Anda di halaman 1dari 18

EVIDENCE BASED TERKAIT ASUHAN KEBIDANAN

PADA REMAJA

Disusun guna Memenuhi Tugas Asuhan


Kebidanan Pada Remaja

Program Studi S1 Kebidanan

Disusun Oleh :
Nama : Nurmita Sari

NIM : 211015201190
Kelas : LA2 SUMBAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN S1 KEBIDANAN


UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
TAHUN 2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dinegara maju tetanus sangat jarang dijumpai yaitu berkat imunisasi yang
teratur dan tertib, bukti bahwa imunisasi tetanus sangat bermanfaat dapat diketahui
dari frekuensi tetanus selama perang dunia II yaitu hanya didapatkan 6 kasus dari
setengah juta prajurit Amerika Serikat yang luka, dibanding dengan 700 kasus
selama perang dunia dinegara yang sudah maju. Tetanus neonatorum sudah tidak
terdapat lagi karena setiap kelahiran ditolong oleh tenaga terdidik. Di Indonesia
penyakit ini terjadi karena masih banyak persalinan yang ditolong oleh dukun yang
memotong talpus dengan sebilah bambu, pisau atau gunting yang kotor dapat pula
terjadi.
Cara mencegah tetanus neonatorum selain kebersihan sewaktu dan sesudah
persalinan juga dapat dilakukan dengan cara pemberian toksoid sebelum pra nikah
dimana tujuannya utuk melindungi janin ketika ibu tersebut melahirkan. Selain itu
TT juga bisa diberikan lagi ketika ibu tersebut hamil. TT diberikan seumur hidup
kurang lebih 5 kali. Sehingga apabila imunisasi TT digunakan secara teratur dan
tertib dengan demikian insident tetanus neonatorum dapat diperkecil 0,5 % dari
semua kelahiran.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah di antaranya :
1. Bagaimanakah konsep remaja ?
2. Bagaimanakah pertumbuhan dan perkembangan remaja?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui konsep remaja
2. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan remaja
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan
keilmuan dimasa yang akan datang terutama pada pelayanan kebidanan .
2. Bagi Penulis
Penulisan makalah yang dilakukan diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman mengenai kesehatan reproduksi remaja.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Asuhan dan Manajemen Kebidanan


