Anda di halaman 1dari 10

Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

TINGKAT KERENTANAN LONGSOR DI KECAMATAN MUNJUNGAN


KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2016
LANDSLIDE VULNERABILITY LEVEL IN THE DISTRICT OF MUNJUNGAN,
TRENGGALEK REGENCY IN 2016

Oleh Faidatun Ni’mah, Jurusan Pendidikan Geografi, FIS, UNY,


Email: Faidatunnikmah4@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini memiliki dua (2) tujuan yaitu mengetahui: 1) Tingkat kerentanan tanah
longsor di Kecamatan Munjungan, dan 2) Sebaran tingkat kerentanan tanah longsor di
Kecamatan Munjungan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel kerentanan sosial
(tingkat kepadatan penduduk dan kelompok rentan), kerentanan ekonomi (luas lahan produktif
dan PDRB per sektor), kerentanan fisik (kerentanan bangunan dan kerentanan jumlah fasilitas
umum) dan kerentanan lingkungan (penggunaan lahan) yang di setiap variabelnya memiliki
parameter-parameter yang berpengaruh terhadap terjadinya bencana tanah longsor. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh lahan yang ada di Kecamatan Munjungan. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dan teknik dokumentasi.
Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua (2) teknik yaitu 1) teknik
scoringatau pengharkatan, dan 2) teknik overlay atau teknik tumpang susun peta. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1) tingkat kerentanan longsor di Kecamatan Munjungan
terbagi menjadi 2 kelas rentan, yaitu: (a) kelas sedang seluas 3,60% dari total luas wilayah
penelitian. (b) kelas rendah seluas 96,40% dari total luas wilayah penelitian. 2) persebaran
tingkat kerentanan longsor di Kecamatan Munjungan yaitu: (a) kelas sedang berada di 2 desa
yaitu: Desa Munjungan, dan Desa Desa Karangturi. (b) kelas rendah berada di 9 desa yaitu:
Desa Ngulungkulon, Desa Ngulungwetan, Desa Sobo, Desa Craken, Desa Masaran, Desa
Tawing, Desa Bangun, Desa Besuki, dan Desa Bendoroto.

Kata Kunci: rentan, longsor, tingkat.

ABSTRACT
This research has two objectives, to find out: 1) The level of landslide vulnerability in
the District of Munjungan, 2) The distribution of landslide vulnerability levels in the District of
Munjungan. This research is a descriptive research with a quantitative approach. Variables used
in this research are the social vulnerability (the population density level and the vulnerable
classes), the economic vulnerability (productive land areas and GDRP per sector), the physical
vulnerability (the vulnerability of buildings and public facilities) and the environmental
vulnerability (the landuse) which is each variable has parameters affecting the landslide
disaster. The population of this research is the whole land of the District of Munjungan. Data
collecting techniques within this research are, 1) scoring technique, and 2) overlay technique in
mapping. The result of this research shows that: 1) landslide vulnerability levels of the District
of Munjungan is divided to two classes: (a)the moderate level within 3,60% from the research
area, (b) themild level within 96,40% from the research area. 2) the distribution of landslide
vulnerability levels in the District of Munjungan are: (a) the moderate level which is covering
two villages, there are village Munjungan and village Karangturi. (b) the mild level which is
covering 9 villages, there are village Ngulungkulon, village Ngulungwetan, village Sobo,
village Craken, village Masaran, village Tawing, village Bangun, village Besuki, and village
Bendoroto.

