Anda di halaman 1dari 21

PLASENTA PREVIA

DAN
SOLUSIO PLASENTA

Disusun Oleh
Silvia Dewi Enjelina 1711020126
Dina Siti Nurjanah 1711020133
Vita Hasta Lusiani 1711020146
Nana Dwiansyah P 1711020153

5C / Keperawatan S-1
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Definisi

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal


yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebag
ian atau seluruh ostium uteri internum (Nugroho, 2012).

Plasenta previa yaitu plasenta yang melekat secara abnor


mal pada segmen bawah uterus seluruh atau sebagian sehi
ngga menutupi serviks atau cukup dekat dengan serviks
dan menyebabkan perdarahan ketika serviks atau segmen
bawah uterus tidak menonjol (Lowdermik, ).

Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimpla


ntasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah ra
him sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium
uteri internal (Serli dkk, 2019).
Anatomi & Fisiologi

Plasenta berbentuk bundar dengan diamter 15-


20 cm, tebal kira – kira 2,5 cm, berat rata – rat
a 500gr. Sebelum kelahiran plasenta secara no
rmal terletak pada segmen atas uterus. Hal itu
dikarenakan permukaan bagian atas korpus ut
eri lebih luas sehingga lebih banyak tempat un
tuk berimplantasi.

Fugsi plasenta:
1. Respirasi : Plasenta menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida untuk metabolisme janin.
2. Nutrisi : plasenta menyerap nutrin yang dibutuhkan janin dan menguraikannya (dengan bantuan enzi
m) menjadi molekul yang lebih sederhana agar dapat digunkana oleh sel janin.
3. Ekskresi: produk sampah yang dihasilkan janin dibuang dari darah janin dan diekresi oleh organ ibu
4. Proteksi : menghalangi masukya sebagian besar bakteri
5. Produksi hormon
Etiologi
(Prawihardjo, 2009) Manifestasi klinis
(Lowdermik,2013 )
1. Riwayat cesar pada
kelahiran sebelumnya 1. Perdarahan tanpa rasa
2. Usia ibu > 35 – 40 tahun sakit
3. Multiparitas 2. Darah yang keluar dari
4. Riwayat kuretase isap vagina berwarna merah
5. Merokok cerah selama trimester ke
dua atau ketiga
3. Uterus lembut, berileksas
tanpa nyeri tekan, dan
tonus normal.
Komplikasi
(Manuaba, 2011)

Komplikasi pada ibu


a. Dapat terjadi anemi bahkan syok
b. Dapat terjadi robekan pada serviks dan segmen bawah rahim
c. Infeksi pada perdarahan yang banyak
Komplikasi pada janin
a. Kelainan letak janin
b. Prematuritas, morbiditas dan mortalitas yang tinggi
c. Asfiksia intauterine sampai dengan kematian
Pathway
Plasenta previa

Totalis Partialis Marginalis Law lying

Bertambah usia kehamilan (trimester 3)

Uterus mengalami perubahan

Terjadi pembentukan segmen dibawah rahim

Plasenta nempel dibawah rahim

Sinus uterus robek/ruptur


O2 ke jaringan menurun
Kehilangan cairan&darah
perdarahan
Perubahan perfusi jaringan uter
Resiko Syok hipovolemik us plasenta
HbO2 dalam darah menurun
Penatalaksanaan
Menurut Sukarni. I,. Sudarti (2014), penatalaksanaan plasenta previa yaitu:
1. Konservatif
a. Istirahat
b. Pemberian hematinik dan spasmolitik untuk mengatasi anemia
c. Memberikan antibotik bila ada indikasi
d. Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.

2. Penanganan aktif
Penanganan aktif berupa persalinan pervaginam dan persalinan per abdominal.
Penderita di persiapkan untuk pemeriksaan dalam diatas meja operasi. (double set up) yakni dala
m keadaan siap operasi.
Bila terjadi perdarahan banyak lakukan seksio caesarea.
Definisi

Solutio Placenta yaitu terlepasnya plasenta dari tempat im


plantasinya yang normal pada uterus, dengan umur keha
milan diatas 22 minggu dan berat janin lebih dari 500
gram (Prawirohardjo, 2009).

Solusio plasenta yaitu lepasnya seluruh atau sebagian plas


enta secara prematur (Lowdermik, ).

