Anda di halaman 1dari 19

PERBANDINGAN KETATANEGARAAN BELANDA DENGAN

INDONESIA

MAKALAH DI SUSUN OLEH:

NAMA : AQRAMA WARDANA

NIM : B012171044

Dibuat Sebagai Tugas Pada Mata Hukum Hukum Perbandingan Konstitusi


Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin.

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara adalah suatu organisasi yang meliputi wilayah, sejumlah rakyat,

dan mempunyai kekuasaan berdaulat. Setiap negara memiliki sistem

politik (political system) yaitu pola mekanisme atau pelaksanaan

kekuasaan. Sedang kekuasaan adalah hak dan kewenangan serta

tanggung jawab untuk mengelola tugas tertentu. Pengelolaan suatu

negara inilah yang disebut dengan sistem ketatanegaraan. Sistem

ketatanegaraan dipelajari di dalam ilmu politik. Menurut Miriam Budiardjo

(1972), politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu negara

yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari negara itu dan

melaksanakan tujuan-tujuan tersebut. Untuk itu, di suatu negara terdapat

kebijakan-kebijakan umum (public polocies) yang menyangkut pengaturan

dan pembagian atau alokasi kekuasaan dan sumber-sumber yang ada.

Di Indonesia pengaturan sistem ketatanegaraan diatur dalam Undang-

Undang Dasar 1945, Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden,

dan Peraturan Daerah. Sedangkan kewenangan kekuasaan berada di

tingkat nasional sampai kelompok masyarakat terendah yang meliputi

MPR, DPR, Presiden dan Wakil Presiden, Menteri, MA, MK, BPK, DPA,

Gubernur, Bupati/ Walikota, sampai tingkat RT.


Lembaga-lembaga yang berkuasa ini berfungsi sebagai perwakilan dari

suara dan tangan rakyat, sebab Indonesia menganut sistem demokrasi.

Dalam sistem demokrasi, pemilik kekuasaan tertinggi dalam negara

adalah rakyat. Kekuasaan bahkan diidealkan penyelenggaraannya

bersama-sama dengan rakyat.

Dengan dasar tersebut, maka kami mengganggap ketatanegaraan sangat

penting dipahami, sehingga kami akan membandingkan sistem

ketatanegaraan Negara Belanda dengan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam hal ini yang mejadi pokok masalah dalam makalah ini adalah

sebagai berikut :

a) Bagaimana Bentuk Ketatanegaraan (Konstitusi, Suprastruktur, dan


Sistem Pemerintahan) Belanda?
b) Bagaimana Perbandingan Ketatanegaraan Belanda dengan
Ketatanegaraan NKRI?
BAB II

PEMBAHASAN

A. KETATANEGARAAN BELANDA

1. Konstitusi Belanda

Konstitusi belum dikenal di Belanda pada Abad Pertengahan. Penguasa

memiliki kekuasaan penuh dan tidak perlu menyesuaikan diri pada hukum.

Beberapa waktu kemudian, sebagian orang tertentu memperoleh hak

yang diberikan oleh penguasa, tetapi baru pada Abad ke-18 setiap orang

tanpa kecuali mempunyai hak dan bahwa setiap lembaga negara

berkewajiban melaksanakan tugasnya sesuai dengan hukum yang

berlaku. Hal ini ditetapkan dalam Konsitusi di Belanda pada tahun 1798.

"Konstitusi Kerajaan Belanda" yang masih berlaku sampai sekarang

dirancang pada tahun 1815.

Konstitusi tidak mudah dirubah-rubah seperti peraturan yang lain.

Namun demikian, perubahan yang signifikan terhadap Konstitusi pernah

terjadi di Belanda. Pada tahun 1848 Raja William II setuju untuk merubah

Konstitusi yang menyatakan bahwa kekuasaan monarki dikurangi dan

kekuasaan rakyat menjadi lebih besar. Perubahan ini begitu dramatisnya

sehingga "Konstitusi 1848", yang dirancang oleh ahli hukum konstitusional

Thorbecke, dianggap sebagai awal dari lahirnya demokrasi di Belanda.

