Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PLASENTA PREVIA
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Maternitas
Dosen Pengajar: Ns. Siti Riskika, M. Kep

Oleh :
Diva Nathania
NIM. 22144010013

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2023
LEMBAR KONSULTASI

Nama : ..................................................................
NIM : ..................................................................

N TANGGAL MATERI YANG PARAF


O DIKONSULTASIKAN DOSEN
PLASENTA PREVIA

A. Definisi

B. Plasenta previa
merupakan plasenta
yang berimplementasi
pada segmen
C. bawah rahim (SBR)
sehingga menutupi
seluruh atau sebagian
dari ostium uteri
D. internum (OUI).
Plasenta previa
merupakan salah satu
penyebab perdarahan
E. antepartum.
Perdarahan antepartum
merupakan perdarahan
pervaginam yang terjadi
F. pada kehamilan diatas
28 minggu. Sampai saat
ini penyebab plasenta
previa belum
G. diketahui secara
pasti, namun ada
beberapa faktor yang
diduga kuat
menimbulkan
H. kelainan ini, yaitu
multiparitas dan cacat
rahim, riwayat bedah
sesar, usia 35 tahun
I. atau lebih, ibu hamil
yang merokok, riwayat
kuretase, riwayat
kehamilan ganda dan
J. riwayat miomektomi
Plasenta previa merupakan plasenta yang berimplementasi pada
segmen bawah rahim (SBR) sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari
ostium uteriinternum (OUI). Plasenta previa merupakan salah satu
penyebab perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum merupakan
perdarahan pervaginam yang terjadi pada kehamilan diatas 28 minggu.
Sampai saat ini penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti,
namun ada beberapa faktor yang diduga kuat menimbulkan kelainan ini,
yaitu multiparitas dan cacat rahim, riwayat bedah sesar, usia 35 tahun atau
lebih, ibu hamil yang merokok, riwayat kuretase, riwayat kehamilan ganda
dan riwayat miomektomi.
Plasenta previa ialah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Gejala perdarahan awal plasenta previa pada umumnya hanya berupa
perdarahan bercak atau perdarahan ringan dan umumnya akan berhenti
secara spontan. Jumlah perdarahan yang terjadi sangat tergantung dari
jenis plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi pada saat uterus
merenggang dan tumbuh, tidak terasa nyeri dan terlihat sebagai
pengeluaran darah yang segar. Sering kali ditemukan malpresentasi bagian
presentasi janin. Terdapat risiko perdarahan pascapartum yang lebih lanjut
saat kekuatan retraksi segmen bawah uteri buruk setelah terjadi plasenta
previa

B. Etiologi
Etiologi plasenta previa belum diketahui secara pasti. Frekuensi
plasenta previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas
secsio sesarea, bekasaborsi, kelainan janin, dan leioma uteri. Penyebab
secara pasti belum diketahui dengan jelas. Menurut beberapa ahli
penyebab plasenta previa yaitu :
a. Plasenta previa merupakan implementasi di segmen bawah rahim
dapat disebabkan oleh endometrium di fundus uteri belum siap
menerima implanmtasi, endometrium yang tipis sehingga diperlukan
perluasan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi pada janin dan
vili korealis pada chorion leave yang persisten.
b. Etiologi plasenta previa belum diketahui pasti namun meningkat pada
grandemulti para, primigravida tua, bekas secsio sesarea, bekas operasi
dan leiomioma uteri.
Strassman mengatakan bahwa faktor terpenting adalah vaskularisasi yang
kurang pada desidua yang menyebabkan atrofi dan peradangan, sedangkan
Brown menekankan bahwa faktor terpenting ialah vili korealis persisten
pada desidua kapsularis.