Keywords: vulnerability, landslide, level

286
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

PENDAHULUAN Trenggalek, Kecamatan Pogalan,


Longsor lahan (landslide) atau Kecamatan Tugu, dan Kecamatan
masyarakat sering menyebutnya sebagai Durenan, sedangkan 10 kecamatan lainnya
tanah longsor merupakan salah satu mayoritas wilahnya pegunungan,
bencana alam yang sering melanda daerah (Trenggalek dalam angka Tahun 2016).
perbukitan di daerah tropis basah Sebagian wilayah Kabupaten
(Hardiyatmo, 2012: 1). Tanah longsor Trenggalek adalah daerah rawan bencana,
terjadi akibat adanya keruntuhan geser di terutama tanah longsor dan banjir, selain
sepanjang bidang longsor yang merupakan itu di sebelah selatan Kabupaten
batas bergeraknya massa tanah atau batuan Trenggalek yaitu di kawasan pesisir
(Hardiyatmo, 2012: 1). Fenomena tanah merupakan wilayah rawan bencana
longsor merupakan hal biasa ketika terjadi tsunami dan gempa tektonik akibat
peralihan dari musim kemarau ke musim tumbukan lempeng. Bencana tanah longsor
hujan. Kementrian Riset dan Teknologi sering terjadi di Kabupaten Trenggalek
(KRT) menyebutkan bahwa banyaknya terutama jika musim hujan tiba. Terdapat 2
tanah retak akibat kekeringan yang tiba- faktor yang menyebabkan sebagian besar
tiba terkena hujan lebat, maka tanah kawasan Trenggalek masuk kategori rawan
tersebut longsor. bencana tingkat sedang dan tinggi. Pertama
Kabupaten Trenggalek terdiri dari adalah faktor alam yang terdiri dari aspek
14 kecamatan, 152 desa, 5 kelurahan, 555 geologi dan tanah, aspek hidrologi dan
dusun/lingkungan, 1.287 rukun warga dan klimatologi, aspek topografi dan aspek
4.490 rukun tetangga. Kabupaten penutup lahan (vegetasi). Kedua adalah
Trenggalek sebagian besar terdiri dari faktor manusia yang memanfaatkan alam
tanah pegunungan dengan luas meliputi secara tidak bertanggung jawab.
dua per tiga (2/3) bagian luas wilayah. Kecamatan yang termasuk ketegori
Sisanya satu per tiga (1/3 bagian) kerawanan tinggi untuk bencana tanah
merupakan tanah dataran rendah. longsor adalah Kecamatan Panggul,
Ketinggian tanahnya diantara 0 hingga 690 Kecamatan Munjungan, Kecamatan
mater diatas permukaan laut. Luas wilayah Watulimo, Kecamatan Kampak,
126.140 ha, Kabupaten Trenggalek terbagi Kecamatan Gandusari, dan Kecamatan
menjadi 14 Kecamatan dan 157 desa, Bendungan, (Hasil Pelaksanaan RKPD
hanya sekitar 4 kecamatan yang mayoritas Kabupaten Trenggalek Tahun 2015).
wilayahnya dataran, yaitu : Kecamatan

287
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

Kecamatan Munjungan terdiri dari kerentanan masyarakat terhadap bencana


11 desa, yaitu : Desa Munjungan, Desa tanah longsor.
Tawing, Desa Bendoroto, Desa Bangun, Luas lahan berdasarkan jenis
Desa Masaran, Desa Karangturi, Desa penggunaannya, dalam satuan ha dari
Besuki, Desa Craken, Desa Ngulungkulon, tahun 2009 sampai 2016 tidak
Desa Ngulungwetan dan Desa Sobo. menunjukkan perubahan. Tanah sawah
Keadaan topografi di Kecamatan yang meliputi : irigasi teknis, irigasi
Munjungan ini sebagian besar berupa setengah teknis, irigasi sederhana, irigasi
bukit-bukit. Dua desa berupa dataran desa/non PU dan tadah hujan yaitu seluas
rendah, sedangkan desa lainnya berupa 1.219,525 ha, untuk lahan kering yang
bukit atau dataran tinggi, (Munjungan meliputi : perkarangan, tegal/kebun, hutan
dalam Angka (BPS 2016). rakyat dan hutan negara yaitu sekitar
Kecamatan Munjungan tersusun 13.174,444 ha, untuk lahan lainnya yang
atas 4 satuan geologi, yaitu : Qa, Tmcl, meliputi : tambak, perkebunan, dan lainnya
Tomi(di), dan Tomm. Satuan geologi Qa yaitu sekitar 6.460,991 ha, sedangkan
menyusun daerah dataran, sedangkan untuk lahan permukiman sekitar 2.383,61
sisanya menyusun daerah perbukitan ha. Sehingga jumlah luas lahan Kecamatan
tektonik yang mengalami proses Munjungan sekitar 23.238,57 ha, (Mantri
pergeseran dan pengangkatan, (Laelatul. Tani Kec Munjungan 2016).
2012). Kecamatan Munjungan, dilihat dari Berdasarkan latar belakang tersebut
segi sumberdaya manusianya memiliki peneliti tertarik untuk mengadakan
populasi penduduk sebanyak 53.521 jiwa, penelitian dengan judul “Tingkat
(BPS, Munjungan dalam Angka 2016). Kerentanan Longsor di Kecamatan
Jumlah penduduk di Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek Tahun
Munjungan terdiri dari berbagai usia 2016”.
namun cenderung didominasi oleh METODE PENELITIAN
penduduk usia tidak produktif. Penelitian ini merupakan penelitian
Perbandingan jenis kelamin atau sex ratio deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang
di Kecamatan Munjungan yaitu sebesar mengungkapkan suatu masalah atau
102. Tingginya jumlah penduduk dengan fenomena dengan disertai angka-angka
besarnya angka rasio kelompok rentan, dalam penjelasannya. Penelitian ini
maka akan semakin tinggi pula tingkat berusaha memetakan kerentanan longsor
lahan yang ada di daerah penelitian

