Anda di halaman 1dari 321

Jarñ D?

°fia e
Rod@ifili
EfiC 1529

This is a translation of
PHYSICS OF THE BODY, 2 Ed.
Copyright fl 1992, 1999 bj John R. Cameron, James G Skofronick, and
Roderick M. Grant
All rights reserved.

FISH4 TUBUII MANUSIA, Ed. 2


Ahh bahasa: dr. Brzhm U. Pend›t
Editor edis› bahasa Intones a: dr. Cha runnier
Copy editor. Rio kaharjo

Hak cipta terjemahan Indonesia


@ *003 Penerbit Buku Kedukteran EGC
PO. Rox 4276/Jak8Ita I tO42
Tc\cpon 6530 6283

Anggota IKAPI

Kcja sama pcnepeinahao dengan Badan Penimbangan Pcngcinbaflgan Buku Nasional.


Lkpartemcn Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Desmn kulit muka: Yohanes Duta Kumia Utama


MBnp:adi1 ndungiEndang-Undang
Dilarang mengutip, mcmpcrb‹m¿«k, dan mcncrjemahkau sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dan penerhit.

Perpustakzan Nasional: Katalop Dalam Terbitan (KDT)

Cameron, John R.
Fisika tubuh manusia / John R. Camerr›n ... [ct.al.} ; aiih bahasa,
8rahm U. Pendii : editor edisi bahasa Indonesia, Chairunnisa. — FT. 2
— Izkarta : EGC. 2006.
xiii, 358 hlm. ; 15,S x 24 cm.

Judul asli: Physics of the body, 2 eJ.


ISBN 979-448-775-9

l. Fisiciogi. I. Judul. II. Pendit, Brahin U. III. Xha r«nnisa.

612
Isi

.
Prakata XI

Terminologi, Pembuatan Model, dan Pen

1.2 Pembuatan model

Pen

2 Energi, Panas, Kerja, dan Da a Tubuh 15


Kekekalan Ener i di Tubuh .. .. ... ... 16
Perubahan Ener i di Tubuh ..........
Ker
Pen eluaran Panas dari Tubuh .....
Pen eluaran Panas Melalui Radiasi
2.4.2 Pen eluaran Panas Melalui Konveksi
4.3 Pen e1uaran Panas Melalui Eva
2.4.4 Al ran Darah Vena Membaniu Menqendalikan

2 4 5 Efek 8usana—Clo 31

33
a Memen aruhi Tubuh
1, 1 Seba ian dari Efek Gravitasi
3. J.2 Ga a Listrikada Tubuh
a Gesekan ........
a, Otot, dan Sendi
3.3.1 Otot dan Klasifikasin
3.3.2 Ga a Otot Melibatkan Tuas .. . 38
3.3.3 Kolumna Spinali
ta
Men kat dan Ber . 50
Ga ul dan Paha .
Ga
4.1 Contoh Ga a Saat Tumbukan .
3.4.2 Selamat Setelah Jatuh dari Ketin ... 59

65
5.2 Bebera a Contoh Sederhana Fisika
dalam Ortodontik 69
3.5.3 Mahkota, Jembatan, dan Im

Fisika Tulan 77
4.1 Kom osisi Tulan
Kekuatan Tulan 83
Pelumasan Lubrikasi 95
Pen ukuran Mineral Tulandi Tubuh. 97

5 Tekanan dl Tdbuh 101


Men ukur Tekanan di Tubuh ....
Tekanan di Dalam Ten
53 Tekanan di Mata
54 Tekanan di Saluran Cerna .
Tekanan Stres ada Tulan
5.6 Tekanan di Kandun Kemih 109
Efek Tekanan Saat Men
5.8 Terapi Oksi en Hiperbarik POH).....

6 OsmossdanGlna

H.3 8i*fbvrvsDñ * 118


6.2 Ba aimana Zat Di indahkan Melalui Membran..
6.2.1 Difusi dan So/wnt Ora
2 ’e n

6.2 or Aktif—Men alir ke Arah Salah


6.3 Pen aturan Cairan Interstitial ..
6.4
6.5 Ginial Buatan .
Daftar Isi ix

7 Fisika Paru dan Berna

7.6 Mekanisme Berna as


7.7 Resistensi Jalan Napas ...................................................... 159
Dilakukan Saat Berna
F›sikaada Bebera akit Paru Umum ........ 63

8 Fisika Sistem Xardiovaskular 166


onen Utama Sistem Kardiovaskular .... ........
Pertukaran O di Sistem Ka
Ker a Jantun
..... 175
8.5 Tekanan Darah di Dinding Pembuluh Darah
(TRkanan Transmural) ........... ......,.„.„..................................179
8 6 Penera as PrinsiBernoulliada Sistem Kardiovaskular . 180
8.7 Seberapa Cepat Darah Anda Mengalir?..............................182
8.8 Aliran Darah—Laminas dan Turbulen.................................185
8.9 Bunyi Jantung 189
8.10Fisika Bebera 8.11
akit Kardiovaskular ... si Lawn Darah ... 190

9 Sinyal Listrik dari Tubuh 196


Sistem Saraf dan Neuron .
9.2 Potential Listrik Saraf.......................................................199
9.3 Sinyal Listrik dari Otot—Elektromio ram. .. 205
9.4 Sinyal LiStflk dari Jantung—Elektrokardiogram....................212
9.5 Sinyal Listrik dari Otak—Elektroensefalogram.....................221
9.6 Sinyal Listrik dari Mata—Elektroretinogram
dan Elektrookulogram
9.7 Sinyal Magnetik dari Jantung dan Otak—
My agnetokard!ogram dam Magnetoensefalogram...................230
9.8 Riset Terakhir Mengenai Kelistrikan di Tubuh......................233

10 Suara dan Bicara 236


Fisl TUBLIH ANUfiIA

0 1.2 Tin kat lntensitas Suara—Desibel . 239


10.1.3 Pantulan dan Transmisi Suara di Penghalang..........241
10.2 Tubuh sebagai Drum (Perkusi dalam Kedokteran).............244
10.3 Stetoskop..........................................................245
0 4 Pembentukan Suara (Fonasi)......................................248
10.4. Da a dari Kata Diuca
1 0.4.2 Melihat Pita Suara ...................................... . ....,.. .254

t1 Fisika Telinga dan Pendengaran 255


11.1 Telinga dan Pendengaran.........................................256
1 1 2 Telinga Luar..........................................................258
11.3 Telinga Tengah.....................................................261
1 J.4 Tuba Eustachius.....................................................263
11.5 Telinga Dalam ....... ......... .......................... ................. ...,. 264
11.6 Set Ram but Berperan Planting dalam Deteksi Suara............267
11.7 Sensitivitas Telinga.................................................269
1 1.8 Menguji Pendengaran Anda......................................27 1
1 1.B. 1 Audiometri Nadd Murni..................................27 1
11.8.2 Mengukur /mm/tance Telinga Ten9‹h.................272
11.9 Tuli dan Alat Bantu Pendengaran.................................276
1 1.9.1 Penurunan Pendengaran Akibat
Gangguan Hantaran dan Saraf..........................276
11.9.2 AIai Bantu Dengar ................................ .,...........277
11.10 Sistem Indra Vestibular—lndra Keseimban
Tersembunvi

12 Fisika Mata dan Penglihatan 281


12. Elemen Pemfokus pada Mata..............................................285
12.2 Beberapa Elemen Lain pada Mata........................................287
12.3 Retina—Detektor Cahaya pada Mata.................................289
12.4 Ambang Penglihatan.........................................................294
12.5 Efek Difraksi pada Mata.....................................................295
12.6 Ketajaman Penglihatan—beberapa Tajam Mata Anda7........297
2.7 Ilusi Optis dan Fenomena Terkait.........................................302
8Gan lihatandan Koreksin 308
12.9 Penglihatan Warna dan Aberasi Kromatik.............................318
12.10 Instrumen yang Digunakan dalam Oftalmologi.....................320

Referensi Umum dan Bab


Apendiks A—Manusia Standar 330
endiks B Sifat Pan kat dan Lo aritma 339
337

lnrlnks
Prakato

Pada abad ke-17 dan ke-18, fisika masih disebut sebagai Filsafat Alam
(Noturni Philosophy). Kata physics (fisika) berasal dari kata Yunani
un- tuk alam dan merupakan akar kata bagi sejuoilah kata media,
misalnya pfiysicina (dokler), physital (fisik/tubuh),dan fisiologi (ilmu
faal). Salah satu buku teks fisika pertama yang membahas hsika tubuh
adalah Ele- ments of Physics or Nalxrof Philosophy: General end Medical
oleh dr. Neil Amott, yang diterbitkan di London pada tahun 1827.
Publikasi inl menandai dimulainya fisika kedokteran sebagai suatu
disiplin yang koheren. Buku menimbulkan dampak besar pada
pengajaran fisika di abad ke-19 dan pada perkembangan fisika
kedokteran di abad ke-20. Buku ini sangat populer dan diterbitkan
sampai enam edisi serta digunakan sebagai buku pegangan fisika
selama kira-kira 75 tahun.
Bidang ilmiah yang dicakup oleh fisika adalah benda/zat (mutter),
gaya (;furces), dan energi dalam berbagai bentuk. Fisika memiliki dna
bidang aplikasi penting dalam dunia kedokteran fisika tubuh manu-
sia (fisika fisiologi) dan fisika instrumen yang digunakan untuk diag-
nosis dan terapi. Dalam buku ini, kami membahas fisika tubuh. Kami
sesekali menyinggung instrumen medis yang berkaitan dengan organ
yang sedang dibahas. Buku penyerta, Medical Physics: Instrumentation
for Ore osis and Therapy, yang sedang dipersiapkan, menjelaskan in-
strumen kedokteran yang umum digunakan dan diperkirakan sudah
terbit pada tahun 2000.
Sebuah sebutan klasik untuk fisika tubuh manusia adalah iatrofisi-
ka (iiifrophysics). latro berasal dari kata Yunani untuk medis. Ahli iatro-
fisika pertama adalah seorang ahli fisikatfalia, Giovanni Alfonso Borelli.
Bukunya De motu sninnfum (On the muttons o/anictnfs, ’tentang gerak
hewan”) diterbitkan pada tahun 1680 setelah ia meninggal. Buku
membahas soal gerakan dan kontraksi otot, temiasuk penjelasan ten-
tang daya seekor ikan torpedo menimbulkan syok oleh kontraksi
cepat sebuah otot yang sekarang dikenal sebagai organ elektrik.
Kemudian pada abad ke-17 dan 18, Galileo dan temannya yang dokter
Sanctori- ous rnenerapkan fisika pada pengembangan sejumlah
instrumen ke- dokteransederhana—termometeruntuk menunjukkan
suhu tubuh dan pendulum sederhana untuk mengukur kecepatan
nadi.
Sementara peran kimia dan biologi dalam kedokteran sudah
diakui dengan baik, peran fisika biasanya tidak terlalu jelas.
Walaupun meng- ikuti kuliah fisika dasar, namun sebagian besar
mahasiswa kedokteran dan keperawatan jarang atau tidak melihat
penerapan fisika di bidang kedokteran. Kesenjangan komunikasi ini
terutama disebabkan oleh banyaknya bahan di dalam kuliah fisika
tingkat mahasiswa sehingga pembahasan tentang fisika tubuh kurang
memadai. Penyebab kedua adalah bahwa, secara umum, dosen fisika
kurang banyak memahami fisika tubuh.
Buku ini ditulis terutama bagi mahasiswa yang ingin berkarier di
bidang medis. Kami menjelaskan secara sederhana manfaat fisika un-
tuk memahami fungsi berbagai sistem organ tubuh misalnya mata,
te- paru, dan jantung. Walaupun buku ini dibuat terutama sebagai
buku teks untuk mereka yang memiliki pemahaman dasar tentang
fisi- ka, namun kami percaya bahwa sebagian besar dari isi buku ini
akan menarik dan dapat dipahami oleh semua orang yang ingin tahu
ten- tang bagaimana tubub bekerja. Matematika yang digunakan
adalah matematika tingkat aljabar.
Edisi baru fisrfi Tubuh M#ousie ini merupakan pembaruan dari
edi- st pertama, yang sebaliknya merupakan revisi terhadap sekitar
separuh dari isi buku Meditof Physics oleh Cameron dan Skofronick,
yang diter- bitkan oleh ¥Viley-lnterscience pada tahun 1978. ‹Medical
Physics sudah tidak diterbitkan dan hak ciptanya dikembalikan ke
penulisnya). Edisi baru ini menyertakan perbaikan di beberapa bab,
termasuk penambahan beberapa soal. Urutan bab telah dimodifikasi,
dilakukan penambahan bahan baru mengenai gaya di bidang gigi, dan
fisika telinga dan pen- dengaran sekarang menjadi bab terpisah
dengan penambahan terinci tentang fungsi telinga dalam.
Di seluruh buku ini digunakan sistem international (international
efstem, SI) untuk satuan, tetapi biasanya juga diberikan satuan-satuan
lain yang lazim digunakan dalam tanda kuning. Buku ini tidak di-
maksudkan sebagai buku referensi, tetapi di akhir buku dilampirkan
referensi umum serta bibliografi yang spesifik untuk sehap topik bab.
Apendiks A menyajikan data tentang standar pada manusia. Logarit-
ma dan pangkat digunakan di beberapa tempat; keduanya dibahas di
Apendiks B.
Prolésor £imeritus Russell Hobbie dari the University of
Minnesota, penulis buku teks yang lebih maju yaitu fxferitiediote
Physics Jr Medi- cinr and Biology, telah berbaik hati untuk menulis
Bab 6 tentang fisika
osmosis karena berkaitan deng I P»rtasicairan melalui nembran
tubuh. Beliau juga memberi kontribnsi dalam revisi Bab 9. Bantuan
beliau sangat kami hargai.
Kami berterima kasih kepada para sahabat yang membantu buku
sebelumnya, Medical Pltysits, yang tercantum di prakata buku
tersebut. Kami juga berterima kasih kepada Nn. Joy Opheim untuk
kontribusi- nya tentang masalah fisika gigi. Kami mengucapkan terima
kasih khusus
Prakata

kepada Betsey Phelps, penyunting pada Medical Physics Publishing,


untuk upayanya merierbitkan buku ini.
Kami berhutang budi kepada istri kami, Von Cameron, Dot Sko-
fronick, dan Sue Grant untuk kesabaran dan pengertiannya selagi
kami menyelesaikan buku ini.

John R. Cameron
James G. Skofronick
Roderick M. Grant

Gainesville, Florida
Takahassee, Florida
Granville, O fio
Mei 1999
Terminologi, Pembuoton
don Pengukuron

Di bab ini kami menyajikan empat topik besar. Pertama, kami meng-
ulas apa yang dimaksud dengan fisika kedokteran dan menjelaskan
beberapa ilmu yang terkait dan yang saling tumpang-tindih. Di
Bagian
1.2 kami membahas pembuatan model (modeling), suatu konsep yang
penting dalam sains, teknik, dan kedokteran. Di Bagian 1.3, kami
mem- bahas dan memberikan contoh nmpan-balik, suatu hal yang
penting di banyak model. Terakhir, di Bagian 1.4, kami secara singkat
membahas ketelitian dan keakuratan dalam pengukuran dengan
menggunakan contoh yang diarnbil dari penelitian-penelitian mengenai
tubuh manusia.

1.1 Terminologi
Istilah fisika kedokteran (medical physics) mengacu kepada dua
bidang besar, yaitu (1) penerapan prinsip-prinsip fisika untuk
memahami fung- Si tubuh manusia dalam keadaan sehat dan sakit,
serta (2) penerapan fisika dalam instrumentasi yang digunakan untuk
diagnosis dan tera- pt. Yang pertama ini dapat disebut sebagai fisika
fisiologi (physrcs o/ physiologyj; yang kedua sering disebut sebagai
fisika kedokteran klinis
{clinical medical physics).
Kata/sik muncul di sejumlah konteks medis. Kata pitysicisl (ahli fiSi-
ka) dan physician (dokter) memiliki akar yang sama di kata Yunani,
yaitu physio (ilmu tentang alam). Baru satu generasi late di Inggris
seorang professor o/physic sebenarnya adalah seorang profesor kedok-
teran. Saat ini, hal pertama yang dilakukan seorang dokter setelah
melakukan anamnesis pasien adalah pemeriksaan fisik. Selama peme-
riksaan, dokter menggunakan stetoskop untuk mendengar bunyi jan-
tung, paru, dan darah di arteri; mengukur kecepatan nadi dan
tekanan darahr‘ Serta dengan cara Iain menerapkan berbagai prinsip
dan teknik yang berasal dari fisika. Cabang ilmu kedokteran yang
disebut sebagai physical medicine (kedokteran fisik) membahas
tentang diagnosis dan pengobatan penyakit dan cedera dengan cara
fiaik, misalnya manipu- lasi, pemijatan, olahraga, panas, dan air.
Pbysirof therapy (terapi fisik) adalah terapi untuk penyakit atau
kelemahan tubuh yang lebih mela- lui cara-cara fisik, misalnya
pemijatan dan olahraga dibandingkan obat atau pembedahan.

1
2

Pada hakikatnya, bidang biofisika (#iophysics) seyogianya


menca- kup fisika kedokteran sebagai suatu subspesialisasi yang
penting. Na- mun, biofisika telah berkembang menjadi bidang yang
relatif jelas batasannya dan tidak banyak berkaitan langsung dengan
kedokteran. BiOfISika terutama berkaitan dengan lisika bjomolekul
besar, virus, dan sebagainya, walaiipun juga membahas fisika
kedokteran dalam mem- pelajari transpor zat menembus membran
set. Sebagian besar ahli ke- dokteran fisik menggunakan fisika
terapan dalam diagnosis dan terapi penyakit. Beberapa ahli
kedokteran fisik telah melakukan riset untuk meiiingkatkan penerapan
ilmu kedokteran saat ini.
Bidang fisika kedokteran mempelajari konsep dan metode fisika
yang diterapkan untuk mengobati penyakit manusia. Sebagian ahli fisi-
ka kedokteran bekerja sebagai guru dan ilmuwan di universitas dan
sekolah kedokteran, atau di bidang iodustri. Namun, sebagian besar
dari mereka secara langsung terlibat dalam perawatan pasien di ru-
mah sakit dalam bidang yang disebut fisika radiologis (rndiolagicnl
phys- ics). Mereka berperan dalam aplikasi fisika untuk masalah-masalah
ra- diologis, misalnya penggunaan radiasi pengion (sinar-X, sinar-y,
elektron, dan/atau radionuklida) dalam diagnosis dan/atau pengobat-
an penyakit. Yang lainnya mengatasi masalah-masalah yang berkaitan
dengan penerapan prosedur diagnostik yang menggunakan alat dari
berbagai bidang fisika terapan, misalnya ningnvtic tesonnnce imn$ing
(MRI), ultrasonografi (misalnya ekokardiografi atau sonografi), dan
laser. Ahli fisika yang berperan pada salah satu aktivitas di atas bi-
asanya bergelar doktor (PhD) dan sangat terlatill khusus tmtiik higas
mereka. Secara profesional, mereka sering dikenal melalui keanggotaan
di the Aniericnn Associntion o/ Phyricirts in Meditine (AAPM). AAPM
memiliki anggota lebih dart 400D orang.

1.2 Pembuatan Model


¥Valaupun para ahli fisika meyakini bahwa dunia fisik tiind ark pada
hukum-hukum fisika, namiin mereka juga menyadari bahwa penjabaran
beberapa situasi fisik secara matematis adalah sangat rumit sehingga
sulit ditemui pemecahannya. Sebagai contoh, apabila Anda merobek
sedikit tijung halamaii buku ini dan membiarkannya jatuh ke lantai,
maka serpihan kertas tersebut akan melakukan berbagai gerakan me-
lingkar. Perjalanan sRrpihan kertas ini akan ditentukan oleh hukum-
hukum fisika, tetapi mustahil kita dapat meiiuliskan persamaan yang
menjelaskan perjalanan tersebut. Ahli fisika akan sependapat bahwa
gaya gravitasi akan menyebabkan serpihan bergerak dengan arah menu-
ju lantai apabila tidak ada interferensi dari gaya lain. Aliraii udara dan
elektrisitas statik dapat memengaruhi perjalanan serpilian tersebut.
Demikian juga, walaiipun hukum-hu kum fisika berperan dalam semtia
aspek fungsi tubuh, namtin setiap sitiiasi sedemikian rumitiiya sehing-
ga kita tidak mitngkin dapat memprediksi perilaku pasti dengan meng-
Terminologi. Pembuatan Model, dan Pengukuran 3

gunakan pemahaman kita tentang fisika. Bagaimanapun,


pengetahuan tentang hukum-hukum fisika akan membantu Vita
memahami fisiolo- gi dalam keadaan sehat maupun sakit.
Kadang-£adang dalam upaya memahami suatu fenornena fisik, kita
menyederhanakannya dengan memilih ciri-ciri utamanya dan meng-
abaikan aspek yang kita anggap kurang penting. Penjelasan kami mung-
kin hanya benar sebagian, tetapi lebih baik daripada tidak ada sama
sekali. Dalam mencoba memahami aspek-aspek fisik tubuh, kita
sering mengandalkan analogi. Ingatlah bahwa analogy tidak pernah
sempur- na. Sebagai contoh, di banyak aspek, mata analog dengan
kamera TV; namun, analogy ini kurang tepat apabila kita
mempertimbangkan peng- lihatan tiga diniensi (3D).
Di buku ini kami sering menggunakan analogi untuk membantu
menjelaskan sebagian aspek dari fisika tubuh. Kami berharap hal ini
berhasil, tetapi tolong diingat bahwa semua penjelasan sedikit
banyak kurang sempuma. Situasi yang sebenarnya selalu lebih nimit
daripada yang kami jelaskan di buku ini. Banyak analogi yang
digunakan oleh ahli fisika menggunakan model—pembuatan model
adalah hal yang lumrah dalam aktivitas ilmiah. Seorang ahli fisika
terkenal di abad ke- 19, Lord Kelvin, berkata, “Saya belum merasa
puas sampai saya dapat membuat model mekanis dari suatu hal.
Apabila saya dapat membuat suatu model mekanis, berarti saya
sudah memahaminya!”
Sebagian model menggunakan fenomena fisik yang tampaknya sama
sekali fidak berkaitan dengan subjek yang sedang dibahas; sebagai con-
toh, suatu model aliran darah yang direpresentasikan oleh aliran lis-
trik sering digunakan dalam studi sistem sirkulasi tubuh. Model
listrik ini dapat dengan baik mensimulasi banyak fenomena sistem
kardio- vaskular. Tentu saja, apabila Anda tidak memahami fenomena
listrik maka model ini tidak banyak membantu. Seperti yang telah
disinggung, semua analogi juga memiliki keterbatasan. Darah
terbentuk dari eel darah merah dan plasma. Persentase set #arah mereh
(hematokrit) dalam darah berubah sewaktu darah mengalir ke
ekstremitas. Fenomena ini (dibahas di Bab 8) sulit disimulasikan oleh
model listrik.
Model lain adalah model matematis; persamaannya adalah model
matematis dapat juga digunakan untuk menjelaskan dan
memperkira- kan perilaku fisik sebagian sistem. Dalam dunia fisika
sehari-hari, kami memiliki banyak sekali persamaan semacam itu.
Sebagian persamaan tersebut sangat sering digunakan sehingga
disebut hukum. Sebagai contoh, hubungan antara gaya (F), massa (m),
dan percepatan (a)—yang biasanya ditulis F = ma—dikenal sebagai
hukum Newton kedua. Ter- dapat bentuk matematis lain dari hukum
ini yang mungkin tampak cukup berbeda bagi orang awam tetapi
dikenal oleh ahli fisika sebagai cara lain untuk menyatakan hal yang
sama. Hukum kedua Newton di- gunakan di Bab 2 dalam bentuk F =
A(mv)/At, dengan v adalah kece- patan, t adalah waktu, dan A (delta)
menunjukkan perubahan kecil kuantitas. Kuantitas mv adalah
momentum, dan A(mv)/At dibaca se-
bagai kecepatan perubahan momentum terhadap waktu. Bentuk hu-
kum Newton kedua ini identik dengan F = ma.

