Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN MATERI RISET KUANTITATIF

DISUSUN OLEH:
FEBRY DARMAJAYANTI
NPM. 2306192831

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN ONKOLOGI
UNIVERSITAS INDONESIA
2023
SAINS DAN RISET DALAM KEPERAWATAN
ilmu merupakan pengetahuan tentang sebab akibat atau asal usul ciri adanya suatu
metodelogi yang harus di capai secara logis dan koherenyang bersifat universal, dapat
dikomunikasikan, dan berguna sebagai wujud hubungannya antara teori dan praktik.
Sumber pengetahuan ada 3 yaitu
1. Tradisional : diturunkan secara turun temurun
2. Autoritatif : bersumber dari pakar
3. Ilmiah : dihasilkan oleh metode ilmiah
Tujuan riset keperawatan yaitu mengembangkan penjelasan teori-teori dan menemukan solusi
untuk mengatasi masalah.
Menurut Carper (1978, 1992) dalam delaune (2002) menjelaskan bahwa riset keperawatan
harus memiliki empat pola fundamental yaitu:
1. Sifat empirik : menggunakan riset sebagai hal yang menjelaskan, mendeskripsikan dan
memprediksikan
2. Etikal : memperluas pengetahuan untuk menilai, mengklarifikasi dan advokasi
3. Personal : berfokus pada diri sendiri dan orang lain
4. Estetik: menginterpretasikan, mensintesis dari suatu pengetahuan

Menurut Delaune (2002) riset dalam pengembangan ilmu keperawatan memiliki 4 manfaat
yaitu:
a. memiliki perkuatan ilmu dasar yang menjadi landasan dasar
b. meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
c. meningkatkan efisiensi dan efektivitas keperawatan
d. memahami fenomena secara professional
Landasan interdisiplin teori keperawatan
1. teori sistem umum : untuk aplikasi universal
2. teori adaptasi : penyesuaian pada aspek kehidupan hal-hal lain dan lingkungan hidup
3. teori perkembangan : pertumbuhan perkembangan yang dapat diprediksi secara teratur
Teori keperawatan merupakan sekelompok konsep, definisi, hubungan dan asumsi yang
merefleksikan pandangan sistematik tentang suatu fenomena, yang bisa terdiri dari satu atau
lebih konsep yang relatif atau konkrit dan proporsi yang memperhitungkan atau
mengorganisasikan beberapa fenomena.

Tujuan teori keperawatan yaitu:


