Anda di halaman 1dari 7

Zazan Arindias_K4318069 Microteaching F

Judul Planning For Deep Learning Using TPACK-Learning Activity Types


Identitas Harris, J. (2016). Planning for deep learning using TPACK-based learning
artikel jurnal activity types. In M. Searson & M. Ochoa (Eds.), Proceedings of Society for
Information Technology & Teacher Education International Conference
2016 (pp. 2864-2871). Waynesville, NC: AACE.
Tujuan 1. Mengetahui sifat pembelajaran mendalam
penulis jurnal 2. Mengetahui peran deep learning dalam praktek pedagogi
3. Membantu guru dalam merencanakan pembelajaran deep learning
4. Memaksimalkan penggunaan sumber daya digital dalam proses
pembelajaran
Fakta Unik 1. Dalam pendekatan mendalam menghasilkan proses pembelajaran aktif
yang menghubungkan gagasan, mencari pola dan prinsip di satu sisi,
kemudian menggunakan bukti dan memeriksa logika argumen di sisi
lain.
2. Mahasiswa yang menggunakan pendekatan mendalam menggunakan
multiple strategi dan sumber belajar seperti melihat apa yang mereka
pelajari dari berbagai perspektif; mengintegrasikan dan mensintesis
informasi baru dengan apa yang mereka pelajari sebelumnya,
memperbarui pemahaman mereka tentang fenomena baru; dan
menunjukkan komitmen pribadi untuk memahami apa yang mereka
pelajari.
Pembahasan Latar belakang dalam pembelajaran mendalam ini ialah penelitian
artikel jurnal pendidikan pada abad ke 20 disertai dengan teori-teori yang berasal dari
Vygotsky, Dewey dll memberikan suatu urgensi baru yang teoritis tehadap
gambaran pembelajaran abad ke 21 yang dioperasionalkan dalam kelas K-
12. Dalam artikel akan dilakukan pembahasan mengenai sifat pembelajaran,
peran pembelajaran mendalam dalam praktek pedagogi, langkah
melaksanakan pembelajaran mendalam, serta penggunaan teknologi untuk
mendukungnya. Metode yang digunakan adalah studi menggunakan literatur
yang ada tentang pembelajaran mendalam, pengajaran untuk pembelajaran
mendalam, dan seruan terbaru untuk "kapasitas pedagogis" yang
ditingkatkan guru untuk berargumentasi tentang penggunaan kembali jenis
kegiatan pembelajaran berbasis TPACK pada perencanaan pendidikan untuk
pembelajaran mendalam siswa. Dalam pendekatan ini siswa berhak memilih
pembelajaran yang akan digunakan, guru akan menjadi rekan belajar bagi
Zazan Arindias_K4318069 Microteaching F

siswa yang turut aktif dalam kegiatan pembelajaran, integrasi strategi


pembelajaran multiple diharapkan mempu memperluas pemahaman siswa
mengenai konsep yang mereka tekuni. Namun perlu digaris bawahi bahwa
sejak temuan tentang pembelajaran mendalam ini, banyak siswa tidak dapat
menggambarkan secara akurat kompleksitas konsep secara kontekstual.
Selain itu, proses yang diperlukan untuk mengembangkan pembelajaran
mendalam selalu bervariasi di antara bidang mata pelajaran. Kekurangan
dalam penelitian ini ialah belum keberlanjutan penerapan deep learning
secara global. Kelebihan yang didapat ialah berbagai strategi yang
digunakan dalam mendesain pembelajaran deep learning sangat bermanfaat
untuk variasi dalam mengajar.
Kesimpulan Tiga komponen inti pembelajaran abad ke-21 memungkinkan dan
artikel jurnal mendorong pendekatan pembelajaran mendalam siswa, kemitraan
pembelajaran, tugas pembelajaran yang berfokus pada penciptaan
pengetahuan; dan sumber daya digital yang dapat memfasilitasi dan
mempercepat proses pembelajaran mendalam. Guru mengambil peran yang
sangat proaktif dalam mendorong proses pembelajaran ke depan,
menggunakan multiple strategi yang bekerja untuk siswa atau tugas tertentu,
dan menganalisis strategi mana bekerja paling baik. Dalam pedagogi baru,
ini berarti berinteraksi dengan siswa untuk membuat pemikiran dan
pertanyaan tentang pembelajaran lebih terlihat.
Pertanyaaan Berdasarkan karakteristik siswa Indonesia apakah pendekatan pembelajaran
yang muncul mendalam ini cocok apabila di terapkan di sekolah umum?
Refleksi Artikel tersebut sangat bermanfaat untuk memperluas wawasan dalam
bidang pendidikan, utamanya untuk mengelola pembelajaran melalui
berbagai strategi yang telah disebutkan, untuk rencana kedepan saya akan
mengambil beberapa contoh dalam pendekatan pembelajaran mendalam
untuk dijadikan sebagai variasi dalam mengajar.