Namun baru pada tahun 1917 hak untuk memilih dalam pemilu diperluas

mencakup semua pria, sedangkan kaum wanita diberi hak pasif untuk
pertamakalinya. Pada tahun 1922, hak aktif untuk memilih bagi kaum

wanita akhirnya ditetapkan dalam Konstitusi walaupun sudah diusulkan

sejak tahun 1919.

Konstitusi yang berlaku di belanda adalah Konstitusi 1848 ,

dirancang oleh ahli hukum konstitusional Thorbecke, konstitusi belanda

menitikberatkan pada kekuasaan rakyat. Perubahan konstitusi kerajaan

Belanda terjadi beberapa kali yaitu pada tahun 1814, 1848, dan 1972.

Masalah perubahan konstitusikerajaan ini diatur dalam Bab (Hoofdstak)

XIII dan terdira dari 6 pasal yaitu pasal 193 (210 lama) sampai pada pasal

198 (215 lama). Cara yang dilakukan dalam rangka perubahan itu adalah

dengan memperbesar jumlah anggota staten general parlemen sebanyak

dua kali lipat. Keputusan tentang perubahan atau penambahan tersebut

adalah sah apabila disetujui sejumlah suara yang sama dengan dua

pertiga dari yang hadir, akan tetapi dalam Grondwet (undan-undang

dasar) Belanda tahun 1815 prosedur di atas diperberat, yaitu memenuhi

kuorum yakni sekurang-kurangnya setengah dari anggota sidang staten

general ditambah satu (UU 1814 pasal 144).

Dengan demikian perubahan undang-undang dasar adalah sah

apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah oleh jumlah anggota

staten general yang telah dijadikan dua kali lipat ditambah satu. 1

1
http://serenityyuria.blogspot.com/2012/01/kekuasaan-legislatif-eksekutif-dan.html diakses
tanggal 27-10-2013
2. Suprastruktur Negara Belanda

a) Kekuasaan Eksekutif

Menurut UUD Belanda, kekuasaan eksekutif ada di tangan Raja/Ratu.

Karena Raja/Ratu tidak dapat diganggu gugat (onschendbaar), maka

kekuasaan Pemerintah diletakkan di tangan kabinet yang dipimpin oleh

Perdana Menteri dan menteri-menterinya yang bertanggung jawab pada

parlemen. Para Menteri mengundurkan diri sehari sebelum pemilu yang

diadakan setiap empat tahun sekali. Raja/Ratu hanya bertindak atas

nasehat Raad van Staten (Council of State), juga dapat meminta nasehat

dari ketua parlemen, ketua ketua fraksi dalam parlemen, ketua ketua

partai, dan kalangan non politik. Perdana Menteri diangkat oleh Raja/Ratu

dan para Menteri diangkat oleh Raja/Ratu atas rekomendasi Perdana

Menteri.

Pemerintah Provinsi terdiri dari 3 organ, yaitu :

 Provinciale Staten (Dewan Perwakilan Provinsi), Anggota-anggota


Provinciale Staten dipilih secara langsung oleh rakyat di provinsi
tersebut untuk masa empat tahun. Provinciale staten berwenang
dalam pembuatan peraturan daerah dan mempunyai wewenang
pengawasan terhadap satuan – satuan pemerintahan yang lebih
rendah yang pelaksanaannya diserahkan kepada Gedeputeerde
Staten dan komisi – komisi. Provinciale staten dikepalai orang
gubernur. Gubernur ini tidak merangkap sebagai anggota.
 Gedeputeerde Staten (Badan Pengurus Harian Provinsi)
Gedeputeerde Staten anggotanya dipilih oleh Provinciale Staten.
Gedenputeerde Staten merupakan badan pimpinan dan pelaksana
harian pemerintah provinsi. Gedeputeerde Staten mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan keputusan Gedeputeerde Staten
dan mengawasi Gemeente (Kota Madya). Dengan demikian
anggaran/keuangan Gemeente dan lain-lain harus mendapat
persetujuan Gedeputeerde Staten.
 Commissaris der Koning/Koningin (Gubernur) Commissaris der
Koning/Koningin diangkat oleh Raja/Ratu dan menjadi Ketua
Gedeputeerde Staten.

