Anda di halaman 1dari 87

PENGARUH SUPLEMENTASI SARI BUAH MENGKUDU

(MORINDA CITRIFOLIA L.) DALAM PEMBUATAN


ES KRIM SEBAGAI ALTERNATIF
MAKANAN JAJANAN

Karya Tulis Imiah

Diajukan ke Program Studi D-III Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes


Padang sebagai persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Oleh :

HANA PRADITA ADRIANTO


132110161

JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

TAHUN 2017
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
JURUSAN GIZI

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2017


Hana Pradita Adrianto

Pengaruh Suplementasi Sari Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Dalam


Pembuatan Es Krim Sebagai Alternatif Makanan Jajanan

vii + 47 Halaman + 9 tabel + 15 gambar + 1 grafik + 10 lampiran

ABSTRAK
Makanan jajanan merupakan makanan yang kandungan zat gizinya harus
tercukupi dengan baik sehingga menguntungkan untuk dikonsumsi. Es Krim
adalah makanan jajanan yang banyak digemari oleh semua orang. Buah
mengkudu merupakan buah yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh namun
masih sedikit pemanfaatannya menjadi produk makanan. Berdasarkan data
Kementrian Pertanian RI, ntuk daerah Sumatera Barat sendiri angka produksi
buah mengkudu adalah 43,000 kg dengan produktivitas hanya 8,83 kg. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suplementasi sari buah
mengkudu (Morinda citrifolia L.) dalam pembuatan es krim sebagai alternatif
makanan jajanan.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan serta 2 kali pengulangan. Penelitian
dilakukan pada September 2016 – Juni 2017. Pengamatan dilakukan terhadap
mutu organoleptik di Laboratorium ITP Poltekkes Kemenkes Padang. Data
dianalisis dengan uji sidik ragam (ANOVA), dan jika ada perlakuan yang berbeda
nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan New Multiple Range Test (DNMRT)
pada taraf 5%.
Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa dari keempat perlakuan Es
Krim buah mengkudu rata-rata penerimaan tertinggi untuk uji organoleptik adalah
perlakuan A, dimana nilai rata-rata warna (3,50), aroma (3,22), rasa (3,24), dan
tekstur (3,04). Setelah dilakukan uji ANOVA ternyata terdapat perbedaan nyata
terhadap warna, aroma, rasa, dan tekstur dari Es Krim buah mengkudu.
Disarankan dalam pembuatan Es Krim buah mengkudu menggunakan
penambahan buah mengkudu 10 gr karena perlakuan ini yang disukai oleh
panelis. Saran untuk penelitian selanjutnya agar meneliti es krim buah mengkudu
dari segi nilai gizinya.

Kata kunci : (Key Word) : Buah Mengkudu, Es Krim, Makanan Jajanan


Daftar Pustaka 23 (1985 - 2015)
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Hana Pradita Adrianto

Tempat/Tanggal Lahir : Pariaman/ 10 Oktober 1995

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Anak ke : 1 dari 3 bersaudara

Alamat : Perumahan Kelapa Gading Blok B1/1 Pariaman

Nama Orang Tua

Ayah : Wien Adrianto

Ibu : Desalina

Riwayat Pendidikan :

1. TK Kartika Jaya : Tamat Tahun 2001


2. SD N 29 Kampung Baru Pariaman : Tamat Tahun 2007
3. SMP N 1 Pariaman : Tamat Tahun 2010
4. SMA N 2 Pariaman : Tamat Tahun 2013
5. Poltekkes Kemenkes Padang Jurusan Gizi : Tamat Tahun 2017

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan do’a dan mengucapkan Puji Syukur Kehadirat

Tuhan Yang Maha Esa, dengan berkat Rahmat dan Karunia-Nya, penulisan Karya

Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan oleh penulis walaupun menemui kesulitan dan

rintangan.

Penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan suatu

rangkaian dari proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi D III

Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang, dan sebagai prasyarat

dalam menyelesaikan pendidikan D III Gizi pada masa akhir pendidikan.

Judul Karya Tulis Ilmiah ini “Pengaruh Suplementasi Sari Buah

Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Dalam Pembuatan Es Krim Sebagai

Alternatif Makanan Jajanan”

Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari akan

keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga penulis merasa masih ada yang

belum sempurna baik dalam isi maupun dalam penyajiannya. Untuk itu penulis

selalu terbuka atas kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan Karya

Tulis Ilmiah ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya atas segala bimbingan, pengarahan dari Bapak M. Husni

Thamrin, S.TP, MP dan Bapak Edmon, SKM, M. Kes selaku Pembimbing Karya

Tulis Ilmiah dan berbagai pihak yang telah membantu, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :


1. Bapak Sunardi, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kementerian Kesehatan

Padang.

2. Ibu Hasneli DCN,M.Biomed selaku Ketua Jurusan Gizi.

3. Ibu Safyanti, SKM, M. Kes selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi selama menjalani studi di

Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes RI Padang.

4. Bapak dan Ibu dosen sebagai staf pengajar di Jurusan Gizi Poltekkes.

5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi, semangat dan do’a

selama penyelesaian Karya Tulis Ilmiah.

6. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan semangat

selama penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Dengan kesungguhan dan kerja keras penulis berupaya memberikan hasil

yang semaksimal mungkin demi tercapainya kesempurnaan. Tanggapan, kritikan

dan saran akan sangat berarti bagi penulis dalam mencapai kesempurnaan Karya

Tulis Ilmiah ini.

Padang, Juni 2017

Penulis

DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PERNYATAAN PENGESAHAN
ABSTRAK Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..............................................................................................v
DAFTAR GRAFIK ……………………………………………………….... .vi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. .vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................3
1. Tujuan Umum....................................................................................3
2. Tujuan Khusus...................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...................................................................................4
E. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Es Krim....................................................................................................6
1. Pengertian Es Krim............................................................................6
2. Jenis-jenis Es Krim …………………………………………….......9
3. Cara Pembuatan Es Krim ………………………………………... 11
B. Buah Mengkudu …………………………………………………….. .15
1. Kandungan dan Khasiat Buah Mengkudu ………………………..17
C. Makanan Jajanan ……………………………………………………. .19
D. 1. Pengertian Makanan Jajanan ……………………………………. .19
2. Jenis Makanan Jajanan …………………………………………... 19
3. Fungsi Makanan Jajanan ……………………………………….... 20
E. Uji Organoleptik ……………………………………………………...20
BAB III METODOLOGI

A. Jenis dan Rancangan Penilitian.............................................................26


B. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................26
C. Bahan dan Alat......................................................................................27
1. Bahan...............................................................................................27
2. Alat..................................................................................................28
D. Pelaksanaan Penilitian...........................................................................29
1. Penilitian Pendahuluan....................................................................29
2. Penilitian Lanjutan ..........................................................................30
3. Pembuatan Es Krim ……………………………………………....30
E. Pengamatan …………………………………………………………...32
F. Cara Pengolahan dan Analisis Data …………………………………. 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL ……………………………………………………………….. 34
1. Warna ………………………………………………………….....34
2. Aroma ………………………………………………………….... 35
3. Rasa ……………………………………………………………... 37
4. Tekstur ………………………………………………………….. .38
5. Perlakuan Terbaik ……………………………………………......39
B. PEMBAHASAN ………………………………………………….......40
1. Warna ………………………………………………………….... .40
2. Aroma ………………………………………………………….... .42
3. Rasa ……………………………………………………………… 43
4. Tekstur ……………………………………………………………44
5. Perlakuan Terbaik ………………………………………………...45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………...47
B. Saran …………………………………………………………………. 47
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Syarat Mutu Es Krim...........................................................................7

Tabel 2 : Komposisi Rata-rata Es Krim..............................................................9

Tabel 3 : Kandungan Zat Gizi Mengkudu Dalam 100 gram............................17

Tabel 4 : Rancangan Pembuatan Es Krim Buah Mengkudu ...........................26

Tabel 5 : Nilai Rata-rata Penerimaan Panelis Terhadap Warna


Pada Es Krim Buah Mengkudu ........................................................34

Tabel 6 : Nilai Rata-rata Penerimaan Panelis Terhadap Aroma


Pada Es Krim Buah Mengkudu .........................................................35

Tabel 7 : Nilai Rata-rata Penerimaan Panelis Terhadap Rasa


Pada Es Krim Buah Mengkudu ........................................................37

Tabel 8 : Nilai Rata-rata Penerimaan Panelis Terhadap Tekstur


Pada Es Krim Buah Mengkudu ........................................................39

Tabel 9 : Nilai Rata-rata Penerimaan Panelis Terhadap Mutu


Organoleptik Es Krim Buah Mengkudu ...........................................40

DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Nilai Rata-rata Penerimaan Warna, Aroma, Rasa, dan
Tekstur Pada Es Krim Buah Mengkudu............................................40

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Analisa Sidik Ragam Warna Es Krim Buah Mengkudu


Lampiran B : Analisa Sidik Ragam Aroma Es Krim Buah Mengkudu

Lampiran C : Analisa Sidik Ragam Rasa Es Krim Buah Mengkudu

Lampiran D : Analisa Sidik Ragam Tekstur Es Krim Buah Mengkudu

Lampiran E : Bagan Alir Penelitian

Lampiran F : Bagan Alir Pembuatan Sari Buah Mengkudu

Lampiran G : Bagan Alir Pembuatan Es Krim Buah Mengkudu

Lampiran H : Formulir Uji Organoleptik

Lampiran I : Rencana Anggaran Biaya Penilitian

Lampiran J : Dokumentasi Penelitian

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penganekaragaman pangan adalah upaya menyediakan dan

mengkonsumsi pangan dengan menu yang beranekaragam dan bervariasi.

Beranekaragam artinya menu terdiri dari berbagai macam bahan pangan

sehingga tidak didominasi oleh satu atau sedikit jenis bahan pangan saja.

Bervariasi artinya macam bahan pangan yang disajikan dari waktu ke

waktu tidak sama, berganti-ganti tetapi tetap beragam, sehingga

menghindari kebosanan.1

Menurut Almatsier (2003) yang dimaksud dengan penganekaragaman

pangan adalah upaya untuk menganekaragamkan pola konsumsi

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu gizi makanan yang

dikonsumsi yang pada akhirnya akan meningkatkan status gizi penduduk.2

Keanekaragaman konsumsi pangan tidak saja menguntungkan dari

segi gizi, namun juga sangat esensial untuk mewujudkan swasembada

pangan dan ketahanan pangan rumah tangga. Dengan konsumsi pangan

yang beranekaragam, kekurangan suatu zat gizi dalam suatu pangan dapat

ditutupi oleh kelebihan zat gizi dalam pangan lain sehingga kelengkapan

zat gizi yang diperlukan tubuh dapat lebih terjamin. Pada sisi lain, dengan

adanya kesadaran akan pentingnya konsumsi pangan yang beranekaragam,

ketergantungan terhadap suatu jenis pangan tertentu dapat dicegah.3

Makanan jajanan merupakan makanan yang kebutuhan zat gizinya

juga harus tercukupi dengan baik sehingga menguntungkan untuk

dikonsumsi. Jenis makanan jajanan yang beragam berkembang pesat

sejalan dengan pesatnya pembangunan. Jenis makanan jajanan itu sendiri


seperti gorengan, bakso bakar, kue lapis, agar-agar dan Es Krim yang

merupakan jajanan yang saat ini digemari.8

Es Krim merupakan salah satu bentuk makanan jajanan. Produk Es

Krim merupakan hidangan populer di semua lapisan masyarakat. Es Krim

adalah suatu bahan olahan pangan susu yang bahan utamanya terdiri dari

atas lemak, susu, gula, penstabil, dan kuning telur.5 Rasa Es Krim yang

manis, lembut, dan segar menimbulkan sensasi kelezatan tersendiri

sehingga banyak yang menyukai hidangan ini.11

Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) yang termasuk Rubiaceae

sangat populer di kawasan Asia Tenggara, Kepulauan Pasifik, dan Karibia,

termasuk salah satunya Indonesia.3Menurut data Kementrian Pertanian

Republik Indonesia pada tahun 2013 jumlah luas panen tanaman

mengkudu sebesar 757,996 m2dengan produksi 8,432,119 kg dan

produktivitas 11,2 kg. Sedangkan luas panen tanaman mengkudu di

wilayahSumatera Barat pada tahun 2013 adalah 2,147 m 2 dengan produksi

43,000 kg dan produktivitas 8,83 kg/m2. Dari data tersebut dapat dikatakan

bahwa jumlah produktivitas mengkudu masih tergolong rendah.6

Buah mengkudu mengandung berbagai macam zat gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh diantaranya karbohidrat, protein, lemak, berbagai

macam vitamin serta mineral yang di butuhkan oleh tubuh. Produk olahan

buah mengkudu antara lain awetan kering dalam bentuk sayatan, sirup,

sari buah/ jus, ekstrak, sabun, serta cream. Namun belum banyak

masyarakat yang memanfaatkan buah mengkudu untuk dijadikan sebagai

produk olahan pangan seperti Es Krim.4


Data tentang produksi buah mengkudu berdasarkan Kementrian

Pertanian RI masih minim pemanfaatannya dalam produk olahan pangan,

maka salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan minat dan

nilai jual buah mengkudu adalah dengan mengolahnya menjadi produk Es

Krim.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Suplementasi Sari Buah Mengkudu

(Morinda citrifolia L.) Dalam Pembuatan Es Krim Sebagai Alternatif

Makanan Jajanan”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh suplementasi sari buah mengkudu (Morinda

citrifolia L.) dalam pembuatan Es Krim sebagai alternatif makanan

jajanan?

