Anda di halaman 1dari 7

Nama : Fashabilla Firstlanda Jasmine

NIM : 432022718029
Prodi/Semester: Farmasi/3

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT (UJI FEHLING DAN UJI IODIUM/LUGOL)

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu melakukan uji kualitatif karbohidrat pada suatu sampel.
2. Mahasiswa mampu membedakan jenis karbohidrat berdasarkan uji khasnya.
B. HASIL PRAKTIKUM
1. Uji Fehling
Sampel Warna Warna Warna Larutan + Gambar
Larutan Larutan Fehling +
+ Fehling Pemanasan (endapan
merah bata)
Glukosa Bening Biru+ Biru tua + merah bata

Laktosa Bening Biru+ Biru tua + merah bata

Fruktosa Bening Biru+ Biru tua + merah bata

Sukrosa Bening Biru++ Biru tua + Oranye


kekuningan

Amilum Putih Biru+ Biru tua + Oranye


keruh
Aquades Bening Biru+ Biru tua

Pembahasan Hasil Uji Fehling:


- Uji Fehling digunakan untuk menunjukkan sifat khusus karbohidrat dengan
adanya karbohidrat pereduksi. Hasil positif uji menunjukkan bahwa gula
pereduksi merupakan gula yang dapat mereduksi larutan fehling dan sebagai
karbohidrat pereduksi. Hal ini dapat dinyatakan bahwa golongan karbohidrat
monosakarida dan disakarida positif terhadap kegiatan mereduksi larutan fehling
tersebut. Pereaksi fehling dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai
sifat mereduksi, juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri
atas dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan fehling B. Larutan fehling A
adalah CuSO4 dalam air, sedangkanlarutan fehling B adalah larutan garam KNa-
tartrat dan NaOH dalam air. Dalam pereaksi ini Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+
yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O.Pereaksi fehling
ditambah karbohidrat kemudian dipanaskan, akan terbentuk endapan merah bata
pada hasil akhir. Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi Cu+ yang dalam
suasana basa akan diendapkan menjadi Cu2O. Fehling B berfungsi untuk
mencegah Cu2+ mengendap dalam suasana alkalis. Hasil positif ditandai dengan
adanya endapan merah bata setelah proses pemanasan (Fitri, 2020).
- Hasil uji Fehling untuk larutan glukosa menunjukan hasil positif, hal ini
dikarenakan terdapat endapan merah bata setelah proses pemanasan selama 15
menit. Pada uji Fehling, glukosa mengahsilkan perubahan warna menjadi endapan
merah bata yang menunjukkan bahwa glukosa merupakan gula sederhana. Reagen
Fehling terdiri dari Fehling A dan Fehling B dimana Fehling A mengandung
CuSO4, sedangkan Fehling B mengandung NaOH dan Na-K-tartarat yang
merupakan campuran alkali. Spesifik warna yang menandakan adanya karbohidrat
(gula reduksi) dengan adanya endapan CuO2 berwarna merah bata (Idiawati,
2015).
- Hasil uji Fehling untuk larutan laktosa menunjukan hasil positif, hal ini
dikarenakan terbentuk endapan merah bata setelah pemanasan selama 15 menit.
Larutan Fehling (CuO) digunakan untuk mengidentifikasi adanya gugus aldehid
pada suatu senyawa, jika suatu pengujian dikatakan positif, maka akan terbentuk
endapan merah Cu2O. Laktosa dalam keadaan panas dapat mereduksi pereaksi
Benedict atau pereaksi Fehling (Sitepu, 2020).
- Hasil uji Fehling untuk larutan fruktosa menunjukan hasil positif, hal ini
dikarenakan terbentuknya endapan merah bata setelah dilakukan pemanasan
selama 15 menit. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau
merah bata tergantung pada konsentrasi gula reduksinya. semakin berwarna merah
bata maka gula reduksinya semakin banyak. Terbentuknya endapan merah bata,
menunjukkan bahwa fruktosa merupakan karbohidrat dengan jenis gula pereduksi.
Karena kandungan gula dalam fruktosa mereduksi reagen Fehling sehingga
terbentuk kompleks endapan merah bata (Sari, 2016).
- Hasil uji Fehling untuk larutan sukrosa menunjukan hasil negatif, hal ini
dikarenakan setelah dilakukan pemanasan selama 15 menit, tidak membentuk
endapan berwarna merah bata. pereaksi fehling A dan B dipanaskan didalam gelas
beaker sampai mendidih supaya reaksi sempurna. Fungsi dari pemanasan adalah
untuk mempercepat reaksi yang terjadi dan agar larutan menjadi homogen.
Sukrosa tidak mempunyai radikal hidroksil laktol yang bebas sehingga sukrosa
tidak mereduksi pereaksi Fehling (Kartikorini, 2016).
- Hasil uji Fehling untuk larutan amilum menunjukan hasil negatif, hal ini
dikarenakan tidak terbentuknya kompleks endapan merah bata setelah pemanasan
larutan sampel, melainkan kompleks oranye tua. Hasil posistif pada uji fehling
adalah apabila terbentuk endapan merah bata setelah pemanasan. Endapan yang
terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata tergantung pada
konsentrasi gula reduksinya. semakin berwarna merah bata maka gula reduksinya
semakin banyak (Marissa, 2021).
- Hasil uji Fehling untuk larutan aquadest menunjukan hasil negatif, hal ini
dikarenakan tidak terbentuknya endapan merah bata setelah dilakukan pemanasan.
Aquadest yang merupakan air yang telah mengalami destilasi sehingga tidak
memiliki kandungan karbohidrat ditandai dengan tidak adanya endapan merah
bata yang tebentuk(Nurhamida, 2014)
2. Uji iodium/Lugol
Sampel Warna Warna Warna Warna Gambar
Larutan Larutan + Larutan + Larutan +
Iodium/Lugo Iodium/Lugol Iodium/Lugol
l + Pemanasan + Pemanasan
(waktu) + Pendinginan
(waktu)
Glukosa Bening Kuning Kuning Kuning jernih
oranye (15 menit) (15 menit)

