Anda di halaman 1dari 18

Nama : Tri Indrawati

NIM : 13040121130049

TATA RUANG PERKANTORAN

PEMBAHASAN

1. Definisi Tata Ruang Perkantoran

Istilah Tata ruang Kantor berasal dari bahasa Inggris yaitu Office
Layout atau Layout. Berdasarkan modul 4 yang berjudul “Teknik Tata
Ruang Kantor” dalam Arisyika Primadina Putrid an Mecca Arfa (2019)
mengartikan tata ruang kantor sebagai penyusunan secara tepat peralatan
dan perlengkapan kantor untuk memenuhi kenyamanan, keleluasaan, dan
kebebasan bergerak sehingga pegawai dapat bekerja dengan efesien.
Menurut The Liang Gie dalam Neti Karnati (2019: 109) mengemukakan
bahwa tata ruang kantor adalah penyusunan alat-alat kantor pada letak
yang tepat serta pengaturan tempat kerja yang menimbulkan kepuasan
bekerja bagi para pegawai disebut tata ruang kantor.

Menurut Quible dalam Isnaeni,dkk (2018:53) “Tata ruang kantor


(layout) adalah penggunaan ruang secara efektif serta mampu memberikan
kepuasan kepada pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukan, maupun
memberikan kesan yang mendalam bagi pegawai”. Sedangkan menurut
Komaruddin dalam Isnaeni,dkk(2018:53) “Tata ruang kantor itu
merupakan suatu metode untuk membenahi dan menyusun alat-alat, alat-
alat pembantu, dan perlengkapan di dalam ruangan yang bertujuan untuk
memberikan sarana bagi pekerja”

Tata ruang kantor adalah penggunaan ruang secara efektif dalam


penyusunan dan pengaturan berbagai perabotan serta perlengkapan kantor
yang disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia sehingga pekerja
merasa nyaman dan leluasa dalam menyelesaikan berbagai tugas mereka.
(Isnaeni,dkk, 2018)
Novitasari dalam Analisis Penataan Ruang Kantor Tata Usaha Dalam
Mencapai Efisiensi Kerja Pegawai (2010:9), menyimpulkan bahwa tata
ruang kantor adalah penyusunan perabot, peralatan dan perlengkapan
kantor serta pengaturan tempat kerja yang disesuaikan dengan ruangan
yang bertujuan untuk mewujudkan efisiensi kerja bagi pegawai. Tata
ruang kantor tidak hanya sebatas tentang penermpatan dan penyusunan
peralatan dan perlengkapan kantor saja, tetapi juga menyangkut jumlah
peralatan dan perlengkapan tersebut, jumlah dan fungsi ruangan serta
biaya yang diperlukan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tata Ruang Perkantoran


Tata ruang kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan kebutuhan ruang
dan tentang penggunaannya secara terinci dari ruangan tersebut untuk
menyiapkan suatu susunan praktis dari faktor-faktor :
1. fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan
2. biaya yang layak
3. Keindahan kantor
4. kemudahan arus kerja
5. efisiensi ruangan
3. Tujuan Penyusunan Tata Ruang Kantor

Menurut Gie (2012:188-189), dalam penyusunan tata ruang kantor


ada beberapa tujuan yang perlu dicapai. Tujuan itu merupakan pula
syarat-syarat yang hendak dipenuhi dalam setiap tata ruang kantor
yang baik. Tujuan yang hendak dicapai adalah:

1. pekerjaan kantor itu dalam proses pelaksanaanya dapat


menempuh jarak yang sependek mungkin.
2. Rangkaian aktivitas tata usaha dapat mengalir secara lancar.
3. Segenap tata ruang dipergunakan efisien untuk keperluan
pekerjaan.
4. Kesehatan dan kepuasan bekerja para pegawai dapat
terpelihara.
5. Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara
memuaskan.
6. Pihak luar yang mengunjungi kantor yang bersangkutan
mendapat kesan yang baik mengenai organisasi tersebut.
7. Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai
pekerjaan dan mudah diubah sewaktu-waktu diperlukan