C. Tujuan Penilitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penilitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

suplementasi sari buah mengkudu dalam pembuatan Es Krim terhadap mutu

organoleptik.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya nilai rata-rata tingkat kesukaan warna Es Krim yang

disuplementasi sari buah mengkudu.

b. Diketahuinya nilai rata-rata tingkat kesukaan aroma Es Krim yang

disuplementasi sari buah mengkudu.


c. Diketahuinya nilai rata-rata tingkat kesukaan rasa Es Krim yang

disuplementasi sari buah mengkudu.

d. Diketahuinya nilai rata-rata tingkat kesukaan tekstur Es Krim yang

disuplementasi sari buah mengkudu.

e. Diketahuinya perlakuan terbaik dalam pembuatan Es Krim

suplementasi sari buah mengkudu terhadap mutu organoleptik.

D. Manfaat Penilitian

1. Bagi Industri

a. Memberikan alternatif baru kepada industri makanan bahwa buah

mengkudu tidak hanya dapat dijadikan sebagai obat untuk mengatasi

berbagai penyakit, tetapi buah mengkudu juga dapat diolah menjadi

produk Es Krim, sehingga buah mengkudu dapat dimanfaatkan dengan

baik.

b. Dapat memberikan masukan pada industri pangan terhadap sesuatu

produk baru dan memiliki zat gizi yang baik.

2. Bagi Penulis

a. Merupakan penerapan ilmu yang didapat tentang teknologi pangan dalam

rangka pengembangan pangan yang berkualitas dan dapat

diterima,dikosumsi serta disukai oleh masyarakat.

b. Menambah wawasan dan memperluas cakrawala peneliti dalam

menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang peneliti

dapatkan selama perkuliahan.


E. Ruang Lingkup Penilitian

Berdasarkan latar belakang dalam penilitian ini hanya akan meneliti

tentang pengaruh suplementasi sari buah mengkudu dalam pembuatan Es

Krim sebagai alternatif makanan jajanan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Es Krim

1. Pengertian Es Krim

Es Krim merupakan makanan padat dan beku dengan tekstur

lembut yang memiliki gizi yang tinggi serta digemari oleh masyarakat. Es

Krim ditemukan secara komersial pada abad ke-18 seiring dengan

ditemukannya mesin freezer yang digunakan untuk membekukan serta

mendinginkan makanan, kemudian produk Es Krim dibuat pertama kali di

Amerika Serikat pada tahun 1851. Di Indonesia pada tahun 1970 orang-

orang baru mengenal produk Es Krim, namun pada saat itu Es Krim

merupakan konsumsi golongan atas dan hanya orang kaya yang dapat

menikmatinya.Seiring dengan perkembangan zaman sekarang Es Krim

dapat dinikmati oleh seluruh lapisan dan golongan masyarakat Indonesia.7

Es Krim adalah produk pangan baku yang dibuat melalui

kombinasi proses pembekuan dan agitasi pada bahan-bahan yang terdiri

dari susu, pemanis, penstabil, pengemulsi serta penambahan cita rasa

(flavor). Es Krim biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan (dessert)

dan dikelompokkan dalam makanan cemilan (snack).7

Nilai gizi Es Krim sangat tergantung pada nilai gizi bahan baku

yang digunakan, untuk membuat Es Krim yang memiliki kualitas tinggi

bahan bakunya perlu diketahui dengan pasti. Bahan-bahan utama yang

diperlukan dalam pembuatan Es Krimantara lain lemak, bahan pemanis,

bahan penstabil, dan bahan pengemulsi. Lemak susu (krim) merupakan

sumber lemak yang paling baik untuk mendapatkan Es Krim berkualitas


baik. Lemak susu berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi Es Krim,

menambah cita rasa dan menghasilkan karakteristik tekstur yang lembut.8

Syarat mutu Es Krim menurut SII (Standar Industri Indonesia)

Nomor 1617 Tahun 1985 sebagai berikut.9

Tabel 1.
Syarat Mutu Es Krim9
Bahan Standar
Lemak (%) Minimal 8,0
Padatan susu bukan lemak (%) Minimal 6,0-15,0
Gula (%) Minimal 12,0

Bahan Tambahan
Pemantap, pengemulsi
Zat warna Sesuai SK Depkes RI NO.
Pemanis buatan 235/Menkes/Per/VI/79
Jumlah Bakteri Negatif
Logam-logam berbahaya
Cu, Zn, Pb, Hg Tidak terdapat
Arsen Tidak terdapat

Menurut Buckle et al. (1980) bahan penyusun Es Krim adalah

lemak, padatan bukan lemak, pemanis, bahan penstabil, emulsifier dan

bahan flavor. Fungsi bahan penyusun tersebut adalah sebagai berikut:10

1. Lemak

Fungsi penambahan lemak pada pembuatan Es Krim adalah

memberikan rasa creamy serta berperan dalam pembentukan globula

lemak dan turut mempengaruhi besar kecilnya pembentukan kristal. Selain

itu lemak sangat penting untuk meningkatkan karakteristik kehalusan

tekstur.

2. Padatan susu bukan lemak


Bagian terbanyak dari bahan padatan susu bukan lemak adalah

laktosa atau susu skim, protein dan garam mineral. Laktosa memberi rasa

manis dan menurunkan titik beku. Protein berfungsi menambah nilai gizi,

memperbaiki cita rasa, membantu pembuihan, pengikatan air dan

membantu produk Es Krim yang lembut.

3. Pemanis

Pemanis yang dapat digunakan dalam pembuatan Es Krim adalah

sukrosa, gula bit, sirup jagung atau bahan pemanis lainnya yang di

perbolehkan. Sukrosa atau gula komersial merupakan bahan pemanis yang

sering digunakan. Tujuan pemberian pemanis ialah memberikan

kekentalan dan cara termurah untuk mencapai total solid yang

diinginkansehingga dapat memperbaiki tekstur serta menurunkan titik

beku. Dalam pembuatan Es Krim disini yang dipakai sebagai pemanis

adalah gula pasir.

4. Stabilizer (Penstabil)

Penstabil atau yang biasanya disebut stabilizer merupakan suatu

kelompok dari senyawa dan biasanya senyawa stabilizer yang digunakan

adalah golongan gum polisakarida. Stabilizer akan bertanggung jawab

untuk menambah viskositas dalam campuran fase tidak beku dari Es Krim.

5. Emulsifier (Pengemulsi)

Emulsifier digunakan untuk menghasilkan adonan yang merata,

memperhalus tekstur, dan meratakan distribusi udara di dalam struktur Es


Krim. Paling sedikit sepertiga kuning telur terdiri dari lemak, tetapi yang

menyebabkan daya emulsifier yang sangat kuat adalah kandungan lesitin

yang terdapat dalam kompleks lesitin-protein. Padatan kuning telur

mempengaruhi tekstur, hampir tidak mempengaruhi titik beku dan

meningkatkan kemampuan mengembang karena kompleks lesitin-protein.

kuning telur mengandung lesitin yang dapat berfungsi sebagai pengemulsi

yaitu bahan yang menstabilkan emulsi. Emulsi yang stabil adalah suatu

dispersi yang tidak mudah menjadi menjadi pengendapan bahan-bahan

terlarut, dengan demikian emulsifier dapat mempengaruhi daya larut suatu

bahan.

6. Flavour

Flavour atau bahan perasa digunakan untuk menambahkan rasa

yang diinginkan seperti rasa vanila, coklat, dan strawberry.

Tabel 2
Komposisi rata-rata Es Krim

Unsur Jumlah (%)


Air 63
Protein 4,6
Lemak 11,5
Laktosa 5,0
Sukrosa 15,0
Bahan penstabil 0,25-0,5
Bahan flavor Seperlunya
Abu 0,9
Sumber : Buckle, et.al, 1987. 1

2. Jenis-jenis Es Krim11

1. Ice Cream Base ( Es Krim)


Es Krim berbahan dasar susu dan fresh cream, yang ditambah telur

sebagai bahan penstabil. Sebelum masuk proses pendinginan, campuran

bahan ini juga biasa disebut dengan dasar cream custard.

2. Modern Ice Cream (Es Krim Modern)

Teknologi pembuatan Es Krim terbaru memungkinkan produksi Es

Krim dilakukan dengan lebih mudah. Bahan dasar telur sebagai penstabil

bisa digantikan dengan emulsifier buatan. Emulsifier ini dibuat dari bahan

alami yang diproses khusus menjadi bubuk. Tingkat kestabilannya pun

lebih baik daripada jika menggunakan telur.

3. Soft Ice Cream

Es Krim yang sangat lembut ini dibuat menggunakan mesin khusus

yang berbeda dengan mesin Es Krim biasa. Dengan mesin khusus ini,

udara yang terkandung di dalam Es Krim akan digandakan sehingga

hasilnya lebih lembut dan volumenya menjadi lebih besar. Selain itu,

kandungan lemaknya menjadi tidak terlalu tinggi.

4. Gelato

Gelato berasal dari kata “gelare” yang artinya beku. Es Krim asal

italia ini terbuat dari susu, gula, telur, dan perasa makanan. Bisa juga

ditambahkan dengan buah dan cokelat. Adonan gelato lebih kental

daripada adonan Es Krim yang berasal dari kandungan kuning telur atau

putih telur.

5. Sorbet
Sorbet lebih ringan dan segar dibandingkan dengan Es Krim biasa

karena terbuat dari jus buah yang ditambah pemanis. Adonan sorbet tidak

perlu dimasak agar kesegaran kesegaran dan rasa buahnya tetap terjaga.

Sorbet tidak mengandung susu, krim, dan kuning telur sehingga

kandungan kalorinya rendah. Namun karena tidak mengandung lemak,

adonan sorbet sebaiknya juga ditambah stabilizer dan emulsifier agar

teksturnya baik.

3. Cara Pembuatan Es Krim

Proses pembuatan Es Krimmenurut Aditya LC sebagai berikut :11

1. Bahan

a. Bahan Baku Utama

Susu merupakan bahan baku utama dalam pembuatan Es Krim.

Susu memiliki fungsi memberikan bentuk pada Es Krim, menambah rasa

dalam Es Krim, melembutkan tekstur Es Krim, memperlambat pencairan

Es Krim, dan mempertahankan mutu dalam penyimpanan.Jenis susu yang

digunakan dalam pembuatan Es Krim antara lain :

1. Susu sterilisasi, merupakan susu mentah yang dipanaskan hingga

suhu 100°C

2. Susu pasteurisasi, merupakan susu mentah yang dipanaskan hingga

suhu 80°C

3. Susu bubuk, merupakan susu yang dimasukkan ke dalam ruangan

panas hingga kandungan airnya menguap dan hanya kandungan

kimiawi berupa serbuk yang tertinggal. Susu bubuk ada beberapa jenis

seperti berikut :
- Susu bubuk full cream, susu bubuk dengan kandungan lemak

sampai 100%

- Susu bubuk half cream, susu bubuk yang kandungan lemaknya

dikurangi hingga hanya 50%

- Susu skim, susu bubuk yang kandungan lemaknya hanya sekitar

10%

- Wey powder, merupakan bahan sisa dari proses pembuatan susu

bubuk.

2. Bahan Pemanis (Sweeteners)

Dalam pembuatan Es Krim, gula berfungsi sebagai bahan pemanis.

Gula juga menentukan kadar Es Krim. Setiap jenis gula yang digunakan

akan memberikan hasil yang berbeda. Pasalnya, setiap jenis gula memiliki

tekstur dan tingkat kemanisan sendiri. Dalam resep ini gula yang akan

digunakan adalah gula pasir. Untuk gula pasir, pilih yang butirannya lebih

halus sehingga mudah larut.

3. Stabilizer

Ada 2 jenis stabilizer yang bisa digunakan dalam pembuatan Es

Krim, yaitu telur dan stabilizer buatan pabrik.

1. Telur

Telur meupakan pengental dan stabilizer alami dalam pembuatan Es

Krim. Dalam proses pembuatan adonan, telur dikocok bersama gula

lalu di tim hingga mengental.

2. Stabilizer Es Krim buatan


Merupakan bahan pengganti stabilizer alami yang telah

disempurnakan. Stabilizer dalam pembuatan Es Krim berfungsi untuk

menstabilkan pengadukan dalam proses pencampuran bahan baku Es

Krim, menstabilkan molekul udara dalam adonan Es Krim, menambah

rasa dan memperbaiki tekstur adonan Es Krim, membantu menahan

terjadinya pengkristalan Es Krim pada saat penyimpanan. Stabilizer

ini berbentuk bubuk sehingga lebih mudah dicampurkan pada adonan

Es Krim. Keuntungan lain, bahan ini mudah disimpan dan tidak cepat

rusak. Hasil Es Krimnya pun lebih stabil dibandingkan dengan

menggunakan telur. Salah satu contoh stabilizer yang ada di pasaran

adalah Base 2000.

