Anda di halaman 1dari 4

Standar kompetensi : BAB XIV

Memahami makna firman Allah, ajaran Yesus, dan ajaran


gereja dalam mengembangkan kehidupan bersama sesuai
Menjadi Warga Negara yang
dengan kehendak Allah, sehingga mampu mewujudkan dalam
kehidupan sehari-hari. Sadar hukum
Kompetensi Dasar :

Memahami peranannya sebagai warga negara, sehingga


mampu terlibat membangun Negara dan bangsanya. Pengantar
Alokasi Waktu : 3 x 5 menit Taat dan sadar pada hukum bukan
Indikator karena takut akan hukuman, tetapi untuk
menegakkan keadilan, kebenaran, dan
Peserta didik mampu: perdamaian. Hukum lahir untuk
 Menganalisa sebab akibat terjadinya kasus-kasus kepentingan manusia, oleh karena itu
pelanggaran hukum terutama oleh anak-anak muda. hukum harus dijunjung tinggi demi
 Menjelaskan pentingnya hukum dalam hidup bersama. ketertiban umum dan kesejahteraan
 Menjelaskan bagaimana melatih dan bertindak disiplin. bersama. Manusia yang sadar hukum
 Menjelaskan arti taat hukum secara sadar dan mampu menghayati dan melaksanakan
bertanggung jawab.
hukum serta peraturan dengan rela dan
 Bertindak taat huum secara sadar dan bertanggung
jawab, misalnya: memakai helm demi keselamatan, bertanggung jawab, mengahrgai dan
tidak melanggar rambu-rambu lalu-lintas dan marka menepati waktu, disiplin dan patuh pada
jalan di mana pun berada (dijaga atau tidak), disiplin. perjanjian. Taat, sadar, dan bertanggung
jawab pada hukum membuat manusia
dapat menikmati kebebasan hidup dan
kemerdekaan. Tindakan sadar, taat, dan
bertanggung jawab pada hukum
hendaknya lahir dari hukum cinta kasih.

Bacalah kisah berikut!

Ompu Raja di Jolo Martungkot Sialagundi


Kisah terbentukny hukum atau perintah dala kehidupan orang Batak cukup sederhana, namun
peranan hukum itu sangat kuat, dan tidak perlu penjara bagi pelanggar hukum. Uniknya semua
orang Batak merupakan “Anaka ni raja dan boru ni raja” (Anaka raja dan putri raja) mengapa?
Seorang Batak dikukuhkan sebagai raja, bila dirinyalah yang paling menguasai adat, hukum dan
perintahnya didengarkan, sebab hidup dan perkataannya benar.
Pada zaman dulu, bila jumlah orang Batak yang tinggal di suatu huta (desa) sudah lumayan
banyak, maka diadakanlah partungkoan ( berkmpul bersama) untuk menghantidangkon uhum
( membentuk hukum) yang harus disepakati bersama. Uhum ( hukum) di perkuat oleh patik (titah
atau perintah) raja-raja huta, sanksi hukum ada dua, yakni:

1. Yang patuh pada uhum dan patik, akan damai sejahtera hidupnya dan menjadi orang
terpandang, dipuji, serta dihormati.
2. Na Mangose uhum (yang melanggar hukum ajibatnya adalah:
 Mago ma na : hilang rejeki dan penghasilannya,
 Na so siantoan ulaonna : tidak ada yang mau ikut berpartisipasi dalam kegiatan
adatnya
 Gabe tarpinjil : tersingkir dari masyarakat
 Di pabali sian huta : diusir dari desa

Segala hukum, perintah leluhur yang baik, hendaklah diikuti dan dipelihara generasi penerus,
demi kedamaian, kesejahteraan, ketertiban, keadilan, dan kebenaran. Jadi, hukum dalam
kehidupan orang Batak zaman dahulu, di bentuk bersama dalam rapat, pertemuan masyarakat
dan untuk masyarakat, dan akhirnya hukum itu pun cukup memasyarakat untuk dipatuhi
bersama.

Pertanyaan
1. Apakah sanksi hukum berdasakan kisah dia atas, dan sanksi hukum sekarang?
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
2. Apakah akibatnya bila melanggar hukum pada zaman dahulu dalam masyarakat Batak?
Jelaskan!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
3.Apa pula manfaatnya, bila patuh pada hukum? Jelaskan!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
4.Menurutmu apakah manfaat hukum pada zaman sekarang? Jelaskan!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
5.Bila hukum tidak ada, apakah yang terjadi? Jelaskan!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
1.Terjadinya Kasus-kasus Pelanggaran Hukum
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat menyatakan bahwa tujuan
pembentukan Negara Republik Indonesia adalah:
 Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
 Memajukan kesejahteraan umum.
 Mencerdaskan kehidupan bangsa.
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
Semua ini harus dicapai berdasarkan falsafah pancasila. Dalam Garis-Garis Besar Haluan
Negara (GBHN) disebutkan tujuan pembangunan jangka panjang tahap kedua adalah
mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera lahir batin. Untuk mencapai tujuan itu
diharapkan warga negara Indonesia menjadi warga negara yang sadar hukum. Namun, bila
terlihat kenyataan, tampaknya hal tersebut masih sulit dicapai. Sebab masih banyak kasus
pelanggaran hukum di berbagai bidang.
Kasus-kasus yang menonjol adalah kejahatan seperti pencurian, perampokan, penodongan
hingga pembunuhan. Alasannya karena sulit memperoleh pekerjaan dan tingkat pengangguran
yang tinggi. Menyusul kasus narkoba (seperti ecstasy dan ganja), kejahatan seks berupa
pemerkosaan, pelecehan, moral, dan krisis nilai-nilai budi pekerti. Sementara itu, banyak pula
tindakan kekerasan lain berupa kerusuhan, tawuran pelajar, preman yang memperebutkan lahan
atau daerah kekuasaan, perjudian dan tempat penghiburan yang tidak sehat. Kasus-kasus ini
membuat masyarakat dan negara menjadi tidak nyaman. Sementara itu aparat keamanan
kewalahan dalam menghadapinya. Sebab ada oknum-oknum tertentu yang mendukung terjadinya
hal tersebut hanya demi uang.

