Anda di halaman 1dari 10

PENGURANGAN RISIKO BENCANA TSUNAMI DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Ivana Jane Monalisa B, Fadly Usman, Nindya Sari


Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
Email: ivanajanee@student.ub.ac.id

ABSTRAK

Pesisir Kecamatan Puger termasuk dalam kawasan rawan bencana tsunami di Kabupaten Jember dengan tingkat
rawan bencana tsunami tinggi. Pada tahun 1818, tahun 1921, dan 1994 telah terjadi bencana tsunami yang
berdampak pada kawasan pesisir Kabupaten Jember. Tsunami yang terjadi di Pantai Bandialit pada tahun 1994
mengakibatkan korban meninggal sebanyak 23 korban dan kerusakan pada 80 rumah dan 119 kapal. Tsunami
yang terjadi diakibatkan oleh gempa tektonik di dasar laut Samudra Hindia dengan kekuatan 7.5 skala Richter
yang menyebabkan adanya patahan lempek tektonik. Hal tersebut melatarbelakangi peneliti dalam melakukan
penelitian untuk mengetahui tingkat risiko bencana tsunami di Kecamatan Puger. Analisis yang digunakan dalam
penelitian yaitu analisi risiko bencana untk mengetahui wilayah yang termasuk dalam kawasan risiko bencana
tsunami tinggi, sedang, dan rendah. Sedangkan untuk pengurangan risiko bencana tsunami yaitu dengan
meningkatkan kapasitas menggunakan analisis evaluatif. Hasil analisis risiko bencana tsunami di Kecamatan
Puger terdiri dari tiga klasifikasi, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Kawasan risiko bencana rendah berada di Desa
Mojosari dengan luas wilayah 569,89 hektar (ha), Desa Puger Wetan dengan luas wilayah 15,12 hektar (ha), dan
Desa Puger Kulon dengan luas wilayah 296,09 hektar (ha). Kawasan risiko bencana sedang berada di Desa
Mojomulyo dengan luas wilayah 490,19 hektar (ha), Desa Mojosari dengan luas wilayah 302,11 hektar (ha), Desa
Puger Wetan dengan luas wilayah 415,88 hektar (ha) dan Desa Puger Kulon dengan luas wilayah 92,91 hektar
(ha). Kawasan risiko bencana tinggi berada di Desa Mojomulyo dengan luas 253,81 hektar (ha). Pengurangan
risiko bencana tsunami pada kawasan risiko tinggi meliputi Kelembagaan dan Aparatur, Peringatan Dini, IPTEK
dan Pendidikan, Simulasi dan Gladi Kesiapsiagaan, Infrastruktur Mitigasi dan Kesiapsiagaan, dan Desa Tangguh
Bencana.

Kata Kunci : Tsunami, Risiko-bencana, Pengurangan-risiko-bencana, Kecamatan-Puger.

ABSTRACT

The coast of Puger District is included in a tsunami-prone area in Jember Regency with a high tsunami-prone level.
In 1818, 1921, and 1994 there was a tsunami that affected the coastal area of Jember Regency. The tsunami that
occurred at Bandialit Beach in 1994 resulted in 23 deaths and damage to 80 houses and 119 ships. The tsunami
that occurred was caused by a tectonic earthquake on the seabed of the Indian Ocean with a magnitude of 7.5
on the Richter scale which caused a tectonic plate fault. This is the background of researchers in conducting
research to determine the level of tsunami disaster risk in Puger District. The analysis used in this study is a
disaster risk analysis to determine the areas included in the high, medium, and low tsunami risk areas. Meanwhile,
for tsunami disaster risk reduction, namely by increasing capacity using evaluative analysis. The results of the
flood risk analysis in Puger District consist of three classifications, namely low, medium and high. Low disaster
risk areas are located in Mojosari Village with an area of 569.89 hectares (ha), Puger Wetan Village with an area
of 15.12 hectares (ha), and Puger Kulon Village with an area of 296.09 hectares (ha). Medium disaster risk areas
are in Mojomulyo Village with an area of 490.19 hectares (ha), Mojosari Village with an area of 302.11 hectares
(ha), Puger Wetan Village with an area of 415.88 hectares (ha) and Puger Kulon Village with area of 92.91
hectares (ha). The high disaster risk area is in Mojomulyo Village with an area of 253.81 hectares (ha). Reduction
of tsunami disaster risk in high risk areas includes Institutions and Apparatus, Early Warning, Science and
Technology and Education, Simulation and Preparedness Rehearsals, Mitigation and Preparedness Infrastructure,
and Disaster Resilient Villages.