287
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

termasuk persebaran daerah rawan longsor. Kecamatan Munjungan


Berdasarkan keterkaitannya dengan objek merupakan salah satu kecamatan yang
penelitian, penelitian ini menggunakan berada di sebelah selatan wilayah
metode survei. Penelitian ini menggunakan Kabupaten Trenggalek. Kecamatan
pendekatan kelingkungan, sedangkan Munjungan terletak 46 km dari pusat
konsep yang digunakan konsep lokasi, pemerintahan. Secara astronomis
jarak, keterjangkauan, dan aglomerasi. Kecamatan Munjungan terletak di
Variabel yang digunakan dalam antara 111o 27’ 46’’ BT – 111o 39’ 40’’
penelitian ini adalah : Variabel Kerentanan BT dan 8o 22’ 19’’ LS – 8o 4’23’’ LS.
sosial, variabel kerentanan ekonomi, Kecamatan Munjungan secara
variabel kerentanan fisik, dan variabel administratif berbatasan dengan
kerentanan lingkungan. Populasi dalam beberapa wilayah lain di Kabupaten
penelitian ini adalah seluruh lahan yang Trenggalek yaitu: sebelah utara
berada di Kecamatan Munjungan Kecamatan Kampak, sebelah timur
Kabupaten Trenggalek dengan luas Kecamatan Watulimo, sebelah selatan
wilayah 23.238,57 ha. Semua anggota Samudra Hindia, sebelah barat
populasi dijadikan sebagai subjek Kecamatan Panggul dan Kecamatan
penelitian, sehingga penelitian ini Dongko. Wilayah Kecamatan
termasuk jenis penelitian populasi. Munjungan memiliki luas 23.238,58 ha.
Penelitian ini memiliki dua jenis 2. Karakteristik Fisik Daerah
data yaitu primer dan sekunder, dan teknik Penelitian
pengumpulan data yang digunakan dalam Kecamatan Munjungan memiliki
penelitian ini meliputi: observasi, dan ketinggian 34 (mdpl) dan memiliki
dokumentasi. Teknik analisis data yang kemiringan yang bergelombang kuat
digunakan dalam penelitian ini adalah atau perbukitan yaitu 15%-25%. Jenis
teknik analisis sroring atau pengharkatan penggunaan lahan di Kecamatan
dan teknik overlay atau tumpang susun Munjungan terbagi menjadi enam,
peta. yaitu: permukiman, sawah, tegalan,
HASIL PENELITIAN DAN kebun campuran, semak, dan hutan.
PEMBAHASAN Rata-rata curah hujan selama tahun
A. Deskripsi Daerah Penelitian 2016 yaitu 4088,3 mm/tahun. Rata-rata
1. Letak, Batas, dan Luas Daerah curah hujan paling tinggi yaitu pada
Penelitian bulan september yaitu 493,3 mm.

