Skripsi
Diajukan ke Program Studi S-1 Terapan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan S-1 Terapan
Politeknik Kemenkes Padang
OLEH:
M. BERRI RIDHOKA
NIM : 142210738
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2018
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI S1 TERAPAN
ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah adalah eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 1 kontrol, 3 perlakuan dan 2 kali ulangan. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan
Mei 2017 sampai dengan bulan Mei 2018. Pengamatan dilakukan terhadap mutu
organoleptik di Laboratorium ITP Poltekkes Kemenkes Padang. Data dianalisis dengan uji
sidik ragam (ANOVA), dan jika ada perlakuan yang berbeda nyata maka dilanjutkan
dengan uji Duncan New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%.
Hasil uji organoleptik menunjukan bahwa dari 3 perlakuan es krim wortel rata-rata
penerimaan tertinggi untuk uji organoleptik adalah perlakuan A dimana nilai rata-rata
warna (3,04), aroma (3,20), rasa (3,38), dan tekstur (2,88). Setelah dilakukan uji ANOVA
tenyata terdapat perbedaan yang nyata terhadap rasa dan aroma dari eskrim wortel.
ABSTRACT
The results showed that the organoleptic test of the 3 treatment carrot ice cream
average income was highest for organoleptic test is A treatment in which the average value
of color (3.04), aroma (3.20), flavor (3.38), and texture (2.88). After ANOVA tenyata there
a real difference to the flavor and smell of carrot ice cream.
i
KATA PEGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia- Nya sehingga penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh
Terhadap Mutu Organoleptik, Kadar Beta Karoten Dan Daya Terima Anak
Thamrin, STP, MP dan Bapak DR. Fauzi Arasj, SKM, M.Kes pembimbing .
Kemenkes Padang.
3. Bapak Zul Amri, DCN, M.Kes selaku ketua prodi S-1 Terapan Gizi
i
5. Orang tua, kakak, dan adik yang telah memberikan motivasi,
penulis beharap semoga skripsi ini mempunyai arti dan manfaat bagi semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
Krim Wortel..................................................................................... 33
Krim Wortel..................................................................................... 36
Tabel 11 Hasil Uji Kadar beta karoten Es Krim Suplementasi Wortel .......... 38
Tabel 13 Analisa zat gizi es Krim wortel perlakuan A (terbaik) 2:1 susu
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran C : Dokumentasi
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melindungi keutuhan lapisan sel epitel kulit, permukaan bola mata, mulut bagian
dalam dan sistem pencernaan serta sistem pernafasan. Bila pada anak pertahanan
tubuh ini rusak disebabkan kurangnya vitamin A, anak menjadi lebih rentan
Setiap tahunnya lebih dari 60.000 anak Indonesia menderita gangguan penglihatan
tingkat berat dan sepertiga dari mereka menjadi buta yang tidak mungkin
prevalensi kematian anak sampai dengan 23%. Kurang vitamin A juga merupakan
salah satunya dapat dilakukan dengan cara meningkatkan nilai gizi yang defisiensi
kedalam suatu makanan, misalnya Vitamin A, protein, asam amino, lemak atau
1
2
mencampurkan bahan makanan yang lain yang mengandung salah satu zat gizi
dalam jumlah tinggi ke dalam bahan makanan yang kandungan zat tersebut
rendah, sehingga didapatkan bahan campuran dengan zat gizi yang saling
Es krim itu enak, bergizi, menyehatkan, dan relatif murah. komposisi rata-rata
satu porsi es krim vanilla sekitar 200 kalori, 3,9 g protein, 0,31 g kalsium, 0,104 g
vitamin A yang bila dikonversikan 548 IU6 hanya 15-45% dari kebutuhan untuk
Es krim tinggi akan kandungan zat gizi, namun es krim tidak memiliki beta
memberi zat beta karoten pada es krim. Tumbuhan yang memiliki kandungan beta
karoten tertinggi yaitu tumbuhan yang bewarna kekuningan seperti wortel. Untuk
membuat es krim wortel memerlukan perbandingan yang pas sehingga rasa dari es
penelitian yang dilakukan Mekasari (2011) tentang uji organoleptik es krim ubi
jalar dengan perbandingan ubi jalar dengan susu 5:2, 1:1, 1:2, 3:2, dan 2:1
Akar tunggangnya berubah bentuk menjadi umbi. Akar samping sangat sedikit
dan timbul pada umbinya.8 Khasiat wortel secara tradisional adalah sebagai obat
Di Sumatera Barat luas panen wortel pada tahun 2013 memiliki 1477 ha
dengan produksi sebesar 22252 ton dengan produktivitas 15,07 Ton/Ha. Pada
tahun 2013 Sumatera Barat menempati posisi ke 7 dalam segi produksi wortel.10
Kandungan gizi wortel per 100 gram Energi 40 kcal, KH 9 gr, Lemak 0,2 gr,
Menurut Sediaoetama (2006) kebutuhan beta karoten anak umur 10-12 tahun
yakni 3450 SI11 sementara kandungan Vitamin A wortel sebesar 1167,9 SI.12
B. Rumusan Masalah
mutu organoleptik, Kadar Beta Karoten, dan daya terima anak sekolah.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
pembuatan es krim terhadap mutu organoleptik, Kadar Beta Karoten, dan daya
2. Tujuan khusus
krim wortel
krim wortel
wortel
krim wortel
terbaik.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
penelitian.