Pemerintah Gemeente (Kota Madya) mempunyai 3 organ :

 Gemeenteraad (Dewan Kota Madya), Dipilih oleh warga yang


tinggal di kota tersebut baik penduduk asli, maupun penduduk
warga negara asing. Gemeenteraad berwewenang untuk membuat
peraturan daerah.
 College van Burgemeester en Wethouders (Wali Kota dan
pelaksana pemerintahan Kota Madya), Merupakan kerjasama
kolegial antara walikota dengan dewan kota. Badan ini merupakan
badan yang menyelenggarakan pemerintahan sehari – hari. Badan
ini mempunyai wewenang antara lain : melaksanakan keputusan
dewan, memutuskan perselisihan yang timbul dalam melaksanakan
keputusan dewan, mengumumkan dan mengundang keputusan
dewan.

b) Kekuasaan Legislatif

Dalam kekuasaan legislatif Belanda, Raja/Ratu menunjuk seorang wakil

untuk menjalankan kekuasaan legislatif tersebut. Wakil yang ditunjuk

tersebut yaitu sebagai anggota Tweede Kamer (Majelis Rendah). Mereka

mempunyai hak inisiatif untuk mengajukan rancangan undang - undang.

Fungsi mereka hampir sama dengan fungsi legislatif di Indonesia.

Suatu RUU, setelah mendapat persetujuan Tweede Kamer, harus

diajukan kepada Eerste Kamer (Majelis Tinggi) untuk mendapatkan

persetujuan. Oleh karena tidak memiliki hak amandemen terhadap suatu

RUU, Eerste Kamer hanya dapat menyetujui atau menolaknya. RUU


dapat pula diajukan oleh Menteri. RUU yang telah disetujui mulai berlaku

diundangkan dalam lembaran negara (staatsblad)

c) Kekuasaan Yudikatif

Kekuasaan Yudikatif mempunyai kedudukan yang bebas dari dua

kekuasaan lainnya. Raja/Ratu hanya memiliki wewenang untuk

mengangkat anggota-anggota yudikatif. Di Belanda terdapat empat tingkat

badan pengadilan, yaitu :

 Canton,
 Rechtbank,
 Gerechtschof,
 Hoge Raad.

Anggota-anggota Hoge Raad diangkat oleh Raja/Ratu dari calon-calon

yang diajukan oleh Tweede Kamer. 2

3. Bentuk Dan Sistem Pemerintahan Belanda

a) Bentuk Pemerintahan Belanda

Belanda adalah sebuah negara kesatuan. Negara kesatuan adalah

negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal, di

mana pemerintah pusat adalah yang tertinggi dan satuan-satuan

subnasionalnya hanya menjalankan kekuasaan-kekuasaan yang dipilih

oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan. Bentuk pemerintahan

kesatuan diterapkan oleh banyak negara di dunia.

2
 http://serenityyuria.blogspot.com/2012/01/kekuasaan-legislatif-eksekutif-dan.html diakses
tanggal 27-10-2013
Ratu merupakan Kepala Negara yang melambangkan persatuan

Belanda. Ratu terikat pada konstitusi dan fungsinya lebih banyak bersifat

seremonial, namun juga memiliki beberapa kewenangan yang merupakan

kelanjutan dari tradisi the House of Orange.

b) Sistem Pemerintahan Belanda

Belanda adalah sebuah negara monarkhi konstitusional. Monarki

konstitusional adalah sejenis monarki yang didirikan di bawah sistem

konstitusional yang mengakui raja (atau kaisar) sebagai kepala negara.

Monarki konstitusional yang modern biasanya menggunakan konsep trias

politica, atau politik tiga serangkai. Ini berarti raja adalah hanya ketua

simbolis cabang eksekutif. Belanda adalah sebuah negara monarkhi

konstitusional. Ratu merupakan Kepala Negara yang melambangkan

persatuan Belanda. Ratu terikat pada konstitusi dan fungsinya lebih

banyak bersifat seremonial, namun juga memiliki beberapa kewenangan

yang merupakan kelanjutan dari tradisi the House of Orange. Ratu dalam

hal ini menunjuk formatur yang akan membentuk Dewan Menteri (Council

of Ministers) setelah dilakukan pemilihan umum. Pemerintah negara pada

dasarnya terdiri dari tiga institusi utama, yaitu; Ratu, Dewan Menteri, dan

Parlemen (States General). Dewan menteri merencanakan dan

melaksanakan kebijakan pemerintahan. Ratu bersama-sama dengan

Dewan Menteri disebut dengan the Crown.


Sistem Pemerintahan Kerajaan Belanda adalah parlementer. Sistem

pemerintahan parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana

parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini

parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri.

Parlemen juga dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara

mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. 3

B. KETATANEGARAAN NRI

1. Konstitusi NRI

Konstitusi bangsa Indonesia secara tegas menyatakan bahwa Negara

Indonesia adalah Negara Hukum (Rechtstaats). Menurut pemikiran

Friedrich Julius Stahl, salah satu unsur yang dimiliki oleh negara hukum

adalah pemenuhan akan hak-hak dasar manusia (basic

rights/fundamental rights). Indonesia yang notabene adalah negara

hukum. Negara hukum berarti setiap warga negara harus tunduk dan taat

kepada hukum sebagai sarana “problem solving” masyarakat. Hukum di

negara hukum harus menjadi panglima apabila negeri ini ingin hidup tertib

dan terjamin perlindungan hak-hak setiap warganya.

Agar dapat selalu mengikuti perkembangan dan pemenuhan akan

hak-hak dasar manusia, maka sebuah konstitusi haruslah mempunyai

aspek yang dinamis dan mampu menangkap fenomena perubahan

3
Syafiie, Inu Kencana, Andi Azikin, 2007. Perbandingan Pemerintahan. Bandung: PT. Refika
Aditama
sejarah (historical change), sehingga dapat menjadikannya sebagai suatu

konstitusi yang selalu hidup (living constitution).

Konstitusi sebagai hukum dasar yang utama dan merupakan hasil

representatif kehendak seluruh rakyat, haruslah dilaksanakan dengan

sungguh-sungguh di setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Oleh karena itu, prinsip yang timbul adalah setiap tindakan, perbuatan,

dan/atau aturan dari semua otoritas yang diberi delegasi oleh konstitusi,

tidak boleh bertentangan dengan basic rights dan konstitusi itu sendiri.

Dengan kata lain, konstitusi harus diutamakan, dan maksud atau

kehendak rakyat harus lebih utama daripada wakil-wakilnya.

Mahkamah Konstitusi yang kini melembaga dalam salah satu

struktur lembaga hukum di Indonesia berawal dari fakta reformasi nasional

tahun 1998, dan kemudian hal itu telah membuka peluang perubahan

mendasar atas Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 (kemudian akan kita sebut UUD RI 1945) yang disakralkan oleh

Pemerintah Orde Baru untuk tidak direvisi.

Setelah reformasi, konstitusi Indonesia telah mengalami perubahan

dalam satu rangkaian empat tahap, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001,

dan 2002 (UUD RI 1945). Salah satu perubahan dari UUD RI 1945 adalah

dengan telah diadopsi prinsip-prinsip baru dalam sistem ketatanegaraan

antara lain prinsip pemisahan kekuasaan dan ‘checks and balances’

sebagai pengganti sistem supremasi parlemen.


Dalam Pasal 24C hasil perubahan ketiga UUD RI 1945,

dimasukkannya ide pembentukan Mahkamah Konstitusi kedalam

konstitusi negara kita sebagai organ konstitusional baru yang sederajat

kedudukannya dengan organ konstitusi lainnya. Fungsi Mahkamah

Konstitusi telah dilembagakan berdasarkan Undang-undang Nomor 24

tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (UU No. 24, 2003), sejak

tanggal 13 Agustus 2003. Amandemen yang dilakukan oleh Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tahun 2001 sebagaimana

dirumuskan dalam ketentuan pasal 24 ayat (21) pasal 24c dan pasal 7b

Undang-undang Dasar 1945 hasil perubahan ketiga yang disahkan pada

tanggal 9 November 2001.