288
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

Jenis tanah yang ada di di Kecamatan Munjungan sebesar


Kecamatan Munjungan terbagi menjadi 27.014 jiwa sedangkan penduduk
dua jenis yaitu tanah alivial dan perempuan sebesar 26.507 jiwa,
mediteran. Daerah aluvial berada di berdasarkan perbedaan jumlah
Munjungan bagian selatan, tepatnya di penduduk laki-laki dan perempuan
wilayah Teluk Sumbreng, sedangkan tersebut maka sex ratio Kecamatan
daerah mediteran berada di Munjungan Munjungan sebesar 102 yang artinya
bagian timur, utara, dan barat. disetiap 100 penduduk perempuan
Kecamacan Munjungan tersusun atas 4 terdapat 102 penduduk laki-laki.
satuan geologi, yaitu Qa, Tmcl,
Tomi(di), dan Tomm. Satuan geologi B. Data Hasil Pelaksanaan Penelitian
Qa menyusun daerah dataran, 1. Tingkat Kerentanan Tanah
sedangkan sisanya menyusun daerah Longsor
perbukitan tektonik yang mengalami a. Tingkat Kerentanan Sosial
proses pergeseran dan pengangkatan, Kerentanan sosial berhubungan
(Laelatul. 2012). dengan kondisi demografis di suatu
3. Kondisi Demografi wilayah. Kecamatan Munjungan
Jumlah penduduk di Kecamatan memiliki 3 kategori tingkat kerentanan
Munjungan sebesar 53.521 jiwa yang sosial yaitu sangat rendah, rendah, dan
tersebar di 11 desa yaitu Desa sedang dengan rentang skor 13-
Ngulungwetan 2.595, Desa 20.,Berikut ini adalah luas wilayah di
Ngulungkulon 2.805, Desa Sobo 2.520, setiap tingkatan kerentanan sosial:
Desa Craken 3.187, Desa Masaran
8.146, Desa Munuungan 6.490, Desa Tabel 1. Luas Wilayah Rentan Tanah
Longsor Menurut Tingkat Kerentanan
Tawing 7.306, Desa Bendoroto 3.144,
Sosial di Kecamatan Munjungan.
Desa Bangun 4.638, Desa Karangturi
6.226, Desa Besuki 6.464. Kecamatan
Munjungan memiliki kepadatan
penduduk sebesar 230 (jiwa/km2). Desa
yang memiliki tingkat kepadatan
penduduk paling tinggi yaitu Desa
Munjungan yaitu sebesar 734
(jiwa/km2). Jumlah penduduk laki-laki Sumber: Analisi Data Tahun 2016.

289
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

Berdarkan Tabel 1, menjelaskan Persentase


Tingkat Luas
tingkat kerentanan sosial di wilayah Luas Wilayah
Kerentana Wilayah
No Terancam (ha)
n Ekonomi Terancam
Kecamatan Munjungan didominasi oleh Total (%)
1 Tinggi 22.393,57 96,36%
tingkat kerentanan sangat rendah yaitu
2 Sedang 845,00 3,64%
seluas 58,35% dari total luas wilayah, Total 23.238,57
Sumber: Analisis Data Tahun 2016.
kemudian tingkat kerentanan rendah
seluas 29,40%, sedangkan tingkat Berdarkan Tabel 2 , menjelaskan
kerentanan sosial sedang seluas tingkat kerentanan ekonomi di wilayah
12,25%. Rendahnya tingkat kerentanan Kecamatan Munjungan didominasi oleh
sosial di Kecamatan Munjungan tingkat kerentanan kelas tinggi yaitu seluas
dipengaruhi oleh persebaran penduduk 96,36% dari total luas wilayah, sedangkan
yang sudah merata, rendahnya tingkat kerentanan kelas sedang seluas
penduduk kelompok miskin, dan 3,64%. Tingginya tingkat kerentanan
rendahnya kelompok penduduk cacat. ekonomi di Kecamatan Munjungan di
pengaruhi oleh tingginya luas lahan
produktif dan tingginya Produk Domestik
Regional Bruro (PDRB), sehingga apabila
terjadi bencana longsor di wilayah tersebut
tingkat kerugian secara ekonominya tinggi,
karena banyak tanaman yang rusak dan
gagal panen.

Gambar 1. Peta Tingkat Kerentanan


Sosial Kecamatan Munjungan

b. Tingkat Kerentanan Ekonomi


Tabel 2. Luas Wilayah Rentan
Longsor Menurut Tingkat Kerentanan
Ekonomi di Kecamatan Munjungan.