Laktosa Bening Kuning jernih Hijau Hijau


kehitaman kehitaman
(15 menit) (15 menit)

Fruktosa Bening Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih


(15 menit) (15 menit)

Sukrosa Bening Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih


(15 menit) (15 menit)

Amilum Putih Biru Biru bening Biru kehitaman


keruh kehitaman kehitaman (15 menit)
(15 menit)
Aquades Bening Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih
(15 menit) (15 menit)

Pembahasan Hasil Uji Iodium/Lugol:


- Uji Iodium bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida. Reaksi antara
polisakarida dengan iodin membentuk rantai poliiodida. Polisakarida umumnya
membentuk rantai heliks (melingkar), sehingga dapat berikatan dengan iodin,
sedangkan karbohidrat berantai pendek seperti disakarida dan monosakaraida
tidak membentuk struktur heliks sehingga tidak dapat berikatan dengan iodin.
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi
berwarna yang spesifik. Pada uji Iod, hanya amilum yang menunjukkan hasil
positif termasuk polisakarida dengan menunjukkan perubahan warna menjadi biru
kehitaman (Desyanti, 2013).
- Hasil uji Iodium untuk larutan glukosa menunjukan hasil negatif, hal ini
dikarenakan.larutan tidak berubah menjadi biru kehitaman melainkan berwarna
kuning jernih. Setelah dialkukan pemanasan pun tidak terbentuk larutan biru
kehitaman. Glukosa merupakan karbohidrat dengan jenis monosakarida sehingga
tidak dapat berikatan dengan iodium. Dengan ini jelas menunjukkan bahwa
glukosa bukan dari golongan poliskakarida (Mafira, 2019).
- Hasil uji Iodium untuk larutan laktosa menunjukan hasil negatif, hal ini
dikarenakan larutan tidak berubah menjadi biru kehitaman setelah ditambahkan
larutan iodium. Polisakarida yang ada dalam sampel akan membentuk kompleks
adsorpsi berwarna spesifik dengan penambahan iodium. Setelah dilakukan
pemanasan lautan tidak juga berubah melainkan tetap berwana kunig jernih. Hal
ini menunjukan bahwa laktosa bukan karbohidrat dengan jenis polisakarida
(Yuliana, 2017) .
- Hasil uji Iodium untuk larutan fruktosa menunjukan hasil negatif, hal ini
dikarenakan larutan tidak berubah menjadi biru kehitaman setelah ditambahkan
larutan iodium.larutan biru kehitaman tidak terbentuk karena iodium hanya
berikatan dengan gula jenis poliskarida. Fruktosa sendiri merupakan karbohidrat
jenis monosakarida (Mudrawan, 2014).
- Hasil uji Iodium untuk larutan sukrosa menunjukan hasil negatif, hal ini
dikarenakan larutan tidak berubah menjadi biru kehitaman setelah ditambahkan
larutan iodium. Larutan yang terbentuk berwarna kuning jernih, struktur heliks
pada gula tidak berikatan dengan iodium. Dengan ini jelas menunjukan bahwa
sukrosa bukan merupakan karbohidrat dari golongan polisakarida. Sukrosa sendiri
merupakan gula disakarida yang termasuk kategori gula sederhana dan dibentuk
dari glukosa dan fruktosa (Irmawati, 2016).
- Hasil uji Iodium untuk larutan amilum menunjukan hasil positif, hal ini
dikarenakan terbentuk larutan dengan warna biru kehitaman setelah penambahan
larutan iodium. Karbohidrat dengan golongan polisakarida akan memberikan
reaksi dengan larutan Iodium dan memberikan warna biru kehitaman yang
menunjukkan adanya amilum pada sampel. Hasil pada sampel menunjukkan
hanya amilum yang menunjukkan reaksi positif karena dalam larutan amilum
terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan
dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Hal inilah yang menyebabkan
amilum menyebabkan warna biru kehitaman. Bentuk rantai heliks pada amilum
menyebabkan amilum dapat membentuk kompleks dengan molekul iodin yang
dapat masuk ke dalam spiralnya sehingga menyebabkan warna biru tua pada
kompleks tersebut. bahwa kepekatan meningkat dari setelah pemanasan, setelah
didinginkan dan sebelum dipanaskan. Ini disebabkan karena sebelum pemanasan,
gelung heliks sangat rapat dan iod terperangkap di dalamnya. Ketika campuran
tersebut dipanaskan, maka gelung heliks pati terbuka, sehingga molekul iod akan
terlepas. Namun saat pendinginan, molekul iod akan kembali terperangkap dalam
gelung heliks amilum. Senyawa ini hanya stabil dalam larutan dingin dan warna
biru akan hilang karena pemanasan (Rahmawati, 2017).
- Hasil uji Iodium untuk larutan aquadest menunjukan hasil negatif, hal ini
dikarenakan larutan tetap bening dan tidak berubah menjadi biru kehitaman
setelah ditambahkan larutan iodium. Aquadest yang merupakan air yang disuling
sehingga tidak memiliki kandungan karbohidrat (Putra, 2019)
C. DAFTAR PUSAKA
Desyanti, N. L. (2013). Metode Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Karbohidrat. Denpasar:
Politeknik Kesehatan Denpasar.

