Anda di halaman 1dari 9

 

Pembelahan Sel

Tujuan dari pembelahan meiosis adalah untuk pembentukan sel kelamin


(gametogenesis). Pembentukan sperma pada hewan jantan yang disebut
spermatogenesis sedangkan pembentukan ovum disebut oogenesis. Pada tumbuhan
tingkat tinggi pembentukan serbuk sari disebut mikrosporogenesis, sedangkan
pembentukan bakal buah disebut makrosporogenesis atau megasporogenesis.
Keterkaitan /hubungan pembelahan sel dengan pewarisan sifat

Pembelahan sel baik itu mitosis maupun meiosis sebenarnya mempunyai tujuan yang
sama yaitu mewariskan sifat (genetik) yang ada pada sel yang sedang membelah
tersebut kepada sel-sel turunannya. Di dalam sel terdapat kromosom yang
mengandung gen. Ketika sel melakukan pembelahan, kromosom di dalam inti akan
menduplikat yang akan diwariskan kepada sel anak. Sehingga sel anak akan menerima
(mewarisi) kromosom-kromosom dan gen-gen dengan tipe dan ukuran yang sama dari
induknya.

Dengan demikian setiap individu mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan
induknya dan masing-masing kromosom tersebut merupakan sumbangan dari kedua
induknya. 

Konsep Pembelahan Sel

Tujuan Pembelahan Sel

Sel merupakan struktur terkecil dari makhluk hidup, oleh karena itu sel sangat
menentukan fungsi dan bentuk dari organ atau jaringan yang disusunnya. Kumpulan
dari banyak sel dengan struktur dan fungsi yang sama disebut jaringan dan kumpulan
jaringan dengan tujuan fungsi tertentu disebut organ.
Untuk bisa mencapai jumlah banyak, sel melakukan pembelahan. Pembelahan sel
mempunyai tujuan sebagai berikut :

 Regenerasi sel-sel yang rusak/mati


 Pertumbuhan dan perkembangan
 Berkembang biak (reproduksi)
 Variasi individu baru

Macam-macam Pembelahan Sel

Terdapat 3 macam pembelahan sel dengan tujuan dan fungsi yang berbeda, yaitu :

1. Pembelahan Mitosis

Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel dimana sel anak identik dengan sel induk.
Tahapan pembelahan mitosis sebagai berikut :

Dari gambar diatas diketahui bahwa sel anak dan sel induk identik dan mempunyai
jumlah kromosom yang sama.
2. Pembelahan Meiosis

Meiosis atau pembelahan reduksi adalah pembelahan dengan proses yang hampir sama
dengan pembelahan mitosis namun pada meiosis terjadi pngurangan (reduksi) jumlah
kromosom. Meiosis terbagi menjadi 2 tahapan besar yaitu meiosis I dan meiosis II,
masa istirahat antara keduanya disebut interfase.

Sel somatik manusia terdiri dari 46 kromosom (23 pasang kromosom), setengah
berasal dari tiap orang tua. Masing-masing dari 22 autosom maternal memiliki
kromosom paternal yang homolog. Pasangan kromosom ke 23 adalah kromosom seks
yang menentukan jenis kelamin seseorang,

Sel ovum dan sperma hanya mempunyai setengah kromosom (haploid / n), apabila
ovum dan sperma bersatu (fertilisasi) akan terbentuk zigot diploid (2n) yang akan
tumbuh menjadi individu baru dengan gen hasil kombinasi dari ovum dan sperma.
Tahapan pembelahan meiosis sebagai berikut :
Gangguan Pembelahan Meiosis

Kesalahan selama pembelahan meiosis dapat merubah :

1. Jumlah kromosom per sel


2. struktur tiap kromosom

Kedua kesalahan diatas bisa berakibat pada fenotip (sifat yang muncul pada individu).

2.1. Kesalahan Jumlah kromosom

Nondisjunction meiosis dapat terjadi jika homolog gagal berpisah selama anafase M-1
dan kromatid gagal berpisah selama M-2 yang pada akhirnya gamet memiliki jumlah
kromosom yang abnornal.

Terdapat 2 gangguan jumlah kromosom :

1. Aneuploid

 Trisomik     (2n+1)
 Monosomik  (2n-1)

2. Poliploid

 Triploid     (3n)
 Tetraploid (4n)

2.2 Kesalahan Struktur Kromosom

Perubahan struktur kromosom dapat menyebabkan terjadinya empat macam struktur,


yaitu :

 Delesi
 Duplikasi
 Inversi
 Translokasi
a. Delesi

b. Duplikasi
c. Inversi

d. Translokasi

    3. Pembelahan Amitosis

Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa
melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-
sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.

Pembelahan amitosis sengaja tidak dibahas disini karena tidak terjadi pada manusia.
Fisiologi Sistem Imun

1. Gambaran Umum

Imunitas adalah kekebalan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi.Imun sistem


adalah semua hal yang berperan dalam proses imun seperti sel, protein, antibodi dan
sitokin/kemokin.Fungsi utama sistem imun adalah pertahanan terhadap infeksi
mikroba, walaupun substansi non infeksious juga dapat meningkatkan kerja sistem
imun. Respon imun adalah proses pertahanan tubuh terhadap semua bahan asing,
yang terdiri dari sistem imun non spesifik dan spesifik.

2. Imunitas Non Spesifik

Imunitas non spesifik merupakan respon awal terhadap mikroba untuk


mencegah,mengontrol dan mengeliminasi terjadinya infeksi pada host, merangsang
terjadinya imunitas spesifik untuk mengoptimalkan efektifitas kerja dan Hanya
bereaksi terhadap mikroba ,bahan bahan akibat kerusakan sel (heat shock protein)
dan memberikan respon yang sama untuk infeksi yang berulang.

3. Komponen-komponen yang Berperan dalam Sistem Imun

Gambar 1 : komponen-komponen sistem imun


Komponen Sistem Imun Spesifik

Barier Sel Epitel

Sel epitel yang utuh merupakan barier fisik terhadap mikroba dari lingkungan dan
menghasilkan peptida yang berfungsi sebagai antibodi natural. Didalam sel epitel
barier juga terdapat sel limfosit T dan B, tetapi diversitasnya lebih rendah daripada
limfosit T dan B pada sistem imun spesifik. Sel T limfosit intraepitel akan
menghasilkan sitokin, mengaktifkan fagositosis dan selanjutnya melisiskan
mikroorganisme. Sedangkan sel B limfosit intraepitel akan menghasilkan IG M.

Neutrofil dan Makrofag

Ketika terdapat mikroba dalam tubuh, komponen pertama yang bekerja adalah
neutrofil dan makrofag dengan cara ingesti dan penghancuran terhadap mikroba
tersebut. Hal ini di karenakan makrofag dan neutrofil mempunyai reseptor di
permukaannya yang bisa mengenali bahan intraselular (DNA), endotoxin dan
lipopolisakarida pada mikroba yang selanjutnya mengaktifkan aktifitas antimikroba
dan sekresi sitokin.

 NK Sel

NK sel mampu mengenali virus dan komponel internal mikroba. NK sel di aktifasi oleh
adanya antibodi yang melingkupi sel yang terinfeksi virus, bahan intrasel mikroba dan
segala jenis sel yang tidak mempunyai MCH class I. Selanjutnya NK sel akan
menghasilkan porifrin dan granenzim untuk merangsang terjadinya apoptosis.

Anda mungkin juga menyukai