C. Klasifikasi
Ada empat macam jenis berdasarkan letaknya :
1) Plasenta previa totalis yaitu ostium internum tertutup sama sekali oleh
jaringan plasenta
2) Plasenta previa parsialis yaitu ostium internum tertutup sebagian oleh
jaringan plasenta
3) Plasenta previa marginalis dimana tepi plasenta terletak pada
bagianpinggir ostium internum
4) Plasenta letak rendah yaitu plasenta tertanam dalam segmen bawah
uterus, sehingga tepi plasenta sebenarnya tidak mencapai ostium
internum tetapi sangat berdekatan dengan ostium tersebut
Kejadian yang paling khas pada plasenta previa yaitu perdarahan rasa
nyeri yang biasanya terlihat setelah kehamilan mendekati akhir trimester
kedua atau sesudahnya, perdarahan secara tiba-tiba. Pasien dengan
plasenta previa dapat digolongkan kedalam beberapa kelompok :
1. Kelompok dengan janin prematur tetapi tidak terdapat kebutuhan yang
mendesak untuk melahirkan janin tersebut
2. Kelompok dengan janin dalam waktu 3 minggu menjelang aterm
3. Kelompok yang berada dalam proses persalinan dan
4. Kelompok dengan perdarahan yang begitu hebat sehingga uterus harus
dikosongkan meskipun janin masih imatur. Penatalaksanaan yang tepat
adalah pengurangan aktivitas fisik, menghindari pemeriksaan dalam
dan pemberian cairan infus berupa elektrolit dan tranfusi jika
perdarahan terus menerus.
D. Manifestasi Klinis
Gejala dan dampak yang dapat terjadi pada ibu dan janin dengan
kasus plasenta previa adalah sebagai berikut :
1. Gejala
Gejala-gejala plasenta previa ialah perdarahan tanpa nyeri, sering
terjadi pada malam hari saat pembentukan segmen bawah rahim,
bagian terendah masih tinggi diatas pintu atas panggul (kelainan letak).
Perdarahan dapat sedikit atau banyak sehingga timbul gejala. Biasa
perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang tidak
berbeda dari abortus, perdarahan pada plasenta previa disebabkan
karena pergerakan antara plasenta dengan dinding rahim. Biasanya
kepala anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada kutub bawah
rahim, kepala tidak dapat mendekati pintu atas panggul, karena hal
tersebut di atas, juga ukuran panjang rahim berkurang maka plasenta
previa lebih sering terdapat kelainan letak
2. Dampak
Bahaya pada ibu dengan plasenta previa jika terjadi, yaitu :
 Perdarahan yang hebat
 Infeksi sepsis dan emboli udara

Sementara bahaya untuk janinnya antara lain yaitu Hipoksia,


Perdarahan dan syok.

E. Patofisiologi
Perdarahan antepartum disebabkan oleh plasenta previa umumnya
terjadi pada trimester ketiga karena pada saat itu segmen bawah rahim
lebih mengalami perubahan karena berkaitan dengan semakin tuanya
kehamilan. Implementasi plasenta disegmen bawah rahim disebabkan
a) Endomentrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi
b) Endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk
mampu memberikan nutrisi ke janin.
c) Vili korealis pada korion leave (korion yang gundul yang persisten).
Sebuah penyebab utama pada perdarahan trimester tiga yaitu plasenta
previa yang memiliki tanda khas dengan perdarahan tanpa rasa sakit.
Perdarahan diperkirakan terjadi dalam hubungan dengan
perkembangan segmen bawah rahim (SBR) pada trimester tiga.
Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen bawah rahim (SBR)
lebih melebar lagi dan serviks mulai membuka. Apabila plasenta
tumbuh pada segmen bawah rahim (SBR), pelebaran segmen bawah
rahim (SBR) dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta
yang melekat disitu tanpa diikuti tanpa terlepasnya sebagian plasenta
dari dinding uterus. Pada saat itu mulailah terjadi perdarahan.
Darahnya bewarna merah segar, berlainan dengan darah yang
disebabkan oleh solusio plasenta yang bewarna kehitam-hitaman.
Sumber perdarahannya ialah sinus uteri yang robek karena terlepasnya
plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari
plasenta. Perdarahannya tidak dapat dihindarkan karena ketidak
mampuan serabut otot segmen bawah rahim (SBR) untuk berkontraksi
menghentikan perdarahan itu, sebagaimana serabut otot uterus
menghentikan perdarahan pada kala tiga dengan plasenta yang letanya
normal. Makin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi
F. Pathway

Multiparitas, Usia Ibu Lanjut, Gestasi Multipel,


Persalinan Searea Sebelumnya, dan insis uterus.