2. Bagi masyarakat
wortel terutama tentang manfaat beta karoten yang terkandung dalam wortel
masyarakat
5
3. Bagi industri
(warna, aroma, rasa, dan tekstur), dan dianalisis kadar beta karotennya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Es krim
Es krim adalah makanan olahan susu beku yang dibuat dengan cara
kombinasi produk susu, gula, dekstrosa, sirup jagung kering Atau bentuk cair, air,
dan mungkin termasuk telur atau produk telur, perasa tidak berbahaya, dan
menambahkan zat penstabil atau pengemulsi bahan makanan yang bisa dimakan.
seperti es krim, custard beku, es susu, serbat, es air, Permen beku, dan produk
berbeda dan berbeda Daerah. Komposisi es krim rata-rata yang baik adalah lemak,
12%; Padat susu bukan lemak (MSNF), 11%; Gula, 15%, stabilizer dan
Es krim itu enak, bergizi, menyehatkan, dan relatif murah. komposisi rata-rata
Satu porsi es krim vanilla sekitar 200 kalori, 3,9 g protein, 0,31 g kalsium, 0,104 g
mgRiboflavin. Nilai energi dan nutrisi es krim bergantung pada susunan bahan
6
7
2. Persentase protein termasuk susu protein atau sumber protein lain yang
1. Stabilizier
kristal dalam es krim. Digunakan dalam jumlah kecil tidak memiliki pengaruh
a. Stabilisator gelatin, yang berasal dari sumber hewani (seperti kulit anak
sapi,dan tulang), dan bahan lain yang sifatnya memasok beberapa asam
Fungsi stabilizer :
penyimpanan.
2. Gula
Gula yang digunakan untuk memberikan es krim rasa manis disebut pemanis
Agen, atau hanya pemanis. Pemanis untuk es krim bisa Sukrosa (gula tebu atau
bit) atau sukrosa dalam kombinasi dengan beberapa produk jagung. Gula bisa
digunakan dalam bentuk kering atau cair. Es krim manis Umumnya diinginkan
Umumnya disepakati bahwa es krim terbaik terbuat dari sukrosa, kira-kira 45%
sukrosa bisa diganti dengan gula jagung untuk menekan biaya bahan.
3. Pengemulsi (Emulsifier)
a. untuk menghasilkan Produk jadi dengan tekstur yang lebih halus dan
c. Penambahan bahan cair (susu cair atau krim) ke dalam bahan kering
tidak panas.
g. Ageing, adonan yang sudah dingin disimpan dalam suhu dingin hingga
agak keras.
Es Krim.
B. Wortel
1. Pengertian wortel
bentuk menjadi umbi. Akar samping sangat sedikit dan timbul pada umbinya.
Makin bermutu umbinya makin tidak ada akar sampingnya, kecuali pada ujung
umbi. Pengambilan hara dari tanah hanya dilakukan oleh akar tunggang.8
Wortel yang dimakan dalam jumlah yang banyak sangat dianjurkan bagi
penderita sakit. Tidak hanya orang sakit, orang sehat pun bila meminum sari
umbi wortel tiap hari akan terasa segar. Selain untuk kesegaran, umbi wortel
10
dapat digunakan sebagai sayur, lalapan baik masak maupun mentah. Selain itu,
wortel yang diparut dapat ditambahkan pada nasi tim. Makanan terseebut sangat
Khasiat yang paling dikenal dari wortel adalah untuk mencegah rabun senja
dan memperbaiki penglihatan. Padahal, masih banyak manfaat lain dari wortel
yang belum diketahui oleh masyarakat luas. Salah satu contohnya adalah untuk
mencegah kanker. Kandungan wortel yang berperan dalam khasiat ini adalah
Selain dari pencegahan kanker dan mencegah rabun senja wortel juga dapat
memiliki asupan beta karoten yang baik, maka tubuh juga membentuk vitamin A
yang cukup diperlukan oleh tubuh. Dibandingkan dengan jenis sayuran lain,
wortel memiliki kandungan betakaroten yang paling banyak, yaitu 12.000 IU.
Tanaman wortel dapat dipungut hasilnya setelah berumur tiga bulan dengan
dapat menghasilkan 20-30 ton umbi tiap hektar. Produksi wortel umumnya
Untuk penanganan pasca panen, sebaiknya wortel dicuci bersih dari sayuran
dan tanah yang melekat dengan sikat halus. Sebaiknya, wortel disimpan dalam
Dalam keadaan mentah, rasa wortel cukup manis. Bila dimasak tidak terlalu
Wortel lebih baik bila dikonsumsi dalam keadaan telah dimasak dibandingkan
dikonsumsi dalam keadaan mentah selama proses memasak, tidak banyak nutrisi
yang terbuang
Kandungan senyawa kimia wortel antara lain beta karoten, serat dan gula.
Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa wortel cukup baik untuk mencegah
stroke dan penyakit jantung. Khasiat wortel secara tradisional adalah sebagai
obat untuk tekanan darah tinggi dan kesehatan mata. Aroma wortel timbul akibat
adanya kandungan senyawa terpenoid dan Volatil. Rasa pahit akan muncul bila
isokumarin.
Dalam setiap 100 gr wortel segar terdapat beta karoten sebanyak 6-20 mg dan
vitamin C 5-10 mg. sementara kandungan vitamin A wortel yang telah dimasak
Tabel 1
Kandungan gizi wortel per 100 gram
Kandungan Gizi Jumlah Kandungan Gizi Jumlah
Energi 40 kcal atau Vitamin B6 0,1 mg 8%
170 KJ
Karbohidrat (g) 9 Kalsium 33 mg 3%
- Gula 5
- Serat 3
Lemak (g) 0,2 Besi 0,66 mg 5%
Protein (g) 1 Magnesium 18 mg 5%
Beta karoten 12000 IU Phospor 35 mg 5%
Thiamin (Vit B1) 0,04 mg 3% Potassium 240 mg 5%
Riboflavin (Vit B2) 0,05 mg 3% Sodium 2,4 mg 0%
Niasin (Vit B3) 1,2 mg 8%
Sumber : The Miracle Of Vegetable14Tanaman Berkhasiat Antioksidan9
2. Jenis-jenis wortel
b. Wortel tipe Chantenay. Tipe ini umbinyaa bulat dengan ujung tumpul.
