buat rencana tindak lanjut yang jelas dan terstruktur. Tentukan langkah-langkah yang
perlu diambil, jadwal atau batas waktu untuk implementasi intervensi, dan cara untuk
memantau dan mengevaluasi kemajuan yang dicapai. Rencana tindak lanjut ini harus
fleksibel dan dapat disesuaikan dengan perubahan yang terjadi selama implementasi.

D. Implementasi
Implementasi adalah tahap dalam proses di mana intervensi atau tindakan yang telah
direncanakan dilaksanakan. Langkah-langkah yang perlu diikuti dalam implementasi meliputi:
1. Melaksanakan intervensi
Mulailah melaksanakan intervensi yang telah direncanakan sesuai dengan rencana tindak
lanjut yang telah disusun. Terapkan strategi dan tindakan yang telah ditentukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pastikan untuk memperhatikan prinsip-prinsip
etika dan standar profesi yang berlaku dalam bidang yang relevan.
2. Menggunakan keterampilan dan pengetahuan yang relevan
Manfaatkan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dalam melaksanakan tindakan.
Gunakan teknik, metode, atau pendekatan yang telah terbukti efektif dan sesuai dengan
kebutuhan individu atau keluarga yang sedang dievaluasi. Terus tingkatkan keterampilan
Anda melalui pengembangan profesional yang berkelanjutan.
3. Memantau dan mendokumentasikan perkembangan
Selama implementasi, lakukan pemantauan terhadap perkembangan individu atau
keluarga yang sedang dievaluasi. Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat dengan
baik. Dokumentasikan perkembangan, tindakan yang dilakukan, dan hasil yang dicapai.
Hal ini akan membantu dalam evaluasi kemajuan yang telah dicapai dan memberikan
panduan untuk penyesuaian tindakan jika diperlukan.
4. Melibatkan individu atau keluarga
Selalu melibatkan individu atau keluarga yang terlibat dalam proses implementasi.
Berikan informasi yang jelas tentang intervensi yang dilakukan, tujuan yang ingin
dicapai, dan peran mereka dalam mencapai tujuan tersebut. Dukung mereka dengan
memberikan penjelasan, bimbingan, dan pemahaman yang diperlukan. Dengan
melibatkan mereka secara aktif, mereka akan merasa memiliki dan lebih termotivasi
untuk bekerja sama dalam proses implementasi.
5. Memberikan dukungan yang diperlukan
Pastikan bahwa individu atau keluarga mendapatkan dukungan yang diperlukan selama
proses implementasi. Hal ini dapat mencakup dukungan emosional, informasi tambahan,
bantuan praktis, atau koordinasi dengan sumber daya lain yang relevan. Perhatikan
kebutuhan mereka dan tindaklanjuti dengan respons yang tepat.

E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap penting dalam proses pengkajian dan intervensi yang melibatkan langkah-
langkah berikut:
1. Mengevaluasi efektivitas intervensi
Tinjau hasil dari intervensi yang telah dilaksanakan dan evaluasi sejauh mana intervensi
tersebut efektif. Bandingkan hasil dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada
tahap perencanaan. Pertimbangkan apakah intervensi telah mencapai hasil yang
diharapkan.
2. Membandingkan hasil dengan tujuan
Tinjau apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Identifikasi apakah ada kesenjangan antara hasil aktual dan tujuan yang diinginkan. Ini
akan membantu dalam mengevaluasi keberhasilan intervensi dan menentukan langkah-
langkah selanjutnya.
3. Mengidentifikasi keberhasilan dan kendala
Tinjau dan identifikasi faktor-faktor yang berperan dalam keberhasilan atau kegagalan
intervensi. Identifikasi keberhasilan yang telah dicapai dan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadapnya. Selain itu, identifikasi kendala atau hambatan yang mungkin
muncul selama proses dan evaluasi dampaknya terhadap pencapaian tujuan.
4. Menyesuaikan perencanaan dan intervensi
Berdasarkan hasil evaluasi, lakukan penyesuaian pada perencanaan dan intervensi yang
telah dilakukan. Jika intervensi terbukti efektif, pertimbangkan untuk mempertahankan
atau mengembangkan tindakan tersebut. Namun, jika hasil tidak sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan, evaluasi ulang strategi atau mencari alternatif baru yang lebih sesuai.
5. Melakukan evaluasi berkelanjutan
Evaluasi adalah proses berkelanjutan yang harus dilakukan secara rutin. Terus pantau
perkembangan individu atau keluarga yang sedang dievaluasi dan tinjau hasilnya secara
berkala. Hal ini akan membantu dalam menentukan keberhasilan jangka panjang dan
mengidentifikasi perubahan yang diperlukan.
Evaluasi yang efektif memungkinkan kita untuk memahami dampak intervensi, mengidentifikasi
faktor-faktor yang berkontribusi pada keberhasilan atau kegagalan, dan melakukan penyesuaian
yang diperlukan dalam perencanaan dan intervensi berdasarkan hasil evaluasi. Evaluasi yang
terus-menerus membantu dalam mencapai hasil yang lebih baik dan memberikan perhatian yang
tepat kepada individu atau keluarga yang sedang dievaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

Amirono & Daryanto. (2016). Evaluasi & Penilaian Pembelajaran Kurikulum. 2013. Yogyakarta:
Penerbit Gava Media.

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Akib, Haedab. 2010. Implementasi Kebijakan Apa, Mengapa, dan Bagaimana. Universitas
Negeri Makasar. Jurnal Administrasi Publik. 1(1).

Agustino, Leo. (2016). Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Bappenas. (2019). Laporan_Perkembangan_Ekonomi_Indonesia_dan_Dunia_ TW_ II_2019.


Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

Dalman. (2015). Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo

Esther, John D. (2010). Patofisiologi Aplikasi pada Praktik Keperawatan. Dialih bahasakan oleh
Andry Hartono. Jakarta: EGC

Francis, Caia, (2012). Perawatan Respirasi. Dialih bahasakan oleh Stella Tiana Hasianna.
Jakarta: Erlangga

Kasmad, Rulinawaty. (2018). Studi Implementasi Kebijakan Publik. Makassar: Kedai Aksara.

Anda mungkin juga menyukai