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh


permukaan maternal plasenta dari tempat implantasinya y
ang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum w
aktunya yakni sebelum anak lahir (Coleman dkk, 2014).
Etiologi
(Lowdermik,2013)

1. Riwayat hipertensi baik kro


nis maupun gestasional Manifestasi klinis
2. Penggunaan kokain (Lowdermik,2013)
3. Trauma tumpul eksternal pa
da abdomen akibat kecelakaan
1. Perdarahan vagina
kendaraan bermotor dan tinda
kan kekerasan
2. Nyeri abdomen
4. Merokok 3. Nyeri tekan uterus serta
5. Ketuban pecah dini kontraksi
Komplikasi

1. Syok perdarahan
Kontraksi uterus yang tidak kuat untuk menghentikan perdarahan pa
da kala III persalinan dan adanya kelainan pada pembekuan darah.
2. Gagal ginjal
Disebabkan oleh keadaan hipovolemia karena perdarahan yang
terjadi. Perfusi ginjal akan terganggu karena syok dan pembekuan intra
vaskuler. Oliguri dan proteinuria akan terjadi akibat nekrosis tubuli atau
nekrosis korteks ginjal mendadak.
3. Kelainan pembekuan darah
Disebabkan oleh hipofibrinogenemia.
Pathway Solusio Plasenta

Solusio plasenta sedang Solusio plasenta berat

Darah masuk ke selaput tuban Darah menembus selaput tuban Darah terekstravasasi diantara
serabut2 uterus
Darah ke dari Vagina Permukaan uterus berwarna ungu
/biru Darah masuk ke katung ke
tuban
Uterus tegang
Resiko Infeksi Ansietas
Ekstravasi hebat

Penurunan CO
Uterus covelai

Perfusi jaringan menurun

Nyeri
Penurunan Perfusi jaringan
Penatalaksanaan
Penanganan kasus solusio plasenta didasarkan kepada berat atau ringannya gejala klinis, yaitu:
a. Solusio plasenta ringan
Ekspektatif, bila usia kehamilan kurang dari 36 minggu dan bila ada perbaikan dengan tirah barin
g dan observasi ketat, kemudian tunggu persalinan spontan.
Bila ada perburukan maka kehamilan harus segera diakhiri. Bila janin hidup, lakukan seksio sesar
ia, bila janin mati lakukan amniotomi disusul infus oksitosin untuk mempercepat persalinan.

b. Solusio plasenta sedang dan berat


Penanganan di rumah sakit meliputi transfusi darah, amniotomi, infusoksitosin dan jika perlu seks
io sesaria.
Gagal ginjal sering merupakan komplikasi solusio plasenta.
Pencegahan gagal ginjal meliputi penggantian darah yang hilang, pemberantasan infeksi yang mu
ngkin terjadi, mengatasi hipovolemia, menyelesaikan persalinan secepat mungkin dan mengatasi
kelainan pembekuan darah.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian

Inspeksi
Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.
Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu). Auskultasi
Palpasi Sulit dilakukan karena uterus tegang,
Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan bila denyut jantung terdengar biasanya di
tuanya kehamilan. atas 140, kemudian turun di bawah 100 dan
Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas
uterus in bois (wooden uterus) baik waktu his lebih dari satu per tiga bagian.
maupun di luar his.
Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.
Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut
(uterus) tegang.
Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan.


2. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
4. Resiko terjadinya syok hipovolemik dengan faktor resiko
perdarahan.
5. Resiko tinggi terjadinya fetal distress dengan faktor resiko perfusi
darah ke plasenta berkurang.
Intervensi
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan

Tujuan umum:
Suplai/ kebutuhan
darah ke jaringan terpenuhi

Tujuan khusus:
a. Conjunctiva tidak anemis
b. Akral hangat
c. Hb normal
d. Muka tidak pucat
e. Tidak lema
f. TTV dalam batas norma
2. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus

Tujuan umum:
Nyeri berkurang atau terkontrol

Tujuan khusus:
a. Mengungkapkan nyeri dan tegang
di perutnya berkurang
a. Skala nyeri 0-1
b. Dapat melakukan tindakan untuk
mengurangi nyeri
c. Kooperatif dengan tindakan yang
dilakuka
d. TTV dalam batas normal
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Tujuan umum:
Cemas terkontrol dan klien dapat
mengerti tentang keadaannya

Tujuan khusus:
a. Klien tidak cemas
b. Klien tidak gelisah
c. Klien tampak tenang
4. Resiko terjadinya syok hipovolemik dengan faktor risikoperdarahan.

Tujuan umum:
Syok hipovolemik tidak terjadi

Tujuan khusus:
a. Perdarahan berkurang
b. TTV dalam batas normal
c. Keadaan umum baik,
d. kesadaran Compos mentis
5. Resiko tinggi terjadinya fetal distress dengan faktor resiko perfusi darah
ke plasenta berkurang.

Tujuan umum:
Tidak terjadi fetal distress

Tujuan khusus:
a. DJJ normal / terdengar,
bisa berkoordinasi
a. Adanya pergerakan bayi
b. Bayi lahir selamat.
Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan mencakup ti
ndakan mandiri dan kolaborasi
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisa dan kesimpulan perawat
dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bers
ama dengan dokter atau petugas kesehatan lain

Evaluasi
Merupakan hasil perkembangan dengan berpedoman pada hasil dan tujuan yang hendak
dicapai

Anda mungkin juga menyukai