4. Emulsifier

Emulsifier merupakan bahan berbentuk pasta kental yang terbuat dari

bahan alami. Salah satu contoh emulsifier yang ada di pasaran adalah

cortina. Fungsi emulsifier dalam pembuatan Es Krim adalah memperbaiki

pencampuran lemak dan air, mengembangkan adonan dalam proses

pengadukan, memperbaiki tekstur Es Krim, memperlambat proses

pencairan Es Krim.

5. Pencita Rasa Makanan (Flavour)

Pencita rasa merupakan bahan pelengkap yang berfungsi sebagai

penambah rasa Es Krim. Bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan

Es Krim sebagai berikut :

1. Sari buah atau jus


2. Ice paste, perasa buatan yang terbuat dari buah asli atau bahan asli

yang hanya diambil sarinya.

3. Fruit filling, delifruit atau selai yang mengandung bahan alami.

2. Alat

Alat-alat yang digunakan antara lain :

a. Timbangan

b. Gelas ukur

c. Waskom

d. Blender

e. Spatula

f. Freezer

g. Wadah Es Krim/ cup Es Krim

h. Sendok Es Krim

6. Prosedur pembuatan Es Krim

1. Persiapan bahan dalam pembuatan Es Krim. Pada tahap ini meliputi

pemilihan dan penimbangan bahan dengan memerhatikan resep.

2. Pencampuran bahan kering seperti gula, susu bubuk, dan stabilizer.

3. Penambahan bahan cair (susu cair atau krim) ke dalam bahan kering

sambil terus diaduk hingga larut.

4. Pasteurisasi, adonan dimasak hingga suhu 80°C

5. Penambahan emulsifier. Dilakukan saat adonan sedang dipasteurisasi

sambil terus diaduk hingga larut.

6. Pendinginan, adonan yang sudah dipasteurisasi didiamkan hingga

tidak panas.
7. Ageing, adonan yang sudah dingin disimpan dalam suhu dingin hingga

kental (minimal 3 jam)

8. Penambahan rasa, adonan yang sudah didinginkan ditambah pencita

rasa yang diinginkan.

9. Pengadukan adonan dengan mesin Es Krim hingga mengental dan

agak keras.

10. Pengemasan, Es Krim yang sudah diproses dikemas dalam kemasan

Es Krim.

11. Pengerasan, Es Krim yang sudah dikemas disimpan dalam

freezerhingga mengeras dan siap dihidangkan.

B. Buah Mengkudu

1. Klasifikasi Buah Mengkudu

Mengkudu (Morinda citrifolia L.) sudah dikenal lebih dari 1.500

tahun yang lalu. Mengkudu biasa digunakan untuk mengobati berbagai

penyakit, namun karena bentuknya kurang menarik dan berbau tidak sedap

buah ini cenderung dijauhi dan diabaikan orang.4

Buah mengkudu berbentuk bulat atau bulat panjang dengan ujung

makin kecil dan tumpul, berbenjol-benjol, dan memiliki mata seperti buah

nanas namun tidak tajam. Kulit buah sangat tipis dan mengilap seperti

dilapisi lilin. Pada saat masih muda, buah berwarna hijau, namun semakin

tua semakin kuning atau berwarna putih, dan ketika telah matang berwarna

kecokelatan dan lembek. Daging buah lunak, tersusun dari buah-buah batu

berbentuk piramida dengan daging buah berwarna putih. Daging buah

banyak mengandung air yang aromanya seperti keju busuk atau bau kambing
yang timbul karena pencampuran antara asam kaprat (asam lemak dengan

sepuluh rantai karbon C10), asam kaproat (C6), dan asam kaprilat (C8).4

Tanaman mengkudu diklasifikasikan sebagai berikut :4

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Famili : Rubiaceae

Genus : Morinda

Spesies : Morinda citrifolia L.

Tanaman mengkudu berasal dari daratan Asia Tenggara kemudian

menyebar ke beberapa negara lain di antaranya, India, Cina, Filipina,

Afrika, Hawai, Fuji, Florida, Kuba, Australia, dan negara-negara beriklim

tropis termasuk kepulauan Polinesia. Di Indonesia, tanaman mengkudu

tumbuh subur di semua wilayah, hidup secara liar, dan pada umumnya

belum dibudidayakan secara intensif.4

Tanaman mengkudu tidak memerlukan persyaratan tumbuh yang

rumit dan dapat hidup dengan baik terutama di daerah beriklim tropis.

Tanaman mengkudu bersifat xerofit, dapat tumbuh di areal yang

seluruhnya hijau (subur) maupun di tanah kering, bekas kebakaran, bekas

penebangan, di sekitar gunung berapi, dan di tanah yang keras. Di daerah

yang memiliki udara lembap dengan curah hujan 1.500 – 3.000 mm per

tahun mengkudu dapat berkembang pesat.4

Daya tumbuh mengkudu tergolong sangat cepat. Mengkudu liar

dapat berbuah setelah berumur 1-2 tahun, sedangkan mengkudu yang


dibudidayakan sudah mampu berbuah sejak berumur 4 bulan. Tanaman

mengkudu dapat ditumpangsarikan dengan tanaman lain misalnya

tanaman semusim (kacang-kacangan, sayuran) dan tanaman kopi.4

Tabel 3.
Kandungan Zat Gizi buah mengkudu tiap 100 gram bahan

Jenis Nutrisi Jumlah


Kalori (kal) 167
Vitamin A (IU) 395,83
Vitamin C (mg) 175
Niasin (mg) 2,50
Tiamin (mg) 0,70
Riboflavin (mg) 0,33
Besi (mg) 9,17
Kalsium (mg) 325
Natrium (mg) 335
Kalium (mg) 1,12
Protein (g) 0,75
Lemak (g) 1,50
Karbohidrat (g) 51,67
Sumber : Antara dan Pohan, 200114

2. Kandungan dan Khasiat Buah Mengkudu

Menurut hasil penelitian, setelah mengandung zat-zat nutrisi, mengkudu

mengandung zat aktif seperti terpenoid, antibakteri, scolopetin, anti kanker,

xeronin dan proxeronine, pewarna alami dan asam.15

a. Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapat di

dalam buah mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya

mengandung sedikit xeronine, tapi banyak mengandung bahan

pembentuk (precursor) xeronine atau proxeronine dalam jumlah besar.

Proxeronine adalah sejenis asam nukleat sepert koloid-koloid lainnya.

Xeronine diserap oleh sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-

protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.

Xeronine pada mengkudu bekerja secara kontradiktif. Pada penderita


tekanan darah rendah, xeronine menurunkan tekanan darah menjadi

normal. Pada penderita tekanan darah rendah, mengkudu dapat

meningkatkan tekanan darah. Dengan kata lain, mengkudu dapat

berfungsi sebagai penyeimbang fungsi sel-sel tubuh.

b. Terpenoid. Zat ini membantu dlam proses sintesis organic pemulihan

sel-sel tubuh.

c. Scolopetin. Senyawa scolopetin sangat efektif sebagai unsur

peradangan dan anti-alergi. Scolopetin pada mengkudu adalah sejenis

fitonutrien yang dapat mengikat serotonin, yaitu zat kimiawi yang

penting di dalam tubuh mansia. Scolopetin berfungsi memperlebar

saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan

melancarkan peredaran darah.

d. Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu

paling efektif melawan sel-sel abnormal.

e. Asam. Asam askorbat yang terdapat di dalam buah mengkudu

merupakan sumber vitamin C dan antioksidan. Antioksidan bermanfaat

menetralisir radikal bebas. Mengkudu juga mengandung asam kaproat,

asam kaprik, dan asam kaprilat. Asam kaproat dan asam kaprik ini

yang menyebabkan bau busuk yang tajam ketika buah mengkudu

masak, sedangkan asam kaprilat membuat rasa buah tidak enak.

f. Zat anti bakteri. Jurnal Pasific Scien menyebutkan bahwa mengkudu

mengandung bahan anti-bakteri yang dapat digunakan untuk mengatasi

masalah pencernaan jantung dan gangguan jantung.

C. Makanan Jajanan
1. Pengertian Makanan Jajanan

Makanan jajanan (Street food) sudah menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun

diperdesaan. Konsumsi makanan jajanan dimasyarakat terus meningkat

karna terbatasnya waktu untuk mengolah makanan sendiri. Hal ini

mendorong timbulnya kebiasaan seseorang untuk mengkonsumsi makanan

jajanan.8

Makanan jajanan menurut FAO didefinisikan sebagai makanan dan

minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan

dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau

dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Menurut

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, makanan jajanan

adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di

tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk

dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan atau

restoran, dan hotel.17

2. Jenis Makanan Jajanan

Jenis makanan jajanan dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu:16

a. Makanan jajanan yang berbentuk panganan, seperti kue kecil-kecil, pisang

goreng dan sebagainya.

b. Makanan jajanan yang diporsikan (menu utama), seperti pical, mie bakso,

nasi goreng dan sebagainya.

c. Makanan jajanan yang berbentuk minuman, seperti Es Krim, Es Campur,

Jus Buah dan sebagainya.


3. Fungsi Makanan Jajanan

Selain karena kebiasaan makan, makanan jajanan juga mempuyai

fungsi antara lain:18

a. Makanan jajanan berfungsi sebagai sarapan pagi.

b. Bagi segolongan orang, makanan jajanan berfungsi sebagai selingan yang

dimakan di antara waktu makan makanan utama.

c. Makanan jajanan juga mempunyai fungsi sosial ekonomi yang penting,

dalam arti pengembangan usaha makanan jajanan dapat meningkatkan status

sosial ekonomi pedagang makanan jajanan.

d. Makanan jajanan dapat berfungsi sebagai makan siang utama terutama bagi

mereka yang tidak sempat makan siang dirumah.

e. Makanan jajanan sebagai penyumbang zat gizi dalam menu sehari-hari

terutama bagi mereka yang berada dalam masa pertumbuhan.

D. Uji Organoleptik

Penilaian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses

pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-pikologis, yaitu

kesadaranpengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya

rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut.

Pengujian organoleptik meliputi warna, tekstur aroma dan rasa.19

Bagian organ tubuh yang berperan dalam pengindraan adalah penglihat,

pembau, peraba, dan pencicip merupakan alat yang sangat penting untuk

penilaian organoleptik. Dari sejak zaman orang-orang primitif indra peraba pun

merupakan alat penting untuk penilaian pangan. Indra pendengar meskipun


jarang dianggap sebagai alat penilaian pangan, tetapi mempunyai peranan pula

untuk menilai pangan.19

1. Penglihatan (warna)

Untuk melihat adanya benda-benda disekeliling kita, indra penglihat

merupakan alat tubuh yang paling penting. Dengan melihat orang dapat

mengenal dan menilai bentuk ukuran, sifat, kekeruhan dan warna.

2. Pembau (aroma)

Pembau juga disebut penciuman jarak jauh karena manusia dapat mengenal

enaknya makanan yang belum dilihat hanya dengan mencium baunya dari

jarak jauh.

3. Perabaan (tekstur)

Pengindraan tentang tekstur yang berasal dari sentuhan dapat ditangkap oleh

seluruh permukaan kulit. Tetapi biasanya jika orang menilai tekstur yang

dapat dinilai meliputi : kebasahan, kering, kasar, halus, lunak dan

berminyak.

4. Pencicipan (rasa)

Indra pencicip berfungsi untuk menilai rasa yaitu manis, pahit, asin dan

asam dari suatu makanan.

Untuk melakukan suatu penilaian mutu atau analisa sifat-sifat sensorik

suatu komoditi diperlukan panelis. Dalam penilaian mutu suatu komoditi,

panelis bertindak sebagai instrumen atau alat yang bertugas menilai mutu

berdasarkan kesan subjektif.

Dikenal ada beberapa macam panelis dalam penilaian organoleptik.

Penggunaan dari panelis ini berbeda-beda tergantung dari tujuan penelitian


yang ingin dicapai. Dalam penilaian organoleptik dikenal tujuh macam panel,

yaitu panel perseorangan, panel terbatas, panel terlatih, panel agak terlatih,

panel konsumen dan panel anak-anak. Perbedaan ketujuh panel tersebut

didasarkan pada keahlian dalam melakukan penilaian organoleptik.

1. Panelis perseorangan

Panelelis perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan

spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-

latihan yang sangat intensif. Panelis perseorangan sangat mengenal sifat,

peranan serta cara pengolahan bahan yang akan dinilai dan menguasai

metode-metode analisis organoleptik dengan sangat baik. Keputusan

sepenuhnya ada pada seorang.

2. Panelis terbatas

Panelis terbatas terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi

sehingga bias lebih dihindari. Panelis ini mengenal dengan baik faktor-

faktor dalam penilaian organoleptik dan mengetahui cara pengolahan serta

pengaruh bahan baku terhadap hasil akhir. Keputusan diambil dengan

berdiskusi diantara angota-anggotanya.

