PESAWAT SEDERHANA
Di susun Oleh:
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Saw, serta kepada keluarganya, para sahabatnya, para tabi’in tabi’at, dan In Sha
Allah akan sampai kepada kita selaku umatnya Nabi Muhammad Saw. Dan tak lupa
juga kami ucapkan terimakasih kepada bapak MUHAMMAD AGIL,S.Si.M.Sc.
selaku dosen Pengantar KONSEP DASAR IPA yang telah membimbing kami
dalam penyusunan makalah ini, kepada teman-teman juga yang ikut serta
mendukung dalam penyusunan makalah yang kami lakukan, dan tak lupa juga
kepada orangtua kami yang selalu memberikan do’a kepada kami, sehingga kami
mendapatkan kemudahan dalam penyusunan makalah ini.
Kami sadar dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
untuk itu kami harap kepada pembaca yang ia lalui untuk memberikan kritik dan
saran mengenai makalah yang kami susun. Mudah-mudahan Allah Swt
melimpahkan Rahmat dan Inayah-Nya kepada kita semua sehingga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca dan penyusun makalah
ini. Aamiin....
Kelompok 2
P a g e 2 | 15
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan.........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4
A. Kesimpulan ...............................................................................................15
P a g e 3 | 15
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja yang timbul adalah hasil gaya dan jarak. Jumlah kerja yang
dibutuhkan untuk mencapai sesuatu bersifat konstan, walaupun demikian
jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mencapai hal ini dapat dikurangi dengan
menerapkan gaya yang lebih sedikit terhadap jarak yang lebih jauh. Dengan
kata lain, peningkatan jarak akan mengurangi gaya yang dibutuhkan. Rasio
antara gaya yang diberikan dengan gaya yang dihasilkan disebut keuntungan
mekanik.
1
Paul, Akshoy (2005). Mechanical Sciences:Engineering Mechanics and Strength of Materials.
Prentice Hall of India. hlm. 215. ISBN 8120326113. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-04-20.
Diakses tanggal 2011-07-17.
2
Asimov, Isaac (1988). Understanding Physics. New York: Barnes & Noble. hlm. 88.
P a g e 4 | 15
Ada dua jenis pesawat, yaitu : pesawat sederhana dan pesawat rumit.
Pesawat sederhana adalah alat bantu kerja yang bentuknya sangat sederhana.
Contohnya adalah tuas, bidang miring dan katrol. Pesawat rumit adalah
pesawat yang terdiri dari susunan beberapa pesawat rumit. Contohnya pesawat
terbang, pesawat telepon, pesawat televisi, mobil, motor, sepeda dan lain-lain.
Pesawat sederhana adalah alat mekanik yang dapat mengubah arah atau
besaran dari suatu gaya. Secara umum, alat ini bisa disebut sebagai mekanisme
paling sederhana yang memanfaatkan keuntungan mekanik untuk
menggandakan gaya. Sebuah pesawat sederhana menggunakan satu gaya kerja
untuk bekerja melawan satu gaya beban.
P a g e 5 | 15
BAB II
PEMBAHASAN
Pesawat sederhana adalah alat mekanik yang dapat mengubah arah atau besaran
dari suatu gaya untuk mempermudah pekerjaan manusia. Secara umum, alat ini bisa
disebut sebagai mekanisme paling sederhana yang memanfaatkan keuntungan
mekanik untuk menggandakan gaya. Sebuah pesawat sederhana menggunakan satu
gaya kerja untuk bekerja melawan satu gaya beban.
3
Tipler, P.A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
P a g e 6 | 15
b. Tak tumpu
Tak tampa adalah bagian pengungkit yang berhubungan dengan punya. Pada
titik tumpu ini bagian pengangkita atau tuas tetap pada kedudukannya.
c. Titik kuasa (titik gaya)
Titik kuasa (titik gaya, tempat bekerjanya pada tuas. Titik tampu disebut juga
filknum Pada titik tumpu ini bagian pengangkat tetap pada posisinya. Jika titik
kuasa turun maka titik beban akan naik akibat beban terdorong.
