Anda di halaman 1dari 4

Puasa Umat Terdahulu

Syariat ibadah puasa telah diperintahkan kepada umat-umat terdahulu termasuk


agama Nasrani dan Yahudi. Namun syariat puasa yang diperintahkan kepada Nabi
Muhammad lah yang paling ringan, spesifik, unik dan khusus.

"Perbedaan yang paling terasa antara  puasa yang disyariatkan kepada umat  Nabi
Muhammad SAW dengan puasa yang disyariatkan kepada umat terdahulu adalah dari
segi keringanannya," kata Ustadz Ahmad Sarwat Lc.MA dalam bukunya "Sejarah
Puasa".

Di dalam rangkaian ayat tentang kewajiban puasa di bulan Ramadhan, Allah SWT
telah menegaskan bahwa Allah menginginkan kemudah bagi kita dalam puasa  ini.
Dalam surah Al-Baqarah ayat 185 Allah SWT berfirman yang artinya:

"Allah menghendaki kemudahan  bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran


bagimu."

Dan dibandingkan dengan puasa yang Allah SWT tetapkan buat Maryam, di mana
puasanya akan menjadi batal kalau berbicara, puasa yang disyariatkan buat umat Nabi
Muhammad SAW jauh lebih ringan, karena berbicara itu tidak membatalkan puasa.
Hal diabadikan dalam surah Maryam ayat 26.

"Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka
aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini."

Selain itu juga puasa yang disyariatkan buat umat Nabi Muhammad ini dipenuhi
dengan berbagai macam rukhshah atau keringanan. Misalnya, orang yang sakit,
musafir dan orang yang tidak mampu, dibolehkan tidak puasa, walau pun nanti wajib
mengganti baik dengan qadha’ atau dengan membayar fidyah. Dan salah satu bentuk
keringanan puasa buat umat Nabi Muhammad SAW adalah diharamkannya puasa
wishal, yaitu puasa terus menerus tanpa berbuka dan sahur.

"Puasa itu memang dibolehkan bagi beliau SAW, karena beliau mendapat makanan
dari Allah SWT. Namun bagi umatnya, puasa dengan cara menyakiti diri seperti itu
termasuk haram hukumnya," katanya.

Rasulullah SAW melarang para shahabat berpuasa wishal sebagai bentuk kasih
sayang kepada mereka. Para shahabat  bertanya, "Anda sendiri berpuasa  wishal?"
Beliau SAW menjawab, tidak seperti kalian. "Aku Sesungguhnya  Allah memberiku
makan dan minum". (HR.  Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Qatadah r.a, Rasulullah SAW ditanya terkait puasa Senin. Lalu Rasul pun menjawab :
“Hari Senin adalah hari lahirku, hari aku mulai diutus atau hari mulai diturunkannya wahyu.”
(HR. Muslim)

Selanjutnya, pada hadits lain juga menjelaskan : “Dari Abi Hurairah r.a, Rasulullah SAW
bersabda: “Seluruh amal disetor pada hari Senin dan Kamis, maka aku lebih menyukai saat setor
amal tersebut dalam keadaan berpuasa.” (HR. Turmudzi)

“SETIAP amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-
Ku”. Riwayat ini menunjukkan bahwa setiap amalan manusia adalah untuknya.
Sedangkan amalan puasa, Allah khususkan untuk diri-Nya. Allah menyandarkan amalan
tersebut untuk-Nya.  Tidak heran jika kemudian orang yang berpuasa mendapat
kedudukan istimewa di hadapan Allah swt.
Keutamaan puasa
 

1. Puasa adalah Penghalang dari Siksa Neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, ”Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari api
neraka,” (HR Ahmad).

2. Puasa akan Memberikan Syafa’at bagi Orang yang Menjalankannya. Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  ”Puasa dan Al Qur’an itu akan memberikan
syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Puasa akan berkata,’Wahai
Tuhanku, saya telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya
perkenankan aku untuk memberikan syafa’at kepadanya’. Dan Al Qur’an pula berkata,
’Saya telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk
memberi syafa’at kepadanya.’ Beliau bersabda,’Maka syafa’at keduanya
diperkenankan,” (HR Ahmad).

3. Orang yang Berpuasa akan Mendapatkan Pengampunan Dosa.  Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, ”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan
mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni,” (HR Bukhori).

Dari riwayat pertama, dikatakan bahwa setiap amalan akan dilipatgandakan sepuluh
kebaikan hingga tujuh ratus kebaikan yang semisal. Kemudian dikecualikan amalan
puasa. Amalan puasa tidaklah dilipatgandakan seperti tadi. Amalan puasa tidak dibatasi
lipatan pahalanya. Oleh karena itu, amalan puasa akan dilipatgandakan oleh Allah
hingga berlipat-lipat tanpa ada batasan bilangan.
Kenapa bisa demikian? Ibnu Rajab Al Hambali –semoga Allah merahmati beliau-
mengatakan,”Karena puasa adalah bagian dari kesabaran”. Mengenai ganjaran orang
yang bersabar, Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang
bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas,” (QS. Az Zumar).

Sabar itu ada tiga macam yaitu:

1. sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah.

2. sabar dalam meninggalkan yang haram dan,

3. sabar dalam menghadapi takdir yang terasa menyakitkan.

Ketiga macam bentuk sabar ini, semuanya terdapat dalam amalan puasa. Dalam puasa
tentu saja di dalamnya ada bentuk melakukan ketaatan, menjauhi hal-hal yang
diharamkan, juga dalam puasa seseorang berusaha bersabar dari hal-hal yang
menyakitkan seperti menahan diri dari rasa lapar, dahaga, dan lemahnya badan. Itulah
mengapa amalan puasa bisa meraih pahala tak terhingga sebagaimana sabar.  []

Keutamaan Puasa Senin Kamis


Dari Abu Qatadah r.a, Rasulullah SAW ditanya terkait puasa Senin. Lalu Rasul pun menjawab :
“Hari Senin adalah hari lahirku, hari aku mulai diutus atau hari mulai diturunkannya wahyu.”
(HR. Muslim)

Selanjutnya, pada hadits lain juga menjelaskan : “Dari Abi Hurairah r.a, Rasulullah SAW
bersabda: “Seluruh amal disetor pada hari Senin dan Kamis, maka aku lebih menyukai saat setor
amal tersebut dalam keadaan berpuasa.” (HR. Turmudzi)

Dalam sebuah hadits yang menerangkan tentang keutamaan berpuasa Senin dan Kamis berbunyi: “Pintu-
pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah
dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya
terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya
berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah
pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.” (HR. Muslim)

“Amal-amal manusia diperiksa di hadapan Allah dalam setiap pekan dua kali, yaitu pada hari Senin dan
Kamis. Maka semua hamba yang beriman terampuni dosanya, kecuali seorang hamba yang antara dia dan
saudaranya terjadi permusuhan…” (HR. Muslim)

“Dari Abu Qatadah r.a, yang maan sesungguhnya Rasulullah SAW ditanya mengenai puasa Senin. Maka
Rasul menjawab : “Hari Senin adalah hari lahirku, hari aku mulai diutus atau hari mulai diturunkannya
wahyu.” (HR. Muslim)

Sedangkan keistimewaan yang dimiliki oleh hari Kamis yaitu melalui Ka’ab bin Malik Radhiyallahu anhu
yang mengatakan bahwa:

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar pada hari Kamis di peperangan Tabuk, dan (memang) beliau
suka keluar (untuk melakukan perjalanan) pada hari Kamis.” (HR. Al-Bukhari)

Anda mungkin juga menyukai