berdo’a agar dikaruniakan anak yang menjadi penyejuk Percuma anak kita berhasil dalam belajar ilmu dunia,
namun shalat saja tidak kenal, bangun Shubuh saja sulit,
,mata
baca Al-Qur’an baru sampai tingkatan Iqra’ 2, juga tutur
ين ِإ َم ًاما ِ اجنَا وذُ ِّريَّاتِنَا ُق َّرةَ َأ ْعي ٍن واجعلْنَا لِل
ِ ِ
َ ْمتَّق
ُ َْ َ ُ َ ب لَنَا م ْن َأ ْز َو
ْ َر َّبنَا َه kata sangat kasar pada orang tuanya sendiri, lebih-lebih
[Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri seringnya bertingkah laku jelek terhadap sesama. Sudah
kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), semestinya orang tua mendidik anak bukan hanya
dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang mengejar sukses dalam dunianya. Seharusnya yang lebih
bertakwa].” (QS. Al Furqon: 74) ditekankan adalah pendidikan anak. Anak yang dididik
menjadi shalih itulah yang menjadi amal jariyah berharga
Apa yang dimaksud anak yang shalih? bagi orang tuanya kelak. Ingatlah hadirin dan perhatikanlah
الْ َقاِئم بِ َما يَ ِجب َعلَْي ِه ِم ْن ُح ُقوق اللَّه َو ُح ُقوق ِعبَاده َوَتَت َف َاوت َد َر َجاته
Selanjutnya Nabi Ismail dikaruniakan anak yang halim.
“Orang yang menjalankan kewajiban terhadap Allah dan
ش ْرنَاهُ بِغُاَل ٍم َحلِ ٍيم
َّ ََفب
kewajiban terhadap sesama hamba Allah. Kedudukan shalih
Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak
pun bertingkat-tingkat.” Demikian kata Ibnu Hajar
yang amat sabar.
dalam Fath Al-Bari, 2: 314.
ِ ال يا َأب
ت ا ْف َع ْل َ ال يَا ُبنَ َّي ِإنِّي ََأرى فِي ال َْمنَ ِام َأنِّي َأ ْذبَ ُح
َ َ َ َك فَانْظُْر َما َذا َت َرى ق َ َالس ْع َي ق
َّ َُفلَ َّما َبلَ َغ َم َعه Lihatlah ketika mendengar mimpi ayahnya untuk
ِ َّ َما تُْؤ َمر َستَ ِج ُدنِي ِإ ْن َشاء اللَّهُ ِمن
َ الصاب ِر
ين َ َ ُ menyembelihnya, Ismail sangatlah patuh. Ia pun
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) menyatakan dirinya bisa bersabar dan mendorong ayahnya
berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, “Hai untuk bersabar pula.
anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?” Ia Perhatikanlah Ismail, ia begitu patuh pada perintah Allah.
menjawab, “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang Hal ini sama dengan ibu Ismail. Ketika Ibrahim
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan meninggalkan istrinya, Hajar dan putranya, Isma’il di sisi
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Masjidil Haram, coba perhatikan bagaimanakah istrinya,
Sarah berkata,
Ketika Isma’il berada dalam usia gulam dan ia telah
َ ُ ِإذًا الَ ي: َت
ضِّي َعنَا َ َآللَّهُ ََأم َر َك بِ َه َذا ق
ْ َن َع ْم قَال: ال
sampai pada usia sa’ya, yaitu usia di mana anak tersebut
“Apakah Allah yang memerintahkanmu untuk ini?” Ibrahim
sudah mampu bekerja yaitu usia tujuh tahun ke atas. Pada
menjawab, “Iya.” Istrinya berkata, “Kalau begitu, Allah tidak
usia tersebut benar-benar Ibrahim sangat mencintainya
mungkin menelantarkan kami di lembah ini.”
“yang paling berat ujiannya adalah Para Nabi, kemudian
Inilah yang seharusnya jadi teladan kita, yaitu patuh, yang semisalnya dan semisalnya lagi (para Sahabat, Tabi’in
sabar dan tawakkal pada Allah. Mudah-mudahan kita dan para ulama). Seseorang akan diuji sesuai dengan
mendapatkan istri dan anak yang patuh pada Allah, sabar kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh),
dan benar-benar bertawakkal pada-Nya, begitu pula kita maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya
menjadi orang yang demikian. lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya.
Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan
Juga pelajaran lainnya, orang beriman mesti diuji. Ujian hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih
pada Nabi Ibrahim adalah dengan perintah menyembelih dari dosa.”
putranya sendiri. Ini untuk membuktikan apakah benar Kemudian lanjutkan ayat…
ْجبِي ِن ِ
beliau murni lebih mencintai Allah, َ َأسلَ َما َوَتلَّهُ لل
ْ َفلَ َّما
menjadi khalilullah (kekasih Allah) dibanding mencintai
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim
istri dan anak.
membaringkan anaknya di atas pelipisnya, (nyatalah
Setiap orang memang akan diuji sesuai kualitas imannya.
kesabaran keduanya).