1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk
mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien.
B. Konsep dasar Teori Remaja dan Pranikah
1. Pengertian Remaja dan Pranikah
Kata remaja berasal dari bahasa Inggris “teenager” yakni manusia usia 13-19
tahun. Remaja dalam bahasa Latin disebut adolescence yang artinya tumbuh atau
tumbuh untuk mencapai kematangan (Ali, 2009, p.9). Masa remaja adalah masa
transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Menurut
WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara
masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12
sampai 24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum
kawin. Remaja adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan usia antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai titik awal proses reproduksi, sehingga
perlu dipersiapkan sejak dini (Romauli, 2009).
Remaja adalah suatu masa ketika individu yang berkembang dari saat pertama
kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksual (Sarwono, 2006 p.12). Monks, Knoer dan Haditono
membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra remaja 10-12
tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun,
masa remaja akhir 18-21 tahun (Deswita, 2006).
Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan
perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.
Sedangkan istilah adolescence lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau
kematangan yang menyertai masa pubertas (Soetjiningsih,2004).
2. Tahapan Remaja Dan Pranikah
a. Masa Yang Penting
Pada masa ini adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan tingkah laku serta
akibat-akibat jangka panjangnya menjadikan periode remaja lebih penting
daripada periode lainnya. Baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang
serta pentingnya bagi remaja karena adanya akibat fisik dan akibat psikologis.
b. Masa Transisi
Merupakan tahap peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya,
maksudnya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan membekas pada apa yang
terjadi sekarang dan yang akan datang.
c. Masa Perubahan
Selama masa remaja perubahan sikap dan perilaku sejajar dengan tingkat
perubahan fisik. Perubahan yang terjadi pada masa remaja memang beragam,
tetapi ada perubahan yang terjadi pada semua remaja.
d. Emosi yang tinggi
Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok social
menimbulkan masalah baru. Perubahan nilai-nilai sebagai konsekuensi
perubahan minat dan pola tingkah laku. Bersikap ambivalen terhadap setiap
perubahan.remaja menghendaki dan menuntut kebebasan, tetapi sering takut
bertanggung jawab akan resikonya dan meragukan kemampuannya untuk
mengatasinya.
e. Masa Bermasalah
Setiap periode memiliki masalah sendiri, masalah masa remaja termasuk masalah
yang sulit diatasi, baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan karena pada
masa remaja dia ingin mengatasi masalahnya sendiri, dia sudah mandiri.
f. Masa Pencarian Identitas
Menyesuaikan diri dengan standar kelompok dianggap jauh lebih penting bagi
remaja dari pada individual. Bagi remaja penyesuaian diri dengan kelompok pada
tahun-tahun awal masa remaja adalah penting. Secara bertahap, mereka mulai
mengharapkan identitas diri dan tidak lagi merasa puas dengan adanya kesamaan
dalam segala hal dengan teman-teman sebayanya. g. Masa Munculnya Ketakutan
Persepsi negative terhadap remaja seperti tidak dapat dipercaya, cenderung
merusak dan perilaku merusak, mengindikasikan pentingnya bimbingan dan
pengawasan orang dewasa. Demikian pula terhadap kehidupan remaja muda yang
cenderung tidak simpatik dan takut bertanggung jawab.
g. Masa Yang Tidak Realistik
Mereka memandang diri sendiri dan orang lain berdasarkan keinginannya, dan
bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya. Apabila dalam hal cita-cita yang
tidak realistic ini berakibat pada tingginya emosi yang merupakan ciri awal masa
remaja.
h. Masa Menuju Masa Dewasa
Saat usia kematangan kian dekat, para remaja merasa gelisah untuk meninggalkan
stereotip usia belasan tahun yang indah disatu sisi, dan harus bersiap-siap menuju
usia dewasa disisi lainnya (Gunawan, 2011)
3. Kurun waktu masa remaja
Wong, et al (2009) mengemukakan masa remaja terdiri atas tiga subfase
yang jelas, yaitu:
a. Masa remaja awal usia 11-14 tahun
b. Masa remaja pertengahan usia 15-17 tahun
c. Masa remaja akhir usia 18-20 tahun Agustiani (2006 p.29) mengemukakan
masa remaja menjadi tiga bagian, yaitu :
1) Masa remaja awal (12-15 tahun), pada masa ini individu mulai
meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri
sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orangtua. Fokus dari
tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya
konformitas yang kuat dengan teman sebaya.
2) Masa remaja pertengahan (15-18 tahun), masa ini ditandai dengan
berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya masih
memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu
mengarahkan diri sendiri. Pada masa ini remaja mulai mengembangkan
kematangan tingkah laku. Belajar mengendalikan impulsivitas, dan membuat
keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vaksional yang
ingin dicapai. Selain itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi
individu.
3) Masa remaja akhir (19-22 tahun), masa ini ditandai oleh persiapan akhir
untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Selama periode ini remaja
berusaha memantapkan tujuan vaksional dan mengembangkan
sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan
diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri
dari tahap ini.
Tahap-tahap yang di persiapkan bagi pasangan pranikah sebagai berikut :
a. Persiapan Fisik:
1. Pemeriksaan status kesehatan :
- Tanda-tanda vital (suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan darah
- Pemeriksaan Darah rutin : Hb, Trombosit, Lekosit,
- Pemeriksaan Darah yang dianjurkan : Golongan Darah dan
Rhesus, Gula Darah Sewaktu (GDS), Thalasemia, Hepatitis B
dan C
- TORCH (toksoplasmosis, rubella, citomegalovirus dan herpes
simpleks)
- Pemeriksaan Urin: urin rutin
b. Persiapan Gizi :
- Peningkatan status gizi calon pengantin terutama perempuan
melalui penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan
anemia gizi besi serta defisiensi asam folat.
c. Status Imunisasi TT:
Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit tetanus
dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk mencapai
kekebalanpenuh.
Dosis Saat pemberian % perlindungan Lama perlindungan

TT I Pada saat kunjungan pertama atau 0 % 1 tahun


sedini mungkin pada kehamilan

Minimal 4 minggu setelah TT I


TT II 80 % 2 tahun
Minimal 6 minggu setelah TT II
TT III 95 % 5 tahun
atau selama kehamilan berikutnya

