Anda di halaman 1dari 29

TK2562 – Mikrobiologi Industri dan Lingkungan

Bab V.

Pertumbuhan Mikroorganisme
Aida Nur Ramadhani, M.T.

Program Studi Teknik Kimia


Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
PENDAHULUAN

▪ Biomassa (sel): massa zat hidup di dalam populasi mikroorganisme tertentu pada
area tertentu

▪ Medium pertumbuhan: medium/ lingkungan yang berisi zat-zat (nutrisi) yang


diperlukan untuk pertumbuhan

▪ Sejumlah sel ditambahkan ke dalam medium pada kondisi tertentu → sel akan
tumbuh → respon terhadap lingkungan (fisik dan kimiawi)

▪ Pertumbuhan sel → penambahan jumlah sel + perubahan ukuran sel

2
Pertumbuhan mikroorganisme meliputi:

Perbesaran dan pertambahan masa dan volume sel

Perbanyakan jumlah sel dalam populasi

3
PERTUMBUHAN POPULASI : BINARY FISSION

▪ Pembelahan sel yang menghasilkan 2 sel yang persis sama dengan sel awal.
▪ Proses ini berulang dalam suatu interval oleh setiap sel anak, dan setiap putaran
pembelahan yang berturut-turut terjadi, maka populasi meningkat.

4
MENGHITUNG PERTUMBUHAN SEL

▪ Menghitung konsentrasi sel dalam medium pembiakan untuk menentukan


kinetika dan stoikiometri pertumbuhan.

▪ Ada penentuan jumlah sel dan massa sel.

▪ Pertumbuhan sel dapat ditentukan dengan metode turbidometry dan total cell
count.

▪ Jumlah sel dapat ditentukan secara langsung dengan penghitungan


menggunakan mikroskop, penghitungan dengan counting chamber, flow
cytometer.

5
Turbidometry

▪ Tabung berisi larutan mediua bening akan


menjadi menjadi berkabut, atau keruh, saat
mikroba tumbuh di dalamnya.
▪ Secara umum, semakin tinggi kekeruhannya,
semakin tinggi jumlah sel dalam populasi.

cloudy and opaque,


transparent, indicating indicating heavy 6
little or no growth growth
measurements with a
spectrophotometer

1) Sebuah tabung tanpa pertumbuhan sel


mentransmisikan lebih banyak cahaya dan
memberikan pembacaan yang lebih tinggi.

2) Dalam tabung dengan pertumbuhan sel, sel-


sel menyebarkan cahaya sehingga transmitansi
berkurang dan bacaan lebih rendah.

Teknik ini hanya memberikan ukuran pertumbuhan relatif; tidak dapat menentukan
angka aktual atau membedakan antara sel mati dan sel hidup. 7
• Hubungan linear antara jumlah sel dan
kepadatan optik.
• Dengan menentukan nomor sel atau massa
sel untuk sampel dengan kepadatan optik
yang diketahui, grafik kalibrasi dapat
diproduksi 8
measurements with a
haemacytometer

▪ Teknik ini menggunakan slide mikroskop khusus (cytometer) yang dikalibrasi untuk
menerima sampel kecil yang tersebar di kisi yang khusus.
▪ Hasil hitungan dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah total sel dalam
sampel yang lebih besar (misalnya, susu atau air).
▪ Tidak ada perbedaan yang dapat dibuat antara sel mati dan sel hidup, yang
keduanya termasuk dalam hitungan.

9
Lihat video:
https://www.youtube.com/watch?v=pP0xERLUhyc

10
measurements with

a total plate count


(Colony forming unit)

Pengenceran suspensi
mikroba dengan aquades
atau kaldu cair

Plate
Count

12
13

▪ Metode ini dilakukan dengan mengencerkan


sampel dengan larutan media atau aquadest
steril.
▪ Dilakukan secara bertingkat.
▪ Homogenisasi dilakukan agar sampel tercampur
sempurna.
▪ Perhitungan sel dilakukan dengan menuangkan /
menggoreskan sampel ke dalam media agar lalu
diinkubasi.
▪ Akan terlihat titik-titik sel hidup seperti →
Lihat video:
https://www.youtube.com/watch?v=kmhMX7hqTPs

14
measurements with

Membrane filter

▪ Metode ini dilakukan dengan melewatkan larutan sampel pada membrane filter 0,45
μm.
▪ Membran yang membawa mikroba tsb diletakkan dalam cawan yang berisi medium.
▪ Proses perhitungan dapat dilakukan setelah masa inkubasi.

15
measurements with Centrifugation

(dry weight cell)

▪ Sampel suspensi mikroba di sentrifugasi dengan kecepatan dan waktu tertentu.


