Landasan Teori
Tata ruang kantor diambil dari kata yang berasal dari bahasa inggris, office
layout. Istilah tersebut memiliki makna sebagai pengaturan semua yang berlaku
terhadap perabotan, permesinan, benda-benda yang berada di dalam ruangan
tersebut. Tata letak dan lokasi perabotan dalam suatu kantor akan menjadi suatu
pengaruh terhadap kinerja setiap karyawan , Nurasih (2014).
7
jarak terpendek penataan tata ruang, asas pengoptimalisasian ruangan, asas
rangkaian kerja, dan asas kesesuaian bentuk ruangan.
Tata ruang kantor yang baik dan efisien tidak tercipta dengan
sendirinya, melainkan hasil dari perencanaan yang tepat dari
seseorang atau tim yang bertanggungjawab dalam merancang ruang
kantor. Menurut Quible (2001), ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan yakni, tugas pegawai. Jenis tugas dan tingkat otonomi
yang dimiliki pegawai akan mempengaruhi penggunaan jenis
fasilitas kantor yang dibutuhkan guna mengoptimalkan kinerja
pegawai. Namun mengingat lingkungan yang selalu berubah
hendaknya perencanaan layout juga mempertimbangkan faktor
fleksibilitas sehingga layout mudah diubah sesuai dengan kebutuhan
organisasi dalam beradaptasi dengan lingkungan.
8
saja (ruang datar), melainkan juga ruang vertikal ke atas maupun ke
bawah, jadi dimana mungkin tidak ada ruang yang dibiarkan tidak
terpakai Gie (2007).
9
ruangan ini harus diperhatikan secara cermat karena harus terlindung
dari bahaya kebakaran dan menjaga agar hardware serta software
yang dibeli aman dan dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
2.1.2.1.4 Ruang Persuratan
Ruang Persuratan atau Mailroom merupakan pusat komunikasi,
bagian surat-surat memiliki dampak signifikan pada efisiensi dengan
mana informasi bergerak masuk dan keluar organisasi. Sebagian
besar tata ruang yang tepat dapat meningkatkan efisiensi mailroom.
10
informasi, yang membantu menghilangkan kemunduran dan simpang
siur pola kerja.
11
2.1.2.4.2 Tataruang Kantor Tertutup (closed plan offices)
Susunan tata ruang ini dibagi kamar-kamar atau ruang
terpisah. Kamar atau ruangan ini pada umumnya dipisahkan
berdasarkan pelaksanaan fungsi tiap-tiap devisi atau bagian.
Adapun keuntungan yaitu, cocok untuk pekerjaan yang harus
terjamin kepentingan, kerahasiaan, dan keamannya baik dari
segi pembicaraan, dokumen-dokumen, atau aset perusahaan
yang berharga, konsentrasi terhadap pekerjaan dapat lebih
mudah. Kekurangan dari tataruang kantor tersebut yaitu,
membutuhkan biaya yang lebih besar untuk memisahkan
ruangan, lebih banyak alat komunikasi (seperti telepon,
komputer), penerangan, ventilasi, peralatan kntor serta
mempersulit perubahan layout kantor atau fleksibilits
ruangan kantor kurang.
2.1.2.3.3 Tataruang Kantor Gabungan (combine plan offices)
Kombinasi antara tataruang terbuka dan tertutup, untuk
menjaga wibawa pemimpin maka dibuatlah satu ruang kerja
untuk seorang pimpinan. Adapun para pegawai ditempatkan
dalam saatu ruang kerja sehingga sistem pengawasan lebih
mudah untuk dilakukan. Tataruang kantor gabungan juga
memiliki keuntungan yaitu, pimpinan mudah mengawasi
pegawai secara langsung yang berada di ruangan terbuka
meskipun pimpinan sendiri berada di ruang tertutup, serta
komunikasi dan hubungan kerja antara pegawai yang satu
dengan yang lain dapat terjalin dengan baik. Selain
keuntungan dari tata ruang gabungan, bentuk tataruang
kantor gabungan juga memiliki kerugian antara lain,
tingginya tingkat kebisingan karena tata ruang kantor yang
terbuka, biaya pemeliharaan lebih tinggi, dan sulitnya
pengamatan atas penataan ruangan terutama untuk tata ruang
12
terbuka karena disesuaikan dengan selera masing-masing
pegawai.
