Anda di halaman 1dari 7

KULAIH PENGABDIAN MASYARAKAT, BENTUK REALISASI UNTUK

MENGASAH KEMAMPUAN BERSOSIALISASI

Oleh Luthfia Safitri Prasetyo , luthfiapipit1602@gmail.com

Dengan menurunnya kasus Covid-19, tahun ini kegiatan Kuliah Pengabdian


Masyarakat dilaksanakan secara luring. Kegiatan KPM sendiri dimulai sejak tanggal 4 Juli
hingga 12 Agustus 2022. Kelompok KPM yang penulis ikuti adalah kelompok KPM
Multidisiplin, yang artiya kelompok tersebut beranggotakan mahasiswa dari beberapa jurusan
dan seluruh fakultas ayng ada di IAIN Ponorogo. Alasan penulis memilih kelompok
Multidisiplin adalah mempertimbangkan keinginan penulis untuk menambah pengalaman,
memperluas relasi dan juga keluar dari zona nyaman. Pada kesempatan kali ini penulis
menjadi anggota kelompok 39 yang berlokasikan di desa Munggu kecamatan Bungkal.

Sebelum memasuki hari dimulainya kegiatan KPM, anggota kelompok melakukan


survey lokasi dan posko yang akan ditinggali selama kegiatan KPM berlangsung. Setelah
melakukan survei, anggota kelompok mendapatkan rumah yang akan ditinggali, namun
sayangnya rumah tersebut dirasa kurang layak, sehingga anggota kelompok memutuskan
untuk mencari rumah lain yang kiranya bisa dijadikan opsi lain untuk tempat tinggal. Dengan
bantuan Bapak Kamituwo setempat, anggota kelompok kemudian mendapatkan rumah lain
yang sangat layak digunakan sebagai posko kelompok 39 selama kegiatan KPM berlangsung.

Kegiatan sehari hari yang dilakukan anggota kelompok di pagi hari antara lain
melakukan olahraga ringan dengan berjalan jalan pagi atau sore, melakukan joging,
membersihkan area posko dan piket masak yang mana telah dibentuk jadwal piket untuk
mempermudah koordinasi antar sesama anggota. Pada malam hari, diadakan evaluasi harian
yang diikuti oleh seluruh anggota kelompok, dilaksanakan sekitar pukul 9 malam guna
mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan juga koordinasi kegiatan yang akan
dilakukan keesokan harinya. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi terciptanya koordinasi yang
baik antar anggota kelompok 39.

Minggu pertama dalam kegiatan KPM diisi dengan observasi lingkungan desa.
Peserta KPM melakukan observasi tentang aset yang bisa dimanfaatkan selama masa
pengabdian, menemukan lokasi strategis untuk melakukan kegiatan, dan mendata sumber
daya yang bisa dikembangkan di desa Munggu. Anggota kelompok melakukan pendekatan
dengan kepada masyarakat dengan mengikuti jamaah sholat fardhu di mushola-mushola
terdekat, dari sana diperolehlah informasi tentang adanya TPA yang sudah berjalan di
mushola tersebut. Ada tiga TPA dan satu pondok yang terletak di desa Munggu yang menjadi
sasaran tempat mengabdi rekan-rekan KPM.

Event yang bertepatan dengan minggu pertama kegiatan KPM kali ini adalah
perayaan hari besar islam, yakni Hari Raya Idul Adha 1443 H, anggota kelompok KPM 39
mengikuti sholat Ied berjamaah di mushola Mani’atul Mubarok, kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan penyembelihan hewan qurban oleh masyarakat desa dibantu dengan
beberapa anggota kelompok 39. Hasil daging qurban yang didapat kemudian diolah menjadi
lauk yang kemudian dikonsumsi bersama, dalam momen ini rasa kekeluargaan sangat terasa
di antara anggota kelompok. Pada minggu pertama juga anggota kelompok mengunjungi
salahsatu objek wisata yang ada di desa Munggu yakni air terjun.

Pada minggu kedua, anggota kelompok mulai disibukkan dengan tugas kelompok
mengajar yang telah dibagi. Beberapa mendapat tugas untuk mengajar edi SD, beberapa yang
lain mengajar di TK, dan ada beberapa anggota yang mengajar les di siang hari. Anggota
kelompok yang mengajar di SD meng handle latihan untuk persiapan lomba pramuka dan
lomba voli. Sementara penulis sendiri mendapat tugas untuk mengajar di TK. Pada
pertemuan pertama dengan kepala sekolah, penulis dan rekan-rekannya berkoordinasi tentang
teknis mengajar dan kegiatan apa yang bisa dilakukan selama masa pengabdian. Setelah
koordinasi dilaksanakan diputuskan bahwa jadwal mengajar anggota KPM adalah pada hari
Rabu dan Kamis pukul 08.00 sampai 10.00 WIB dan menghias ulang ruang kelas TK B.