1.3 Umpan-Balik
Salah satu kata favorit para ahli fisika adalah/ungsi. Simbol untuk fungsi,
jangan dicampur-adukkan dengan simbol untuk gaya F. Persamaan
¥V — /H) berarti berat W adalah fungsi dari tinggi H. Persamaan ini
tidak menjelaskan kaitan antara berat dan tinggi atau faktor lain apa
yang ikut berperan. Ini adalah sejenis steno matematis. Dalam bidang,
med is kita dapat menulis R = QI°) untuk menitnjukkan bahwa denyut
jantung R adalah fungsi dari daya yang dihasil kan oleh tubuh P. Lang-
kah selanjutnya menghapus/Can menuliskan persamaan yang men-
jelaskan secara spesifik bagaimana berbagai faktor berkaitan satct sama
lain—adalah yang tersulit.
Seorang peiieliti mcd is dapat menggunakan suatu model dari be-
berapa fungsi tubuh mtuk mempcrkira kan sifat yang tidak didiiga
se- belumnya. Sebaliknya, sebagiaii model sangat sederhana sehingga
ha- nya bermanfaat sebagai pehinjiik iintttk mengliasilkan model yang
lebih baik.
Banyak parameter tubuh yang relatif konstan (misalnya stabilitas
suhu atau kalsium darah). Honieosfdsis adalah kata medis yang men-
jelaskan kecenderungan tubiih u ntuk mempertahankan stabilitas.
Dalam fisik a atau teknik, llal ini disebut kontrol unipnn-bnlik. Seorang
insinyur yang ingin mengoiitrol kctaiititas yang berubah sciring
dengan waktu, akan mcngambil sampel tentang apa yang sedang
dihasilkan dan menggunakan sampel ini sebagai sinyal untuk
mengontrol prodtiksi sampai ke tahap tertenl ii. .Seliiib ctiigan dengan
itit, scbagiaii dari procltiksi /keliiaran dimasiikkan kembali ke
pangkal/asal untuk me- ngeiidalikan produksi. Apabila sistem
dirancang sedemiki.iii rupa se- hingga peningkatan keltiaran
menghasilkaii sinyal cimpan-balik yang mengrirangi prodtiksi dan
bahwa penurunaii kel uaran menghasilkan sinyal umpan-balik yang
mcningkatkan prodsksi, maka umpan-balik- nya bersifat negatif.
Umpan-balik nRgatif mcnghasil kan konl rol yang stabil, scdangkan
umpaii-balik positif, yaitu perubahan sampel meng- hasilkan iimpan-
balik yang menyebabkan perubahan dalam a rah yang sama,
menghasilkaii koiitrol yang tida k stabil.
Salah satu contoh mekai isme umpon-balik negatif (liomcostasis)
yang penting di dalam tiibuh adalah pengendalian gliikosa (giila)
darah. Manusia normal mempertahaiikaii kadar glukosa kira-kira
850 mg/li- ter (Ini biasanya ditulis sebagai 85 mg/ d1). Yaitu, kira-
kirk 0,085‘/ dari darah Anda adalah gliikoss atau pada orang dewasa
rerata terdapat kira-kira lima gram gula kira-kira seperenam ons.
Oliikosa adalah ba- han bakar bagi ol'ak. Seperti oksigen, glukosa
sangat penting bagi ke- hidupan dan digunakan secara terns-menerus.
Kadar gliikosa yang ter lalu tinggi atau ter)alti rendah menyebabkan
masalah kesehatan yang sering. Sant Anda makan, gliikosa darah
Anda meningkat dalam wak-
Terminologi, Pembuatan Model, dan Pengukuran

tu kira-kira 30 menit. Pankreas mendeteksi peningkatan kadar ini


dan membebaskan insulin ke dalam darah untuk mempercepat
pemakaian glukosa oleh sel sehingga kadar glukosa dipertahankan
dalam batas normal. Pankreas pada pengidap diabetes tipe 1 (penyakit
yang kadang- kadang disebut ”diabetes juvenil’Q tidak mampu
menghasilkan insu- lin dan kadar glukosa dapat menjadi beberapa
kali lipat lebih tinggi daripada normal. Hal ini dapat menimbulkan
masalah keaehatan yang serius.Tubuhberupaya mengendalikan
kadar glukosa dengan cara lain. Cara yang paling jelas untuk
mengurangi glukosa, apabila tidak terda- pat insulin, adalah ginjal
“membuang” sebagian dari kelebihan gluko- sa ke dalam nrin
bersama dengan air. Hal ini menyebabkan urin men- jadi manis dan
pengeluaran air sehingga penderita menjadi sering berkemih dan
haus. Risiko jangka-panjang yang serius akibat kelebih- an glukosa ini
adalah kerusakan sistem sirkulasi yang kadang-kadang menyebabkan
amputasi kaki, kebutaan, gangguan fungsi ginjal, dan kerusakan saraf.
Sampai tahun 1923, saat insulin ditemnkan, harapan hidup bagi
pengidap diabetes tipe I sangat pendek.
eat seseorang yang normal dan sehat tidak makan, glukosa menu-
run oleh metabolisrae normal. Kadamya dapat turun di bawah nor-
mal. Sensor di pankreas memicu Control umpan-balik untuk
mengeks- kresikan hormon lain, glukagon, yang merangsang hati
untuk melepaskan glukosa ke dalam sirkulasi. Konhol umpan-balik
ini bi- asanya menjaga kadar glukosa darah kira-kira 800 mg/liter.
Produksi glukosa dengan cara ini dapat berlangsung berhari-hari
apabila sese- orang tidak makan. Pankreas pada pengidap diabetes
tipe I tidak meng- hasilkan glukagon, dan kadar gula darah yang
rendah—hipoglikemia— cepat menyebabkan gangguan keadaan
mental dalam waktu kurang dari seJam. Int adalah salah satu tanda
awal hipoglikemia. Hipoglike- mia juga rnenyebabkan hilangnya
pengendalian rnotorik yang dapat berisiko besar apabila Anda sedang
mengemudi saat Jtu. Apabila hipo- glikemia berat ini berlanjut,
penderita akan koma dan akhirnya me- ninggal jika kadar glukosa
tidak meningkat. Sebagian pengidap diabe- tes disangka mabuk saat
mereka kehilangan pengendalJan otot.
Orang sehat normal memiliki mekanisme umpan-balik untuk men-
jaga kadar glukosa agar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Na-
ntun, pengidap diabetes tipe 1 tidak dapat mengendalikan keduanya.
Dengan menyuntikkan insulin sebelum makan, pasien diabetes mam-
pu secara kasar mengontrol kadar glukosa yang tinggi. Mereka dapat
mengatasi kadar glukosa darah yang rendah dengan makan dalam porsi
kecil tetapi lebih sering daripada orang non-diabetes. Dalam keadaan
darurat, apabila pengidap diabetes hdak dapat makan, dapat
disuntik- kan glukagon secara temporer untuk merangsang pelepasan
glukosa oleh hati. Pengidap diabetes sebaiknya makan sebelum kadar
gula darah menjadi terlalu rendah. Telah terjadi banyak kemajuan
dalam pengen- dalian diabetes, misalnya penemuan alat pemeriksa
kadar glukosa in- dividual. Alat penguji ini hanya memerlukan setetes
darah pasien, se-
panjang hari, untuk mengendalikan gula darah. Namun, alat ini tidak
sepadan apabila dibandingkan dengan sensorumpan-balikcanggih dan
mekanisme Control pankreas.
Kontrol umpan-balik negatif lazim terdapat di dalam tubuh,
Fungsi penting lainnya pada tubuh adalah mengontrol kadar kalsium
dalam darah. Apabila kadar turun terlalu rendah, maka tubuh
membebaskan kalsium dari tulang untuk meningkaikan kadamya
dalam darah. Apa- bila kalsium yang dibebaskan terlalu banyak,
tubuh akan menurunkan kadar dalam darah dengan mengeluarkan
sebagian kalsium melalui ginjal. Walaupun banyak mekanisme
Control di dalam tubtih yang be- lum dipahami, berbagai penyakit
diketahui telah berkaitan langsung dengan kegagalan mekanisme-
mekanisme tersebut. Sebagai contoh, seizing dengan tumbuhnya
tubuh, jumlah set meningkat sampai tubuh mertcapai ukuran
dewasa, dan setelah itu ukuran tubuh lebih kurang tidak berubah di
bawah suatu jenis kontrol umpan-balik. Kadang- kadang sebagian se1
tidak berespons terhadap kontrol umpan-balik ini dan menjadi tumor.

1.4 Pengukuran
Salah satu karakteristik utama ilmu pengetahuan adalah
kemampuan- nya menghasilkan pengukuran kuantitas suatu parameter.
Dalam prak- tik kedokteran, upaya-upaya yang dulu dilakukan untuk
mengukur kuantitas parameter tertentu sering dicernooh karena
dianggap menu- rtinkan keterampilan dokter. Sebagai contoh, walaupun
suhu tubuh dan denyut nadi sudah dapat diukur sejak abad ke-17,
namun kedua peng- ukuran tersebut belum dilakukan secara rutin
sampai abad ke-19. Sela- ma abad terakhir terjadi perkembangan ilmu
pengetahuan yang man- tap dalam bidang kedokteran seizing dengan
meningkatnya jumlah dan keakuratan pengukuran Luantitatif dalam
praktik klinis. Bahkan, da- pat dikatakan bahwa banyak pengukuran
sekarang dilakukan secara lebih akurat daripada yang diperlukan
untuk tujuan klinie. Perubahan kuantitas terhadap waktu sering kali
menjadi lebih penting. Maksud- nya adalah keceimatan
(pengulangan) lebih penting daripada keaku- raton (Lihat
pembahasan tentang kecermatan dan £eakuratan pada bagi- an
selanjutnya).
Gambar 1.1 memperlihatkan beberapa pengukuran yang lazim di-
gunakan di bidang kedokteran. Sebagian dari pengukuran ini lebih
memberikan hasil yang spesifik daripada yang lain. Sebagai contoh,
pemeriksaan sinar-X hanya memberikan informasi kualitatif tentang
bagian dalalri tubuh; pengulangan foto sinar-X dengan mesin yang
ber- beda mungkin memberikan gambaran yang tampak berbeda
bagi pengamat yang tidak terlatih.
Dalam kuliah pengantar fisika dipelajari banyak jenis pengukuran.
Secara umum, untuk mengukur berbagai kuantitas digunakan satuan
Sistem International (SI), atau satuan metrik. Sayangnya, sistem ini tidak
umum digunakan di Amerika Serikat dibandingkan di sebagian besar
Terminologi, Pembuatan Mode!, dan Pengukuian 7

BERAT BADAN

DENYUT NADI

FoTo siAR-X

Gamhar I. f. Beberapa pengukuran yang sering dilakukan di bidang kedokteran.

belahan dtinia lainnya. Satuan SI dasar yang kami gunakan di buku ini
adalah meter (m) untuk panjaiig, kilogram (kg) untuk massa, dan detik
(dtk) untuk waktu. Untuk mempermridah, kami sering menggunakan
satuan yang lebih besar atau kecil.
Jelasnya, kami menggunakan baik satuan yang lebih besar maupun
yang lebih kecil agar lebih mtidah dipahami. Berikut ini adalah beber-
apa contoh.

sentimeter (cm) 10 * "seperseratus meter"


milimeter (mm) = 10 3 "seperseribu meter"
rnikrometer (ttm) = 10* "sepersejuta meter"
nanometer (rim) IN’ "sepersemilyar meter"
gram (g) 10* kg "seperseribu kilogram"
miligram (mg) = 10 " g "seperseribti gram"
atau 10* kg "sepersejuta kilogram"
Kami kadang-kadang menyajikan kuantitas dalam satuan Inggris
misalnya kaki, pon, dan galon agar visualisasinya lebih mudah, dan
kadang-kadang kami menggunakan satuan yang umum digunakan di
cabang ilmu kedokteran tertentu di Amerika Serikat.
Penggunaan suatu satuan mengisyaratkan bahwa terdapat auatu
satuan standar atau "sejati" yang dapat dijadikan pembanding bagi
satuan tersebut. Sebagian besar negara modem memiliki
laboratorium yang mengkhususkan diri dalam standardisasi sistem
pengukuran. Di
8

Amerika Serikat, #te National InstiWtec ofslendnrdsend Technology(NIST


yang terletak di Gaithersburg, MD, melaksanakan fungsi ini. NIST
tidak banyak berhnbungan dengan kedokteran, tetapi berperan
penting dalam menstandardisasi pengukuran radiasi pengion tlntuk
pengobat- an kanker.
Oi dunia kedokteran di Amerika Serikat, banyak kuantitas yang di-
nyatakan dalam satuan norntandar. Sebagai contoh, sementara
satuan SI untuk tekanan adalah pascal (Pa) atau gaya per satuan luas
(dalam newton per meter persegi), tekanan darah di Amerika Serikaf
umum- nya dinyatakan dalam milirneter air raksa (mmHg), tinggi
suatu kolom cairan! Panjang ini adalah tinggi sebuah kolom air raksa
yang tekanan- nya di dasar setara dengan tekanan darah. Kami
membahas tekanan darah lebih lanjut di Bab 5, 7, dan 8.
Satuan medis nonstandar yang tidak lagi digunakan tetapi memili-
ki nilai sejarah adalah panjang untuk menyatakan kecepafan denyut
nadi. Pada tahun 1585, sewaktu masih menjadi mahasiswa kedokter-
an, Galileo meneotukan prinsip pendulum selagi mengamati kandil
berayun di gereja. la menggunakan denyut nadinya untuk
menghitung periode ayunan dan mendapatkan bahwa waktu untuk
satu ayunan besar aama dengan waktu untuk ayunan kecil.
Berdasarkan irti ia mengembangkan jam pendulum. Tidak larna
setelah itu (pada tahun 1602) Sanctorius, texan Galileo sesaina
mahasiswa kedokteran, men- ciptakan pulsologium (pendulum
sederhana) untuk mengukur kece- patan denyut nadi pasiennya.
Seorang asisten inenyesuaikan panjang pendulum sampai ayunannya
sma dengan kecepatan denyut nadi yang diteriakkan oleh Sanetnrius.
Kemudian kecepatan denyut nadi dicatat sebagai panjang pendulum.

1.1 Tunjukkan bahwa kecepatan denyut nadi istirahat Anda berada pada
interva) waktu yang sesuai dengan periode sebuah pendulum
dengan panjang dalam tentang L = 0,1 sampai 0,25 meter. {Periode
sebuah pendulum sederhana adalah T = 2n (L/g)'*2, dengan L adalah
pan- jang pendulum dan g adalah percepatan gravitasi].

Terdapat banyak pengukuran fisiologis lainnya yang melibatkan


waktu. Kita dapat menibaginya menjadi dna kelompok, yaitu pengukur-
an proses yangberu)ang/repetitif, misalnya nadi, dan pengukuran pro-
ses nonrepetitif, misalnya berapa lama waktu yang diperlukan oleh gin-
jal untuk mengeluarkan suatu bahan asing dari tubuh. Proses waktu
nonrepetitif di tubuh berkisar dari durasi potensial aksi sebuah sel
sa- rat (-1 mdt) sampai uaia hidup rerata seseorang (80 tahun = 2,5 x
10’ dt atau 2,5 Gdt dengan G = giga untuk ltP atau 1 milyar).
Terminoloqi, Pembuatan Model, dan Pengukuran

Pengukuran proses yang berulang biasanya melibatkan jumlah


pengulangan per detik, menit, jam, dan setenianya. Sebagai contoh,
ke- cepatan nadi rerata adalah kira-kira 70 mm' dan kecepatan
bernapas rerata adalah kira-kira 15 mnt '. Berbagai kecepatan
repetisi dalam si- nyallistrik di otak, yang disebabkan oleh aktivitas
mental, berkisar dari kurang 1 dtk ' sampai lebih dari 20 dtK'.
8anyak proses Tamar di tubuh manusia yang bersifat repetitif. Se-
bagai contoh, tubuh memiliki irama sirkadian (kira-kira 24 jam) yang
berlangsung bahkan apabila seseorang tinggal di sebuah gua di
dalam bumi tanpa mengetahui waktu. Jam lain yang dikontrol secara
biologis adalah suatu jam yang pergerakannya sangat lambat dan
mengatur mas- sa seseorang yang sedang tumbuh. Jam ini
menyebabkan fluktuasi ke- cepatan pertumbuhan dengan periode 14
sampai 18 bulan.
Dalam ilmu pengetahuan, keakuratan (occurecy) dan ketepatan (pre-
cision) memiliki arti berbeda. Keakuratan mengacu kepada seberapa
dekat suatu pengukuran dengan standar yang diterima. Sebagai con-
toh, tinggi seseorang yang terukur sebesar 1,765 m mungkin akurat
sampai 0,003 m (5 mm). Namun, tinggi orang yang sama mungkin
ber- beda-beda sepanjang hari sampai sebesar 0,005 m(5 mm) sehingga
tidak ada standar yang diterima bahkan untuk satu orang. Ketepatan
meng- acu kepada reproduksibilitas (repmducibifity) suatu
pengukuran dan tidak harus berkaitan dengan keakuratan
pengukuran. Sebagai contoh, suhu seorang pasien diukur sepuluh kali
berturut-turut dengan hasil berikut (dalam skala Celsius): 36,1; 36,0;
36,1; 36,2; 36,4; 3fi,0;36,3; 36,3; 36,4; dan 36,2. Standar yang diterima,
suhu normal tubuh, adalah 3Z°C
atau 98,6°F. Kefetapan pengukuran ini cukup baik, dengan kisaran nilai
pengukuran W$2oc dari nilai rerata 36,2°C. Namun, apabila diban-
dingkan dengan termometer standar yang baru dikalibrasi,
termorne- ter ternyata cacat, membaca 3°C lebih rendah.
Terwiometer yang tidak akurat ini tidak akan memuaskan untuk
digunakan secara klinis; bah- kan dalam keadaan demam, suhu
pasien akan dilaporkan normal.

Buktikan bahwa variasi reraf« dari rentang suhu yang diukqr di


para- ’graf sebelumnya adalah W,I°C.
10

S;ecara umum, suatu pengukuran diharapkan memiliki tingkat


keakuratan dan ketepatan yang baik. Namun, kadang-kadang tidak
dapat dipemleh suatu pengukuran yang akurat bahkan dengan teknik
pengukuran yang ketepatannya baik; dan dalam ha1 ini, pengukuran
yang tepat tetapi tidak akurat mungkin bermanfaat. Sebagai contoh,
termometer cacat yang dibahas sebelumnya dapat digunakan untuk
menentukan apakah suhu pasien stabil, meningkaf, atau menurun.
Kadang-kadang keakuratan dibatasi oleh faktor-faktor yang berada
di luar kendali; sebagai contoh, kita sulit mengukur bagian-bagian
inter- nal tubuh secara akutat, misalnya jumlah mineral di tulang.
Salah satu teknik unmk oiengukur mineral tulang memiliki ketepatan
kira-kira 1% tetapi keakuratannya 3% sampai 4% (lihat Bab 4).
Bagaimanapun, teknik irii sangat bermanfaat untuk mengikuti
perubahan jumlah mi- neral tulang, seperti yang terjadi pada
pengobatan osteoporosis.
Dalam ilmu pengetahuan, telah menjadi fakta yang berterima bah-
wa proses pengukuran mungkin secara bennakna mengubah kuanti-
tas yang sedang diukur. Hal ini terutama berlaku untuk dunia kedok-
teran. Sebagai contoh, saat mengukur tekanan darah mungkin terjadi
kesalahan (keragu-raguan);salah satu faktor, disebut efek dokter (MD
rt), mungkin berkaitan dengan raaa cemas pasien berada di kamar
praktik. Jenia kesalahan ini juga dapat terjadi saat melakukan
anamrie- sis pasien. Pasien mungkin tidak dengan jujur menjawab
pertanyaan mengenai hal-ha1 pribadi, misalnya praktik seksual atau
konsumsi alko- hol/obat terlarang. Pemakaian komputer untuk
wawancara pasien
mungkin dapat mengurangi kesalahan jenis ini.
Pengukuran klinis itu sendiri tidak selalu memastikan apakah se-
orang pasien aehat atau sakit. Untuk setiap uji medis, biasanya eudah
terdapat tentang nilai normal. Selain itu, nilai-nilai yang sedikit di
atas atau di bawah normal biasanya dianggap e9uirocnf (tidak tegas);
dari nilai-nilai ini tidak dapat dibuat keputusan yang pa9ti. Terakhir,
hasil dari berbagai uji laboratorium klinis tersebut dapat dipengaruhi
oleh faktor-faktor luar misalnya obst-obatan.
Setelah dokter mengkaji anarnnesis pasien, temuan pemeriksaan
fisik, dan hasil pemeriksaan laboratorium klinik, maka perlu dibuat
keputusan apakah pasien sakit dan, apabila sakit, apa penyakitnya.
Tidaklah mengejutkan bahwa kadang-kadang dibuat keputusan yang
salah. Terdapat dua jenis keputusan yang salah ini, yaitu positif palsu
dan negatif palsu. Kesalahan positif palsu terjadi saat seorang pasien
didiagnosis mengidap penyakit tertentu yang sebenarnya tidak ada;
kesalahan negatif palsu adalah apabila pâ sien didiagnosis bebas dari
penyakit tertentu padahal sebenamya ia mengidapnya.
Pada keadaan-keadaan tertentu, kesalahan diagnosis dapat berdam-
pak besar pada kehidupan pasien. Sebagai contoh, seorang anak
muda yang diperkirakan mengidap penyakit jantung rematik telah
menghabñ - kan waktu bertahun-tahun untuk menjalani tirah baring
total sebelum terungkap bahwa temyata telah terjadi kesalahan
diagnosis (diagnosis
Terminologi, Pembuatan Model, dan Pengukuran 11

positiJ palsu ebenamya pasien mengidap artritis, suatu penyakit


yang mengharuskan pasien rnempertahankan aktivitas agar sendi tidak
kaku. Pada banyak jenis kanker stadium awal, sangat mudah mem-
buat kesalahan diagnosis negatif palsu karena tumor masih kecil dan
sulit dideteksi. Karena probabilitas kesembuhan bergantiing pada de-
teksi dint kanker, maka diagnosis negatif palsu dapat sangat
mengurangi kemungkinan pasien untuk bertahan hidup.
Kesalahan diagnosis (positif palsy dan iiegatif palsu) dapat dikurangi
dengan mencari penyebab kesalahan hasil pemeriksaan laboratorium
dan dengan mengembangkan uji klinis baru serta menggimakan per-
alatan yang lebih baik. Kesalahan atau keragu-raguan saat pengukur-
an dapat dikurangi dengan melakukan pengukuran secara cermat,
mengulangi pengukuran, menggunakan alat yang baik, melakukan ka-
librasi terhadap alat, dan menyadarkan dokter tentang adanya kemu-
ngkinan kesalahan manusia (hu nwn ertot j.
Untuk menggambarkan bagaimana kesalahan pengukuran dapat
dikurangi, marilah kita kaji masalah dalam mengukur berat badan sese-
orang secara akurat dan tepat. (Anda mungkin ingin melakukan sendi-
ri eksperimen ini agar lebih terbiasa dengan tipe analisis ini}. '
Subjek diminta untuk bendiri pada sebuah timbangan nimah semen-
tara kami secara cermat membaca skala dengan kaca pembesar. Subjek
sebaiknya berpakaian minimal sehingga kami tidak perlu menimbang
pakaian secara terpisah untuk mengoreksi pengukuran. Subjek dimin- ,
ta turun dan naik timbangan beberapa kali untuk melihat apakah be-
ratnya sama setiap kali pengukuran. Kami mendapatkan variasi kecil
yang terutama disebabkan oleh perbedaan posisi kaki di timbangan.
Hasil pemeriksaan dengan timbangan rumah tercantum di kolom 2
dari Tabel 1.1. Berat rerata adalah 156,3 lb, dengan dua pertiga
pengiikuran terletak antara 156,0 dan 156,6 lb. Hasil ini dapat ditulis
sebagai (156,3
+0,3) lb. Besaran +0,3 lb sering disebut sebagai ketidakpastian atau sim-
pang baku (ctnndnrd dmintion, SD) pengukuran. (Untuk mempelajari
lebih jauh tentang simpang baku dan hal-hal terkait, lihat contoh, Bab
13 dari buku oleh Stibitz yang tercantum di bibliografi).
Terpikir oleh kami bahwa timbangan rumah mungkin tidak terlalu
akurat karena sudah cukup tua. Sebagai perbandingan kami memu-
• tuskan untuk menggunakan jtiga dna timbangan baru dari sekolah dan
sahi dari ruinah sakit kampris untuk eksperimen. Hasil-hasil yang diper-
oleh dari berbagai timbangan ini disajikan di kolom 3, 4, dan 5 Tabel
1.1. Rerata dan kisaran hasil di sekolah dan rumah sakit adalah, dalam
pon, (155,2 J0,2), (155,5 +0,2), dari (156,0 +0,1). Timbangan rtimah
sakit jelas lebih tepat, seperti ditunjukkan oleh hasilnya. Namun, sebaiknya
tidak diambil kesimpulan apa pun tentang keakuratan relatif masing-
masing timbangan ini karena kami tidak mengefaliui aktivitas aubjek
(makan, olah raga, buang air besar, dan sebagainya) di antara semi-sesi
pengukuran di atas.
12

Pengamatan di sekolah memerlukan perhatian. Kami memperhatikan


bahwa jarum indikator bemt subjek selalu bergerak walaupun
dilakukan segala upaya untuk mendiamkannya. Kami berhipotesis
bahwa go- yangnya indikator ini disebabkan oleh detak jantung
subjek. Setiap kali berdegup, jantung mendorong massa darah ke atas
yang mendorong tubuh ke bawah (hukum ketiga Newton) sehingga
seolah-olah terjadi peningkatan berat badan sesaat setiap kali
jantung berdenyut. Sewak- tu sebagiarr besar darah mencapai belokan
pertama di aorta dan menu- ju kaki, efek yang timbul adalah sebaliknya
dan seolah-olah menyebab- kan berat badan sedikit menurun. Kami
mendapatkan bahwa denyut nadi subjek sinkron dengan getaran
jarum indikator. Cobalah sendiri!

Pohgukuran Tlmbangan Tlmbanga”n. Timbangan


rumah sekolah #t sekolah #2 rumah sa8it
156,3 155,0 \55,6 156,0
2 . 155,9 15'i,2 155,4 156,2
156,0 155,3 155,3 155.9
4 156,7 *155,4 \55,5 155,8
-S 156,8 155,1 155,7 156,1
156,1 155,5 15S,2 156,0
156,3 154,9 155,8. 155,9
156,2 155,3 155,4 156,1
156,4 155,1 155,7
Mean 156,3 155.2 155.5 156,0
SD 0.3 0,2 0,2 01

Kalibrasi tinibangan agar lebih akurat tidaklah relatif penting—


kesalahan bahkan satu pon pun tidak akan banyak menimbulkan per-
bedaan. Namun, penelitian ini menarik perhatian kami untuk mencari
sumber kesalahan lain. Seseorang mempertanyakan efek bernapas ter-
hadap berat badan. Apakah seseorang menjadi lebih berat saat paru
penuh atau kosong? Kami memutuskan untuk melakukan eksperimen.
Subjek kami memiliki berat yang sama baik setelah menarik napas
dalam maupun setelah ekspirasi paksa, tetapi kami melihat bahwa be-
rat tampak berubah-ubah saat subjek menarik napas dalam. Udara •
memiliki berat kira-kira 1 g/liter, dan paru kita menahan kira-kira 5
liter. Karena terdapat 454 g dalam 1 lb, maka berat udara dalam paru
kira-kira 0,01 lb, jauh lebih kecil daripada yang kami harapkan untuk
dapat terlihat dengan tingkat ketidakpastian sebesar 0,1 lb.
Kernudian seseorang ingat akan prinsip Archimedes. Karena ber-
ada dalam ”lautan” udara, tubuh terangkat oleh berat udara yang di-
pindahkan oleh tubuh. Oleh karena itu, tidak akan ada bedanya apa-
kah udara terdapat di dalam atau di luar paru. Kami memutuskan untuk
menghitung efek mengapung (bu pnt effect) unWk orang dengan
berat
Terminologi, Pembuatan Model, dan Pengukuran 13

70 kg (154 lb). Tubuh memiliki kepadatan/kerapatan setara dengan air


tawar (itulah sebabnya Anda dapat mengapung di ait tawar), dan l
kg air memiliki volume 1 liter (10* m°). Oleh karena itu, seseorang
dengan berat 70 kg memiliki volume kira-kira 70 liter. Karena satu liter
udara memiliki massa kira-kira I g, maka efek mengapung pada tubuh
akan sebesar kira-kira ZO g atau 0,15 lb—efek sebesar ini juga tidak
akan ter- lihat.
Eksperimen ini tetap tidak menjelaskan mengapa berat subjek tarn-
pak berubah sewaktii bemapas. Kemudian kami mengingat bahwa saat
kita menghirup iidara, diafragma merendali, menyebabkan pusat gra-
vitasi sedikit menurun; saat kita menghembuskan udara, pusat terse-
but sedikit meninggi. Akselerasi pusat gravitasi ke bawah pada awal
iiispirasi seolah-olah menyebabkan berat berkurang sesaat; akselerasi
pusat gravitasi ke atas saat ekspirasi menyebabkan pcningkatan seru-
pa (Gbr. 1.2). Hal ini menjelaskan efek’ tersebut, dan memang kami
mendapati bahwa efek yang lebih besar akan terjadi apabila subjek ber-
napas lebih cepat.
Secata singkat: (1) semua pengukuran memiliki ketidakpastian dan
sedikit-banyak tidak akurat, (2) dengan upaya khusus, kita dapat me-
nguraogi kesalahan dan ketidakpashan, dan (3) pada banyak kasus,
pengcikuran tidak perlu diperbaiki karena kuantitas yang sedang di
ukur secara alamiah bervariasi.

Etspifasi dalam

Batas bawah

Gambar f.2. Ketinggian diafragma saat inspirasi dalam dan ekspiras dalam. Saat
insp‹rasi,
pusat qiavitasi sedikit menurun.
1
MAS ALA H
Energi, Panos, Kerjo,
don Doyo Tubuh

Energi adalah suatu konsep dasar dalam fisika. Dalam fisika tubuh
manusia, energi mempakan hal yang sangat penting. Seluruh aktivitas
tubuh, termasuk berpikir, menggunakan energi. Perubahan energi men-
jadi kerja, seperti mengangkat suatu beban atau mengendarai sepeda,
hanya mencerminkan sebagian kecil penggunaan energi total di
tubuh. Pada keadaan istirahat (basal), konsumsi energi tubuh
terutama di- gunakan oleh: otot rangka dan jantung (25%); otak (199»);
ginjal (10%); serta hati dan limpa (27T»). Sisanya 19°/» tersebar di banyak
sistem, rnisal- nya sistem pencernaan.
Makanan adalah sumber utama energi (bahan bakar) bagi tubuh.
Makanan yang kita konsumsi umumnya tidak terdapat dalam bentuk
yang sesuai untuk konversi energi secara langsung. Makanan hams
diubah secara kirniawi oleh tubnh untuk menghasilkan beragam
mole- kulyang dapat berikatan dengan oksigen di sel tubuh. Kami
tidak mem- bahas proses kimiawi kompleks ini—siklus Krebs. Dari
sudut pandang fisika, kita dapat menganggap tubuh sebagai suatu
pengubah (convert- er) energi yang tunduk pada hukum kekekalan
energi. Tubuh meng- gunakan energi dari makanan untuk
mengoperasikan berbagai organ- nya, menghasilkan panas agar suhu
tubuh konstan, melakukan pekerjaan eksternal, dan men •*• •• gi
simpanan(dalam
bentuk lemak) untuk kebutulun mendatang. Sebagian kecil (-59•) energi
makanan diekskresikan di feses dan urin. Energi yang digunakan un-
tuk menjalankan organ akhimya muncul sebagai panas tubuh. Sebagi-
an panas ini bermardaat untuk mempertahankan suhu tubuh normal,
tetapi sisanya harus dibuang. Sumber energi lain, misalnya panas dari
matahari dan energi panas dari lingkungan sekitar kita, dapat mem-
bantu mempertahankan suhu tubuh, tetapI tidak bermanfaat untuk
fungsi tubuh.
Di bab ini kami membahan kekekalan energi di tubuh (hukum
per- tama termodinamika), perubahan energi di tubuh, kerja (u›ori)
yang dilakukan oleh tubuh dan daya (pomeYj tubuh, serta bagaimana
tubuh mengatur suhu serta kehilangan panas.

lfi
J6

2.1 Kekekalan Energi di Tubuh


Kekekalan energi di tubuh dapat ditulis sebagai suatu persaniaan se-
derhana:

perubahan simpanan energi di tubuh (yaitu,)


peiigeluaran ketja yang
' panas tubuh + dilakukan
makanan, energi, lemak
tubuh, dan panas tuboh

Persamaan ini, yang merupakan pemyataan dari hukuni perfume tempo-


dinemika, menganggap bahwa tidak ada makanan atau minuman yang
masuk dan tidak ada feses atau urin yang dikeluarkan selama interval
waktu bersangkutan.
Saat tubuh melakukan kerja atau tidak melakukan kerjarterjadi per-
ubahan energi yang terus-meneriis. Kita dapat menuliskan hukum
per- tama termodinamika sebagai:

AU = AQ - AW (2.1)
dengan AU adalah perubahan simpanan energi, AQ adalah panas yang
hilang atau diperoleh, dan AW adalah kerja yang dilakukan oleh tu-
biih. (Berdasarkan perjanjian, AQ adalah positif apabila tubrih iiiendn-
pnt panas, dan AW adalah positif apabila tiibtih tiielakukn n kerja). Th-
brA yang tidak melakukan kerja (AW — 0) dan pada suhu konstan
secara umum akan kehilangan panas ke lingkungannya apabila suhu
ling- kungan lebih rendah sehingga AQ negahf. Oleh karena itu, AU juga
negatil, yang menunjukkan peniirunan simpanan energi. Perihal ener-
gi AU dibahas di Dagiaii 2 2r erihal AW dibahas di Bagian 2.3, dan
perihal panas AQ dibahas di Bagian 2.4.
Ada manfaatnya bila kita menghitiing kecepatan perubahan AU, AQ,
dan AW (perubahan ketiga kuantitas ini dalam interval waktu singkat
At). Persamaan 2.1 kemudian menjadi:

— (2.2)

dengan AU /At adalah kcccpataii perubahan simpanaii energi, AQ/


At adalah kecepatan kehilangan atau penambahan panas, dais f\W /fi I
ada- lah kecepatan melakukan pekerjaan, yaitu daya mekanis.
Perhatikan bahwa kehga besaran harus memiliki satuan energi/ waktu
ata u daya. Persamaan 2.2, secara luas digunakan dalam bab ini,
adalah bentuk lain dari hukum pertama termodinamika. Persamaan
ini me- nyatakaibahwa kecepatan perubahan energi adalah tetap di
semua proses, tetapi tidak menyatakan apakah suatu proses dapat
terjadi atau tidak. Sebagai contoh, hukum pertama menyatakan bahwa
apabila kita memberikan panas kepada tubuh dengan kecepatan
tertentu, AQ/At,
Energi, Panas, Kerja, dan Daya Tubuh 17

kita dapat mengharapkan tubuh mengllasilkan atau menyimpan ener-


gi kimia dengan kecepatan tersebut, atau menghasilkan kerja dengan
kecepatan tRrtentii. Hal ini tidak terjadi; hukum fisika yang menjeIas-
kan arah proses perubahan/konversi energi dikenal sebagai hukum I‹edi«t
terniodinaniiL:n. Hukum kedua juga membatasi fraksi energi simpanan,
AU, yang dapat dictbah menjadi kerja berrnanfaat, ADV.

2.2 Perubahan Energi di Tubuh


Satuan SI untuk energi adalah newton-meter (Nm) atau joule (J); daya
dinyatakan dalam joiile per detik (J /dtk) atau watt (YV). Karena ahli
fisiologi dam ahli gizi menggunakan kilpkalori (kkal) unttik energi ma-
kanan dan kkal/ mint untuk kccepatan prodriksi paiias, maka kami
niempertahaiikan kedua satuan ini di brikri ini. Perlu dicatat bahwa
kkal s.Uma den8.on Kalori m akaiaao yang Anda baca di kemasan produk
makanan dan artikel tentang gizi. Oleh karena ihi, asupan makanan
sebesar 2400 Kalori/hari sama dengan 2400 kkal/ hari. Karena 1 kal =
4,184 J, ma ka 2400 kkal/hari —1 x 10’ J/hari. Terdapat 86.400 dtk/hari
•• •' •6ga daya rerata P-115YV.
Hribtingan antara beberapa satuan Hi atas diringkas sebagai berikut:
1 kkal = 4184 J (— 1 Kalori)
1 kkal/ mnt = 69,7 YV
100 ¥V — 1,43 kkal/ mnt
1 kkal/jam = 1,162 W

Lavoisicr adalah oi'ang pertama yang menyatakan (pada tahim 1784)


bahwa makanan mengalami oksidasi setelah dikonsiimsi. la mendasar-
kan argumeiitasinya pada pengcikiiraii terhadap hewan percobaan yang
memperlihatkan bahwa konsttmsi oksigcn meningkat selama proses
penceriiaaii. Ia menjelaskan efek ini sebagai kerja pencen aan. Sekarang
kita meiigctaliiii bahwa penjelasan ini kurang tepat; penjelasan yang
tepat adalah bahwa oksic4 asi terjadi di sel-se1 tubiih.
Pada proses oksidasi melaltli pembakaran (konibustio), terjadi pem-
bebasan panas. Pada proses oksidasi di dalam tubuh, panas dibebas-
kan sebagai energi metabolisme. Kecepataii pembenhikan energi dise-
btit laju metabolisms (iiirtnbolic rnte).
Marilah kita mcliliat oks idasi glukosa—C,H„O,—suatu bentu k
riiiiiim dari girla yang digunakan untuk peniberian irakan intravena,
dari sumber utama energi bagi otak. Persamaan oksidasi unt'tik gluko-
sa dalam mol adalah
C H„O + 6 O2 —+ 6H O + 6CO + 2,87 x 10‘ J (2.3)
Jdltti, 1 mol glukosa (0,18 kg) berikatan dengan 6 mol O 2 (0,192 kg)
mengl asilkaii 6 mol HCO (0,108 kg) dan CO2 (0,264 kg), serta membe-
baskan energi panas 2,87 x IO‘ J dalam reaksi ini. L •ngan menggunakan
1B r/s/c4 /UBUH MANUSIA

informasi ini, kita dapat menglaituiig sejumlah kuantitas yang berman-


faat untuk metabolisme glukosa (Satu mol adalah jumlah zat yang me-
ngandung atom atau molekul, ion, atau unit elementer lain yang sama
banyakiiya dengan atom pada 0,012 kilogram karbon 12. Ingatlah bah-
wa 1 mol gas pada suhu dan tekanan normal memiliki volume V = 22,4
x 10 m° = 22,4 liter).

Energi yang dibebaskan untuk setiap kg glukosa =


2,87 x 10‘/(0,180) - 16 MJ/kg
(dengan M = "mega" = 10‘ atau satu juta)
Energi yang dibebaskan untuk setiap m° O yang digiuiakan =
2,g7 x 10‘/(6 x 22,4 x 10 ') = 21 MJ /m'
Vol0ume 2 yang digunakan per kg glukosa =
6 x 22,4 x 10 ’/(0,180) = 0,75 m’/kg
Volume CO yang dihasilkan per kg glukosa =
6 x 22,4 x 10*/(0.180) = D,75 m°/ kg
Perhitungan serripa dapat dilakukan untuk lernak, protein, dan kar-
bohidrat lain. Nilai-nilai kalori standar untuk berbagai jenis makanan
ini dan bahan bakar timtim lainnya tercantum di Tabel 2.1. Tabel 2.1
jtiga mencantumkan energi yang dibebaskan per liter oksigen yang
dikonsumsi untuk berbagai jenis makanan. Dengan meiigukur oksigen
yang dikoiisumsi oleh tubrdi, kita dapat memperoleh perkiraan
energi yang dihasilkan.
Perhatikan bahwa massa total di kedua sisi persamaan 2.3 adalah
sama (0.372 kg). Namiin, karena terjadi pembebasan panas 2,87 MJ,
maka massa total di sisi kanan sedikit lebih keci1 dibandingkan jumlah
sesuai dengan persamaan Einstein untuk hubungan massa dan energi,
BE = Amd. ’

Am - AE/N 2,87 x 10‘ J/(3 x 10' m/ dtk')2 - 3 x l0’1' kg


(bandingkan dengan 0,372 kg) (2.4)
Pada Tabel 2.1, nilai nilai yang dituliskan untuk makanan adalah
nilai maksimtim yang dapat diharapkan. Tidak semua energi ini terse-
dia bagi ttibcth karena sebagian hilaiig melalui pembakaran yang tidak
sempiinia. Produk-prodilk yang "tidak terbakar" dikeluarkan dalam
bentuk feses, urio, dan flatus (gas usiis). Apa yang tersisa adalah ener-
gi yang dapat dimetabolisasi. Tubuh biasanya cukup efisien dalam
mengekstraksi energi dari makanan. Sebagai contoh, energi yang tersi-
sa di feses normal hanyalah sekitar dari energi total yang terkan-
dring dalam makanan yang masuk. Karena hibuh memiliki suhu kon-
stan, maka encrgi dalam makanan plus lemak tubuh membentuk
energi yang dapat digunakan oleh tiibiih.
Energi, Panas, Kerja, dan Daya Tubuh 19

Tabel 2.1 Hubungan Energi Standar pada Beberapa Mal‹anan dan Bahan
Bakar ” ” “”
Energi yang dibebaskan Energi yang dibebaskan Energi yang dibebaskan
Makanan atau per.satuan volume Of per kilogram yang per gram (kkal/g)
Bahan Bakar yang dikonsums (J/m’) dikonsums\ (Jog)
Glukosa 21,0x 10a 1,6 x 10’ 3,8
Karbohidrat 22,2 x 10^ 1,72 x 10’ 4,1
Protein 18.0 x l 0^ 1,72 x 10’ 4,1
Lemak 19,7 x 10^ 3,89 x JO’ 9,3
Makanan sehari-hari 20,1-20,9 x 10a —
Bensin — 4,77 x 10’ I 1,4
Batubara — 3,35 x JO’ 8,0
Kaye (pinus) — \,88 x 10’ 4,5

, Saat dalam keadaan istirahat total, orang normalakan mengonsum-


si energi dengan kecepatan sekitar 92 kkal/jam, atau sekitar 100 W.
Tingkat konsumsi energi ini, yang disebut laju metabolinme basal (bus-
hmetabolic tate, BMR), adalah jumlah energi yang diperlukan untuk
melakukan fungsi tubuh minimal (misalnya bemapas dan memompa
darah ke arteri) dalam keadaan istirahat. Secara klinis, BMR seseorang
dibandingkan dengan nilai normal untuk orang dengan jenis kelamin,
usia, tinggi, dan berat yang sama. BMR bergantung terutama pada
fung- si tiroid. Seseorang yang aktivitas tiroidnya berlebihan (hipertitoid)
me- miliki BMR yang lebih tinggi daripada orang dengan fungsi tiroid
yang normal.

Um BMR energi
Karena telah digantikan oleh uji serapan
yang digunakan untuk tiroid 24 jam (24-hour
metabolisme thyroid
basal berubah
n ptakr panas
menjadi test). Tiyang
mid terutama
mengg u nakan iod in mmelalui
dikeluarkan da lam kulit,
hormon yangdapat
maka me-
ngendalikan bahwa
diperkirakan fungsi metabohk. Jumlah iodium
laju metabolisme yang diserap
basal berkaitan dari makanan
dengan luas per-
adalah parameter yang baik untuk aktivitas metabolik. Aktivitas metabo-
mukaan atau massa tubuh. Gambar 2.1 adalah plot BMR (yang dinya-
lik mudah diukur dengan iodium radioaktif. Setelah Perang Dunia Il, iodi-
takan dalam kkal/hari)
um radioaktif untuk waktu
(1-131) dengan berbagai hewan
paruh 8 hariyang beramya
mulai berbeda-
dapat diperoleh.
beda.
Kita Kecuraman
dapat mengukurgaris“penyerapan
menunjukkan bahwa
iodium” BMRindikator
sebagai proporsional
fungsi dengan
tiroid.
(massa)"‘. Oleh
Pasien diberi karena
1-131 dosisitu, ketika
rendah (37 khewan
Bq) persemakin membesar,
oral dan keesokan BMR
harinya
mereka
Jumlahmeningkat lebih
zat radioaktif cepat diukur
di liroid daripada peningkatan
dengan suatu stin luas permukaan,
tillution detector.
Persen yang diserap ditentukan dengan membandingkan radioaktivitas di
leher dengan radioktivitas pada kapsul I-131 idenfik dalam suatu silinder
plastik seukuran leher.
20

yang proporsional dengan (massa/*°, tetapi tidak secepat volumenya


(massa). Laju metaboliame terutama bergantung pada suhu tubuh.
Pro- ses-proses kimiawi sangat bergantung pada suhu—perubahan
kecil pada suhu dapat menimbulkan perubahan besar dalam kecepatan
reaksi kimia. Apabila suhu tubuh berubah sebesar 1°C, terjadi
perubahan laju metabolisme sekitar 10%. Sebagai contoh, apabila
pasien memiliki suhu
40°C, atau Doc di atas normal, laju metabolisme adalah sekitar 309» le-
bih besar daripada normal. Demikian juga, apabila suhu tubuh turun
3°C di bawah normal, laju metabolisme (dan konsumsi oksigen) akan
menurun sekitar 30%. Anda dapat melihat mengapa hibemasi pada
suhu tubuh yang rendah menguntungkan bagi hewan dan mengapa
suhu pasien kadang-kadang diturunkan selama pembedahan jantung
untuk mengurangi konsumsi oksigen.
Jelaslah, agar beratnya konstan, seseorang harus mengonsumsi ma-
kanan yang hanya cukup untuk menghasilkan metabolisme basal plus
aktivitas fisik. Makan makanan terlalu sedikit menyebabkan penurunan
berat; apabila berlanjut dalam jangka panjang, makan terlalu sedikit
menyebabkan kelaparan. Makan makanan yang melebihi kebutuhan
energi tubuh akan menyebabkan peningkatan lemak tubuh (berat).
Dahulu, BMR ditentukan berdasarkan konsumsi oksigen saat istira-
hat. Kita juga dapat memperkirakan energi makanan yang digunakan
dalam berbagai aktivitas fisik dengan mengukur konsumsi oksigen.
Tabel 2.2 menyajtkan nilai standar untuk berbagai aktivitas. Di sini,

Babi
Raja meta dollsme basalt k ke Thf

10’

Tikus

10'
10° 10' 1@ 10’
M8sse tobuh (kg)

Gam6ar 2.7. Hubungan antara laju metabolisms basal (BMR) dan massa tubuh untuk
beberapa hewan.
Energi, Panas, Kerja. dan Daya Tubuh 21

laju konsumsi energi diberikan dalam J/(m'd tk) sehingga dapat


diperkirakan nilai untuk orang dengan berbagai ukuran tubuh. Untuk
mengetahui luas permukaan tubuh Anda dalam m2, gunakan hubung-
an empiris A = 0,202M° H°' , dengan H adalah tinggi Anda dalam
meter dan M adalah massa Anda dalam kilogram (ref: Ruch dan
Patton).

Tabel 2.2 Konsumsi Oksigen dan Daya yang Dibutuhkan untuk Aktivitas
Sehari-hari
Produksl Panas
Aktivitas Konsumsl 0 Etivalen Xonsumsi Energi
x Jo^ (m’/dtk) kkal/mnt J/dtk W\g J/m’dtk
TidU£ 4,0 1,2 83 47,7
Istirahat duduk S,7 1,7 120 66.8
Berdiri santai 6,0 1,8 125 72,6
Naik mobil 6,7 2,0 140 78,5
Duduk saat kuliah(terjaga) 10,0 3,0 2J0 119,1
Beqalan lambat (5 km/jam) 12,7 3,8 265 1SJ,J
Bersepeda 1S km£jam 19,0 5,7 400 226,6
Maintenis 2›,0 6.3 440 250.0
8e enang gaya dada
(I ,6 km/jam) 22,7 6,8 475 265,0
Main seluncur es 15 km/jam 26,0 7,8 545 310,0
Naik tangga
116 langkah/mnt 32,7 9,8 68S 390,0
Naik sepeda 21 km/’jam 33,3 10,0 700 395,0
Main basket 38,0 11,4 800 450,0
Harvard Step Test” 53,7 16,1 1120 640,0
°Suatu oji di mana subjek na\k-turun anak tangga 0,4 m dengan kecepatan 30 kali/mnt selama 5 menit.

Konsumsi oksigen untuk berbagai organ telah diukur, dan nilainya


disajikan di Tabel2.3. Perhatikan bahwa sebagian organ
menggunakan daya yang cukup besar dan bahwa ginjal menggunakan
lebih banyak daya per kilogram daripada jantung.

Tabel 2.3 Penggunaan Oksigen dan Kontribusi Laju Metabolik oleh


Organ- Organ Utama pada Seorang Pria SehaF 65 kg saat
lstirahat”
Laju Lonsumsi
rerata 0, oleh Daya yang
Eksperimen Digunakan Daya per Kontribusl se-
Organ Massa (Lg) (ml/mnt) (kkal/mnt) kg bagal % BMR
(kkal/mnt/Lg)
Hatidanlimpa 67 0.33 — 27
Otal 1,40 47 0.23 0,16 J9
Otqtrangka 28,0 45 0,22 7,7x10’ J8
Ginjal 0,30 26 0,13 0,42 ID
Jantung 0,32 17 0,08 0,26 7
Sisanya — §g — @
260 1H 100
*Diadaptasi dari Passmore R, dalam Passmore R, Robson JS red). A Companion to Medical S f dies,
Vol. 1. Blackwell, Osney Mead, England (J 968).
z2
Energi, Panas, Kerja, dan Daya Tubuh 23

2.3 Kerja dan Daya


Energi kimiawi yang disimpan di tubuh digunakan untuk menunjang
tungsi-tungsi yang mempertahankan kehidupan dan diubah
menjadi kerja ekstemal. Jelaslah bahwa apabila seseorang mendaki
bukit atau naik tangga maka ia melakukan ke a eksternal. Dalam hal
ini, kita da- pat menghitung kerja yang dilakukan dengan mengalikan
berat orang temebut dalam N (W = mg) dengan jarak vertikal (h) yang
dijalani dalam
m. Saat seseorang berjalan atau berlari dengan kecepatan konstan di
permukaan yang datar, maka sebagian besar gaya bekerja dalam arah
yang tegak lurus terhadap gerakan. Tampaknya kerja ekstemal yang
dilakukan sama dengan no1 (karena YV = Fx, dengan F adalah
komponen gaya yang sejajar dengan pergeseran, x). Namun, otot di
tungkai melakukan kerja internal yang muncul sébagai panas di otot
dan menyebabkan peningkatan suhunya. Panas tambahan di otot ini
dihi- langkan oleh darah yang mengalir melalui otot, oleh konduksi ke
kulit, dan oleh keringat. Proses-proses ini dibahas di Bagian 2.4.
Di bagian ini, kami membahas efisiensi tubuh manusia sebagai se-
buah mesin untuk melakukan kerja ekstemal. Topik ini dapat digunakan
untuk eksperimen. Sebagai contoh, kita dapat mengukur kerja ekster-
nal yang dilakukan dan daya yang dihasilkan oleh seorang subjek yang
mengendarai ergometer, yaitu sepeda statik dengan tingkat resistensi
terhadap kayuhan yang dapat diubah-ubah. Kita juga dapat mengukur
oksigen yang dikonsumsi selama aktivitas ini. Energi makanan total
yang dikonsumsi dapat dihitung karena untuk Setiap m3 oksigen yang
dikonsumsi dihasilkan -20 kJ.

Gamgar2.2. Ergometer, suatu sepeda stationer dengan gesekan yang dapat


disesuaikan sehingga dapat dipelajari konsumsi oksigen pada berbagai beban kerja. Salah
satu meter menunjukkan daya yang dihasilkan.
24

Efisiensi e tubuh manusia sebagai mesin adalah:

RJ«yeng dileWlnn
energi yang dikonsumsi

EfisienSi biasanya paling rendah pada daya rendah tetapi dapat


meningkat hingga 209» pada orang yang terlatih dalam aktivitas
misal- nya bersepeda dart mendayung. Tabel 2.4 menyaJikan
ehciensi meka- nis untuk berbagai aktivitas dan untuk beberapa
mesin.
Beberapa studi memperlihatkan bahwa bersepeda adalah salah satu
aktivitas kita yang paling efisien (lihat Masalah 2.5). Untuk pembalap
sepeda yang terlatih, efisiensi rnencapai 20a dengan produksi daya
ekstemal370 W dan laju metabolisme 1850 W. Apabila pembalap terse-
but berada di pemiukaan yang datar dan bergerak dengan kecepatan
tetap, tidak akan terjadi perubahan dalam energi potential atau
kinetik dan daya yang dihasilkan akan digunakan terutama untuk
mengatasi resistensi angin dan gesekan ban.

emeWa .. ,
eerenang di permukaan - .-
Bdrenang menyefam ' . . ' . -4
Menyekop -3
Mesin uap ” . .” -” ” ’- 1Y
Mesin bensin “ 3â

Kapasitas kerja maksimum tubuh bervariasi. Untuk jangka waktu


pendek, tubuh dapat melakukan kerja dengan daya yang tinggi, tetapi
untuk jangka waktu panjang kemampuannya lebih terbatas. Secara
eksperimental telah dibuktikan bahwa pada otot yang bekerja, daya
jangka-panjang sebanding dengan laju maksimum konsumsi oksigen.
Untuk seorang pria sehat pada keadaan istirahat, konsumsi oksigen
biasanya adalah 4 x IN in•/kg berat badan setiap menit. Pada aktivitas
maksirnum, konsumsi o£sigen biasanya adafah 4 x IP* m'/kg (4 at/
kg) berat badan setiap menit.
Tubuh dapat menyediakan energi untuk daya jangka-pendek de-
nganmemecah fosfat berenergi tinggi dan glikogen yang menyebab-
kan deficit oksigen di tubuh. Proaea ini hanya dapat berlangsung
seki-
Energi, Panas, Kerja, dan Daya Tubuh 25

far semenit dan disebut fase kerja anaerobik (tanpa oksigen);


aktivitas jangka-panjang memerlukan oksigen(kerja aerobik). Gambar
2.3 mem- perlihatkan fase-fase kerja ini untuk seorang pengendara
sepeda.

Fase aerobik

1,0 10

Gambar2.3. Daya standar yang dihasilkan oleh Seorang dewasa sehat yang bersepeda.

2.5 Bandingkan energi yang dibutuhkan untuk naik sepeda 20 km de-


ngan yang dibutuhkan oleh mobil untuk jarak yang sama. Bensin me-
miliki kandungan energi 4,77 x 10 'J/kg dan densitas 6,8 x 102
kg/m3. Anggaplah bahwa mobil dapat berjalan 8J x 10' km dengan
satu m’ bensin (8,d km seliter). [Jawaban: Pengendara sepeda
menggunakan sekitar 1,9 x 10‘ J untuk menempuh 20 km, mobil
menggunakan 7,5 x 10’ J atau 40 kali lebih banyak untuk jarak yang
sama].
2•6 alnya elevator di kantor Anda rusak sehingga Anda harus mena-
iki 9 lantai—ketinggian 45 m—di atas tanah. Berapa banyak energi
MASALA

tambahan (dalam kkal dan J) untuk melakukan kerja ekstemal ini


apa- bila massa Anda 70 kg dan tubuh Anda bekerja dengan efisiensi
15%? [Jawaban: 49 kkal atau 2,05 x 10° Jl

Z.7
Berapa perkiraan efisiensi kerja maksimum dari seorang pembalap
MASALA

sepeda yang terlatih? Bagaimana hal ini dibandingkan dengan efisiensi


kerja maksimiim dari sebuah mesin uap?
26

2.8 Seorang pendaki dengan berat 7O kg mendaki sebuah gunung seting-


gi l00tfm dalam 3 jam.
(a) Hitung kéqa ekstemalyâ g dilakiikan oleh péndaki.
{Jawaban 6,9 x JR JJ
(b) Misalnya kerja dil@ukan déngan kepepatan tetap selama periode
tersebut, hitung pengeluaran daya rerata oleh pendaki
terse- but mama pendakian. Qawab 64 W)
(e) Misalnya Consumer O rerata selamapendakian adalah 2x 10” m’/
: .. nint (2 1/mnt) sesuai derq;ai pengeluaran energi 4 x IP’ J/mm,
berapa efisiensi tubuh pendaki ini? .
” Qawaban: 9,49'»] . ' '
(d) Berapa banyak energt yang muncul sebagai parias di tubuh?
[Jawa ban: 6,6 x JO' J] .
.

2.4 Pengeluaran Panas dari Tubuh


Unggas dan mamalia bersifat homeotermik (berdarah panas), sedang-
kan hewan lain bersifat poikilotermik {berdarah dingin). Istilah ’her-
darah panas” dan ”berdarah dingin” menyesatkan karena hewan
poiki- IotermiL, misalnya kodok atau ular akan memiliki suhu
tubuh yang lebih tinggi daripada mamalia pada cuaca panas. Unggas
dan mamalia memilikirnekanisme untuk mempertahankan suhu
mereka walaupun terjadi fluktuasi dalam suhu lingkungan. Suhu
tubuh yang konstan me- mungkinkan proses-proses metabolisme
berjalan dengan kecepatan tetap dan memungkinkan hewan ini tetap
aktif walaupun dalam cuaca dingin. Unggas memiliki suhu tubuh yang
lebih tinggi daripada manu- sia, yang membantu mereka
meradiasikan panas karena unggas tidak dapat berkeringat.
Karenamemiliki suhu yang konstan, tubuh akan mengandung energi
panas 9impanan yang pada dasamya konstan selama kita hidup. Na-
mun, saat aktivitas metabolik berhenti pada kematian, panas simpanan
akan menurun dengan kecepatan tertentu sampai tubuh sama dingin-
nya dengan suhu lingkungan. Oleh karena itu, suhu tubuh pada sese-
orang yang baru meninggal dapat digunakan untuk mernperkirakan
saat kematian.
Walaupun suhu tubuh(inti, mrs) nomial seringdisebutsebesar37°C,
atau 9gg o/$ hanya sebagian kecilorang yang benar-benar memiliki suhu
tubuh tepat seperti itu. Apabila kita mengukur suhu se}umlah besar
orang sehat, kita akan memperoleh distribusi suhu, dan hampir semua
orang berada dalam tentang A 0,5°C (-1°F) dari suhu normal. San
rektum biasanya lebih tinggi 0,5°C (-l°F) daripada suhu oral. Suhu
bergantung pada waktu, lebih rendah di pagi hari; suhu lingkungan;
serta tingkat aktivitas fisik yang baru dilakukan, ketebalan baju, dan
kesehatan indivJdu. Suhu rektum setelah olahraga berat dapat menca-
pai 40°fi (104°F).
Energi, Panas, Kerja, cian Daya Tubuh 27

(hipotalamus)

Pengeluaran air

Katup aliran radiator


kaan (artelol)

Gambar 2.4. Skema sistem pengeluaran panas. Kepadatan titiknya mengisyaratkan


kandungan panas dalam darah. Darah berada dalam keadaan paling dingin setelah
meninggalkan kulit.

Gambar 2.4 adalah diagram skemaUk sistem pemanas dan pendi-


ngin tubuh. Gambar ini tidak memperlihatkan perpindahan panas
mela- lui makanan, minuman, dan zat sisa atau energi yang digunakan
un- tuk kerja eksiemal. Panas dihasilkan di berbagai organ dan
jaringan tubuh; sebagian besar panas dibebaskan melalui permukaan
kulit. Ham- pir semua pengeluaran panas terjadi melalui radiasi,
konveksi, dan penguapan (evaporasi) keringat. Selain itu, tubuh juga
mengalami pen- dinginan saat udara inspirasi yang dingin
dihangatkan dan udara eks- pirasi dilembabkan. Makan makanan
dingin atau panas juga dapat mendinginkan atau memanaskan tubuh.
Agar dapat mempertahankâ n suhu mendekati nilai normal, maka tubuh
harus memiliki termostat yang lebih baik daripada termostal rumah.
Hipotalamus otak memiliki termostat tubuh. Apabila suhu inti
meningkat, m isalnya akibat olah- raga berat, hipotalamus akan
memicu vasodilatasi, yaitu pembuluh darah di dekat permukaan
melebar dan menyalurkan lebih banya k darah dan panas ke kulit. Hal
ini meningkatkan suhu kulit sehingga memicu pengeluaran keringat
dan pengeluaran panas melalui radiasi (lihat Bagian 2.4.1). Kedua
reaksi ini meningkatkan pengeluaran panas ke lingkungan. Apabila
lingkungan eksternal menyebabkan suhu kulit turun di bawah normal,
seperti berenang di air dingin, termoreseplor di kulit ”memberi tahn”
hipotalamus sehingga menyebabkan tubuh menggigil; peningkatan
aktivitas otot involunter ini adalah upaya un- tuk meningkatkan suhu
inti.
28

Kecepatan produksJ panas tubuh untuk makanan sejumlah 2400


kkal/hari (dengan menganggap bahwa tidak terjadi perubahan berat
badan) adalah sekitar 1,7 kkal/mnt atau J20 //dtk (120 W). Apabila
ingin mempertahankan suhunya agar konstan, tubuh perlu mengeluar-
kan panas dengan kecepatan yang setara. Jumlah sebenarnya dari
panas yang dikeluarkan melalui radiant, konveksi, evaporasi keringat,
dan bemapas bergantung pada sejumlah faktor: suhu lingkungan;
sepia suhu, kelembaban, dan gerakan udara. Faktor lainnya adalah
aktivitas fisik tubuh; luas tubuh yang terbuka; dan jumlah insulator
pada tubuh (busana dan lemak). Kita sekarang membahas masing-
masing meka- nisme pengeluaran panas untuk kasus tubuh telanjang
(untuk menye- derhanakan sehingga kita tidak perlu menyertakan
peran busana).

2.4.1 Penge)uaran Panas Melalui Radiasi


Semua benda, berapa pun suhunya, mengeluarkan energi dalam
bentuk radiasi elektromagnetik. Secara umum, jumlah energi yang di-
pancarkan oleh tubuh setara dengan suhu mutlak pangkat empat (Per-
samaan 2.5).

E, e A o T’ (2.5)
E, adalah kecepatan energi yang dipancarkan; e adalah emisivitas, yang
memiliki nilai OF e S 1 dan disebabkan karena permukaan bukan
meru- pakan pemancar energi yang sempuma; A adalah luas, u adalah
kons- tanta Stefan-Boltzmann, dan T adalah suhu mutlak. Tubuh juga me-
nerima energi radiasi dari benda benda di sekitarnya. Perkiraan
perbedaan antara energi yang diradiasikan oleh tubuh dan energi yang
diserap dari radiasi dari sekeliling dapat dihititng dengan menggunakan
persamaan 2.6.

H, = K, A, e (T, - T,) (2 6)
H, adalah kecepatan tubiih kehilangan (atau menerima) energi akibat
racliasi. A, adalah luas permiikaan tiibiih efektif yang memancarkan
radiasi,s adalah emisivitas permiikaan, T, adalah suhu ktilil (C), dan
Tq adalah suhu dinding sckitar (C). [Di sisi kita dapat menggunakan C
untuk menggantikan K, karena kita menghitting AT. K adal.th suatu
konstanta yang bergantung pada berbagai parametcr fisik dam besar-
nya sekitar 2,1 x lW J /(m° jam C) (5,0 kkat / m° jam C)]. Emisiv itas e
di rcgio inframerah tidak bergantung pada wanna kulit dan hampir
mende- kaH 1, yang menunjukkan bahwa kulit di panjang gelombang
iiii meru- pakan penyerap dan pemancar radiasi yang hampir
sempiirna (Apabi- la kita dapat melihat sinar inframerah dalam yang
dipancarkan melt tubuh, kita semua akan tampak ”hitam“).
Pada kondisi normal sekitar sepanih energi kita lenyap melalui ra-
diasi, bahkan saat suhu binding sekitar tidak jauh lebih rend ah daripa-
da suhu tubtih.
Energi, Panas, Kerja, dan Daya Tubuh 29

2.9 Apabila sebuah tubub telanjang memiliki luas permukaan efekfif 1,2
m° dan suhu kulit 34°C (93,2°F), hitunglah kecepatan (dalam kkal/
jam dan W) tubuh kehilangan panes ke dinding yang dipertahankan
pada suhu 25°C (77°F). {Jawaban: 54 kkal/jam = 62,8 W] (Catatan:
Jumlah ini adalah sekitar separuh dari pengeluarw panas tubuh. Se-
bagian besar pengeluaran panas sisanya berlangsung melalui konveksi).

2.4.2 Pengeluaran Panas Melalui Konveksi


Pengeluaran panas melalui konveksi (H ) dapat diperkirakan dari per-
samaan:

I-l K A (Ts*T ) (2.7)

dengan K, adalah parameter yang bergantung pada gerakan udara, A


adalah luas permukaan efektif, T, adalah suhu kulit, dan Taadalah suhu
udara. Saat tubuh dalam keadaan istirahat dan tampaknya tidak terja-
di angin, K, adalah sekitar 2,3 kkal/(m° jam C).
Apabila suhu udara 25°C, suhu kulit 34°C, dan luas permukaan efek-
tit 1,2 m2, tubuh telanjang kehilangan panas sekitar 25 kkal/jam mela-
lui konveksi. Jumlah ini adalah sekitar 25% dari seluruh kehilangan
panas tubuh. Apabila udara bergerak, konstanta Kc Meningkat sesuai
persamaan empires

DC 10, 45 — v + 10a kcal/m2/jam C (Z.8)

dengan kecepatan angin v adalah dalam meter per detik. Persamaan


ini sahih untuk kecepatan antara 2 m /dtk (-5 mph) dan 20 m /dtk (—
45 mph).
Jelaslah bahwa kehilangan panas melalui konveksi lebih besar apa
bila udara bergerak dibandingkan dengan udara diam. Hal ini men-
dorong timbulnya konsep windchill. Suhu yang seseorang “rasakan”
pada suatu hari berangin lebih dingin daripada suhu yang terukur.
Ramalan cuaca pada musim dingin sering mengutip dua suhu, satu
mencerminkan suhu aktual sementara yang lain mencerminkan efek
udara dan disebut suhu tilted chill. Tabel 2.5 menyajikan kumpulan dari
kedua suhu mi berdasarkan rumus untuk K, di atas. Sebagai contoh,
pada suhu aktual sebesar -20°C dan kecepatan angin 10 m/dtk (angin
kencang), efek pendinginan pada tubuh sama seperti pada suhu -40°C
tanpa angin.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
En£'rgi, Panas. Keqa, dan Daya Tubuh 31

itas. Dengan cara ini, sebagian panas dari darah yang mengalir ke ek-
stremitas digunakan untuk menghangatkan darah yang keinbali ke jan-
tung. Pertukaran panas countermurrent ini menurunkan suhu ekstrem-
itas dan rnengurangi pengeluaran panas ke lingkungan. Pada inusim
panas atau di lingkungan yang hangat, darah vena yang kembali ke
jantung mengalir dekat ke permukaan kulit sehingga suhu kulit me-
ningkat dan terjadi peningkatan pengeluaran panas dari tubuh.

2.4.5 Efek Busan C/o


Selama ini, pembahasan kita mengenai mekanisme pengeluaran
panas terbatas hanya untuk tubuh telanjang—suatu kasus yang menarik
teta- pi agak jarang. Menyertakan busana sebagai insulator dalam
persa- maan-persamaan pengeluaran panas menyebabkan
perhitungan men- jadi lebih rumit. Suhu kulit nomial yang terasa
nyarnan adalah 34°C. Suhu ini dapat dipertaharikan dengan
menyesuaikan busana dengan aktivitas. Studi-studi tentang busana
menghasilkan definisi satuan busa- na, rio, yang menyatakan nilai
insulatif busana yang dibutuhkan agar subjek merasa nyaman duduk
di ruangan bersuhu 2J°C (70°F) dengan kecepatan angin 0,1 m /dtk
dan kelembaban kurang dari 5O9b. Busana dengan nilai insulasi satu
clo setara dengan busana biasa/ringan untuk kerja. Jelaslah,
dibandingkan dengan busana 1 cfc, busana 2 clo menyebabkan
seseorang lebih mampu bertahan pada suhu yang lebih dingin.
Demikian juga, seseorang akan memerlukan nilai clo yang le- bih
besar agar tetap merasa nyaman saat inaktif dibandirtgkan saat ak-
tif. Kita dapat menentukan busana yang secara optimal menyebabkan
rasa nyaman pada beragam suhu, kecepatan angin, dan kelembapan
lingkungan untuk berbagai aktivitas fisik. Sebagai contoh, studi-studi
memperlihatkan bahwa seseorang di kutub memerluLan insulasi busana
yang setara dengan sekitar 4 cfr (Bulu serigala memiliki nilai
insulasi sekttar 6 cir).

2.10 Misalnya seseorang duduk telanjang di tepi pantai Florida. Pada hari
cerah, energi radiasi dari rnatahari diserap oleh orang tersebut de-
ngan kecepatan 30 Tal/jam atau 34,9 W. Suhu udara adalah 30°C,
dan suhu kulit orang tenebut adalah 32°C. Luas permukaan tubuh
efekbf yang terpajar› ke znatahazi adalah 0,9 m’.
(a) Hitung penambahan atau pengurangan netto energi dari radiasi
setiap jam. Jawaban: penambahan 21 kkal/jam atau 24 W]
(b) Apabila terdapat âni;in sepoi-sepoi 4 m/dtk, hitung kehilangan
energi melalui proses konveksi setiap jamnya. Jawaban: 48
kkal/ jam atau 56 W]
(c) Apabila laju metabolisms orang tersebut 80 kkal/jam (93,0 W),
dan bernapas menyebabkan kehilangan 10 kkal/jam (11,6W), bera-
pa lagi panas yangharuh dikeluarkan melalui evaporasi agar
suhu inti tubuh konstan?’(Jawaban: 55,5 kkal/jam atau 64,5 W]
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Otot dan Gaya 35

Beberapa penyakit, misalnya artritis, ineningkatkangesekan di


sen- di tulang. Gesekan berperan penting saat seseorang berjalan. Saat
tumit menyentuh lantai, suatu gaya diteruskan dari kaki ke lantal (Gbr.
3.1a). Gaya ini dapat diuraikan menjadi komponen vertikal dan
horizontal. Gaya reaksi vertikal, yang dihasilkan oleh permukaan,
diberi nama N (suatu gaya yang tegak lurus terhadap permukaan).
Komponen reaksi
horizontal, Ffi, ditimbulkan oleh gaya gesekan. Gaya maksimum ge-
sekan F, biasanya dijelaskan dengan:
F, = pN
dengan N adalah gaya normal dan p adalah koefisien frikei antara dna
permukaan. Nilai p bergantung pada dna bahan yang berkontak, dan
tidak bergantung pada luas permukaan. Tabel 3.1 menyajikan nilai-
nilai p untuk sejumlah bahan yang berlainan.
Komponen gaya horizontal dari tumit sewaktu mengenai lantai saat
seseorang berjalan (Gbr. 3.1a) telah dihitung, dan didapatkan sekitar
0,15W, dengan W adalah berat orang tersebut. Gaya gesekan harus
sebe- sar ini agar tumit tidak selip. Apabila kita menganggap NEW,
kita akan mendapatkan gaya gesekan sebesar/= w.

Gambar 3. f. Berjalan normal. (a} Sewaktu tumit menjejak lantai, terdapat gaya
kom- ponen gesekan horizontal, F„ dan gaya komponen vertikal N dengan resultan R
sehing- ga terjadi perlambatan (deselerasi) kaki dan tubuh. Gesekan antara tumit dan
permu- kaan lantai mencegah kaki terpeleset ke depan. (b) Saat kaki meninggalkan
lantai, gaya gesekan, FH. mencegah kaki terpeleset ke belakang dan menghasilkan gaya
untuk mem- percepat tubuh ke depan. tDiadaptasidari M. Williams dan H. R. Lissner,
Biomechanics
of Human Motion, Philadelphia, W. B. Saunders Company, 1962, p. 122, dRngan ijin). “
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Otot dan Gaya 39

Gamhar 3.4. Tiga kelas tuas pada tubuh dan contoh skematik masing-masing. W ada-
lah gaya yang biasanya adalah berat, F adalah gaya di titik tumpu, dan M adalah gaya
otot. Perhatikan bahwa berbagai jenis tuas bergantung pada perbedaan susunan ketiga
gaya M, W, dan F.

ketiga (Gbr. 3.4). Tuas kelas ketiga merupakan jenis yang paling sering
ditemukan pada tubuh, sedangkan tuas kelas pertama paling jarang.
Namun, tuas kelas ketiga tidak sering dijumpai dalam dunia
teknik. Untuk menggambarkan mengapa demikian, misalkan anda
ingin mem- buka sebuah pintu yang gagangnya terletak dekat dengan
engsel sam- Untuk membuka pintu diperlukan torsi dalam jumlah
ter-
tentu. Ingatlah bahwa torsi (tenaga putaran, torque} adalah hasil dari
gaya yang diberikan dan lengan tuas serta menerangkan efek yang di-
timbulkan oleh gaya ini untuk menghasilkan rotasi mengelilingi
engsel sendi. Karena lengan tuas di contoh ini pendek, diperlukan gaya
yang cnkup besar untuk mernbuka pintu. Terakhir, perhatikan bahwa
gaya yang diberikan di contoh ini harus menggerakkan di dekat eng-
sel hanya dalam jarak pendek agar pintu terbuka. Pada manusia, sistem
tuas jenis ini memperbesar gerakan kontraksi otot kifa yang terbatas
sehingga gerakan ekstremitas dapat menjadi lebih lebar/luas (dan le-
bih cepat)! Kami akan memberi contoh gerakari lengan bawah di bagi-
an selanjutnya.
Otot mengecil di kedua ujungnya tempat terbentuk tendon. Tendon
menghubungkan otot ke tulang. Otot dengan dua tendon di salah satu
ujungnya disebut biseps; otot dengan tiga tendon di salah satu ujung-
nya disebut triseps. Karena otot hanya dapat berkontraksi, maka ke-
lompok otot terdapat berpasangan; satu kelompok berfungsi menghasil-
kan gerakan ke satu arah mengelilingi suatu sendi engsel, dan
kelompok berlawanan menghasilkan gerakan ke arah yang sebaliknya.
Rotasi le- ngan bawah mengeliling siku adalah contoh yang
sempuma tentang
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Otot dan Gaya 43

075
m
U L

Gamdar 3.7. Pada panjang istirahat L, sebuah otot mendekati panjang


optimumnya untuk menghasilkan gaya. Pada sekiiar 80°4 panjang ini, otot tidak
mampu lebih me- mendek lagi dan gaya yang dihasilkannya dapat turun drastis. Hal
yang sama berlaku untuk peregangan otot yang menjadi sekitar 20°A lebih panjang
daripada panjang'se- benarrtya. Peregangan yang sangat besar, kurang tRbih 2L,
menyebabkan otot rabek
secara permanen. “

16 cm

Gambar 3.8. Mengangkat lengan kanan. (a) Otot deltoid dan tulang yang terlibat.
(b) Gaya-gaya di dengan. T adalah tegangan di otot deltoid yang terfiksasi di sudut
a, R adalah gaya reaksi di sendi bahu, W, adalah berat lengan yang terletak di pusat
gravitasi- nya, dan W adalah berat tangan. (Diadaptasi dari L. A. Strait, V. T. \
nman, and H. 1. Ralston, Amer J Phys, 15. 1917, p.379.)
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Otot dan Gaya 47

6ervikal

Terakal

Lumbal

Gamhar 3.9. Tulang belakang merupaLan penopang utama untuk kepala dan batang
tubuh. Tulang beTakang memiliki bentuk “S", dan luas penampang vertebra semakin
besar seizing dengan meningkatnya beban yang harus ditopang. Panjang tulang
bela- kang untuk pria dewasa biasa adalah sekitar 0,7 m.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Otot dan Gaya 51

Bagian tiibuh yang sering mengalarni “penganiayaan" adalah regio


lumbal (punggung bawah) yang diperlihatkan secara skematis di Gbr.
3.13. Vertebra lumbal mendapat gaya yang sangat besar—gaya-gaya
yang berasal dari berat tubuh serta gaya-gaya yang anda hasilkan di
regio lumbal saat mengangkat sesuatu. Gambar tersebut memperlihat-
kan gaya kompresif yang bnsar (disebut R) di vertebra lumbal ke-5 (di-
sebut LS). Saat tubuh membungkuk ke depan dengan sudut 60°
ter- hadap garis vertikal dan terdapat beban 225 N (-50 lb) di
tangan, gaya kompresif R dapat mencapai 3800 N (-850 lb, atau
sekitar enam kali berat tubuh rerata).
Tidaklah mengejutkan bahwa mengangkat benda berat dengan cara
yang salah merupakan penyebab primer nyeri punggung bawah (ton
bnck pnin). Karena nyeri punggung bawah dapat bersifat serius dan be
lum sepenuhnya dipahami, para ahli fisiologi akan tertarik untuk me-
ngetahui secara pasti gaya-gaya besar yang terdapat di daerah
lumbal. Pengukuran tekanan di lempeng dilakukan dengan
memasukkan jarum berongga yang dihubungkan ke transduser
tekanan berkalibrasi ke dalam pusat gelatinosa lempeng
antarvertebra. mengukur te-
kanan di dalam lempeng. Tekanan di lempeng lumbal ketiga untuk
orang dewasa dalam berbagai posisi diperlihatkan di Gbr. 3.14a dan
3.14b. Bahkan saat berdiri tegak, terdapat tekanan yang relatif besar
pada lempeng akibat kombinasi efek berat dan Pegangan otot. Apabila
lempeng kelebihan beban, seperti yang terjadi saat mengangkat
sesuatu secara salah, lempeng dapat ruptur (atau tergelincir),
menimbulkan nyeri baik akibat ruptur maupun bocornya bahan-
bahan iritatif dari dalam lempeng.
Telah dikemrikakan bahwa nyeri punggung bawah adalah harga
yang harus dibayar oleh manusia karena berdiri tegak; namun, dege-
nerasi lempeng aiitarveriebra juga terjadi pada hewan berkaki empat
(terutama pada dnclishunds; anjing yang peiidek kakinya). Kerusakan
lempeng pada hewan dan manusia terjadi di regio yang mendapat te-
kanan paling besar.
Karena gaya dapat disaliirkan meliiitasi jarak dan mengelilingi
sudut oleh sistem kabel atau katrol, gaya otot di tubuh manusia juga
akan disalurkan oleh tendon. Tendon, genjel fibrosa yang
menghubungkan ujung otot ke tulang, mengurangi jumlah massa
yang terdapat di seki- tar sendi. Sebagai contoh, otot-otot yang
menggerakkan jari tangan untuk menggenggam benda terletak di
lengan bawah, dan terdapat tendon-tendon panjang yang
menghubungkan otot ke bagian-bagian tertentu di tulang jari tangan.
Tentu saja tendon harus tetap berada di lokasinya yang sesuai agar
dapat berfungsi dengan benar. Artritis di tangan sering menghambat
tendon membuka dan menutup tangan dengan semptima.
Di tungkai, terdapat satu tendon yang berjalan melewati alur di tem-
purung lutut (patela) dan berhubungan dengan tulang kering (tibia).
Apabila tungkai anda dalam keadaan ekstensi, anda dapat menggerak-
kan patela dengan tangan, tetapi apabila lutut menekuk, patela tidak
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Otot dan Gaya 55

Gambar 3.W. Diagram gaya tegangan di ligamentum patela saat seseorang berjongkok.
Tegangan T sangat besar saat seseorang berjongkok rendah.

W - FC. Perhatikan bahwa tongkat terletak di tangan yang berlawanan


dengan sisi panggul yang cedera. Tanpa tongkat, kita mendapatkan T
= 1,6 W dan R = 2,4 W. Pemakaian tongkat mengurangi gaya-gaya ini
karena memungkinkan kaki berpindah dari posisi di bawah garis pu-
sat tubuh, seperti di Gbr. 3.16a, menuju lokasi baru yang lebih dekat
dengan daerah di bawah kaput femoris. Tulang belakang tidak berpu-
tar seperti pada Gbr. 3.16b. Tongkat terletak 0,3 m dari proyeksi ver-
tikal garis eg. Kita menganggap bahwa tongkat menopang sekitar ’/
berat tubuh. Untuk kondisi yang diberikan di Gbr. 3.t6c, kita menda-
patkan T = 0,65 W dan R = 1,3 W. YValaupun sifat manusia
menyebab- kan kita menyembunyikan kecacatan kita, namun
pemakaian tongkat dapat sangat membantu proses penyembuhan
sendi panggul.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Otoi dan Gaya 59

3.10

Seseorang dengan berat 50 kg melompat dari ketinggian 1 m dan mela-


ju 4,4 m/dtk sesaat sebelum mendarat. Misalnya orang tersebut
men- darat di suatu landasan dan berhenti dalam 0,2 dtk. Berapa gaya
per- lambatan maksimum yang akan dialami orang tersebut?
[Jawaban: F 1100 M]

Suatu bentuk permainan yang saat inI pOpuler adalah bungee jump-
ing, yaitu seseorang diikatkan ke seutas tambang bungee yang sangat
lentur dan meloncat dari tempat yang cukup tinggi. Tambang bungee
memperlambal orang tersebut dalam jarak yang jauh. Sensasi ditimbul-
kan oleh terjun bebas dan deselerasi. Dalam batasan yang digunakan
di Gbr.- 3.17, jarak perlambatan biasanya lebih dari 10 m dan kecepat-
annya di bawah 100 km/jam. Hal ini menempatkan bungee jumping
ter- letak jauh di atas bagian kanan atas dari gambar ini.

3.4.2 Selamat Setelah Jatuh dari Xetinggian


Anda mungkin berpikir bahwa apabila anda jatuh atau meloncat dari
tempat yang sangat tinggi, kemungkinan anda akan selamat adalah nol,
kecuali tentu saja apabila anda mendarat di sesuatu, seperti bantalan
udara raksasa. Dalam keadaan sebenamya, harapan anda sangat kecil
tetapi tidak nol. Ada orang-orang yang selamat setelah jatuh dari
tem- pat yang sangat tinggi. Semua bergantung pada tempat dan
bagaimana anda mendarat! Apabila anda jatuh ke semak-semak,
cabang pohon, salju tebal, atau lereng bukit, gaya perlambatan yang
anda alami mung- kin cukup kecil sehingga anda mungkin selamat.
Ringkasan batas-ba- tas bahaya akibat tumbukan diperlihatkan di Gbr.
3.17 bersama dengan beberapa kasus yang tercatat. Gambar ini
memperlihatkan kecepatan pada saat tumbukan yang diplotkan ke
jarak yang diperlukan untuk berhenti. Kita juga dapat memplotkan
kecepatan terhadap waktu yang diperlukan untuk berhenti, tetapi
biasanya jarak lebih mudah diukur. Garis diagonal tebal pada gambar
tersebut menunjukkan perlambatan dalam besaran satuan gravitasi, g =
9,8 m/ dtk’2. Sebagai contoh, de- selerasi 10 g sama dengan gaya
perlambatan yang setara dengan 10 kali berat obyek. Garis ganda pada
gambar tersebut mencerrninkan perkiraan batas harapan hidup.

3.4.3 Tabrakan Kendaraan


Tabrakan pada mobil modem berkecepatan tinggi menyebabkan pe-
numpang mengalami gaya percepatan atau perlambatan yang sangat
besar. Gaya-gaya ini dapat menyebabkan patah tulang, cedera organ
dalam, dan kematian bagi pengemudi maupun penumpang.
Pada tahun 1960-an dimulai suatu program keamanan untuk
mobil yang diatur oleh negara bagian. Bahkan sebelumnya, pihak
militer, NASA, dan kelompok-kelompok ilmuwan telah mempelajari
gaya-gaya yang dapat ditahan oleh tubuh. Untuk gaya-gaya kecil
terkontrol, stu-
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Otot dan Gaya

Gambar 3.26. (a) Kadang-Ladang pada tindaLan ortodontik, gigi digeser oleh
head- gear eksternal yang memberikan gaya pada gigi. (b) Untuk sebagian gigi yang
cetah di antaranya terlalu besar, gaya dari sebuah pita karet sudah memadai. (c)
Susunan alat penceLat \pegas baja antikarat) sederhana digunakan untuk
menghasilkan gaya kecif (J -2 N) pada kuspid yang perlu digeser agar pas dengan
rahang atas. (Gambar dimodi- fikasi oleh Ken Ford, gambar asli Hak Cipta0 1994,
TechPool Studios Corp., USA).

tahun-tahun awal pertumbuhan, gigi yang tumbuh dituntun oleh ke-


adaan di Sekitamya: rahang dan gigi-gigi di sampingriya.
Terdapat banyak perangkat ortodontik dan, uniumnya,
penggunaan- nya bergantung pada keahlian ortodontis. Gambar 3.2Z
memperlihat- kan berbagai metode untuk menghasilkan gaya yang
dapat rnenggeser
gigI. Gambar 3.27a menampilkan peralatan ortodontik yang
terfiksasi. Perangkat ini memiliki beberapa ciri yang lazim digunakan
untuk me- luruskan dan menggeser gigi, misalnya banding dan 6rerRt
sering di- gunakan bersama dengan kawat lengkung sebagai penopang
utama bagi perangkat untuk menggeser gigi. Susunan yang tepat dari
kawat penopang, kawat lengkung, dan pita elastik memungkinkan
ter- jadinya pergerakan gigi yang rumit. Gambar 3d7b
memperlihatkan instrumen yang dapat disesuaikan, dilepas, dan
dirancang untuk mem- perlebar rahang dan meluruskan gigi depan.
Penyesuaian gigi ini me-
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Oiot dan Caya 75

Mahkota

diberi mahkota

Gambar 3.39. \a) Sebuah gigi yang rusak akibat pembusukan. (b) Gigi yang rusak
diper- siapkan untuk dipasangi mahkota. Dibuat cetakan pada gigi alami untuk
mempersiap- kan penggantian mahkota. (c) Mahkota tampak sudah disemen di
tempatnya. (Gambar dimodifikasi oleh Ken Ford, gambar ash Hak Cipta ‹D 1994,
TechPool Studios Corp, USA.)