2) Jenis Tuas
P a g e 7 | 15
• Rumus keuntungan mekanik tuas
Berdasarkan definisi diatas, maka rumus keuntungan mekanik tuas atau
I
pengungkit adalah: K M = w⁄F atau K M = k⁄I
b
I
w = k⁄I ∙ F
b
Contoh soal:
Untuk mengangkat beban 1.000 N digunakan tuas yang panjangnya 300 cm dan
lengan beban 50 cm. Hitunglah gaya yang diperlukan mengangkat beban tersebut!
Penyelesaian:
Soal ini merupakan tuas jenis pertama, di mana titik tumpu berada di antara beban
dan kuasa. Maka:
w = 1.000 N
lb = 50 cm
Jika panjang tuas dan panjang lengan beban (lb) diketahui maka panjang lengan
kuasa (lk) dapat dicari dengan cara mengurangkan panjang tuas dengan lengan
kuasa. Maka:
lk = 300 cm - lb
lk = 300 cm - 50 cm
lk = 250 cm
P a g e 8 | 15
Gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban yakni:
w . Ib = F . Ik
1.000 N . 50 cm = F . 250 cm
F = 1.000 N . 50 cm/250 cm
F = 200 N
2. Katrol
Katrol adalah salah satu jenis pesawat sederhana yang ada untuk mempermudah
pekerjaan manusia. Katrol pada dasaranya digunakan untuk mengubah arah dan
mengalihkan gaya dalam suatu sistem. katrol adalah pesawat sederhana yang
berbentuk roda dan bergerak berputar pada porosnya.
1. Jenis-jenis katrol
a) Katrol tetap
Katrol tetap adalah katrol yang porosnya dipasang di suatu tempat yang tetap,
sehingga katrol tidak dapat berpindah tempat saat digunakan. Pada katrol tetap,
gaya kuasa yang dikeluarkan akan bernilai sama dengan berat bebannya. Hal ini
yang menyebabkan keuntungan mekanis katrol tetap bernilai satu. Katrol tetap
biasanya sering kamu temukan pada tiang bendera dan sumur timba.
Rumus katrol tetap, pada katrol tetap berlaku rumus tuas, yaitu:
w . Ib = F. Ik
Karena lengan beban sama dengan lengan kuasa (Ib = Ik ), maka gaya kuasa sama
dengan beban yang diangkat, dirumuskan:
F=w
Keterangan:
P a g e 9 | 15
b) Katrol bebas
Berlawanan dengan katrol tetap, kalau katrol bebas adalah katrol yang
porosnya tidak dipasang di suatu tempat yang tetap, sehingga katrol dapat
berpindah tempat atau bergerak bebas saat digunakan. Pada katrol jenis ini, gaya
kuasa yang dikeluarkan untuk menarik bebannya bernilai setengah dari berat
bebannya. Oleh karena itu, keuntungan mekanis katrol bebas bernilai 2. Katrol
bebas biasanya ditemukan pada alat-alat pengangkat peti kemas di pelabuhan.
Rumus katrol bebas, pada katrol bebas juga berlaku rumus:
w . Ib = F. Ik
Ib
panjang lengan kuasa dua kali panjang lengan beban (Ik = 2Ib ) atau ⁄I = 2.
k
c) Katrol majemuk
Katrol majemuk merupakan gabungan dari katrol tetap dan katrol bebas.
Model katrolnya ada dua jenis, katrol yang paling atas adalah katrol tetap dan
katrol di bawahnya adalah katrol bebas, keduanya dihubungkan dengan tali.
Keuntungan mekanis katrol majemuk sama dengan jumlah tali atau jumlah
katrol yang digunakan untuk mengangkat benda tersebut. Katrol majemuk sering
digunakan dalam bidang industri, yaitu membantu untuk mengangkat alat-alat
yang berat.
I
K M = w⁄F = n atau K M = k⁄I = n
b
Contoh soal:
Sebuah katrol tetap digunakan untuk menimba air. Bila setiap timba air beratnya
100 N, berapa kuasa yang dibutuhkan ?
Jawaban:
Diketahui:
• w = 100 N
Ditanyakan:
P a g e 10 | 15
• F….?
Penyelesaian:
w⁄ = K
F M
100⁄ = 1
𝐹
F=100.1
F= 100 N
Jadi, kuasa yang dibutuhkan untuk menimba air tersebut adalah 100 N.
2. Roda berporos
Keterangan :
• KM = keuntungan mekanis (mekanik)
• Rroda = jari-jari roda berporos (m)
• Rporos = jari-jari poros (m)
4. Bidang miring
Bidang miring adalah sebuah bidang datar dengan salah satu sisinya (ujungnya)
berada pada posisi lebih tinggi membentuk sudut kemiringan tertentu di atas tanah.
P a g e 11 | 15
a) Contoh Alat Bidang Miring
• Tangga naik sebuah bangunan bertingkat-tingkat dan berkelok-kelok
untuk memperkecil gaya.
• Jalan di pegunungan berkelok-kelok agar mudah dilalui.
• Ulir sekrup yang bentuknya menyerupai tangga melingkar baji (pisau,
kater, kampak, dan lain sebagainya).
• Dongkrak juga adalah sebuah contoh bidang miring karena memakai
prinsip sekrup.
• Untuk menaikkan drum keatas truk menggunakan papan kayu yang
dimiringkan.
Rumus bidang miring mencari berat benda:
w = s⁄h ∙ F
h = F⁄w ∙ s
Keterangan:
F = besar gaya (N)
h = tinggti bidang miring (m)
s = panjang bidang miring (s)
w = berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (𝑚⁄𝑠 2 )
Contoh soal :
Bidang miring sepanjang 2 m digunakan untuk menaikkan box yang beratnya
5.000 N ke atas truk dengan gaya sebesar 2.500 N. Berapakah tinggi bak truk ?
Jawaban :
Diketahui :
s=2m
w = 5.000 N
P a g e 12 | 15
F = 2.500 N
Ditanyakan :
h…..?
Penyelesaian :
h = 𝐹⁄𝑤 ∙ 𝑠
h = 2.500⁄5.000 ∙ 2
h=1m
C. FUNGSI DAN MANFAAT PESAWAT SEDERHANA
a) Fungsi
1. Memindahkan beban berat dengan gaya yang kecil.
2. Mengangkat beban berat dengan lebih mudah.
3. Mempercepat pekerjaan.
4. Memindahkan banyak benda dengan mudah dan cepat.
b) Manfaat
1. Dapat mempermudah usaha atau kerja manusia.
2. Dapat memudahkan manusia dalam mengangkat atau menggerakkan beban
berat.
P a g e 13 | 15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pesawat sederhana adalah alat mekanik yang dapat mengubah arah atau
besaran dari suatu gaya untuk mempermudah pekerjaan manusia.
2. Jenis pesawat sederhana
• Pengungkit adalah pesawat sederhana yang biasanya terbuat dari
kayu dengan tumpu di salah satu titiknya dan digunakan untuk
mengangkat sesuatu yang berat. Tuas
• Katrol adalah salah satu jenis pesawat sederhana yang ada untuk
mempermudah pekerjaan manusia.
• Roda berporos adalah salah satu pesawat sederhana yang rodanya
dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-
sama.
• Bidang miring adalah sebuah bidang datar dengan salah satu sisinya
(ujungnya) berada pada posisi lebih tinggi membentuk sudut
kemiringan tertentu di atas tanah.
3. Fungsi dan Manfaat Pesawat Sederhana
a) FUNGSI
1. Memindahkan beban berat dengan gaya yang kecil.
2. Mengangkat beban berat dengan lebih mudah
3. Mempercepat pekerjaan
4. Memindahkan banyak benda dengan mudah dan cepat
b) MANFAAT
1. Dapat mempermudah usaha atau kerja manusia.
2. Dapat memudahkan manusia dalam mengangkat atau
menggerakkan beban berat.
P a g e 14 | 15
DAFTAR PUSTAKA
Tipler, P.A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
Paul, Akshoy (2005). Mechanical Sciences:Engineering Mechanics and Strength of
Materials. Prentice Hall of India. hlm. 215. ISBN 8120326113.
Asimov, Isaac (1988). Understanding Physics. New York: Barnes & Noble. hlm. 88.
Pratiwi P, R., dkk. (2008). Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan
Alam Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Sulistyanto, H & Edi
Wiyono (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas.
P a g e 15 | 15