Biasanya pada umbinya tidak tumbuh akar serabut contoh royal cross
c. Wortel tipe nantes, bentuk umbinya merupakan peralihan dari kedua tipe
Wortel tipe imperator kurang disukai karena rasanya kurang manis. Varietas
local lebih disukai karena rasanya enak. Varietas local berasal dari Jawa Barat
C. Beta karotenoid
1. Sifat Beta Karoten
pangan nabati. β-karoten adalah salah satu kelompok senyawa yang disebut
karotenoid. Diantara ratusan karotenid yang terdapat di alam, hanya bentuk alfa,
13
beta, dan gama serta kriptosantin yang berperan sebagai provitamin A. Beta
karoten merupakan bentuk provitamin A yang paling aktif yang terdiri atas dua
molekul retinol yang saling berkaitan. Dalam tubuh, senyawa ini akan
dikonversi menjadi vitamin A, terutama terjadi dalam mukosa dinding usus kecil
manusia. Beta karoten mempunyai warna sangat kuning dan boleh digunakan
dalam penglihatan normal pada cahaya remang, dalam proses diferensiasi sel,
fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan hewan, berpengaruh terhadap sintesis
penyakit jantung.16
Sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau tua dan buah-buahan yang
kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka
(IU) atau Satuan Internasional (SI). Pada tahun 1967 FAO/WHO menganjurkan
istilah Retinol Equivalent (RE) sebagai unit pengukuran vitamin A karena satuan
SI Vitamin A setara dengan kegiatan 0,300 ug retinol atau 0,6 ug all trans beta
Tabel kebutuhan RDA Vitamin A dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2
Kebutuhan RDA Vitamin A
Kelompok Umur Kebutuhan Vitamin A
(SI/Hari)
6-12 bulan 1200
1-3 tahun 1500
4-6 tahun 1800
7-9 tahun 2400
Pria Wanita
10-12 tahun 3450 3400
13-dst 4000 3500
Wanita hamil, tambahan 500
Wanita menyusukan 2500
Sumber : Ilmu Gizi,200611
Ekstrak dikocok kembali satu menit. Lapisan atau ekstrak diambil dan
dikumpulkan
sehingga terpisah.
5% dalam air bebas ion, dikocok. Selanjutnya fase organik yang telah
ditambah asam asetat dan air bebas ion disentrifuge dengan kecepatan
1%= 2530. Konsentrasi yang berbeda digunakan untuk analisa HPLC dan
dengan rata-rata aliran pelarut pada 1,5 ml per menit dengan sensitifitas
detector (AUFS) 0.02 dan standar lebar gelombang 450 nm. Konsentrasi
D. Nutrifikasi
atau tidak ada dalam bahan pangan asal, nutrifikasi juga dapat ditujukan untuk
meningkatkan status gizi suatu masyarakat atau populasi. Melalui nutrifikasi ini,
perbaikan status gizi masyarakat yang rentan terhadap defisiensi dapat dihindari.
Nutrisi yang ditambahkan harus memberikan dampak positif secara fisiologi bagi
E. Suplementasi
mencampurkan bahan makanan yang lain yang mengandung salah satu zat gizi
dalam jumlah tinggi ke dalam bahan makanan yang kandungan zat tersebut
rendah, sehingga didapatkan bahan campuran dengan zat gizi yang saling
melengkapi.5
F. Uji Organoleptik
1. Definisi Uji Organoleptik
sensorik yang merupakan suatu cara penilaian yang paling primitive. Penilaian
dengan indera banyak digunakan untuk menilai mutu komoditi hasil pertanian dan
17
makanan. Penilaian ini banyak disenangi karena dapat dilaksanakan dengan cepat
dan langsung.
Indra penglihat, pencicip, dan pembau merupakan alat yang sangat penting
peraba pun merupakan alat penting untuk penilai pangan. Indra pendengar
a. Penglihatan
ialah penglihatan. Banyak sifat mutu komoditi yang dapat dinilai dengan
dan datar-bergelombang.
b. Pencicipan
c. Pembauan
baunya dari jarak jauh. Indra pembau berfungsi untuk menilai bau-bauan
dari suatu produk atau komoditi baik berupa makanan atau nonpangan.
Bau-bauan lebih kompleks dari pada cicip. Banyak sekali jenis bau-bauan
untuk dapat merangsang indra pembau jumlahnya lebih rendah dari pada
d. Perabaan/sentuhan
perabaan tidak dapat pada alat tubuh khusus atau pada daerah yang
organoleptik adalah :
19
a. Persiapan Panelis
penilaian suatu mutu atau analisis sifat-sifat sensorik suatu komoditi, panel
bertindak sebagai instrument atau alat. Panel ini terdiri dari orang atau
kesan objektif.
terbatas, panel terlatih, panel agak terlatih, panel tak terlatih, panel
1) Panel perseorangan
kepekaan spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau
mengenal sifat, peranan dan cara pengolahan bahan yang akan dinilai
tinggi, bias dapat dihindari, penilaian cepat, efisien dan tidak cepat
2) Panel terbatas
tinggi sehingga bias lebih dapat dihindari. Anelis ini mengenal dengan
20
3) Panel terlatih
dilakukan analisis.