Pengaturan tata ruang yang baik akan mengakibatkan pelaksanaan


pekerjaan kantor dapat diatur secara tertib dan lancar. Dengan demikian
komunikasi kerja pegawai akan semakin lancar, sehingga koordinasi dan
pengawasan semakin mudah serta akhirnya dapat mencapai efisiensi
kerja.Apabila dirinci, maka tujuan tata ruang kantor antara lain adalah:

Gie (2012:188) menyimpulkan tataruang perkantoran yang baik


akan bermanfaat bagi organisasi yang bersangkutan dalam
menyelesaikan pekerjaan. Pada pokoknya akan diperoleh
keuntungan-keuntungan yang berikut

1. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai


karena berjalan mondar-mandir yang sebetulnya tidak perlu
2. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.
3. Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efesien, yaitu
suatu luas lantai tertentu dapat dipergunakan untuk keperluan
yang sebanyak-banyaknya
4. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik
yang akan menemui suatu bagian tertentu,

Tujuan tataruang perkantoran yang lainya adalah

- Menciptakan kenyamanan bekerja bagi para pegawai.


- Memberikan kesan yang baik terhadap para pengunjung.
- Mengusahakan adanya keleluasaan bagi:
a. Gerakan pegawai yang sedang bekerja.
b. Kemungkinan pemanfaatan ruangan bagi keperluan lain
pada waktu tertentu.
c. Kemungkinan perkembangan dan perluasan kegiatan di
kemudian hari.

4. Azas-Azas Pokok dalam Tata Ruang Kantor

Richard Muther dalam The Liang Gie (2007:189-190) merumuskan


6 asas pokok tataruang pabrik yang terbaik. Walaupun asas-asas itu
diperuntukkan bagi tempat kerja yang tugasnya menghasilkan suatu
barang, namun dengan penyesuaian seperlunya dapatlah beberapa
diantaranya dijadikan dasar bagi tata ruang perkantoran secara
umum. Yaitu:

1) Asas Mengenai Jarak Terpendek


Dengan tidak mengabaikan hal-hal yang khusus, suatu tataruang
yang terbaik ialah yang memungkinkan proses penyelesaian
sesuatu pekerjaan menempuh jarak yang sependek-pendeknya.
Dalam hal ini garis lurus antara 2 titik adalah jarak yang terpendek.
Dalam menyusun tempat kerja dan menempatkan alat-alat,
hendaknya asas ini dijalankan sejauh mungkin.

2) Asas Mengenai Rangkaian Kerja


Dengan tidak mengabaikan hal-hal yang khusus, suatu tataruang
yang terbaik ialah yang menempatkan para pegawai dan alat-alat
kantor menurut rangkaian yang sejalan dengan urut-urutan
penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. Asas ini merupakan
kelengkapan dari asas mengenai jarak terpendek. Jarak terpendek
tercapai kalau para pekerja atau alat-alat ditaruh berderet-deret
menurut urutan proses penyelesaian pekerjaan. Menurut asas ini
suatu pekerjaan harus senantiasa bergerak maju dari permulaan
dikerjakan sampai selesainya, tidak ada gerak mundur atau
menyilang. Hal ini tidak berarti bahwa jalan yang ditempuh harus
selalu berbentuk garis lurus. Yang terpenting ialah proses itu selalu
mengarah maju ke muka menuju ke penyelesaian. Bentuknya dapat
berupa garis bersiku-siku atau lingkaran ataupun berwujud huruf L
atau U

3) Asas Mengenai Penggunaan Segenap Ruang


Suatu tataruang yang terbaik ialah yang mempergunakan
sepenuhnya semua ruang yang ada. Ruang itu tidak hanya yang
berupa luas lantai saja (ruang datar), melainkan juga ruang yang
vertical ke atas maupun ke bawah. Jadi, di mana mungkin tidak ada
ruang yang dibiarkan terpakai.