3. Panelis terlatih

Panelis terlatih terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup

baik. Untuk menjadi terlatih perlu didahului dengan seleksi dan latihan-

latihan. Panelis ini bersifat tidak terlampau spesifik karena dapat menilai

beberapa sifat rangsangan. Keputusan diambil setelah data dianalisis secara

bersama.

4. Panelis agak terlatih


Panelis agak terlatih terdiri dari 15-20 orang yang sebelumnya dilatih untuk

mengetaahui sifat-sifat tertentu, panel agak terlatih dapat dipilih dari

kalangan terbatas dengan menguji datanya terlebih dahulu. Sedangkan data

yang sangat menyimpang boleh tidak digunakan dalam keputusan.

5. Panelis tidak terlatih

Panelis tidak terlatih terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih

berdasarkan jenis suku dan bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Panelis

tidak terlatih hanya diperbolehkan menilai alat organoleptik yang sederhana

seperti sifat kesukaan. Panel tidak terlatih biasanya dari orang dewasa

dengan komposisi panelis pria sama dengan panelis wanita.

6. Panelis konsumen

Panelis konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada

target pemasaran komoditi. Panelis ini mempunyai sifat yang sangat umum

dan dapat ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu.

7. Panelis anak-anak

Panelis yang khas adalah panelis yang menggunakan anak-anak berusia 3-

10 tahun. Biasanya anak-anak digunakan sebagai panelis dalam penilaian

pangan yang disukai anak-anak. Cara penggunaan panelis anak-anak harus

bertahap, yaitu dengan pemberitahuan atau dengan cara bermain bersama,

kemudian diminta responnyaterhadap produk yang dinilai dengan alat bantu

gambar seperti boneka snoopy yang sedih, biasa atau tertawa.

Keahlian seorang panelis biasanya diperoleh melalui pengalaman dan

latihan yang lama. Dengan keahlian yang diperoleh itu merupakan bawaan
sejak lahir, tetapi untuk mendapatkannya perlu latihan yang tekun dan terus

menerus.

Untuk mendapatkan panelis yang diinginkan dalam pemilihan panelis

perlu diperhatikan beberapa faktor, antar lain:19

1. Ada perhatian terhadap uji organoleptik yang dilakukan

2. Bersedia dan mempunyai waktu

3. Mempunyai kepekaan yang diperlukan

Pengujian organoleptik digolongkan kepada :19

1. Uji pembeda

Uji organoleptik dengan tujuan untuk membedakan sifat sensorik antara dua

contoh. Uji pembeda ini terdiri dari uji pembedaan pasangan, uji pembedaan

segitiga, uji pembedaan duo-trio, uji pembanding ganda, uji pembanding

jamak, uji rangsangan tunggal, uji rangsangan jamak.

2. Uji Penerimaan

Uji organoleptik dengan tujuan untuk mengetahui apakah suatu komoditas

atau sifat sensorik tertentu dapat diterima masyarakat.

Macam uji penerimaan :19

1. Uji kesukaan (Hedonik), merupakan uji organoleptik dimana panelis

mengemukakan tanggapan suka atau tidak suka sekaligus dengan tingkat

kesukaan.

2. Uji mutu hedonik, merupakan uji organoleptik di mana panelis

mengemukakan kesan baik atau buruk, mutu hedonik ini dapat berupa keras

atau lunak, renyah atau lembek.


Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji hedonik karena peneliti

ingin mengetahui tingkat kesukaan pada Es Krim buah mengkudu.

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah ekperimen yaitu membuat produk Es Krim

dengan pemanfaatan buah mengkudu yang dilakukan secara bertahap mulai

dari persiapan bahan, pengolahan, dan uji organoleptik (rasa, warna, aroma,

tekstur)pada Es Krim buah mengkudu.

Rancangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Rancangan

Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 2 kali pengulangan. Rancangan

pembuatan Es Krim buah mengkudu seperti tabel berikut:20

Tabel 4
Rancangan Pembuatan Es Krim Buah Mengkudu

Produk
Bahan
A B C D
Susu sapi cair 250ml 250 ml 250 ml 250 ml

Sari Buah Mengkudu 10 gr 20 gr 30 gr 40 gr

Gula pasir 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr

Telur 50 gr 50 gr 50 gr 50 gr

Whipping cream 50 gr 50 gr 50 gr 50 gr

Pewarna makanan 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Teknologi Pangan

(ITP) Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Padang. Laboratorium Ilmu

Teknologi Pangan digunakan untuk melakukan pembuatan produk Es Krim

buah mengkudu serta melakukan uji organoleptik. Penelitian ini dilakukan

mulai dari pembuatan proposal pada bulan September 2016 s/d Juni 2017.
C. Bahan dan Alat

a. Bahan

b. Bahan Baku Utama

A. Susu sapi yang digunakan sebanyak 250 ml untuk masing-masing

perlakuan, jadi susu yang digunakan adalah sebanyak 2000 ml

untuk dua kali pengulangan. Susu sapi yang digunakan dalam

pembuatan Es Krim adalah susu sapi segar yang di dapatkan dari

penjual susu sapi.

c. Bahan pemanis

Untuk memberikan rasa manis pada Es Krim maka digunakan gula

pasir sebanyak 100 gr yang berwarna putih untuk masing-masing

perlakuan sehingga gula yang dibutuhkan adalah 800 gr untuk dua

kali pengulangan.

d. Bahan pengental

Bahan yang digunakan untuk memperoleh tekstur yang halus dan

lembut dalam pembuatan Es Krim, adalah putihtelur ayam ras

sebanyak 30 gr, dan Whipping Cream sebanyak 50 gr untuk

masing-masing perlakuan. Jadi dibutuhkan 240 gr putih telur ayam

ras dan 400 gr whipping cream untuk dua kali pengulangan.

e. Pengemulsi untuk mencegah terpisahnya antara dua cairan yang

berbeda. Pengemulsi yang digunakan adalah kuning telur ayam ras

sebanyak 20 gr untuk masing-masing perlakuan, sehingga

dibutuhkan 160 gr kuning telur untuk dua kali pengulangan.

f. Bahan Pewarna Tambahan


Pada pembuatan produk Es Krim ini digunakan bahan pewarna

tambahan berwarna merah muda sebanyak 1 tetes untuk masing-

masing perlakuan. Jadi dibutuhkan 8 tetes pewarna makanan dalam

pembuatan Es Krim untuk dua kali pengulangan agar warna Es

Krim terlihat menarik.

b. Alat

Alat yang digunakan yaitu alat dalam pembuatan Es Krim dan alat

dalam uji organoleptik. Alat yang digunakan harus disesuaikan dengan

kebutuhan. Tanpa peralatan yang lengkap, maka proses kerja tidak akan

berjalan dengan baik karena akan mempngaruhi kualitas Es Krim.

a. Alat pembuat Es Krim

Alat yang digunakan pembuatan Es Krim adalah : waskom (4

buah), panci (panci stainless steel), pengaduk kayu (1 buah), mixer,

blender, kompor, sendok makan (1 buah), timbangan rumah tangga,

timbangan digital dan frezzer.

b. Alat untuk uji organoleptik

Alat yang digunakan untuk uji organoleptik adalah : cup Es Krim,

sendok Es Krim, gelas untuk air minum atau air mineral dan

formulir untuk uji organoleptik.

D. Pelaksanaan Penelitan

1. Penelitian Pendahuluan
Sebelum dilakukan penelitian lanjutan, maka dilakukan dahulu

penilitian pendahuluan untuk mendapatkan perlakuan yang tepat dalam

pembuatan Es Krim buah mengkudu.

Pertama dilakukan pembersihan buah mengkudu yang digunakan

dalam pembuatan Es Krim. Setelah memastikan buah mengkudu telah

bersih kemudian dilakukan pembuatan Es Krim buah mengkudu yang

bertujuan untuk mendapatkan perlakuan yang tepat dalam pembuatan Es

Krim buah mengkudu. Penelitian pendahuluan dilakukan sesuai dengan

bagan alir seperti yang terlampir pada lampiran B.

Selanjutnya dalam penelitian pendahuluan dilakukan uji coba kepada

panelis agak terlatih yaitu 10 orang mahasiswa jurusan Gizi Poltekkes

Kemenkes Padang. Pada awalnya pembuatan Es Krim ini digunakan

penambahan sari buah mengkudu sebanyak 30 gr, 60 gr dan 90 gr. Menurut

panelis, Es Krim yang menggunakan penambahan sari buah mengkudu 60

gr dan 90 gr menghasilkan Es Krim buah mengkudu yang mempunyai rasa

pahit dan masih tercium aroma langu buah mengkudu. Sedangkan pada

penambahan sari buah mengkudu 30 gr menurut panelis rasa pahit masih

bisa ditolerir. Tekstur Es Krim pada ketiga perlakuan masih kasar dan tidak

lembut. Hal ini disebabkan pada saat penelitian pendahuluan menggunakan

CMC sebagai bahan pengental dan juga penyebab tekstur menjadi kasar

adalah kandungan air yang cukup tinggi dalam buah mengkudu sehingga

menyebabkan tekstur Es Krim yang didapatkan tidak sesuai. Oleh karna itu

pada penelitian lanjutan Es Krim buah mengkudu selanjutnya dilakukan

penurunan jumlah pemberian buah mengkudu dan ditambahkan 1 perlakuan


lagi menjadi A 10 gr, B 20gr, C 30 gr, dan D 40 gr dan untuk bahan

pengental digunakan whipping cream.

2. Penelitan Lanjutan

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian

pendahuluan. Penelitian lanjutan yang dilakukan adalah pembuatan produk Es

Krim, dan uji organoleptik Es Krim buah mengkudu. Perlakuan A digunakan

susu sapi segar 250 ml, sari buah mengkudu 10 gr, gula pasir 100 gr, telur 50

gr, whipping cream 50 gr dan pewarna 1 tetes. Pada perlakuan B bahan yang

digunakan sama namun diberi penambahan sari buah mengkudu 20 gr.

Perlakuan C penambahan sari buah mengkudu sebanyak 30 gr. Dan pada

perlakuan D penambahan sari buah mengkudu 40 gr.

3. Pembuatan Produk Es Krim Buah Mengkudu

a. Memisahkan kulit bagian luar mengkudu

Pertama kali dilakukan pensortiran buah mengkudu. Buah mengkudu yang

digunakan adalah berwarna putih kekuningan dan tidak terlalu matang

secara optimal. Buah mengkudu yang didapatkan terlebih dahulu harus

dicuci bersih dengan air mengalir. Hal ini bertujuan untuk menghindari buah

mengkudu terkontaminasi dengan bahan berbahaya. Setelah itu kupas kulit

buah mengkudu dan potong-potong buah mengkudu menjadi beberapa

bagian. Kemudian lakukan perendaman buah mengkudu dengan

menggunakan air kapur sirih. Kapur sirih digunakan sebanyak 10 gr selama

30 menit dengan tujuan untuk meminimalisir efek bau dan rasa pahit dari

buah mengkudu. Kemudian setelah direndam tiriskan buah mengkudu, lalu

blender. Selanjutnya hasil dari blender disaring dengan penyaring.


Penyaring yang digunakan harus dalam kondisi bagus karena hasil saringan

nantinya menentukan tekstur pada Es Krim.

b. Pencampuran

Bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat Es Krim buah

mengkudu ditimbang menggunakan timbangan rumah tangga, kemudian

diletakkan dalam bejana pencampuran. Pertama gula dan telur diaduk

dengan menggunakan mixer hingga adonan mengembang. Selagi

mengaduk, selanjutnya masukkan susu sapi secara perlahan-lahan ke dalam

adonan dan lanjutkan mixer selama 15 menit

c. Pasteurisasi

Setelah itu campuran di pasteurisasi. Pasteurisasi merupakan proses untuk

mengurangi jumlah mikroba pembusuk dan patogen yang tidak tahan panas

dengan menggunakan suhu 60-80°C selama 30 menit. Pasteurisasi juga

membantu pencampuran bahan-bahan penyusun sehingga menghasilkan

produk yang seragam dan memperpanjang daya simpan. Adonan yang

sudah dipasteurisasi didiamkan terlebih dahulu hingga tidak panas.

d. Penambahan Sari Buah Mengkudu

Setelah adonan dingin dan maka dibagi rata-rata menjadi 4 kedalam wadah

yang berbeda (produk A, B, C, dan D). Poduk A ditambahkan 10gr sari

buah mengkudu, pada produk B ditambahkan 20 gr sari buah mengkudu,

produk C ditambahkan 30 gr sari buah mengkudu, dan produk D

ditambahkan 40 gr sari buah mengkudu.

e. Homogenisasi
Adonan yang telah ditambahkan sari buah mengkudu di homogenisasikan.

Proses homogenisasi adalah dengan cara mengaduk semua bahan dengan

mixer yang bertujuan untuk memecah ukuran globula-globula lemak yang

akan menghasilkan tingkat dispersi lemak yang tinggi.

f. Pengemasan dan Pembekuan

Setalah itu kemudian dilakukan pendinginan ke dalam freezer selama 3 jam,

setelah itu adonan kembali di mixer sebanyak 4 kali dalam 4 jam. Pada

pengadukan pertama adonan di tambahkan whipping cream kemudian

adonan kembali dibekukan. Selanjutnya pada pengadukan terakhir kalinya,

ditambahkan pewarna makanan. Kemudian adonan Es Krim dikemas ke

dalam cup yang berisikan 50 gr es skrim pada setiap cupnya. Setelah itu

lakukan pembekuan adonan kembali selama 24 jam. Pembekuan

memberikan pengaruh penting pada tekstur Es Krim yang mengeras.