2.1.2.4.3 Prinsip Layout yang Efektif
Ruang kerja yang efektif ruang kerja yang kondusif dan
sesuai pada tempat dan gunannya, Nuraida (2007). Tata
ruang kantor disusun berdasarkan aliran pekerjaan kantor
sehingga perencanaan ruangan kantor dapat membantu para
pekerja dalam meningkatkan produktifitas. Tataruang yang
efektif kan memberikan manfaat yaitu: mengoptimalkan
penggunaan ruang yang ada secara efektif, mengembangkan
lingkungan kerja yang nyaman bagi para pegawai,
memberikan kesan yang positif terhadap pelanggan
perusahaan, menjamin efisiensi dari arus kerja yang ada serta
mengantisipasi pengembangan organisasi di masa depan
dengan melakukan perencanaan layout yang fleksible. Selain
itu tataruang kantor yang baik akan memberikan keuntungan-
keuntungan yakni, mencegah penghamburan tenaga dan
waktu para pegawai karena berjalan mondar-mandir yang
sebetulnya tidak perlu, mejamin kelancaran proses kegiatan
yang bersangkutan, memungkinkan pemakaian ruang kerja
secara efisien yakni satu luas lantai tertentu dapat
dipergunakan untuk keperluan yang sebanyak-banyaknya
serta mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh
publik yang akan memenuhi suatu bagian tertentu Gie (2007).
13
oleh Sukoco (2006), bahwa perlengkapan kantor adalah segenap benda yang
digunakan untuk membantu kelancaran penyelesaian pekerjaan kantor.
Perlengkapan kantor dapat digolongkan menjadi empat kategori, Gie
(2007): pertama, mesin kantor adalah segenal alat yang dipergunakan untuk
mencatat, mengirim, menggandakan, dan mengolah bahan keterangan yang
bekerja secara mekanis, elektris, magnetik atau secara kimiawi. Kedua,
perabot kantor adalah barang-barang perabot yang digunakan untuk
mendukung berjalannya aktifitas sebuah kantor, misalnya meja, kursi, rak
filing cabinet, almari arsip, dan sebagainya. Ketiga, perbekalan kantor
adalah barang-barang habis pakai yang biasanya dipergunakan untuk
keperluan tulis-menulis, misalnya kertas, buku tulis, amplop, bolpen, pensil,
lem, dan sebagainya. Keempat, hiasan kantor adalah semua jenis barang
atau fasilitas yang berfungsi untuk menghias ruangan kantor sehinggga
tercipta ruangan yang serasi, misalnya gambar, lampu, vas bunga dan lain
sebagainya.
Hal-hal yang dapat mengukur baik buruknya perlengkapan kantor
atau mesin kantor yakni:
2.2.1 Kualitas Mesin Kantor
Kualitas mesin kantor merupakan hal terpenting dalam
melakukan suatu pekerjaan, karena dari kualitas mesin kantor yang
baik maka pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif dan
efisien. Selain efekif dan efisien, manfaat lain yakni pekerjaan yang
dilakukan tidak membuang waktu, pekerjaan dapat selesai dengan
cepat, dan memberikan kelancaran dalam bekerja.
14
agar pekerjaan dapat berjalan dengan maksimal dan output yang
dihasilkan juga baik.
15
pada kertas yang diambil dari data atau file komputer, menghasilkan
turunan cetak pertama atau cetak asli dimana setiap cetakan bisa
unik atau berubah.
Keempat yakni mesin Scaner, Scaner ialah sebuh media
input (pemasukan) ke dalam komputer melalui proses peng-copyan.
Data-data, baik berupa angka dan huruf serta gambar yang terekam
dalam bentuk kertas, dapat dialihkan ke dalam media digital melalui
alat scanner ini. Kelima yaitu faksimili atau Fax, merupakan mesin
yang mengerjakan proses scan terhadap sebuah halaman hasil
cetakan dan mengubahnya menjadi sinyal yang transmisikan melalui
sebuah saluran telepon menuju ke sebuah mesin penerima fax.
Keenam ialah mesin fotocopy atau copier, dicirikan dengan alat
scanner, menghasilkan cetakan turunan kedua. Mesin fotokopi
dapat menggandakan cetakan turunan pertama. Ketujuh yakni Mesin
penghancur kertas. Mesin pemotong kertas atau paper shredder
menjadi standar perkantoran modern, sebagai cara yang paling aman,
cepat, bersih, dan sangat efisien untuk pemusnahan dokumen-
dokumen yang tidak terpakai.
2.2.3.1 Tata Letak Perlengkapan Kantor
Faktor penting yang mempengaruhi efektivitas dan semangat
kerja di kantor salah satunya dapat berawal dari perlengkapan kantor
yakni meja dan kursi kantor. Kondisi meja kerja dan kursi kantor
yang tersusun rapi dapat menyebabkan efektivitas dan semangat
dalam bekerja.