Gambar 2. Peta Tingkat Kerentanan


Ekonomi Kecamatan Munjungan.
290
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

c. Tingkat Kerentanan Fisik


Tabel 3. Luas Wilayah Rentan
Longsor Menurut Tingkat Fisik di
Kecamatan Munjungan.
Persentase
Luas
Tingkat Luas
N wilayah
Kerentanan Wilayah
o Terancam
Fisik Terancam
(ha)
Total (%)
1 Sangat Tinggi 17.755,77 76,41
2 Tinggi 5.482,8 23,59
Total 23.238,57
Sumber: Analisis Data Tahun 2016.
Berdarkan Tabel 3, menjelaskan
tingkat kerentanan fisik di wilayah
Kecamatan Munjungan didominasi oleh
Gambar 3. Peta Tingkat Kerentanan
tingkat kerentanan kelas sangat tinggi yaitu Fisik Kecamatan Munjungan.
seluas 76,41% dari total luas wilayah,
d. Tingkat Kerentanan Lingkungan
sedangkan tingkat kerentanan fisik kelas
Tingkat kerentanan lingkungan di
tinggi seluas 23,59%. Tingginya tingkat
Kecamatan Munjungan di dasarkan pada
kerentanan fisik di Kecamatan Munjungan
jenis penggunaan lahan. Jenis penggunan
di pengaruhi oleh tingginya jumlah fasilitas
lahan sebagai permukiman memiliki
umum dan jumlah rumah, dimana ketika
tingkat kerentanan tertinggi karena
bencana tanah longgsor terjadi, banyak
kerugian yang ditimbulkan akibat longsor
rumah dan fasilitas umum yang terdampak
lebih besar dibandingkan dengan jenis
langsung baik tertimbun maupun rusak
penggunaan lahan lainnya.
sehingga masyarakat mengalami kerugian
yang tinggi.
Tabel 4. Luas Wilayah Rentan
Longsor Menurut Tingkat Kerentanan
Lingkungan di Kecamatan Munjungan.
Tingkat Persent
No Luas (ha)
Kerentanan ase (%)
1 Sangat tinggi 2.383,61 10,26
2 Tinggi 1.219,525 5,25
3 Sedang 11.003,13 47,35
4 Rendah 2.539,525 10,93
5 Sangat rendah 6.092,78 26,22
Total 23.238,57
Sumber: Analisis Data Tahun 2016

291
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

Berdarkan Tabel 4, menjelaskan e. Tingkat Kerentanan Longsor Total


tingkat kerentanan lingkungan kelas Tingkat kerentanan longsor total di
sedang dengan penggunaan lahan berupa Kecamatan Munjungan dipengaruhi oleh
tegalan dan kebun campuran mendominasi beberapa variabel yaitu kerentanan sosial,
wilayah penelitian dengan luas 47,35% kerentanan ekonomi, kerentanan fisik, dan
dari total luas wilayah, selanjutnya diikuti kerentanan lingkungan. Kecamatan
dengan tingkat kerentanan kelas sangat Munjungan terbagi menjadi 2 kelas tingkat
rendah dengan penggunaan lahan berupa kerentanan longsor yaitu kelas sedang dan
hutan seluas 26,22%, tingkat kerentanan kelas rendah.
lingkungan kelas rendah dengan
penggunaan lahan berupa semak belukar Tabel 5. Luas Wilayah Rentan
Bahaya Longsor Menurut Tingkat
seluas 10,93%, kemudian tingkat
Kerentanan Total di Kecamatan Munjungan.
kerentanan lingkungan sangat tinggi Persentas
Luas e Luas
dengan penggunaan lahan berupa
N Tingkat Wilayah Wilayah
permukiman seluas 10,26%, dan yang o Kerentanan Terancam Teranca
(ha) m Total
terahir yaitu tingkat kerentanan kelas tinggi
(%)
dengan penggunaan lahan berupa sawah 1 Tingkat 837,33 3,60
kerentanan
seluas 5,25%.
sedang
2 Tingkat 22.401,24 96,40
kerentanan
rendah
Total 23.238,57
Sumber: Analisis Data Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 5, menjelaskan


bahwa Kecamatan Munjungan didominasi
oleh tingkat kerentanan kelas rendah seluas
96,40% dari total luas wilayah, sedangkan
sisanya yaitu tingkat kerentanan kelas
sedang seluas 3,60%. Rendahnya tingkat
kerentanan longsor dipengaruhi oleh
rendahnya kerentanan sosial dan
Gambar 4. Peta Tingkat Kerentanan
kerentanan lingkungan.
Lingkungan Kecamatan Munjungan.