Panel tidak terlatih terdiri lebih dari 25 orang awam yang dapat
digunakan dalam uji pembedaan. Untuk itu panel tidak terlatih biasanya
terdiri dari orang dewasa dengan komposisi panelis pria sama dengan
panelis wanita.
21
6) Panel konsumen
tertentu.
7) Panel anak-anak
terhadap produk yang dinilai dengan alat bantu gambar seperti boneka
terdiri dari bagian persiapan (dapur), ruang pencicip dan ruang tunggu atau
ruang diskusi. Bagian dapur harus selalu bersih dan mempunyai sarana yang
komunikasi antar panelis, suhu ruang yang cukup sejuk (20-25oC) dengan
kelembapan 65-70% dan mempunyai sumber cahaya yang baik dan netral,
c. Persiapan Contoh
1) Suhu
terlalu ekstrim, yaitu kondisi dimana suhu terlalu tinggi atau terlalu
2) Ukuran
3) Kode
tiga huruf secara acak. Pemberian nama secara berurutan biasanya akan
atau A) dan memberi nilai terendah untuk contoh yang berkode akhir
A, B, C.
4) Jumlah contoh
pada jenis uji yang dilakukan. Dalam uji pembedaan akan disajikan
jumlah contoh yang lebih sedikit dari uji penerimaan. Selain itu
1 kontrol, 3 perlakuan dan 2 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah
yaitu untuk Kontrol 0:1, A 1:2, B 1:1, C 3:2, yang dapat dilihat pada tabel :
Tabel 3
Rancangan Perlakuan Pembuatan Es Krim Wortel
Perlakuan Bahan
Wortel : Susu Wortel (gr) Susu Cair (ml)
A 1:2 25 50
B 1:1 50 50
C 3:2 75 50
Sumber : Mikasari, Wilda :201122
Penelitian ini dilakukan pada bulan maret 2017 sampai bulan mei 2018.
tiap perlakuan adalah sebagai berikut susu cair (Merk Ultramilk) sebanyak 50 ml,
24
25
santan kental 50 ml, Wortel tipe Nantes 0/25/50/75 gr (perbandingan wortel : susu
untuk kontrol 0:1, perlakuan A 1:2, perlakuan B 1:1 dan perlakuan C 3:2), gula
pasir 30 gr, Whiping Cream 10 gr, putih telur 6 gr. Bahan-bahan ini merupakan
Bahan yang digunakan untuk uji kadar Beta Karoten adalah bahan sampel es
krim perlakuan terbaik, 4 ml KOH 5%, 3 ml asam asetat 5%, 5 ml CHCI3 5%, 2
2. Alat
panci, sendok sup dan frezer Semua alat yang digunakan dalam keadaan
ukuran kecil, sendok plastik, air minum kemasan dan formulir uji
c. Alat yang digunakan dalam uji kadar β-Karoten adalah corong Buncher,
D. Pelaksanaan Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
tiap perlakuan :
a. Wortel
f. Whiping Cream 50 gr
masukkan gula pasir aduk sampai gula larut dalam air, tambahkan susu
aduk sebentar.
g. Simpan dikulkas, selama 3-4 jam kemudian mixer es krim setiap 15-20
5 perlakuan yang dilakukan yaitu perbandingan wortel dan susu A 1:2, B 1:1, dan
C 3:2 yang diambil untuk dilakukan penelitian lanjutan. Adapun yang merupakan
perlakuan terbaik adalah B 1:1, perlakuan ini paling disukai panelis dari segi
tekstur, aroma, diikuti dengan rasa yang merupakan terbaik no 2 setelah perlakuan
C, kemudian diikuti perlakuan C 3:2, panelis menyukai rasa, serta warna dari es
krim ini, kemudian urutan ke tiga perlakuan A 1:2, perlakuan ini yang paling
yang keras serta rasa es krim yang kurang disukai karna rasa wortelnya yang
terlalu terasa.
2. Penelitian Lanjutan
penelitian yang dilakukan adalah pembuatan produk es krim, uji organoleptik, dan
a. Pembuatan es krim
Tabel 4
Taraf Perlakuan Pembuatan Es Krim Wortel
Bahan Kontrol (gr) A B C
Susu segar (Ultramilk) 50 50 50 50
Wortel 0 25 50 75
Santan 50 50 50 50
Gula pasir 30 30 30 30
Whippy cram 10 10 10 10
Putih telur 6 6 6 6
b. Uji Organoleptik
perlakuan tersebut.
E. Pengamatan
1. Pengamatan Subjektif
organoleptik yang digunakan yaitu uji kesukaan (uji hedonik) terhadap rasa,
aroma, warna dan tekstur dari es krim dengan suplementasi wortel. Uji
organoleptik yang digunakan adalah uji hedonik yang menggunakan skala seperti
pada tabel :
Tabel 5
Skala Hedonik dan Skala Numerik
Skala Hedonik Skala Numerik
Sangat suka 4
Suka 3
Agak suka 2
Tidak suka 1
Panelis yang digunakan dalam uji hedonik adalah panelis agak terlatih
sebanyak 25 orang, yaitu mahasiswa jurusan gizi tingkat III, yang telah
adalah tidak dalam keadaan kenyang dan lapar, tidak merokok, tidak dalam
keadaan sakit, tidak dalam keadaan mabuk, dan tidak dalam keadaan stres.
a. Disediakan sampel yang disajikan di atas piring, beri kode untuk setiap
sampel
2. Pengamatan Objektif
terbaik yang didapat serta analisa beta karoten pada kontrol sebagai pebanding.