E. Pengamatan

Pengamatan dilakukan secara organoleptik. Pengaata secara

organoleptik Es Krim buah mengkudu dilakukan terhadap warna, tekstur,

aroma, serta rasa secara keseluruhan.

1. Uji Organoleptik

Pengujian organoleptik mengenai citarasa Es Krim buah mengkudu

(warna, aroma, rasa, tekstur). Uji organoleptik dilakukan oleh panelis agak

terlatih yaitu mahasiswa tingkat II atau III Jurusan Gizi Poltekkes

Kemenkes Padang yang sudah pernah belajar tentang organoleptik pada

mata kuliah Ilmu Teknologi Pangan. Panelis yang digunakan sebanyak 25

orang, panelis diminta untuk memberikan penilaiannya pada masing-masing


sampel berdasarkan kriteria yang dapat dilihat pada formulir uji

organoleptik.

Syarat sesuai dengan kriteria panelis :19

a. Ada perhatian terhadap organoleptik.

b. Bersedia dan mempunyai waktu.

c. Mempunyai kepekaan yang diperlukan

1) Tidak merokok

2) Tidak mengkonsumsi alkohol

3) Tidak dalam suasana lapar atau kenyang

4) Tidak dalam suasana hati yang sedih

Uji organoleptik untuk mendapatkan Es Krim buah mengkudu terbaik

dan disukai, dilakukan dengan metode uji hedonik dengan menggunakan skala

sebagai berikut:

4 = Sangat suka 2 = Kurang suka

3 = Suka 1 = Tidak suka

F. Cara Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari hasil uji organoleptik disajikan dalam

bentuk tabel, kemudian diambil rata-rata dan diolah secara statistik dengan

menggunakan uji sidik ragam (ANOVA) pada taraf 95%. Bila terlihat

perbedaan nyata maka dilanjutkan dengan uji DNMRT (Duncan New Multiple

Range Test) pada taraf 5% yang bertujuan untuk melihat perlakuan mana yang

berbeda.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan yaitu untuk mengetahui uji organoleptik

dalam pembuatan Es Krim buah mengkudu. Es Krim yang dihasilkan dalam 1

kali perlakuan adalah 10 cup dengan berat Es Krim dalam 1 cup adalah 50 gr.

Uji organoleptik yang dilakukan terhadap warna, aroma, rasa, dan tekstur Es

Krim buah mengkudu setelah dilakukan uji organoleptik didapatkan hasil

sebagai berikut:

a. Warna

Hasil uji organoleptik terhadap warna pada Es Krim buah mengkudu

dengan 4 perlakuan, didapatkan rata-rata tingkat kesukaan panelis pada

masing-masing perlakuan pada tabel 5 sebagai berikut.

Tabel 5.
Nilai rata-Rata Penerimaan Panelis Terhadap Warna
Pada Es Krim Buah Mengkudu

Perlakuan Rata-rata* Kesukaan


A (10 gr) 3,50a Suka
B (20 gr) 3,26b Suka
C (30 gr) 3,20b Suka
D (40 gr) 3,12b Suka
Ket *) :angka-angka lajur sebelah kanan yang diikuti oleh huruf kecil yang sama
berarti tidak berbeda nyata menurut uji DNMRT 5%

Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa rata-rata tingkat kesukaan panelis

terhadap warna Es Krim buah mengkudu berkisar antara 3,12 sampai dengan

3,50 dimana nilai tersebut berada pada tingkat suka terhadap Es Krim buah

mengkudu. Rata-rata tertinggi terhadap warna terdapat pada Es Krim buah

mengkudu perlakuan A dengan buah mengkudu 10 gram yaitu 3,50 dan rata-
rata terendah terdapat pada Es Krim buah mengkudu perlakuan D dengan

buah mengkudu 40 gram yaitu 3,12.

Hasil uji sidik ragam (ANOVA) pada taraf 5% didapatkan bahwa

warna pada Es Krim buah mengkudu yaitu nilai F hitung lebih besar dari

pada F tabel, yaitu F hitung 9,33 dan F tabel 2,76. Nilai tersebut

menunjukkan ada perbedaan nyata pada warna Es Krim buah mengkudu.

Berdasarkan data diatas dilakukan uji lanjutan yaitu uji DNMRT 5%

yang berfungsi untuk menentukan pasangan perlakuan mana yang berbeda

nyata. Dari uji DNMRT 5% yang dilakukan, didapatkan hasil perlakuan A

berbeda nyata dengan perlakuan B, perlakuan A berbeda nyata dengan

perlakuan C, perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan D, perlakuan B

tidak berbeda nyata dengan perlakuan C, perlakuan B tidak berbeda nyata

dengan perlakuan D, perlakuan C tidak berbeda nyata dengan perlakuan D.

b. Aroma

Hasil uji organoleptik terhadap aroma pada Es Krim buah mengkudu

dengan 4 perlakuan, didapatkan rata-rata tingkat kesukaan panelis pada

masing-masing perlakuan pada tabel 6 sebagai berikut.

Tabel 6.
Nilai rata-Rata Penerimaan Panelis Terhadap Aroma
Pada Es Krim Buah Mengkudu
Perlakuan Rata-rata* Kesukaan
A (10 gr) 3,22a Suka
B (20 gr) 2,98b Suka
C (30 gr) 2,88b Suka
D (40 gr) 2,68c Suka
Ket *) :angka-angka lajur sebelah kanan yang diikuti oleh huruf kecil yang sama
berarti tidak berbeda nyata menurut uji DNMRT 5%
Berdasarkan tabel 6 terlihat bahwa rata-rata tingkat kesukaan panelis

terhadap aroma Es Krim buah mengkudu berkisar antara 2,68 sampai dengan

3,22 dimana nilai tersebut berada pada tingkat suka terhadap Es Krim buah

mengkudu. Rata-rata tertinggi terhadap aroma terdapat pada Es Krim buah

mengkudu perlakuan A dengan buah mengkudu 10 gram yaitu 3,22 dan rata-

rata terendah terdapat pada Es Krim buah mengkudu perlakuan D dengan

buah mengkudu 40 gram yaitu 2,68.

Hasil uji sidik ragam (ANOVA) pada taraf 5% didapatkan bahwa

aroma pada Es Krim buah mengkudu yaitu nilai F hitung lebih besar dari

pada F tabel, yaitu F hitung 8,4 dan F tabel 2,76. Nilai tersebut menunjukkan

ada perbedaan nyata pada warna Es Krim buah mengkudu.

Berdasarkan data diatas dilakukan uji lanjutan yaitu uji DNMRT 5%

yang berfungsi untuk menentukan pasangan perlakuan mana yang berbeda

nyata. Dari uji DNMRT 5% yang dilakukan, didapatkan hasil perlakuan A

berbeda nyata dengan perlakuan B, perlakuan A berbeda nyata dengan

perlakuan C, perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan D, perlakuan B

tidak berbeda nyata dengan perlakuan C, perlakuan B berbeda nyata dengan

perlakuan D, perlakuan C tidak berbeda nyata dengan perlakuan D.

c. Rasa
Hasil uji organoleptik terhadap rasa pada Es Krim buah mengkudu

dengan 4 perlakuan, didapatkan rata-rata tingkat kesukaan panelis pada

masing-masing perlakuan pada tabel 7 sebagai berikut.

Tabel 7.
Nilai rata-Rata Penerimaan Panelis Terhadap Rasa
Pada Es Krim Buah Mengkudu

Perlakuan Rata-rata* Kesukaan


A (10 gr) 3,24a Suka
B (20 gr) 2,96b Suka
C (30 gr) 2,44c Agak suka
D (40 gr) 2,32c Agak suka
Ket *) :angka-angka lajur sebelah kanan yang diikuti oleh huruf kecil yang sama
berarti tidak berbeda nyata menurut uji DNMRT 5%

Berdasarkan tabel 7 terlihat bahwa rata-rata tingkat kesukaan panelis

terhadap rasaEs Krim buah mengkudu berkisar antara 2,32 sampai dengan

3,24 dimana nilai tersebut berada pada tingkat kurang suka sampai suka

terhadap Es Krim buah mengkudu. Rata-rata tertinggi terhadap rasa terdapat

pada Es Krim buah mengkudu perlakuan A dengan buah mengkudu 10 gram

yaitu3,24 dan rata-rata terendah terdapat pada Es Krim buah mengkudu

perlakuan D dengan buah mengkudu 40 gram yaitu 2,32.

Hasil uji sidik ragam (ANOVA) pada taraf 5% didapatkan bahwa rasa

pada Es Krim buah mengkudu yaitu nilai F hitung lebih besar dari pada F

tabel, yaitu F hitung 29,37 dan F tabel 2,76. Nilai tersebut menunjukkan ada

perbedaan nyata pada rasa Es Krim buah mengkudu.

Berdasarkan data diatas dilakukan uji lanjutan yaitu uji DNMRT 5%

yang berfungsi untuk menentukan pasangan perlakuan mana yang berbeda


nyata. Dari uji DNMRT 5% yang dilakukan, didapatkan hasil perlakuan A

berbeda nyata dengan perlakuan B, perlakuan A berbeda nyata dengan

perlakuan C, perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuanD, perlakuan B

berbeda nyata dengan perlakuan C, perlakuan B berbeda nyata dengan

perlakuan D, perlakuan C tidak berbeda nyata dengan perlakuan D.

d. Tekstur

Hasil uji organoleptik terhadap tekstur pada Es Krim buah mengkudu

dengan 4 perlakuan, didapatkan rata-rata tingkat kesukaan panelis pada

masing-masing perlakuan pada tabel 7 sebagai berikut.

Tabel 7.
Nilai rata-Rata Penerimaan Panelis Terhadap Tekstur
Pada Es Krim Buah Mengkudu

Perlakuan Rata-rata* Kesukaan


A (10 gr) 3,04a Suka
B (20 gr) 2,74b Suka
C (30 gr) 2,58b Suka
D (40 gr) 2,66b Suka
Ket *) :angka-angka lajur sebelah kanan yang diikuti oleh huruf kecil yang sama
berarti tidak berbeda nyata menurut uji DNMRT 5%
Berdasarkan tabel 7 terlihat bahwa rata-rata tingkat kesukaan panelis

terhadap teksturEs Krim buah mengkudu berkisar antara 2,58 sampai dengan

3,04 dimana nilai tersebut berada pada tingkat suka terhadap Es Krim buah

mengkudu. Rata-rata tertinggi terhadap tekstur terdapat pada Es Krim buah

mengkudu perlakuan A dengan buah mengkudu 10 gram yaitu 3,04 dan rata-

rata terendah terdapat pada Es Krim buah mengkudu perlakuan C dengan

buah mengkudu 30 gram yaitu 2,58.


Hasil uji sidik ragam (ANOVA) pada taraf 5% didapatkan bahwa

tekstur pada Es Krim buah mengkudu yaitu nilai F hitung lebih besar dari

pada F tabel, yaitu F hitung 9,18 dan F tabel 2,76. Nilai tersebut

menunjukkan ada perbedaan nyata pada rasa Es Krim buah mengkudu.

Berdasarkan data diatas dilakukan uji lanjutan yaitu uji DNMRT 5%

yang berfungsi untuk menentukan pasangan perlakuan mana yang berbeda

nyata. Dari uji DNMRT 5% yang dilakukan, didapatkan hasil perlakuan A

berbeda nyata dengan perlakuan B, perlakuan A berbeda nyata dengan

perlakuan D, perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan C, perlakuan B

tidak berbeda nyata dengan perlakuan D, perlakuan B tidak berbeda nyata

dengan perlakuan C, perlakuan D tidak berbeda nyata dengan perlakuan C.

1. Perlakuan Terbaik

Berdasarkan hasil dari uji organoleptik yang dilakukan terhadap 4

perlakuan Es Krim buah mengkudu terbaik dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8.
Rata-Rata Penerimaan Panelis Terhadap Mutu Oraganoleptik
Es Krim Buah Mengkudu

Perlakuan Warna Aroma Rasa Tekstur Rata-rata


A (10 gr) 3,50 3,22 3,24 3,04 3,25
B (20 gr) 3,26 2,98 2,96 2,74 2,98
C (30 gr) 3,20 2,88 2,44 2,58 2,77
D (40 gr) 3,12 2,68 2,32 2,66 2,70

Perlakuan terbaik adalah salah satu perlakuan yang memiliki nilai

rata-rata tertinggi terhadap rasa, warna, tekstur dan aroma. Berdasarkan tabel

8 dapat diketahui bahwa perlakuan terbaik dari rata-rata penerimaan panelis


terhadap Es Krim buah mengkudu yaitu pada perlakuan A dengan nilai rata-

rata tertinggi 3,25.