Hal ini disahkan dengan adanya ketentuan Pasal 24C ayat (6) UUD

RI 1945 yang menentukan: “Pengangkatan dan pemberhentian Hakim

Konstitusi, hukum acara serta ketentuan lainnya tentang Mahkamah

Konstitusi diatur dengan undang-undang.” Oleh karena itu, sebelum

Mahkamah Konstitusi dibentuk sebagai mestinya, Undang-undang tentang

Mahkamah Konstitusi terlebih dahulu ditetapkan dan diundangkan pada

tanggal 13 Agustus 2003 dalam Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 98 dan Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4316.

Pembentukan Mahkamah Konstitusi telah dilakukan dengan proses

rekruitmen calon hakim menurut tata cara yang diatur dalam Pasal 18 ayat

(1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 yang berbunyi “Hakim


Konstitusi diajukan masing-masing 3 (tiga) orang oleh Mahkamah Agung,

3 (tiga) orang oleh DPR, dan 3 (tiga) orang oleh Presiden, untuk

ditetapkan dengan Keputusan Presiden”.

Mahkamah Konstitusi secara resmi dibentuk dengan adanya Undang-

undang Nomor 24 tahun 2003 dan setelah pelantikan dan pengucapan

sumpah tanggal 16 Agustus 2003, maka kewenangan transisi Mahkamah

Agung yang dibebani tugas oleh pasal III Aturan Peralihan UUD RI 1945,

untuk melaksanakan segala kewenangan Mahkamah Konstitusi telah

berakhir. Untuk itu akan dibahas kewenangan mahkamah konstitusi

sebagai alat untuk melaksanakan peranannya sebagai penjaga konstitusi

seperti yang diatur dalam UUD RI 1945 dengan meninjau keberadaannya

dalam tatanan hukum di Indonesia.4

2. Sistem Pemerintahan NKRI

Indonesia mengalami beberapa kali perubahan sistem pemerintahan.

Indonesia pernah menganut sistem kabinet parlementer pada tahun 1945

– 1949. kemudian pada rentang waktu tahun 1949 – 1950, Indonesia

menganut sistem pemerintahan parlementer yang semu. Pada tahun 1950

– 1959, Indonesia masih menganut sistem pemerintahan parlementer

dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu. Sedangkan pada

tahun 1959 – 1966, Indonesia menganut sistem pemerintahan secara

demokrasi terpimpin.

4
Titik Triwulan Tutik, S.h, M.H, Konstruksi HTN Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945, 2008,
Kencana:Jakartahal 107.
Perubahan dalam sistem pemerintahan tidak hanya berhenti

sampai disitu saja. Karena terjadi perbedaan pelaksanaan sistem

pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum UUD 1945 diamandemen dan

setelah terjadi amandemen UUD 1945 pada tahun 1999 – 2002. Berikut

ini adalah perbedaan sistem pemerintahan sebelum terjadi amandemen

dan setelah terjadi amandemen pada UUD 1945.

 MPR menerima kekuasaan tertinggi dari rakyat


 Presiden sebagai kepala penyelenggara pemerintahan
 DPR berperan sebagai pembuat Undang – Undang
 BPK berperan sebagai badan pengaudit keuangan
 DPA berfungsi sebagai pemberi saran/pertimbangan kepada
presiden / pemerintahan
 MA berperan sebagai lembaga pengadilan dan penguki aturan
yang diterbitkan pemerintah Kekuasaan legislatif lebih dominan.
 Presiden tidak dapat membubarkan DPR
 Rakyat memilih secara langsung presiden dan wakil presiden
 MPR tidak berperan sebagai lembaga tertinggi lagi
 Anggota MPR terdiri dari seluruh anggota DPR ditambah anggota
DPD yang dipilih secar langsung oleh rakyat.

Dalam sistem pemerintahaan presidensiil yang dianut di Indonesia,

pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan politik kurang menjadi perhatian.

Selain itu, pengawasan rakyat terhadap pemerintahan juga kura begitu

berpengaruh karena pada dasarnya terjadi kecenderungan terlalu kuatnya

otoritas dan konsentrasi kekuasaan yang ada di tangan presiden. Selain


itu, terlalu sering terjadi pergantian pejabat di kabinet karena presiden

mempunyai hak prerogatif untuk melakukan itu.