1. Sampel sekitar 0,1 gram diblender 15-20 menit kemudian diekstrak dengan
heksana dan aseton (1:1) dan disaring menggunakan corong Buncher dalam
kondisi vakum.
4. Ekstrak dipanaskan dalam penangas air suhu 60oC selama 30 menit. Ekstrak
dikocok kembali satu menit. Lapisan atau ekstrak diambil dan dikumpulkan
terpisah.
dalam air bebas ion, dikocok. Selanjutnya fase organik yang telah ditambah
31
asam asetat dan air bebas ion disentrifuge dengan kecepatan 200 rpm selama
5 menit.
dan diaerasi selama 30 menit. Ekstrak didiamkan dalam pendingin suhu 20oC
selama 12 jam.
asetonitril dan NCHI3, sebagai fase gerak (48,5%, 48,5%, 3%). Standar β-
Konsentrasi yang berbeda digunakan untuk analisa HPLC dan memplot grafik
pelarut pada 1,5 ml per menit dengan sensitifitas detector (AUFS) 0.02 dan
standar lebar gelombang 450 nm. Konsentrasi Beta Karoten dihitung dengan
Data yang diperoleh dari hasil uji organoleptik dianalisis dengan metode
statistik sidik ragam (ANOVA) pada taraf 5%.Dengan metode uji statistik sidik
ragam (ANOVA) pada taraf 5%. Apabila ada terdapat perbedaan yang nyata maka
32
dilakukan pengujian lanjutan dengan metode uji Duncan New Multiple Range Test
(DNMRT) pada taraf 5%. Data kadar beta karoten pada kontrol dan perlakuan
disuplementasikan dengan wortel dari segi warna, aroma, rasa dan tekstur, kadar
beta karoten dan daya terima, maka didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Uji Organoleptik
a. Warna
tabel 6.
Tabel 6
Nilai Rata-Rata Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Warna Es Krim
Wortel
Perlakuan Nilai Rata- Tingkat
Wortel : Susu Rata Kesukaan
A(1:2) 3,04 Suka
B(1:1) 3,26 Suka
C(3:2) 3,10 Suka
panelis terhadap warna es krim wortel pada Kontrol yaitu 2,92 yang mana nilai
tersebut berada pada tingkat suka. Kemudian untuk tingkat kesukaan panelis pada
dengan C berkisar antara 3,04 sampai3,26, nilai tersebut berada pada tingkat suka.
Warna es krim yang dihasilkan yaitu kuning muda hingga kuning tua.
Perlakuan yang memiliki tingkat kesukaan warna tertinggi yakni pada perlakuan
33
34
Analisis sidik ragam (ANOVA) yang dilakukan pada warna es krim yang
disuplementasikan dengan wortel didapatkan jumlah F hitung 1,67 nilai ini lebih
kecil dari F tabel yaitu 2,76. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
b. Aroma
tabel 7.
Tabel 7
Nilai Rata-Rata Tingkat Kesukaan PanelisTerhadap Aroma Es Krim
Suplementasi Wortel
Perlakuan Nilai Rata- Tingkat
Wortel : Susu Rata* Kesukaan
A(1:2) 3,20 a Suka
B(1:1) 2,98 b Suka
C(3:2) 2,90 c Suka
Ket (*) Angka-angka pada lajur sebelah kanan yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak
berbeda nyata menurut uji DNMRT pada taraf 5%
aroma es krim wortel pada perlakuan A sampai dengan C berkisar antara 2,9
sampai 3,2, nilai tersebut berada pada tingkat suka. Perlakuan yang memiliki
tingkat kesukaan aroma tertinggi yakni pada perlakuan A dengan rata-rata 3,2.
Sedangkan kontrol memiliki tingkat kesukaan sebesar 3,2 yang mana nilai
Analisis sidik ragam (ANOVA) yang dilakukan pada aroma es krim yang
disuplementasikan dengan wortel didapatkan jumlah F hitung 3,1 nilai ini lebih
besar dari F tabel yaitu 2,76. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
Data tersebut kemudian dilakukan uji lanjut DNMRT yang befungsi untuk
menentukan pasangan perlakuan mana yang berbeda nyata. Dari uji DNMRT
didapat perlakuan kontrol tidak berbeda nyata dengan perlakuan A, namun kontrol
c. Rasa
tabel 8.
Tabel 8
Nilai Rata-Rata Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Rasa Es Krim
Suplementasi Wortel
Perlakuan Nilai Rata- Tingkat
Wortel : Susu Rata* Kesukaan
A(1:2) 3,38 b Suka
B(1:1) 3,12 c Suka
C(3:2) 2,52 d Suka
Ket (*) Angka-angka pada lajur sebelah kanan yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak
berbeda nyata menurut uji DNMRT pada taraf 5%
Menurut data pada tabel 8 didapatkan hasil bahwa nilai rata-rata tingkat
kesukaan panelis terhadap rasa es krim yang suplementasikan dengan wortel pada
perlakuan A hingga C berkisar antara 2.52 dan 3,38, yang mana nilai tersebut
berada pada tingkat suka. Sedangkan pada kontrol didapatkan nilai rata-rata
kesukaan sebesar 3,44. Dari empat sampel kontrol hingga perlakuan C didapatkan
cenderung menurun.
Analisis sidik ragam (ANOVA) yang dilakukan pada rasa es krim yang
dari pada F tabel ( 2.76 ). Hal ini menunjukkan ada perbedaan yang nyata pada
setiap perlakuan.
Data tersebut kemudian dilakukan uji lanjut DNMRT yang befungsi untuk
menentukan pasangan perlakuan mana yang berbeda nyata. Dari uji DNMRT
d. Tekstur
tabel 9.