Grafik1.
Nilai Rata-Rata Penerimaan Warna, Aroma, Rasa dan Tekstur
Pada Es Krim Buah Mengkudu

4.00

3.50

3.00

2.50
A
2.00 B
C
1.50 D

1.00

0.50

-
Warna Aroma Rasa Tekstur

Keterangan :

A = Es Krim buah mengkudu dengan buah mengkudu 10 gr

B = Es Krim buah mengkudu dengan buah mengkudu 20 gr

C = Es Krim buah mengkudu dengan buah mengkudu 30 gr

D = Es Krim buah mengkudu dengan buah mengkudu 40 gr

B. Pembahasan

1. Warna

Warna merupakan penampilan atau penampakan makanan secara

keseluruhan yang dinilai secara deskriptif. Warna makanan memegang

peran utama dalam penampilan makanan. Selain faktor yang ikut

menentukan mutu, warna juga dapat digunakan sebagai indikator


kesegaran dan kematangan. Daya tarik suatu makanan sangat dipengaruhi

oleh penampilan fisik dan warna dari makanan tersebut dan merupakan

salah satu faktor untuk menggugah selera seseorang dalam makanan.20

Berdasarkan hasil kesukaan panelis terhadap 4 perlakuan Es Krim

buah mengkudu diperoleh nilai rata-rata tingkat kesukaan terhadap warna

Es Krimbuah mengkudu berkisar 3,12(suka) – 3,50 (suka). Dari nilai rata-

rata tersebut dapat dilihat bahwa daya terima tertinggi terdapat pada

perlakuan A dengan buah mengkudu 10 gr dan daya terima terendah

terdapat pada perlakuan D dengan buah mengkudu 40 gr. Warna yang

dihasilkan pada perlakuan A adalah Es Krim dengan warna merah muda

cerah sedangkan pada perlakuan D menghasilkan warna merah muda agak

gelap. Hal ini disebabkan warna dari sari mengkudu berwarna coklat

kusam. Warna coklat disebabkan oleh proses browning, yaitu proses

kecoklatan pada buah yang terjadi akibat proses enzimatik oleh polifenol

oksidasi.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Melina Farida

yang berjudul Pengaruh Penambahan Sari Mengkdu terhadap mutu

permen mengkudu bahwa semakin tinggi sari mengkudu yang

ditambahkan maka uji organoleptik (warna) semakin berkurang.23

Hasil uji sidik ragam pemanfaatan buah mengkudu dalam

pembuatan Es Krim menimbulkan perbedaan nyata dalam penerimaan

warna Es Krim buah mengkudu. Hasil tersebut membuktikan bahwa

adanya pengaruh pemberian buah mengkudu dalam pembuatan Es Krim


terhadap warna Es Krim buah mengkudu yang dihasilkan. Semakin

banyak pemberian buah mengkudu maka semakin rendah rata-rata panelis

terhadap warna Es Krim buah mengkudu. Hal ini disebabkan karena

semakin banyak buah mengkudu yang diberikan pada pembuatan Es Krim,

maka warna Es Krim yang dihasilkan menjadi agak gelap.

2. Aroma

Aroma makanan menentukan kelezatan makanan dan menentukan

kualitas bahan pangan. Aroma merupakan bau yang dikeluarkan oleh

makanan yang merupakan daya tarik yang sangat kuat dan mampu

meransang indera penciuman sehingga membangkitkan selera makan.20

Berdasarkan hasil kesukaan panelis terhadap 4 perlakuan Es Krim

buah mengkudu diperoleh nilai rata-rata tingkat kesukaan terhadap aroma

Es Krim buah mengkudu berkisar 2,68 (suka) – 3,22 (suka). Dari nilai

rata-rata tersebut dapat dilihat bahwa daya terima panelis tertinggi terdapat

pada perlakuan A dengan penambahan buah mengkudu 10 gr.

Perlakuan A aroma yang dihasilkan adalah aroma harum dimana

aroma berasal dari bahan utama susu. Nilai rata-rata terendah yaitu pada

perlakuan D dimana perlakuan D merupakan perlakuan terbanyak yang

ditambahkan buah mengkudu yaitu 40 gr sehingga aroma khas buah

mengkudu yang dihasilkan malah menutupi aroma susu yang harum pada

Es Krim walaupun termasuk kategori disukai oleh panelis.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putu Rahayu

Puspayanti yang berjudul Pemanfaatan Buah Mengkudu menjadi dodol,


mengatakan bahwa hasil organoleptik dodol buah mengkudu dari segi

aroma termasuk dalam kategori agak suka. Hal ini disebabkan karena

aroma mengkudu yang merupakan pencampuran antara asam kaprat (asam

lemak dengan sepuluh atom karbon, C10), asam kaproat (C6), dan asam

kaprilat (C8) pada buah mengkudu yang sangat kuat, sehingga penambahan

bahan tambahan aroma hanya dapat mengurangi aroma mengkudu, tetapi

tidak menghilangkan aroma mengkudu pada eskrim.22

Hasil uji sidik ragam pemanfaatan buah mengkudu dalam

pembuatan Es Krim menimbulkan perbedaan nyata dalam penerimaan

aroma Es Krim buah mengkudu. Hasil tersebut membuktikan bahwa

adanya pengaruh pemberian buah mengkudu dalam pembuatan Es Krim

terhadap aroma Es Krim buah mengkudu yang dihasilkan. Semakin

banyak pemberian buah mengkudu maka semakin rendah rata-rata panelis

terhadap aroma Es Krim buah mengkudu. Hal ini disebabkan karena

semakin banyak buah mengkudu yang diberikan pada pembuatan Es Krim,

maka semakin jelas bau langu dari buah mengkudu dan menutupi aroma

khas dari Es Krim.

3. Rasa

Rasa merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan

keputusan bagi konsumen untuk menerima atau menolak suatu makanan

ataupun produk pangan. Ada empat rasa dasar yang dikenali manusia yaitu

manis, asam, asin, dan pahit. Beberapa komponen yang berperan dalam

penentuan rasa makanan adalah aroma makanan, bumbu masakan dan


bahan makanan, keempukan atau kekenyalan makanan, kerenyahan

makanan, tingkat kematangan dan temperatur makanan.20

Berdasarkan hasil kesukaan panelis terhadap 4 perlakuan Es Krim

buah mengkudu diperoleh nilai rata-rata tingkat kesukaan pada rasa Es

Krim buah mengkudu berkisar 2,32 (agak suka) – 3,24 (suka). Dari nilai

rata-rata tersebut dapat dilihat bahwa daya terima panelis tertinggi terdapat

pada perlakuan A dengan buah mengkudu 10 gr, dan merupakan perlakuan

yang paling disukai oleh panelis terhadap rasa.

Perlakuan A dengan penambahan buah mengkudu paling sedikit

yaitu 10 gr menghasilkan rasa manis yang pas dan juga enak menurut

panelis. Buah mengkudu memiliki rasa yang pahit sehingga produk Es

Krim yang menggunakan buah mengkudu paling banyak jadi terasa sedikit

pahit. Hal ini sejalan dengan penelitian Melina Farida yang berjudul

Pengaruh Penambahan Sari Mengkdu terhadap mutu permen mengkudu

bahwa semakin tinggi sari mengkudu yang ditambahkan maka uji

organoleptik (rasa) semakin berkurang.23 Hal ini disebabkan buah

mengkudu mengandung asam kaproat yang menyebabkan rasa dan bau

yang tidak disukai (Sumaryati, 2005).

Hasil uji sidik ragam pemanfaatan buah mengkudu dalam

pembuatan Es Krimmenimbulkan perbedaan nyata dalam penerimaan rasa

Es Krim buah mengkudu. Hasil tersebut membuktikan bahwa adanya

pengaruh pemberian buah mengkudu dalam pembuatan Es Krim terhadap

rasa Es Krim buah mengkudu yang dihasilkan. Semakin banyak pemberian

buah mengkudu maka semakin rendah rata-rata panelis terhadap rasa Es


Krim buah mengkudu. Hal ini disebabkan karena semakin banyak buah

mengkudu yang diberikan pada pembuatan Es Krim, maka semakin jelas

rasa pahit dari buah mengkudu.

4. Tekstur/ Konsistensi

Tekstur dan konsistensi suatu bahan akan mempengaruhi cita rasa

yangditimbulkan oleh bahan tersebut. Terkadang tekstur lebih penting

dibandingkan dengan warna, aroma, dan rasa, karena dapat mempengaruhi

cita rasa dari makanan. Tekstur dapat mengubah rasa yang timbul karena

dapat mempengaruhi kecepatan timbulnya rangsangan terhadap sel

reseptor olfaktori dan kalenjer air liur.21

Berdasarkan hasil kesukaan panelis terhadap 4 perlakuan Es Krim

buah mengkudu diperoleh nilai rata-rata tingkat kesukaan terhadap tekstur

Es Krim buah mengkudu berkisar 2,58 (suka) – 3,04 (suka). Dari nilai

rata-rata tersebut dapat dilihat bahwa daya terima panelis tertinggi terdapat

pada perlakuan A dengan buah mengkudu 10 gr dalam pembuatan Es

Krim buah mengkudu.

Tekstur Es Krim yang didapatkan pada perlakuan A lembut dan

tidak terlalu keras, pada perlakuan B didapatkan tekstur Es Krim buah

mengkudu lembut dan tidak terlalu keras, perlakuan C didapatkan tekstur

Es Krim buah mengkudu yang kurang lembut dan agak kasar, dan pada

perlakuan D juga didapatkan tekstur Es Krim buah mengkudu yang kurang

lembut dan agak kasar.


Hal ini disebabkan oleh kurang homogen atau tercampur ratanya

adonan yang menyebabkan masih terbentuknya kristal-kristal es yang

menyebabkan tekstur Es Krim menjadi tidak bagus dan juga proses mixer

dapat mempengaruhi tekstur pada Es Krim.

5. Perlakuan Terbaik

Perlakuan terbaik adalah salah satu perlakuan dari beberapa

perlakuan yang memiliki rata-rata tertinggi terhadap warna, aroma, rasa,

dan tekstur. Rata-rata penerimaan Es Krim buah mengkudu berdasarkan

uji organoleptik dapat dilihat pada Tabel 7. Dari nilai rata-rata tersebut

dapat diketahui perlakuan terbaik adalah perlakuan A karena memiliki

rata-rata tertinggi yaitu 3,25 dibandingkan perlakuan B (2,98), perlakuan C

(2,77), dan perlakuan D (2,70).


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Nilai rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap warna Es Krim sari

buah mengkudu tertinggi adalah pada perlakuan A yang mana berada

pada tingkat suka.

2. Nilai rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap aroma Es Krim sari

buah mengkudu tertinggi adalah pada perlakuan A yang mana berada

pada tingkat suka.

3. Nilai rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap rasa Es Krim sari buah

mengkudu tertinggi adalah pada perlakuan A yang mana berada pada

tingkat suka

4. Nilai rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur Es Krim sari

buah mengkudu tertinggi adalah pada perlakuan A yang mana berada

pada tingkat suka

5. Perlakuan terbaik dari Es Krim sari buah mengkudu terhadap warna,

aroma, rasa, dan tekstur yaitu pada perlakuan A dengan nilai rata-rata

3,25.

B. Saran

1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti Es Krim buah

mengkudu dari segi nilai gizinya.

2. Pada industri makanan disarankan agar memanfaatkan buah mengkudu

menjadi olahan pangan lain selain Es Krim.


DAFTAR PUSTAKA

1. Hariyadi, P. 2003. Pengindustrian Aneka Ragam Pangan, Menuju


Ketahanan Pangan Nasional Berbasis Sumberdaya Indegenus. Di dalam
Hariyadi, P, Krisnamurti, B and Winamo, FG(eds). Penganekaragaman
Pangan: Prakarsa Swasta dan Pemerintah Daerah. Jakarta: Forum Kerja
Penganekaragaman Pangan.

2. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka


Utama; 2010

3. Hanafie, Rita. 2010. “Pengantar Ekonomi Pertanian”dari http://


books.google.co.id diakses tanggal 18 Desember 2015

4. Suprapti, L. Aneka Olahan Mengkudu. Edisi ke-5. Yogyakarta : Kanisius;


2005

5. Muaris H. Es Krim Susu Kedelai : Tinggi Protein dan Rendah Kolesterol.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2006

6. Kementrian Pertanian Republik Indonesia, 2015

7. Fitrahdini, Ujang S, Rita N. Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Ekuita


Merek Produk Es krim. Jur. Ilm. Kel. dan Kons., Januari 2010, p :74-81
Vol. 3, No. 1 ISSN : 1907 - 6037.

8. Winarno FG. Makanan jajanan [Laporan Akhir Proyek]. Bogor: Institut


Pertanian, 1993

9. Lukita P. Kajian Substitusi Krim Dengan Daging Buah Alpukat (Persea


Americana Mill) Terhadap Sifat Es Krim [Skripsi]. Surakarta: Fakultas
Pertanian, Universitas Sebelas Maret; 2008

10. Buckles, C. H. W. B. Combs. And H. Macy. Milk And Milk Product. New
York: Mc Graw Hill Company; 1980

11. Adhitya LC. Membuat Es Krim. Jakarta: Agromedia Utama; 2008

12. Endang SH. Kajian Formulasi (Bahan Baku, Bahan Pemantap) Dan Metode
Pembuatan Terhadap Kualitas Es Krim [Skripsi]. Malang: Fakultas
Pertanian Peternakan, Universitas Muhammadiyah; 2011.
13. Lukita P. Kajian Subsitusi Krim Dengan Daging Buah Alpukat (Persea
Americana Mill) Terhadap Sifat Es Krim [Skripsi]. Surakarta: Fakultas
Pertanian, Universitas Sebelas Maret; 2008.