- menjadi pedoman praktik keperawatan dan menghasilkan pengetahuan
- membantu menjelaskan tentang keperawatan
- memungkinkan perawat mengetahui mengapa mereka mengerjakan apa yang mereka
kerjakan
Fase pengembangan teori keperawatan
1. Ketenangan / pengetahuan stagnan
a. Patuh pada kekuasaan medik
b. Pendidikan berbasis RS
c. Berlangsung selama > 80 tahun
2. Menerima pengetahuan
a. Belajar dengan mendengarkan orang lain
b. Mulai ditumbuhkan pada Pendidikan tinggi
c. Belum bergelar, bergantung pada disiplin ilmu lain (antropologi, psikologi, sosiologi
dan Pendidikan)
3. Pengetahuan subyektif
a. Kewenangan mulai difahami, suatu kemandirian mulai timbul
b. Sikap negative terhadap pengetahuan atau teori yang di pinjam
c. Mendefinisikan keperawatan dan mengembangkan teori tentang keperawatan
d. Riset berfokus pada perawat bukan pasien ataupun suatu situasi klinik.
4. Pengetahuan Prosedural
a. Memasukan pengetahuan yang terpisah dan terkait
b. Proliferasi pendekatan terhadap pengembangan teori dan menerapkan teori kedalam
praktik sering tidak digunakan
c. Menekankan pada prosedur yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan dengan
memperhatikan pada penyesuaian metodelogi, kriteria evolusi dan prosedur statistik.
5. Konstruksi Pengetahuan
a. Integrasi dari 2 jenis pengetahuan yang berbeda yaitu intuisi dan pengetahuan diri
b. Teori keperawatan berdasarkan studi empiris, kajian literatur, laporan klien,
pengalaman klinis dan intuisi perawat akademisi.
Pembagian teori menurut focus teori
- Fokus klien : nightingale, Henderson abdelleh, orem, pander, roy, levine dll
- Dinamika klien – perawat : Watson, Peplau, king, oerlando
- Lingkungan klien-perawat : Leininger, newman
Penggunaan teori non keperawatan dalam keperawatan
- Teori sistem
- Teori kebutuhan dasar manusia
- Teori stress dan adaptasi
- Teori Psikososial
TUJUAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Tujuan penelitian ada 2 yaitu khusus dan umum. Khusus yaitu Langkah-langkah untuk
mencapai tujuan umum dan umum adalah hasil akhir yang ingin dicapai
Langkah kegiatan pada proses penelitian
1. Memformulasikan penelitian
2. Mengkaji literatur
3. Mengidentifikasi kerangka teoritis/konseptual
4. Menetapkan tujuan/ pertanyaan penelitian/ hipotesis
5. Menjelaskan metodelogi untuk pengumpulan data
6. Mengumpulkan data
7. Menganalisa data
8. Menginterpretasikan hasil
9. Memformulasikan kesimpulan
10. Mengkomunikasikan penemuan
Metodelogi/perosedur penelitian merupakan bagian terpenting dari sebuah penelitian
dibandingkan dengan komponen lainnya. Termasuk desain (eksperimen/non eksperimen),
cara pengukuran, analisis statistic, dan program komputernya.
Metode penelitian meliputi 2 yaitu:
1. Penelitian Kuantitatif
- Mengidentifikasikan masalah berdasarkan data pendukung akurat
- Mengidentifikasi hipotesis riset yang dapat dianalisis-statistik
- Mencari jawaban secara terukur terhadap masalah yang terjadi
- Merekomendasikan intervensi untuk masalah yang terbukti
2. Penelitian Kualitatif
- Mengkaji praktik keperawatan yang dapat dijamin
- Meningkatkan pemahaman konsumen dan perilaku klinis
- Mengembangkan intervensi
- Memperjelas persepsi pasien tentang kualitas
- Memberikan pedoman untuk memahami budaya oeganisasi dan perubahan
manajemen
- Menilai inisiatif kebijakan yang kompleks.
Metode pengumpulan data:
1. Sumber Data
- Fisiologis (sistem tubuh)
- Psikologis (kondisi mental, persepsi pengalaman lalu
- Sosial (sosiometri-mengkaji pilihan sosial dan pola interaksi => sosiogram)
2. Jenis data :
- Kualitatif (pernyataan)
- Kuantitatif (Skore)
Teknik pengumpulan data
1. Langsung
a. Observasi Terstruktur : mengecek absensi, kehadiran, atau frekuensi suatu fenomena.
- Karakteristik dan kondisi individu
- Perilaku komunikasi verbal
- Aktivitas
- Kinerja dan pencapaian keterampilan
- Karakteristik lingkungan
b. Observasi tidak terstruktur : observasi partisipan berada dalam situasi dan mencoba
untuk tidak mengemukakan pandangan dan maknanya karena hanya mencatat pada
catatan lapangan. Menggunakan anekdot dalam suatu model ilustrasi. Metode yang
digunakan metode verbal dan metode ekspresif.
c. Interview terjadwal dan kuesioner
 Bentuknya dapat berasal dari standarisasi kaku dan dan ketat sampai tidak
terstruktur.
Bentuk pertanyaan : Terbuka ( subyektif menggunakan kalimat tersendiri)
Tertutup (peneliti menyediakan alternatif jawaban yang
baku)
 Contoh kuesioner:
- Delphi : untuk memulai consensus kuesioner dikiriminkan melalui beberapa
tahapan yang telah di re-desain.
- Semantic diferrential : suatu Teknik untuk mengukur makna psikologis suatu
objek atau obyek bagi seorang individu. Subyek memberi suatu nilai konsep
pada serangkaian skala tujuh poin bipolar seperti sesuai-tidak sesuai, cantik-
jelek, kuat-lemah, berharga-tidak berharga.
 Kelebihan kuesioner
- Lebih murah dibandingkan wawancara
- Lebih anonimus dan tidak ada bias pewawancara
d. Wawancara: menggali persepsi secara mendalam
Kelebihan wawancara:
- Memiliki respond rate yang lebih tinggi
- Bermanfaat untuk responden yang tidak bisa mengisi kuesioner
- Tidak ada ambigu, lebih mendalam
- Lebih sedikit “saya tidak tahu”
- Mengendalikan urutan penyajian
- Data non verbal tambahan dapat diperoleh
2. Metodelogi Q-sort
 Susun 60-100 kartu sesuai kriteria tertentu-lebih banyak seperti saya/lebih sedikit
seperti saya atau terbukti/tidak terbukti
 9-11 tumpukan kartu diletakkan diatas meja dengan jumlah kartu pada setiap
tumpukkan ditetapkan peneliti. Subyek dipaksa untuk memilih tumpukkan kartunya.
Kartu-kartu yang dipilih diletakkan pada suatu tempat kemudian dipilih palig
disukai.
3. Sosiometri
Informasi dikumpulkan tentang pilihan sosial dan pola interaksi individu dalam
kelompok. Siapa yang disukai, tetapkan tiga orang yang disukai untuk bekerja.

Anda mungkin juga menyukai