Pada awal mengajar TK, penulis merasa peserta didik di TK Dharma Wanita sangat
kondusif, peserta didik sangat antusias degan kegiatan yang dilaksanakan bersama anggota
KPM. Beberapa hari kemudian penulis bersama dengan rekan yang lain mulai membuat
dekorasi kelas berbahan origami yang dilipat menjadi bentuk burung, kupu-kupu dan bintang
yang kemudian dirangkai menggunakan benang wol yang telah disediakan oleh pihak TK.

Di minggu kedua ini, anggota kelompok 39 membantu pelaksanaan kegiatan


posyandu balita, dalam kegiatan posyandu tersebut dosen pembimbing lapangan kelompok
39 yakni ibu Lutfiana Mayasari mengisi materi yang ditujukan untuk orang tua dengan
mengusung tema parenting dan mengenal love language anak-anak. Dalam materi beliau
menjelaskan bagaimana menyikapi bahasa cinta yang berbeda-beda dari setiap anak. Setelah
kegiatan posyandu dilanjutkan dengan koordinasi program kerja bersama dengan DPL, serta
memberikan laporan terkait program kerja apa saja yang sudah mulai berjalan. Penulis dan
anggota kelompok lain juga membantu ibu bidan dalam melengkapi data anak balita yang
ada di desa Munggu. Pada malam Jumat di minggu kedua, beberapa anggota kelompok
melakukan ziarah ke Tegalsari bersama dengan warga desa Munggu. Pada hari Ahad di
minggu kedua ini kelompok 39 mengikuti kegiatan senam bersama dengan anggota
kelompok 38 dan ibu-ibu PKK. Dilanjutkan dengan kegiatan kerja bakti di lingkungan sekitar
posko.

Pada minggu ketiga, penulis mulai mencicil pembuatan buku panduan dan kartu
prestasi TPQ sebagai media penunjang laporan executive summary. Demi melancarkan
pembuatan buku panduan penulis dan rekan-rekan tim penyusun mulai mengumpulkan
materi-materi yang sesuai dengan usia dan jenjang sekolah santri TPQ An-Ni’mah. Dalam
proses pengumpulan materi ini, kesulitan yang ditemukan oleh tim penyusun buku panduan
adalah pada bagian pengeditan, utamanya pada bab surat pendek, namun setelah menelateni
pengeditan tersebut akhirnya buku tetap selesai pada waktu yang sudah ditentukan. Setelah
seluruh materi terkumpul, Langkah selanjutnya adalah membuat desain sampul buku panduan
TPQ dan menyerahkannya pada percetakan.

Kegiatan selanjutnya pada minggu ketiga kegiatan KPM adalah membuat desain
kaligrafi yang akanmenjadi kenang-kenangan mushola yang berada di sekitar posko.
Pembuatan desain dimulai dengan menemukan referensi yang ada di internet, kemudian
menggambarkannya diatas kertas yang kemudian akan dijadikan patokan saat menggambar
diatas tripleks. Tahap selanjutnya adalah mencampur warna sehingga menghasilkan warna
yang diinginkan untuk pembuatan kaligrafi.

Pada minggu ini anggota kelompok 39 mulai mengikuti yasinan rutin ibu-ibu dan
bapak-bapak yang dilaksanakan pada hari selasa malam dan kamis malam. Dalam kegiatan
ini penulis secara pribadi mendapat pengalaman baru, karena penulis belum pernah mengikuti
kegiatan yasinan di desanya, setelah kegiatan yasinan biasanya dilanjutkan dengan diskusi
singkat oleh masyarakat desa Munggu. Respon masyarakat terhadap hadirnya anggota KPM
di desa Munggu, khususnya di Munggu tengah sangat baik. Masyarakat sangat welcome
terhadap seluruh anggota, pada minggu pertama yasinan, salah satu anggota KPM diminta
untuk memberikan sambutan, dalam sambutannya perwakilan kelompok KPM 39
menjelaskan tentang rancangan proker yang akan dilakukan selama masa pengabdian.
Pada hari Minggu di munggu ke tiga masa pengabdian, kelompok 39 KPM
Multidisiplin bekerja sama dengan anggota kelompok 38 Monodisiplin untuk mengadakan
senam pagi bersama di balai desa Munggu pada pukul 06.30 dengan peserta seluruh anggota
kelompok 38 dan 39 dan juga ibu-ibu PKK. Kegiatan ini disambut dengan antusias, terbukti
dengan banyaknya jumlah peserta senam saat itu, dan juga banyak anak kecil yang mengikuti
kegiatan senam bersama dengan ibu mereka.