14. Bangun, A.P. dan Sarwono, B. 2002, Sehat dengan Ramuan Tradisional:
Khasiat dan Manfaat Mengkudu, Agomedia Pustaka, Jakarta.

15. Unin. Kajian Ekstrak Minyak Biji Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
menggunakan Pelarut Organik [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor;
2003

16. Khomsan A. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada; 2003.

17. Keputusan Menteri Kesahatan Republik Indonesia Nomor


942/MENKES/SK/VII/2003 Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan. Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2003.

18. Bondika AA. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan


Jajanan Pada Anak Sekolah Dasar [Artikel Penilitian]. Semarang: Program
Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro; 2011.

19. Itagusman. Pengujian Organoleptik. [Modul Penangan Mutu Fisis]


Semarang: Program Studi Teknologi Pangan, Universitas Muhammadiyah
Semarang; 2013.

20. Soewarno TS. Penilaian Organoleptik. Jakarta: Bhratara Karya Aksara;


1985.

21. Winarno FG. Kimia pangan dan gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarata.
1. 2002

22. Puspayanti Rahayu. Studi Eksperimen Pembuatan Dodol Mengkudu [Jurnal


Penelitian] Indonesia : Universitas Pendidikan Singaraja; 2014

23. Farida Melinda. Pengaruh Pemberian Sari Mengkudu Terhadap Mutu


Permen Mengkudu [skripsi] Medan : Universitas Sumatera Utara; 2013
LAMPIRAN
Lampiran A

a. Analisa Sidik Ragam terhadap Warna Es Krim Buah Mengkudu


Kode Perlakuan Total
Sampel 121 232 343 454 Yi ∑ Y²i (Yi)²
1 4 4 4 4 16 64 256
2 3.5 3.5 3 3 13 42.5 169
3 3.5 3.5 3 3 13 42.5 169
4 3 3 3 3 12 36 144
5 3.5 3 3 3 12.5 39.25 156.25
6 3.5 3 3 2.5 12 36.5 144
7 3 3.5 4 3 13.5 46.25 182.25
8 3 3 3 2.5 11.5 33.25 132.25
9 3 3 2.5 2.5 11 30.5 121
10 3 2.5 2.5 2 10 25.5 100
11 4 4 4 4 16 64 256
12 4 3 2.5 3 12.5 40.25 156.25
13 4 3.5 3.5 3.5 14.5 52.75 210.25
14 4 3.5 4 4 15.5 60.25 240.25
15 4 3 3.5 3 13.5 46.25 182.25
16 3.5 3 3.5 3.5 13.5 45.75 182.25
17 3.5 2.5 2.5 3 11.5 33.75 132.25
18 3.5 3 2.5 2.5 11.5 33.75 132.25
19 4 4 4 4 16 64 256
20 3.5 3.5 3 3 13 42.5 169
21 3 3.5 3.5 3.5 13.5 45.75 182.25
22 4 3.5 3.5 3.5 14.5 52.75 210.25
23 3.5 3.5 3 3 13 42.5 169
24 3 3 3 3 12 36 144
25 3 3 3 3 12 36 144
Yj 87.5 81.5 80 78 327 4340
∑ iY²ij 310.25 269.75 262.5 250 1092.5
6642.2
(Yj)² 7656.25 5 6400 6084 26782.5
Rata-
rata 3.5 3.26 3.2 3.12

Panelis x Perlakuan¿
Total Umum (Yi)²¿ ¿
Faktor Kolerasi = ¿
(327 )²
= 25 × 4

10692
= 100

= 1069,2 FK

Jumlah Kuadrat Total = Total Jumlah Kuadrat – FK

= 1092,5 – 1069,2

= 23,3 JKT

(Jumlah Kuadrat Total Perlakuan )


Jumlah Kuadrat Perlakuan = Jumlah Kelompok - FK

(26782,5)
= 25 - 1069,2

= 1071,3 – 1069,2

= 2,1 JKP

(Jumlah Kuadrat Total Kelompok )


Jumlah Kuadrat Kelompok = Jumlah Perlakuan - FK

(4340 )
= 4 - 1069,2

= 1085 – 1069,2

= 15,8 JKK

Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT – JKP – JKK

= 23,3 – 2,1 – 15,8

= 5,4 JKG
JKP
= Perlakuan - 1
Kuadrat Tengah Perlakuan

2,1
= 3

= 0,7 KTP

JKK
= panelis−1
Kuadrat Tengah Kelompok

15,8
= 24

= 0,65 KTK

JKG
= ( panelis−1 )×( perlakuan−1 )
Kuadrat Tengah Galat

5,4
= (25−1)×(4−1)

5,4
= 72

= 0,075 KTG

KTP
= KTG
F Hitung

0,7
= 0,075

= 9,33
Daftar Sidik Ragam

Derajat Jumlah Kuadrat


Sumber
Bebas Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel
Keragaman
(DB) (JK) (KT)
Perlakuan 3 2,1 0,7 9,33 2,76
Kelompok 24 15,8 0,65
Galat 72 5,4 0,075
Total 99 23,3 1,42 9,33 2,76

Hasil analisa sidik ragam diketahui bahwa F hitung > dari F tabel, maka
terdapat perbedaan nyata terhadap warna es krim buah mengkudu. Pengujian
dilanjutkan dengan menggunakan uji Duncan (DNMRT = Duncan Multiple Range
Test) atau uji LSR (Least Significant Range).

UJI DUNCAN (DNMRT)

a. SE = √ KTG
JK


0,075
= 25

= 0,003
= 0,054
b. Range tingkat 5 % dengan derajat bebas galat 72 (60) dimana :
Nilai 2 3 4
Range 2,83 2,98 3,08
SE 0,054 0,054 0,054
LSR (Least Significant Range) 0,15282 0,16092 0,16632

Perlakuan A B C D
Rata-rata 3,50 3,26 3,20 3,12
A – B = 3,50 – 3,26 = 0,24 > 0,15282 (Berbeda nyata) Jadi A ≠ B
A – C = 3,50 – 3,20 = 0,30 > 0,16092 (Berbeda nyata) Jadi A ≠ C
A – D = 3,50 – 3,12 = 0,38 > 0,16632 (Berbeda nyata) Jadi A ≠ D
B – C = 3,26 – 3,20 = 0,06 < 0,15282 (Tidak Berbeda Jadi B = C
nyata)
B – D = 3,26 – 3,12 = 0,14 < 0,16092 (Tidak Berbeda Jadi B = D
nyata)
C – D = 3,20 – 3,12 = 0,08 < 0,16632 (Tidak Berbeda Jadi C = D
nyata)

Lampiran B

b. Analisa Sidik Ragam terhadap Aroma Es Krim Buah Mengkudu


Kode Perlakuan Total
Sampel 121 232 343 454 Yi ∑ Y²i (Yi)²
1 3.5 3.5 3 3 13 42.5 169
2 3.5 3 3.5 3 13 42.5 169
3 3.5 3.5 3.5 3 13.5 45.75 182.25
4 3 2.5 2.5 3 11 30.5 121
5 3 2.5 3 3 11.5 33.25 132.25
6 3.5 2.5 3 2.5 11.5 33.75 132.25
7 3 3 3.5 3.5 13 42.5 169
8 2.5 2.5 2 2 9 20.5 81
9 3.5 3 2.5 2.5 11.5 33.75 132.25
10 3 2.5 2.5 1.5 9.5 23.75 90.25
11 3 3 3 2.5 11.5 33.25 132.25
12 2.5 2.5 3 2 10 25.5 100
13 3.5 3 2.5 3.5 12.5 39.75 156.25
14 4 3 2.5 2 11.5 35.25 132.25
15 4 4 4 3.5 15.5 60.25 240.25
16 3 3 3 3 12 36 144
17 2.5 2.5 3 3.5 11.5 33.75 132.25
18 3 3 2.5 2 10.5 28.25 110.25
19 3.5 3 2.5 2 11 31.5 121
20 3.5 3 3.5 3 13 42.5 169
21 3.5 3.5 3 3 13 42.5 169
22 3.5 3.5 3 4 14 49.5 196
23 3 3.5 2.5 1.5 10.5 29.75 110.25
24 3 3 3 3 12 36 144
25 3 2.5 2 1.5 9 21.5 81
Yj 80.5 74.5 72 67 294 3516
∑ iY²ij 263.25 226.25 213 191.5 894
(Yj)² 6480.2 5550.25 5184 4489 21703.5
5
Rata-
rata 3.22 2.98 2.88 2.68

Panelis x Perlakuan¿
Total Umum (Yi)²¿ ¿
Faktor Kolerasi = ¿
(294 )²
= 25 × 4

86436
= 100

= 864,36 FK

Jumlah Kuadrat Total = Total Jumlah Kuadrat – FK

= 894 – 864,36

= 29,64 JKT

(Jumlah Kuadrat Total Perlakuan )


Jumlah Kuadrat Perlakuan = Jumlah Kelompok - FK

(21703,5)
= 25 - 864,36

= 868,14 – 864,36

= 3,78 JKP

(Jumlah Kuadrat Total Kelompok )


Jumlah Kuadrat Kelompok = Jumlah Perlakuan - FK

(3516)
= 4 - 864,36

= 879 – 864,36

= 14,64 JKK
Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT – JKP – JKK

= 29,64 – 3,78 – 14,64

= 11,22 JKG

JKP
= Perlakuan - 1
Kuadrat Tengah Perlakuan

3,78
= 3

= 1,26 KTP

JKK
= panelis−1
Kuadrat Tengah Kelompok

14,64
= 24

= 0,61 KTK

JKG
= ( panelis−1 )×( perlakuan−1 )
Kuadrat Tengah Galat

11,22
= (25−1)×(4−1)

11,22
= 72

= 0,15 KTG
KTP
= KTG
F Hitung

1,26
= 0,15

= 8,4

Daftar Sidik Ragam

Derajat Jumlah Kuadrat


Sumber
Bebas Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel
Keragaman
(DB) (JK) (KT)
Perlakuan 3 3,78 1,26 8,4 2,76
Kelompok 24 14,64 0,61
Galat 72 11,22 0,15
Total 99 29,64 2,02 8,4 2,76

Hasil analisa sidik ragam diketahui bahwa F hitung > dari F tabel, maka
terdapat perbedaan nyata terhadap aroma es krim buah mengkudu. Pengujian
dilanjutkan dengan menggunakan uji Duncan (DNMRT = Duncan Multiple Range
Test) atau uji LSR (Least Significant Range).

UJI DUNCAN (DNMRT)

a. SE = √ KTG
JK


0,15
= 25


= 0,006
= 0,07
b. Range tingkat 5 % dengan derajat bebas galat 72 (60) dimana :
Nilai 2 3 4
Range 2,83 2,98 3,08
SE 0,07 0,07 0,07
LSR (Least Significant Range) 0,1981 0,2086 0,2156

Perlakuan A B C D
Rata-rata 3,22 2,98 2,88 2,68
A – B = 3,22 – 2,98 = 0,24 > 0,1981 (Berbeda nyata) Jadi A ≠ B
A – C = 3,22 – 2,88 = 0,34 > 0,2086 (Berbeda nyata) Jadi A ≠ C
A – D = 3,22 – 2,68 = 0,54 > 0,2156 (Berbeda nyata) Jadi A ≠ D
B – C = 2,98 – 2,88 = 0,10 < 0,1981 (Tidak Berbeda Jadi B = C
nyata)
B – D = 2,98 – 2,68 = 0,30 > 0,2086 (Berbeda nyata) Jadi B ≠ D
C – D = 2,88 – 2,68 = 0,20 < 0,2156 (Tidak Berbeda Jadi C = D
nyata)

Lampiran C

c. Analisa Sidik Ragam terhadap Rasa Es Krim Buah Mengkudu


Kode Perlakuan Total
Sampel 121 232 343 454 Yi ∑ Y²i (Yi)²
1 3.5 3.5 3 3 13 42.5 169
2 3.5 3 3 2.5 12 36.5 144
3 3 3.5 3 3 12.5 39.25 156.25
4 3 2.5 2.5 2.5 10.5 27.75 110.25
5 3 3 2 3 11 31 121
6 3.5 3 2 2 10.5 29.25 110.25
7 4 3 2 2 11 33 121
8 3 3 2 2 10 26 100
9 2.5 2.5 2.5 2.5 10 25 100
10 3 2.5 2.5 2 10 25.5 100
11 3 2 2 2 9 21 81
12 3.5 3 2.5 2 11 31.5 121
13 3.5 3.5 2 2.5 11.5 34.75 132.25
14 4 2.5 3 2.5 12 37.5 144
15 3.5 2.5 2.5 2 10.5 28.75 110.25
16 3 2 2 2.5 9.5 23.25 90.25
17 3 3.5 2.5 2.5 11.5 33.75 132.25
18 3 3 3 2.5 11.5 33.25 132.25
19 3.5 3 2 1.5 10 27.5 100
20 3 3 3 3 12 36 144
21 3.5 3.5 3.5 3.5 14 49 196
22 4 4 3 3 14 50 196
23 3 3 2 1.5 9.5 24.25 90.25
24 2.5 2.5 2 1.5 8.5 18.75 72.25
25 3 3.5 1.5 1 9 24.5 81
Yj 81 74 61 58 274 3054.5
∑ iY²ij 266.5 225 155 143 789.5
(Yj)² 6561 5476 3721 3364 19122
rata-
rata 3.24 2.96 2.44 2.32