C. PERBANDINGAN KETATANEGARAAN BELANDA DENGAN NRI

Secara garis besar Perbandingan Ketatanegaraan Belanda dengan

Negara Kesatuan Repubklik Indonesia adalah sebagai berikut :

PERBEDAAN INDONESIA BELANDA


Konstitusi UUD 1945 Konstitusi 1848
Suprastruktur Eksekutif : Eksekutif : Ratu
Presiden dan
Wakil Presiden
Legislatif : DPR, Legislatif : Tweede Kamer
DPD (Majelis Rendah)
Eeerste Kamer (Majelis Tinggi)

Yudikatif : MA, Lembaga Yudikatif :


MK 1)      Canton
2)      Rechtbank
3)      Gerechtschof
4)      Hoge Raad

Eksaminatif :
BPK, KPK

Lembaga Bantu
Negara : Komisi
Yudisial

Sistem Presidensial Parlementer


Pemerintahan (Demokrasi Monarki Konstitusional
Multipartai)
Bentuk Negara Republik Kerajaan
Kepala Presiden Perdana Menteri
Pemerintahan

Kepala Negara Presiden Raja/Ratu

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Negara Belanda atau yang disebut juga Koninkrijk der Nederlanden

memiliki arti secara harfiah adalah Kerajaan Tanah. Negara Belanda

berada di bagian Eropa barat laut. Di sebelah timur negara ini berbatasan

dengan negara Jerman, di sebelah selatan berbatasan dengan Belgia dan

di sebelah berbatasan dengan Laut Utara. Ibukota belanda terdapat di

Amsterdam, Den Haag.

Pemerintahan negeeri Belanda menganut sistem monarki konstitusional,

dimana pemerintahan didirikan di bawah sistem konstitusional yang

mengakui raja (atau kaisar) sebagai kepala negara. Monarki konstitusional

yang modern biasanya menggunakan konsep trias politica atau politik tiga

serangkai. Ini berarti raja adalah hanya ketua simbolis cabang eksekutif.

Jika seorang raja mempunyai kekuasaan pemerintahan yang penuh, ia

disebut monarki mutlak atau monarki absolut.

Karena negara Belanda menganut sistem pemerintahan monarki

konstitusional maka proses pemerintahan ini memiliki suatu dampak yaitu

adakalanya datang dari raja itu sendiri karena ia takut dikudeta atau

adakalanya proses konstitusional itu berlaku karena adanya revolusi

rakyat terhadap raja.

Pemerintahan Belanda dipegang oleh ratu Beatrix Wilhelmina Armgard

sejak tahun 1980 sampai sekarang. Ratu berhak menunjuk seorang wakil

untuk menjalankan kekuasaan legislatif, yaitu sebagai anggota Majelis


Rendah. Mereka mempunyai hak inisiatif mengajukan rancangan undang-

undang. Dan demikian yang dapat kami tulis, semoga bermanfaat, dan

mohon maaf atas kekurangan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Lubis, M. Solly, Hukum Tata Negara,Bandung, Mandar Maju:1992

Syafiie, Inu Kencana, Andi Azikin, 2007. Perbandingan Pemerintahan.

Bandung: PT. Refika Aditama

Tutik, Titik Triwulan.2008.Konstruksi HTN Indonesia Pasca Amandemen

UUD 1945, 2008, Jakarta:Kencana

Undang-undang Dasar Tahun 1945 Amandemen IV

Internet :

www.dpr.go.id / K1_kunjungan_Kunjungan_Kerja_Komisi_I_ke_Belanda

diakses tanggal 25-10-2013

http://mjieschool.blogspot.com/2008/10/sistem-pemerintahan-pertemuan-

1.html diakses tanggal 25-10-2013

http://ampi.wordpress.com/2009/06/03/sistem-parlementer-dan-sistem-

presidensial/ diakses tanggal 28-10-2013

http://serenityyuria.blogspot.com/2012/01/kekuasaan-legislatif-eksekutif-

dan.html diakses tanggal 28-10-2013

Anda mungkin juga menyukai