4) Asas Mengenai Perubahan Susunan Tempat Kerja


Dengan tidak mengabaikan hal-hal yang khusus, suatu tataruang
yang terbaik ialah yang dapat diubah atau disusun kembali dengan
tidak terlampau sukar atau tidak memakan biaya yang besar.

5. Manfaat Tataruang Perkantoran

Upaya penataan ruang kerja perlu dilakukan karena berkaitan pihak


internal dan eksternal sehingga dapat mencapai kondisi yang memuaskan
kedua belah pihak. Manfaat yang akan diperoleh antara lain: 

1) Menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi semua


orang.
2) Meningkatkan moral karyawan jauh ke depan.
3) Menghapuskan berbagai jenis pemborosan.
4) Membantu karyawan dalam mencapai disiplin pribadi.
5) Menampilkan pribadi karyawan yang cekatan dan
profesional.
6) Menghilangkan pemborosan pemakaian bahan dalam
proses pekerjaan.
7) Menunjukkan berbagai ketidakwajaran.
8) Mengurangi gerak kerja yang tak bernilai tambah, berjalan
jauh atau gerak kerja dengan ketegangan yang
menimbulkan kelelahan.
9) Memperjelas jalur kerja untuk menghindari kelambatan
waktu penyerahan.
10) Membuat masalah kualitas menjadi jelas.
11) Meningkatkan efisiensi kerja dan mengurangi biaya
operasi.

6. Jenis- Jenis Tata Ruang Perkantoran

Menurut Harry L. Wylie dalam Neti Karniati (2019: 113) bahwa


jenis tata ruang dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Tataruang yang Tertutup


Pada susunan ini ruangan untuk bekerja terbagi-bagi dalam beberapa
satuan. Pembagian itu dapat terjadi karena keadaan gedungnya yang
terdiri atas kamar-kamar maupun karena memang sengaja dibuat
pemisah buatan, misalnya dengan sekosel kayu atau dinding kaca. Jadi,
misalnya bagian penjualan suatu perusahaan terbagi dalam beberapa
seksi (seksi pesanan, seksi pembukuan, seksi iklan), pelaksanaan
fungsi tiap-tiap seksi itu dilakukan pada ruang kerja yang terpisah-
pisah.

- Kebaikan Tata Ruang Terpisah/Tertutup


a) Keamanan dan kerahasiaan pekerjaan lebih terjamin, misalnya
pekerjaan penanganan uang tunai, dan pekerjaan-pekerjaan
rahasia;
b) Suasana kerja lebih tenang karena tidak terganggu oleh
pegawai unit lain, demikian juga kebisingan dapat dikurangi
karena terhalang oleh sekat
c) Apabila berjangkit penyakit yang menular atau timbul rasa
ketidak senangan/ketidakpuasan para pegawai tidak begitu
cepat meluas;
d) Dapat menimbulkan rasa memiliki, karena pegawai yang ada
dalam satu ruangan merasa bertanggung jawab atas peralatan
kantor yang ada diruanganya;
e) Bagi para pegawai senior/pimpinan tidak merasa kehilangan
status, karena ia menempati tempat terpisah dari tempat
bawahannya.
f) Konsentrasi kerja lebih terjamin