Panelis x Perlakuan¿
Total Umum (Yi)²¿ ¿
Faktor Kolerasi = ¿
(274 )²
= 25 × 4

75076
= 100

= 750,76 FK

Jumlah Kuadrat Total = Total Jumlah Kuadrat – FK

= 789,5 – 750,76

= 38,74 JKT

(Jumlah Kuadrat Total Perlakuan )


Jumlah Kuadrat Perlakuan = Jumlah Kelompok - FK

(19122)
= 25 - 750,76

= 764,88 – 750,76

= 14,12 JKP

(Jumlah Kuadrat Total Kelompok )


Jumlah Kuadrat Kelompok = Jumlah Perlakuan - FK
(3054,5)
= 4 - 750,76

= 763,625 – 750,76

= 12,86 JKK

Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT – JKP – JKK

= 38,74 – 14,12 – 12,86

= 11,76 JKG

JKP
= Perlakuan - 1
Kuadrat Tengah Perlakuan

14,12
= 3

= 4,70 KTP

JKK
= panelis−1
Kuadrat Tengah Kelompok

12,86
= 24
= 0,53 KTK

JKG
= ( panelis−1 )×( perlakuan−1 )
Kuadrat Tengah Galat

11,76
= (25−1)×(4−1)
11,76
= 72

= 0,16 KTG

KTP
= KTG
F Hitung

4,70
= 0,16

= 29,37

Daftar Sidik Ragam

Derajat Jumlah Kuadrat


Sumber
Bebas Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel
Keragaman
(DB) (JK) (KT)
Perlakuan 3 14,12 4,70 29,37 2,76
Kelompok 24 12,86 0,53
Galat 72 11,76 0,16
Total 99 38,74 5,39 29,37 2,76

Hasil analisa sidik ragam diketahui bahwa F hitung > dari F tabel, maka
terdapat perbedaan nyata terhadap rasa es krim buah mengkudu. Pengujian
dilanjutkan dengan menggunakan uji Duncan (DNMRT= Duncan Multiple Range
Test) atau uji LSR (Least Significant Range).

UJI DUNCAN (DNMRT)

a. SE = √ KTG
JK


0,16
= 25

= 0,006
= 0,07
b. Range tingkat 5 % dengan derajat bebas galat 72 (60) dimana :
Nilai 2 3 4
Range 2,83 2,98 3,08
SE 0,07 0,07 0,07
LSR (Least Significant Range) 0,1981 0,2086 0,2156

Perlakuan A B C D
Rata-rata 3,24 2,96 2,44 2,32
A – B = 3,24 – 2,96 = 0,28 > 0,1981 (Berbeda nyata) Jadi A ≠ B
A – C = 3,24 – 2,44 = 0,80 > 0,2086 (Berbeda nyata) Jadi A ≠ C
A – D = 3,24 – 2,32 = 0,92 > 0,2156 (Berbeda nyata) Jadi A ≠ D
B – C = 2,96 – 2,44 = 0,52 > 0,1981 (Berbeda nyata) Jadi B ≠ C
B – D = 2,96 – 2,32 = 0,64 > 0,2086 (Berbeda nyata) Jadi B ≠ D
C – D = 2,44 – 2,32 = 0,12 < 0,2156 (Tidak Berbeda Jadi C = D
nyata)

Lampiran D

d. Analisa Sidik Ragam terhadap Tekstur Es Krim Buah Mengkudu


Kode Perlakuan Total
Sampel 121 232 343 454 Yi ∑ Y²i (Yi)²
1 3.5 3 3 3.5 13 42.5 169
2 3 3.5 3 2.5 12 36.5 144
3 3 3.5 3 3.5 13 42.5 169
4 2.5 2 2.5 2.5 9.5 22.75 90.25
5 2.5 2 2.5 2.5 9.5 22.75 90.25
6 3 3 2 2.5 10.5 28.25 110.25
7 3.5 2.5 3 3 12 36.5 144
8 3 3 2.5 2.5 11 30.5 121
9 3 2.5 2.5 2.5 10.5 27.75 110.25
10 3 3 2.5 2.5 11 30.5 121
11 3 2.5 2.5 2.5 10.5 27.75 110.25
12 2.5 2.5 2.5 2.5 10 25 100
13 3.5 3.5 2.5 3 12.5 39.75 156.25
14 3.5 2.5 2 3 11 31.5 121
15 3.5 2.5 2.5 2 10.5 28.75 110.25
16 2.5 2.5 3 3 11 30.5 121
17 3 3 3 3.5 12.5 39.25 156.25
18 3 2.5 3 2.5 11 30.5 121
19 3.5 3 2 2.5 11 31.5 121
20 3 3 2.5 2.5 11 30.5 121
21 3 2.5 3 2 10.5 28.25 110.25
22 3 3.5 3 3 12.5 39.25 156.25
23 3 2 2 2 9 21 81
24 3 2.5 2.5 2 10 25.5 100
25 3 2.5 2 3 10.5 28.25 110.25
Yj 76 68.5 64.5 66.5 275.5 3064.75
∑ iY²ij 233.5 192.75 169.75 181.75 777.75
19050.7
(Yj)² 5776 4692.25 4160.25 4422.25 5
rata-rata 3.04 2.74 2.58 2.66

Panelis x Perlakuan¿
Total Umum (Yi)²¿ ¿
Faktor Kolerasi = ¿
(275,5)²
= 25 × 4

75900
= 100

= 759 FK

Jumlah Kuadrat Total = Total Jumlah Kuadrat – FK

= 777,75 – 759

= 18,75 JKT

(Jumlah Kuadrat Total Perlakuan )


Jumlah Kuadrat Perlakuan = Jumlah Kelompok - FK

(19050,8)
= 25 - 759

= 762,03 – 759
= 3,03 JKP

(Jumlah Kuadrat Total Kelompok )


Jumlah Kuadrat Kelompok = Jumlah Perlakuan - FK

(3064,75)
= 4 - 759

= 766,18 – 759

= 7,18 JKK

Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT – JKP – JKK

= 18,75 – 3,03 – 7,18

= 8,54 JKG

JKP
= Perlakuan - 1
Kuadrat Tengah Perlakuan

3,03
= 3

= 1,01 KTP

JKK
= panelis−1
Kuadrat Tengah Kelompok

7,18
24
=

= 0,29 KTK

JKG
= ( panelis−1 )×( perlakuan−1 )
Kuadrat Tengah Galat
8,54
= (25−1)×(4−1)

8,54
= 72

= 0,11 KTG

KTP
= KTG
F Hitung

1,01
= 0,11

= 9,18

Daftar Sidik Ragam

Derajat Jumlah Kuadrat


Sumber
Bebas Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel
Keragaman
(DB) (JK) (KT)
Perlakuan 3 3,03 1,01 9,18 2,76
Kelompok 24 7,18 0,29
Galat 72 8,54 0,11
Total 99 18,75 1,41 9,18 2,76

Hasil analisa sidik ragam diketahui bahwa F hitung > dari F tabel, maka
terdapat perbedaan nyata terhadap tekstur es krim buah mengkudu. Pengujian
dilanjutkan dengan menggunakan uji Duncan (DNMRT= Duncan Multiple Range
Test) atau uji LSR (Least Significant Range).

UJI DUNCAN (DNMRT)


a. SE = √ KTG
JK


0,11
= 25

= 0,004
= 0,06
b. Range tingkat 5 % dengan derajat bebas galat 72 (60) dimana :
Nilai 2 3 4
Range 2,83 2,98 3,08
SE 0,06 0,06 0,06
LSR (Least Significant Range) 0,1698 0,1788 0,1848

Perlakuan A B D C
Rata-rata 3,04 2,74 2,66 2,58
A – B = 3,04 – 2,74 = 0,30 > 0,1698 (Berbeda Nyata) Jadi A ≠ B
A – D = 3,04 – 2,66 = 0,38 > 0,1788 (Berbeda Nyata) Jadi A ≠ D
A – C = 3,04 – 2,58 = 0,46 > 0,1848 (Berbeda Nyata) Jadi A ≠ C
B – D = 2,74 – 2,66 = 0,08 < 0,1698 (Tidak Berbeda Jadi B = D
Nyata)
B – C = 2,74 – 2,58 = 0,16 < 0,1788 (Tidak Berbeda Jadi B = C
Nyata)
D – C = 2,66 – 2,58 = 0,08 < 0,1848 (Tidak Berbeda Jadi D = C
Nyata)

LAMPIRAN E

Tahapan Penelitian

Penelitian Pendahuluan:

- Membuat produk es krim buah mengkudu


- Melakukan uji organoleptik tahap awal
menggunakan 10 orang panelis
- Di dapatkan perlakuan terbaik

Penelitian Lanjutan :

- Membuat produk es krim buah


mengkudu menggunakan 4 perlakuan
Lampiran F

Diagram Alir Pembuatan Sari Buah Mengkudu

Sortasi Buah
Mengkudu

Mengupas kulit buah


mengkudu

Mencuci dengan
air bersih mengalir

Memotong buah mengkudu menjadi


beberapa bagian
Perendaman dalam air kapur
selama ± 30 menit

Blancing selama 5 menit

Penghancuran buah mengkudu


dengan blender

Penyaringan bubur buah


mengkudu

Sari mengkudu

Sumber : Minuman Kesehatan, Sri Winarti 2008

Lampiran G

Bagan Alir Pembuatan Es Krim Mengkudu

Bahan
pembantu Buah mengkudu
Susu sapi yang telah
250 ml dibersihkan

(Gula pasir 60 gr, telur 50 gr)


Di rendam
dengan air kapur
Pencampuran 1 sirih

Mixer selama 15 menit


Blancing
selama 5
menit
Pencampuran 2

Mixer selama 15 menit


Di blender

Pencampuran 3
Di saring

Sari Sari Sari Sari


Buah Buah Buah Buah
mengkud mengkud mengkud mengkud
u u u u

Pengadukan dengan mixer


selama 15 menit

Penyimpanan dalam frezzer


selama 3 jam

Pengadukan dengan mixer


selama 4 kali dalam 4 jam

Pengemasan

Penyimpanan dalam frezzer


selama 24 jam

Es krim buah
mengkudu
Uji
organoleptik

Sumber : Modifikasi Resep Membuat Es Krim Aditya LC (2008)

Lampiran H

FORMULIR UJI ORGANOLEPTIK

No. Sampel

Nama Panelis :

Tanggal Pengujian :

Nama Produk : Es Krim Buah Mengkudu

Petunjuk Pengisian :

Ciciplah sampel ini sesuai dengan kode sampel, setiap panelis yang
mencicipi rasa, harus minum air putih terlebih dahulu. Nyatakanlah pendapat anda
tentang apa yang dirasakan oleh alat indera dan beriskor, sebagai berikut :

Kriteria Skor
Sangat suka :4

Suka :3

Kurang suka :2

Tidak suka :1

Penilaian
Kode perlakuan
Warna Aroma Tekstur Rasa

121

232

343

454

Komentar:

Lampiran I

Rencana Anggaran Biaya (RAB) Penelitian

No Nama Bahan Jumlah Harga (Rp)


1 Susu Sapi Segar 1 kotak Rp. 16.000
2 Gula Pasir 1 kg Rp. 12.000
3 Telur 4 butir Rp. 8.000
8 Buku Rp 70.000
4 Whipping Cream 1 kotak Rp. 60.000
9 Foto copy Bahan Rp 15.000
5 Vanili Bubuk 4 gr Rp. 1.000
10 Print Proposal Rp 10000
6 Cup dan Sendok 1 bungkus Rp. 10.000
11 Fotocopy proposal Rp 25.000
7 Pewarna makanan 1 botol Rp. 10.000
12 Jilid proposal Rp 12.000
13 Transportasi Rp 30.000
14 Biaya Tak Terduga Rp 50.000
15 Foto copy instrument Rp 20.000
16 Transportasi Rp 50.000
17 Biaya Tak Terduga Rp. 50.000
18 Fotocopy bahan Rp 50.000,-
19 Print KTI Rp 15.000,-
20 Fotocopy KTI Rp 35.000,-
21 Jilid KTI Rp 150.000,-
Total Anggaran Rp 643.000,-
Lampiran J

Dokumentasi Penelitian

A. Bahan Pembuatan Es Krim Buah Mengkudu


B. Proses Pembuatan Es Krim Buah Mengkudu

C. Es Krim Buah Mengkudu


D. Uji Organoleptik Es Krim Buah Mengkudu

Anda mungkin juga menyukai