Tabel 9
Nilai Rata-Rata Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Tekstur Es Krim
Wortel
Perlakuan Nilai Rata- Tingkat
Wortel : Susu Rata Kesukaan
A(1:2) 2,88 Suka
B(1:1) 3,00 Suka
C(3:2) 2,58 Suka
Berdasarkan data pada tabel 9 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tingkat
pada perlakuan A sampai C berkisar antara 2.58 – 3 dan nilai tersebut berada pada
tingkat suka. Nilai rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur Es Krim
pada Kontrol adalah 2.78, dimana nilai tersebut berada pada tingkat suka.
Kemudian Es krim yang dihasilkan memiliki tekstur lembut dan disukai oleh
Analisis sidik ragam (ANOVA) yang dilakukan pada tekstur es krim yang
disuplementasi dengan wortel didapatkan jumlah F hitung (2,32 ) lebih kecil dari
pada F tabel ( 2.76 ). Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata pada
setiap perlakuan.
2. Perlakuan Terbaik
Tabel 10
Nilai Rata-Rata Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Mutu Organoleptik Es
Krim Suplementasi Wortel
Kode Sampel
Wortel : Susu Warna Aroma Rasa Tekstur Rata-rata
A(1:2) 3,04 3,20 3,38 2,88 3,12
B(1:1) 3,26 2,98 3,12 3,00 3,09
C(3:2) 3,10 2,90 2,52 2,58 2,77
rasa, aroma dan tekstur adalah pada perlakuan A yaitu suplementasi 1:2 dan nilai
krim terhadap rasa, warna, aroma dan tekstur es krim wortel dapat dilihat pada
grafik 1.
38
Grafik1.
Nilai Rata-Rata Rasa, Warna, Aroma, dan Tekstur Es Krim yang
Disuplementasikan dengan Wortel Berdasarkan Uji Organoleptik
4
3.443.38
3.5 3.26 3.2 3.2 3.12
3.1
2.923.04 2.982.9
2.782.88
3
3 2.58
2.52
2.5 Kontrol
2 Perlakuan A
1.5 Perlakuan B
1 Perlakuan C
0.5
0
Warna Aroma Rasa Tekstur
Pada penelitian ini dilakukan penilaian objektif yaitu uji laboratorium untuk
melihat kadar beta karoten es krim wortel untuk kontrol dan perlakuan yang
Tabel 11.
Hasil Uji Kadar beta karoten Es Krim Suplementasi Wortel
Kode Sampel ß - karoten(mg/100gr )
A (Kontrol) 144,5
B (Perlakuan terbaik) 442
Pada tabel 11 diketahui bahwa jumlah beta karoten kontrol lebih rendah dari
dengan wortel.
4. Daya Terima
perbandingan Wortel : Susu 1:2. Selanjutnya dilakukan uji daya terima kepada
ditambah beberapa orang kelas IV dengan total sebanyak 36 orang (21 orang laki-
laki dan 15 orang perempuan) pada jam 10 pada saat istirahat. Es krim yang
diberikan dikemas didalam cup es krim dengan berat awal 100 gr/porsi dan
disisipkan ice pack didalam box es krim guna menjaga suhu es krim tetap rendah
Rata-rata daya terima siswa terhadap es krim wortel disukai dan diterima oleh
siswa. Hasil daya terima siswa terhadap es krim wortel adalah 83,3%, dimana
orang lainnya menghabiskan es krim kurang dari 80%. Dengan rata-rata sisa es
krim 10,5%
B. Pembahasan
1. Uji Organoleptik
a. Warna
meskipun makanan tersebut lezat, tetapi bila penampilan tidak menarik waktu
warna. Oleh karna itu untuk mendapatkan warna yang sesuai dan menarik harus
dan 1 kontrol diperoleh nilai rata-rata tingkat kesukaan terhadap warna berkisar
2,92 (suka) – 3,26 (suka). Dari nilai rata-rata tersebut dapat diketahui bahwa dari
segi warna perlakuan yang paling banyak disukai panelis yaitu perlakuan B
40
dengan perbandingan wortel : susu yaitu 1:1. Sedangkan perlakuan yang paling
Warna dari perlakuan B adalah kuning terang dengan nilai rata-rata 3,26,
sedangkan pada perlakuan A warna yang dihasilkan adalah kuning muda. Hal ini
disebabkan warna dari wortel yang ditambahkan kedalam adonan es krim yang
Hal ini sejalan dengan penilitian yang dilakukan oleh Marliyati (2012)
tentang aplikasi serbuk wortel sebagai sumber beta karoten alami pada produk mi
instan, dimana persentase panelis yang dapat menerima warna mi kontrol (F0)
dengan perlakuan substitusi serbuk wortel (F1, F2, dan F3) adapun substitusi
serbuk wortel yang diberikan sebesar 0% (F0), 10% (F1), 15% (F2), dan 20%
(F3).25
didapatkan hasil jumlah F hitung 1,67 lebih kecil dari pada F tabel 2,76 artinya
tidak ada perbedaan yang nyata dalam setiap warna pada perlakuan suplementasi
terendah hal ini dikarenakan penambahan wortel yang sedikit sehingga warnanya
masih kurang menarik. Sedangkan bila dibandingkan dengan kontrol dari segi
warna es krim yang ditambahkan dengan wortel memiliki warna yang lebih
41
menarik. Warna kuning pada es krim wortel disebabkan oleh wortel yang
b. Aroma
Aroma adalah rasa dan bau yang sangat subjektif serta sulit diukur, karna
berlainan.