Keywords: Tsunami, disaster-risk, disaster-risk-reductin, Puger-sub-district.

bersumber dari Samudra Hindia, yaitu pada tahun


PENDAHULUAN 1818, tahun 1921, dan tahun 1994 (Supartoyo
Kabupaten Jember merupakan salah satu dan Surono. 2008). Tsunami pada tahun 1994
kabupaten yang pernah terdampak tsunami yang berdampak sangat besar pada kawasan pesisir

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 4, Oktober 2021 201
PENGURANGAN RISIKO BENCANA TSUNAMI DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Kabupaten Jember, terjadi saat gempa yang itu, perlu adanya kajian mengenai pengurangan
disertai tsunami di Kabupaten Banyuwangi. risiko bencana tsunami di Kecamatan Puger.
Tsunami yang terjadi di Pantai Bandialit, Kajian pengurangan risiko tsunami dimulai
Kabupaten Jember merupakan terjangan dengan mengidentifikasi bahaya tsunami,
tertinggi kedua yaitu 11.2 m setelah terjangan pemetaan tingkat risiko tsunami di Kecamatan
tsunami di Pantai Rajegwesi di Kabupaten Puger, dan menentukan titik dan jalur evakuasi
Banyuwangi dengan ketinggian 13.9 m. Bencana tercepat dan aman untuk mengurangi jumlah
tsunami pada tahun 1994 mengakibatkan 23 korban jiwa apabila bencana tsunami terjadi.
korban jiwa, 80 rumah rusak, dan 119 kapal rusak
Ruang Lingkup
di Kabupaten Jember (Tsuji dkk. 1995).
Berdasarkan RTRW Kabupaten Jember Ruang lingkup wilayah penelitian adalah
tahun 2011, Kecamatan Puger merupakan empat desa di Kecamatan Puger Kabupaten
kawasan strategis pengembangan perekonomian Jember. Kecamatan Puger terletak di bagian
bidang pariwisata dan perikanan. Potensi selatan Kabupaten Jember. Empat desa yang
pariwisata yang dimiliki Kecamatan Puger yaitu menjadi lokasi penelitian antara lain Desa
Pantai Puger, Pantai Getem, Pantai Pancer, Pulau Mojomulyo, Desa Mojosari, Desa Puger Wetan
Nusa Barong, dan upacara larung sesaji. Potensi dan Desa Puger Kulon. Luas keempat desa
dalam bidang perikanannya yaitu adanya Tempat tersebut adalah 2.436 hektar (ha).
Pelelangan Ikan (TPI) dan industri perikanan.
Kecamatan Puger merupakan kecamatan dengan
tingkat produksi hasil olahan ikan tertinggi dan
memiliki jumlah nelayan terbanyak di Kabupaten
Jember (RTRW Kabupaten Jember Tahun 2011-
2031).
Sebagai kawasan rawan tsunami,
Kecamatan Puger memiliki potensi kerugian
besar saat terjadinya bencana tsunami dan
mempengaruhi keselamatan masyarakat
setempat serta wisatawan. Pengetahuan
masyarakat dan wisatawan yang kurang terhadap
ancaman tsunami menyebabkan tingginya
kerentanan yang dapat menelan banyak korban
jiwa. Adanya barier alami berupa gumuk pasir di
sepanjang pesisir pantai di Kecamatan Puger
memberikan kesempatan lebih tinggi untuk
masyarakat dan wisatawan menuju lokasi
evakuasi, karena gelombang tsunami akan pecah
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Puger
sebelum sampai ke permukiman (Imun dkk.
2011). METODE PENELITIAN
Pembangunan jalan lintas selatan Jawa
Timur yang melewati Kecamatan Puger dapat Jenis penelitian yang digunakan adalah
meningkatkan perekonomian dan infrastruktur kuantitatif dan kualitatif. Berikut adalah variabel
semakin berkembang. Adanya isu pembangunan penelitian, teknik sampling, dan teknik analisis
breakwater di Desa Puger Kulon akan yang digunakan.
menurunkan kerentanan fisik pada kawasan
Variabel Penelitian
terdampak. Isu pengembangan di Kecamatan
Puger, dapat meningkatkan kemampuan Variabel penelitian merupakan objek yang
masyarakat dan stakeholder terkait dalam difokuskan dalam penelitian. variabel penelitian
menghadapi dampak bencana tsunami (RTRW digolongkan berdasarkan tujuan penelitian, yakni
Kabupaten Jember Tahun 2011-2031). risiko bencana dan pengurangan risiko bencana.
Belum adanya peta risiko tsunami dan Terdapat tiga variabel pada risiko bencana, yakni
rencana mitigasi berupa penentuan titik dan jalur bahaya (hazard), kerentanan (vulnerability), dan
evakuasi bagi masyarakat dan wisatawan saat kapasitas (capacity). Sedangkan variabel pada
terjadi tsunami di Kecamatan Puger. Oleh karena

202 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Ivana Jane Monalisa B, Fadly Usman, Nindya Sari