2.Peranan Hukum dalam Hidup Bersama


Sebagai umat beriman dan warga negara, kita berusaha menjadi manusia yang baik, benar,
dan jujur. Allah menghendaki kita menjunjung tinggi hukum demi ketertiban umum dan
kesejahteraan bersama. Oleh karena itu, kita wajib menaati segala peraturan perundang-
undangan yang sah bukan karena takut akan hukuman, melainkan karena sadar akan hukum.
Hukum lahir untuk kepentingan manusia, bukan sebaliknya. Karena itu, harus diupayakan
agar hukum dapat menjamin keamanan dan ketentraman masyarakat. Kita harus yakin bahwa
hukum dapat memberi perlindungan pada manusia. Hukum lahir untuk menegakkan keadilan,
kebenaran, dan perdamaian. Bila hal ini terlaksana terciptalah rasa aman dalam masyarakat.
Hukum yang berlaku di Indonesia adalah hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Karena Pancasila dan UUD 1945 merupakan jiwa dan kepribadian bangsa yang majemuk.
Hukum yang berlaku hendaknya dapat menjawab kebutuhan bangsa Indonesia, yang terdiri dari
berbagai suku, bahasa, adat, dan budaya. Maka sangat tidak tepat apabila ada suatu agama atau
golongan yang memaksakan kehendaknya agar hukumnya yang berlaku.
Kita juga menyadari bahwa hukum yang baik belum tentu menjamin rasa aman dalam
amsyarakat. Karena itu, kita perlu mendukung terciptanya aparatur hukum yang memiliki
kemampuan untuk menegakkan keamanan dalam masyarakat, sehingga tercipta lembaga hukum
yang mantap dan profesional dan berpihak pada semua lapisan masyarakat.
Kualitas dan kemampuan aparat penegak hukum harus dikembangkan, baik profesi maupun
kesejahteraannya yang didukung sarana dan fasilitas yang memadai, sehingga mereka mampu
melaksanakan hukum dengan baik dan benar. Kualitas aparat penegak hukum tercermin dalam
sikap mereka saat melaksankan tugasnya. Apakah mereka telah menjunjung tinggi kejujuran,
kebenaran, keadilan, bersih, dan beribawa, bertanggung jawab serta dapat di teladani? Kita tidak
boleh hanya mencela atau menuntut mereka, sebaiknya kita sendiri bersama seluruh rakyat
jangan memberi peluang atau menggoda mereka untuk menyimpang dari tugas mereka yang
sebenarnya. Jika kredibilitas kepribadian aparat penegak hukum diragukan, maka masyarakat
sendiri yang menderita, sebab negara kita yang berdasarkan hukum hanya menjadi hiasan
semata, tidak mampu menjamin tegaknya keadilan dan kebenaran.
Menegakan hukum demi ketertiban umum merupakan tanggung jawab seluruh warga negara.
Umat beriman tentu mempunyai tanggung jawab yang lebih besar. Karena itu, kaum beriman
harus lebih mematuhi dan mencukupkan diri terhadap hak-haknya yang menyangkut
kesejahteraan rakyat. Bila perlu mmbatasi keinginan pribadi dan keuntungan sendiri demi orang
lain. Kita perlu menerima dengan ikhlas apa yang disebut pengorbanan kepentingan pribadi,
kelompok atau golongan demi kepentingan umum. Kaum beriman harus berusaha memberi
teladan bahwa kesejahteraan umum adalah hukum tertinggi. Dengan cara inilah iman kita
bicara, “berikanlah kepada negara apa yang menjadi hak negara dan berilah kepada Tuhan apa
yang menjadi hak Tuhan”

3.Melatih dan Bertindak Disiplin


Kita wajib menaati dan menjunjung tinggi segala peraturan dan perundang-undangan yang
sah bukan karena takut akan hukuman, tapi karena kesadaran diri, kerelaan, dan tanggung jawab.
Inilah dasar dari segala tindakan disiplin. Orang yang disiplin adalah orang yang tahu peraturan,
hukum, dan undang-undang. Tentu dengan menghayati dan melaksanakannya dengan rela dan
bertanggung jawab. Kita mebayar pajak, karena kita sadar itu kewajiban kita, bukan karena
terpakasa.
Dalam injil Matius 23:1-12 Yesus memberi ajaran adan latihan kepada murid-Nya, agar patuh
dan berdisiplin. Kata Yesus, “ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi telah menduduki kursi Musa,
sebab itu turuti dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah
kamu

Anda mungkin juga menyukai