itu, cara memasak yang berbeda akan menimbulkan aroma yang berbeda pula.24
Hasil uji kesukaan panelis terhadap 3 perlakuan es krim wortel dan kontrol
didapatkan nilai rata-rata tingkat kesukaan terhadap aroma berkisar 2,9 (suka) –
3,2 (suka). Berdasarkan nilai rata-rata tersebut diketahui bahwa dari segi aroma
perbandingan wortel : susu 1:1. Sedangkan perlakuan yang paling sedikit disukai
adalah perlakuan C dengan perbandingan wortel : susu 3:2. aroma dari es krim
wortel perlakuan B adalah aroma yang berasal dari bahan utama susu dan santan
serta terdapat sedikit aroma wortel. Sedangkan pada kontrol juga memiliki nilai
rata-rata yang sama dengan perlakuan B namun aroma pada kontrol hanya berasal
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Adi (2014) tentang Pemanfaatan
Wortel dalam Meningkatkan Mutu Nugget Tempe dengan hasil semakin banyak
terhadap aroma yang dihasilkan. Dengan perbandingan TW1 (Tempe 90%, Wortel
42
10%) TW2 (Tempe 80%, Wortel 20%) TW3 (Tempe 70%, Wortel 30%) TW4
didapatkan hasil jumlah F hitung 3,1 lebih besar dari pada F tabel 2,76 artinya ada
perbedaan yang nyata dalam segi aroma pada perlakuan suplementasi wortel
kesukaan panelis terendah yaitu 2,9. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya
jumlah wortel yang ditambahkan maka aroma khas susu dan santan akan semakin
berkurang. Aroma pada es krim wortel berasal dari bahan utama susu, santan dan
wortel.
c. Rasa
indra pengecap lidah, khususnya jenis rasa dasar yaitu manis, asin, asam, dan
pahit. Pada konsumsi tinggi indra pengecap akan mudah mengenal rasa-rasa dasar
adalah aroma makanan, bumbu masakan, dan bahan makanan, keempukan atau
makanan.24
kontrol diperoleh nilai rata-rata tingkat kesukaan terhadap rasa berkisar 2,52
(suka) – 3,44 (suka). Dari nilai rata-rata tersebut diketahui bahwa dari segi rasa
perbandingan wortel : susu yaitu 1:2, sedangkan perlakuan yang paling sedikit
disukai karena memberikan rasa yang enak, sementara perlakuan C kurang disukai
Hasil ini sejalan dengan penelitian Marliyati (2012) tentang aplikasi serbuk
wortel sebagai sumber beta karoten alami pada produk mi instan, dimana
persentase panelis yang dapat menyukai rasa mi kontrol (F0) lebih tinggi
substitusi serbuk wortel (F1, F2, dan F3) adapun substitusi serbuk wortel yang
diberikan sebesar 0% (F0), 10% (F1), 15% (F2), dan 20% (F3).25
Hasil uji sidik ragam ANOVA suplementasi wortel dalam pembuatan es krim
didapatkan hasil jumlah F hitung 15,75 lebih besar dari pada F tabel 2,76 artinya
ada perbedaan yang nyata dalam segi rasa pada perlakuan suplementasi wortel
kesukaan panelis terendah yaitu 2,52. Hal ini dikarnakan semakin banyaknya
jumlah wortel yang ditambahkan maka rasa dari susu dan santan semakin hilang.
Hal ini disebabkan karena suplementasi wortel dapat memberikan rasa khas
wortel yang berbeda. Namun jika dibandingkan dengan kontrol penilaian terhadap
rasa dari es krim wortel memiliki rata-rata kesukaan yang lebih rendah, yang
d. Tekstur
Penilaian tekstur makanan dapat dilakukan dengan jari, gigi, dan langit-langit
mulut (palatum). Dari nilai yang diperoleh diharapkan dapat diketahui kualitas
kemudahan dikunyah serta kerenyahan makanan untuk itu cara pemasakan bahan
dan 1 kontrol didapatkan nilai rata-rata tingkat kesukaan terhadap tekstur berkisar
2,58 (suka) – 3 (suka). Dari nilai rata-rata tersebut dapat diketahui bahwa dari segi
tekstur perlakuan yang paling banyak disukai panelis yaitu perlakuan B dengan
perbandingan wortel : susu yaitu 1:1. Sedangkan perlakuan yang paling sedikit
Hasil ini sejalan dengan penelitian Marliyati (2012) tentang aplikasi serbuk
wortel sebagai sumber beta karoten alami pada produk mi instan, dimana
persentase panelis yang dapat menyukai tekstur mi kontrol (F3) lebih rendah
perlakuan substitusi serbuk wortel (F1, F2, dan F0) adapun substitusi serbuk
wortel yang diberikan sebesar 0% (F0), 10% (F1), 15% (F2), dan 20% (F3).25
krim didapatkan hasil jumlah F hitung 2,32 lebih kecil dari pada F tabel 2,76
artinya tidak ada perbedaan yang nyata dalam segi tekstur pada perlakuan
kesukaan panelis terendah yaitu 2,58. Hal ini dikarenakan turunnya efektifitas dari
45
pengemulsi yang berfungsi sebagai pengatur tekstur es krim, akibat dari semakin
banyaknya jumlah wortel yang ditambahkan maka tekstur dari es krim akan
2. Perlakuan Terbaik
warna, aroma, rasa dan tekstur dari seluruh perlakuan yang ada. Rata-rata
1:2, perlakuan ini memiliki rata-rata tertinggi yaitu sebesar 3,12. Hal ini
disebabkan karena perpaduan antara es krim dan wortel pada es krim wortel
memiliki ciri-ciri yang baik yaitu warna kuning terang, aroma wortel yang tidak
terlalu kuat, rasa yang enak dan rasa wortel yang tidak terlalu dominan, serta
tekstur yang lembut. Kadar beta karoten pada perlakuan ini yaitu 442 mg/100gr
Pengujian kadar beta karoten pada es krim wortel hanya dilakukan pada
perlakuan terbaik yaitu perlakuan A dan juga dilakukan pemeriksaan kadar beta
Hasil uji laboratorium didapatkan kadar beta karoten pada kontrol yaitu 144,5
wortel, kadar beta karoten pada perlakuan A menjadi tinggi karena es krim sudah
disuplementasi wortel.