pengurangan risiko bencana terdiri dari variabel 3,841 x 11.436 x 0,5 x 0,5
S=
(0,0025 x 11.435) + (3,841 x 0,5 x 0,5)
yang secara rinci terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1. Variabel Penelitian 10.981,4 10.981,4
𝑆= = = 371,7
Tujuan Variabel Subvariabel 28,58 + 0,96 29,54
Kawasan rawan ≈ 372 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
Bahaya (hazard)
bencana tsunami
Membuat peta Fisik Tabel 2. Proporsi Jumlah Sampel
kawasan risiko Kerentanan Sosial Desa Jumlah KK Jumlah Sampel Prosentasi Sampel (%)
bencana
(vulnerability) Ekonomi Mojomulyo 2.320 75 20,16
tsunami di
Lingkungan Mojosari 2.698 88 23,67
Kecamatan
Sumber Daya Alam Puger Kulon 3.771 123 33,06
Puger,
Sumber Daya Puger Wetan 2.647 86 23,11
Kabupaten
Kapasitas Manusia Total 11.436 372 100
Jember
(capacity) Fisik
Sosial Analisis Risiko Bencana
Ekonomi
Kelembagaan dan Analisis risiko bencana merupakan analisis
Menyusun Aparatur
arahan upaya untuk mengetahui tingkat risiko yang terjadi
Sistem Peringatan
pengurangan
dini akibat bencana tsunami di Kecamatan Puger
risiko bencana
tsunami di
IPTEK dan Kabupaten Jember. Perhitungan analisis risiko
Peningkatan Pendidikan
Kawasan bencana menggunakan tiga variabel yaitu
Kapasitas Simulasi dan Gladi
prioritas, di
Kesiapsiagaan ancaman (hazard), kerentanan (vulnerability),
Kecamatan
Puger,
Infrastruktur Mitigasi dan kapasitas (capacity). Semakin besar nilai dari
dan Kesiapsiagaan
Kabupaten hasil perhitungan risiko bencana, maka semakin
Jember Desa Tangguh
Bencana besar pula potensi tingkat risiko bencana
Sumber: Perka BNPB No.2 Tahun 2012; Miladan (2009); tsunami. berikut merupakan rumus dasar analisis
Muta’ali (2014); Kebijakan dan Strategi Penanggulangan risiko bencana (Perka. BNPB No.2 Tahun 2012).
Bencana Tahun 2015-2019
Perhitungan risiko bencana dilakukan
Metode Sampling menggunakan metode tabulasi silang (Sudibyakto
dan Priatmodjo, 2016) seperti yang ada di bawah
Unit analisis yang digunakan dalam
ini:
penelitian adalah 4 desa yang ada di Kecamatan
Puger meliputi Desa Mojomulyo, Desa Mojosari, Tabel 1. Matriks Tabulasi Silang Ancaman (H) x
Desa Puger Wetan, dan Desa Puger Kulon. Kerentanan (V)
Penentuan sampel digunakan untuk mengetahui H
Tinggi Sedang Rendah
V
tingkat kapasitas, dengan asumsi bahwa satu
Rendah
kepala keluarga (KK) dianggap mewakili kapasitas Sedang
dari seluruh anggota keluarga, sehingga populasi Tinggi
yang digunakan untuk penentuan jumlah sampel
Tabel 2. Matriks Tabulasi Silang Risiko Bencana
adalah jumlah kepala keluarga (KK) setiap desa.
HxV
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: C Tinggi Sedang Rendah
λ! x N x P x (1 − P) Tinggi
S= !
(d x (N − 1) + (λ! x P x (1 − P) Sedang
Rendah
S : Jumlah sampel
𝝀 : Nilai tabel chi-square untuk satu derajat
Indikator bahaya dan kerentanan
kebebasan (dk) relatif level konfiden yang
berbanding lurus dengan risiko bencana sedang
diinginkan 𝝀2=3,841 tingkat kepercayaan
kan indikator kapasitas berbanding terbalik
0,95
dengan risiko bencana. Sehingga semakin tinggi
N : Jumlah Kepala Keluarga
nilai dari indikator bahaya dan kerentanan maka
P : Proporsi populasi sebagai dasar asumsi
semakin tinggi risiko potensi bencana. Akan
pembuatan tabble (P=0,5)
tetapi apabila nilai dari indikator kapasitas
D : Derajat ketepatan yang direfleksikan oleh
semakin tinggi maka semakin rendah potensi
kesalahan yang dapat toleransi dalam
risiko bencana.
fluktuasi proporsi sampel (P), umumnya
diambil 0,05 Analisis Pengurangan Risiko Bencana
3,841 x 11.436 x 0,5 x (1 − 0,5)
S=
((0,05)! x (11.436 − 1) + (3,841 x 0,5 x (1 − 0,5)
Metode yang akan digunakan dalam
peningkatan kapasitas masyarakat adalah

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 4, Oktober 2021 203
PENGURANGAN RISIKO BENCANA TSUNAMI DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

