Opening:
Sejarah Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia, atau yang lebih
dikenal sebagai BPKN RI.
Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia, lahir pada tanggal 21 Juli 2001,
sebagai hasil dari upaya pemerintah Indonesia dalam melindungi hak-hak konsumen di negara
ini. Fondasi pembentukan Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia berdasar
pada, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, atau yang sering
dikenal sebagai Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
Undang-Undang ini merupakan sumber pedoman dalam menjaga kepentingan dan, hak-hak
konsumen di Indonesia. Namun, Undang-Undang Perlindungan Konsumen tidak berdiri sendiri.
Untuk memberikan landasan yang lebih konkret, dan rinci. Pemerintah kemudian mengeluarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 tentang Tugas, Fungsi, serta Keanggotaan BPKN.
Peraturan tersebut memberikan arahan dan pedoman dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawab Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia. Namun, perjalanan Badan
Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia tidak berhenti di situ. Pada tahun 2019,
peraturan ini diperbaharui menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2019 tentang Badan
Perlindungan Konsumen Nasional.
Dalam peraturan ini, BPKN mendapatkan peran yang lebih kuat dalam melindungi konsumen,
dan memastikan praktik bisnis yang adil di pasar. Hal ini merupakan bukti nyata, komitmen
pemerintah untuk memberikan perlindungan terbaik bagi masyarakat konsumen Indonesia.
Prolog:
Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia memiliki peran yang penting
dalam Perlindungan Konsumen berdasarkan visi, misi tugas dan fungsinya:
VISI DAN MISI
Visi BPKN “Menjadi Lembaga Terdepan Bagi Terwujudnya Konsumen yang Bermartabat dan
Pelaku Usaha yang bertanggungjawab”.
Konsumen bermartabat artinya konsumen mengerti akan hak dan kewajibannya, kritis terhadap
adanya produk yang tidak memenuhi persyaratan perlindungan konsumen, dapat menjadi mitra
pemerintah dalam mengawasi kegiatan peredaran barang di pasar dalam negeri dan memahami
akses pemulihan haknya.
Misi BPKN
Memperkuat landasan hukum dan kerangka kebijakan perlindungan konsumen nasional.
Memperkuat akses jalur penyelesaian sengketa perlindungan konsumen.
Memperluas akses informasi perlindungan konsumen serta mengembangkan edukasi dan
informasi konsumen.
Selain visi dan misi, BPKN juga memiliki tugas dan fungsi yang penting.
BPKN memberikan saran dan rekomendasi kepada pemerintah dalam penyusunan
kebijakan di bidang perlindungan konsumen. Selain itu, BPKN juga melakukan
penelitian dan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
melakukan penelitian terhadap barang dan jasa yang menyangkut keselamatan konsumen.
Dengan tugas dan fungsi yang dimilikinya, BPKN berperan sebagai penasehat dan mitra
pemerintah dalam upaya mengembangkan perlindungan konsumen di Indonesia.
Inti materi:
Sejarah Periode 1sampai5 tahun (2004 sampai 2023)
Periode 1, Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia, membentuk
keanggotaan periode 1 pada tahun 2004 sampai dengan 2007, yang berjumlah 17 anggota
BPKN,. pada masa periode 1 BPKN diketuai oleh Insinyur Teddy Setiadi dan Suar hatini Hadad
sebagai wakil ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia.
pada Periode ke 2, masa jabatan dimulai sejak tahun 2009 sampai 2012, kemudian dibentuklah
keanggotaan BPKN, yang berjumlah 20 anggota, pada masa periode 2, BPKN diketuai oleh Suar
hatini Hadad dan Franciscus Welirang, sebagai Wakil Ketua Badan Perlindungan Konsumen
Nasonal Republik Indonesia.
Setelah itu di Periode 3, masa jabatan dimulai sejak tahun 2013 sampai 2016. Pada masa
periode ke, 3 terbentuklah keanggotan BPKN yang berjumlah 23 anggota. Pada masa period eke
3 ini BPKN diketuai oleh, Insinyur Ardiansyah Parman dan Doktor Yusuf Shofie, S.H., M.H.
sebagai wakil ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia.
Di masa jabatan Periode ke 4, tahun 2017 sampai 2020 dibentuk keanggotaan BPKN yang
berjumlah 19 anggota. Pada masa jabatan periode ke 4, BPKN diketuai oleh Insinyur Ardiansyah
Parman dan Doktor Rolas Budiman Sitinjak S.H., M.H., I,P,C., C,L,A.; yang berperan sebagai
wakil ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia.
Periode ke 5, masa Jabatan diMulai sejak 2020 sampai saat ini tahun 2023, dibentuklah
keanggotaan bpkn yang berjumlah 20 anggota. Pada masa jabatan periode ke 5, BPKN diketuai
oleh Doktor Rizal .E, Halim dan Doktor Mohammad Mufti Mubarok, S.H., S.Sos., MS.i.
sebagai wakil ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia.
Dalam saat-saat seperti ini, kita merasa kehilangan dan kepergian mereka meninggalkan
kekosongan yang tak tergantikan. Namun, mari kita menjaga semangat dan dedikasi yang
mereka miliki, dan melanjutkan perjuangan mereka untuk menjaga dan melindungi hak-
hak konsumen.
Kegiatan dan program yang telah dilakukan oleh Badan Perlindungan Konsumen
Nasional :
1. Pada Periode Ke 1 (2004-2007):
1) Saat ini BPKN mulai aktif berinteraksi dan menerima beberapa pengaduan dari
masyarakat dan Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat, dimana
salah satunya adalah menerima pengaduan dari sekelompok konsumen sebagai
Nasabah Bank Global Pada tanggal 8 Agustus 2005 mengenai Arus Dana
Tabungan/Deposito Nasabah Bank Global yang belum diselesaikan. Kemudian
BPKN megusulkan Rekomendasi tentang Saran Kebijakan Perbankan dalam rangka
Perlindungan Konsumen, Khususnya Nasabah Bank Global.
2) Rekomendasi Badan Perlindungan Konsumen Nasinal (BPKN) Penerapan SNI Wajib
untuk mainan anak yang diusulkan pada 20 agustus 2007, dalam rangka Penegakan
Perlindungan Konsumen khususnya konsumen ynag menggunakan dan
memanfaatkan produk mainan anak, sesuai ketentuan standar dengan spesifikasi sifat
fisis dan mekanis, spesifikasi sifat mudah terbakar, serta spesifikasi untuk peralatan
percobaan kimia dan aktifitas terkait.
Penerapan SNI mainan anak menjadi SNI wajib dengan tetap memperhatikan
kelangsungan usaha UKM, namun mengedepankan aspek keamanan dan
keselamatan.
Namun, tidak cukup hanya menjadi konsumen cerdas, kita harus cinta dengan produk
dalam negeri. Produk dalam negeri tidak kalah dengan produk luar negeri dan
dibuatlah program Bangga Buatan Indonesia (BBI) merupakan gerakan masif yang
menunjukkan bahwa pemerintah serius mendukung UMKM, ini menjadimerek
dagang (trademark). Untuk itu,UMKM diharapkan dapat memanfaatkan
momentumnya dengan menggunakan logo BBI pada produknya.
2) Rekomendasi Asuransi pada tahun 2019 terkait PT. Asuransi Jiwasraya dan Asuransi
Jiwa Bersama Bumiputera adalah kasus di sektor keuangan yang menjadi sorotan
publik dengan dugaan krisis likuiditas pelanggaran ketentuan perasuransian dan dapat
merugikan konsumen dan berpotensi merugikan negara. sebagaimana diatur dalam
peraturan perundangan undangan dan peraturan presiden (Perpres) No. 50 / 2017
tentang Strategi Nasional Perlindungan Konsumen tahun 2017 menetapkan sektor
keuangan sebagai salah satu sektor prioritas. Krisis likuiditas yang terjadi di
PT.Asuransi Jiwasraya dan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera dapat merugikan
konsumen dan berpotensi merugikan negara.
Penutup:
Dalam perjalanan BPKN RI, banyak program-program penting yang telah dilakukan untuk
melindungi hak-hak konsumen dan meningkatkan kesadaran akan perlindungan konsumen.
Capaian BPKN RI ini membuktikan bahwa lembaga tersbut telah berkomitmen dan berhasil
menjadi pelindung, advokat, dan penashat bagi konsumen di Indonesia. Diharapkan bahwa
BPKN RI terus berinovasi dan melanjutkan upayanya dalam memperkuat perlindungan
konsumen demi keadilan dalam dunia bisnis.