PLASENTA PREVIA

Terdiagnosis plasenta Pembentukan segmen bawah Janin meninggal


previa uterus dan dilatasi ostium uteri

BERDUKA
ANSIETAS Servix membuka

Mengganggu fikira
Tidak dapat diikuti oleh dan sulit tidur
plasenta yang melekat
GANGGUAN

Terlepasnya vili plasenta POLA TIDUR


NYERI AKUT
dari dinding uterus

Perdarahan HIPOVOLEMIA

Volume darah menurun

Perfusi jaringan
INTOLERAN AKTIVITAS COP menurun Hipoks
menurun
jaringa

PERFUSI PERIFER
TIDAK EFEKTIF RESIKO CED
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi
Penentuan lokasi plasenta secara ultrasonografi sangat tepat dan tidak
menimbulkan bahaya radiasi terhadap janin.
2. Pemeriksaan dalam
Adalah senjata dan cara paling akhir yang paling ampuh dibidang
obstetric untuk diagnostic plasenta previa namun harus hati – hati
karena bahayanya sangat besar.
3. Pemeriksaan darah
Yaitu golongan darah, hemoglobin , hematokrit serta darah lengkap
dan kimia darah untuk menunjang persiapan operasi
4. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan
bagian-bagian tubuh janin.
5. Vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya
ditunda jika memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih
baik sesuadah 34 minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur
susunan ganda (double setupprocedure). Double setup adalah
pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan diruang operasi dengan
kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.
6. Isotop Scanning
7. Pemeriksaan inspekula
Hati – hati dengan memakai sepekulum dilihat dari mana asal
perdarahan apakah dalam uterus atau dari kelainan serviks vagina
varices yang pecah dan lain – lain.
8. Pemeriksaan radio isotope
9. Macam – macam pemeriksaan ini antara lain :
a. Plasentografi jaringan lunak.
b. Sitografi
c. Plasentograf inderek
d. Anterigrafie
e. Amnigrafif
f. Radio isotopik plasentografi
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan plasenta previa yaitu :
1) Konservatif
Dilakukan perawatan konservatif bila kehamilan kurang 37 minggu,
perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas
normal), tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat
menempuh perjalanan dalam 1 menit). Perawatan konservatif berupa :
 Istirahat
 Pemberian hematinik dan spasmolitik untuk mengatasi anemia
 Memberikan antibotik bila ada indikasi
 Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit
Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan
perawatan konservatif maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien
dipulangkan bila tetap tidak ada perdarahan. Bila timbul perdarahan
segera bawa ke rumah sakit dan tidak boleh melakukan senggama.

2) Penanganan aktif
Penanganan aktif bila perdarahan banyak tanpa memandang usia
kehamilan, umur kehamilan 37 minggu atau lebih, anak mati.
Penanganan aktif berupa persalinan pervaginam dan persalinan per
abdominal. Penderita di persiapkan untuk pemeriksaan dalam diatas
meja operasi.(double set up) yakni dalam keadaan siap operasi. Bila
pemeriksaan dalam didapatkan :
a. Plasenta previa margnalis
b. Plasenta previa letak rendah
c. Plasenta previa lateralis atau marginalis dimana janin mati dan
serviks sudah matang, kepala sudah masuk pintu atas panggul dan
tidak ada perdarahan atau hanya sedikit maka lakukan amniotomi
yang diikuti dengan drips oksitosin padapartus pervaginam, bila
gagal drips (sesuai dengan protap terminasi kehamilan). Bila
terjadi perdarahan banyak lakukan seksio caesarea.
Indikasi untuk melakukan seksio caesarea adalah :
a. Plasenta previa totalis
b. Perdarahan banyak tanpa henti
c. Presentase abnormal
d. Panggul sempit
e. Keadaan serviks tidak menguntungkan (belum matang)
f. Gawat janin

I. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang bila terjadi pada ibu hamil dengan
plasenta previa yaitu :
1. Komplikasi pada ibu
a. Dapat terjadi anemi bahkan syok
b. Dapat terjadi robekan pada serviks dan segmen bawah rahim yang
rapuh
c. Infeksi pada perdarahan yang banyak
2. Komplikasi pada janin
a. Kelainan letak janin
b. Prematuritas, morbiditas dan mortalitas yang tinggi
c. Asfiksia intauterine sampai dengan kematian
ASUHAN KEPERAWATAN PLASENTA PREVIA

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal untuk mengumpulkan informasi tentang
klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-
masalah serta kebutuhan dan kesehatan klien meliputi :
1. Pengumpulan data
 Anamnesa
 Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan,
pendidikan, alamat, medical record dll.
 Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan
setelah 28 minggu/trimester III.
 Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang
 Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek;
terbentuknya SBR,terbukanya osteum/ manspulasi
intravaginal/rectal.
 Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya
robekan pembuluh darah dan placenta.
 Inspeksi
 Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
 Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
 Palpasi abdomen
 Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
 Sering dijumpai kesalahan letak
 Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala
biasanyakepala masih goyang/floating
2. Riwayat Kesehatan
 Riwayat obstetri
Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan
sebelumny aagar perawat dapat menentukan kemungkinan
masalah pada kehamilan sekarang.

Riwayat obstetri meliputi :


- Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)
- Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
- Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan,
dan penolong persalinan- Jenis anetesi dan kesulitan persalinan
- Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan
perdarahan
- Komplikasi pada bayi
- Rencana menyusui bayi
- Riwayat mensturasi
- Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran
persalinan(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid
terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHt
dapat digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah
tujuh,bulan dikurangi tiga,tahun disesuaikan.

 Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu,
atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan
pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral
sebelum kelahiran dan berlanjut pada kehamilan yang tidak
diketahui dapat berakibat buruk pada pembentuk anorgan seksual
pada janin

 Riwayat penyakit dan operasi :


Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit
ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya
riwayat infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan
sebelumnya harus di dokumentasikan

3. Pemeriksaan Fisik
a. Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil :
1) Rambut dan kulit
Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan
linea nigra. Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah
abdomen dan paha. Laju pertumbuhan rambut berkurang
2) Wajah
Mata : pucat, anemis, Hidung, Gigi dan mulut
3) Leher
Buah dada/payudara Peningkatan pigmentasi areola putting
susu Bertambahnya ukuran dan noduler
4) Jantung dan paru
Volume darah meningkat, Peningkatan frekuensi nadi,
Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembuluh
darah pulmonal, Terjadi hiperventilasi selama kehamilan,
Peningkatan volume tidak, penurunan resistensi jalan nafas,
Diafragma meningkat, Perubahan pernapasan abdomen
menjadi pernapasan dada.
5) Abdomen
Menentukan letak janin, Menentukan tinggi fundus uteri
6) Vagina
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan
(tanda Chandwick), Hipertropi epithelium
7) Sistem musculoskeletal
Persendian tulang pinggul yang mengendur, Gaya berjalan
yang canggung, Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis
dinamakan dengan diastasis rectal
b. Khusus
1. Tinggi fundus uteri
2. Posisi dan persentasi janin
3. Panggul dan janin lahir
4. Denyut jantung janin

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipovolemia (D.0023)

Definisi : Peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan / atau


intraselular.

Penyebab

1. Kehilangan cairan aktif

2. Kegagalan mekanisme regulasi

3. Peningkatan permeabilitas kapiler

4. Kekurangan intake cairan

5. Evaporasi

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif
(tidak tersedia)

Objektif

1. Frekuensi nadi meningkat

2. Nadi teraba lemah

3. Tekanan darah menurun

4. Tekanan Nadi menyempit

5. Turgor kulit menyempit

6. Membran mukosa kering

7. Voluem urin menurun

8. Hemtokrit meningkat

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

1. Merasa lemah

2. Mengeluh haus

Objektif

1. Pengisian vena menurun

2. Status mental berubah

3. Suhu tubuh meningkat

4. Konsentrasi urin meningkat

5. Berat badan turun tiba-tiba


Kondisi Klinis Terkait

1. Penyakit Addison

2. Trauma/pendarahan

3. Luika bakar

4. AIDS

5. Penyakit Crohn

6. Muntah

7. Diare

8. Kolitis ulseratif

9. Hipoalbumin
2. Nyeri Akut (D.0077)
Definisi :

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan


jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lamat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang 3 bulan.