Dari Mush’ab bin Sa’id, seorang tabi’in dari ayahnya, ia
ِ ِإ
berkata, ُ اد ْينَاهُ َأ ْن يَا ْب َراه
يم َ ََون
َّاس َأ َش ُّد بَالَ ًء ُّ ول اللَّ ِه
ِ َأى الن َ يَا َر ُس Dan Kami memanggilnya, “Hai Ibrahim,
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ِِ َ ِْت الرُّْؤ يَا ِإنَّا َك َذل
َ ك نَ ْج ِزي ال ُْم ْحسن
ين َ ص َّدق
َ قَ ْد
ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu,
ِ ِ ِ ِ ِ الرجل َعلَى حس
صلْبًا ا ْشتَ َّد بَالَُؤ هُ َوِإ ْن َكا َن
ُ ُب دينه فَِإ ْن َكا َن دينُه ََ ُ ُ َّ اَألمثَ ُل َفيُْبَتلَى ْ اَألنْبِيَاءُ ثُ َّم
ْ َاَألمثَ ُل ف sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada
ِ ِ ِ ِ ِ ِ 7 ه ِرقَّةٌ ابتُلِى َعلَى حس7ِ 7 ِفِى ِدين orang-orang yang berbuat baik.
ْ ى َعلَى7 هُ يَ ْمش77د َحتَّى َي ْت ُر َك77ح الْبَالَءُ بِال َْع ْب
ِ اَألر
ا77ض َم ُ ر7َ 7ا َي ْب77ه فَ َم77 ب دين ََ َ ْ
ِ
ٌَعلَْي ِه َخ ِطيَئة ُ ِإ َّن َه َذا ل َُه َو الْبَاَل ءُ ال ُْمب
ين
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Ingatlah ayat,
فَِإ َّن َم َع الْعُ ْس ِر يُ ْس ًرا
Ketika Nabi Ibrahim pasrah atau berserah diri pada
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
Allah; juga Ismail pasrah karena menjalankan perintah
kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah: 5)
Rabbnya; mereka ridha dengan ketetapan Allah, Ibrahim
Ayat ini pun diulang setelah itu,
lalu membaringkan anaknya Ismail di atas tanah; saat itu
ِإ َّن َم َع الْعُ ْس ِر يُ ْس ًرا
wajah Ismail di atas tanah; Allah pun memanggil Ibrahim
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan .” (QS.
dan menyatakan bahwa mimpinya benar dan telah benarlah
Alam Nasyrah: 6)
yang dijalankan karena patuh pada perintah-Nya.
Di ayat selanjutnya disebutkan,
Lalu Allah membalas orang-orang yang berbuat
َوفَ َد ْينَاهُ بِ ِذبْ ٍح َع ِظ ٍيم .1
ihsan atas ketaatannya, yaitu cobaan yang berat terganti
dengan sembelihan yang besar. Terselamatkanlah Ibrahim Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang
dan Ismail dari ujian yang berat. besar.
Ibnu Rajab rahimahullah pernah berkata, “Jika
kesempitan itu semakin terasa sulit dan semakin berat, Itulah balasan dari orang yang taat pada Allah, ia
maka seorang hamba akan menjadi putus asa dan akan dipalingkan dari kesulitan dan musibah, akan
demikianlah keadaan makhluk yang tidak bisa keluar dari dibukakan jalan keluar dengan mudah.
kesulitan. Akhirnya, ia pun menggantungkan hatinya pada
Allah semata. Inilah hakikat tawakkal pada-Nya. Tawakkal Sebagaimana disebutkan pula dalam ayat lainnya,
inilah yang menjadi sebab terbesar keluar dari kesempitan
yang ada. Karena Allah sendiri telah berjanji akan و7َ 7 7ب َو َم ْن َيَت َو َّك ْل َعلَى اللَّ ِه َف ُه ِ ُ هُ ِم ْن َح ْي77 7 ْ) َو َي ْر ُزق2( ا77 7هُ َم ْخ َر ًج77 7 َل ل7
ُ 7 7 7ث اَل يَ ْحتَس َّ
ْ 7 7َو َم ْن َيت َِّق اللهَ يَ ْج َع
mencukupi orang yang bertawakkal pada-Nya.” )3( َح ْسبُهُ ِإ َّن اللَّهَ بَالِ ُغ َْأم ِر ِه قَ ْد َج َع َل اللَّهُ لِ ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ْد ًرا
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan ِِ َ َِك َذل
َ ك نَ ْج ِزي ال ُْم ْحسن
ين
mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang
dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa
yang berbuat baik.
yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
ِِ ِ ِ ِ
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah َ ِإنَّهُ م ْن عبَادنَا ال ُْمْؤ من
ين
do’a. Semoga pada hari yang penuh berkah ini, setiap do’a
اب النَّا ِر ِ ِ ِ ِ َر َّبنَا آتِنَا فِي ُّ
سنَةً َوقنَا َع َذ َ
سنَةً َوفي اآْل خ َرة َح َ
الد ْنيَا َح َ
ان ِإلَى َي ْوِم ال ّديْن
وصلَّى اهلل َعلَى نَبِِّينَا مح َّم ٍد و َعلَى آلِ ِه وص ْحبِ ِه و َمن تَبِع ُهم بِِإ ْحس ٍ
َْ َ ْ َ َ َ َُ َ ُ َ َ