(a) Gigi dipersiapkan dengan (b) Jembalan (C) Disemen age d6{Xtt digtJ06k00
menglkir untuk menopang jembatan
Mahkota berlapis emas 3/4

Gigl penggantl mungkfn seluruhnye


amas, sebagian emae sebagbn
’ alami, atau samua alami

Penopang parsial

Gambar 3.30. Protesa jembatan sederhana. (a) Gigi yang hilang dan gigi di kedua sisi
dipersiapkan dengan mengikir agar jembatan dapat dipasang. (b) Jembatan pengganti
dan struktur penapang di kRdua s+si gigi yang hilang. Diperlukan cetakan dari gigi yang
hilang dan gigi di rahang atas dan bawah agar pemasangannya pas seperti diperlihat-
kan di (c) untuk jembatan yang disemenkan ke tempainya. (Diadaptasi dari Garfield S.
Teeth, Teeth, Teeth. New York, Simon & Schuster, 969, P. 257.)
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Fisika Tulang 79

tektif bagi jantung, paru, dan hati. (Iga dan otot dada juga berfung9i
sebagai struktur mirip-embusan, yang sewaktu mengembang dan ber-
kontraksi menyebabkan terjadinya inhalasi dan ekspirasi udara). Se-
lain perarmya sebagai penopang, tulang belakang berfungsJ sebagai
tameng lentur bagi korda spinalis.
Tulang bekerja sebagai "bank" untuk menyimpan unsur-unsur kimia
yang dapat digunakan oleh tubuh di kemudian hari. Tubuh dapat
meng- ambil zat-zat kimia ini sesuai kebutuhan. Sebagai contoh, di
dalam darah diperlukan kadar kalsium minimum tertentu; apabila
kadar turun ter- lalu rendah, suatu "sensor kalsium" akan menyebabkan
kelenjar para- tiroid melepaskan lebih banyak hormon paratiroid ke
dalam darah, dan hal ini kemudian menyebabkan tulang
membebaskan kalsium yang dibutuhkan.
Gigi adalah tulang khusus yang dapat memotong makanan (incisor),
merobek makanan (taring), dan menggiling makanan (geraham) se-
hingga berfungsi menyediakan zat gizi bagi tubuh (lihat juga Bagian 3.5).
Pada manusia, gigi terdapat dalam dna set—gigi desidua (susu, bayi)
dan gigi permanen (set ketiga kadang-kadang didapat dari dokter gigi).
Tulang terkecil di tubuh adalah osikulus di telinga tengah. Tiga tu-
lang kecil ini berfungsi sebagai tuas dan menghasilkan suatu sistem
pencocokan impedansi untuk mengubah getaran suara di udara men-
jadi gerakan suara di cairan koklea (lihat Bab IJ, Fisik Tclinga den Pen-
dengaran). Tulang-tulang ini adalah satu-satunya tulang yang ukuran-
nya sudah mencapai ukuran dewasa sebelum lahir!
Kadang-kadang tulang dianggap sebagai bagian tubuh yang sudah
"mati" atau inert dan bahwa pada saat telah mencapai ukuran dewasa,
tulang tidak akan berubah sampai yang bersangkutan meninggal atau
mengalami kecelakaan parah lain (misalnya kecelakaan ski). Sebenar-
nya, tulang adalah jaringan hidup dan memiliki pasokan darah serta
9araf. Sebagian besar jaringan tulang bersifat inert, tetapI di antaranya
terdapat osteosit, sel yang meinpertahankan tulang agar tetap sehat.
Sel-eel membentuk sekitar 20/o dari volume tulang. Apabila set-eel ini
mati (misalnya akibat gangguan aliran darah), tulang akan matt dan
kehilangan sebagian kekuatannya. Terdapat suatu kelainan panggul
serius yang disebabkan oleh nekrosis aseptik, yaitu sel-sel tulang di
panggul matt akibat tidak adanya darah. Sendi panggul biasanya gagal
berfungsi sebagaimana mestinya dan kadaog-kadang perlu diganti
dengan sendi buatan.
Karena merupakan suatu jaringan hidup, tulang akan mengalami
perubahan selama hidup. Proses penghanciiran tulang lava danpem-
buatan tulang baru secara terns-menerus, yang disebut rcmodeling tu-
lang, dilakukan oleh sel-sel tulang khusus. Osteoklas
menghancurkan tulang, dan osteoblas membangunnya. Dibandingkan
dengan banyak proses tubrih lainnya, remodeling tulang merupakan
proses yang ber- langsung lambat. Kita memiliki kerangka baru setiap
sekitar tujuh tahun; setiap hari osteoklas menghancurkan tulang yang
mengandung sekitar
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Fisika Tulang 83

4.2. Kekuatan Tulang


Apabila seorang insinyur mesin dihadapkan pada masalah oiendesain
kerangka, insinyur tersebut, tentu saja, perlu meneliti fungsi berbagai
tulang karena fungsi tersebut akan menentukan bentuk tulang yang
bersangkutan, konstruksi bagian dalam, dan jenis bahan yang akan
di- gunakan. Kita telah meinbahas sejumlah fungsi tulang yang nyata
pada tubuh. Sekarang marilah kita melihat bagaimana tulang
berkembang untuk memenuhi kebutuhan kita. Apabila Anda
menyortir sekitar 200 tulang dari tubuh menjadi berbagai tumpukan
berdasarkan bentuknya, Anda akan memperoieh lima tumpukan:
tumpukan kecil tulang da- tar/gepeng mirip-leo pengan, a
isalnyabelikat(skapula) dan sebagian tulang tengkorak; tumpukan
kedua berupa tulang panjang berongga, misalnya tulang di lengan,
tungkai, dan jari; tumpukan ketiga berupa tulang yang kurang lebih
berbentuk silinder, yaitu tulang belakang (ver- tebra); tumpukan
keempat berupa tulang ireguler, seperti yang berasal dari
pergelangan tangan dan kaki; dan turnpukan kelima berupa tu- lang,
seperti tulang iga yang tidak termasuk ke salah satu dari empat
tumpukan lainnya.
Apabila Anda kemudian menggergaji sebagian tulang-tulang terse-
but, Anda akan mendapatkan bahwa tulang-tuiang tersebut terdiri
dari satu tipe atau kombinasi dari dua tipe tulang yang cukup
berbeda: tu- lang padat(atau kompak) dan tulang
berongga(ataukanse1ata/spongi- form) yang terbuat dari trabekula
tipis, sepertibenang—tulang trabeku- la. Gbr. 4.4a memperlihatkan
kedua jenis tulang ini pada femur orang dewasa yang dipotong di
sumbu panjangnya. Tulang trabekular ter- utama dijumpai di ujung-
ujung tulang panjang, sedangkan sebagian besar tulang kompak
terletak di batang bagian tengah. Gbr. 4.4b mem- perlihatkan
potongan melintang vertebra normal; perhatikan bahwa tulang ini
hampir seluruhnya merupakan tulang trabekular kecuali fern- peng tipis
tulang kompak di pennukaan. Tulang trabekula jauh lebih lemah
daripada tulang kompak karena kecilnya jumlah tulang dalam volume
yang sama. Tulang osteoporotik (Gbr. 4.4c) bahkan lebih lemah lagi.
Pada tingkat mikroskopik, jaringan tulang pada tulang trabekular
sama seperti yang tampak pada tulang kompak.
Penelitian terhadap konstruksi femur menunjukkan betapa bagus-
nya tulang tersebut dirancang untuk melaksanakan fungsinya. Tekan-
an (gaya per satuan luas) pacta sebuah tulang dapat dianaliais dengan
cara yang sama seperti tekanan pada batang baja bangunan. Gbr. 4.5a
memperlihatkan batang baja horizontal, yang kedua ujungnya disang-
ga, dan diberikan gaya ke bawah di tengah. Tekanan di dalam batang
baja (diperlihatkandengan tanda panah) menyebabkan batang teregang
di bagian bawah (tegangan) dan terparnpatkan di bagian atas (kom-
presi). Di bagian tengah batang baja, kedua jenis tekanan ini relatif kecil.
Oleh karena itu, sering digunakan batang berpenampang huruf I, yang
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Fisika Tulang

(a)

Camgar4.6. Kepala dan leher femur. (a) Garis kompresi dan tegangan yang disebabkan
oleh berat tubuh W. (b) PDtongan melintang yang rnemperlihatkan pola trabekula
nor- mal. Perhatikan bahwa gar‹s-garis tersebut mengikut! garis kompresi dan
tegangan.

sekitar 1,9 x 10’ kg/m' (atau 1,9 kali dibandingkan densitas air). Pada
usia lanjut, tulang menjadi lebih berpori dan menghilang dari permu-
kaan bagian dalam, atau endosteum, tulang padat. Oensitas tulang kom-
pak sisanya tetap normal; kekuatan tulang ini berkurang karena men-
jadi lebih tipis bukan karena densitasnya berkurang. Kuantitas fisik
dari
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Marilah kita lihat gaya-gaya yang bekerja pada sebuah tulang saat
kita jatuh. Dari hukum kedua Newton, gaya yang timbul saat
tumbuk- an atau jatuh sama dengan kecepatan perubahan
momentum, yaitu momentum tubuh dibagi oleh durasi tumbukan
(Bab 3, Otot dan Cnya). Oleh karena itu, semakin singkat durasi
tumbukan, semakin beear gaya. Untuk niengurangi gaya sehingga
kemungkinan fraktur berkurang, maka waktu turnbukan perlu
diperlama. Saat jatuh dan melonipat dari ketinggian, waktu tumbukan
dapat secara bermakna diperlama dengan berguling saat jatuh atau
melompat sehingga perubahan momentum tubuh tersebar dalam
periode waktu yang lebih lama. Contoh yang baik tentang berguling
saat tumbnkan adalah latihan cara mendarat bagi penerjun:
pergelangan kaki dan lutut menekuk saat tumbukan dan tu- buh
miring ke satu sisi dan jatuh mula-mula pada tungkai, kemudian
panggul, dan kemudian sisi dada. Pada saat niendarat dengan
tungkai lurus, gaya yang dihasilkan akan sekitar 1,42 x 10’ N (32.000
lb) yang berarti bahwa masing-masing tibia, yang luasnya di
pergelangan kaki adalah sekitar 3,3 x 10" m', akan menahan stres
sebesar 2,1 x 10' N/m2 (31.000 lb/in'). Angka ini melebihi kekuatan
kompresi maksimum tu- lang sebesar sekitar 30%.
Namun, tulang dapat menahan gaya yang lebih besar untuk jangka
waktu singkat tanpa patah, sementara gaya yang sama dengan
periode yang lebih lama akan menyebabkannya patah. Yaitu, gaya
singkat yang terbentuk saat Anda jatuh atau melompat, walaupun
mungkin melebihi kekuatan kompresif maksimum tulang, tidak terlalu
berbahaya di- bandingkan dengan gaya yang sama yang berlangsung
lebih lama. Si- fat ini disebut viskoelastisitas.

Gamgar 4.9. Fraktur tibia. (a) Gambar skematik fraktur spiral akibat terpuntir. {b)
Foto sinar-X suatu fraktur spiral akibat puntiran. {c) Gambar skematik fraktur tekanan di
tibia.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
F‹sika Tulang 95

4.3 Pelumasan (Lubrikasi) Sendi


Mereka yang tidak menderita artri'frs banyak tidak mensyukuri ber-
fungsinya sendi dengan baik. Banyak qrang yang tidak aeberuntung
ini. Suatu analisis terhadap 1000 laporan otopsi mengungkapkan bah-
wa lebih dari dua-pertiga mayat mengalami masalahaendi di lutut dan
sekitar sepertiga mengalaini masalah serupa di panggul. Terdapat dna
penyakit utama yang menyerang sendi—artri’tis rematoid, yang me-
nyebabkan produksi cairan sinovial berlebihan di sendi dan sering
menyebabkan sendi bengkak, serta osteoartrosis, penyakit pada sendi
itu sendiri.
Pelumasan sendi belum dipahami secara rinci, tetapi hal-hal pokok-
nya sudah disepakati. Komponen utama sendi diperlihatkan di Gbr.
4.11. Membran sinovinl membungkus sendi dan menahan cairan si-
novial sebagai pelumas. Pennukaan sendi adalah tulang rawan
sendi, yaitu bahan/struktur halus yang seperti karet dan melekat ke
tulang. Penyakit yang mengenai cairan sinovial, misalnya artritis
rematoid, dengan cepat memengaruhi sendi itu sendiri.
Permukaan tulang rawan sendi tidak semulus bantalan poros
buat- an manusia. Diperkirakan bahwa kekasaran tulang rawan ini
berperan dalam pelumasan sendi dengan menangkap sebagian dari
cairan si- novial. Juga diperkirakan bahwa karena sifat tulang rawan
aendi yang berpori, maka saat sendi mengalami stres besar(yaitu saat
sendi paling rnembutuhkan pelumasan), bahan-bahan pelumas lain
terperas ke da- lam sendi. Salah satu teori menyatakan bahwa
tekanan menyebabkan “benang” pelumasan terperas keluar tulang
rawan dan masuk ke dalam sendi; salah satu ujung dari benang
pelumasan tetap berada di tulang

Gambar 4. IJ. Komponen utama suatu sendi.


You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
99

masing masalah dapat dikurangi dengan metode-metode khusus,


teta- pipenentuan massamineral tulang dengan teknik ini (densitometri
film sinar-X) hanya dilakukan di beberapa laboratorium di seluruh
dunia.
Salah aeorang penulis (JRC), mulai tahun 1960, mengembangkan
suatu metode yang didasarkan pada prinsip fisika yang sama. Kom-
ponen dasar yang digunakan pada teknik ini, yang disebut
absorptiometri foton, diperlihatkan di Gbr. 4.14. Tiga masalah pada
teknik sinar-X umumnya dapat teratasi dengan menggunakan (l)
sumber sinar gama atau sinar-X monoenergetik, (2) berkas yang
sempit untuk mengurangi perpendaran, dan (3) suatu detektor
scintillation yang mendeteksi se- mua foton dan memungkinkan foton
tersebut disortir dan dihitung satu demi satu. Penentuan massa
mineral tulang semakin dipermudah de- ngan merendam tulang yang
akan diukur dalam suatu jaringan lunak (atau ekivalen sinar-Xnya,
mi9alnya air) yang ketebalannya seragam.
Gbr. 4.15 memperlihatkan sebuah grafik logaritme dari intensitas
penyaluran, I, dari berkas (log I) sewaktu berkas memindai sebuah
tu- lang yang direndam dalany “jaringan” yang ketebalannya seragam.
ln- tensitas sebelum berkas masuk ke tulang disebut I,*. Massa
mineral tulang (bond mineral mnss, BM) di setiap titik di berkas
sebanding de- ngan log (I •/1) dan dinyatakan

BM (g/cm2) = k log (I,*/I) (4.3)

dengan k adalah suatu konstanta yang dapat ditentukan secara ekspe-


rimental. Perhitungan ini dilakukan secara elektronis untuk semua ti-

a
100
e

0,10 ***'*
1 2 3 4 5 6 7
Pergeseran di sepanjang Tungkal (cm)

Gambar4.15. Sebuah grafik dari intensitas berkas yang disalurkan sewaktu bRrkas melin-
tasi tulang selama absorptiometri foton. Intensitas diplotkan dalam skala logaritmik.
Daerah berarsir sebanding dengan massa mineral tulang per cm panjang tulang.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Tekanan di Tubuh 103

Tekanan Lazim
kPa mmHg
Tekanan darah arteri
Maksimum (sistol) 13—\8 100-140
Minimum (diastol) 8-12 60-90
Tekanan darah vena 0,#0,9 3-7
Mena-vena besar ‹01 <i
Tekanan darah kapiier
U ung arteri 4 30
Ujung vena 1,3 10
Tekanan te|inga tengah <0, I <
Tekanan mata—aqueous humor 2,6 20
Tekanan cairan serebraspinal
di otak tberb6ring telentang) 0,6-t6 5-12
Gastrointestinal 1,3—26 10-20
Tekanan \ntratoraks
(antara paru dan dinding dade}

5.3 Misalkan anda adalah penyelam sc uba yang bersiap menyelam 10 m


ke dalam air laut (densitas 1,04 x 10" kg/m").
(a) Berapa tekanan absoliit dan gauge pressure yang akan anda alami?
{Jawaban: P absolut: 2 x 0 Pa (2 atm), atau 200 kPa; I° teriikur: 1 x
10’ Pa (1 atm) atau 100 kPa]
(b) Misalkan paru anda memiliki volume maksimum 5 x 10 ' m1 (5
lilcr). A pa yang te ad i dengan volume pada kedalaman 10 m?
(Jawaban: Berkura•6 menjadi 2,5 x l0’3 m" (2,5 liter)]
(c)Misalkan anda tidak dapat mengimla.cgi tekanan di telinpa tengah
anda. Apa yang akan lcrjad i saat menyelam?
{]awaban: Pada kedalan an terie ntu, gendang tclinga anda d•Fat
pecah]
5.4
A Mahila dens itas udara di perniti kaan laut adalah 1,3 kg/ m‘, hitu rig
perbedaan tekanan dalam Pa dan inmldg wtara lantai dasar dan p un-
cak seb Kiah baiigunan yang tinggin ya 30 m (8 lanta i). [Jawaban: 3,S x
10 Pa; 2,9 nirnHh]

5.1 Mengukur Tekanan di Tubuh


Metode klasik untuk mengukur tekanan adalah menentukan keting-
gran suatu kolom cairan yang menghasilkan tekanan yang sama de-
ngan tekanan yang sedang diukur. Instrumen yang mengukur tekanan
dengan cara ini disebut ninnoineter. Suatu type manometer yang
lazim dijumpai adalah tabung berbentuk U yang berisi cairan dan
dihubung-
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Tekanan di Tubuh 107

sebut tanomcter, yang mengukur jumlah indentasi yang dihasilkan oleh


suatu gaya tertentu. Tonometer kadang-kadang dikalibrasi dalam satu-
an arbitrer dan bukan kPa atau milimeter air raksa. Tonometer yang
saat ini digunakan akan dijelaskan di Bab J2, Fisika IWlta dan Petigfihefao.

5.4 Tekanan di Saluran Cerna


Tubuh memiliki sebuah saluran di dala ya. Saluran ini, saluran cer-
na, bentuknya berkelok-kelok; saluran cema memiliki panjang lebih
dari 6 m dari mulut sampai anus. Saluran cerna hampir selalu tertutup di
bagian ujung bawah dan memiliki beberapa pembataa lain. Gambar
5.3 memperlihatkan secara skematis katup dan sfingter (otot sirkuJar)
di saluran cema yang membuka agar makanan, minuman, dan
produk- produk sampingannya dapat lewat. Katup-katup dirancang
agar ma- kanan mengalir ke satu arah. Dengan beberapa upaya,
aliran tersebut dapat dibalikkan, misalnya sewaktu kita muntah
(emesis).
Tekanan di sebagian besar sistem gastrointestinal (GI) lebih besar
daripada tekanan atmosfer. Namun, di esofagus, tekanan digabung
de- ngan tekanan antara paru dan dinding dada (tekanan iafrnioraR);
te- kanan ini biasanya lebih rendah daripada tekanan atmosfer.
Tekanan intratoraks kadang-kadang ditentukan dengan mengukur
tekanan di esofagus.
Saat makan, tekanan di lambung meningkat seiring dengan teregang-
nya dinding lambung. Namun, karena vplume meningkat seizing de-
ngan pangkat tiga jari-jari, R', sedangkan tegangan (gaya
peregangan) berbanding lurus dengan R, maka peningkatan tekanan
berlangsung sangat lambat. Peningkatan tekanan yang lebih bermakna
terjadi kare- na tertelannya udara saat makan. Udara yang
terperangkap di lam- bung menyebabkan sendawa stau bertahak.
Udara yang terperangkap di lambung ini sering tampak pada foto
sinar-X toraks.

”Cincin otot di taut


esofagus-lBmbung

Gambar 5.3. Katup dan sfingter di saluran cerna.


You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Tekanan di Tubuh 111

Tekanan di kandung kemih dapat diakur dengan memasukkan se-


buah kateter dengan sensor tekanan ke dalam kandung kemih
melalui saluran kemih (uretra). Pada sistonietri langsung, tekanan diukur
mela- lui sebuahjaium yang dimasukkan melalui dinding abdomen
langsung ke dalam kandung kemih (Gbr. 5.Z). Teknik ini memberikan
informasi mengenai fungsi katup-katup keluar (sfingter) yang tidak
dapat diper- oleh dengan teknik kateter.
Tekanan kandung kemih meningkat saat batuk, mengejan, dan sit
up. Sewaktu hamil, berat janin di atas kandung kemih meningkatkan
tekanan kandung kemih dan menyebabkan ibu sering berkemih. Situa-
si tegang juga inenyebabkan peningkatan tekanan; belajar untuk
ujian sering menyebabkan kita bolak-balik ke toilet karena "tegang".

5.7 Efek Tekanan Saat Menyelam


Pada urnumnya, perubahan tekanan sewaktu rnenyelam tidak
banyak memengaruhi tubuh karena tubuh terutama terdiri dari
benda padat dan cairan yang hampir tidak dapat dikompresi. Namun,
terdapat rong- ga-rongga gas di tubuh yang dengan adanya perubahan
tekanan dapat rnenimbulkan efek besar. Untuk memahaminya, kita
perlu mengingat hukum Boyle: untuk gas tertentu pada suhu tetap,
hasil kali tekanan mutlak dan volume bersifat tetap (PV = konstan).
Yaitu, apabi- la tekanan absolut menjadi dna kali lipat, volumenya
menjadi separuh- nya.
Telinga tengah adalah salah satu rongga udara yang terdapat di
dalam tubuh (lihat Gbr. 10.11). Agar nyaman, tekanan di telinga ie-.
ngah harus mendekati tekanan atmosfer di luar gendang telinga.
Penye- taraan ini terjadi oleh udara yang mengalir melalui fun
Eustachius, yang biasanya menutup kecuali saat menelan, rnengunyah,
dan menguap. Saat menyelaoi, banyak orang mengalami kesulitan
menyamakan te- kanan dan merasakan adanya tekanan di telinga
mereka. Perbedaan tekanan sebesar 17 kPa (120 mmHg) di gendang
telinga, yang dapat terjadi pada kedalaman air 1,7 m (5,3 It), dapat
menyebabkan gendang telinga pecah. Pecahnya gendang ini dapat
menjadi serius karena air dingin di telinga tengah dapat memengaruhi
mekanisme vestibular atau keseimbangan dan menimbulkan mual dan
"kleyengan" (dizziness). Salah satu metode penyetaraan yang
digunakan oleh penyelam adalah dengan meningkatkan tekanan di
mulut dengan pemegang hidung dan mencoba mengembuskan napas;
aewaktu tekanan setara, penyelam sering "mendengar" kedua telinga
"meletup" (metode yang sama dapat diupayakan untuk
menghilangkan rasa tidak nyaman akibat per- ubahan tekanan saat
pesawat yang anda tumpangi turun).
Keadaan yang kurang serius adalah sinus squmze. Saat menyelam,
tekanan di mngga-rongga sinus dt tengkorak biasanya akan sama de-
ngan tekanan di sekitar. Apabila seorang penyelam mengidap flu,
rong- ga siriusnya mungkin tertutup dan tekanannya tidak sama deng
te- kanan di luar dan terasa nyeri. Efek tekanan lain adalah nyeri saat
dan
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Tekanan di Tubuh 4 t5

banyak okeigen yang dapat dilarutkan untuk memenuhi kebutxihan tu-


buh. Banyak kott›an keraeunan katbon monoksida dapat
diselamatkan dengan teknik lni.
Seperti banyak perkembangan baru di bidang kedokteran, terapi
oksigen hiperbarik juga menimbulkan masalah baru. Atrnoaler oksi-
gen menyebabkan bahaya kebakaran meningkat—tiga aetronot me-
ninggal dalam atmosfer oksigen mumi di sebuah pesawat angkam AS
saat uji pendahuluan pada tahun i967. Masalah lain adalah risiko
pecah- nya tabung akibat tingginya tekanan yang digunakan.
Tabung/tangki yang pecah tersebut pcmah terjadi paling tidak satu kali
dan menyebab- kan cedera serius pada pasien dan dokter yang sedang
memeriksa. Na- mun, bahaya fisik semacam ini biasanya lebih mudah
dievaluasi dan dihindari daripada bahaya biologis (misalnya poluni
udara) yang sering kurang dipahamI.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Osmosis dan Ginjal 119

6.2 Bagaimana Zat Dipindahkan Melalui Membran

6.2.1 Di1usi dan So/vent Orag


Sebagian besar struktur yang secara biologis penting dibungkus oleh
membran /selaput. Setiap sel dibungkus oleh suatu membran. Hampir
semua substruktur di dalam sebuah sel dibungkus oleh suatu mem-
bran. Dinding suatu kapiler adalah suatu membran. Membran sering
dapat melewatkan zat-zat tertentu tetapi tidak zat-zat yang lain.
Mem- bran bersifat permenâ e/ terhadap zal yang dapat melewatinya
dan im- petmeatel bagj zat yang tidak dapat melewatinya. Suatu
membran yang membolehkan sebagian zat lewat, tetapi zat lain tidak
disebut mem- bran seinipermenbel.
Banyak membran biologis mengandung port. Pori paling sederha-
na akan menembus membran secara lurus, seperti diperlihatkan di
Gbr. 6.3a. Port biasanya mengikuti jalur yang lebih panjang, seperti di
Gbr. 6.3b. Di dinding kapiler, pori pori terdiri dari beberapa bagian
antara sel-sel endotel di sisi dalam membran. Terdapat bukti kuat
bahwa mem- bran sel memiliki pori-pori.
Port-pori merupakan suatu cara sederhana untuk menghasilkan
membran semipermeabel. Membran yang memiliki port-port akan per-
meabel bagi molekul-molekul yang ukurannya cukup kecil untuk da-

Gambar 6.3. Sebuah membran yang ditembus oleh pori-pori. (a) Pori lurus. (b)
Pori yang berkelok-kelok. (Hobbie RK. Intermediate Physics for medi'cine and
Biology, 3rd ed.. Springer-Verlag New York, 1997. Direproduksi dengan izin dari
Springer-Verlag. New York).
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Osmosis dan Ginjal 123

Gambar 6.•k Tekanan total dan tekanan pendorong di dalam dan di luar kapiler. (a) Oi
dalam. (b) Di luar. (c) Perbandingan tekanan pendorong di dalam dan di luar

menghambat aliran balik darah vena dari usus ke jantung sehingga ter-
jadi edema abdomen yang disebut ssites.
Yang ketiga adalah meningkatnya permeabilitas dinding kapiler
bagi molekul besar yang secara efektif menururtkan tekanan osmotik.
Pem- bengkakan akibat memar adalah contoh pembengkakan jenis
ini.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Osmosis dan Ginjal 127

yang terjadi di sana hanya dapat bergantung pada konsentrasi zat di


darah, bukan pada volume darah total. Apabila kita melipatduakan
volume darah dan jumlah sebagian zat sehingga konaentrasinya tidak
berubah, proses transpor di ginjal akan terns berfungsi dengan kecepat-
an sama. Namun, diperlukan waktu dua kali lebih larna untuk mem-
bersihkan seluruh zat karena jumlahnya berlipat dua. Konstanta pem-
banding adalah bersihan, K, yang satuannya adalah or'/dtk":
fi (molekul/dtk) = h (m'/dtk) C (molekul/m3) (6.2)
Persamaan 6.2 juga dapat ditulis dalam massa partikel yang dibersih-
hon, dan dalam korisentrasi per liter, serta per jam dan bukan per detik.
Satuan R adalah satuan K kali satuan C; sebagai contoh:
R (mg/jam) R (lJter/jam) C (mg/liter) (6.3)
Nilai K biasanya bergantung pada perbedaan tekanan, tekanan osrno-
tik, dan sifat kimiawi setiap proses transpor aktif. Definisi yang sama
adalah “bersihan adalah volume plasma dari suatu zat yang dibersih-
kan secara total per detik”.

6.5 Ginjal Buatan


Kita dapat menggunakan dialisis untuk mengeluarkan molekul-mole-
kiil zat terlarut yang kecil, misalnya urea dari darah pasien dengan
penyakit ginjal akut atau kronik. Sebagian dari darah pasien dialirkan
melalui pipa-pipa dalam suatu mesin. Dinding dari tabung-tabung ini
adalah membran semipermeabel yang direndam dalam cairan
dialisis. Membran memungkinkan molekul air, elektrolit, dan urea
berdifusi melalui pori ke dalam cairan dialisis. Elektrolit di cairan
dialisis dijaga pada konsentrasi yang diinginkan pada darah pasien.
Proses ini vne- merlukan waktu beberapa jam.
Proses dapat dipercepat déngan menggunakan membran yang
luas permukaannya lebih besar, tetapi hal ini menimbulkan nyeri
kepala hebat. Penyebabnya adalah bahwa di susunan saraf pusat
terdapat membran yang mernisahkan darah dari cairan
serebrospinalis (CSS). Beberapa molekul ukuran sedang bergerak
secara lambat melewati membran Apabila molekul-molekul ini
terlalu cepat dikeluarkan dari tubuh saat dialisis, konsentrasi
molekul-molekul tersebut akan secara bermakna lebih tinggi di cairan
serebrospinalis dibandingkan dengan di darah. Tekanan osmotik yang
terjadi rnenyebabkan air meng- alir ke dalam CSS yang meningkatkan
tekanan di dalam tengkorak. Akibatnya adalah nyeri kepala.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
?isika Paru dan Bernapas 135

7.2 Bagaimana Darah dan Paru Berinteraksi


Tujuan utama bernapas adalah mendatangkan pasokan O2 segar ke
darah di paru dan membuang CO,. Di bagian ini, akan dijelaskan pro-
ses fisika yang berperan dalam pertukaran gas antam paru dan darah.
Darah dipompa dari jantung ke paru dengan tekanan yang relatif
rendah (lihat Bab 8). Tekanan darah poncak rerata di arteri
pulmonaris utama yang mengangkut darah ke paru hanyalah sekitar
2,7 kPa ( 20 mmHg) atau sekitar 15% dari tekanan dalam sirkulasi
utama. Paru memiliki resistensi yang rendah terhadap aliran darah.
Secara rerata, sekitar seperlirna (-1 liter) darah di tubuh berada di
pam, tetapi setiap saat hanya sekitar 70 ml darah berada di kapiler
paru. Karena darah berada di kapiler paru dari 1 dtk, paru harus
dirancang sedeinikian rupa sehingga dapat terjadi pertukaran gas;
alveolus paru memiliki dinding yang sangat tipis dan dikelilingi oleh
darah di sistem kapiler paru. Seperti telah dinyatakan,1uas
permukaan antara udara dan darah di paru adalah sekitar 80 m2.
Apabila 70 ml darah di kapiler paru dise- barkan di suatu permukaan
yang luasnya 80 m2, lapisan darah yang terbentuk tebalnya hanya
sekitar 1 pm, kurang dari ketebalan satu sel
darah merah!
Pertukaran gas di paru melibatkan dna proses umum: (1) memba-
wa darah ke jaringan kapiler paru (pr st) dan (2) membawa udara
ke permukaan alveolus (oentilas(. Apabila salah satu pmses gagal,
tidak semua darah akan mengalami ol‹sigenasi dengan benar.
Terdapat tiga jenis daerah ventilasi-perfusi di paru: (1) daerah de-
ngan ventilasi dan perfusi yang baik, (2} daerah dengan ventilasi baik
dan perfusi kurang, dan (3) daerah dengan ventilasi kurang dan
perlu- st bails. Pada paru normal, tipe pertama membentuk sekitar
9O9• dari volume total. Apabila aliran darah ke salah satu bagian
paru terham- bat oleh bekuan (embolus paru), volume tenebut akan
kekurangan perfusi. Apabila penyaluran udara di paru terhambat,
seperti pada pneumonia, maka daerah yang terkena akan niengalami
gangguan ven- tilasi. Banyak penyakit paru menyebabkan penurunan
perfusi atau ven- tilasi.
Pemindahan O, dan CO2 ke dalam dan ke luar darah dikendalikan
oleh hukum-hukum fisika diasi (Bab 6, Os»«›sis dan Giojnf)’. Semua
molekul secara terus-inenerus bergerak. Pada gas dan cairan, dan
sam- pai tahap tertentu bahkan di benda padat, motekul-molekul tidak
mv netap di satu tempat. Sebagai contoh, apabila anda dapat
mengidenti- fikasi sekelompok molekul dalam sebuah ruangan
(misalnya setetes parfum) dalam beberapa menit anda akan
menemukan bahwa mole- kul-molekul ini telah bergerak (berdifusi)
ke seluruh ruangan. Molekul jenis tertentu berdifusi darl daerah
dengan konsentrasi ke dae-
rah dengan konsentrasi rendah sampai konsentrasi seragam. Di paru,
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
I-isika Paru dan Bernapas 143

Gamhar 7.7. Spirometer digunakan untuk mengukur berbagai kuantitas fungsi paru.
Aliran udara masuk dan keluar paru direkam dalam sebuah bagan yang berputar
(a) Potongan melintang spirometer yang memperfhatkan bagaimana air digunakan
sebagai penutup kedap-udara agar udara tetap berada di drum penyeimbang. (b)
Salah satu penulis (JRC) menghasilkan graf k yang diper)ihatkan di Gambar 7.8.
Penjepit hidung memaksa semua udara mengalir melalui mulut.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Fisika Paru dan Bernapas 147

Tekanan k›trat‹xa s(cm HCO)

Gembar 7’. IO. Tekanan intratoraks yang diplotkan terhadap volume paru saat
respirasi
untuk volume tidal yang lebih besar daripada rerata (Diadaptasi dari Hildebrandt, J., and
A. C. Young, in T. C. Ruch dan H. D. Patton (eds.), Physiology and Biophysics, J9th ed.,
0 W. B. Saunders Company Philadelphia, 1965, p. 754).

TU‹enerj Intratoraka (cm HCO)

Gember 7’. I f. Kurva P-V untuk tiga kecepatan bernapas yang berlainan: (a) bernapas
lambat sekitar 3 kali/mnt. (b) sekitar 40 kali/mnt; dan (c) kecepatan bernapas
maksimum sekitar 150 kali/mnt (10 cm H2O = 1 kPa). (Diadaptasi dari Hildebrandt, J.,
and A. C. Young, in T. C. Ruch and H. D. Patton (eds.), Physiology and Biophysics,
19th
a., e WB Saunders Company, Philadelphia, 1965, p. 754.)
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Fisika Paru dan Bernapas 163

Gaznbsr 7.J6. Kurva kecepatan konsumsi O, otot pernapasan untuk orang normal dan
pengidap emfisema berat. (Diadaptasi dari E. J. M. Campbell, E. K. Wesdake and R. M.
Cherniak, 1. 4pp/. Physiol. 1 :303—308, 1957, Fig. 3.)

gapan bahwa O2 tambahan digunakan di otot pernapaaan. Gambar


7J6 memperlihatkan kurva tipikal untuk orang normal dan kurva
untuk pasien dengan emfisema berat. Yang terakhir, pada kecepatan
bernapm yang lebih tinggi, mungkin menggunakan lebih banyak O
untuk kerja bernapas daripada yang dihasilkan oleh meningkatnya
ventilasi; oleh '=••'=.‹••'°'°2 dalamsirkulasi umum pasien ini
menurun.
Apabila kita membandingkan energi yang digjmakan dalam berna-
pas yang diperoleh dari metode konsumsi O dengan perhitungan
ker- ja yang menggunakan model seperti di Gbr. 7K, kita dapat
mem- perkirakan efisiensi mekanismebemapas. Karens banyak
ketidakpastian, perkiraan efisiensi berkisar dari 5 sampai 10%.

7.9 Fisika pada Beberapa Penyakit Paru Umum


Penyakit paru merupakan penyakit yang cukup sering dijumpai.
Diperkirakan bahwa 15% dari orang di Amerika Serikat yang
berusia lebih dari 40 tahun inengalami penyakit paru. Banyak dari
penyakit ini dapat dipahamiberdasarkan perubahan-perubahan fisika
di paru. Ten- In saja, ini tidak berarti bahwa ahli fisika dapat
menyembuhkan pe- nyakit-penyakit temebut. Di bagian ini dibahas
aspek fisik dari bebera- pa penyakit paru yang dijumpai. Fisika
bayi dibahas di Bagian 7.5.
Saat istirahat, hanya sebagian kecil dari kapasilas paru yang di-
gunakan. Oleh karena itu, suatu penyakit paru yang mengurangi ka-
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Fisika Sistem Kardiovaskular 167

anbagainya. DI bidang kedokteran lainnya, misalnya radiologi dan pe-


diatrik, tertlapat subspesialisasi yang khusus menangani SKV.

8.1 Komponen Utama Sistem Kardlovaskular


Oua potongan melintang sebuah jantung diperlihatkan pada Gbr. 8.t.
Jantung, yang pada dasamya adalah suatu pompa ganda, menghasil-
kan gaya yang diperlWan untuk mengedarkan darah melalui dua
sistem sirkulasi utama: sirkulasi pulmonal di paru dansirkulasi sistemik
di bagian tubuh lainnya (Gbr. 8.2). Darah pada seorang normal ber-
girkulasi di aalah aatu sistem sebelum dipompa oleh bagian jantung
yang lain untuk beredar ke sistem kedua.
Matllah kita mulai dengan darah di sisi kiri jantung dan
mnngikuti peredarannya melalui satu siklus keaeluruhan. Darah
dipompa oleh kontraini otot-otot jantung di ventrikel kiri dengan
tekanan eekitat t7

arteriol) ya menjadi j
ringan pembuluh yang sangnt halus yang dlsebutJaringan kapller (cap-
they bed j. Selama beberapa detik di dalam jaringan kapiler, darah
menyalurkan O, ke sel dan menyerap CO dari eel. Setelah melewati
jaringan kapiler, darah berkumpul di vena-vena kecil (venula) yang

Ga 6ar & f. Jantung. (a) Perhatikan dinding otot yang lebih tebal dan kuat di sisi kiri
tepat sebagian besar kerja dilakukan. (b) Potongan melintang memperlihatkan bentuk
sirbdar ventrikel kiri, bentuk ini secara efisien menghasilkan tekanan tinggi yang
diper- lukan untuk Sirkulasi umum.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Fisika Sistem Kardiovaskular 171

Dahulu, hitung set darah putih biasanya dilakukan dengan meng-


encerkan darah dengan jumlah tertentu, meneteskannya di kaca objek,
dan menghitungjuinlahset. Karena metode ini sangat rumit dan tingkat
keakuratannya hanya 159•, diearilah metode yang lebih rnudah dan
akurat. Instruoien yang sekarang umum digunakan di laboratorium
klinik besar untuk menghitung sel darah merah adalah Coulter muntet.
Alat ini diciptakan oleh Wallace H. Coulter pada tahun 1950-an. Prin-
sip operasinya diperlihatkan di Gbr. 8.3. Darah yang diencerkan dile-
watkan melalui sebuah kapiler hams; sel-sel pada dasamya rnelewati
kapiler satu per satu; dan saat berjalan di kapiler tersebut, sel-eel
tene- but melewati dua elektrode yang mengukur resistensi listrik di
kapiler. Setiap eel darah merah menyebabkan perubahan resistensi sesaat
sewak- tu se1 tersebut lewat. Perubahan resistensi tampak sebagai pulsa
listrik yang dihitung di suatu sirkuit elektronik. Coulter counter telah
berhasil menyingkirkan rasa jemu saat penghitungan sel darah merah
(yang di- lakukan oleh petugas laboratorium medis) dan pada saat yang
sama memperbaiki tingkat keakuratan penghitungan.
Sayangnya, Conifer counter fidak dapat rnembedakan berbagai jenis
se1 darah putih sehingga untuk melakukan hitung jenis tetap diperlu-
kan mikroskop.

8.1
MASALA

Perkirakan volume darah anda dari berat tubuh anda.

Perkirakan volume darah yang dipompa oleh jantung anda ke sirku-


lasi sistemik sefiap hasi.

8.3

Berapa persentase darah anda yang dipompa ke sirkulasi pulmonal?


MA

8.4
Apabila leukosit (sel darah putih) memiliki diameter rerata 12 pm,
berapa persentase volume darah yang mengandung leukosit? [Jawab-
an: 0,Z9o]
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Fisika Sistem Kardiovaskular 175

Apabila daya rerata yang digunakan jantung adalah 10 W,


berapa persentase dari diet harian 2500 kkal yang digunakan
untuk tneng- operanikan jantung† (4,J9 kJ = i kkal)
(Jawaban: sekitar lW]

Sebenarnya tindakan memompa berlangsung selama kurang dari


sepertiga siklus jantung dan otot jantung beristirahat selama dua
perti- ga siklus. Oleh kata i r daya selama fase memompa lebih dari
tiga kali lipat dibandingkan dengan nilai rerata yang dihitung di atas.
jantung, seperti Annua mesin lainnya, hdaklah terlalu efisien. Pada
kenyataannya, efisiensi jantung biasanya kurang dari 10%, dan kon-
sumsi daya rerata jantung diperkirakan lebih dari 10 W. Karena
teVnn• an darah di sistem pulrnonal lebih rend r IRaka daya yang
dibutuh- kan di sini sekitar seperlima daripada yang dibutuhkan oleh
sirkulasi umum. Saat kita bekerja berat atau berolahraga, tekanan
darah dapat meningkat sebesar 50% dan volume darah yang
dipompa dapat me- ningkat 5 kali lipat sehingga terjadi peningkatan
energi yang dikeluar- kan oleh jantung sebesar 7,5 kali lipat per
menit. Kita membahas pema- kaian energi oleh jantung yang
membesar di Bagian 8.10.

8.4 Tekanan Darah dan Pengukurannya


Salah satu pengukuran klinis yang paling sering dilakukan adalah peng-
ukuran tekanan darah. Pengukuran eksperimental pertama terhadap
tekanan darah dilakukan pada tahun 1733 oleh Pdt. Stephen Hales di
Inggris. la secara berani menghubungkan sebuah tabung kaca 3 m (10
kaki) ke arteri seekor kuda dengan menggunakan trakea bebek
sebagai penghubung fleksibel dan tangkai bulu bebek yang telah
dipenincing untuk melubangi arteri! la mendapatkan bahwa darah
naik sampai ketinggian rerata 2,4 m (8 kaki) di atas jantung.
Selama pembedahan dan di bangsal perawatan intensif, sering di-
lakukan pengukuran tekanan darah secara langsung. Gambar8.6
mem- perlihatkan sebuah kateter yang dipasang di lengan; saat
kateterisasi jantung, kateter didorong ke dalam rongga-rongga
jantung. Setiap be- berapa menit, stopcock diputar sehingga beberapa
mililiter larutan pem- bilas mengalir melalui kateter untuk mencegah
terbentuknya bekuan di ujung kateter. Cairan masuk ke kubah
transduser tekanan, tempat cairan tersebut mendorong diafragma
logam ke bawah. Diafragma menjadi tertekuk dan menggerakkan
suatu angker dinamo yang dililit oleh kawat halus pengukur ketegangan
(strpin1. Sejak awal kawat halus tersebut sudah teregang, dan gerakan
angker ke bawah meningkatkan ketegangan kedua kawat.
Meningkamya ketegangan meregangkan kawat-kawat ini sehingga
kawat menyempit dan resistensinya me- ningkat. Dna kawat lainnya
mengalami sedikit tekanan. Berkurangnya ketegangan di dua kawat
ini menyebabkan keduanya lebih tebal dan
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Fisika Sistem Kardiovaskular 181

kamar mandi sehingga gorden tersebut tertarik ke arah air. Demikian


juga, saat jendela di sebuah mobil yang sedang berjalan diturunkan,
berkurangnya tekanan menyebabkan udara bergerak cepat keluar
jen- dela sehingga benda-benda terbang keluar jendela..
Prinsip Bemoulli didasarkan pada hukurrt konservasi (kekekalan)
energi. Tekanan dalam suatu cairan adalah bentuk suatu energi poten-
sial, EP, karena tekanan tersebut memiliki kemampuan untuk melaku-
kan kerja. Dalam cairan yang bergerak terdapat energi kinetik, EK, aki-
bat adanya gerakan tersebut. Energi kinetik ini dapat dinyatakan dalam
besaran energi per satuan volume, misalnya joule per meter kubik.
Karena 1 joule (J) = 1 Nm, maka 1 J/m" 1 (Nm)/m° atau 1 N/ms 1
Pa, satuan untuk tekanan pada sistem SI. Apabila cairan mengalir
mela- lui tabung tanpa gesekan, seperti diperlihatkan di Gbr. 8.10,
kecepatan meningkat di bagian yang menyempit dan peningkatan
energi kinetik cairan diperoleh melalui penurunan energi potensial
dari tekanan di tabung. Sewaktu kecepatan kembali melambat di sisi
kanan penyem- pitan, energi kinetik diubah kembali menjadi energi
potensial dan te- kanan kembali meningkat, seperti ditunjukkan oleh
manometer.
Kita dapat menghitung energi kinetik rata-rata per satuan volume
10* kg (10* m" = 1 ml) darah sewaktu darah meninggalkan jantung.
Karena kecepatan rata-rata adalah sekitar 0,3 m/ dtk, energi kinetik
dari massa darah ini adalah:
2 2
EK = (1/2)mv = (T/2) x (J0“) x (0,3) = 4/ x IN J. (8.3)
Karena volume yang terlibat adalah 10* m', hal ini dapat dianggap
se- bagai suatu energi per satuan volume 45 J/m° dari darah yang
mening- galkan jantung. Berdasarkan alasan di paragraf sebelumnya,
densitas energi ini ekivalen dengan tekanan 45 Pa atau sekitar 0,4
mmHg. Na- mum, saat olahraga berat, kecepatan darah yang dipompa
oleh jantung dapat mencapai lima kali lipat dibandingkan
kecepatannya saat istira- hat, dan saat puncak denyut jantung faktor
energi kinetik dapat memi- liki ekivalen tekanan sebesar 10 kPa (75
mmHg) dan mungkiri mencer- minkan 30% dari total kerJa jantung.

Gamhar 8.10. Sewaktu kecepatan cairan meningkat di bagian sempit tabung, sebagian
dari energi potensial (tekanan) diubah menjadi energi kinetik sehingga di bagian
Eni tekanan menurun, P,. P2 lebih key! daripada P, dan P3.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
194

Jelaskan bagaimana darah vena mengalir balik dari kaki ke jantung


pada seseorang yang berdiri tegak.

atau 115 cm darah) akibat adanya kolom darah di atasnya. Saat tung-
kai lainnya berjalan atau berolahraga, kontraksi otot mendorong darah
vena ke arah jantung. Kerja otot pada darah ini disebut pompa vena
atau pompa otot. Di berbagai titik di sepanjang perjalanan vena terda-
pat katup-katup satu-arah yang mencegah darah mengalir balik. Kerja
pompa otot dan katup menyebabkan vena memiliki tekanan sekitar 3
kPa (20 mmHg) saat olahraga. Apabila katup mengalami gangguan
dan akhimya darah mengalir balik, darah akan menumpuk di vena dan
vena akan mengalami pelebaran (varises). Vena varikosa dapat diper-
parah oleh keadaan-keadaan yang membatasi kembalinya darah ke jan-
tung. Bertambahnya berat abdomen sewaktu hamil dapat menghambal
aliran balik vena. Mamun, beberapa eksperimen menunjukkan bahwa
manset tekanan yang diletakkan di atas lutut dan dikembangkan
hing- ga 12 kPa (90 mmHg) tidak menghambat kerja pompa olot pada
vena internal. Terapi standar untuk vena varikosa adalah pengangkatan
pem- buluh penyebab secara bedah. Biasanya terdapat vena-vena
paralel dalam jumlah yang memadai untuk mengangkut darah
kembali ke jan- tung.

8.11 Beberapa Fungsi Lain Darah


Y\Walaupun kita tetah menekankan peranan darah dalam pertukaran gas,
namun fungsi darah yang sama pentingriya adalah mengangkut zat
sisa tubuh yang berbentuk cairan ke ginjal. Rincian fungsi ginjal di
bahas di Bab 6, Osmosis dcx Ginjol. Oengan memfiltrasi darah, ginjal
menjaga komposisi darah tetap konstan walaupun diet kita sangat fluk-
tuatif. Cinjal mendapat banyak vaskularisasi agar dapat memfiltrasi
darah. Dalam keadaan normal, 1 sampai 1,5 liter darah (seperlima sam-
pai seperempat curah jantung) mengalir melalui ginjal setiap menit.
jauh melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk menyalurkan ñ utrien dan
oksigen ke ginjal. Apabila terjadi kehilangan darah dalam jumlah be-
sar, aliran ke ginjal mungkin turun menjadi 0,25 liter/ mnt agar darah
dapat digunakan ke tempat lain. Walaupun ginjal buatan (unit dialisis)
sudah digunakan oleh ribuan orang, alat ini jauh di bawah ginjal
dalam kemampuannyamengendaGkankomponen-
komponendarah.Alaini
sering menjadi penyelamat bagi pasien-pasien yang menunggu ginjal
donor.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
Sinyal Listrik dari Tubuh 205

9.3 Sinyal Listrik dari Otot Elektromiogram


Informasi diagnostik tentang otot dapat diperoleh dari aktivitas listrik-
nya. Di bagian ini, kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson
ke dalam btot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan
kontraksi otot. Rekaman potential dari otot sewaktu berkonWakai
disebut clektro- miogram atau LMG.
Sebuah otot terdiri dari banyak unit motorik. Satu unit motorik ter-
diri dari satu cabang neuron dari batang otak atau korda dan
25 sampai 2000 serat otot (se1) yang berhubungan dengannya melalui
motor tnd plate (Gbr. 9.6a). Potensial istirahat di kedua sisi membran
pada aebuah serat otot aerupa dengan potensial ietirahat di serat saraf.
Kerja otot dimulai oleh potensial aksi yang berjalan di sepanjang
8uatu akson dan melewati motor end pletc menuju ke dalam serat
otot, me- nyebabkan serat tersebut berkontraksi. Rekaman potential
aksi di satu sel otot diperlihatkan secara skematis di Gbr. 9.6b.
Pengukuron semacam ini dilakukan dengan menggunakan sebuah
elektrode yang sangat halus (mikroelektreda) yang dimasukkan
melalui membran otot.
Elektrode EMG biasanya merekam aktivitas listrik dari beberapa
serat otot. Dapat digunakan elektrode perniukaan atau elektrode
jazum konsentrik. Elektrode permukaan yang dilekatkan ke kulit
mengukur sinyal listrik dari banyak unit motorik. Elektrode jarum
konsentrik yang dJmasukkan ke bawah kulit mengukur aktivitas satu
unit motorik mela- lui sebuah kawat berinsulasi yang dihubungkan
ke titiknya. Gambar
9.7 memperlihatkanEMG tipikal dari dna jenis elektrode. Susunan
yang lazim untuk merekam EMG diperlihatkan di Gbr. 9.8. Sinyal listrik
otot dapat diperlihatkan secara langsung di salah satu saluran
osiloskop, dan sinyal dapat diintegrasikan dan ditampilkan di saluran
kedua. Si- nyal juga dapat dilewatkan melalui sebuah penguat
(ompfiJer) dan di- ubah menjadi bunyi oleh pengeras suara. Rekaman
terintegrasi (dalam volt detik) merupakan ukuran kuantitas elektrik
berkaitan dengan po- tensial aksi otot. Gambar 9.9 memperlihatkan
EMG dan bentuk terinte- grasinya untuk kontraksi otot volunter
dengan derajat yang bervariasi. Kontraksi yang lebih kuat
menghasilkan aktivitas potensial aksi yang lebih besar. Bentuk
terintegrasi dari aktivitas potensial alni lebih mudah dievaluasi karena
merupakan kurva yang mulus. Di klinik, EMG yang dapat didengar
dan rekaman potensial aksi dalam bentuk terintegrasi sering
digunakan untuk menentukan kondisi suatu otot sewaktu ber-
konhaksi.
EMC dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang dirangsang
secara elektris. Metode ini lebih sering dipilih daripada kontraksi vo-
lunter. Kontraksi volunter biasanya tersebar aelama sekitar 100 mdtk
karena semua tinit motorik tidak melepaskan muatan secara bersamaan;
juga, masing-masing unit motorik mungkin menghasilkan beberapa
potential aksi hergantung pada sinyal yang dikirim dari susunan saraf
pusat. Pada atirnulaai dengan listrik, waktu stimulasi memiliki batas
yang jelas dan semua serat otot melepaskan muatan hampir secara ber-
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
214

fam6ar &I6. Distribusi potensial di dada pada saat ventrikel mengalami depolarisasi
separuh. Elektrode yang dipasang di A, B, dan C akan menunjukkan potensial pada saat
tenebut.

negatif yang setara dipisahkan satu sama lain. Dipol listrik ini di-
gambarkan sebagai sebuah vektor). Dalam hal ini, artis ion dari jan-
tung yang mengalami depolarisasilah yang menimbulkan dipol ams
listrik. Untuk teks ini, kita menyebutnya sebagai dipol ams. Garis
ekui- potensial pada waktu lain dari aiklus jantung juga dapat
direpresenta- sikan oleh dipol listrik; namun, selama sikltts
jantung, kekuatan dan orientasi dipol berubah-ubah. Model dipol
jantung yang aekarang di- gunakan diajukan pertama kali oleh AC
Waller pada tahun 1889 dan sejak itu telah banyak mengalami
perubahan.
Potenslal listrik {jantung) yang klta itkur di permukaan tubuh ada-
lah proyeksi instan dari dipol listrik dengan arah tertentu. Karena vek-
tor berubah herring dengan waktu, maka poterisial yang diproyeksikan
juga berubah. Gbr. 9.17 memperlihatkan suatu dipol ams di sepanjang
tiga bidang tubuh elektrokardiografik.
Blektrode permMaan untuk memperoleh EKG umumnya terletak
di lengan kanan (RA), lengan kiri (LA), dan tungkai kiri (LL), walau-
pun lokasi elekWode dapat berbeda-beda untuk keadaan klinis yang
berbeda; kadang-kadang digunakan tangan atau posisi yang dekat de-
ngan jantung. Di Gbr. 9.18 posisi-posisi ini masing-masing dilabel se-
bagai potential V , V , dan*t ,sesuaidengan urutan poeisinya.
Peng-
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
22a

(a)

(b)

Gambar 9.2Z. Posisi EKG bidang transversal. {a) Tampak frontal yang
memperlihatkan sirkuit elektronik yang menghas;Ikan elektrode indiTeren (negatif)
dari rerata V , V , dan V . Elektrode positif digerakkan ke posisi-posisi di dada yang
tokastnya diberi nama V1 sampai V . (b) Tampak atas.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
342

B.2 Logaritma
Logaritma adalah kebalikan dari proses pemangkatan. Logaritma
pen- ting dalam fisika kedokteran; sebagai contoh, sistem indra kita
(misal- nya telinga dan mata) berespons secara logaritmia terhadap
intensitas sinyal yang dapat berkisar dalam tentang lebih dari l0
sampai J2 kali lipat (yaitu dengan faktor sebesar 10'° sampai 101')
(lihat Bab 10 untuk contoh tentang pemakaian logarihna dalam
menjelaskan respons teli- nga terhadap suara dengan intensitas
berbeda-beda),
Berdasarkan definisi, apabila y = oz, maka x adalah Logaritma dari y
dengan bilangan pokok/dasar «:
x = log, (y)
Sebagai suatu contoh, misalkan bilangan pokok, a = 10. Karena 100 =
l0' maka 2 = log„ (100). Dengan casa yang sama,

3 = log,O (1000) = lok ho( ); 4 = log„ (10‘); 10 = log„ (10"), dst.


Plot semilog B.lb adalah bentuk logaritrna, atau kebalikan
matematis dari persamaan eksponensial yang kita jumpai di bagian
B.1. Apabila mengambil logaritma dari kedua sisi persamaan untuk
pe- nurunan eksponensial sesuai jarak, y = y e , kita akan mendapat ln
(y,/y ) = -kx, ln menandakan logaiitma alam terhadap bilangan pokok
e. Plot semilog bermanfaat tidak saja karena bersifat tinier untuk sifat
eksponensial (perhatikan bahwa x proporsional dengan angka |ln
(y,/ y ))), tetapi juga dapat digunakan untuk memplotkan kuantitas
yang mencakup kelipatan dalam jumlah besar.
Di bidang fisika kedokteran, sifatlogaritmik atau eksponensial umum-
nya menggunakan bilangan pokok 10 atau e. Apabila anda melihat
log y, bilangan pokoknya adalah 10. Apabila anda menjumpai In Y,
maka bilangan pokoknya adalah e. Kedua bentuk logaritma ini
berhubungan melalui persamaan: ln y = (2,303) log y yang berasal
dari fakta bahwa In 10 = (2,303).

Ringkasan Sifat Logaritma:


(1) y = ax; x = log, (y)
(2) in = yz; log, (u›) = log, Jz) = log, J) + log, (z)
(3) tr = y/z; log, (in) = log, (y/z) = log, J) - log, (z)
(4) log, (yx) = n log, (y)
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
346

paru, t41 Emboluc,udva113


penyebab, 173 pumo»ai,
Efek Bernouli, 144, 180, 192, 249 Embdo,3%
Efek difraksi pada mata, 295-297 Emesis, IIIZ
Efek menyaring pada arteri, 186 Emfisema, 148, 156, 159, 164
Efek purLinje, 3z0 Peregangan pada paru, 16J
Efisiensi Emisivitas, 28
manusia, dan mesin, 2 ketergantungan pada warna kulit, 2fi
untuk beberapa kegiatan, 24 Energi kimia, lb
mekanisme bern•P^•, 161 Energi kimiawi, 2
pada jantung, 188 EnegiWnehkUfl
Einthoven, Willem, 215 Energi radiasi, 28
Ekokardiografi, 2 Energi sinar matahari, M
Ekspirasi paksa, kurva, 148 Energi yang dapat dirnetabolisme, 18
Ekspirasi,gaya di jalan napas, 159 Energi, Perubahan dalam tubuh
Elastisitas, modulus, 86 pada berbagai ahtivitas, tabel, M
Electrical naise, 295 disimpan,
Electrophosphenes, 305 Energi, perubahan pada tubuh,
Eleknobiogram (MCG), 1S6 dipancarkan oleh tubuh, 28
Elektrobiologi, tS6 Energi, perubahannya pada tubuh,
Elektrode, 212, 214, 216, 22t, 15, IN-lfi
222, 114, 227, 228 penyimpanan, 19
untuk ECG, 215 LeLekaTan,
petak berklorida, 221 pada tubuh,
untuk EEG, 22J satuan,
iujukan untuk EEC, 221, 222 dapnt dimetabolisme, 18
sistem standar international untuk
lokasi, 221 Epilepsi, dia osis, oleh EOG, 224
Elektrode indeferen, 217 Ereksi, pria, 195
Elektrode, untuk otot, 2i15 Ergometer, M
untuk EMG, 205 Eritzosit, 169
Elektroensefalogram (EEG), 197, 221, Eeofagus, 102
224, 228 tekanan pada, IdZ
elektroda rujukan untuk, 221 Evaporasi, penge\uaran panas, ZZ
gelombang elfa dalam, 222 Evaded response pada EEG, MS
frekuensi dalam, tabel, 223
gelombang delta dalam, 224 Femur, 8M5, g7, 89—90
gelombang theta dalam, 224 Feses, sisa energi, 16, 21
rangsangan eksternal selama, 225
Elektrokardiogram (ECG), 166, 189, Filter, densitas netral, 301
191, 197, 21Z-220 Filtrasi, 124
interpretasi, oleh Computer, 217 Fisik, definisi, 1
stundatd limb leads, 215, 216 Fisika kedokteran, 1
Elektromingram (EMG), 19?, Fisika tadioTogis, 2
Flatus, 108
selama stimulasi listrik, 205 Flicker-fusion, 308
periode laten, 210 Fluorin dalam 81
Elektrookulogram (EOG), 197, 228 filuoroapatit, 8\
Elektrorinogram (ERG), 197, 217-228 FokuS, keda\ama‹t mata, 287, 313
Cmbolus pulmonati, 135 fionasi, M6
Embolus udara, selama menyelam, 113 Fonokardiogram, J89
Foramina, 50
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
350

Kesalahan positif palsu, IO bergantung pada temperatur


Kesalahan, kesalahan negatif dan tubuh, 19
kesalahan positif, Langit-langit sumbing, 251
Ketajaman penglihntan, 295, Laplace, hukum, 151, 179,
191
297-302, 320 Lacing, 248
Ketajaman, efek Contras pada, buatan, 253
299-3tXl, 302 Laringoskopi langsung, 253
pengllhatan, 295, 318, 319 Lavoisier, 17
vernier, 299 Lead, standard, ECG,
Ketepatan, 9 definisi, 215-217
Ketulian, 256, 269, 280 Lemak, jumlah kalori, l9
Kifosis, 4W8 Lempeng-lempeng dalam
Kokiea, 79, lsfi, 261, 263, 267, 271, 275 spinal, 46, 50, Sr
Kolagen tulang, NJ, 88 tekanan, 46
Kolagen, 8tt-It, 88, 233 Lensa kontak, 285, 308, 31b, 317, 322
Kompleks IRS, 216-217, 220 plastik lunak, 316
Kompresi pada gelombang suara, 237 permeabel gas. 316
Konfigurasi lead yang diperkuat ECG, keamanan penggunaan, 317
2JW2I6, 221 Lensa korektif, 28d, 295, 308,
Konjungtiva, 289 315, 316-317, 321
Konstenta waktu paru, 160 Lensa, 285
Kontak lenaa, 318 aberasi, 295, 308, 319
Konstanta Stefan-Pultzmann, 28 bayangan jauh, 289, 309
Kontrol unipan-balik, 4p 6 benda jauh, 289, 308
Konveksi, pengeluaran panas determinasi panjang
akibat dari, 29 fokal, 285, 319, 324
Korda spinalis, t98-199, 205, 206, 210 kekeruhan, 28fi
Komea, 281, 283, 28S-287, 289, kekuatan, 308
308, 310, 313, 316, 322, 325 kontak, 285, 308, 318, 322
kelengkungan, 2B5-286, 3t3, 322, 316 kocektif, 285, 295, 3T8, 312, 315, 320
sel, 285, 302 mata, 309, 324
Korotkoff, sumber, 189 negatif, 30g, 324
Konteks penglihatan, 281, 305-306 pada mata, 287, 295
Kremasi, 81 panjang fokal, 308, 319, 324
Kristal mineral tulang, ukuran, 81 penentuan panjang fokal, 308
Kuping, diagram, set bulu, 2SS-256 persamaan, 289
Kurva P-V, 148, 154, 155 positif, 309, 313. 322, 324
uji, 141 rumus, 308
Kurva tekanan-volume, untuk sebagian silindris, 315, 324
paru, bem•Pas, 146, 147 148 ultravinlet (UV), 289
Kuspid, 65 Lensnmeter, dasar, 324
penggunaan instrumen, 320
Laenec, R.T. H., 245 Leukemia, 169
Laju metabolic Leukosit (Tel darah putih), 169
pada organ-urgan, pada tabel, 21 LilYtpa, massa dan kDnsumsi O„ 21
ketergantungan tubuh pada, Lordosis, 46-48
Laju metabolisme basal (BMR), 19, 2fl Lumbal, gaya, 4S
Laju metabolisms baeal, untuk
berbagai, binaiang, l9 pdcrin4nreinmging(MRI,254
Laju metabolisme, 12 Magnetobiologi, 196
Magnetoensefalogram (MEG),
197, 23H231, 266
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
354

untuk saraf takbermielin, 203 ukuran bayangan pada,


Potensial istitahat, 199, 100, 290, 316, 3M, 324
201-202, 205 uLuran pada bayangan, 289
model, 199 zat-zat kimia peka-cahaya, 28S
Potensial listrik, Retinitis pigmentosa, 227
mengakibatkan pergerakan Retinoskop, 322
mata, 222 dasa• 320
penyebab pergerakan mata, 228 Reumatisme, 77
Presbikusis, 269 2eumatologi, 77
Presbiopia, 286, 31D Reynolds, 18&-187
koreksi, Sl6 - l7 Rongga pada tubuh, tekanan pada,
Prinsip Archimedes, 9eiama menyelam,
Prin6ip Bernoulli, J80-181 Rongga sinus,
Produksi panas oleh tubuh, 17, 21 Rpngga vestibular, 264-265
Prostefik, 65, 72, 74, 75, 92 Ruang intrapleura, 145
perlengkapan untuk gigi, Zl, 72 Ruang intratoraks, 145, \ 57
prostetik untuk mata, 308 Ruang magnetik,
Protein, jumlah kalori. l9 bumi, 230, 231
Psikiater, 197 dari kerja paru, 232
Pulsolngium, 8 jantung, 230
Pupil mata, 287, 295-297, 314 sekitar jantung, 230
Pusat gravitasi, 40, 48, 49-50 Ruang mati alveolus, 145
Pusat pernapasan, 156 Ruang mati fisiologik, 145
Ruang mati, anatomi, 145
Radian, 297 fisiologik atau alveolus, 145
Radiasi elektromagnetik, 28
Radiasi Sabuk bahu, 61
dari tubuh, 28 Sabuk pengaman, 60
kehilangan (atau menerima) energi Sakit kepala
akibat radiasi, 28 dari dialisis, 122
pengeluaran panas dari tubuh, perawatan, oleh umpan
akibat radiasi, 28 balik hayati, M4
Ra ndoui truly, 117 Saliva, sebagai pe|vmas, 36
Ranvier, nod us, 202, 204 Saluran cema, Id2
Rnpid eye moment (REM) tidur, Saluran •^P•• terminal, penyakit, 16D
224, 2J0 Saluran telinga, 273, 276
Ratelaction pada gelombang suara, 237 Saluran vocal
Refleks berkemih, 110 karakteristik transmisi suara, 252
ReflekSi suara, bergantung pada model, 248, 252
impedansi akustik, 238, 242-243 modifikasi, selama berbicara, 252
Refleksi, 298-299 Sanctorius, 8
Remodeling tulang, 29 Sanggurdi, 261
Resistensi jalan napas, Saraf aferen, J98
t31—t32, J59-t60, 164 Saraf auditoris, 256, 263, 276
Resolusi, 297 Saraf bermielin, 202—203
Reepons refteks, 210 keuntungan, 2OT-204
ftesusitasi, 132 Saraf eferen, 199
Itetina. 1g6, 281,283, 2B7-292,
295, 297, 302, 304, 308, Sazaf 197
310. 3JI, 316, 318—322 perifer, 197
fotoreseptor, 289 potential listrik, 199
pembuluh darah, 208, 286, 304, 305 bermielin den takbermielin, 203
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
358

osteoporotik, aNi otolaringologi, Unit dialisis untuk ginjal,


255, 271 Unit motorik, 205, 208, 209, 2t0
Tulang rawan sendi, 95 untuk saraf takbermielin, bunyi
Tulang rawan, 78. 95 takterucapkan, 248
Tulang trabekular, keunggulan, 86
Tulang Vatises vena, \02
berongga atou kanselus, 83 Varises, 34
densitas, 88 Vasodilatasi, 2Z
efek piezoelektrik pada, 92 Vena cava, T 59, J6g
fungsi, 46, 77 tekanan darah, 180
gaya pada, Vena varikosa, I 9W194,
kekuatan, 80, 92, 97 Ventilasi pada paru, MS
komponen inorganik, 80 vo\unter maksimum, J4Z
komposisi, tabel, 80 Ventilasi voTuntar maksimum, J42
kua,B8 Venti\asi, OSS
massa, 79—80, 88 Ventzikel jantung, 167 t7X174
osteDporosis, 46, 80, 92, 83, S7 Venula, IdZ
padat atau kompak, 83 Vertebrata, kerusakan, §0
patah, 8M8 Viskoelastisitas, pada tulang, 91
pertambahan panjang sewaktu Viskositas
mendapat tekanan, 88 air, t82—t83
pertumbuhan dan penyembuhan, 92 bergantung pada, tempetatur,
poros, 88 t82 t83
sebagai bank kimia, 77, 29 cairan sinovial, 96
sebagai jaringan hidup, 80 darah, J82—1g3
sifat mekanis, 86 satuan,182—183
tekanan pada, 83 Vitreous humor, 106, 283, 286, 288
ttabekular, 8W5. 82 Volume alun, napas, 142
tulang berpori, 80 Volume cadangan ekspirasi, 141
Tuli total, 226 Volume cadangan inspirasi, 142
T«!i,276 Volume pernapasan semenit, 142
Tumbukan, otomatis, 57-59 Volume rata-rata, saat istirahat, t48
gaya saat, $7 Volume re\aksasi pada paru, 145 t46
Tumot otak, diagnosis oleh EEG, 224 Volume,
Tumor tulang, 82 pada darah dalam tubuh, 167—t68
Tuna rungu, 255 169
pompa jantung, \73-t74
Udara ekspirasi, komposisi, t30-13I Von Bekesey. Geprg. 527, 259
kecepatan, 142
Udara, komposisi, 130 Waller, AC.
Ultrasonografi, 2 254 Wheatstnne stereoskop, 306
Ulirn.so and, 236 Wind chill, 29, 30
Umpan-balik hayati, 234
penggunaan, 234 Zat terlarut, 116, 118
Umpan-balik,
negatif, 4 6_, 234
positif, 4
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
bOOk.

Anda mungkin juga menyukai