Memasuki minggu keempat, kegiatan masyarakat mulai rutin diikuti, mulai dari
mengajar di pagi hari, mengajar TPA di sore dan malam hari, kegiatan yasinan dan kerja
bakti, serta kegiatan lainnya yang melibatkan peran seluruh anggota kelompok. Pada minggu
ini salah satu jamaah Haji telah kembali dari ibadah Haji di Tanah Suci, sehingga anggota
kelompok 39 berinisiatif untuk ziarah Haji, kegiatan ini dilaksanakan pada malam hari
setelah waktu isya. Kedatangan anggota kelompok 39 disambut baik di kediaman beliau,
beliau pun mendoakan kesuksesan seluruh anggota kelompok 39, baik sukses di dunia dan di
akhirat.

Pada minggu ini juga, anggota kelompok mulai berdiskusi tentang kegiatan penutupan
yang akan dilaksanakan pada akhir kegiatan pengabdian. Ada beberapa opsi yang
didiskusikan oleh anggota kelompok, antara lain kegiatan penutupan gabungan dengan
kelompok 38, lomba-lomba, dan pengajian akbar. Pada minggu ini beberapa anggota
kelompok kemudian mengkonsultasikan rencana penutupan dengan perangkat desa terdekat.

Kegiatan selanjutnya yang dilaksanakan pada minggu ke empat ini adalah penyediaan
bahan baku pembuatan kaligrafi, antara lain cat tembok, pigmen cat, tripleks, lem kayu dan
beberapa kuas. Beberapa anggota kelompok yang tergabung ke dalam tim kaligrafi mulai
mendiskusikan lafadz apa yang akan ditulis, warna, serta ornamen pelengkap yang akan
mempercantik kaligrafi sebagai kenang-kenangan dari kelompok 39 KPM Multidisiplin di
mushola yang menjadi lokasi pengabdian. Pada hari kamis sore di minggu ke empat
dilaksanakan senam bersama ibu-ibu PKK di balai desa Munggu yang dipimpin oleh
instruktur senam, beberapa anggota kelompok yang tidak memiliki jadwal mengajar sore pun
mengikuti kegiatan tersebut dengan senang.

Pada minggu kelima KPM, kegiatan mulai semakin padat, dimulai dari memutuskan
kegiatan apa yang akan dilaksanakan sebagai kegiatan penutupan. Kelompok 39 kemudian
memutuskan untuk membuat lomba sederhana yang diikuti oleh anak-anak di desa Munggu
yang mengikuti les di posko selama KPM. Kegiatan ini dilaksanakan di halaman rumah salah
satu tetangga yang letaknya berada di timur posko kelompok 39. Adapun perlombaan yang
diadakan adalah lomba kelereng, lomba mengambil karet dengan sedotan dan lomba estafet
air. Kegiatan lomba ini dilaksanakan pada hari minggu dan disaksikan oleh masyarakat,
kegiatan ini berlangsung sangat meriah, ditambah lagi dengan adanya lagu yang mengiringi
perlombaan sehingga menambah ramai acaranya. Pada perlombaan terakhir yakni estafet
kelereng, keseruan bertambah, hal ini dikarenakan seluruh anggota kelompok 39 juga
mengikuti lomba tersebut. Lomba ini dipenuhi dengan gelak tawa seluruh anggota kelompok,
peserta lomba serta warga yang menyaksikannya.

Setelah kegiatan lomba, pada malam harinya anggota kelompok melaksanakan


evaluasi rutin yang kemudian membahas tentang kegiatan penutupan, karena bertepatan
dengan peringatan hari besar islam yakni tahun baru islam, maka keputusan finalnya adalah
melaksanakan kegiatan pengajian akbar yang mengundang K.H. Tajul Mujahidin yang
merupakan pengasuh pondok pesantren Nur Fadhilah Polorejo sebagai muballigh dalam acara
peringatan bulan muharram dan penutupan kegiatan KPM. Anggota kelompok dibantu
dengan masyarakat desa bersama mempersiapkan kegiatan dengan sangat baik. Mulai dari
musyawarah bersama yang bertujuan untuk membagi tugas selama berlangsungnya acara,
persiapan konsumsi yang melibatkan warga untuk membawa pelangan berupa snack,
peminjaman alat kelengkapan acara seperti tikar, banner untuk alas tempat duduk, karper,
sofa untuk muballigh, meja, tanaman hias, jenset, dan juga terop. Untuk sound system
kelompok 39 meminjam dari pondok salahsatu anggota kelompok yang kebetulan bisa
dipijam hari itu.

Penulis sendiri mendapat bagian untuk menjadi dirigen menyanyikan lagu Indonesia
Raya saat acara penutupan. Pengalaman ini menjadi sangat berkesan karna ini merupakan
pengalaman pertama bagi penulis. Kegiatan ini disambut antusias yang sangat besar oleh
warga, dibuktikan dengan banyaknya jumlah jamaah yang menghadiri pengajian dari ibu-ibu,
bapak-bapak, bahkan sampai anak-anak pun menghadiri acara penhgajian akbar. Kegiatan ini
juga dihadiri langsung oleh dosen pembimbing lapangan kelompok 39, serta beberapa
perangkat desa Munggu. Materi yang disampaikan oleh muballigh juga mudah diterima oleh
masyarakat, diselingi dengan gurauan dari muballigh menjadikan acara tidak terasa monoton
dan disertai dengan gelak tawa. Kegiatan pengajian ini juga diiringi oleh hadroh yang
didatangkan dari pondok Joresan, Mlarak sehingga menambah semarak malam penutupan
kegiatan pengabdian masyarakat. Usai kegiatan pengajian, dilanjutkan dengan kegiatan foto
bersama anggota kelompok sebagai bukti dokumentasi telah dilaksanakannya kegiatan
penutupan.

Pada minggu ini penulis memenuhi undangan dari kelompok 38 KPM Monodisiplin
untuk menghadiri seminar kewirausahaan yang juga merupakan kegiatan terakhir yang
mereka laksanakan. Kegiatan ini berlokasikan di balai desa munggu yang dihadiri oleh
perangkat desa dan ibu-ibu PKK.

Memasuki minggu keenam, minggu terakhir berada di desa Munggu, kelompok 39


berpamitan kepada warga desa untuk mohon undur diri dari kegiatan yang berlangsung di
desa, anggota kelompok juga kemudian berpamitan di lembaga lembaga yang menjadi lokasi
pengabdian, seperti di TK, SD dan TPA. Kelompok 39 memberikan kenang kenangan berupa
vandel yang diserahkan di Balai Desa, SD dan juga TK, tak lupa anggota kelompok
mengambil foto bersama dengan guru dan murid TK, dan perangkat desa sebagai
dokumentasi. Untuk acara berpamitan di SD, dilaksanakan oleh perwakilan anggota
kelompok yang mengajar di SD.

Pengerjaan kaligrafi juga sudah sampai pada proses finishing, seperti pelapisan
dengan lem kayu agar cat tetap awet dan pemasangan frame. Kemudian anggota kelompok 39
mulai berbenah dan membersihkan lingkungan posko agar tetap bersih ketika anggota
kelompok meninggalkan posko. Hari terakhir masa pengabdiab diisi dengan kegiatan
perpisahan sesama anggota yang terasa sangat haru. Anggota kelompok masing masing
memberikan kesan dan pesan yang menambah suasana haru di pagi tersebut. Pada sore hari,
bebrapa anggota kelompok mulai meninggalkan posko, namun ada beberapa anggota yang
masih tinggal di posko hingga esok harinya. Kegiatan KPM ditutup dengan perasaan haru dan
bahagia sekaligus .

Kesan yang dirasakan oleh penulis selama kegiatan KPM sangatlah baik. Penulis
secara pribadi merasakan suasana kekeluargaan yang sangat erat dengan seluruh anggota
kelompok. Mulai dari masa pengenalan dimana semua orang terasa asing, mengingat penulis
menjadi satu-satunya anggota yang berasal dari jurusan Tadris Bahasa Inggris, hingga proses
mengenal keseluruhan anggota kelompok. Keseruan yang dirasakan oleh penulis setiap
harinya seperti kegiatan memasak bersama, kegiatan senam pagi, mempersiapkan materi
yang akan diajarkan di sekolah, enyusunan laporan, gurauan yang sering penulis lontarkan,
semua itu menjadi memori yang tidak akan terlupakan.
Dari kegiatan pengabdian ini, penulis belajar bagaimana berbaur dengan masyarakat,
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, belajar untuk bekerjasama, menyatukan banyak
pendapat, serta belajar untuk membagi waktu. Penulis sangat bersyukur karna telah
dipertemukan dengan orang-orang yang luar biasa selama masa pengabdian ini. Penulis
sangat berterima kasih kepada dosen pembimbing lapangan, Ibu Lutfiana Dwi Mayasari,
yang telah dengan telaten membimbing kami, menemani kami selama proses pengabdian ini,
menyampaikan ide-ide yang sangat membantu kami selama kegiatan. Teman -teman yang
sanggat supprtive dan ramah, membuat kegiatan pengabdian ini amat sangat berkesan.
Bahkan hingga hari terakhir pengabdian, penulis secara pribadi merasa belum rela untuk
mennggalkan keluarga pengabdian yang terasa seperti rumah. Waktu yang dihabiskan
bersama selama 40 hari pengalaman yang berharga dan tak akan terlupakan.

Anda mungkin juga menyukai