Anda di halaman 1dari 2

Keterampilan berpikir merupakan gabungan dua kata yang memiliki makna berbeda, yaitu

berpikir (thinking) dan keterampilan (skills). Berpikir merupakan proses kognitif, yaitu
mengetahui, mengingat, dan mempersepsikan, sedangkan arti dari keterampilan, yaitu
tindakan dari mengumpulkan dan menyeleksi informasi, menganalisis, menarik kesimpulan,
gagasan, pemecahan persoalan, mengevaluasi pilihan, membuat keputusan dan
merefleksikan (Wilson, 2000, p.7). Higher Order Thinking Skill (HOTS) atau kemampuan
berpikir tingkat tinggi dijelaskan oleh Gunawan (2003, p.171) adalah proses berpikir yang
mengharuskan siswa untuk memanipulasi informasi yang ada dan ide-ide dengan cara
tertentu yang memberikan mereka pengertian dan implikasi baru. Misalnya, ketika siswa
menggabungkan fakta dan ide dalam proses mensintesis, melakukan generalisasi,
menjelaskan, melakukan hipotesis dan analisis, hingga siswa sampai pada suatu kesimpulan.
Rosnawati (2013, p.3) menjelaskan kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat terjadi ketika
seseorang mengaitkan informasi yang baru diterima dengan informasi yang sudah tersimpan
di dalam ingatannya, kemudian menghubunghubungkannya dan/atau menata ulang serta
mengembangkan informasi tersebut sehingga tercapai suatu tujuan ataupun suatu
penyelesaian dari suatu keadaan yang sulit dipecahkan.

Siswa dapat dikatakan mencapai tingkatan berpikir HOTS, apabila mampu memahami
sekaligus memadukan pengalaman mereka secara aktif menjadi pengetahuan baru. Siswa
akan terbiasa mengeksplorasi kemampuan berfikirnya jika didukung dengan pembelajaran
aktif dimana akan mengasah kompetensi kognitif, afektif dan psikomotornya dengan
terampil. Melalui hasil belajar dalam bentuk fakta-fakta bernilai siswa mampu
memaksimalkan proses berfikirnya baik memahami, menganalisis, menyimpulkan dan
mengaplikasikan di dunia sebenarnya. Menurut pendapat Anderson dan Kartwohl (2001)
proses berfikir itu berkembang sehingga wajib dikemukakan dengan kata kerja. Begitu pula
perl melakukan revisi terhadap hirarki berfikir Taksonomi Bloom. Perubahan dimensi berfikir
juga perlu dilakukan sehingga menjadi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta. Dalam ranah kognitif mereka mengistilahkan dengan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif dalam setiap tingkatan proses berfikir.

Soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur


keterampilan berpikir tingkat tinggi, yaitu keterampilan berpikir yang tidak sekadar
mengingat ( remembering), memahami (understanding), atau menerapkan (applying). Soal-
soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan: 1) transfer satu konsep ke konsep
lainnya, 2) memproses dan mengintegrasikan informasi, 3) mencari kaitan dari berbagai
informasi yang berbeda-beda, 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah,
dan 5) menelaah ide dan informasi secara kritis. Dengan demikian soal-soal HOTS menguji
kemampuan berpikir menganalisa, mengevaluasi, dan mencipta (Brookhart, 2010).

Dafpus

Fanani, M. Z. (2018). Strategi pengembangan soal hots pada kurikulum


2013. Edudeena: Journal of Islamic Religious Education, 2(1), 57-76.

Widana, I. W. (2020). Pengaruh pemahaman konsep asemen HOTS terhadap


kemampuan guru Matematika SMA/SMK menyusun soal HOTS. Emasains: Jurnal
Edukasi Matematika dan Sains, 9(1), 66-75.

Anda mungkin juga menyukai