- Kelemahan Tata Ruang Terpisah


a) Perlu biaya besar untuk keperluan membuat sekat-sekat, lampu-
lampu, alat pengatur suhu, pelayanan dan pemeliharaan umum
lainya;
b) Ruangan tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal;
c) Pengawasan pegawai sulit dilaksanakan;
d) Komunikasi antar pegawai, demikian komunikasi antara atasan dan
bawahan tidak mudah dilaksanakan;
e) Fleksibilitas tata ruang rendah (tidak mudah diadakan perubahan)
b. Tataruang yang Terbuka
Menurut susunan ini ruang kerja yang bersangkutan tidak dipisahkan.
Jadi, bagi bagian penjualan seperti contoh di atas, semua aktivitasnya
dilaksanakan pada 1 ruang besar terbuka, tidak lagi dipisah-pisahkan
menurut kamar buatan.
- Kebaikan tata ruang terbuka
a) Biaya lebih rendah karena tidak diperlukan biaya pembuatan penyekat,
juga terhindar dari tambahan biaya perawatannya;
b) Bidang-bidang ruangan dapat dimanfaatkan secara maksimal;
c) Ada fleksibilitas bagi pegawai, bagian/seksi dapat berpindah dengan
mudah disesuaikan dengan berkembang organisasi ;
d) Pengawasan terhadap pegawai mudah dilaksanakan;
e) Komunikasi mudah dilaksanakan;
f) Penggunaan mesin kantor dapat bergantian;
g) Tata ruang mudah diubah;
h) Kerja sama antara atasan dengan bawahan lebih erat.

- Kelemahan tata ruang terbuka


a) Keamanan dan kerahasiaan pekerjaan kurang terjamin misalnya bagi
pekerjaan yang berhubungan dengan uang dan pekerjaan yang bersifat
rahasia;
b) Kebisingan dan gangguan tempat kerja, karena suara dari bagian
ruangan lainya, di samping itu lalu lintas pegawai dan orang luar dapat
mengganggu pegawai yang sedang melakukan pekerjaan;
c) Letak meja-meja kerja yang selalu tetap, menimbulkan rasa bosan, hal
ini dapat menurunkan semangat kerja. Di samping itu mengakibatkan
rasa kurang bertanggung jawab atas peralatan kantor karena dipakai
bersama-sama;
d) Bagi staf senior dan pimpinan dapat mengakibatkan rasa statusnya
kurang, karena ia sehari-hari bersatu dengan bawahannya
Selain itu ada Jenis Tataruang Kantor selain yang disebutkan oleh Harry L. Wylie,
yaitu

c. Tataruang Berpanorama

Yang dimaksud dengan Tata Kantor Berpanorama adalah ruangan


untuk bekerja yang dihiasi oleh taman, dekorasi dan lainnya. Bentuk
ruangan kantor berhias ini mengusahakan agar lingkungan ruangan
perkantoran nampak seper ti pemandangan alam terbuka dan benar-benar
merupakan lingkungan yang nyaman, menyenangkan dan ekonomis dalam
pemanfaatan ruangan.

- Keuntungan tata ruang kantor berhias atau berpanorama:


a) Para pegawai akan merasa nyaman dan betah bekerja.
b) Ketegangan syaraf dapat berkurang atau dihindarkan.
c) Kebisingan dan kegaduhan dapat berkurang atau dihindarkan.
d) Produktivitas kerja dapat meningkat, pekerjaan dilaksanakan
dengan efesien sehingga tujuan organisasi dapat mudah
dicapai.
- Kerugian tata ruang kantor berhias atau bertaman/berpanorama:
a. Biaya cukup tinggi untuk mengadakan taman dan
dekorasinlainnya.
b. Biaya pemeliharaan tinggi.
c. Memerlukan tenaga ahli yang tidak mudah dan tidak murah.

d. Tata ruang kantor Gabungan

yang merupakan gabungan antara bentuk tata ruang kantor


berkamar, tata ruang kantor terbuka dan tata ruang kantor
berhias.Tata ruang gabunagn ini perlu dipertimbangkan karena
ketiga bentuk tata ruang mempunyai keuntungan dan kerugian
yang ada, dapat diciptakan tata ruang kantor gabungan.