▪ Menghasilkan lapisan endapan mikroba
▪ Kemudian dapat dikeringkan di dalam oven (50 – 60°C)

▪ Dilakukan perhitungan berat sel:

berat kering sel g = berat wadah dengan sel − (berat wadah kosong)

16
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba

Temperature

pH
Cahaya

Kadar Oksigen
Tekanan osmotik

Kadar CO2

17
Temperatur

▪ Kelangsungan hidup sel-sel mikroba tergantung pada kemampuan beradaptasi


dengan variasi suhu lingkungan habitat alaminya.
▪ Kemampuan beradaptasi = apakah suatu organisme tumbuh secara optimal dalam
kisaran suhu; dingin, sedang, atau panas.

organisme tumbuh secara optimal dalam


kisaran suhu dingin,
psychrophilic photosynthetic organisms like
18
Chlamydomonas nivalis.
19

Kisaran suhu untuk pertumbuhan


mikroba dapat dinyatakan sebagai tiga
suhu cardinal:
▪ Suhu minimum
▪ Suhu maksimum
▪ Suhu optimal

Kenaikan suhu meningkatkan laju pertumbuhan, selama masih rentang optimal.


Pada T diatas titik optimal → laju kematian > laju pertumbuhan, maka sel hidup akan
berkurang.
▪ Kemampuan beradaptasi suatu sel dapat menggambarkan apakah suatu organisme
tumbuh secara optimal dalam kisaran suhu dingin, sedang, atau panas.

20
pH

▪ Pertumbuhan mikroba dan kelangsungan hidupnya juga dipengaruhi oleh pH


lingkungan / habitat.
▪ pH didefinisikan sebagai tingkat keasaman atau alkalinitas (kebasaan) suatu
larutan.
▪ Mayoritas organisme dapat hidup atau tumbuh di habitat antara pH 6 dan 8,
karena asam dan basa kuat dapat merusak enzim dan zat seluler lainnya.
▪ Namun, ada beberapa mikroorganisme hidup pada pH ekstrem.

21
▪ Pengaruh pH → mempengaruhi aktivitas enzim dan laju pertumbuhan sel

▪ Setiap jenis organisme memiliki pH optimum berbeda: bakteri (3-8), yeast (3-6),
molds (3-7), sel tumbuhan (5-6), sel hewan (6.5-7.5)

22
Kadar oksigen

▪ Oksigen dapat bersifat racun bagi mikroorganisme, dapat terkonversi menjadi


produk turunan yg sangat reaktif yaitu superoxide free radical (𝑂2− ).
▪ Mikroorganisme aerob dan kebanyakan anaerob fakultatif mengkonversinya
menjadi hidrogen peroksida. Selanjutnya akan dipecah oleh enzim katalase.
▪ Sedangkan anaerob obligat tidak memiliki enzim tersebut, maka tidak tolerir
terhadap oksigen.

23
Klasifikasi mikroorganisme dari kebutuhan oksigennya

Obligate aerobes:
• hanya dapat tumbuh dengan adanya oksigen

Facultative anaerobes:
• dapat menyesuaikan metabolisme dengan kondisi oksigen yang ada.

Obligate anaerobes:
• tidak toleran dengan keberadaan oksigen sama sekali.

Aerotolerant anaerobes:
• tidak menggunakan oksigen, tetapi juga tidak dihambat olehnya.

Microaerophiles:
• membutuhkan oksigen, namun hanya dapat tumbuh lingkungan dengan konsentrasi
oksigen rendah

24
Penggunaan thioglycollate broth untuk menunjukkan kebutuhan oksigen.
Thioglycollate adalah bahan kimia yang menyerap gas O2 dari udara.

25
Kadar CO2

▪ Organisme autotrof membutuhkan CO2 sebagai sumber karbon.

▪ Diambil dalam bentuk senyawa bikarbonat untuk dalam medium pertumbuhan


atau CO2 dalam udara.

▪ Organisme heterotrof membutuhkan sedikit CO2 untuk senyawa antara


metabolisme.

26
Cahaya

▪ Organisme fototrof memanfaatkan cahaya matahari untuk proses fotosintesis.

▪ Di laboratorium, dibutuhkan cahaya dengan panjang gelombang yang sesuai.

▪ Sumber cahaya ≠ sumber panas.

▪ Cahaya fluorescence memberikan panas minimal, dan memberikan panjang


gelombang 750 nm yang dibutuhkan oleh bakteri fotosintesis.

27
28

Tekanan Osmotik

▪ Osmosis → difusi air melewati membrane semipermeable dari larutan berkonsentrasi


rendah ke tinggi, hingga terjadi kesetimbangan konsentrasi.

▪ Tekanan untuk memungkinkan peristiwa osmosis → Tekanan osmotic


▪ Kekuatan dinding sel masing-masing sel → tipe mikroorganisme tahan terhadap
tekanan osmotik tinggi.

▪ Mikroorganisme Haloduric

▪ Mampu mentolerir lingkungan dengan konsentrasi 10x lebih besar dari sel.

▪ Mikroorganisme Halophilic (‘salt-loving’)

▪ Mampu beradaptasi untuk tumbuh dengan baik di lingkungan dengan kadar


garam tinggi.

▪ Untuk dapat hidup tanpa terjadi plasmolysis → mikroorganisme


mengkondisikan cairan internal selnya agar konsentrasinya lebih tinggi →
dengan pemekatan ion potassium

▪ Contoh di laut Mati


29

Anda mungkin juga menyukai