Judul Putting technological, pedagogical, and content knowledge (TPACK) in


action: An integrated TPACK-design-(DBL) approach
Identitas Baran, E and Erdem Uygun. 2016. Putting technological, pedagogical, and
artikel jurnal content knowledge (TPACK) in action: An integrated TPACK-design-based
Zazan Arindias_K4318069 Microteaching F

learning (DBL) approach. Australasian Journal of Educational Technology.


32(2).
Tujuan 1. Mengetahui bagaimana pendekatan TPACK-DBL memfasilitasi
penulis jurnal pemahaman TPACK-in-action
2. Mengetahui sejauh mana siswa memberlakukan prinsip-prinsip TPACK-
DBL dalam desain dan implementasi lokakarya.
Fakta Unik Pendekatan desain telah digunakan oleh pendidik karena penekanannya pada
penyelidikan di lingkungan yang kompleks (Koehler, Mishra, & Yahya,
2007). Desain "memungkinkan variabel dan hubungan yang signifikan
ditemukan di lingkungan naturalistik ruang kelas" (Koh & Divaharan, 2013)
Pembahasan Pembelajaran berbasis desain (DBL) telah dianggap sebagai pendekatan
artikel jurnal yang berguna dalam pendidikan guru karena penekanannya pada
penyelidikan masalah integrasi teknologi dalam proses desain. Meskipun
baru-baru ini tertarik untuk memahami bagaimana teknologi, pedagogis, dan
pengetahuan konten (TPACK) diterjemahkan ke tindakan, penelitian
terbatas ada tentang bagaimana TPACK dikembangkan dalam konteks DBL
dan prinsip-prinsip DBL apa yang dapat diterapkan pada pengembangan
TPACK. Dalam pembahasan akan diperoleh pemahaman mengenai
pendekatan TPACK-DBL dalam memfasilitasi TPACK in action serta
mengetahui sejauh mana siswa memberlakukan prinsip-prinsip TPACK-
DBL dalam desain dan implementasi lokakarya. Kemudian dalam
penelitiannya, penulis menggunakan metode studi kasus. Studi kasus ini
bertujuan untuk menangkap akun terperinci tentang pemahaman siswa
tentang TPACK-in-action di konteks desain yang berbeda (Yin, 2003). Studi
kasus membantu mengungkapkan sifat kompleks dan multifaset
Pengembangan TPACK melalui kegiatan TPACK-DBL dan triangulasi data
dari berbagai sumber. TPACK-DBL menguraikan delapan prinsip desain
lingkungan pendidikan guru yang mendorong pengembangan TPACK
peserta didik (misalnya, guru pra-jabatan, guru dalam jabatan). Prinsip-
prinsip ini adalah brainstorming ide desain, desain artefak terintegrasi
teknologi, pemeriksaan contoh desain, keterlibatan dengan pengetahuan
teoritis, investigasi alat teknologi informasi dan komunikasi (TIK), refleksi
tentang pengalaman desain, menerapkan desain dalam pengaturan otentik,
dan kolaborasi di dalamnya. Meskipun fitur tambahan telah diidentifikasi
Zazan Arindias_K4318069 Microteaching F