metode analisis evaluatif. Analisis evaluatif


merupakan Teknik analisis dengan penjabaran
mengenai implementasi kebijakan (Arikunto,
2010). Analisis evaluatif dilakukan menggunakan
kriteria, tolak ukur, atau standar, untuk dilakukan
perbandingan pada kondisi eksisting atau data,
sehingga didapatkan sebuah kesimpulan (Kantun,
2017). Pada identifikasi peningkatan kapasitas di
kawasan prioritas di Kecamatan Puger, analisis
evaluatif dilakukan dengan membandingkan
kebijakan dan teori dengan kondisi eksisting
wilayah penelitian. Identifikasi peningkatan
kapasitas di kawasan prioritas dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
1. Kelembagaan dan Aparatur
2. Peringatan Dini
3. IPTEK dan Pendidikan
4. Simulasi dan Gladi Kesiapsiagaan Gambar 2. Peta Penggunaan Lahan
5. Infrastruktur Mitigasi dan Kesiapsiagaan
Jumlah dan Kepadatan Penduduk
6. Desa Tangguh Bencana
Desa sepanjang pesisir Kecamatan Puger
HASIL DAN PEMBAHASAN memiliki total jumlah penduduk sebanyak 44.925
jiwa yang tersebar di 4 desa dengan total
Gambaran Umum
kepadatan penduduk yaitu 18,44 jiwa/ha. Jumlah
Desa Mojomulyo, Desa Mojosari, Desa penduduk dan kepadatan paling tinggi berada
Puger Kulon, dan Desa Puger Wetan merupakan pada Desa Puger Kulon dengan jumlah penduduk
desa-desa yang berada di bagian pesisir selatan 15.345 jiwa dan kepadatan penduduk sebesar 39
Kecamatan Puger, Kabupaten Jember. Cakupan jiwa/ha, sedangkan jumlah penduduk terendah
wilayah dalam kegiatan penelitian ini adalah berada di Desa Mojomulyo dengan jumlah
desa-desa yang terletak di pesisir pantai selatan penduduk 8.568 jiwa. Selanjutnya untuk desa
Kecamatan Puger, yang berbatasan langsung dengan kepadatan penduduk terendah berada di
dengan Samudra Hindia. Desa-desa ini Desa Mojomulyo dan Mojosari dengan kepadatan
merupakan kawasan yang dianggap paling rawan penduduk sebesar 12 jiwa/ha. Persebaran jumlah
terhadap terjangan tsunami di Kecamatan Puger, penduduk dan kepadatan penduduk pada
Kabupaten Jember. Total luas lahan desa-desa masing-masing desa di sepanjang pesisir
yang menjadi lokasi penelitian di sepanjang Kecamatan Puger dapat dilihat pada Tabel 3
pesisir Kecamatan Puger, Kabupaten Jember sebagai berikut.
adalah 2.436 ha. Iklim Kabupaten Jember adalah
Tabel 3. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
tropis dengan kisaran suhu antara 23oC - 32oC. Kepadatan
Desa/ Penduduk
No Luas (Ha) Penduduk
Penggunaan Lahan Kelurahan (Jiwa)
(Jiwa/Ha)
1 Mojomulyo 744 8568 12
Penggunaan lahan di lokasi penelitian
2 Mojosari 872 10106 12
meliputi penggunaan lahan untuk permukiman, 3 Puger Kulon 389 15345 39
tambak, sawah, ladang, perkebunan, tegalan dan 4 Puger Wetan 431 10906 25
tambak. Penggunaan lahan yang paling dominan Total 2436 44.925

pada desa-desa di sepanjang pesisir Kecamatan Struktur Penduduk


Puger adalah peruntukan sawah dengan luas
wilayah 1.123 ha dan penggunaan lahan paling Struktur penduduk merupakan salah satu
kecil yaitu peruntukan tambak dengan luas aspek yang dibutuhkan dalam menilai kerentanan
wilayah 67,2 ha, sedangkan untuk peruntukan sosial terhadap bencana tsunami di sepanjang
permukinan memiliki luas wilayah 731,4 ha dan kawasan pesisir Kecamatan Puger. Data yang
peruntukan tegalan memiliki luas wilayah 419,1 akan digunakan dalam penelitian ini antara lain
ha. Penggunaan lahan di pesisir Kecamatan Puger data penduduk berdasarkan jenis kelamin dan
kemudian dipetakan seperti gambar berikut. penduduk berpendidikan rendah.

204 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Ivana Jane Monalisa B, Fadly Usman, Nindya Sari

1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Bahaya


Struktur penduduk desa di sepanjang pesisir
Bahaya bencana tsunami di Kecamatan
Kecamatan Puger berdasarkan jenis kelamin
Puger di pengaruhi oleh rawan bencana tsunami.
menujukkan komposisi yang seimbang antara
Peta bahaya bencana tsunami terbagi menjadi 3
laki-laki dan perempuan, dengan jumlah
klasifikasi yaitu rendah, sedang dan tinggi.
penduduk perempuan yaitu sebanyak 21.425
jiwa dan jumlah penduduk laki-laki yaitu Tabel 6. Penilaian Bahaya (H) di Kecamatan
sebanyak 21.700 jiwa yang tersebar di 4 desa Puger
di desa sepanjang pesisir Kecamatan Puger. Klasifikasi Ancaman Bencana
Desa Tsunami Total
Persebaran jumlah penduduk di desa Rendah Sedang Tinggi
sepanjang pesisir Kecamatan Puger Mojomulyo 490,19 19,66 234,15 744
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Mojosari 569,89 26,40 275,71 872
Puger 296,09 7,21 85,70 389
Tabel 4. Kulon
Puger 214,82 15,12 201,06 431
Tabel 4. Struktur Penduduk Wetan
Jenis Kelamin
Desa Jumlah
Laki-laki Perempuan
Mojomulyo 4.095 4.130 8.225 Berdasarkan Tabel 6. dapat dilihat nilai
Mojosari 4.848 4.853 9.701 klasifikasi masing-masing ancaman bencana
Puger Kulon 7.443 7.287 14.730
Puger Wetan 5.314 5.155 10,469
tsunami yang ada di 4 desa, klasifikasi ini
Total 21.700 21.425 43.125 kemudian dipetakan seperti pada gambar
Sumber: Kecamatan Puger Dalam Angka, 2018 berikut.

2. Jumlah Penduduk Berpendidikan Rendah


Pendidikan berpengaruh pada kerentanan
masyarakat terhadap bencana, hal ini
dikarenakan masyarakat yang tidak
berpendidikan atau memiliki pendidikan yang
tidak memadai dapat dikatakan memiliki
pengetahuan yang kurang mengenai bencana
dan belum siap dalam mengantisipasi
terjadinya bencana, maka dari itu masyarakat
yang berpendidikan rendah termasuk dalam
penduduk rentan terhadap bencana.

Tabel 5. Persebaran Penduduk Berpendidikan


Rendah
Jumlah Penduduk Berpendidikan Rendah
Desa
(Jiwa)
Gambar 3. Peta Ancaman (H) Bencana Tsunami
Mojomulyo 5929 Kecamatan Puger
Mojosari 7256
Puger Kulon 8882 Kerentanan
Puger Wetan 6963
Total 29.030 Kerentanan merupakan satu tahap untuk
Sumber: Kecamatan Puger Dalam Angka, 2018 menentukan atau menganalisis tingkat risiko
Analisis Risiko Bencana bencana tsunami di Kecamatan Puger.
Kerentanan adalah keadaan manusia atau
Analisis risiko bencana digunakan untuk masyarakat yang menyebabkan
mengetahui tingkat risiko yang terjadi akibat ketidakmampuan menghadapi bahaya atau
bencana tsunami. Analisis risiko bencana ancaman (BNPB. 2008). Semakin besar tingkat
menggunakan tiga variabel yaitu ancaman kerentanan di suatu wilayah akan mengakibatkan
(hazard), kerentanan (vulnerability), dan semakin tinggi tingkat risiko bencana.
kapasitas (capacity). Semakin besar nilai dari hasil Perhitungan variabel kerentanan dilakukan
perhitungan risiko bencana, maka semakin besar dengan melakukan overlay sub variabel
pula tingkat risiko bencana tsunami pada lokasi kerentanan fisik, kerentanan sosial, kerentanan
penelitian. berikut merupakan rumus dasar ekonomi dan kerentanan lingkungan dengan
analisis risiko bencana (Perka. BNPB No.2 Tahun menggunakan rumus berikut.
2012).

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 4, Oktober 2021 205
PENGURANGAN RISIKO BENCANA TSUNAMI DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

𝐾𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑎𝑛 = (0,4 × 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑠𝑜𝑠𝑖𝑎𝑙) Desa


Nilai Kapasitas Sumber Total
Klasifikasi
+ (0,25 Daya Nilai
× 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖) A E S M F
+ (0,25 × 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑓𝑖𝑠𝑖𝑘) Puger Sedang
+ (0,1 Wetan 3 1 2 1 2 9
× 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛) Puger Tinggi
Kulon 3 3 2 3 1 12
Tabel 7. Penilaian Kerentanan Bencana Data Tertinggi 12
Data terendah 6
Tsunami Kecamatan Puger Interval 2
Desa Nilai Kerentanan Total Klasifikasi Rendah 6-8
KF KS KE KL Nilai Klasifikasi Sedang 8,1-10
Mojomulyo 1,5 2,2 2,0 0,1 5,85 Sedang Tinggi 10,1-12
5
Keterangan:
Mojosari 1,5 2,0 2,4 0,1 6,0 Sedang
Puger Kulon 2,0 1,5 2,0 0,1 5,6 Rendah A: Alam
Puger Wetan 1,2 2,0 2,8 0,3 6,35 Tinggi E: Ekonomi
5 S: Sosial
Nilai Tertinggi 6,35 M: Manusia
Nilai Terendah 5,6
F: Fisik
Interval 0,25
Kelas Indeks Rendah 5,6-5,84
Sedang 5,85-6,1
Tinggi 6,11-6,35
Keterangan:
KF: Kerentanan Fisik
KE: Kerentanan Ekonomi
KS: Kerentanan Sosial
KL: Kerentanan Lingkungan