292
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

kelas yaitu kelas sedang dan kelas rendah.


Tingkat kerentanan kelas rendah seluas
96,40% tersebar di 9 desa yaitu, Desa
Ngulungwetan, Ngulungkulon, Sobo,
Craken, Masaran, Besuki, Bangun, Tawing
dan Bendoroto. Tingkat kerentanan dengan
kelas sedang seluas 3,60% tersebar di 2
desa yaitu, Desa Karangturi dan
Gambar 5. Peta Tingkat Kerentanan
Bencana Tanah Longsor Kecamatan Munjungan.
Munjungan.

PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Persebaran Tingkat Kerentanan
Berdasarkan hasil analisis data
Longsor.
penelitian dan pembahasan ini dapat
Tabel 6. Persebaran Tingkat
Kerentanan Tanah Longsor Kecamatan disimpulkan bahwa:
Munjungan Tahun 2016. 1. Tingkat kerentanan tanah longsor di
Kecamatan Munjungan terbagi menjadi
2 kelas rentan yaitu, tingkat kerentanan
Persentase
Luas kelas rendah seluas 96,40% dari total
Tingkat Luas
N Wilayah Wilayah
Kerentana Wilayah
o Teranca Terancam luas wilayah, sedangkan sisanya yaitu
n Terancam
m (ha)
Total (%)
tingkat kerentanan kelas sedang seluas
1 Tingkat 837,33 3,60 Ngulungw
kerentanan etan, 3,60%.
sedang Ngulungku
lon, Sobo, 2. Persebaran tingkat kerentanan longsor
Craken,
Masaran, di Kecamatan Munjungan terbagi
Besuki,
Bangun, menjadi 2 kelas yaitu kelas sedang dan
Tawing,
kelas rendah. Tingkat kerentanan kelas
dan
Bendoroto. rendah seluas 96,40% tersebar di 9 desa
2 Tingkat 22.401,2 96,40 Munjunga
kerentanan 4 n, yaitu, Desa Ngulungwetan,
rendah Karangturi
23.238,5 Ngulungkulon, Sobo, Craken, Masaran,
Total
7
Besuki, Bangun, Tawing dan
Sumber: Analisis Data Tahun 2016
Bendoroto. Tingkat kerentanan dengan
Berdasarkan Tabel 6, menjelaskan
kelas sedang seluas 3,60% tersebar di 2
bahwa tingkat kerentanan longsor di
desa yaitu, Desa Karangturi dan
Kecamatan Munjungan terbagi menjadi 2
Munjungan.
293
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

DAFTAR PUSTAKA
B. Saran
BPS Trenggalek. 2016. Kecamatan
Berdasarkan kesimpulan di atas, Munjungan dalam Angka 2016.
maka peneliti menyampaikan beberapa Trenggalek: BPS Kab. Trenggalek.
saran sebagai berikut : BPS Trenggalek. 2016. Kabupaten
Trenggalek dalam Angka 2016.
1. Bagi Masyarakat Trenggalek: BPS Kab. Trenggalek.

a. Memanfaatkan penggunaan lahan Evaluasi Hasil Pelaksanaan (RKPD)


(2015). Tentang Perubahan Kerja
sesuai dengan fungsinya masing- Pembangunan Daerah (RKPD)
masing. Kabupaten Trenggalek Tahun 2015.
Hardiyatmo C.H. (2012). Tanah
b. Mematuhi aturan dan himbauan Longsor dan Erosi Kejadian dan
pemerintah agar tidak menebang Penanganan. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
pohon secara besar-besaran.
Laelatul. (2012). Analisis Landscape
2. Bagi Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Trenggalek

a. Pembuatan peta tingkat dan Monografi Desa. (2016). Profil Kecamatan


Munjungan Tahun 2016. Kecamatan
persebaran bencana tanah longsor
Munjungan.
Kecamatan Munjungan dan
menginformasikan ke masayarakat
luas.
b. Pembentukan organisasi
penanggulangan bencana di tingkat
desa maupun forum-forum yang aktif
membahas terkait bencana tanah
longsor terutama di desa-desa yang
sering terjadi tanah longsor.
Memperbanyak pembangunan
tanggul atau parit di area yang rawan
terjadi tanah longsor.

294

Anda mungkin juga menyukai