dalam literatur, kedelapan prinsip ini dianggap sebagai komponen paling


penting dari DBL untuk konteks pendidikan guru. Untuk memahami
bagaimana TPACK-DBL memfasilitasi pemahaman siswa tentang TPACK-
in-action dan sejauh mana siswa memberlakukan prinsip terkait, lulusan
Kursus yang didasarkan pada prinsip-prinsip di atas dirancang dan
dilaksanakan. Penulis dapat memastikan kelangsungan pembelajarannya dan
juga orang lain dengan menciptakan komunitas praktik di TPACK.
Komunitas ini akan terdiri dari guru pra-layanan, pendidik guru, dan guru.
Semua peserta dapat berinteraksi satu sama lain. Guru bisa belajar tentang
TPACK dari penulis dan pendidik guru lainnya. Pendidik guru dapat
mengembangkan pengetahuan mereka dengan melakukan penelitian tentang
TPACK. Pengajar pra-layanan dapat mengambil kursus tentang TPACK dan
berinteraksi dengan guru dalam layanan yang menggunakan TPACK dalam
pengalaman lapangan.
Kesimpulan Penelitian ini membahas kesenjangan utama dalam korpus penelitian tentang
artikel jurnal implementasi DBL sebagai pendekatan untuk mengembangkan TPACK.
Pertama, padahal penelitian sebelumnya telah berfokus pada pengembangan
TPACK dengan DBL (Koehler et al., 2007; Pamuk, 2012), penelitian ini
selanjutnya mengidentifikasi prinsip-prinsip DBL yang memfasilitasi
pemahaman siswa tentang TPACK-in-action melalui kegiatan desain
otentik. Kedua, penelitian ini berupaya mengkonsep DBL sebagai
pendekatan pedagogik kritis untuk diintegrasikan ke dalam program
pendidikan guru. Akhirnya, penelitian ini menawarkan temuan tentang
integrasi TPACK-DBL ke dalam konteks pendidikan guru yang dapat
membantu membentuk program pendidikan guru pra-layanan dan dalam
layanan berikutnya dengan cara yang disengaja dan untuk menghasilkan
rekomendasi tentang pengembangan pengalaman pendidikan guru yang kuat
dan berdampak tinggi.
Pertanyaaan Dalam penerapan TPACK, apakah harus menerapkan ke delapan prinsip
yang muncul yang telah dibahas tersebut? Bagaimana jika hanya menerapkan dua atau
tiga prinsip saja dalam satu kali pertemuan, apakah hal tersebut berpengaruh
pada capaian kompetensi TPACK?
Refleksi Melalui kedelapan prinsip yang telah dibahas dalam TPACK, dapat
memfasilitasi saya sebagai seorang calon guru, untuk mendesain
Zazan Arindias_K4318069 Microteaching F

pembelajaran pro aktif yang mampu meningkatkan sense of science pada


siswa.

Judul Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) in Action: A


Descriptive Study of Secondary Teachers’ Curriculum-Based, Technology-
Related Instructional Planning.
Identitas Harris, J and Mark Hofer. (2011). Technological Pedagogical Content
artikel jurnal Knowledge (TPACK) in Action: A Descriptive Study of Secondary
Teachers’ Curriculum-Based, Technology-Related Instructional Planning.
Journal of Research on Technology in Education. 43(3), 211-229.
Zazan Arindias_K4318069 Microteaching F