Menurut Gie (2007), setelah menentukan tata ruang kantor
yang akan dipakai, maka selanjutnya adalah menyusun perabot
kantor pada letak yang tepat dan menurut susunan yang efisien
yakni, meja-meja kerja hendaknya disusun menurut kebutuhan
masing-masing pegawai/divisi sehingga dapat mengurangi arus kerja
yang tidak diperlukan seperti susunan garis lurus (straight-line)
dengan para pegawai menghadap ke jurusan yang sama, atupun
16
dengan susunan berkelompok (grouping arrangement) yang
susunannya berhadapan. Pada baris-baris meja disediakan lorong
atau space untuk keperluan lalulintas para pegawai. Jarak antara
meja dengan meja yang dimuka atau dibelakangnya selebar sekitar
80cm. Penataan lemari dan alat-alat perlengkapan lainnya diletkkan
di dekat pegawai-pegawai yang sering mempergunakan benda-benda
tersebut. Lemari yang berat atu peti besi dapat diletkkan menempel
tembok sehingga mendapat penyangga untuk menambah kekuatan.
Alat-alat kntor yang menimbulkan suara bising, misalnya mesin
stensil, diletakkan dekat jendela sehingga gema suaranya sebagian
besar dapat langsung terbuang keluar ruangan.
2.3 Kinerja
2.3.1 Pengertian Kinerja
Kinerja menurut Mangkunegara (2012), kinerja (prestasi
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Sedangkan menurut Whitemore ((1997) dalam Nuraida
(2007)) kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari
seseorang, kinerja merupakan suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu
pameran umum keterampilan.
Kinerja dapat berupa penampilan kerja individu maupun
kelompok kerja personel. Penampilan hasil kerja tidak terbatas
kepada personel yang menduduki jabatan fungsional maupun
struktural tetapi juga pada keseluruhan jajaran personel dalam
organisasi, Dharma (2005). Kinerja staff kantor akan baik, jika
pegawai mempunyai keahlian yang tinggi, ketersediaan untuk
bekerja, adanya imbalan atau upah yang layak dan mempunyai
harapan masa depan, Prawirosentono (1999).
17
Kinerja organisasi yang telah dilaksanakan dengan tingkat
pencapaian tertentu tersebut seharusnya sesuai dengan misi yang
telah ditetapkan sebabagai landasan untuk melakukan tugas yang
diemban. Dengan demikian kinerja (performance) merupakan
tingkat pencapaian hasil atau the degrees of accomplishment, Keban
(2004). Kinerja dapat diukur dari beberapa indikator antara lain dari
efekivias dari hubungan antara output dan tujuan. Dalam artian
efektivitas merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output,
kebijakan dan prosedur organisasi mencapai tujuan yang ditetapkan.
Selain efektivitas, faktor lain yakni akuntabilitas. Dilihat dari
dimensi ini kinerja tidak bisa hanya dilihat dari internal organisasi,
seperti pencapaian target.
Kinerja sebaliknya harus dilihat dari ukuran eksternal seperti
nilai dan norma ditempat kerja. Akuntabilitas merupakan kewajiban
untuk memberikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan
menerangkan kinerja dan tindakan seorang staf kantor dalam suatu
organisasi kepada pekerjaan yang diampu. Selain efektivitas dan
akuntabilitas, responsivitas juga merupakan hal yang penting.
Ditinjau dari tingkat pemahaman terhadap tugas dan fungsi sesuai
peraturan yang berlaku, tingkat kepekaan tugas pekerjaan yang
dilakukan staff kantor dengan hasil yang dicapai, Keban (2004).
Pendapat lain diutarakan oleh Wirawan (2009), kinerja
adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator
suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Istilah
kinerja dapat juga digunakan untuk menunjukan keluaran perusahaan
atau organisasi, alat, fungsi-fungsi manajemen (produksi, pemasaran,
keuangan), atau keluaran seorang pegawai. Kinerja karyawan juga
merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor. Faktor-faktor tersebut
ialah faktor lingkungan internal organisasi, faktor lingkungan
eksternal, dan faktor internal karyawan atau pegawai, Gie (2007).
18
2.3.1.1 Faktor Internal Pegawai
Faktor-faktor dari dalam diri pegawai yang merupakan faktor
bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika ia
berkembang. Faktor-faktor bawaan misalnya bakat, sifat
pribadi, serta keadaan fisik dan kejiwaan. Sementara itu,
faktor yang diperoleh misalnya pengetahuan, keterampilan,
etos kerja, pengalaman kerja dan motivasi kerja.