Penyebab

1. Agen pencedera fisiologis (mis. infarmasi, lakemia, neoplasma)


2. Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisik (mis.abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif

(tidak tersedia)

Objektif

1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur

Gejala dan Minor

Subjektif
(tidak tersedia)

Objektif

1. Tekanan darah meningkat


2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesia

Kondi Klinis Terkait

1. Kondisi pembedahan

2. Cedera traumatis

3. Infeksi

4. Sindrom koroner akut

5. Glaukoma
3. Ansietas (D0080)

Definisi :

Kondisi emosi dan pengalaman subyektif terhadap objek yang tidak jelas

dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu

melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.

Penyebab.

1. Krisis situasional.

2. Kebutuhan tidak terpenuhi.

3. Krisis maturasional.

4. Ancaman terhadap konsep diri.

5. Ancaman terhadap kematian.

6. Kekhawatiran mengalami kegagalan.

7. Disfungsi sistem keluarga.

8. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan.

9. Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir)

10. Penyalahgunaan zat.

11. Terpapar bahaya lingkungan (mis. toksin, polutan, dan lain-lain).

12. Kurang terpapar informasi.

Gejala dan Tanda Mayor.


Subjektif.

1. Merasa bingung.

2. Merasa khawatir dengan akibat.

3. Sulit berkonsenstrasi.

Objektif.

1. Tampak gelisah.

2. Tampak tegang.

3. Sulit tidur

Gejala dan Tanda Minor.

Subjektif.

1. Mengeluh pusing.

2. Anoreksia.

3. Palpitasi.

4. Merasa tidak berdaya.

Objektif.

1. Frekuensi napas meningkat.

2. Frekuensi nadi meningkat.

3. Tekanan darah meningkat.

4. Diaforesis.

5. Tremos.
6. Muka tampak pucat.

7. Suara bergetar.

8. Kontak mata buruk.

9. Sering berkemih.

10. Berorientasi pada masa lalu.

Kondisi Klinis Terkait.

1. PenyakitKronis.

2. Penyakit akut

3. Hospitalisasi

4. Rencana opersai

5. Kondisi diagnosis penyakit belum jelas

6. Penyakit neurologis

7. Tahap tumbuh kembang


INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


O KEPERAWATAN HASIL

1 Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen Syok Observasi


(D.0023) tindakan keperawatan Hipovolemik (I.020500 1. Untuk
selama 3x24 jam Observasi mengetahui
masalah Hipovolemia 1. Monitornstatus
apakah ada
diharapkan menurun kardiopulmonal
kelainan/ketidak
dengan kriteria hasil : (tekanan darah,
normalan pada
Status Cairan kekuatan nadi,
kardiopulmonal
(L.03028) frekuansi, dans
napas)
2. Untuk
1. Turgor kulit
2. Monitor status cairan mengetahui
meningkat (5)
Terapeutik sttaus cairan
2. Dispnea menurun
1. Berikan oksigen klien
(5)
untuk Terapeutik
3. Perasaan lemah
mempertahankan 1. Untuk
menurun (5) saturasi oksigen mempertahankan
4. Membran mukosa >94%
saturasi oksigen
membaik (5) 2. Ambil samoel darah
2. Sampel darah
5. Intake cairan untuk pemeriksaan
untuk
membaik (5) darah lengkap dan
mendeteksi
elektrolit
Kolaborasi suatu penyakit

1. Kolaborasi Kolaborasi
pemberian tranfusi 1. Untuk
darah, jika perlu. mencegah dan
mengatasi
perdarahan
NO DIAGNOSA SLKI SIKI RASIONAL
KEPERAWATAN