Tujuan Mengetahui sifat dan pengembangan TPACK in action seperti yang telah
penulis jurnal direncanakan oleh penulis.
Fakta Unik TPACK adalah pengetahuan yang dihasilkan dari pemahaman guru yang
saling bergantung tentang konten, pedagogi umum, teknologi, dan konteks
pembelajaran, itu di informasikan secara khusus oleh empat persimpangan
jenis pengetahuan PCK, TCK, TPK, TPCK/TPACK.
Pembahasan Perbandingan data wawancara dan produk perencanaan sebelum dan
artikel jurnal sesudah terlibat dalam pengembangan profesional yang membahas konten
yang berfokus pada jenis kegiatan pembelajaran berbasis TPACK (Harris
& Hofer, 2009) mengungkapkan tiga temuan utama, masing-masing
didukung oleh refleksi lisan dan tertulis guru yang berpartisipasi setelah
pembelajaran mereka. Pemilihan guru yang berpartisipasi dan penggunaan
kegiatan dan teknologi pembelajaran menjadi lebih sadar, strategis, dan
bervariasi; (b) perencanaan instruksional menjadi lebih berpusat pada siswa,
terutama berfokus pada intelektual siswa, bukan afektif, keterlibatan; dan (c)
standar kualitas untuk integrasi teknologi dinaikkan, menghasilkan
keputusan yang disengaja untuk penggunaan teknologi pendidikan yang
lebih yudisatif. Technology pedagogical content knowledge (TPACK)
merupakan salah satu jenis pengetahuan baru yang harus dikuasai guru
untuk dapat mengintegrasikan teknologi dengan baik dalam pembelajaran.
TPACK terbentuk atas perpaduan 3 jenis pengetahuan dasar, yaitu
Technological knowledge (TK), Pedagogical knowledge (PK), Content
knowledge (CK). Hasil perpaduan 3 pengetahuan dasar tersebut,
menghasilkan 4 pengetahuan baru, meliputi Knowledge (PCK),
Technological Content Pedagogical Content Knowledge (TCK),
Technological Pedagogical Knowledge (TPK), dan Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Gambar pada jurnal dengan
jelas memperlihatkan pengetahuan dasar yang mengahasilkan 4 interelasi
antara 3 pengetahuan. Masing-masing dan semua jenis pengetahuan guru ini
dipengaruhi oleh faktor kontekstual, seperti budaya, status sosial ekonomi,
dan struktur organisasi sekolah. Dengan demikian, TPACK seperti yang
diterapkan dalam praktik harus menarik dari setiap aspek yang saling terkait.
Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis aktivitas berbasis konten
artikel jurnal pendekatan perencanaan instruksional yang inklusif secara teknologi
Zazan Arindias_K4318069 Microteaching F

kompatibel dengan pendekatan pengajaran yang ada. Ini bukanlah cara


untuk merevolusi pengajaran melalui integrasi teknologi. Jika
pengembangan profesional Tujuan lebih menyebar dan integrasi teknologi
yang berkelanjutan, maka pendekatan berbasis aktivitas dapat menjadi
efektif. Jika reformasi instruksional adalah tujuannya, maka berbagai jenis
kegiatan pembelajaran mungkin tidak boleh disajikan untuk pertimbangan
guru. Sebaliknya, subset tertentu dari jenis kegiatan yang dipilih berdasarkan
pendekatan umum (dan terfokus) untuk mengajar dan belajar (misalnya,
pembelajaran berbasis masalah atau kolaboratif) dapat ditekankan.
Pertanyaaan Mengapa komponen TPACK perlu dikembangkan? Bagaimana cara
yang muncul mengkombinasi kurikulum yang saat ini dilaksanakan dengan prinsip-
prinsip TPACK?
Refleksi Melalui sifat dan pengembangan TPACK yang dibahas pada artikel ini
mampu membuat saya paham bahwa sebenarnya TPACK ini sangat bagus
apabila diterapkan dalam pembelajaran saat ini, namun kurangnya sosialisasi
mengenai TPACK ini mungkin membuat sebagian besar tenaga pendidik
belum mengenalnya.

Anda mungkin juga menyukai