Minimal setahun setelah TT III


TT IV kehamilan berikutnya 99 % 10 tahun

TT V Minimal setahun setelah TT 99% Selama seumur


kehamilan berikutnya hidup

Imunisasi TT 5 x untuk kesadaran penuh

TT 1 Langkah awal untuk mengembangkan kekebalan tubuh terhadap infeksi

TT 2 4 minggu setelah TT I untuk menyempurnakan kekebalan

TT 3 6 bulan atau lebih setelah TT 2 untuk menguatkan kekebalan

TT 4 1 tahun atau lebih setelah TT 3 untuk meneluarkan

TT 5 kekebalan

1 tahun atau lebih setelah TT 4 untuk mendapat kekebalan penuh

d. Menjaga kebersihan organ reproduksi


Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari. Tidak
menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahannon
sintetik.Membersihkan organ reproduksi luar dari depan kebelakang
dengan menggunakan air bersih dan dikeringkanmenggunakan handuk
atau tisu. Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab/bau.
- Khusus untuk perempuan : Tidak boleh terlalu sering menggunakan
cairan pembilas vagina. Jangan memakai pembalut tipis dalam waktu
lama. Pergunakan pembalut ketika menstruasi dan diganti paling lama
setiap 4 jam sekali atau setelah buang air. Bagi perempuan yang sering
keputihan, berbau dan berwarna harap memeriksakan diri ke petugas
kesehatan.
- Bagi laki-laki dianjurkan disunat untuk kesehatan
e. Perubahan Fisiologis Remaja Dan Pranikah
Perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas hormonal di
bawah pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan fisik yang sangat jelas
tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan serta
perkembangan karakteristik seks sekunder.
f. Perubahan Psikologis Remaja Dan Pranikah
Teori psikososial tradisional menganggap bahwa krisis perkembangan
pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Pada masa
remaja mereka mulai melihat dirinya sebagai individu yang lain.
C. Standart Asuhan Kebidanan
1. Langkah- langkah asuhan kebidaanan menurut varney:
a) Pengumpulan data dasar secara lengkap
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan secara lengkap dan akurat dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara keseluruhan.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:
1. Data subjektif / anamnesa
Nama : Untuk membedakan pasien satu dengan yang lain.
Umur : untuk memastikan usia dan sebagai identitas.
Suku/bangsa : Untuk mengetahui adat istiadat sehingga mempermudah
dalam melaksanakan tindakan kebidanan.
Agama : Untuk memperoleh informasi tentang agama yang dianut
Pendidikan : Untuk memudahkan bidan memperoleh keterangan atau dalam
memberikan informasi mengenai suatu hal dengan menggunakan cara yang
sesuai dengan pendidikan .
Pekerjaan : Untuk mengetahui apakah remaja terlalu lelah dalam pekerjaan
yang berhubungan dengan keseimbangan tubuh.
2. Data objektif
1) Keadaan Umum : Bagaimana keadaan pasien dengan anemia.
2) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : Untuk mengetahui tekanan darah pasien dengan anemia.
Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien dengan anemia.
Respirasi : Untuk mengetahui respirasi pasien dengan anemia.
Suhu : Untuk mengetahui suhu pasien dengan anemia.
3. Pemeriksaan fisik
Kepala : untuk mengetahui warna dan kebersihan kepala.
Muka : untuk mengetahui adanya pembengkakan pada wajah.
Mata : untuk melihat sklera dan konjungtiva.
Hidung : untuk mengetahui adanya pengeluaran sekret dan kelainan di
hidung.
Telinga : untuk mengetahui adanya pengeluaran serumen.
Mulut : untuk mengetahui gigi, gusi, dan bibir dalam keadaan normal.
Leher : untuk mengetahui adanya pembengkakan kelenjar tiroid,
limfe dan vena jugularis.
Payudara: untuk mengetahui bentuk, ukuran, keadaan putting.
Abdoment: untuk mengetahui pembesaran abdomen abnormal
Genetalia : untuk mengetahui adanya varices, tanda-tanda infeksi dan
pengeluaran pada vagina.
Anus : untuk mengetahui adanya hemoroid.
Ekstremitas : untuk mengetahui reflek patella dan adanya varices.
4. Pemeriksaan penunjang laboratorium
Pemeriksaan ini dilakukan jika perlu atau jika ada terdapat kelainan
saat pemeriksaan.
b) Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa
atau masalah dan kebutuhan klien, berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan
diidentifikasikan sehingga ditemukan masalah atau masalah yang
spefisik.Interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan, diagnosa masalah
dan diagnosa kebutuhan. Interpretasi data pada remaja dengan anemia adalah :
1) Diagnosa kebidanan
Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.Dasar
diagnosa tersebut adalah data subjektif berupa pernyataan pasien tentang
sering lelah, lesu, lemas, lunglai.
Hasil data objektif meliputi pemeriksaan umum, fisik, dan ginekologi serta
hasil pemeriksaan penunjang. Diagnosa kebidanan ditulis dengan lengkap
berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan data penunjang.
2) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan
dari hasil pengkajian atau yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang
menyertai diagnosis.Masalah dapat muncul tapi dapat pula tidak.Hal ini muncul
berdasarkan sudut pandang klien dengan keadaan yang dialami apakah
menimbulkan masalah terhadap klien atau tidak. Masalah pada kasus ini yaitu
anemia dengan keluhan sering meras lelah dan sulit berkonsentrasi.
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi
dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data.
Kebutuhan yang muncul setelah dilakukan pengkajian. Ditemukan hal- hal yang
membutuhkan asuhan, dalam hal ini klien tidak menyadari. Kebutuhan klien pada
anemia yaitu pemberian tablet penambah darah.
c) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Diagnosa potensial ditegakkan berdasarkan diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi. Bidan dituntut untuk tidak hanya merumuskan masalah tetapi juga
merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi.
Sehingga langkah ini merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional atau
logis. Diagnosa potensial pada remaja dengan anemia adalah meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi karena daya tahan tubuh menurun. Dan jika berdampak
pada jangka panjang, kelak akan mempengaruhi saat hamil dan persalinan. Oleh
karena perlu adanya tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan atau tenaga
kesehatan.
d) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan oleh bidan
atau untuk konsultasi, kolaborasi serta melakukan rujukan terhadap penyimpangan
abnormal. Antisipasi pertama yang dilakukan pada anemia yaitu dengan
memperbaiki nutrisi dan pola hidup sehat serta pemberian tablet Fe.
e) Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Merupakan pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh dan ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana
harus mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek kesehatan dan
disetujui oleh kedua belah pihak (bidan dan klien).
Rencana yang diberikan pada anemia adalah :
a. Konseling psikologis, sosial, budaya dan spiritual
b. Medikamentosa meliputi pemberian tablet Fe
f) Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan secara efisien dan aman.
Langkah ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota tim kesehatan
lainnya. Selama melakukan tindakan intervensi, bidan menganalisa dan memonitor
keadaan kesehatan pasiennya.
Pelaksanaan pada anemia adalah:
a. Setelah diberikan konseling psikologis, sosial, budaya dan spiritual diharapkan
pasien atau klien dapat mengerti tentang anemia secara umum.
b. Setelah pemberian tablet Fe selama 30 hari ke depan, diharapkan kadar Hb
meningkat.
g) Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan.Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan
sebagian belum efektif. Proses evaluasi ini dilaksanakan untuk menilai mengapa
proses penatalaksanaan efektif / tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada
rencana asuhan tersebut.
Evaluasi yang diharapkan pada anemia adalah:
a. Setelah rutin mengkonsumsi tablet Fe, rasa sering kelelahan bisa berkurang, bisa
berkonsentrasi dengan baik, dan kadar Hb meningkat
b. Pasien atau klien dapat beraktifitas seperti biasa
c. Keadaan umum baik
Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)
1) Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesis sebagai langkah pertama.
2) Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan uji diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung asuhan sebagai langkah kedua.
3) Analisa
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif
dan objektif dalam suatu identifikasi:
a) Diagnosis atau masalah
b) Antisipasi diagnosis / masalah potensial
c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi / kolaborasi dan /
atau rujukan sebagai langkah II, III,dan IV
4) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah
dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dari rujukan.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Evidence based terkait asuhan kebidanan pada remaja menuntut seorang bidan agar
melakukan pelayanan sesuai dengan bukti yang ada. Proses sistematis untuk mencari, menilai
dan menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk pengambilan keputusan klinis.
Pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung
jawabkan.

2. SARAN
1. Bagi profesi
Bidan dapat meningkatkan pengetahuan dan mutu pelayanan yang menyeluruh dalam
melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan manajemen kebidanan menurut varney
2. Bagi institusi

Dapat menambah referensi tentang evidence based terkait asuhan kebidanan pada
remaja.

3. Bagi remaja
Bisa menjaga keseimbangan biologis, psikologis, spiritual sehingga tenang dan lancar
dalam menghadapi kehidupannya.
DAFTAR PUSTAKA

Jones lewcilnya Derek, 1997. Kesehatan Wanita. Jakarta : Gaya favorit


Kartono kartini, 1992. Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Bandung : CV Mandar
Maju.
Kartono kartini, 1997. Konseling Pra Perkawinan. Bandung : CV Mandar Maju.

Anda mungkin juga menyukai