DINAS KESEHATAN
Jalan Bagindo Aziz Chan KM 15 By Pass Aia Pacah Kota Padang 25176, Telepon (0751) 462619
Pos-el: dkkpadang@gmail.com; diskes@padang.go.id Laman: www.dinkes.padang.go.id
Dengan Hormat,
Dalam rangka percepatan penurunan AKI - AKN dan Stunting, salah satu upaya
yang dilakukan adalah peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga kesehatan.
Sehubungan dengan itu Dinas Kesehatan Kota Padang melakukan kegiatan On the
Job Training (OJT) kasus kegawadaruratan ibu dan anak bagi petugas Puskesmas
Kota Padang. Untuk itu di mohon kesediaan Ibu untuk memfasilitasi lahan OJT dan
menugaskan 1 (satu) orang Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan, 1 (satu)
orang Dokter Spesialis Anak dan 1 (satu) orang dari Tim Pencegahan
Pengendalian Infeksi (PPI) sebagai Fasilitator pada kegiatan tersebut, yang akan
dilaksanakan di RSUD dr Rasidin Padang 2 Angkatan yaitu : Angkatan I tanggal
12 s/d 14 September 2023 dan Angkatan II tanggal 19 s/d 21 September 2023
dengan Materi :
Demikian surat ini dibuat, atas perhatian dan kerjasama Ibu diucapkan terimakasih.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
KASUS KEGAWATDARURATAN IBU DAN ANAK BAGI PETUGAS PUSKESMAS
KE RSUD DR. RASIDIN PADANG
TANGGAL 12 S/D 14 SEPTEMBER 2023 dan TANGGAL 19 S/D 21 SEPTEMBER 2023
A. Latar BeLakang
Angka kematian Ibu (AKI) di Indonesia merupakan slah satu yang tertinggi dari
negara-negara ASEAN. Berdasarkan Long Form SP tahun 2020 AKI di Indonsia 189
peer 100.000 kelahiran hidup dan AKB16,85 per 1.000 kelahiran hidup. Angka
tersebut hampir mendekati target RPJMN 2024 yaitu AKI 183 dan AKB 16, nmun
masih jauh dari target SDGs di tahun 2023 seingga diperlukan upaya terobosan,
inovasi ataupun strategi percepatan agar target tersebut dapat dicapai.
Salah satu upaya penting untuk menurunkan kematian ibu adalah peningkatan
ketersediaan ketersediaan, kemudahan akses dan kualitas pelayanan
kegawatdaruratan Ibu dan Bayi Baru Lahir di fasilitas kesehatan tingkat pertama
dengan kemampuan menangani kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Tantangan
dalam pelayanan persalinan dan penaganan komplikasi kehamilan adalah belum
meratanya baik dari segi jumlah dan akses maupun kualitas FKTP yang mampu
PONED. Saat ini hanya 9.821 (72,9%) puskesmas yang melayani persalinan normal.
Di tahun 2019 hanya 2.139 (21,8%) puskesmasdi IndonesIa yang mapu PONED dan
memiliki tim yang lengkap. Sekitar 8,6% puskesmas PONED tanpa Tim yang lengkap
dan sisanya hampir 70% tidak mampu PONED.
Dalam upaya meningkatkan kapasitas tim yang terdiri dari dokter umum, bidan
dan perawat di FKTP dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi, maka perlu
pembelajran keterampilan khususnya terkait kegawatdarutan maternal dan neonatal
dalam bentuk on the job training (OJT). Diharapkan dengan adanya OJT
kegawatdaruratan maternal neonatal, tim di FKTP dapat mampu dan kompeten
dilakukan suatu pelatihan peningkatan kapasits dokter, agar mampu dan kompeten,
dalam menangani kegawatdaruratan maernal dan neonatal.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir
2. Tujuan Khusus
- Meningkatkan kompetensi tim dalam pencegahan infeksi pada ibu dan bayi baru
lahir
- Meningkatkan kompetensi tim dalam tatalaksana kegawatdaruratan pada
kehamilan, persalinan dan nifas
- Meningkatkan kompetensi tim dalam tatalaksana kegawatdaruratan pada bayi
baru lahir
D. Unsur
Unsur yang terlibat dalam kegiatan OJT adalah:
• Fasilitator SpOG
• Fasilitator SpA
• Fasilitator Tim PPI RS
• 1 Tim yang terdiri dari dokter umum, bidan dan perawat FKTP
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
E. Kegiatan Yang Dilakukan
1. Hari 1
• Pembukaan OJT
o Penjelasan fasilitator kepada Direktur RSUD mengenai OJT
o Serah terima peserta dari Dinas Kesehatan Kab/Kota kepada
Direktur RSUD
• Pemberian materi mengenai Pencegahan infeksi pada persalinan dan bayi baru
lahir dengan pokok bahasan:
1) Metode cuci tangan dan persiapan diri
a) Metode cuci tangan (Handhygiene)
b) Lima kesempatan mencuci tangan (5 Moment Handhygiene)
c) Alat Pelindung Diri (APD)
2) Persiapan persalinan dan penerimaan bayi baru lahir dengan
memperhatikan kebersihan lingkungan perawatan
a) Persiapan persalinan dengan memperhatikan kebersihan
lingkungan perawatan
b) Penerimaan bayi dengan memperhatikan kebersihan
lingkungan perawatan
3) Pencegahan infeksi pada pemasangan jalur infus dan terapi intravena
a) Penyiapan cairan infus, dan obat- obatan
b) Pencegahan infeksi pada pemasangan infus
4) Pengolahan alat, linen, bahan habis pakai, dan jaringan
a) Pengolahan alat yang akan dipakai ulang
b) Pengolahan linen
c) Pengolahan bahan habis pakai d) Pengolahan jaringan
2. Hari 2
• Pemberian materi mengenai Tatalaksana Kegawatdaruratan Pada Kehamilan,
Persalinan dan Nifas dengan pokok bahasan:
1) Tatalaksana kegawatdaruratan dasar pada kehamilan, persalinan dan
nifas:
a) Henti jantung dan henti nafas
b) Syok
c) Kejang
d) Sesak nafas
e) Pingsan
2) Tatalaksana pada kehamilan dan persalinan dengan penyulit obstetric
a) Hiperemesis Gravidarum
b) Kehamilan Ektopik Terganggu c) Perdarahan Antepartum
d) Persalinan Preterm e) Ketuban pecah dini
f) Persalinan Lama (kelainan His,CPD, Makrosomia)
g) Kelainan letak dan malpresentasi dalam persalinan
h) Distosia Bahu
i) Infeksi Nifas
j) Prolaps Tali Pusat
3) Tatalaksana kasus kegawatdaruratan tersering pada kehamilan,
persalinan dan nifas:
a) Hipertensi dalam kehamilan, preeklampsia, dan Eklampsia*
b) Perdarahan Pasca Salin*
4) Rujukan kasus kegawatdaruratan kehamilan, persalinan dan nifas
a) Stabilisasi pasien
b) Persiapan sarana merujuk
c) Perencanaan rujukan
3. Hari 3
• Pemberian materi mengenai Tatalaksana Kegawatdaruratan pada Bayi Baru Lahir
dengan pokok bahasan :
1) Kasus Kegawatan tersering pada bayi baru lahir
a) Kegawatan trauma lahir (Cedera)
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
b) Kegawatan Bayi Baru Lahir dengan penampakan klinis (biru, pucat,
kuning)
F. Penutup
Petunjuk teknis pelaksanaan on the job training (OJT) kasus kegawatdaruratan ibu
dan anak bagi dokter, bidan, dan perawat FKTP ke RS merupakan acuan bagi pelaksanaan
kegiatan on the job training (OJT) kasus kegawatdaruratan ibu dan anak bagi dokter, bidan,
dan perawat FKTP ke RS sehingga kegiatan dapat berjalan dengan efektif, efisien dan
sesuai dengan kebutuhan daerah.
Pelaksanaan kegiatan on the job training (OJT) kasus kegawatdaruratan ibu dan anak
bagi dokter, bidan, dan perawat FKTP ke RS diharapkan dapat memberikan dampak yang
lebih baik terhadap percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) dengan peningkatan kualitas pelayanan kegawatdaruratan di FKTP.
Petunjuk teknis ini agar dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan ketentuan lainnya
yang berlaku. Jika diperlukan perubahan petunjuk teknis ini akan dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN