Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar IPA
Disusun oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentangPesawat
Sederhana ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
dan pengetahuan kita terhadap apa saja yang termasuk dalam pesawat sederhan dan
bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh pembaca. Sebelumnya penulis mohon maaf
apabila terjadi kesalahan yang kurang berkenan. Serta penulis menerima kritik dan saran
yang membangun demi kebaikan demi perbaikan ke arah yang lebih baik.
Hormat penulis
Tim Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
D. Pesawat Sederhana
G. Kesimpulan
H. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia diberi anugerah akal oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan akalnya manusia
dapat mengembangkan dirinya, bekerja mengolah dan mengelola alam, yang semuanya
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dengan pesawat beban manusia dalam bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya
menjadi semakin ringan dan mudah manusia tidak perlu lagi mengeluarkan energi yang
besar sehingga menguras dan menghabiskan tenaga atau energinya ketika bekerja.
Penggunaan pesawat ini banyakl kita jumpai dalam kehidupan manusi sehari-hari.
Misalnya, ketika memotong kita menggunakan pisau atau gunting, tukang kayu
mencabut paku dengan palu pencabut paku, orang menaikkan drum minyak ke atas truk
dengan papan atau bidang miring, orang membuat tangga pada rumahnya yang
berlantai dua, orang menggunakan katrol ketika mengambil air dari dalam sumur, dan
sebagainya.
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pesawat Sederhana
Pesawat terbang adalah sebuah alat yang dibuat dan dalam penggunaannya
menggunakan media udara. Pengertian pesawat terbang juga dapat diartikan sebagai
benda-benda yang dapat terbang, baik benda tersebut lebih ringan daripada udara
ataupun yang lebih berat daripada udara. Tentang bagaimana benda-benda tersebut
dapat terbang tentunya ada suatu sifat tersendiri dari benda tersebut, sehingga dapat
diterbangkan. Biasanya sifat tersebut dapat timbul sebagai akibat dari adanya udara,
atau dapat diartikan pesawat dapat terbang di udara karena adanya udara.
Prinsip tentang benda-benda yang dapat bergerak atau gaya-gaya yang timbul akibat
pergerakkan antara suatu benda dengan udara dipelajari di dalam
Aerodinamika. Aero berasal dari bahasa Yunani artinya udara, pesawat terbang, atau
penerbangan bahkan juga Ilmu Keudaraan (Ilmu Penerbangan). Dinamika berasal dari
bahasa Yunani artinya kekuatan atau tenaga, ilmu yang menyelidiki benda-benda
bergerak serta gaya yang menyebabkan gerakan benda tersebut.
1. Pengungkit
Pengungkit atau disebut juga tuas merupakan pesawat sederhana yang paling
sederhana. Pengungkit ini terdiri dari sebuah batang kaku (misalnya logam, kayu, atau
batang bambu) yang berotasi di sekitar titik tetap yang dinamakan titik tumpu. Selain titik
tumpu yang menjadi tumpuan bagi pengungkit, ada dua titik lain pada pengungkit,
yaitu titik beban dan titik kuasa. Titik beban merupakan titik dimana kita meletakkan atau
menempatkan beban yang hendak diangkat atau dipindahkan, sedangkan titik kuasa
merupakan titik dimana gaya kuasa diberikan untuk mengangkan atau memindahkan
beban.
Pengungkit biasa juga disebut dengan TUAS. Pengungkit merupakan salah satu alat
pesawat sederhana yang dapat digunakan untuk mengungkit, mencabut atau
mengangkat benda. Pengungkit terdiri dari tiga bagian,yaitu:
a. Titik Tumpu disebut juga dengan titik fulkrum, yaitu titik tempat batang ditumpu
atau diputar.
Pengungkit jenis pertama (disebut juga pengungkit kelas 1) memiliki letak titik tumpu (T)
yang berada diantara titik beban (B) dan titik kuasa (K). Bentuk ini adalah bentuk dasar
atau bentuk paling umum dari sebuah pengungkit. Contohnya adalah jungkat-jungkit,
gunting, tang, palu,linggis, dan sejenisnya.[3]
c. Pengungkit jenis ketiga (disebut juga pengungkit kelas 3) memiliki letak titik kuasa
(K) yang berada diantara titik beban (B) dan titik tumpu (T). Contoh pemanfaatan
pengungkit jenis ketiga diantaranya pinset, stapler, alat pancing, termasuk lengan Anda,
dan sejenisnya.
1. Katrol
Katrol merupakan pesawat sederhana yang terdiri dari sebuah roda atau piringan beralur
dan tali atau kabel yang mengelilingi alur roda atau piringan tersebut. Ditinjau dari cara
kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit, karena pada katrol juga terdapat titik
tumpu, titik kuasa, dan titik beban. [5]
Berdasarkan susunan tali dan rodanya, katrol dibedakan menjadi katrol tetap, katrol
bebas, dan katrol majemuk.
a. Katrol Tetap
Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berubah ketika digunakan. Biasanya
posisi katrolnya terikat pada satu tempat tertentu. Titik tumpu sebuah katrol tetap
terletak pada sumbu katrolnya. Contoh pemanfaatan katrol tetap adalah pada alat
penimba air sumur dan katrol
b. Katrol Bebas
Katrol bebas merupakan katrol yang posisi atau kedudukannya berubah ketika
digunakan. Artinya, katrol bebas tidak ditempatkan di tempat tertentu, melainkan
ditempatkan pada tali yang kedudukannya dapat berubah. Contoh pemanfaatan katrol
bebas adalah pada alat pengangkat peti kemas.[6]
Katrol majemuk merupakan perpaduan antara katrol tetap dan katrol bebas. Kedua
katrol ini dihubungkan dengan tali. Pada katrol majemuk, beban dikaitkan pada katrol
bebas dan salah satu ujung tali dikaitkan pada penampang katrol tetap. Bila ujung tali
yang lain ditarik, maka beban akan
Terangkat. [7]
2. Bidang Miring
Bidang Miring adalah suatu permukaan datar yang memiliki suatu sudut, yang bukan
sudut tegak lurus, terhadap permukaan horizontal. Salah satu contoh bidang miring
adalah tangga yang biasa kamu naiki. Jika kamu menaiki tangga yang sangat curam,
kamu pasti akan merasa lebih berat untuk mengangkat kakimu dan kamu memerlukan
tenaga yang lebih besar. Jika kamu menaiki tangga yang sangat landai, kamu pasti akan
merasa lebih ringan untuk mengangkat kakimu dan kamu memerlukan tenaga yang
lebih kecil. Tetapi jika terlalu landai, jarak yang harus kamu tempuh akan semakin jauh.[8]
Contoh lain dari bidang miring, yaitu: Jalan berkelok pada bukit, papan miring untuk
menaiki drum ke bak mobil dan sekrup.
Roda digunakan untuk memindahkan benda agar lebih ringan, roda memiliki sebuah
poros dan bisa berputar pada porosnya. Salah satu contoh roda adalah roda sepeda
yang biasa kamu naiki. [9]
Roda dan poros bekerja dengan cara mengubah besar dan arah gaya yang digunakan
untuk memindahkan (dalam hal ini, memutar) sebuah benda. Contoh penerapan roda
dan poros dalam kehidupan diantaranya pemutar keran air, pegangan pintu yang bulat,
obeng,roda pada kendaraan, setir kendaraan, alat serutan pensil, bor tangan, dan
sejenisnya.[10]
1. Pengungkit[11]
a. Titik kuasa (K) yaitu bagian ujung pengungkit yang diberi gaya kuasa untuk
mengangkat beban.
b. Titik beban (B), yaitu bagian ujung pengungkit yang digunakan untuk mengangkat
atau memindahkan benda yang hendak diangkat atau dipindahkan.
c. Titik tumpu (T), yaitu bagian pengungkit yang menjadi posisi tumpuan atau
penyangga.
d. Letak titik tumpu ini beragam, ada yang ditengah-tengah bagian pengungkit, ada
pula yang di bagian ujungnya, bergantung jenis pengungkit.
e. Lengan kuasa (Lk), yaitu jarak antara titik kuasa dengan titik tumpu.
f. Lengan beban (Lb), yaitu jarak antara titik beban dengan titik tumpu.
g. Gaya berat beban (Fb),yaitu gaya berat yang ditimbulkan beban pada pengungkit.
h. Gaya kuasa (Fk), yaitu gaya yang diperlukan untuk mengangkat atau memindahkan
beban.[12]
Semakin jauh jarak kuasa dari titik tumpu, maka semakin kecil gaya kuasa yang
diperlukan untuk memindahkan/mengangkat sebuah beban. Demikian pula semakin
dekat beban dari titik tumpu, maka semakin kecil gaya kuasa yang diperlukan. Secara
matematis, hubungan gaya kuasa,gaya berat beban, lengan kuasa, dan lengan beban
dinyatakan oleh persamaan:
dengan:
Lk = panjang lengan kuasa/jarak antara titik kuasa dan titik tumpu (satuannya meter)
Lb = panjang lengan beban/jarak antara titik beban dan titik tumpu (satuannya meter)
Besar keuntungan mekanis (KM) pada pengungkit merupakan perbandingan antara
berat beban (B) dan gaya kuasa (F) atau perbandingan antara lengan kuasa (Lk) dan
lengan beban (Lb).
Contoh Soal:
Sebuah benda akan diangkat dengan menggunakan pengungkit seperti tanpak pada
gambar berikut. Benda tersebut memiliki berat sebesar 1200 newton. Bila pengungkit
tersebut panjangnya adalah 3 meter, dan jarak antara beban ke titik tumpu adalah 1
meter, berapakah gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban tersebut? Berapa
keuntungan mekanis yang diberikan oleh pengungkit?[13]
Pengungkit jenis pertama memiliki posisi titik tumpu yang berada diantara titik beban
dan titik kuasa (Gambar 5.7). Panjang lengan beban dan panjang lengan kuasanya
bergantung pada posisi titik tumpunya, sehingga keuntungan mekanis yang dihasilkan
bisa lebih besar atau lebih kecil dari satu.[14]
Pengungkit jenis kedua memiliki posisi titik beban yang berada diantara titik tumpu dan
titik kuasa (Gambar 5.8). Panjang lengan kuasa selalu lebih panjang daripada panjang
lengan beban,sehingga keuntungan mekanis yang dihasilkan selalu lebih besar dari satu.
Pengungkit jenis ketiga memiliki posisi titik kuasa yang berada diantara titik beban dan
titik kuasa (Gambar 5.9). Panjang lengan kuasa selalu lebih pendek daripada panjang
lengan beban, sehingga keuntungan mekanis yang dihasilkan selalu lebih kecil dari
satu.[15]
2. Katrol
Katrol yang memiliki jumlah roda katrol lebih banyak akan memberikan keuntungan
mekanis yang lebih besar, meskipun sebenarnya keuntungan mekanis pada katrol
ditentukan seberapa banyak penggal tali yang menyangga bebannya. Untuk
mengangkat beban seberat Fb maka kita menarik tali dengangaya Fk. Gaya berat Fb
besarnya sama dengan jumlah gaya-gaya yang bekerja pada penggal tali atau sejumlah
penggal tali yang menahan beban. Agar lebih jelas, marilah kita bahas satu-persatu.
Pada katrol tetap (Gambar 5.14) hanya terdapat satu penggal tali yang menahan beban,
sehingga besar gaya kuasa (Fk) untuk menarik beban sama dengan gaya berat beban
(Fb), atau
Keuntungan mekanis yang diberikan oleh katrol tetap adalah 1 (satu), artinya bahwa pada
katrol tetap gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban sama dengan gaya berat
beban itu sendiri. Penggunaan satu katrol tetap hanya mengubah arah gaya kuasa,
sehingga keuntungan yang
Pada katrol bebas (Gambar 5.15) beban yang akan diangkat digantungkan pada poros
katrol dan beban serta katrolnya ditopang oleh dua penggal tali pada masing-masing sisi
katrol, sehingga gaya berat beban (Fb) ditopang oleh gaya kuasa (Fk) pada dua penggal
tali, atau
Katrol majemuk merupakan gabungan dari katrol tetap dan katrol bergerak. Katrol
majemuk sering disebut juga sistem katrol.[17]
Pada sistem katrol, keuntungan mekanis ditentukan oleh berapa banyak penggal tali
penyangganya. Misalnya, sistem katrol yang terdiri dari satu katrol tetap dan satu katrol
bebas (Gambar 5.16). Beban pada sistem katrol ini ditopang oleh dua penggal tali
(hampir sama dengan katrol bebas), atau
Tampak pada Gambar 5.13 bahwa untuk mengangkat beban seberat Fb diperlukan gaya
sebesar Fk. Gaya berat Fb ditopang oleh 4 penggal tali penyangga, dan karena gaya
berat ini sama dengan gaya yang bekerja pada masing-masing penggal tali, maka
Keuntungan mekanis yang diberikan oleh katrol majemuk seperti ini adalah 4 (empat),
artinya bahwa pada katrol majemuk tersebut gaya yang diperlukan untuk mengangkat
beban adalah dari gaya berat bebannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
semakin banyak penggal
tali yang menyangga beban, maka semakin kecil gaya kuasa yang diperlukan untuk
mengangkat atau memindahkan beban tersebut, atau dengan kata lain semakin besar
keuntungan mekanisnya.[19]
Contoh pemanfaatan sistem katrol diantaranya alat pengangkat pada mobil derek,
chainhoist (alat untuk mengangkat mesin mobil dari bodi mobil), hingga crane. Beberapa
gambar contoh-contoh sistem katrol ditunjukkan oleh Gambar 5.18.
Contoh soal[20]
Bila berat beban 1.500 N ditarik ke atas dengan menggunakan katrol bergerak bebas.
Hitunglah gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban tersebut!
Penyelesaian:
Untuk katrol bergerak, gaya yang diperlukan sama dengan setengah berat benda,
dengan persamaan:
KM = W/F = lk/lb = 2
W/F = 2
2F = w
2F = 1.500 N
F = 1.500 N/2
F = 750 N
Jadi gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda tersebut dengan katrol bergerak
adalah 750 N.
3. Bidang Miring
Sebuah kotak dengan berat B akan dipindahkan ke atas sebuah rak setinggi t dengan
menggunakan sebuah bidang miring yang panjangnya p dan dengan gaya F. Bila kita
mendorong kotak tersebut dengan gaya F sepanjang bidang miring yang panjangnya p,
maka kita telah melakukan kerja atau usaha yang besarnya adalah Sedangkan apabila
peti seberat B tersebut diangkat langsung secara tegak, tanpa bantuan bidang miring ke
atas sebuah rak setinggi t, maka kerja atau usaha yang harus dilakukan adalah
Karena ketinggian yang hendak dicapai, yakni tinggi rak adalah tetap (sama),
sehingga besar kerja atau usaha atau kerja yang kita lakukan, baik dengan menggunakan
bidang miring maupun tanpa menggunakan bidang miring adalah sama, atau secara
matematis dapat dituliskan:[21]
Dengan:
bidang miring
Keuntungan mekanis yang kita peroleh dengan menggunakan bantuan bidang miring
adalah:
Contoh Soal:[22]
Sebuah peti yang beratnya 200 newton akan dipindahkan ke sebuah rak yang tingginya
2 meter melalui suatu bidang miring yang panjangnya 4 meter. Berapakah gaya yang
diperlukan untuk memindahkan peti tersebut? (asumsikan bidang miring cukup licin
sehingga tidak ada gaya gesekan antara peti dan bidang miring) Berapa keuntungan
mekanis yang diberikan oleh bidang miring tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: B = 200 N
t=2m
p=4m
Ditanya: F = ?
Jadi, gaya yang diperlukan untuk memindahkan beban seberat 200 N ke atas rak setinggi
2 meter dengan bantuan sebuah bidang miring sepanjang 4 meter adalah 100 N.
Keuntungan mekanis yang diberikan oleh bidang miring adalah 2.
Jika gaya berat Fb akan diangkat menggunakan roda berporos, dimana jari-jari roda
adalah R dan porosnya r, dengan cara menarik tali dengan gaya kuasa sebesar Fk, maka
berlaku persamaan:
Oleh karena R biasanya lebih besar dari r (R>r), maka gaya kuasa yang diperlukan untuk
mengangkat beban lebih kecil daripada gaya berat beban. Dengan demikian, roda dan
poros memiliki fungsi melipatgandakan gaya kuasa, dimana besarnya bergantung pada
perpandingan jari-jari roda dan porosnya.
Contoh soal:[23]
Seseorang bermaksud untuk melubangi kayu dengan menggunakan sebuah bor tangan.
Bila jari-jari mata bor adalah 1 cm dan radius putar gagang bor tersebut adalah 10 cm,
berapa keuntungan mekanis yang ia peroleh ketika melubangi kayu tersebut?
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pesawat digunakan manusia untuk memudahkan pekerjaan. Ada dua jenis pesawat yaitu
pesawat sederhana dan pesawat rumit. Pesawat sederhana ada empat macam, yaitu tuas
atau pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda.
Pesawat sederhana bukan untuk menciptakan gaya atau menyimpan gaya, tapi untuk
memudahkan dan meringankan pelaksanaan pekerjaan. Aplikasi pesawat sederhana
dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai. Contohnya gunting, pemecah kemiri,
gerobak dorong, pisau, tangga, katrol penimba air, sepeda, jam, mobil truk, dan mobil
derek.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas konsep dasar IPA. Apabila
ada kesalahan dalam pembuatan makaah kami, kami mohan maaf. Kritik dan saran
sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Pesawat Sederhana Kelas VIII SMP diakses di http://fisikastudycenter.com/fisika-smp/59-
pesawat-sederhana-kelas-viii-smp-pdf
BBM _5 (Pesawat_Sederhana)_KD_FISIKA_pdf
[4] Ibid..,hal.5
[5] Ibid..,hal.6
[6] Ibid..,hal.7
[7] Ibid..,hal.8
[9] Ibid..,hal.10
[10] Dewi purnawati, Bab 7 Usaha energi dan pesawat terbang diakses
dihttp://dewipurnawati1.weebly.com/uploads/7/3/1/6/7316436/bab_7_usaha_energi_dan_
pesawat_sederhana.pdf
[12] Ibid..,hal.13
[13] Ibid..,hal.14
[14] Ibid..,hal.15
[15] Ibid..,hal.16
[16] Ibid..,hal.17
[17] Ibid..,hal.18
[18] Ibid..,hal.19
[19] Ibid..,hal.20
[20] Ibid..,hal.21
[21] Ibid..,hal.22
[22] Ibid..,hal.23
[23] Ibid..,hal.24
Posting Komentar
Mengenai Saya
Vera Yulita
Arsip Blog
2016 (5)
o Oktober (1)
o Mei (4)