Gambar 5. Peta Kapasitas Bencana Tsunami


Kecamatan Puger
Risiko Bencana
Analisis risiko bencana dilakukan untuk
menunjukkan daerah yang memiliki kemungkinan
besar terkena hempasan gelombang tsunami
Gambar 4. Peta Kerentanan Bencana Tsunami dengan risiko bencana tinggi, sedang dan rendah.
Kecamatan Puger Penentuan tingkat risiko bencana dihitung
menggunakan matriks tabulasi silang.
Kapasitas
Bahaya atau ancaman menggunakan hasil
Kapasitas dihitung menggunakan lima penilaian dari peta rawan bencana tsunami
variabel yaitu sumber daya sosial, sumber daya Kabupaten Jember. Sedangkan kerentanan dapat
manusia, sumber daya fisik, sumber daya dilihat dari kerentanan sosial, fisik, ekonomi, dan
ekonomi, dan sumber daya alam. Masing-masing lingkungan. Kedua variabel tersebur di overlay
parameter juga diklasifikasikan menggunakan menggunakan matriks tabulasi silang bahaya (H)
metode sturgess. x kerentanan (V) pada Tabel 3. Kapasitas terdiri
Tabel 8. Penilaian Kapasitas Bencana Tsunami dari kapasitas sumber daya alam,
Kecamatan Puger financial/ekonomi, sosial, manusia, dan fisik.
Nilai Kapasitas Sumber Total Selanjutnya risiko bencana dihitung dengan
Desa Klasifikasi
Daya Nilai melakukan overlay menggunakan matriks
A E S M F
Mojomuly Rendah
tabulasi silang risiko bencana yaitu (bahaya (H) x
o 1 1 2 1 1 6 kerentanan (V)) di bagi dengan kapasitas (C) pada
Mojosari 3 3 2 1 3 12 Tinggi Tabel 4.

206 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Ivana Jane Monalisa B, Fadly Usman, Nindya Sari

Hasil skoring risiko bencana dan peta risiko yang didapatkan untuk Desa Puger Wetan
bencana tsunami Pesisir Kecamatan Puger memiliki dua tingkat risiko, yaitu daerah tingkat
menunjukkan daerah yang memiliki tingkat risiko risiko sedang yang ditemui pada daerah pinggir
bencana tinggi, sedang maupun rendah. Desa sungai Bedadung dan daerah permukiman
Mojomulyo berada pada tingkat risiko tinggi dan penduduk, serta risiko rendah yang ditemui pada
sedang, karena tingkat kapasitas masyarakat area-area yang jauh dari pantai.
rendah.
Tingkat risiko bencana tsunami di Desa
Mojomulyo yaitu sedang dan rendah, risiko
sedang di bagian pesisir dan rendah di area yang
jauh dari pantai. Tingkat risiko bencana yang
terdapat di Desa Puger Kulon temasuk rendah
karena tingkat kapasitas masyarakat yang tinggi
dikarenakan sering adanya simulasi maupun
sosialisasi terkait kebencanaan oleh pemerintah Gambar 6. Overlay Ancaman (H) x Kerentanan
terutama BPBD Kabupaten Jember. Tingkat risiko (V) Bencana Tsunami Kecamatan Puger
Tabel 9. Analisis Risiko Bencana Tsunami Kecamatan Puger
Ancaman Kerentanan Matriks Kapasitas Matriks
Desa Klasifiksi Risiko Bencana Luas (Ha)
(H) (V) HxV (C) (HxV)/C
1 2 1 1 2 Sedang 490,19
Mojomulyo 2 2 2 1 3 Tinggi 19,66
3 2 3 1 3 Tinggi 234,15
1 2 1 3 1 Rendah 569,89
Mojosari 2 2 2 3 2 Sedang 26,40
3 2 3 3 2 Sedang 275,71
1 1 1 2 2 Sedang 214,82
Puger
2 1 1 2 1 Rendah 15,12
Wetan
3 1 2 2 2 Sedang 201,06
1 3 2 3 1 Rendah 296,09
Puger
2 3 3 3 2 Sedang 7,21
Kulon
3 3 3 3 2 Sedang 85,70

Gambar 3. Peta Risiko Bencana Tsunami Kecamatan Puger

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 4, Oktober 2021 207
PENGURANGAN RISIKO BENCANA TSUNAMI DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Kecamtan Puger. Pendidikan kebencanaan di


Analisis Pengurangan Risiko Bencana
lokasi penelitian masih belum tersedia.
Berdasarkan hasil analisis risiko yang telah
Bentuk pendidikan mitigasi bencana dalam
dilakukan, didapatkan kawasan yang memiliki
pembelajaran terbagi menjadi 2 yaitu
risiko tsunami kelas rendah, sedang dan tinggi
intrakulikuler dan ekstrakulikuler. Intrakulikuler
(Gambar 7). Pengurangan risiko tsunami
seperti pemberian informasi, praktik dan
dilakukan berdasarkan kawasan prioritas yaitu
simulasi, dan pemberian buku panduan praktis
kawasan dengan nilai risiko tertinggi yaitu Desa
yang kemudian disisipkan dalam berbagai mata
Mojomulyo.
pelajaran. Ekstrakulikuler seperti Korps Sukarela
Kelembagaan dan Aparatur Siswa, Pramuka, dan ekstrakulikuler lainnya.
Penguatan kapasitas kelembagaan dan
Simulasi dan Gladi Kesiapsiagaan
aparatur penanggulangan bencana di Pusat dan
Simulasi dan gladi kesiapsiagaan
daerah berdasarkan BNPB. Lembaga dan
menghadapi bencana secara berkala dan
aparatur penanggulangan bencana yang
berkesinambungan di kawasan rawan bencana.
dibutuhkan di pusat dan daerah diantaranya
Mengadakan pelatihan evakuasi baik untuk
BNPB/BPBD provinsi, BPBD kabupaten/kota,
masyarakat pesisir maupun aparat terkait, secara
Komando Tanggap Darurat Bencana (BNPB.
berkala 2 (dua) kali setahun, dalam rangka
2008), Forum Pengurangan Risiko Bencana
meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam
Desa/Kelurahan dan Kelompok Siaga
menghadapi tsunami (Achmad dan Aidil. 2017).
Bencana/Pengurangan Risiko Bencana Berbasis
Pengadaan sosialisasi dan simulasi yang
Masyarakat atau Tim Relawan Penanggulangan
mengikutsertakan seluruh masyarakat di
Bencana (BNPB. 2012).
Kawasan risiko tinggi. sosialisasi diadakan secara
Penguatan kapasitas kelembagaan dan
berkala dua kali setahun, untuk memberi
aparatur penanggulangan bencana yang
pengetahuan terhadap kebencanaan dan
dibutuhkan di kawasan risiko tinggi,
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi
pembentukan forum atau kelompok berbasis
tsunami.
masyarakat seperti Forum Pengurangan Risiko
Bencana skala desa, Kelompok Siaga Bencana Infrastruktur Mitigasi dan Kesiapsiaagan
Berbasis Masyarakat, dan Tim Relawan Penyediaan infrastruktur mitigasi dan
Penanggulangan Bencana. kesiapsiagaan berupa shelter, jalur evakuasi dan
rambu evakuasi dalam menghadapi bencana,
Peringatan Dini
yang difokuskan pada kawasan rawan bencana
Penyediaan sistem peringatan dini
dan risiko tinggi bencana. Infrastruktur mitigasi
bencana kawasan risiko tinggi serta memastikan
yang dibutuhkan adalah sirene (dalam kondisi
berfungsinya sistem peringatan dini dengan baik.
darurat bisa menggunakan pengeras suara
Unsur peringatan dini terdiri dari pengetahuan
tempat ibadah), peta evakuasi (BMKG, 2012),
risiko, pemantauan dan layanan peringatan,
rambu – rambu bahaya tsunami, tempat evakuasi
penyebaran dan komunikasi, dan kemampuan
dan jalan masuk menuju lokasi pengungsian
respon (BMKG. 2012).
(Achmad dan Aidil. 2017).
Sistem peringatan dini di Kawasan risiko
Infrastruktur kesiapsiagaan bencana yang
tinggi sudah terpenuhi, dibutuhkan perawatan
perlu dilengkapi di kawasan risiko tinggi adalah
terhadap unit dan memastikan unit peringatan
pemasangan rambu bahaya tsunami di pesisir
dini berfungsi dengan baik segingga informasi
pantai, pemasangan rambu arah jalur evakuasi
dapat tersampaikan dengan jelas, untuk lokasi
dan titik kumpul evakuasi, pemasangan peta
yang tidak tercakup unit peringatan dini yang
evakuasi, dan perawatan unit EWS agar
berada di Desa Puger Kulon bisa menggunakan
penyampaian informasi terjadinya tsunami bias
pengeras suara dari rumah ibadah.
tersampaikan dengan jelas.
IPTEK dan Pendidikan
Desa Tangguh Bencana
Pengembangan IPTEK dalam
Pengembangan desa tangguh bencana di
penanggulangan bencana di lokasi penelitian
kawasan risiko bencana untuk mendukung
yaitu berupa pengadaan system peringatan dini
gerakan desa hebat. Indikator dari desa tangguh
atau EWS dan berlokasi di Desa Puger Kulon yang
bencana terdiri dari Penguatan kualitas dan akses
mencakup seluruh desa di pesisir pantai
layanan dasar, dan Adanya penguatan sistem

208 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Ivana Jane Monalisa B, Fadly Usman, Nindya Sari

koordinasi dalam pengelolaan risiko bencana pantai Desa Mojomulyo, sosialisasi dan
(SNI, 2017). simulasi yang pernah dilakukan di
Kawasan risiko tinggi membutuhkan Kecamatan Puger hanya mengikutsertakan
sosialisasi dan peningkatan pengetahun terkait sebagian masyarakat sebagai perwakilan
Desa Tangguh Bencana. Penguatan kualitas dan dan terkait desa tangguh bencana,
akses layanan dasar serta system koordinasi masyarakat Desa Mojomulyo belum
dengan pihak terkait juga dibutuhkan, sehingga mendapatkan sosialisasi dan pengetahuan
Desa Mojomulyo bias ditetapkan sebagain Desa terkait. Oleh sebab itu arahan disusun
Tangguh Bencana. berdasarkan kebijakan untuk meningkatkan
kapasitas di desa dengan risiko tinggi yaitu
KESIMPULAN Desa Mojomulyo.
Berdasarkan hasil analisis risiko bencana
DAFTAR PUSTAKA
tsunami didapatkan klasifikasi tinggi, sedang dan
rendah di setiap desa di pesisir Kecamatan Puger. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
Hasil analisis pengurangan risiko bencana yang Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka
menggunakan metode analisis evaluatif, Cipta
didapatkan beberapa arahan untuk pengurangan Atika, dkk. 2019. Automatic Tsunami Warning
risiko bencana di Kecamatan Puger. Berikut System Tersinkronisasi BMKG dan
penjelasan kesimpulan dari masing-masing hasil Pengeras Suara Tempat Ibadah. Fakultas
analisis: Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
1. Hasil analisa risiko bencana tsunami Pesisir Yogyakarta
Kecamatan Puger menunjukkan tingkat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
risiko bencana tinggi, sedang maupun 2012. Pedoman Pelayanan Peringatan Dini
rendah. Desa Mojomulyo berada pada Tsunami. Jakarta
tingkat risiko bencana tsunami tinggi, karena Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2016.
tingkat kapasitas masyarakat yang belum Kebijakan dan Strategi Penanggulangan
siap dalam menghadapi bencana. Desa Bencana 2015-2019. Jakarta
Puger Kulon temasuk rendah karena tingkat EWC III Konferensi Internasional Ketiga Tentang
kapasitas masyarakat di Desa Puger Kulon Peringatan Dini. 2006. Membangun Sistem
menjadi perhatian pemerintah terutama Peringatan Dini: Sebuah Daftar Periksa.
BPBD Kabupaten Jember, sehingga sering Jerman
diadakan simulasi maupun sosialisasi Husein dan Onasis. 2017. Manajemen Bencana.
kebencanaan meningkatkan kesadaran Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
masyarakat. Desa Puger Wetan memiliki dua Jakarta
tingkat risiko, yaitu tingkat risiko sedang Ilyas, T. 2006. Mitigasi Gempa dan Tsunami di
pada daerah pinggir sungai bedadung dan Daerah Perkotaan. Fakultas Teknik
daerah permukiman penduduk, serta Universitas Indonesia. Jakarta.
rendah di lokasi yang jauh dari pantai. Muta’ali, Lutfi. Perencanaan Pengembangan
2. Hasil analisis evaluatif lebih pada arahan Wilayah Berbasis Pengurangan Risiko
peningkatan kapasitas. Hasil dari analisis Bencana. 2014. Badan Penerbit Fakultas
risiko bencana digunakan untuk menyusun Geografi Universitas Gadjah Mada.
arahan peningkatan kapasitas pada desa Yogyakarta
dengan risiko tinggi yang berada di Desa Martyasari. 2017. Pengurangan Risiko Bencana
Mojomulyo. Arahan yang disusun untuk desa Tsunami Pesisir Pantai: Studi Kasus Pantai
dengan risiko tinggi ditetapkan berdasarkan Puger, Jember. Universitas Brawijaya.
kondisi eksisting, yang mana Desa Malang
Mojomulyo masih belum memiliki Miladan, Nur. Kajian Kerentanan Wilayah Pesisir
kelembagaan berbasis masyarakat yang Kota Semarang Terhadap Perubahan Iklim.
dibutuhkan dalam penanggulangan 2009. Fakultas Teknik Universitas
bencana, belum adanya pendidikan terkait Diponegoro. Semarang
kebencanaan yang dimasukkan ke dalam Narra, Saluki. 2015. Kapasitas Kelompok
proses belajar mengajar di sekolah, belum Masyarakat Siaga Bencana Dalam
adanya rambu evakuasi di sepanjang pesisir Mengurangi Risiko Bencana Gunung

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 4, Oktober 2021 209
PENGURANGAN RISIKO BENCANA TSUNAMI DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Tangkubanparahu Kabupaten Bandung Sumekto, Didik. 2011. Pengurangan Risiko


Barat. Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial. Vol Bencana Melalui Analisis Kerentanan dan
14 Nomor 2. Sulawesi Selatan Kapasitas Masyarakat dalam Menghadapi
Peraturan Kepala Badan Nasional Bencana. Institut Teknologi Bandung.
Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun Bandung.
2012 Tentang Pedoman Umum Sudibyakto dan Priatmodjo. 2016. Manajemen
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Risiko Bencana pada Kawasan Cagar
Peraturan Kepala Badan Nasional Budaya Gunung Padang, Ciamis, Jawa
Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun Barat. Universitas Gadjah Mada.
2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Yogyakarta
Risiko Bencana Supartoyo dan Surono. 2008. Katalog
Peraturan Kepala Badan Nasional Gempabumi Merusak di Indonesia. Pusat
Penanggulangan Bencana Nomor 10 Tahun Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
2008 Tentang Pedoman Komando Tanggap Bandung Wisnyanto. 2009. Perencanaan
Darurat Bencana Tataruang Pesisir Kota Agung Berbasis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jember Analisis Risiko Bencana Tsunami. Jurnal
Tahun 2011-2031 Sains dan Teknologi Indonesia. Yogyakarta.
Robi, dkk. 2016. Risiko Bencana Indonesia. Badan Zakaria, Z. 2007. Aplikasi Tektonik Lempeng
Penanggulangan Bencana Nasinonal. Dalam Sumber Daya Mineral, Energi dan
Jakarta. Kewilayahan. Laboratorium Geologi Teknik
Standart Nasional Indonesia 8357:2017. Desa dan Universitas Padjajaran. Bandung
Kelurahan Tangguh Bencana. Badan
Standarisasi Nasional

210 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019

Anda mungkin juga menyukai