2 Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri 1. Untuk


(D.0077) tindakan (I.08238) mengetahui lokasi
keperawatan selama Observasi , karakteristik,
3x24 jam masalah 1.Identifikasi lokasi, durasi, frekuensi
nyeri akan karakteristik, durasi, nyeri
diharapkan menurun frekuensi, 2. Agar mengetahui
dengan kriteria kualitas,intensitas tingkat nyeri yang
hasil : nyeri di rasakan pasien
Tingkat Nyeri 2.Identifikasi skala 3. Istirahat tidur
(L.08066) nyeri dapat mengurangi
1. Keluhan nyeri Terapeutik rasa nyeri yang di
menurun (5) 3. rasakan
2. Meringis tidur 4. Agar klien
menurun (5) Edukasi mengerti cara
3. Gelisah menurun 4. Jelaska strategi mengatasi nyeri
(5) meredakan nyeri secara mandiri
4. Kesulitan tidur 5. Anjurkan 5. Agar nyeri tidak
menurun (5) menggunakan semakin parah
5. Fungsi berkemih analgetik secara dan cepat
membaik (5) tepat disembuhkan
Kolaborasi 6. Untuk tindakan
6. Kolaborasi lebih lanjut
pemberian
analgetik, jika perlu
NO DIAGNOSA SLKI SIKI RASIONAL
KEPERAWATAN

3 Ansietas (D.0080)
Setelah dilakukan Terapi Relaksasi Observasi
tindakan keperawatan (I.09326) 1. Untuk
selama 3x24 jam Observasi mengetahui
masalah Ansietas 1. Identifikasi teknik teknik seperti
akan diharapkan relaksasi yang apa yang sudah
menurun dengan pernah digunakan klien digunaan
kriteria hasil : 2. Monitor respon 2. Agar
Tingkat Ansietas terhadap teknik mengetahui
(L.L.09093) relaksasi respon klien
1. Verbalisasi Terapeutik setelah relaksasi
khawatir akibat 1. Ciptakan Terapeutik
kondisi yang lingkungan tenang 1. Lingkungan
dihadapi menurun dan tanpa yang nyaman
(5)
gangguan dengan dan aman akan
2. Perilaku tegang
pencahayaan dan membuat klien
menurun (5)
suhu ruangan, jika tenang dan
3. Frekuensi
memungkinkan mengurangi rasa
pernafasan menurun
Edukasi cemas
(5)
1. Jelaskan tujuan, Edukasi
4. Pucat menurun (5)
manfaat batasan 1. Agar klien
5. Perasaan
keberdayaan dan jenis relaksasi mengerti tujuan

membaik (5) yang tersedia dari relaksasi


2. Anjurkan ambil yang digunakan
posisi nyaman 2. Posisi nyaman
klien untuk
mengurangi
ketegangan
DAFTAR PUSTAKA

Sri Wahyuni, (2022). Penyakit Akibat Kegawatdaruratan Obstetri, 2022.


Get Press : Sumatra Barat

Magdalena Tri Putri, (2022). Komplikasi Kehamilan Dan


Penatalaksanaannya, 2022. Get Press : Sumatra Barat

Irfan Rahmutalah, (2019). Menjalani Kehamilan & Persalinan Yang


Sehat, 2019. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Elisa Murti, (2022). Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Pada Maternal,


2022. CV. Sarnu Untung : Jawa Tengah

Andyananta Hanif, (2021). Buku Ajar Pengantar Keperawatan


Maternitas, 2021. Penerbit Adab : Jawa Barat

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2576/
fungsiplasenta#:~:text=Plasenta%20previa%20adalah%20kondisi
%20ketika,kehamilan%20atau%20saat%20proses%20persalinan.

https://scholar.google.co.id/scholar?
q=jurnal+keperawatan+plasenta+previa&hl=id&as_sdt=0&as_vis=
1&oi=scholart

TIM POKJA SDKI DPP PPNI (2017), Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia : definisi indicator dan diagnosis. DPD PPNI. Jakarta
Selatan

TIM POKJA SIKI DPP PPNI (2018), Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia :Definisi dan Tindakan Keperawatan . DPD PPNI .
Jakarta Selatan
TIM POKJA DLKI DPP PPNI (2019), Standar Luaran Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. DPP PPNI .
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai