Anda di halaman 1dari 7

REVIEW JURNAL

Reviewer Khaf Shah (1920201049)


Tanggal 4 April 2023

Soal
1. Salah satu teori belajar adalah kontruktivisme, coba anda uraikan, bagaimana teori
ini diterapkan dalam proses pembelajaran dan model pembelajaran mana yang
cocok dengan teori kontruktivisme
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan TPACK dan bagaimana implementasinya
dalam penyusunan RPP
3. Apa makna guru reflektif dalam pembelajaran dan mengapa seorang guru
professional diminta menjadi guru reflektif

Jawaban:

1. Dalam Jurnal Papeda: Vol 3, No 2, Juli 2021


Menurut hasil penelitian Yuni Budyastuti & Endang Fauziati dengan judul
“Penerapan Teori Konstruktivisme pada Pembelajaran Daring Interaktif,” dijelaskan
bahwa dalam penelitiannya memberikan gambaran tentang penerapan teori
konstruktivisme yang terkait dengan pembelajaran daring interaktif di SMP Negeri1
Pabelan.
Hasil dari penelitian ini bahwa proses pembelajaran dilakukan dengan
pendekatan scientific dimana siswa dapat mengonstruksi pemahamannya melalui
pembelajaran daring dengan berbantuan media whatsapp seperti mengajukan
pertanyaan melalui chat, atau voice note, mengerjakan tugas secara langsung
melalui share link dari guru, memberikan feedback atau koreksi ke siswa dengan
melampirkan bukti screenshoot, dan menyimpulkan materi secara bersama-sama dengan
meminta siswa mengirimkan foto hasil rangkuman materi dan dibagikan pada chat grup,
serta guru menambahkan, menjelaskan dengan disertai lampiran materi berupa doc,
PPT, dan e-modul. Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui penerapan teori
konstruktivisme dalam pembelajaran daring menunjukkan proses interaktif yang
sangat baikantara guru dan siswa SMP Negeri 1 Pabelan.
Model pembelajaran konstruktivisme menurut Sujarwanto (2016:90)
merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada student centered, yaitu
memandang siswa sebagai individu aktif dan dapat membangun pengetahuannya
sendiri. Fungsi utama dari model pembelajaran konstruktivisme adalah menunjang
proses pembelajaran yang efektif yang dilaksanakan guru. Kedudukan model
pembelajaran konstruktivisme ada dalam komponen langkah-langkah atau
tahapan-tahapan dalam mengajar merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan proses interaksi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
(2016:73).
Dari hasil penelitian didapati bahwa model pembelajaran 5M seperti mengamati,
menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan penyajian materi yang sangat
detail pada tiap langkahnya diharapkan memudahkan siswa menangkap pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.
Penerapan teori konstruktivisme dalam pembelajaran daring selain menggunakan
media dan model pembelajaran 5M dalam penelitian ini diharapkan mampu
membuat siswa lebih aktif dan guru sebagai fasilitator menjadi lebih inovatif
sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan maksimal meski ditengah pandemi
Covid-19.

Dalam Jurnal ProSANDIKA UNIKAL (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan


Matematika Universitas Pekalongan) Vol 4 No 1 (2023)
Berdasarkan hasil penelitian Nur Vania Fitra, dkk dengan judul “Pengaruh
Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Keberhasilan Belajar Matematika Bagi Siswa
Sekolah Dasar” dijelaskan bahwa peneliti mengambil model pembelajaran model
Problem Based Learning (PBL). dengan adanya kegiatan timbal-balik dari hal bentuk
sikap keaktifan peserta didik dalam kegiatan tanya-jawab dari pendidik. Selain itu,
peserta didik pun aktif dalam bekerjasama untuk melakukan proses pembelajaran tindak-
lanjut dalam penyelesaian masalah yang diberikan. Sejalan dengan teori kontruktivisme.

Dalam Jurnal Vol 8 No 2 (2019): Paedagogia


Berdasarkan hasil penelitian Fatimah Saguni dengan judul “Penerapan Teori
Konstruktivis Dalam Pembelajaran” dijelaskan bahwa Konstruktivisme merupakan
landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun bukanlah
seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diingat. Siswa harus
mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata .
Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna
bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan
semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan
dibenak mereka sendiri.
Proses belajar konstuktivistik berupa “Constructing and restructuring of
knowledge and skills within the individual in a complex network of increasing
conceptual consistently”. Membangun dan merestrukturisasi pengetahuan dan
keterampilan individu dalam lingkungan sosial dalam upaya peningkatan konseptual
secara konsisten.
Penerapan teori belajar Konstruktivisme sering digunakan pada model
pembelajaran pemecahan masalah (problem solving seperti pembelajaran menemukan
(discovery learning) dan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning)
Dari ketiga jurnal di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan teori
kontruktivisme dalam proses pembelajaran diharapkan mampu membuat siswa lebih aktif
dan guru sebagai fasilitator. Model pembelajaran yang efektif adalah model
pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) seperti pembelajaran menemukan
(discovery learning) dan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning).

2. Dalam jurnal Ideguru Vol. 8 No. 2 (2023): Edisi Mei 2023


Berdasarkan hasil penelitian Alfi Rahmatin Ulya, dkk dengan judul penelitian
“Konsep Technological Pedagogical and Content Knowledge dan Analisis Kebutuhan
dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran” hasil penelitiannya bertujuan menggali
informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran berbasis teknologi serta mengenalkan
model TPACK bagi guru.
Pengertian dari TPACK sendiri yakni rancangan konseptual yang menjelaskan
keterkaitan ketiga ilmu pengetahuan yang harus seorang guru kuasai agar kegiatan
belajar mengajar bisa berjalan lancar secara efektif dan efisien, yaitu
pemahaman tentang teknologi, pedagogi, dan konten (Suryawati 2014).
TPACK, atau konten, pedagogi, dan pengetahuan teknologi, adalah
kerangka kerja konseptual yang mengkolaborasikan dan mengintegrasikan penggunaan
teknologi dalam aktivitas pembelajaran dalam kelas (Mishra & Koehler, 2006).
Kerangka tersebut didasarkan pada kebutuhan akan profesi guru yang
integratif, (a) kemampuan memahami siswa, penguasaan kelas, perencanaan, dan hasil
belajar merupakan contoh keterampilan pedagogis. (b) yang kedua adalah
pengetahuan isi atau pengetahuan bahan ajar atau content knowledge yaitu
kemampuan memahami secara mendalam dan menyampaikan isi dari materi
pembelajaran.
Implementasi dalam pembuatan RPP:
Peran teknologi, pedagogi dan materi pembelajaran di Madrasah
Ibtidaiyah bisa digabungkan dalam perangkat pembelajaran berbasis TPACK.
Dengan pengintegrasian teknologi yang berupa sarana prasarana berbasis elektronik
seperti TV dalam ruang kelas.

Dalam Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) Vol.3 No.2.2


Februari 2023 2240-2248
Berdasarkan hasil penelitian Rini Sri Indriani dengan judul “Peningkatan
Kompetensi Profesional Guru Melalui Pelatihan Penerapan Aplikasi Microsoft Sway
Sebagai Media Pembelajaran Di Sekolah Dasar” dalam hasil penelitiannya menjelaskan
tentang penerapan dari TPACK ini. Berbagai aplikasi dapat digunakan untuk
mendukung pembelajaran berbasis TPACK saat ini. Diantaranya Zoom Meeting,
Google Meet, Whatsapp dan lain sebagainya. (Jamaluddin et al., 2020) Multimedia
atau media interaktif merupakan menggabungkan gambar, video, fotografi, grafik
dan animasi dengan suara, teks dan data suarainteraktif yang terdapat terdapat pada
computer (Wiana, 2015).
Microsoft Sway merupakan aplikasi baru dari Microsoft. Di dalamnya terdapat
fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan peserta didik untuk berbagai
aktivitas seperti: membagikan laporan, presentasi yang interaktif, dan mengimpor
konten dari sumber lain. Semua orang dapat melihat konten yang dibuat oleh pengguna
Microsoft sway(Agustin et al., 2021). Microsoft Office Sway dapat memberi harapan dan
mampu meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik sehingga mampu menjadi
bekal untuk dapat menjawab segala persoalan dalam kehidupannya (Sudarmoyo, 2018).

Dalam jurnal GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat


Vol. 7, No. 1, April 2023
Berdasatkan hasil penelitian oleh Mega Elvianasti, dkk. Dengan judul “Pelatihan
Penyusunan Rpp Ipa Blended Learning Berbasis Tpack Sebagai Upaya Guru Dalam
Menghadapi Pembelajaran Pascacovid-19” hasil penelitian ini dilaksanakan dengan
tujuan memberikan pelatihan bagi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) blended Learning dan berbasis Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK) sehingga guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
protokol kesehatan pascapandemi Covid-19.

TPACK ada tiga komponen pengetahuan yang perlu guru kuasai, yaitu:

(1) Technology Knowledge (TK), guru dituntut dapat menguasai kemampuan teknologi,
baik teknologi yang sederhana sampai yang kompleks. Guru dapat mengoperasikan
teknologi tersebut dan mengimplementasikan dalam pembelajaran IPA SD;

(2) Content Knowledge (CK), guru dituntut dapat menguasai materi atau konten IPA
SD sehingga guru tidak akan mengalami miskonsepsi atau kesalahan konsep;

(3) Pedagogy Knowledge (PK), guru dapat menggunakan strategi, metode, dan model
yang tepat untuk mengajarkan konsep IPA SD ke peserta didik.

Hari pertama guru dibekali dengan konsep RPP merdeka dan RPP blended learning
berbasis TPACK (Gambar 1). RPP merdeka yang telah disusun oleh guru sebelumnya
dimodifikasi dengan blended learning.

Adapun langkah-langkah dalam menyusun RPP blended learning dalam pengabdian


yaitu:

(1) Guru menentukan tema pembelajaran, mencantumkan komponen RPP (identitas,


Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar KD dari RPP merdeka ke dalam RPP IPA
blended learning.

(2) Guru menganalisis rumusan tujuan pembelajaran yang ada pada RPP merdeka
sebelum dituangkan ke dalam RPP blended learning.

(3) Guru menentukan metode penilaian dan kegiatan pembelajaran blended learning
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
(4) Guru menganalisis kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada RPP merdeka kemudian
disusun dalam kegiatan pembelajaran blended learning.

(5) Guru menyiapkan media dan sumber belajar tatap muka dan online.

Karakteristik perencanaan pembelajaran Technological Pedagogical Content


Knowledge (TPACK) dalam pengabdian yaitu:

(1) Perumusan tujuan pembelajaran harus memuat unsur TPACK, contoh: setelah
mengamati gambar tumbuhan pada power point, Peserta Didik dapat
mengidentifikasi bagian dan fungsi tumbuhan.

(2) Kegiatan awal, inti, dan penutup juga harus memuat unsur TPACK, contoh: peserta
didik bersama kelompok menganalisis video yang ditayangkan oleh guru mengenai
dampak pencemaran lingkungan (kegiatan inti).

3. Dalam jurnal Nuwo Abdimas Vol. 2 No. 1 (2023)


Berdasatkan hasil penelitian oleh Sri Hastuti Noer dengan judul “Pendampingan
Guru Inovatif dan Reflektif dalam Melakukan Analisis Pembelajaran dengan Transcript
Based Lesson Analysis (TBLA)” dalam hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa uru
harus memiliki kemampuan dalam hal memimpin, berinovasi serta melakukan
perubahan untuk mengembangkan kualitas sekolahnya. Atas prakarsa mandiri,
seorang guru dapat menjadikan dirinya sebagai guru yang reflektif dan inovatif.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui kegiatan
pendampingan dalam melakukan analisis pembelajaran dengan TBLA. Untuk
dapat melakukan refleksi pembelajaran, guru terlebih dahulu harus memahami
prinsip-prinsip refleksi, menganalisis hasil refleksi dan menginterpretasikannya.
Namun demikian, praktik yang dilakukan oleh guru model, merupakan
langkah awal bagi terciptanya guru yang reflektif dan inovatif. Guru yang mampu
menganalisis situasi dalam proses pembelajarannya, yang dapat membuka
permasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran, sehingga guru
mendapatkan masukan demi perbaikan pembelajarannya.

Anda mungkin juga menyukai