AREA KEPERAWATAN
NEUROSAINS
TIM PENYUSUN
KOMITE KEPERAWATAN
RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO
MAKASSAR
2023
Buku Putih Area Keperawatan Neurosains
A. Deskripsi
Area keperawatan neurosains merupakan area keperawatan yang berfokus pada proses
pemberian asuhan keperawatan bagi pasien yang mengalami gangguan sistem persarafan.
Asuhan keperawatan diberikan pada pasien baik pada fase akut, kritis, perawatan, hingga
fase rehabilitasi. Ruang perawatan yang membutuhkan kewenangan klinik area keperawatan
neurosains yakni Instalasi Gawat Darurat (IGD), Brain center, Intensive Care Unit (ICU) ,
High Care Unit (HCU), Kamar Operasi, Poli Saraf. Ruang pemeriksaan Diagnostik (seperti ;
ruang pemeriksaan CT Scan, MRI, EEG), Ruang perawatan saraf, dan Ruang Rehabilitasi.
Kewenangan klinik pada area keperawatan neurosains membutuhkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang tinggi terkait ilmu dan teknologi berdasarkan bukti-bukti
penelitian terbaru dalam bidang keperawatan neurosains. Kewenangan klinik pada area
keperawatan neurosains diatur dan disusun berdasarkan daftar, level PK, jenis, dan syarat
kompetensi.
Jenis
Kategori/ Core Level
No Kompetensi/ Kompetensi/ Kewenangan Klinis Syarat
Kompetensi PK
Kewenangan
1 Penerapan II Mandiri Melaksanakan Askep pada pasien
Prinsip Etik dan berdasarkan tingkat ketergantungan 5
Legal Partial Care dan Total Care
Menerapkan prinsip etik, legal dan 5
peka budaya dalam pemberian Asuhan
Keperawatan
III
IV Mandiri Melakukan terapi modalitas
V
17 Pemenuhan II mandiri Memposisikan pasien datar 6- 8 jam
kebutuhan post lumbal punksi dan DSA
aktivitas dan
mobilisasi Membantu ambulasi pasien dari posisi
tidur duduk, duduk berdiri, berpindah
ke kursi roda
mandiri Merubah posisi pasien dengan teknik 5
log roll
Membantu mobilisasi miring kiri dan 5
miring kanan
III Mandiri Melakukan restrain/fiksasi pada pasien 5
mandiri Mengubah posisi pasien dengan 5
cervical syndrom
IV
V
18 Pemenuhan II mandiri Mengkaji kebutuhan seksual pasien 5
kebutuhan dengan gagguan persarafan
seksualitas III mandiri Mengajarkan posisi yang aman dan 5
nyaman saat melakukan hubungan
seksual dengan gangguan persarafan
IV Mandiri Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan 5
seksualitas pada suami/istri
V
19 Pemeriksaan II Delegasi Mengambil sampel darah vena
penunjang II Mandiri Mengevaluasi hasil pemeriksaan
laboratorium
Mengidentifikasi hasil pemeriksaan
laboratorium yang abnormal dan
berkonsultasi dengan dokter
Mempersiapan pasien untuk tindakan
DSA, adhesiolisis
Mengambil sampel kultur darah,
sputum, urine, feses
III Delegasi Mengambil sampel darah arteri
IV
V
20 Pemenuhan II Mandiri Memfasilitasi adaptasi dalam 5
kebutuhan hospitalisasi
kenyamanan Mencegah posisi yang meningkatkan 5
peningkatan TIK (vaksava manuver)
Menidurkan pasien dengan masalah 5
tulang belakang pada mantras yang
keras
Memposisikan tinggi kepala tempat 5
tidur 30 derajat (head up)
Memasang stoking elastis 5
Memasang korset tulang belakang 5
Melakukan penatalaksanaan kecemasan 5
dengan relaksasi: nafas dalam
Mendukung konsep diri dan harga diri 5
yang positif
Membatu pemenuhan kebutuhan 5
rekreasi
III Memfasilitasi pemberian terapi humor 5
Membantu peningkatan citra tubuh 5
Membantu peningkatan efikasi diri 5
IV
V
D. Referensi
1. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Prov. Sulawesi Selatan, Fakultas
Keperawatan Universitas Hasanuddin, Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin,
RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar,2017, Buku Putih 33 Area Keperawatan,
Makassar: PT. Isam Cahaya Indonesia
2. UU Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan Rumah Sakit.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI.No. HK. 01/ 07/ MENKES/ 425/ 2020 tentang Standar
Profesi Perawat