Fitri, A. S. (2020). Analisis Senyawa Kimia Pada Karbohidrat. Jurnal Sainteks, 17(1).

Idiawati, N. (2015). Optimasi Jenis Dan Konsentrasi Asam Pada Hidrolisis Selulosa Dalam
Tongkol Jagung. Jurnal Sains, 4(4).

Irmawati, A. (2016). Perbedaan Kadar Sukrosa Pada Kurma Kemasan Dan Kurma Curah
Metode Iodometri Dengan Luff Schrool. Jurnal Kesehatan Prima, 10(1).

Kartikorini, N. (2016). Analisa Kadar Gula (Sukrosa) Buah Mangga Berdasarkan


Varietasnya”. Surabaya: Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Mafira, N. (2019). Analisis Biomolekul. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(3).

Marissa, D. (2021). Aldehid Dan Keton. Praktikum Kimia Organik Dasar, 5(2).

Mudrawan, F. (2014). Identifikasi Senyawa Karbohidrat. Medan: Universitas Negri Medan.


Nurhamida, S. (2014). Karbohidrat. Jurnal Ilmu Kesehatan, 13(2).

Putra, I. G. (2019). Pengaruh Fermentasi Dengan Lactobacilus Acidophilus Terhadap Sifat


Fisik Garuh Fermentasi Dengan Lactobacilus Acidophilus Terhadap Sifat Fisik .
Jurnal Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa, 8(3).

Rahmawati, L. (2017). Studi Awal Pemisahan Amilosa Dan Amilopektin Pati Singkong
Dengan Fraksinasi Butanol-Air. Jurnal Sains Dan Teknologi Farmasi, 10(1).

Sari, Y. (2016). Analisis Jenis Gula Pada Madu Hitam Asal Flores Nusa Tenggara Timur.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sitepu, G. A. (2020). Isolasi Enzim Laktase Untuk Mengurangi Kadar Laktosa Susu Bagi
Penderita Intoleransi Laktosa. Prosiding The 11th Industrial Research Workshop And
National Seminar, 11(3).

Yuliana, A. (2017). Uji Potensi Berbagai Jenis Susu Cair Terhadap Bakteri Escherichia Coli.
Jurnal Ilmiah Sains, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai