Permukiman Silimo Suku Danidi Lembah Baliem Papua
Permukiman Silimo Suku Danidi Lembah Baliem Papua
Arsitektur Nusantara yang ada di Provinsi Papua dapat dibagi menjadi dua kelompok
berdasarkan kawasan geografi, diantaranya:
A. Arsitektur di kawasan pesisir yaitu:
1. Rumsram di Kabupaten Biak Numfor,
2. Kariwari di Kota dan Kabupaten Jayapura,
3. Jew (rumah bujang) di Kabupaten Asmat.
B.Arsitektur di kawasan pegunungan yaitu:
1. Silimo di Lembah Balim, Kabupaten Jayawijaya
2. Aplim Apom di Oksibil di Kabupaten Pegunungan Bintang.
Arsitektur Nusantara di Papua: RUMSRAM
KAWASAN PESISIR & PEGUNUNGAN
2 KARIWARI
3 SILIMO
4 JEW
5 APLIM APOM
2. Sejarah Kontak Suku Dani dengan Orang luar di Lembah Baliem
1909-1910 Kontak pertama suku Dani pertama kali oleh ekspedisi pertama Melalui Asmat, sebelah selatan menuju
pimpinan H. Lorentz. Lembah Baliem.
1911 Ekspedisi Militer Belanda Melalui lokasi yang sama diatas.
1914 Kelanjutan dari eskpedisi 1909, adalah Ekspedisi Militer Belanda Melalui pantai utara Papua menuju
Lembah Baliem.
1938 Espedisi Richard Archbold Melihat Lembah Baliem dari udara
1938 Ekspedisi Kapten Teerink dan Letnan van Arcken, tiba di Lembah Baliem Melalui udara dan mendarat di Danau
pada tanggal 10 Agustus 1938. Habema
1954 Pos pertama dari pekabar Injil dari aliran-aliran gereja Protestan Melalui udara dan mendarat di Danau
kemudian disusul dari aliran Gereja Katolik Roma. Habema
1956 Pemerintah Hindia Belanda membuka Pos pertama di Wamena, Lembah
Baliem
1963 Pemerintah Indonesia baru menjangkau kawasan Lembah Baliem
Ebe-ai
honai perempuan
Hipirakama Hunila
kebun dapur
Wam dabu
kandang babi
Ada 3 Sistem Keyakinan Orang Dani (Hubula)
(Melalatoa (1997: 22)
Konflik merupakan ciri khas dari suatu Sistem ini akan meghasilkan keseimbangan Mereka yakin, perang menyebabkan darah
masyarakat yang mengenal sistem moiety. yang mereka rasakan dalam perdamaian menetes ke bumi yang akan menyebabkan
Konflik ini wujud dari kontrol sosial agar setelah keluar dari konflik (perang). kesuburan.
satu pihak tidak ditindas oleh pihak lain.
Perang suku: di luar
Konfederasi (Selewim) di
KONFLIK dalam konfederasi/
perang saudara
(Umawim)
Albertus Heryanto (2015:90) Pemicu:
O Pencurian babi
O Penculikan wanita
Masalah O Pembunuhan
personal
O Perebutan wilayah
yang
kemudian
dikelola Karl G. Heider, (1970),
Mutia F. Swasono (1994)
secara M.J. Melalatoa (1997) dan
komunal Albertus Heryanto, (2015)
4. Lokasi Penelitian
Di Kumugima Desa
Pabuma, Distrik
Pisugi, Lembah
Baliem Kabupatn
Jayawijaya, Papua.
Silimo Silimo
Soroba Jalogon
Silimo
Kumugima Silimo
Punaima
• Ritual penentuan
lokasi Silimo untuk
Alasan
Mitologi meminta persetujuan
dari leluhur (relasi
leluhur)
Hasil Penelitian Lapangan 2019
Silimo Kumugima Desa Pabuma Distrik Pisugi
‘SILIMO’
The Dugum Dani
‘UKUL’ (COMPOUND) Heider (1970)
Penataan Bangunan dalam
Silimo:
1. Holakola/ gapura, sebagai area pintu
masuk dalam silimo merupakan
2 satu2nya pintu masuk dan keluar dari
4
4 Kawasan silimo;
2. Pilamo/ honai laki-laki diletakan
5 tegak lurus/ segaris dengan gapura
3
pada zona terdalam;
Pilamo adat
LANTAI ATAS
LANTAI BAWAH
DAPUR/ HUNILA
• JUMLAH TUNGKU SESUAI JUMLAH ISTRI DAN SAUDARA PEREMPUAN atau ISTRI
SAUDARA LAKI-LAKI
• AREA PUBLIK UNTUK PEREMPUAN, LAKI-LAKI dan UNTUK MENERIMA TAMU
• PINTU DAPUR berhadapan dengan PINTU EBE-AI
• PRINSIP HIDUP DALAM SILIMO: KEBERSAMAAN, KETERBUKAAN DAN
PENGHORMATAN AKAN HAK MILIK (PEMILIK TUNGKU)
• DI BELAKANG DAPUR DIBANGUN KANDANG BABI
Penentuan Lokasi, Pola tata letak bangunan,
Bentuk dan Konstruksi Bangunan
a. Lokasi Silimo Kumugima merupakan
hasil pertimbangan ekonomi dan keamanan
serta adanya persetujuan dari leluhur.
Menara perang
Interpretasi Permukiman Silimo di Lembah Baliem, Jayawijaya Papua
a. Pemilihan lokasi Permukiman Silimo suku Dani di Lembah Baliem: Ekonomi dan Mitologi
• Sebagai Ruang
Pagar luar pertahanan
Territory
• Sebagai wilayah
kekuasaan
Arsitektur
Pra-sejarah
Indonesia
Penempatan Pilamo sebagai sebagai
SILIMO bangunan sacral/ bangunan suci pada
area terdalam kompleks Silimo
melewati bangunan yang ditata saling
berhadapan, menghadap ruang
Prijotomo (2008:31-32), ……. tapi yang kita temui adalah terbuka yang dipergunakan untuk
deretan bangunan berhadap-hadapan satu sama lain, dan ritual bakar batu.
kedua deretan bangunan tadi dipisahkan oleh sebuah
pelataran memanjang atau lonjong. Bagian penghujung dari
pelataran tadi selalu merupakan titik yang disucikan, INTERPRETASI:
diagungkan atau pun dikeramatkan. segenap kegiatan upacara
Ada kesesuaian Pola penataan bangunan dalam
dapat diselenggarakan di sana. Juga menarik untuk diamati
yaitu titik ini adalah juga titik terdalam dan terjauh dari arah Arsitektur Pra-sejarah Indonesia dengan
pintu masuk. Dari hal-hal tadi, dapat dibandingkan pelataran ini pentaan bangunan dalam Permukiman Silimo
dengan altar ber-undak dari masa pra-sejarah. sehingga dapat dikatakan bahwa: Silimo
merupakan salah satu bentuk Arsitektur
Nusantara di Papua.
The Dugum Dani
Heider 1970
Ume To Ana NTT Pilamo, Suku Dani, A traditional all-male house called a
Round House, Papua New Guinea.
Sumber: Pilipus Lembah Baliem Papua
Jeraman, Materi
Webinar Arnus
2
UHO Seri 25.
Ars. Daman NTT.
8. Kesimpulan
a. Konsep territory sebagai Ruang pertahanan (pola tata ruang Silimo dan pagar/leget) dan
Wilayah Kekuasaan (kawasan dalam Silimo dan kebun) pada permukiman Silimo.
b. Konsep kekerabatan, konfederasi, norma, pembagian kerja berdasarkan gender dan ritual
adat serta kondisi alam menjadi dasar: Pemilihan lokasi, pola tata letak, bentuk dan
konstruksi bangunan dalam permukiman Silimo, sebagai wujud relasi sosial-relasi alam-
relasi leluhur.
c. Material, Bentuk dan Struktur bangunan Pilamo dan Ebe-ai merupakan upaya mengatasi
suhu dingin dan angin kencang di Lembah Baliem dengan memanfaatkan prinsip
kenyamanan termal.
d. Terdapat kesesuaian antara bentuk rumah tradisional (Pilamo dan Ebe-ai) di Lembah Baliem
dengan rumah adat di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan rumah tradisional di kawasan
pegunungan tengah bagian barat di Papua New Guinea.
e. Ada kesesuaian Pola penataan bangunan dalam Arsitektur Pra-sejarah Indonesia dengan
pentaan bangunan dalam Permukiman Silimo, sehingga Silimo merupakan salah satu
bentuk Arsitektur Nusantara di Papua.
REFERENSI
1. Altman, Irwin and Chemer, Martins (1984, Culture and Environment, New York, Cambridge, University Press.
2. Alua, A. Agus (2006), Nilai-nilai Hidup Masyarakat Hubula di Lembah Baliem Papua, Biro Penelitian STFT Fajar Timur, Jayapura.
3. Heider, Karl G, (1970) The Dugum Dani. A Papuan Culture in the Highlands of West New Guinea. Winner-Gren Fondation For
Anthropological Research Inch. New York USA.
4. F. Swasono, Mutia et.al (1994), Jurnal UI, Antropologi Indonesia No. 53.
5. Heryanto, Albertus (2015), Umawim. Studi Antropologi Kasus Perang saudara di Assolokobal, Lembah Baliem. Disertasi. Universitas
Gajah Mada Yogyakarta.
6. Kolcaba, Katherine (2003), Comfor theory and Prcatice: A Vision For Holistic Health Vcare and Research: New York: Springer Publishing.
7. Mamberaku, Nomensen S.T (2009), Permukiman Orang Dani di Papua Studi tentang Adaptasi Sosal Budaya Terhadap Lingkungan.
Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung.
8. Mansoben, Johzs R. (1995), Sistem Politik Traidisional di Irian Jaya, LIPI –RUL, Jakarta.
9. Melalatoa, M, J, (1997), Silimo: Peradaban Tua di Irian, Melaltoa (ed): Sistem Budaya Indonesia, Pamator, Jakarta.
10. Poepoprodjo, W. (1987), Interpretasi, Beberapa catatan pendekatan filsafatinya, Remadja Karya, Bandung.
11. Prijotomo, Josef (2008). Pasang Surut Aritektur Indonesia, Wastu Laras Grafika, Surabaya.
12. Rapoort, Amos (1969) House Form ad Culture. USA: Prentice Hall, Inc, Engleeood Clifts, N.J.
13. Saini, Bal (2007), Traditional Architecture in The Pacific, An Overview, University of Quensland Australia.
14. Santoso, Imam and Salipu, Amir (2007) The Reading of ‘YEW’ as dwelling architecture from ASMAT-Papua Between Globalization and
Localization. Proceeding SENVAR 8th, Petra Surabaya University - Indonesia.
Sekian
Terima Kasih