- Keuntungannya:
a) Dapat menyerap keunggulan dari jenis jenis tata ruang
kantor yang lain
b) Tampilan terlihat lebih dinamis dan tidak kaku
c) Bebas mendesain ruang kantor sesuai keinginan perusahaan

- Kelemahannya:

1. Biaya perawatan dan pembangunan kantor lebih mahal

2.    Desain ruang kantor menjadi tidak jelas dan kurang tertata

7. Tataruang Perkantoran yang Efektif


Slamet Soesanto dalam Novitasari (2011) menyatakan bahwa pedoman
penyusunan tata ruang kantor yan baik dan efektif yaitu :
a) Menjamin terselenggaranya komunikasi dan transportasi yang
mengalir secara garis lurus bukanya saling menyilang
b) Sebaiknya ruang tidak dibagi-bagi menjadi ruang-ruang kecil,
melainkan dibiarkan dalam ruang lebar yang terbuka sifatnya
c) Dinding penyekat hendaknya bisa dipindah-pindah
d) Ruangan hendaknya dihemat sebanyak mungkin tanpa mengekang
tempat-tempat individual
e) Bagian yang memerlukan kontak dengan masyarakat seperti bagian
personalia harus ditempatkan di suatu ruangan yang memudahkan
hubungan dengan masyarakat.
f) Alokasi ruangan didasarkan pada aliran-aliran tugas utama yang
berfungsi disekitae penyimpanan dokumen untuk bagian-bagian
yang membutuhkan komunikasi silang dengan departemen lain
harus diletakan berdekatan satu sama lain
8. Langkah-Langkah dalam Penyusunan Suatu Tataruang Perkantoran

Prinsip-Prinsip dalam Penyusunan Tata Ruang Kantor (Gustiani, 2020)

Ketika akan mengatur tata ruang kantor, ada beberapa prinsip yang
harus diperhatikan. Diantaranya adalah:
1) Dengan diaturnya tata ruang kantor, maka pelaksanaan
kerja di kantor dapat dilaksanakan dengan jarak tempuh
terpendek.
2) Semua rangkaian kegiatan kantor dapat berjalan dengan
lancar.
3) Semua ruangan digunakan secara efisien sesuai kebutuhan
pekerjaan.
4) Susunan ruangan kerja dapat diubah dengan mudah.
5) Bagian yang sering dikunjungi atau dihubungi publik
ditempatkan di tempat yang strategis atau mudah dimui
sehingga tidak mengganggu aktivitas bagian lain.
6) Karyawan yang jenis pekerjaannya sama atau saling
berhubungan dijadikan satu kelompok.
7) Jenis pekerjaan yang menghasilkan kebisingan ditempatkan
di bagian belakang yang jauh dengan unit lainnya.
8) Ruang kerja setiap pimpinan unit dekat dengan ruang kerja
kelompok bawahannya untuk memudahkan pengawasan.
9) Disediakannya lorong untuk lalu lintas jalan dengan lebar
minimal 1,2m.
Gie (2012:196-197) mengemukakan langkah-langkah dalam merancang
suatu tataruang kantor adalah sebagai berikut :
1) Dibuat gambar denah kantor yang bersangkutan, bisa menggunakan
skala 1:40
2) Mempelajari segenap pekerjaan yang termasuk dalam lingkungan
kantor itu, hendaknya semua aktivitas kantor dicatat lalu diperoleh
gambaran mengenai urut-urutan penyelesaian pekerjaan
3) Menyusun letak meja-meja kerja untuk para pegawai, buatlah
guntingan gambar yang berwujud meja, kursi,lemari atau perabotan
lainya menggunakan skala yang ekuivalen
4) Selanjutnya tataruang dirancang dengan menjejerkan guntingan-
guntingan gambar meja, kursi dan perabotan lainya di atas gambar
denah, guntingan guntingan digeser sesuai dengan ketepatan.
Menurut John R. Immer dalam Neti Karnati (2019:115-116), tata ruang
yang baik adalah sebagai berikut :

1) Meja-meja kerja disusun menurut garis lurus dan


menghadap kejurusan yang sama. Ini akan mengurangi
kemungkinan para pegawai sering-sering mengobrol atau
memperhatikan apa yang dikerjakan oleh rekannya.
2) Pada tataruang yang terbuka, susunana meja-meja itu dapat
terdiri atas beberapa baris.
3) Penjabat pimpinan bagian yang bersangkutan ditempatkan
di belakang para pegawainya. Di satu pihak ini akan
memudahkan pengawasan, di pihak lain akan mencegah
para pegawai mengangkat kepala untuk melihat siapa yang
menemui penjabat pimpinan.
4) Pada tataruang di mana bekerja banyak orang, apabila
pegawai-pegawai dikelompok-kelompokkan di bawah
pengawasan seseorang pejabat yang bertanggung-jawab
atas kelompok itu.
5) Pegawai-pegawai yang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan
lembut, misalnya mencatat angka-angka kecil secara cermat
atau melukis gambar-gambar yang halus, diberi tempat
yang terbanyak memperoleh penerangan cahaya. Ini demi
untuk kesehatan matanya dan kesempurnaan hasil kerjanya.
6) Pegawai-pegawai yang bertugas mengenai urusan-urusan
yang mengandung resiko besar, ditempatkan di pojok yang
tidak sering dilalui lalu lintas orang-orang. Kalau perlu
dapat dibuatkan pedengan dari kaca. Pegawaipegawai yang
bertugas demikian itu misalnya para kasir. Dengan
demikian, terjaminlah keamanan uang yang berada di
bawah tanggung jawabnya.
7) Lemari dan alat-alat perlengkapan lainnya ditaaruh di dekat
pegawai-pegawai yang paling sering mempergunakan
benda-benda itu.
8) Alat-alat kantor yang menimbulkan suara ribut, misalnya,
mesin stensil, ditaruh dekat jendelam sehingga gema
suaranya sebagian besar dapat langsung terbuang keluar
ruangan.
9) Meja yang memuat alat-alat yang banyak memberikan
getaran misalnya saja, mesin hitung, tidak boleh menempel
tembok atau tiang. Ini untuk mencegah getaran menganggu
seluruh ruangan.
10) Lemari yang berat atau peti besi dapat diletakkan menempel
tembok atau tiang sehingga mendapat penyangga untuk
menambah kekuatan.
11) Bagi penjabat pimpinan yang sering-sering harus menerima
tamu penting dan membicarakan urusanurusan yang bersifat
rahasia, dapatlah dibuatkan kamar tamu tersendiri.

9. Persyaratan Lingkungan Fisik Tataruang Perkantoran

Berdasarkan pada (Karnati, 2019)Syarat-syarat yang harus diusahakan pada


setiap kantor meliputi beberapa hal sebagai berikut:

1) Kebersihan Bangunan, perlengkapan, dan perabotan harus dipelihara


bersih.
2) Luas ruangan kantor tidak boleh dijejal dengan pegawai. Ruangan
kerja harus menyediakan luas lantai 40 square feet untuk setiap
petugas (= 3,7 meter persegi).
3) Suhu Udara Temperature yang layak harus dipertahankan dalam ruang
kerja (Minimum 16o C atau sama dengan kurang lebih 61o F).
4) Ventilasi Peredaran udara segar atau udara yang telah dibersihkan
harus diusahakan dalam ruang kerja.
5) Penerangan Cahaya Cahaya alam atau lampu yang cocok dan cukup
harus diusahakan, sedangkan perlengkapan penerangan dirawat
sepatutnya.
6) Fasilitas Kesehatan Kamar kecil, tolitet, dan sebangsanya harus
disediakan untuk para petugas serta dipelihara kebersihannya.
7) Fasilitas Cuci Ruang cuci muka/tangan dengan air hangat dan dingin
berikut sabun dan handuk harus disediakan seperlunya.
8) Air Minum Air bersih untuk keperluan minum petugas harus
disediakan melalui pipa atau tempat penampungan khusus.
9) Tempat Duduk Petugas harus disediakan tempat duduk untuk
keperluan bekerja dengan sandaran kaki bila perlu.
10) Lantai, Gang, dan Tangga Lantai harus dijaga agar tidak mudah orang
tergelintir, tangga diberi pegangan untuk tangan, dan bagian-bagian
yang terbuka diberi pagar.
11) Pertolongan Pertama Dalam ruang kerja harus disediakan kotak atau
lemari obat untuk pertolongan pertama maupun seseorang oetugas
yang terlatih memberikan pertolongan itu.
12) Penjagaan Kebakaran Alat pemadam kebakaran dan saran untuk
melarikan diri dari bahaya kebakaran harus disediakan secara
memadai, termasuk lonceng tanda bahaya kebakaran.
13) Pemberitahuan Kecelakan Kecelakaan dalam kantor yang
menyebabkan kematian atau absen petugas lebih dari pada 3 hari harus
dilaporkan kepada yang berwajib.

10. Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi dalam Penataan Ruang


Perkantoran
Gie (2012: 212-220) menyatakan empat hal penting yang sangat
mempengaruhi efisiensi dalam pekerjaan perkantoran, yakni cahaya,
warna, udara, dan suara
1. Cahaya
Cahaya penerangan yang cukup dan memancarkan cahaya yang tepat
akan menambah efisiensi kerja para pegawai. Karena mereka dapat
bekerja dengan lebih cepat, lebih sedikit membuat kesalahan, dan
matanya tak mudah menjadi lelah. Banyak ketidakberesan pekerjaan
tata ruang kantor disebabkan oleh penerangan yang buruk, misalnya
ruangan terlampau gelap atau pegawai-pegawai harus bekerja dibawah
penerangan yang menyilaukan.
Cahaya penerangan buatan manusia dapat dibedakan menjadi 4
macam, yaitu: (1) cahaya langsung; (2) cahaya setengah langsung; (3)
cahaya setengah tidak langsung; dan (4) cahaya tidak langsung.
a. Cahaya Langsung
Cahaya ini memancar langsung dari sumbernya ke permukaan
meja. Apabila dipakai lampu biasa (pijar), cahaya bersifat sangat
tajam. Bayangan yang ditimbulkannya sangat tegas. Cahaya ini
lekas menimbulkan kelelahan pada mata. Lebih-lebih apabila
terletak dalam lingkungan sudut 45o dari penglihatan mata,
lampu itu dapat menyilaukan si pekerja. Jadi, penerangan lampu
yang memberikan cahaya langsung seperti umum dipakai di
Indonesia sebetulnya tidak baik.
b. Cahaya Setengah Langsung
Cahaya ini memencar dari sumbernya dengan melalui tudung
lampu yang biasanya tebuat dari gelas dengan warna seperti
susu.Cahaya ini tersebar ke berbagai jurusan sehingga bayangan
yang ditimbulkan tidak begitu tajam. Namun, sebagian besar
cahaya tetap langsung jatuh ke permukaan meja dan memantul
kembali ke arah mata si pekerja. Hal ini juga masih kurang
memuaskan walaupun sudah lebih baik dari pada cahaya
langsung.

c. Cahaya Setengah Tidak Langsung


Penerangan macam ini terjadi dari cahaya yang sebagaian besar
merupakan pantulan dari langit-langit dan dinding ruangan,
sebagian lagi terpencar melalui tudung kaca. Cahaya ini sudah
lebih baik dari pada cahaya setengah langsung, karena
sumbernya untuk sebagian besar adalah langit-langit ruangan.
Sifat cahayanya dan baying-bayang yang diciptakannya sudah
tidak begitu tajam
d. Cahaya Tidak Langsung
Penerangan lampu yang terbaik ialah cahaya tidak langsung.
Cahaya ini dari sumbernya memancar ke arah langit-langit
ruangan, dari situ barulah dipantulkan ke arah permukaan meja.
Sifat cahaya ini benar-benar sudah lunak, karena itu tidak
mudah menimbulkan kelelahan pada mata, dan cahaya ini
tersebar dengan merata ke semua penjuru, coraknya uniform dan
tidak menimbulkan bayangan.
2. Udara
Udara yang panas menyebabkan pekerja mengantuk, lelah dan kurang
bersemangat.pemecah yang dapat dilakukan adalah memasang AC,
memperlebar lubang angin, jendela, atau mengenakan pakaian yang
nyaman (Laksmini, 2015: 174).
3. Warna
Selain mempengaruhi jiwa seseorang. Warna juga dapat digunakan
untuk meredam cahaya. Misalnya warna merah dapat meningkatkan
kegembiraan dan menjadikan pekerja lebih giat bekerja, warna kuning
merangsang mata, dan warna biru menimbulkan kesan sejuk, luas dan
damai.
4. Suara
Suara bising yang keras, tajam dan tidak terduga adalah penyebab
gangguan yang kerap dialami pekerja tulis menulis. Sebagian besar
dari pekerjaan kantor merupakan pekerjaan yang membutuhkan
konsentrasi pikiran, oleh karena itu diusahakan agar jangan banyak
terjadi suara-suara gaduh. Suara yang menyebabkan kesulitan berfikir.
Ruangan yang menimbulkan suara gadduh dipisahkan denga
unitunit lain. Bias juga diberi peredam suara, seperti karton tebal
dengan lubang-lubang, atau lapisan karet busa di bawah mesin tik.
Dibeberapa kantor, pekerja menggunakan musik yang lembut untuk
menambah efisiensi kerja. Suatu organisasi sebaiknya memperhatikan
lingkungan fisik di dalam kantor. Kenyamanan dalam bekerja dapat
menghemat pengeluaran dan tenaga, sebab pekerja menjadi lebih
energik dan sehat, serta secara tidak langsung mempengaruhi kognisi
mereka untuk mengeluarkan gagasan-gagasan yang inovatif.

Suatu cara yang akhir-akhir ini dijalankan di luar negeri untuk


menambah efisiensi kerja ialah menggunaan musik. Dari
percobaanpercobaan telah terbukti bahwa lagu-lagu yang tenang dan
lembut dapat mengurangi ketegangan syaraf dan kejenuhan serta
menambah kegembiraan kerja.(Rochman, 2015)

DAFTAR PUSTAKA

Bashirudin, I., & Planning, H. C. (2016). Perancangan tata ruang kantor divisi dr
plant. 22(3), 202–211.

Gie, T. L. (2012). Administrasi Perkantoran Modern. LIBERTI YOGYAKARTA.

Gustiani, R. (2020). KINERJA KARYAWAN ( The Effect of Office Layout


Arrangements on Employee Performance ). Jurnal Pengaruh Pengaturan
Tata Ruang Kantor Terhadap Kinerja Karyawan, 1–16.

Isnaeni, M. R., Sawiji, H., & Sutaryadi. (2018). IMPLEMENTASI TATA


RUANG KANTOR DALAM MEWUJUDKAN EFISIENSI KERJA
PEGAWAI DI DINAS PENDIDIKAN KOTA SURAKARTA. Jurnal
Informasi Dan Komunikasi Administrasi Perkantoran, 2(2), 51–58.

Karnati, N. (2019). MANAJEMEN PERKANTORAN. CV. Bunda Ratu.

Nurnovitasari, N. (2011). DALAM MENCAPAI EFISIENSI KERJA PEGAWAI


(Studi Kasus di Kantor Tata Usaha Dekanat FKIP UNS Surakarta Tahun
2010). Universitas Sebelas Maret.

Putri, A. P., & Arfa, M. (2019). KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN


KABUPATEN SEMARANG. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 7(3), 01–10.

Rochman, A. A. (2015). PENGELOLAAN TATA RUANG KANTOR PADA SUB


BAGIAN PERENCANAAN DAN KEUANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM
KABUPATEN SEMARANG.

Tim Pusdiklat, P. S. (2018). Pengetahuan Perkantoran. In Ujian Dinas Tingkat I


Kementerian Keuangan (pp. 1–97). BPPK.

Anda mungkin juga menyukai