2.3.1.2 Faktor Lingkungan Internal Organisasi
Dalam melaksanakan tugasnya, pegawai memerlukan
dukungan organisasi tempat ia bekerja. Dukungan tersebut
mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja pegawai. Misalnya,
strategi organisasi, dukungan sumber daya yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan, serta sistem manajemen dan
kompensasi. Oleh karena itu, manajemen organisasi harus
menciptakan lingkungan internal organisasi yang kondusif
sehingga dapat mendukung dan meningkatkn produktivitas
pegawai.
2.3.1.3 Faktor Lingkungan Eksternal Organisasi
Faktor lingkungan eksternal organisasi merupakan keadaan,
kejadian, atau situasi yang terjadi di lingkungan eksternal
organisasi yang mempengaruhi kinerja karyawan.
2.3.2 Kriteria Mengukur Kinerja
Menurut Wirawan (2009), dalam mengukur kinerja, terdapat
kriteria atau ukuran, kriteria tersebut antara lain:
2.3.2.1 Kuantitatif (seberapa banyak), yakni dengan menghitung
seberapa banyak unit keluaran kinerja harus dicapai dalam
kurun waktu tertentu atau dengan artian lain menggunakan
waktu serta berapa lama dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan
juga dapat berpengaruh dalam kriteria kuantitatif.
19
2.3.2.2 Kualitatif (seberapa baik), pekerjaan yang dikerjakan harus
lengkap dan mencapai target dalam waktu yang telah
ditentukan, berpengaruh juga dari kualitas kerja yang
dijalankan, tingkat kemampuan, kerapian serta keteltian
atau kecermatan dalam bekerja.
2.3.2.3 Ketepatan waktu pelaksanaan tugas merupakan kriteria
yang menentukan keterbatasan waktu untuk memproduksi
suatu produk, membuat sesuatu atau melayani sesuatu. ,
seperti uang dan bahan baku.
20
penggunaan teknologi perkantoran, efisiensi proses kerja dan
kenyamanan lingkungan tempat mereka bekerja secara langsung atau
tidak langsung akan mempengaruhi kenerja pegawai dalam
menyelesaikan tugas yang dibebankan . Berikut gabungan antara
pendapat Gie (2007) dan Quible (2001) yaitu: pembagian kerja,
pembagian kerja adalah teknik dimana dua orang berbagi pekerjaan
yang pada dasarnya merupakan satu pekerjaan secara utuh. Teknik
ini menghasilkan beberapa keuntungan, seperti mengurangi
ketidakhadiran kerja karena karyawan atau pegawai dapat terus
bekerja meskipun situasi kurang memungkinkan dibandingkan
mereka bekerja secara full-time. Selain pembagian kerja hal lain
yakni penyederhanaan kerja. Aspek ini memiliki dampak negatif
terhadap usaha peningkatan produktivitas karena pada teknik ini
dapat menghilangkan tugas yang membosankan dan berulang
maupun proses kerja yang tidak memberikan nilai tambah bagi
pekerjaan yang dibebankan.
Rotasi Kerja, penggunaan rotasi kerja sebagai teknik untuk
meningkatkan produktivitas akan memungkinkan pegawai bertukar
pekerjaan dengan pegawai yang lain selama periode waktu tertentu.
Teknik ini akan memberikan kesempatan bagi pegawai untuk selalu
mengembangkan diri dan memperluas pengetahuannya terhadap
pekerjaan di kantor. Peningkatan kerja merupakan hal yang
berpengaruh juga karena teknik ini dalam jangka panjang akan
memberikan hasil terbaik bagi perusahaan, karena memungkinkan
pegawai mendapatkan tingkat tanggung jawab dan kontrol yang
lebih besar atas pekerjan mereka serta memberikan kesempatan
untuk merencanakan pekerjaan yang akan mereka lakukan. Peran
dari partisipasi karyawan juga melibatkan karyawan atau pegawai
dalam proses pengambilan keputusan, dimana teknik ini dikenal
sebagai manajemen partisipasi. Agar program ini berjalan dengan
baik, maka manajemen harus mempertimbangkan semua masukan
21
dan saran yang diberikan oleh bawahannya sebelum mengambil
keputusan.
Komunikasi dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas
komunikasi antara manajemen dan karyawan dimanakritik dan saran
merupakan bagian penting dari proses tersebut. Selain komunikasi.
manajemen waktu merupakan kemampuan individu sebagai manajer
waktu akan sangat menentukan tingkat produktivitas yang
dihasilkan. Kunci dari manajemen waktu yang efektif adalah
memperkirakan dengan akurat berapa lama penyelesaian berbagai
tugas yang akan dilakukan.
22