46
serbuk wortel sebagai sumber beta karoten alami pada produk mi instan dengan
subtitusi serbuk wortel sebanyak 15 gr yang memiliki kadar beta karoten yang
Satu SI Vitamin A setara dengan kegiatan 0,300 ug retinol atau 0,6 ug all
trans beta karotin atau 1 mg karotin total (campuran) di dalam bahan makanan
nabati dengan kebutuhan vitamin A 3450 SI, maka es krim perlakuan A yang
memiliki kadar beta karoten sebesar 442 mg/100 gr es krim memenuhi kebutuhan
4. Daya Terima
perlakuan terbaik yang akan diberikan kepada kelompok sasaran yaitu perlakuan
pada siswa dan siswi kelas IV dan V SD 13 Kelurahan Surau Gadang sebanyak 36
Tabel 12.
Hasil Daya Terima Terhadap Es Krim Suplementasi Wortel Kepada Siswa
Kelas IV dan V SD 13 Kelurahan Surau Gadang
Hasil Daya Terima Jumlah Persentase %
Habis 100% 17 47,2
Habis 80-99% 13 36,1
Habis <80% 6 16,7
Jumlah 36 100
Berdasar tabel 12 diketahui uji daya terima es krim suplementasi wortel yang
disajikan sebanyak 100 gr/porsi adalah hampir sebagian besar 47,2% siswa
47
menghabiskan es krim 100%. Dengan rata-rata sisa sebanyak 10,5% dari total es
Es krim yang bersisa ini umumnya adalah es krim dari siswa perempuan,
Analisa zat gizi dalam 100 gr es krim wortel dapat dilihat pada tabel 13
Tabel 13
Analisa zat gizi es Krim wortel perlakuan A (terbaik) 2:1 susu dan wortel
(100 gr/cup) Nutrisurvey
Bahan Berat/cup Beta % Ener Prot Lem Kh
Karoten AKG gi ein ak
Santan Kental 29.2 ml 0 33,8% 30,8 0,3 2,9 1,3
Susu Ultramilk 29.2 ml 19,1 0,9 1,1 1,4
15,9
Putih telur 3.6 gr 2 0,4 - -
Gula Pasir 16 gr 61,9 - - 16
Whipping 5.8 gr - - - -
Cream
Wortel 16.2 gr 1152 6,7 0.2 0 1.5
Total 1167,9 SI 33,8% 104. 1.5 2.7 19.
6 2
12
Sumber : NutriSurvey
Berdasarkan tabel 13 didapatkan hasil analisa zat gizi es krim wortel dalam 1
porsi yaitu Energi : 104,6 Kkal, Protein :1,5gram, Lemak : 2,7 gram, Karbohidrat
: 19,2 gram, ß - karoten : 1167,9 mg. Hasil dari aplikasi nutrisurvey ini berbeda
dengan hasil dari laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Unand (THP), yaitu 1
porsi es krim wortel memiliki kadar total karoten sebesar 442 mg. Es krim wortel
inilah yang diberikan pada pengujian daya terima yang dapat memenuhi
3. Nilai rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap rasa es krim yang paling
7. Hasil uji daya terima adalah 83,3% sasaran dapat menghabiskan lebih
B. Saran
48
49
1. Sineke, J., Paruntu, O. L. & Ratuele, J. Formula sehat tinggi protein (NDPCAL 7),
Fe dan Betakaroten dari pangan lokal dalam upaya pemenuhan Fe dan Vitamin A
pada anak malnutrisi sekolah dasar di Kecamatan Mapanget Kota Manado. (2016).
2. Nur Berlian Venus Ali, Estu Rahayu, H. S. Wortel Dan Lobak. (Penebar Swadaya,
2003).
5. Thamrin, M. H., Nizar, M., Heriyenni & Febriani, R. Penuntun Praktikum Ilmu
Teknologi Pangan. (Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang, 2014).
7. Mekasari, W. & Evanti, L. Sifat organoleptik dan kandungan nutrisi es krim ubi jalar
varietas lokal bengkulu. (2011).
15. Anies. Kolesterol Dan Penyakit Jantung Koroner. (Ar-Ruzz Media, 2015).
17. Hartatie, E. & Khotimah, K. Produksi Minuman Fungsional Berbasis Susu Dan
Labu Kuning. Strategi Pengembangan Ketahanan Pangan (J Gamma, 2012).
18. Almatsir, S. Prinsip Ilmu Gizi Dasar. (Gramedia Pustaka Utama, 2013).
20. Teti, E. & Dkk. Komponen Minor dan Bahan Tambahan Pangan. (Bumi Aksara,
2015).
25. Marliyati, S. A. & Sulaeman, A. Aplikasi Serbuk Wortel Sebagai Sumber β-Karoten
Alami. Pangan dan Gizi 7, (2012).
26. Adi Wibowo, et al. Pemanfaatan Wortel ( Daucus carota L .) Dalam Meningkatkan
Mutu Nugget Tempe. SAGU 13, (2014).